Laporan Kimia Anggun

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Disusun oleh:
Nama : Anggun Rohmawati
NPM : E1K022026
Prodi : Proteksi Tanaman
Hari/Tanggal : Kamis/10 November 2022
Jam : 12:00 s/d 14:00 Wib
Kelompok : 1 (Satu)
Dosen : 1.Dra. Devi Silsia, M.Si
2.Agustin Zarkani, SP, M.Si., Ph.D.
Ko-ass : Icha Agnesia Deyatri (E1G020064)
Objek Praktikum : ANALISA KUALITAS AIR

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS


PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU

2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain.
Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kubik (330
juta mil³) tersedia di bumi. Untuk menentukan kualitas air, pengamatan
dilakukan berdasarkan berbagai parameter air baik fisika, kimia, dan
biologinya. Dari segi parameter fisika yaitu suhu, tingkat kecerahan, tingkat
kekeruhan dan tingkat kedalaman,. Parameter kimia yaitu Ph, O2 terlarut dan
CO2 bebas, sedangkan untuk parameter biologi yaitu plankton dan bentos. 
Air merupakan sumberdaya alam yang mempunyai fungsi sangat
penting bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya serta sebagai
modal dasar dalam pembangunan. Dengan perannya yang sangat penting, air
akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi/komponen lainnya.1 Air
dibutuhkan oleh organ tubuh manusia untuk melangsungkan metabolisme,
sistem asimilasi, menjaga keseimbangan cairan tubuh, memperlancar proses
pencernaan, melarutkan dan membuang racun dari ginjal. Air yang cukup dan
layak masuk ke dalam tubuh akan membantu berlangsungnya fungsi tersebut
dengan sempurna
Pengukuran kualitas air dilakukan pada ekosistem perairan seperti
kolam waduk, sungai, laut, danau, teluk, delta, semenanjung dan perairan
lainnya. Dilakukannya pengukuran kualitas air untuk mengetahui kelayakan
dari air tersebut. Dalam praktikum ini, kami melakukan uji suhu, zat padat
terlarut, zat padat tersuspensi, warna, dan amoniak dengan tujuan praktikum
ini yaitu agar mahasiswa mampu meganalisis sifat fisis dan fisik air yang baik
digunakan.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum ini yaitu :
1. Mahasiswa mampu menguji dan menganalisis beberapa sifat fisis dan sifat
kimia air secara kuantitatif dan kuanlitatif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Air merupakan sumberdaya alam yang mempunyai fungsi sangat penting


bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya serta sebagai modal dasar
dalam pembangunan. Dengan perannya yang sangat penting, air akan
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi/komponen lainnya. Kualitas air
secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu
kegiatan atau keperluan tertentu.Dengan demikian kualitas air akan berbeda
dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contohkualitas air untuk keperluan
irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum. Kuantitas/jumlah
air umumnya dipengaruhi oleh lingkungan fisik daerah seperti curah hujan,
topografi dan jenis batuan sedangkan kualitas air sangat dipengaruhi oleh
lingkungan sosial seperti kepadatan penduduk dan kepadatan social
(Widjanarko 2015).
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan
memilikikarakteristik yang berbeda-beda, namun jelas menghasilkan suatu
dampak yangsama yaitu rusaknya ekosistem suatu perairan.Salah satu usaha
pengelolaan kualitas air di daerah pengaliran sungai adalah pemantauan
parameter-parameterkualitas air. Parameter kualitas air yang dipantau secara
umum adalah parameter fisika-kimia dan biologi, walaupun dalam praktiknya
sering hanya digunakan parameter fisika-kimia seperti suhu air, warna, bau, rasa,
Biochemical Oxygen Demand (BOD), senyawa-senyawa nitrogen, padatan
tersuspensi, serta materi terlarut dan lain-lain (Ristiati, 2014).
Dalam pengukuran kualitas air secara umum, menggunakan metode
purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan dengaan
memperhatikan berbagai pertimbangan kondisi serta keadaan daerah pengamatan
(Fajri, 2013).
Pola temparatur ekosistem air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan udara
sekelilingnya, ketinggihan geografis dan juga oleh faktor kanopi (penutupan oleh
vegetasi) dari pepohonan yang tumbuh di tepi. Di samping itu pola temperatur
perairan dapat di pengaruhi oleh faktor-faktor anthropogen (faktor yang di
akibatkan oleh aktivitas manusia) seperti limbah panas yang berasal dari air
pendingin pabrik, penggundulan DAS yang menyebabkan hilangnya
perlindungan, sehingga badan air terkena cahaya matahari secara langsung (Barus,
2013).
Kecerahan suatu perairan menentukan sejauh mana cahaya matahari dapat
menembus suatu perairan dan sampai kedalaman berapa proses fotosintesis dapat
berlangsung sempurna. Kecerahan yang mendukung adalah apabila pinggan
secchi disk mencapai 20-40 cm dari permukaan. (Syukur, 2021).
BAB III
METODEOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat yang digunakan
 Gelas ukur 50 ml  Corong kaca

 Gelas ukur 100 ml  Penjepit tabung reaksi

 Gelas ukur 50 ml  Erlenmeyer

 Pipet tetes  Kompor listrik/ gas

 Pipet volume 5 ml  Buret dan statif

 Pipet volume 10 ml  Corong

 Lampu spirtus  Neraca analitik

 Tabung reaksi dan rak  Botol semprot

 Batang pengaduk  Termometer

3.1.2. Bahan yang digunakan


 KmnO4
 Aquades
 H2SO4
 Kertas lakmus merah
 Asam oksalat (H2C2O4)

3.2. Prosedur kerja


3.2.1. Suhu/Temperatur
1. Siapkan sampel (buka tutup botol sampel)
2. Celupkan alat pengukur suhu (termometer atau O2 meter) ke dalam
sampel, pastikan tangan anda tidak bersentuhan dengan alat pengukur
tersebut
3. Baca angka yang tertera pada alat tersebut
3.2.2. Zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi
1. Ambil sampel sebanyak 100 ml dengan gelas ukur dan tuangkan ke
dalam gelas piala dan panaskan
2. Perhatikan, apakah sampel menjadi keruh ataukah ada yang
mengendap
3. Jika sampel menjadi keruh berarti ada zat padat terlarut, sedangkan
jika terjadi endapan berarti sampel mengandung zat padat tersuspensi

3.2.3. Warna
1. Ambil sampel ke dalam tabung reaksi sebanyak ± ¾ dari volume
tabung reaksi
2. Bandingkan warnanya dengan larutan standar yang telah disediakan

3.2.4. DO (Disolve Oxygen)


1. 100 ml sampel dimasukkan kedalam gelas piala yangbervolume 100
ml
2. Celupkan O2 meter kedalam sampel
3. Tekan mode untuk mendapatkan nilai DO
4. Angka yang tertera pada O2 meter menunjukkan konsentrasi oksigen
yang dikandung sampel

3.2.5. Amoniak
1. Masukkan 10-15 ml sampel ke dalam tabung reaksi
2. Lipatkan kertas lakmus merah di mulut ditabung reaksi
3. Panaskan diatas lampu spirtus
4. Sampel mengandung amoniak jika tercium bau tengik atau lakmus
merah berubah menjadi warna biru

3.2.6. COD secara kuantitatif


1. Pipet 10 ml dengan pipet volume dan masukkan kedalam gelas ukur
100ml
2. Encerkan sampel tersebut dengan aquades sampai volume 100ml
3. Ditambah 5ml H2SO4 4 N, dipanaskan sampai mendidih
4. Ditambahkan lagi dengan 10 ml KmnO4 0,01 N dan didihkan selama
10 menit (terbentuk warna merah muda)
5. Jika selama dididihkan warna merah muda hilang tambah 10 ml
KmnO4 0,01 N lagi, sampai warna merah muda tidak hilang lagi
6. Tambah 10 ml asam oksalat (H2C2O4) 0,01 N Warna merah muda
hilang
7. Selagi panas segera titrasi dengan KMnO4 0,01 N sampai terbentuk
warna merah muda yang stabil ( tidak hilang lagi ), catat volume
KmnO4 yang terpakai (= r)
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

N Paremeter Hasil pengamatan


O Air Sumur Air Limbah
1 Suhu 260 C 280 C
2 Zat padat terlarut Tidak keruh Menjadi keruh
3 Zat padat Tidak terjadi endapan Terjadi endapan
tersuspensi
4 Warna Bening Keruh / kecoklatan
5 Amoniak Tidak berbau Berbau tengik
BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum ini kami melakukan praktikum yaitu penganalisisan


kualitas air di mana sampel yang kami gunakan merupakan sampel dari
lingkungan kotor yaitu air limbah dengan perbandingan dengan air sumur. Pada
praktikum kali ini tujuan kami melakukan analisis kualitas air adalah agar
mahasiswa dapat memahami dan menganalisis kualitas air secara kuantitatif dan
kualitatif. Kualitas air ini secara umum dapat menunjukkan mutu atau kondisi
suatu air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu Dengan
demikian kualitas air akan berbeda jika suatu kegiatan-kegiatan lain sebagai
contoh kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk
keperluan air minum. Kualitas atau jumlah air umumnya dipengaruhi oleh
lingkungan fisik daerah seperti curah hujan topografi dan jenis batuan sedangkan
kualitas air sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial seperti kepadatan penduduk
dan kepadatan sosial. Pada praktikum kali ini kami melakukan beberapa pengujian
parameter yaitu suhu, zat padat terlarut, zat padat tersuspensi, warna, dan
amoniak.

1. Suhu

Pada pengujian parameter suhu pada dua sampel air sumur dan air
limbah didapatkan bahwa air sumur memiliki suhu 26 c sedangkan air limbah
yaitu 28 derajat Celcius. Dari data sampel yang telah kami amati hal tersebut
sesuai berdasarkan penelitian yang menyebutkan bahwa temperatur normal air
bersih itu sekitar 10 sampai 25 derajat Celcius atau dapat dikatakan pada suhu
rendah. Air dengan suhu yang terlalu tinggi atau panas dapat menyebabkan
oksigen yang terlarut di dalam air yang menurun jumlahnya dan kecepatan
respon kimianya kian meningkat hal tersebutlah yang menyebabkan perbedaan
suhu antara air bersih dan air kotor (air sumur dan air limbah).
2. Zat padat terlarut

Pada pengujian parameter zat padat terlarut pada air ini kami
melakukannya dengan cara pemanasan air sample yang dimasukkan ke dalam
gelas ukur. Dari hasil pengukuran parameter zat padat terlarut didapatkan
bahwa air sumur setelah dipanaskan warnanya tidak menjadi keruh sedangkan
air limbah setelah dipanaskan warnanya menjadi keruh, dari hasil pengukuran
tersebut didapatkan bahwa pada air sumur ternyata tidak ada zat padat yang
terlarut sedangkan pada air limbah itu terdapat zat yang terlarut hal ini
dibuktikan pada warna pada saat pemanasan air sumur tidak keruh dan air
limbah menjadi keruh.

3. Zat padat tersuspensi

Pada pengukuran parameter zat padat tersuspensi ini perlakuannya


sama dengan pengamatan parameter zat padat terlarut yaitu dengan cara
dipanaskan menggunakan gelas ukur namun variabel pengamatannya berbeda
di mana pada zat padat suspensi ini kami mengamati endapan yang dihasilkan
dari hasil pemanasan. Pada air sumur didapatkan setelah dipanaskan yaitu
tidak adanya endapan sedangkan air limbah setelah dipanaskan ternyata
terdapat endapan hal ini dapat bahwa air sumur tidak adanya zat padat yang
tersuspensi sedangkan air limbah terdapat zat padat yang tersuspensi.

4. Warna

Pada pengukuran parameter warna ini kami hanya melakukan


perbandingan warna air antara air sumur dan air limbah. Didapatkan pada air
sumur berwarna bening atau tak berwarna sedangkan air limbah berwarna
kecoklatan atau keruh. Dari hasil perbandingan warna yang kami dapat dapat
disimpulkan bahwa air yang kualitasnya lebih tinggi yaitu air sumur karena air
sumur memiliki warna bening atau tak berwarna sedangkan air limbah
memiliki warna kecoklatan seperti pada penelitian sebelumnya bahwa air yang
bersih umumnya berwarna bening atau tak berwarna.
5. Amoniak

Pada pengujian amoniak pada air sumber dan air limbah ini dengan
cara pemanasan di dalam tabung reaksi kemudian diberi kertas lakmus, pada
uji tersebut kami menarik hasil jika air tersebut terdapat amoniak berakar
tercium bau tengik jika tidak berarti tidak adanya bau tengik setelah uji. Pada
pengujian air sumur didapatkan bahwa air tersebut tidak berbau sedangkan
pada air limbah sangat tercium bau tengik pada air setelah pengujian

Pada praktikum kali ini seharusnya kami juga melakukan uji parameter
DO (disolve oxygen) dan COD secara kuantitatif namun karena adanya
kekurangan alat serta bahan yang mengakibatkan kami tidak dapat melakukan uji
parameter tersebut.
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini yaitu:
Dalam pengukuran yang telah dilakukan didapatkan;ah analisis antara
kualitas air sumur dan air limbah, didapatkan pada analisis pengukuran air
sumur parameter suhu 260c, tidak ada zat padat terlarut, tidak mempunyai
endapan, berwarna bening dan tidak berbau, sedangkan pada analisis air limbah
pada pengukuran parameter yaitu suhu 280c, terdapat zat yang terlarut,
mempunyai endapan, berwarna kecoklatan, dan berbau tengik.

6.2. Saran
Adapun saran untuk praktikum ini yaitu,
1. Sebaiknya sebelum melakukan pengamatan cek alat atau bahan yang
digunakan agar praktikum dapat berjalan semua
2. Sebaiknya ada konfirmasi tentang kegiatan praktikum yang tidak akan
dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA

Widjanarko. 2015. Tingkat Kesuburan Perairan. Kendari : Gramedia

Barus, T. A, 2013. Pengantar Limnologi. Medan : Sumatra Utara University

Syukur, A., 2021. Kualitas Air dan Struktur Komunitas Phytoplankton di Waduk
Uwai. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Pekanbaru.

Fajri, Nur El dan Agustina. 2013. Analisis Kualitatif Bakteri Coliform Pada Depot
Air Minum Isi Ulang Di Kota Singaraja Bali. Jurnal Ekologi
Kesehatan Vol 3 No 1, April 2004 :64 –73

Ristiati. 2017. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gajah Mada University


Press..

You might also like