Professional Documents
Culture Documents
Gel Luka FIX-1
Gel Luka FIX-1
DI USULKAN OLEH :
2022/2023
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................2
1.1 latar belakang........................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................5
2.1. Buah Merah.....................................................................................................................5
2.1.1. Penyebaran Buah Merah............................................................................................6
2.1.2. Kandungan Kimia Dan Khasiat Buah Merah...........................................................6
2.2. Luka Bakar......................................................................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................................8
3.1. Bahan Penelitian...................................................................................................................8
3.2. Pembuatan Ekstrak..............................................................................................................8
3.3. Pembuatan Gel.....................................................................................................................8
3.4. Evaluasi Sediaan Gel............................................................................................................9
Bab IV Biaya Dan Jadwal Kegiatan ……………………………………………...……………..10
4. 1. Anggaran Baya…………………………………………………………………………...11
4.2. Jadwal Kegiatan…………………………………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
Angka kejadian luka bakar di Indonesia cukup tinggi, lebih dari 250 jiwa
per tahun meninggal akibat luka bakar. Sedangkan di Indonesia kurang lebih
2,5 juta orang mengalami luka bakar setiap tahunnya. Bila ditinjau Rumah
Sakit Pertamina sebagai salah satu rumah sakit yang memiliki fasilitas
perawatan khusus untuk Unit Luka Bakar, menerima antara 33 -54 penderita
( rata-rata 40 per tahun). Dari jumlah tersebut yang termasuk dalam kategori
Luka Bakar adalah berkisar 21% ( Rivai, 2010). Menurut Riset Kesehatan
Dasar Depkes RI (2013) prevalensi kejadian luka bakar di Indonesia adalah
sebesar 7,2%. Penyebab luka bakar dari tahun 2009-2010 terbesar adalah
ledakan tabung gas LPG (30,4%) dengan kebakaran(25,7%) dan terkena air
panas (19,1%) dengan pasien luka bakar 34%.Sebagian besar pasien yang
dirawat dengan luas luka bakar 20-50%,angka tertinggi (58,25%) dengan
keseluruhan kasus luka bakar (34%) (RISKESDAS,2013). Sedangkan terdapat
30 kasus kebakaran di wilayah ponorogo yang tercatat dari bulan Januari
sampai dengan Desember 2014, dalam penyebab kebakaran tersebut karena
adanya konsleting listrik, kebocoran LPG dan minyak tanah yang tersulut api
namun tidak terdapat korban jiwa (Unit Pemadam Kebakaran Ponorogo,
2014).Data kasus luka bakar di RSUD Dr. Harjono Ponorogo pada tahun 2019
terdapat 3 kasus sedangkan untuk bulan Januari sampai dengan Septermber
2020 terdapat 5 kasus luka bakar. Luka bakar disebabkan oleh perpindahan
energi dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut mungkin konduksi atau
radiasi elektromagnetik.
Luka bakar dikategorikan sebagai luka termal, radiasi, dan luka bakar
kimiawi. Kulit dengan luka bakar akan mengalami kerusakan pada bagian
epidermis, dermis, maupun jaringan sub kutan tergantung factor penyebab dan
lamanya kulit kontak dengan sumber panas/penyebabnya. Dalamnya luka
bakar akan mempengaruhi kerusakan atau gangguan integritas kuli dan
kematian sel-sel. Akibat hal itu bisa mengakibatkan terjadinya infeksi.
Sebagai salah satu jenis tanaman yang berpotensi besar sebagai tanaman
obat, buah merah memiliki prospek cerah untuk dikembangkan dengan nilai
ekonomi yang menjanjikan. Sebagai informasi buah merah memiliki
kandungan aneka ragam bahan aktif yang masing-masing dengan kuantitas
yang cukup tinggi. Salah satu daripadanya adalah beta karoten yang mampu
mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit degeneratif, seperti
tekanan darah tinggi (hipertensi), gula darah (diabetes), jantung koroner, dan
kanker. Buah Merah juga digunakan sebagai pewarna makanan alami
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi tanaman
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Subkelas : Monocotyledonae
Ordo : Pandanales
Familia : Pandanaceae
Genus : Pandanus
Tanaman buah merah adalah tanaman yang masih satu famili dengan
tanaman pandan. Pandanus conoideus Lam. di habitat aslinya (Papua) tumbuh
dari dataran rendah dekat pantai sampai dataran tinggi. Di lereng pegunungan
Jayawijaya pada ketinggian 2.500 m dpl tanaman ini bisa ditemukan. Tanaman
berkayu ini tumbuh bercabang sampai mempunyai 5 cabang. Daunnya
berbentuk pita yang pinggirnya berduri-duri kecil. Tinggi tanaman bisa
mencapai 15 meter.
Buah merah memiliki kandungan zat-zat yang baik bagi tubuh. Buah
merah mengandung zat-zat alami yang dapat meningkatkan sistem kekebalan
tubuh dan proses metabolisme. Komponen senyawa buah merah meliputi
karotenoid, betakaroten, tokoferol, alfa tokoferol, dan asam lemak yang
berperan sebagai senyawa anti radikal bebas pengendali beragam penyakit
seperti kanker, hipertensi, paru–paru dan infeksi. Kandungan antioksidan
terutama β karoten dan α koferol dalam buah merah lebih tinggi dibandingkan
buah dan sayuran lainnya, seperti tomat, wortel, papaya, maupun taoge.
Buah Merah ditemukan mulai dari Kepulauan Maluku, New Guinea dan
pulau-pulau di sekitarnya (mencakup Papua), Kepulauan Bismarck, Solomon
hingga Mikronesia (antara lain Kepulauan Caroline). Di Propinsi Papua
populasi Buah Merah paling banyak ditemukan di wilayah Kabupaten
Jayawijaya yang secara umum dikenal sebagai Lembah Baliem; sementara di
Propinsi Papua Barat ia banyak ditemukan di kawasan Kepala Burung,
terutama Manokwari.
Sejak diperkenalkan oleh I Made Budi, sari buah merah ditekankan untuk
pengobatan alternatif penyakit tumor/kanker, HIV/AIDS, diabetes, stroke,
jantung, hipertensi, hepatitis, asam urat dan rematik (Subroto, 2007).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Budi (2001), buah merah
mengandung zat-zat antioksidan, di antaranya karotenoid (12.000 ppm),
tokoferol 11.000 ppm, betakaroten (700 ppm), α-tokoferol (500 ppm). Zat-zat
tersebut merupakan zat antioksidan yang baik, misalnya betakaroten.
Betakaroten berfungsi memperlambat berlangsungnya penumpukan flek pada
arteri. Interaksinya dengan protein hewani meningkatkan produksi antibodi.
Betakaroten meningkatkan jumlah sel-sel pembunuh alami dan
memperbanyak aktivitas sel-sel T helpers dan limposit. Konsumsi betakaroten
30-60 mg/hari selama 2 bulan membuat tubuh memiliki sel-sel pembunuh
alami lebih banyak (Lestari, 2011).
METODE PENELITIAN
Bahan Jumlah
Bulan Keterangan
No Jenis Kegiatan
1 2 3
1 Koordinasi tim Kelompok
Ayomi A. F. M.,(2015). Buah Merah (Pandanus conoideus) terhadap Penyerapan Zat Besi
(Fe) dalamDuodenum, J Agromed Unila. 2(2): 90-93.
Mayefis D., (2019). Formulasi Dan Uji Aktivitas Gel Ekstrak Kulit Buah Naga Merah
(Hylocereus Polyrhizus) Sebagai Sediaan Obat Luka Bakar, Borneo Journal of
Phamascientech. 3(1): 28-37.
Rismana E., et al.,(2013). Efektivitas Khasiat Pengobatan Luka Bakar Sediaan Gel
Mengandung Fraksi Ekstrak Pegagan Berdasarkan Analisis Hidroksiprolin Dan
Histopatologi Pada Kulit Kelinci, Bul. Penelit. Kesehat. 41(1): 45-60
Susianti N., et al.,(2021). Optimasi Sediaan Gel Ekstrak Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa
bilimbi L.) Dengan Variasi Basis Karbopol 940 Dan CMCNa, Acta Pharm. 9(1) : 44-
57.