Askep Anak F Thypoid Fever

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

DENGAN DIAGNOSA THYPHOID FEVER

DI RUMAH SAKIT UMUM SUFINA AZIS MEDAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktek Keperawatan Anak

Dosen pengampu : Dina Indarsita S.Kep,Ns,.M.Kes

Disusun oleh : Yuliana Handayani

Nim : P07520220095

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

T.A 2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN

1. KONSEP DASAR
A. DEFENISI
Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang
disebabkan salmonella thipi. Penyakit ini ditandai dengan panas berkepanjangan,
ditopang dengan bakterimia tanpa keterlibatan struktur endothelelia atau
endokardial dan invasi bakteri sekaligus multipaksi kedalam sel fagosip
monocular dari hati, limpa, kelenjar limpa, limfe usus dan peyer’s patcah dan
dapat menular pada orang lain melalui makanan atau air yang terkontaminasi.
(sumarmo, 2002).
B. ETIOLOGI
Salmonella thypi sama dengan salmonella lain adalah bakteri gram negative,
mempunyai flagella, tidak berkapsul, tidak berbentuk spora, fakultatif anerob.
Mempunyai antigen somatic (O) yang terdiri dari oligo sakarida, flagella antigen
(H) yang terdiri dari protein dan envelope antigen (K) yang terdiri dari poli
sakarida. Mempunyai makro molekuler lipoposakarida kompleks yang
membentuk lapis luar dari dinding sel dan dinakan endotoksin. Salmonella thypi
juga dapat diperoleh flasmid fator-R berkaitan dengan resistensi terhadap
multiple.
C. MANIFESTASI KLINIS
a. Gejala pada anak : inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14 hari.
b. Demam meninggi sampai akhir minggu pertama
c. Demam turun pada minggu keempat, kecuali demam tidak tertangani akan
menyebabkan syok, stupor dan koma.
d. Ruam muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan selama 2-3 hari
e. Nyeri kepala, nyeri perut
f. Kembung, mual, muntah, diare, konstipasi
g. Bradikardi, pusing, nyeri otot
h. Batuk
i. Epistaksis
j. Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepian ujung merah serta tremor)
k. Hepatomegali, splenomegali, meterosismus
l. Gangguan menelan berupa salmonella
m. Delirium atau psikosis
D. PATOFISIOLOGI
Skema Patofisiologi :

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan darah tepi
Leucopenia, limpositosis, aneosinofilia, anemia, trombositopenia
b. Pemeriksaan sumsung tulang belakang
Menunjukan gambaran hiperaktif sumsung tulang
c. Pemeriksaan widal
Didapatkan titer terhadap antigen 0 adalah 1/200 atau lebih, sedangakan titer
terhadap anti gen H walaupun tinggi tapi tidak bermakna untuk menegakan
diagnosis karena titer H dapat tetap tinggi setelah dilakukan imunisasi atau
bila penderita telah lama sembuh.

F. PENATALAKSANAAN
1) Penatalaksanaan Terapeutik
Penatalaksanaan pada pendertia tifoid adalah sebagai berikut :
a. Bed rest, untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan.
Minimal 7 hari bebas demam/ ± 14 hari. Mobilisasi bertahap, sesuai
dengan pulihnya kekuatan pasien. Tingkatkan personal hygiene,
kebersihan tempat pakaian, dan peralatan oleh pasien. Ubah posisi
minimal tiap 2 jam untuk menurunkan risiko terjadi dekubitus dan
pneumonia hipostatik. Defekasi dan buang air kecil perlu diperhatikan
karena kadang terjadi obstipasidan retensi urin, isolasi penderita dari
desinfeksi pakaian dan ekskreta pasien.
b. Diet dan terapi penunjang. Diet makanan harus mengandung cukup cairan
dan tinggi protein, serta rendah serat. Diet bertahap dari mulai bubur
saring, bubur kasar hingga rasi. Diet tinggi serat akan meningkatkan
kerja usus sehingga risiko perforasi usus lebih tinggi.
c. Pemberian antibiotikum, anti radang anti inflamasi, dan anti piretik
I. Pemberian antibiotika
1. Amoksisilin 100 mg/kgbb/hari, oral selama 10 hari.
2. Kotrimoksazol 6 mg/kgbb/hari, oral. Dibagi dalam 2 dosis
selama 10 hari.
3. Ceftriakson 80 mg/kgbb/hari, IV atau IM, sekali sehari selama
5 hari
4. Cefiksim 10 mg/kgbb/hari, oral, dibagi dalam 2 dosis selama
10 hari
5. Untuk anak usia dini pilihan antibiotika yang utama adalah
kloramfenikol selama 10 hari dan diharapkan terjadi
pemberantasan/eradikasi kuman serta waktu perawatan
dipersingkat
II. Anti radang (antiinflamas). Kortikosteroid diberikan pada kasus
berat dengan gangguan kesadaran. Deksametason 1-3
mg/kgbb/hari IV, dibagi 3 dosis hingga kesadaran membaik.
III. Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol.
IV. Antiemetik untuk menurunkan keluhan mual dan muntah pasien.
2) Penatalaksanaan keperawat
Penatalaksanaan keperawatan meliputi :
a. Pengkajian
b. Diagnosa keperawat
c. Perencanaan atau intervensi
d. Implementasi
e. Evaluasi
2. KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian secara umum
a. Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku/bangsa,
agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit, nomor register
dan diagnosa medik.
b. Keluhan utama
Keluhan utama demam typhoid adalah panas atau demam yang tidak
turun-turun, nyeri perut, pusing kepala, mual, muntah, anoreksia, diare
serta penurunan kesadaran.
c. Riwayat penyakit
Riwayat penyakit yang diderita pasien saat ini
d. Riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pasien pernah terkena penyakit yang sama
e. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada riwayat penyakit keturunan
f. Istirat dan tidur
Gejala: gangguan pola tidur, mis., insomnia dini hari,
kelemahan.
g. Eliminasi
Gejala: nyeri abdomen dan distres
Tanda: nyeri tekan abdomen, distensi
h. Makan dan minum
Gejala: anoreksia, mual, muntah nyeri ulu hati, tidak toleran terhadap
makanan contoh makanan pedas, Penurunan berat badan Tanda:
membran msukosa kering, penurunan produksi mukosa, berat jenis
urine meningkat.
I. Riwayat makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang
pola makanan, tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan,
makanan yang lebih disukai, yang dapat digunakan untuk
membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang, dan
rencana makanan untuk masa selanjutnya.
II. Kemampuan makan
Beberapa hal yang dapat dikaji dalam hal kemampuan makan
antara lain kemampuan mengunyah, menelan, dan kemampuan
sendiri tanpa bantuan orang lain
III. Pengetahuan tentang nutrisi
Aspek lain dalam pengkajian nutrisi dalam penentuan tingkat
pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi
IV. Bagaimana nafsu makan pasien, jumlah asupan makanan
V. Perubahan pola makan sebelum sakit dan selama sakit
i. Neurologis
Gejala: rasa berdenyut, pusing/sakit kepala, kelemahan, status mental:
tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung tidur,
disorientasi/ bingung, sampai pingsan dan koma.
j. Pengkajian nyeri/kenyamana
Gejala: nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih;
nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Nyeri epigastrium kiri
sampai tengah/ menyebar ke punggung terjadi 1-2 makan dan hilang
dengan antasida (ulkus gaster). Nyeri epigastrium terlokalisir di kanan
terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan
hilang dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal). Faktor
pencetus: makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obat tertentu
(salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.
Tanda: wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat,
berkeringat, perhatian menyempit.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Hipertermi b.d peradangan pada usus halus
2) Kekurangan volume cairan b.d peningkatan suhu tubuh, intake cairan
proral yang kurang
3) Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual,
muntah, anoreksia (sumber : Aplikasi NANDA NIC-NOC Jilid 2)
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Hipertermia b.d peradangan pada usus
 Tujuan NOC :
Termoregulation
 Kriteria hasil :
a) Suhu tubuh dalam rentang normal
b) Nadi dan respirasi dalam rentang normal
c) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
 Intervensi NIC :
a) Monitor suhu tubuh
Rasional : untuk mengetahui suhu dalam batas normal
b) Monitor warna kulit
Rasional : untuk mengetahui adanya kekurangan cairan
c) Lakukan kompres air hangat pada lipatan paha dan aksila
Rasional : untuk menurunkan panas pasien
d) Kolaborasi pemberian terapi menggunakan oabat-obatan
Rasional : untuk menurunkan demam dengan cara
farmakologi
2. Kekurangan volume cairan b.d peningkatan suhu tubuh, intake cairan
proral yang kurang
 Tujuan NOC :
Nutrition status : food and fluid intake
 Kriteria hasil :
1. Mempertahankan urine output sesuai susui usia dan berat
badan
2. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik,
membran mukosa lembab
 Intervensi keperawatan
a. Monitoring status hidrasi (kelembapan membrane mukosa,
nadi adekuat)
Rasional : untuk mengetahui status dehidrasi pasien
b) Monitoring tanda-tanda vital
Rasional : untuk mengetahui tindakan selanjutnya
c) Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Rasional : untuk mengetahui intake dan output pasien
d) Kolaborasi pemberian cairan intra vena
Rasional : untuk mengganti cairan yang hilang
4. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d tidak
mampuan mencerna makanan
 Tujuan NOC :
1) Nutritional status : food and fluid intake
2) Nutrition status : nutrient intake
 Kriteria hasil
a. Adanya peningkatan berat badan yang sesuai dengan tujuan
b. Berat badan ideal yang sesuai dengan tinggi badan
c. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
d. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
e. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
 Intervensi keperawatan NIC :
1. Kaji adanya alergi makanan
2. Tingkatkan intek makanan melalai : Menguranggi gangguan
dari lingkungan seperti berisik dan lain-lain
3. Jaga kebersihan lingkungan
4. Ukur intake makanan dan timbang berat badan
5. Motivasi klien untuk mengkonsumsi makanan dan
minuman yang tinggi protein sesuai kebutuhan
6. Berikan nutrisi enteral, seuai kebutuhan
7. Berikan nutrisi yang dibutuhkan sesuai batas diet yang
dianjurkan
8. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan Nutrisi
9. Berikan informasi tentang kebutuhan gizi
4. IMPLEMENTASI
Pada tahap ini melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah
dicatat dan direncanakan dalam rencana keperawatan pasien. Agar
implementasi atau pelaksanaan dapat tepat waktu dan efektif, maka perlu
mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien
terhadap setiap intervensi yang dilakukan serta mendokumentasikan
pelaksanaan keperawatan.
5. EVALUASI
Yang perlu diperhtikan atau dievaluasi pada pasien demam thypoid dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi mengacu pada tujuan yang ingin
dicapai yaitu :
1. Adanya peningkatan intake makanan
2. Adanya peningkatan berat badan
sumber : Nursing Outcomes Classification (NOC) Dan Nursimg
Intervention Classification (NIC)

DAFTAR PUSTAKA
Nursing Outcomes Classification (NOC) Dan Nursimg Intervention Classification (NIC)
Buku NANDA NIC-NOC Jilid 2
Suriadi, & yuliani, R. (2010). Asuhan keperawatan pada anak (cet. Ke-2)
(pp.254-258). Jakarta : Sagung seto
PK KEPERAWATAN ANAK
JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES MEDAN

NAMA MAHASISWA : Yuliana Handayani


TEMPAT PRAKTEK : RSU Sufina Azis Medan Ruang: Kelas 1
HARI/TANGGAL : 03 Oktober 2022-08 Oktober 2022 Minggu Ke :I
DIAGNOSA MEDIS : Thypoid Fever
JUDUL KASUS : Asuhan Keperawatan Pada An.F Dengan Diagnosa Thypoid
Fever Di RSU Sufina Azis medan

PENGKAJIAN DI RUANG RAWAT ANAK

1. IDENTITAS KLIEN

Nama : An.F
Tempat/tgl lahir : 2 6 O kt ob er 2 02 2
Nama Ayah/Ibu : Tn.P / N y.A
Pekerjaan Ayah : TNI
Pekerjaan Ibu : Pegawai Radiologi
Suku : J aw a
Agama : Islam
Pendidikan Anak : Belum sekolah
Alamat : Jl.guru sinumba II Medan Helvetia (Asmil Yonif 121)

2. KELUHAN UTAMA

Ibu mengatakan anaknya sudah 4 hari demam disertai mual. Ibu mengatakan bahwa
anaknya tidak nafsu makan seperti biasanya

3. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


A. PRENATAL : baik. Ibu sering memeriksakan kandungannya ke dokter setiap
bulannya.
B. NATAL : ibu mengatakan bahwa saat ia melahirkan melalui sectio caesarea
karena letak sungsang.
C. POSTNATAL : baik. Ibu mengatakan mengerti cara merawat bayi.

4. RIWAYAT MASA LALU


A. PENYAKIT WAKTU KECIL: Ibu mengatakan bahwa sejauh ini anak tidak pernah
mengalami gejala seperti ini, hanya demam biasa.
B. PERNAH DIRAWAT DIRUMAH SAKIT (RIWAYAT HOSPITALISASI): Ibu
mengatakan bahwa anaknya baru kali ini dirawat dirumah sakit
C. RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT : Ibu mengatakan bahwa anaknya sebelumnya
tidak pernah meminum obat-obatan terlarang ataupun tanpa pengawasan dokter
yang berbahaya untuk anak

D. RIWAYAT PEMBEDAHAN (TINDAKAN OPERASI): -


E. ALERGI: Ibu mengatakan anak alergi susu sapi
F. KECELAKAAN : -

5. RIWAYAT KELUARGA . .
. GENOGRAM :
6. RIWAYAT SOSIAL
A. YANG MENGASUH: orangtua
B. HUBUNGAN DENGAN ANGGOTA KELUARGA: Anak
C. HUBUNGAN DENGAN TEMAN SEBAYA: Teman
D. PEMBAWAAN SECARA UMUM: Baik
7. LINGKUNGAN RUMAH: Baik
8. KEBUTUHAN DASAR
A. MAKANAN
Makanan yang disukai/tidak disukai : makanan yang disukai adalah coklat dan es
krim, dan makanan yang tidak disukai adalah buah alpukat
Selera/nafsu makan : baik
Alat makan yang dipakai : Piring, sendok, garpu, sumpit.
Pola makan dan jumlah yang dikonsumsi/jam :3x sehari dengan jumlah 1 piring
penuh
B. POLA TIDUR
Kebiasaan sebelum tidur (perlu mainan, dibacakan cerita, benda yang dibawa tidur):
Ibu mengatakan anak mempunyai kebiasaan harus dibacakan dongen sebelum tidur
Tidur siang/jam : Ibu mengatakan anak tidur siang saat jam 11.00
C. MANDI: 2x sehari
D. AKTIVITAS BERMAIN: Baik
E. ELIMINASI
Buang Air Besar (BAB): normal dengan konsistensi padat
Buang Air Kecil (BAK): Baik

9. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


A. DIAGNOSA MEDIS: Thypoid fever
B. TINDAKAN OPERASI: -
C. STATUS CAIRAN/HIDRASI: Baik
D. STATUS NUTRISI : Baik
E. OBAT-OBATAN : Infus Rl 20gtt/i
Paracetamol drip 150mg/6jam
Inj cefriaxone 300mg/12jam
F. AKTIVITAS : Anak tampak tidak bisa melakukan aktifitas secara mandiri
G. TINDAKAN KEPERAWATAN : Komunikasi terapeutik, mengatur posisi,
memberikan pendidikan kesehatan kepada anak dan keluarga, memberikan
kebutuhan dasar anak, memberikan obat sesuai anjuran dokter
H. HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Jenis pemeriksaan Hasil


Hematologi Hb : 11,6 mg/dl
Ht : 35, 5%
Leukosit : 16, 000/mm3
Widal Typhi – O :1/320

I. FOTO RONTGEN : -
J. LAIN-LAIN: -

10. PEMERIKSAAN FISIK


A. KEADAAN UMUM : Baik
B. TB/BB : 90cm 13kg.
C. KEDUDUKAN ANAK DALAM KELUARGA :
Anak ke ………. Gemelli

D. RIWAYAT PENYAKIT DALAM KELUARGA :


DM Jantung Labioskizis abortus
Tuna wicara Malformasi Kanker hemofilia

E. VITAL SIGN
Pernafsan / RR
Frekuensi ………….x/menit regular Irregular
Usaha nafas Retraksi Gasping Grunting
pernafasan cuping hidung
Pola nafas Kusmaul bradipnea Hiperpnea
cheyne stokes stridor, biot hipoventilasi
Hiperventilasi Dispnea Takipnea
Biot Apnea
Suara nafas Vesikuller Bronchial
bronkovvesikul
er
Wheezing Crackles Ronchi
pleura friction
rub

Nadi/Pulse
Frekuensi : ………….x/menit
Irama regular Irregular
Pola Bradikardi takikardia sinus aritmia
pulsus paradoksus
Kekuatan 0 1+ 2+
3+ 4+
Lokasi arteri Radialis dorsalis pedis poplitea
Brakialis karotis

Suhu/temperature
: hipertermi hipotermi
………….°C
Lokasi axilla oral temporal/dahi
rectal auricular auricular/telinga
Radiasi konduksi konveksi evaporasi

Nyeri
Wong Baker Garis

G. KEPALA & LEHER


Kepala
mikrosefali Makrosefali anensefali kraniotabes
hidrocephalus Edema anasarka
Trauma lahir sefal hematoma caput suksedaneum
fraktur tulang tengkorak Perdarahan subaponeurotik
Sutura Datar sedikit cekung Cekung
Cembung melebar Moulding
Cembung melebar Moulding
Fontanel anterior Datar melebar Menonjol
Cekung sedikit menonjol saat menangis
Tertutup
Fontanel posterior Datar melebar Menonjol
Cekung sedikit menonjol saat menangis
Tertutup melebar
fontanel ke 3 antara fontanel anterior - posterior (trisomi 21)
TVJ
Ukuran occipital frontalis suboccipito bregmatika

Rambut
Lebat Alopecia tipis kering
hitam mudah patah berkilau kurang pigmen
Rapuh

Wajah
Simetris asimetris diam asimetris senyum/menangis
Paralisis Kanan Kiri
fasialis
sindrom down Sindrom piere robin
Abrasi Kontusio

Mata
Simetris Asimetris eksoftalmos enoftalmos
lagoftalmos Hordeolum Cekung Strabismus
glaucoma congenital epiforia Tuna netra
Berkedip / reflek corneal ada tidak ada
Sclera Putih / normal kuning/icterus Kebiruan
Pupil Bulat
keyhole/kolobama
putih / katarak kongenital
Reflex Miosis midriasis dilatasi maksimal
Kornea jernih kekeruhan
Sekret Kering Basah
Konjungtiva Konjungtivitis pucat/anemi merah muda

bengkak/alergi

Gerakan Nistagmus doll eyes

Palpebra Tertutup hordeolum Ptosis

Edema periorbita

Lagoftalmos Pseudo lagoftalmos

Jarak kantus Normal canthus melebar (sindrom down)

Hidung
Simetris Asimetris Milia epistaksis
atresia koana butterfly rush pernafasan cuping hidung
Paten perforasi septum hidung kecil (sindrom down)
Septum Utuh tidak
utuh
Secret Kering / dbn mukopurulen (sifilis
congenital)

Mulut
Mulut Mikrognatia Trismus halitosis
Ranula Tuna wicara Rooting reflek
Palatum Utuh Palatoskizis Bercak putih
Labioskizis
Bibir
Lidah Glosoptosis Makroglosia Mikroglosia
Tremor lidah Reflek ekstrusi

Telinga
simetris Asimetris low set ears Mikrotia
Posisi sejajar mata kartilago belum terbentuk
Bentuk Aurikel Preaurikel
Serumen Dbn OMP
Fungsi Normal Tuna rungu

F. THORAKS/DADA
simetris Asimetris paresis diafragma hernia diafragma
Bentuk funnel chest barel chest pigeon chest
Putting susu jelas terlihat = = warna sekitar
Klavikula Utuh Fraktur
Retraksi Interkosta epigastrium subkosta
Suprasternal
Suara nafas Vesikuler wheezing Bronchial
Bronkovesikuler Ronchi
Jantung mur-mur hepatomegali
Kelainan ASD VSD PDA
Paru ………………x/menit Regular Irirregular
Fremitus
Palpasi
Perkusi Sonor Hipersonor/timpani Redup / pekak

Leher
simetris Asimetris Hematoma Higromakoli
Lipatan kulit dibelakang leher
Distensi Vena Jugularis Pembesaran d > 10 mm
Pergerakan Baik Duktus tirolosus

Vertebra/tulang punggung
Simetris Asimetris pembengkakan Lubang
Lesung/bercak kecil berambut Lumbosacral hemangioma
Bentuk Lordosis Kifosis Skoliosis
Skapula Fraktur disloasi
Spina bifida Open Close

G. ABDOMEN
Bentuk buncit simetris Asimetris buncit asimetris
simetris Protuberant hernia diafragma Skapoid
pot belly megacolon

Palpasi benjolan ( - / + ) hepatomegali Enterokolitis


Omfalokel gastroschisis Datar & lemas

Auskultasi peristaltik…..x/i Intensitas Intensitas


tinggi rendah

H. EKSTREMITAS
Ekstremitas atas /lengan
sama panjang bebas bergerak simetris Asimetris
Tonus otot Aktif Lemah Startle reflek
Telapak tangan Dapat terbuka Garis tangan 1 (trisomi 21)
Sindaktili akral dingin Polidaktili
Kuku drum stik Cekung Cembung
merah muda sianosis/kebiruan Paronisia

Ekstremitas bawah
simetris Asimetris Edema foot Edema dorsum
Tonus otot Aktif lemah Lunglai
Siemenline Sindaktili akral dingin Polidaktili
Pes equino varus Pes equino varus
Kuku drum stik cekung Cembung
merah muda sianosis/kebiruan akral dingin
Garis pada kaki Ada Tidak ada Reflek babinski

I. GENITOURINARI
Bayi perempuan
labia mayora labia minora labia datar Secret vagina
Klitoris Menonjol tertutup labia mayora
fistula Ambiguous genitalia
Eliminasi BAK ……jam stlh lhr …….. cc/24
jam
Warna Jernih kekuningan Kuning pekat
Bayi laki-laki
orifisium uretra diujung penis espispadia hipospadia
Fimosis kelamin ganda Ambiguous
Skrotum Berisi testis tidak / kosong rugae
Datar / lembut warna gelap criyptorchidismus
Warna sama dengan kulit sekitarnya
Klitoris Normal hipertropi Fistula
Eliminasi BAK ……jam stlh lhr …….. cc/24 jam
Warna Jernih kekuningan Kuning pekat

J. GASTROINTESTINAL
Frekuensi …… x/hari
Konsistensi Lembek cair Keras
Warna hitam kehijauan Pucat Kuning
Perineum iritasi perineum Sacral dimple Fistula

K. KULIT
kemerahan Licin Verniks kaseosa Kulit tipis
ekzema Eritema Papula Ulkus
purpura Macula pustula Nodul
tumor vesikel bula Sisik
krusta Erosi fisura Striae
petekie ekimosis edema Albinisme
hiperpigmentasi Bercak/ruam lanugo Rash
Warna Coklat Biru kemerahan merah
Kuning pucat
Tekstur Lembut Kasar Kering
Bersisik

L. PEMENUHAN KEBUTUHAN
ISTIRAHAT TIDUR
Frekwensi Tidur
Frekuensi ………..x/hari

Lain lain: -
NUTRISI (ASI/PASI, jumlah dan waktu pemberian): ASI : 0-8 bulan, PASI : 6-9
bulan
MEDIKASI DAN TERAPI: Infus Ringer Laktat 20gtt/i
Paracetamol drip 150mg/6jam
Injeksi cefriaxone 300mg/12jam

S. PEMERIKSAAN PENUNJANG: Laboratorium


T.
Jenis pemeriksaan Hasil
Hematologi Hb : 11,6 mg/dl
Ht : 35, 5%
Leukosit : 16, 000/mm3
sWidal Typhi – O :1/320

U. KEMAMPUAN IBU BERHUBUNGAN DENGAN PERAWATAN BBL: Ibu


mengetahui cara merawat bayi baru lahir

V. RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN


(Kesimpulan hasil pengkajian yang menunjukkan informasi khusus yang perlu
mendapatkan perhatian dalam penyusunan rencana perawatan): Umumnya
penyakit Thypoid fever tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja, tetapi juga
dapat terjadi pada anak. Thypoid sama gejala dengan demam dengue, namun
yang membuat diagnosa Thypoid akurat yaitu pemeriksaan Widal test yang
membuktikan bahwa thypoid positif dan negatif.
Yang menjadi puszat perhatian pada Thypoid fever anak yaitu demam dan
nutrisi. Karena demam merupakan suatu gejala proses inflamasi bakteri yang
masuk ke dalam tubuh. Karena bakteri bermutasi di dalam tubuh manusia
membuat imun tubuh manusia lemah dan tidak nafsu makan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Hipertemi berhubungan dengan respons sistemik dari inflamasi
gastrointestinal ditandai dengan ibu pasien mengatakan anaknya demam
sudah 4 hari
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan invasi salmonela typhi ditandai dengan ibu mengatakan anaknya
muntah dan tidak nafsu makan.

INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA NIC
KEPERAWATAN HASIL
1. Hipertemi berhubungan NOC: 1) Monitor ttv
dengan respons sistemik Thermoregulation 2) Lakukan tirah baring
dari inflamasi Kriteria hasil : total
gastrointestinal 3) Observasi turgor
 Ttv dalam rentang normal
 Tidak ada perubahan warna kulit
kulit dan tidak ada pusing 4) Berikan kompres
pada daerah aksila,
lipat paha dan
temporal
5) Tingkatkan intake
cairan
6) Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian terapi
2. Ketidakseimbangan NOC : 1) Kaji adanya alergi makanan
nutrisi kurang dari  Nutrional status : food and 2) Anjurkan pasien untuk
kebutuhan tubuh fluid makan sedikit tapi sering
berhubungan dengan  Nutrional status : nutrient 3) Monitor penurunan BB
invasi salmonela typhi intake 4) Anjurkan keluarga untuk
 Weight control memberikan makanan yang
Kriteria hasil : ia sukai
 Adanya peningkatan bb
 Bb sesuai TB
 Tidak adanya tanda-tanda
malnutrisi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari/ Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi


tanggal
Rabu Hipertemi berhubungan 1) Memonitor TTV S : ibu pasien
05 oktober dengan respons 2) Menganjurkan anak untuk mengatakan anaknya
2022 sistemik dari inflamasi banyak istirahat dan tidak masih demam
14.00 gastrointestinal banyak bergerak O:
3) Memberikan kompres pada -T : 38°c
dahi anak -Hr : 88x/i
4) Kolaborasi dengan dokter -Rr : 22x/i
dalam pemberian terapi A: masalah belum
-Rl 20gtt/i teratasi
-Paracetamol infus P : intervensi dilanjutkan
-1000mg/24jam
-Injeksi cefriaxone
350mg/8jam
Ketidakseimbangan 1) Mengkaji adanya alergi S: ibu pasien mengatakan
nutrisi kurang dari makanan anaknya masih susah
kebutuhan tubuh 2) Menganjurkan anak makan dan kadang
berhubungan dengan untuk makan sedikit tapi dimuntahkan
invasi salmonela typhi sering O : pasien tampak lemas
3) Memonitor penurunan dan pucat
BB A: masalah belum
4) Menganjurkan keluarga teratasi
untuk memberikan P: intervensi dilanjutkan
makanan yang ia sukai
Rabu Hipertemi berhubungan 1) Memonitor TTV S : ibu pasien
05 oktober dengan respons 2) Menganjurkan anak untuk mengatakan anaknya
2022 sistemik dari inflamasi banyak istirahat dan tidak masih demam
20.00 gastrointestinal banyak bergerak O:
3) Memberikan kompres pada -T : 38,2°c
dahi anak -Hr : 87x/i
4) Kolaborasi dengan dokter -Rr : 23x/i
dalam pemberian terapi A: masalah belum
-Rl 20gtt/i teratasi
-Paracetamol infus P : intervensi dilanjutkan
-1000mg/24jam
-Injeksi cefriaxone
350mg/8jam
Ketidakseimbangan 1) Mengkaji adanya alergi S: ibu pasien mengatakan
nutrisi kurang dari makanan anaknya masih susah
kebutuhan tubuh 2) Menganjurkan anak makan dan kadang
berhubungan dengan untuk makan sedikit tapi dimuntahkan
invasi salmonela typhi sering O : pasien tampak lemas
3) Memonitor penurunan dan pucat
BB A: masalah belum
4) Menganjurkan keluarga teratasi
untuk memberikan P: intervensi dilanjutkan
makanan yang ia sukai
Kamis Hipertemi berhubungan 1) Memonitor TTV S : ibu pasien
06 oktober dengan respons 2) Menganjurkan anak untuk mengatakan anaknya
2022 sistemik dari inflamasi banyak istirahat dan tidak masih demam masih naik
08.00 gastrointestinal banyak bergerak turun
3) Memberikan kompres pada O:
dahi anak -T : 38,6°c
4) Kolaborasi dengan dokter -Hr : 89x/i
dalam pemberian terapi -Rr : 25x/i
-Rl 20gtt/i A: masalah belum
-Paracetamol infus teratasi
-1000mg/24jam P : intervensi dilanjutkan
-Injeksi cefriaxone
350mg/8jam
Ketidakseimbangan 1) Mengkaji adanya alergi S: ibu pasien mengatakan
nutrisi kurang dari makanan anaknya sudah mulai
kebutuhan tubuh 2) Menganjurkan anak mau makan tetapi kadang
berhubungan dengan untuk makan sedikit tapi dimuntahkan
invasi salmonela typhi sering O : pasien tampak lemas
3) Memonitor penurunan dan pucat
BB A: masalah belum
4) Menganjurkan keluarga teratasi
untuk memberikan P: intervensi dilanjutkan
makanan yang ia sukai
Kamis Hipertemi berhubungan 1) Memonitor TTV S : ibu pasien
06 oktober dengan respons 2) Menganjurkan anak untuk mengatakan anaknya
2022 sistemik dari inflamasi banyak istirahat dan tidak masih demam
14.00 gastrointestinal banyak bergerak O:
3) Memberikan kompres pada -T : 37,9°c
dahi anak -Hr : 89x/i
4) Kolaborasi dengan dokter -Rr : 20x/i
dalam pemberian terapi A: masalah belum
-Rl 20gtt/i teratasi
-Paracetamol infus P : intervensi dilanjutkan
-1000mg/24jam
-Injeksi cefriaxone
350mg/8jam
Ketidakseimbangan 1) Mengkaji adanya alergi S: ibu pasien mengatakan
nutrisi kurang dari makanan anaknya sudah mau
kebutuhan tubuh 2) Menganjurkan anak makan tetapi sedikit dan
berhubungan dengan untuk makan sedikit tapi tidak muntah lagi
invasi salmonela typhi sering O : pasien tampak lemas
3) Memonitor penurunan A: masalah teratasi
BB sebagian
4) Menganjurkan keluarga P: intervensi dilanjutkan
untuk memberikan
makanan yang ia sukai
Kamis Hipertemi berhubungan 1) Memonitor TTV S : ibu pasien
06 oktober dengan respons 2) Menganjurkan anak untuk mengatakan demam
2022 sistemik dari inflamasi banyak istirahat dan tidak anaknya sudah mulai
20.00 gastrointestinal banyak bergerak berkurang dari
3) Memberikan kompres pada sebelumnya
dahi anak O:
4) Kolaborasi dengan dokter -T : 37,5°c
dalam pemberian terapi -Hr : 86x/i
-Rl 20gtt/i -Rr : 23x/i
-Paracetamol infus A: masalah teratasi
-1000mg/24jam sebagian teratasi
-Injeksi cefriaxone P : intervensi dilanjutkan
350mg/8jam
Ketidakseimbangan 1) Mengkaji adanya alergi S: ibu pasien mengatakan
nutrisi kurang dari makanan anaknya sudah mau
kebutuhan tubuh 2) Menganjurkan anak makan dan tidak muntah
berhubungan dengan untuk makan sedikit tapi lagi
invasi salmonela typhi sering O : pasien tampak lemas
3) Memonitor penurunan A: masalah teratasi
BB sebagian
4) Menganjurkan keluarga P: intervensi dilanjutkan
untuk memberikan
makanan yang ia sukai
Jumat Hipertemi berhubungan 1) Memonitor TTV S : ibu pasien
07 oktober dengan respons 2) Menganjurkan anak untuk mengatakan anaknya
2022 sistemik dari inflamasi banyak istirahat dan tidak sudah tidak demam
08.00 gastrointestinal banyak bergerak O:
3) Memberikan kompres pada -T : 36,5°c
dahi anak -Hr : 89x/i
4) Kolaborasi dengan dokter -Rr : 24x/i
dalam pemberian terapi A: masalah teratasi
-Rl 20gtt/i P : intervensi dihentikan
-Paracetamol infus
-1000mg/24jam
-Injeksi cefriaxone
350mg/8jam
Ketidakseimbangan 1) Mengkaji adanya alergi S: ibu pasien mengatakan
nutrisi kurang dari makanan anaknya sudah mau
kebutuhan tubuh 2) Menganjurkan anak makan
berhubungan dengan untuk makan sedikit tapi O : pasien tampak lemas
invasi salmonela typhi sering A: masalah teratasi
3) Memonitor penurunan P: intervensi dihentikan
BB
4) Menganjurkan keluarga
untuk memberikan
makanan yang ia sukai

You might also like