Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

PROPOSAL PENELITIAN

“FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS GEL EKSTRAK


BUAH MERAH (Pandanus conoideus) SEBAGAI SEDIAAN
OBAT LUKA BAKAR”

DI USULKAN OLEH :

SASKIA WALANGITAN 19101101031

ALEXANDER SOHUAT 20101101012

DELFIANI LALODA 20101101019

ESTI MANDELA PUTRI 20101101028

PROF. DR. EDI SURYANTO, M.SI / 196407242996031001

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

2022/2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................2
1.1 latar belakang........................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................5
2.1. Buah Merah.....................................................................................................................5
2.1.1. Penyebaran Buah Merah............................................................................................6
2.1.2. Kandungan Kimia Dan Khasiat Buah Merah...........................................................6
2.2. Luka Bakar......................................................................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................................8
3.1. Bahan Penelitian...................................................................................................................8
3.2. Pembuatan Ekstrak..............................................................................................................8
3.3. Pembuatan Gel.....................................................................................................................8
3.4. Evaluasi Sediaan Gel............................................................................................................9
Bab IV Biaya Dan Jadwal Kegiatan ……………………………………………...……………..10

4. 1. Anggaran Baya…………………………………………………………………………...11
4.2. Jadwal Kegiatan…………………………………………………………………………..12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Masalah kesehatan adalah masalah yang masih kompleks yang terjadi di


dalam masyarakat. Tak hanya terjadi di dalam kalangan masyarakat yang
mempunyai finansial tinggi, namun masalah kesehatan juga sering menyerang
masyarakat yang berfinansial rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah kesehatan juga beragam, diantaranya faktor lingkungan, faktor
finansial, dan faktor pelayanan kesehatan.

Pada kehidupan sehari-hari sering terjadi kecelakaan kecil yang berkaitan


dengan kulit, diantaranya luka bakar. Luka bakar merupakan suatu bentuk
kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber
panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi (Moenadjat, 2003).
Pengobatan luka bakar dilakukan dengan cara memperbaiki jaringan yang
rusak atau cedera, baik regenerasi sel ataupun pembentukan jaringan parut
(Elizabeth, 2000). Saat ini perawatan luka bakar masih sukar dan memerlukan
ketekunan serta biaya yang mahal, tenaga terlatih dan terampil.

Angka kejadian luka bakar di Indonesia cukup tinggi, lebih dari 250 jiwa
per tahun meninggal akibat luka bakar. Sedangkan di Indonesia kurang lebih
2,5 juta orang mengalami luka bakar setiap tahunnya. Bila ditinjau Rumah
Sakit Pertamina sebagai salah satu rumah sakit yang memiliki fasilitas
perawatan khusus untuk Unit Luka Bakar, menerima antara 33 -54 penderita
( rata-rata 40 per tahun). Dari jumlah tersebut yang termasuk dalam kategori
Luka Bakar adalah berkisar 21% ( Rivai, 2010). Menurut Riset Kesehatan
Dasar Depkes RI (2013) prevalensi kejadian luka bakar di Indonesia adalah
sebesar 7,2%. Penyebab luka bakar dari tahun 2009-2010 terbesar adalah
ledakan tabung gas LPG (30,4%) dengan kebakaran(25,7%) dan terkena air
panas (19,1%) dengan pasien luka bakar 34%.Sebagian besar pasien yang
dirawat dengan luas luka bakar 20-50%,angka tertinggi (58,25%) dengan
keseluruhan kasus luka bakar (34%) (RISKESDAS,2013). Sedangkan terdapat
30 kasus kebakaran di wilayah ponorogo yang tercatat dari bulan Januari
sampai dengan Desember 2014, dalam penyebab kebakaran tersebut karena
adanya konsleting listrik, kebocoran LPG dan minyak tanah yang tersulut api
namun tidak terdapat korban jiwa (Unit Pemadam Kebakaran Ponorogo,
2014).Data kasus luka bakar di RSUD Dr. Harjono Ponorogo pada tahun 2019
terdapat 3 kasus sedangkan untuk bulan Januari sampai dengan Septermber
2020 terdapat 5 kasus luka bakar. Luka bakar disebabkan oleh perpindahan
energi dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut mungkin konduksi atau
radiasi elektromagnetik.

Luka bakar dikategorikan sebagai luka termal, radiasi, dan luka bakar
kimiawi. Kulit dengan luka bakar akan mengalami kerusakan pada bagian
epidermis, dermis, maupun jaringan sub kutan tergantung factor penyebab dan
lamanya kulit kontak dengan sumber panas/penyebabnya. Dalamnya luka
bakar akan mempengaruhi kerusakan atau gangguan integritas kuli dan
kematian sel-sel. Akibat hal itu bisa mengakibatkan terjadinya infeksi.

Sebagai salah satu jenis tanaman yang berpotensi besar sebagai tanaman
obat, buah merah memiliki prospek cerah untuk dikembangkan dengan nilai
ekonomi yang menjanjikan. Sebagai informasi buah merah memiliki
kandungan aneka ragam bahan aktif yang masing-masing dengan kuantitas
yang cukup tinggi. Salah satu daripadanya adalah beta karoten yang mampu
mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit degeneratif, seperti
tekanan darah tinggi (hipertensi), gula darah (diabetes), jantung koroner, dan
kanker. Buah Merah juga digunakan sebagai pewarna makanan alami

Ekstrak buah merah (Pandanus conoideus) yang mengandung senyawa


aktif vitamin C, vitamin E, vitamin A, alkaloid, terpenoid, flavonoid, tiamin,
betakaroten, fenolik, dan karoten (siti dkk, 2019).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah gel ekstrak buah merah dapat menyebuhkan luka bakar


2. Apakah gel dari ekstrak buah merah efektif untuk penyembuhan luka bakar

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kemampuan ekstrak buah merah dalam menymbuhkan luka


bakar

2. Untuk mengetahui keefektifitas buah merah dalam menyembuhkan luka bakar


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Buah Merah

Di Indonesia tanaman (Pandanus conoideus Lam.) dikenal dengan nama


buah merah sesuai dengan warna buahnya. Buahnya dikonsumsi penduduk asli
karena minyak yang terkandung dalam buahnya (Murningsih, 1992).

Gambar 1. Buah Merah

Klasifikasi tanaman

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Subkelas : Monocotyledonae

Ordo : Pandanales

Familia : Pandanaceae

Genus : Pandanus

Spesies : Pandanus conoideus Lam.

Tanaman buah merah adalah tanaman yang masih satu famili dengan
tanaman pandan. Pandanus conoideus Lam. di habitat aslinya (Papua) tumbuh
dari dataran rendah dekat pantai sampai dataran tinggi. Di lereng pegunungan
Jayawijaya pada ketinggian 2.500 m dpl tanaman ini bisa ditemukan. Tanaman
berkayu ini tumbuh bercabang sampai mempunyai 5 cabang. Daunnya
berbentuk pita yang pinggirnya berduri-duri kecil. Tinggi tanaman bisa
mencapai 15 meter.

Buah merah memiliki kandungan zat-zat yang baik bagi tubuh. Buah
merah mengandung zat-zat alami yang dapat meningkatkan sistem kekebalan
tubuh dan proses metabolisme. Komponen senyawa buah merah meliputi
karotenoid, betakaroten, tokoferol, alfa tokoferol, dan asam lemak yang
berperan sebagai senyawa anti radikal bebas pengendali beragam penyakit
seperti kanker, hipertensi, paru–paru dan infeksi. Kandungan antioksidan
terutama β karoten dan α koferol dalam buah merah lebih tinggi dibandingkan
buah dan sayuran lainnya, seperti tomat, wortel, papaya, maupun taoge.

2.1.1. Penyebaran Buah Merah

Buah Merah ditemukan mulai dari Kepulauan Maluku, New Guinea dan
pulau-pulau di sekitarnya (mencakup Papua), Kepulauan Bismarck, Solomon
hingga Mikronesia (antara lain Kepulauan Caroline). Di Propinsi Papua
populasi Buah Merah paling banyak ditemukan di wilayah Kabupaten
Jayawijaya yang secara umum dikenal sebagai Lembah Baliem; sementara di
Propinsi Papua Barat ia banyak ditemukan di kawasan Kepala Burung,
terutama Manokwari.

Gambar 2. Penyebebaran Buah Merah

2.1.2. Kandungan Kimia Dan Khasiat Buah Merah

Sejak diperkenalkan oleh I Made Budi, sari buah merah ditekankan untuk
pengobatan alternatif penyakit tumor/kanker, HIV/AIDS, diabetes, stroke,
jantung, hipertensi, hepatitis, asam urat dan rematik (Subroto, 2007).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Budi (2001), buah merah
mengandung zat-zat antioksidan, di antaranya karotenoid (12.000 ppm),
tokoferol 11.000 ppm, betakaroten (700 ppm), α-tokoferol (500 ppm). Zat-zat
tersebut merupakan zat antioksidan yang baik, misalnya betakaroten.
Betakaroten berfungsi memperlambat berlangsungnya penumpukan flek pada
arteri. Interaksinya dengan protein hewani meningkatkan produksi antibodi.
Betakaroten meningkatkan jumlah sel-sel pembunuh alami dan
memperbanyak aktivitas sel-sel T helpers dan limposit. Konsumsi betakaroten
30-60 mg/hari selama 2 bulan membuat tubuh memiliki sel-sel pembunuh
alami lebih banyak (Lestari, 2011).

2.2. Luka Bakar

Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan


kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan
radiasi. Jenis luka dapat beraneka ragam dan memiliki penanganan yang
berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena luka bakar, tingkat keparahan,
dan komplikasi yang terjadi akibat luka tersebut. Luka bakar dapat merusak
jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan jaringan epidermis. Akibat luka
bakar dapat menyebabkan komplikasi diantaranya shock, infeksi,
ketidakseimbangan elektrolit dan masalah distress pernafasan. Selain itu dapat
menyebabkan distress emosional dan psikologi yang berat dikarenakan cacat
akibat luka bakar dan bekas luka (Eriawan et al., 2012).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bahan Penelitian

Buah merah, etanol 70%, Na CMC, Gliserin, Propilen glikol, Metil


paraben, Aquades, Karbopol, dan trietanolamin.

3.2. Pembuatan Ekstrak

Dimasukan 250 gram simplisia kedalam panci kemudian direndam dengan


etanol 70% sebanyak 2,5 ml selama 5 hari. Maserat yang diperoleh disaring
dengan kain flannel dan ditampung pada wadah. Ampas di remaserasi dengan
pelarut etanol sebanyak 625 ml. Kemudian maserat I dan II dicampur dan
diuapkan dengan cawan porselen diatas waterbath pada suhu 600C.

3.3. Pembuatan Gel

Disiapkan semua bahan yang akan digunakan, bahan ditimbang sesuai


dengan formula yang ada, dengan formula gel ekstrak buah merah dapat dilihat
pada tabel.

Bahan Jumlah

Ekstrak etanol 70% buah 2,49


merah (g)

Na CMC (g) 0,9-1,35

Karbopol (g) 0,15-0,6

Trietanolamin (TEA) (g) 0,6

Gliserin (g) 3,99

Propilen glikol (g) 2

Metil paraben (g) 0,06


Aquades (g) Ad 30 g

Pembuatan gel ekstrak buah merah dilakukan dengan mengembangkan


basis Na CMC dan karbopol pada mortar dengan air panas. Karbopol
ditambahkan TEA untuk menetralkan pH karbopol. Setelah itu Na CMC dan
karbopol yang sudah ditambah TEA, digerus sampai homogen, ini dinyatakan
sebagai campuran 1. Kemudian metil paraben dilarutkan dengan sedikit air
pada gelas kimia dan gliserin ditambahkan dengan propilen glikol, lalu
dihomogenkan, ini dinyatakan sebagai campuran 2. Kemudian campuran 1
ditambahkan dengan campuran 2, digerus dengan stemper sampai homogen.
Setelah itu ditambahkan ekstrak buah merah, digerus sambil ditambahkan air
sampai mencapai 30 g.

3.4. Evaluasi Sediaan Gel

Berdasarkan evaluasi sedian gel penelitian yang telah dilakukan oleh


Mayefis (2019) mengenai formulasi dan uji aktivitas gel ekstrak kulit buah
naga merah (hylocereus polyrhizus) sebagai sediaan obat luka bakar, terdapat
beberapa uji sedian gel yaitu :

1. Uji Organoleptis Gel


Pada pengujian organoleptis yang diamati berupa bentuk, warna dan bau.

2. Uji Homogenitas Gel


Pengujian homogenitas dilakukan dengan mengoleskan gel pada plat kaca,
diraba dan diterawang saat digosokkan massa gel harus menunjukkan susunan
homogen yaitu tidak terasa adanya bahan padat pada kaca (Voight, 1995).
Pengamatan dilakukan selama 9 hari.

3. Uji pH Sediaan Gel


Pengujian pH dilakukan dengan menggunakan kertas pH universal yang
dicelupkan ke dalam sampel gel. Perubahan warna yang terjadi dicocokkan
dengan standar pH universal. pH sediaan yang memenuhi kriteria pH kulit
yaitu dalam interval 4,5-6,5 (Tranggono dan Latifa, 2007). Pengukuran
dilakukan selama 9 hari.
4. Uji Daya Sebar Gel
Sebanyak 0,2 g kemudian diletakkan ditengah kaca arloji. Di atas gel di
letakkan kaca arloji lain dengan pemberat dan ada juga yang tanpa pemberat,
didiamkan 1-2 menit, kemudian dicatat diameter penyebarannya.

5. Uji Daya Lekat Gel


Gel diambil sebanyak 0,2 gram kemudian dioleskan pada sebuah plat kaca.
Kedua plat ditempelkan sampai plat menyatu, dan ditekan dengan beban
seberat 1 kg selama 5 menit, setelah itu beban dilepas. Waktu dicatat sampai
kedua plat saling lepas (Voight, 1995).
BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya

Volume Harga (Rp) Nilai (Rp)


1. Bahan Habis Pakai
2 kg 200.000 200.000
- Buah Merah
2L 68.000 68.000
- Etanol 70%
1 Kg 44.000 44.000
- Gliserin
80.000 80.000 80.000
- Propilen Glikol
500 mL 325.000 325.000
- Metil Paraben
1L 25.000 25.000
- Aquades
500 g 264.000 264.000
- Karbopol
1 Kg 86.000 86.000
- Trietanolamin (TEA)
6 pck 54.000 54.000
- Tissue
2 pck 12.000 12.000
- Label
2 pck 32.000 32.000
- Aluminium Foil
1 pck 335.000 335.000
- Kertas Saring Whatman No.41
1 Kg 242.000 242.000
- Na CMC
1 pck 60.000 60.000
- Kertas pH
1 rim 60.000 60.000
- HVS
SUB TOTAL (Rp) 1.887.000

Volume Harga (Rp) Nilai (Rp)


2. Perjalan
- Keperluan akomodasi selama 3
30 L 390.000 390.000
bulan untuk pengambilan sampel,
pembelian bahan dll (Bensin)
SUB TOTAL (Rp) 390.000

Volume Harga (Rp) Nilai (Rp)


3. Lain-lain
- Sewa Laboratorium UPT Lab 3 bulan 642.000 642.000
Terpadu Unsrat
SUB TOTAL (Rp) 642.000

TOTAL KESELURUHAN (Rp) = 2.919.000

(Terbilang dua juta sembilan ratus sembilan belas ribu)

4.2. Jadwal Kegiatan

Bulan Keterangan
No Jenis Kegiatan
1 2 3
1 Koordinasi tim Kelompok

2 Persiapan bahan baku Alexander Sohuat

3 Preparasi sampel Esti Mandela Putri

4 Pembuatan gel Saskia Walangitan

5 Evaluasi Sediaan Gel Delfiani Laloda

6 Laporan kemajuan Alexander Sohuat

7 Laporan akhir Esti Mandela Putri

8 Publikasi artikel Saskia Walangitan


DAFTAR PUSTAKA

Ayomi A. F. M.,(2015). Buah Merah (Pandanus conoideus) terhadap Penyerapan Zat Besi
(Fe) dalamDuodenum, J Agromed Unila. 2(2): 90-93.

Lestari P.,(2011). ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA EKSTRAK


ETANOL BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.), [Skripsi]. 1-57.

Mayefis D., (2019). Formulasi Dan Uji Aktivitas Gel Ekstrak Kulit Buah Naga Merah
(Hylocereus Polyrhizus) Sebagai Sediaan Obat Luka Bakar, Borneo Journal of
Phamascientech. 3(1): 28-37.

Rismana E., et al.,(2013). Efektivitas Khasiat Pengobatan Luka Bakar Sediaan Gel
Mengandung Fraksi Ekstrak Pegagan Berdasarkan Analisis Hidroksiprolin Dan
Histopatologi Pada Kulit Kelinci, Bul. Penelit. Kesehat. 41(1): 45-60

Susianti N., et al.,(2021). Optimasi Sediaan Gel Ekstrak Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa
bilimbi L.) Dengan Variasi Basis Karbopol 940 Dan CMCNa, Acta Pharm. 9(1) : 44-
57.

You might also like