Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 20

1.

Indonesia – Amerika Serikat Pererat Kerja Sama Bilateral Perubahan Iklim

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyampaikan Pemerintah Indonesia
dan Amerika Serikat telah lama berbagi pandangan, dalam mencapai tujuan agenda iklim global
yaitu menahan kenaikan suhu global. Dalam konteks ini, Pemerintah Indonesia sendiri telah
melakukan berbagai aksi iklim secara sistematis berdasarkan konvensi internasional.

Hal tersebut disampaikan Menteri Siti dalam sambutannya pada pertemuan Gugus Tugas 2,
Kelompok Kerja Perubahan Iklim mengenai Natural Capital and Ecosystem Services: FOLU,
Mangroves, and Ocean, secara hybrid pada Rabu malam (3/8). Tim Amerika Serikat (AS) yang hadir
dipimpin oleh Robert Blake selaku Advisor to the US SPEC John Kerry. Sedangkan delegasi AS terdiri
dari Toby Hedger, Department of State - OES/EGC; Daniel Kandy, Department of State - OES/EGC;
Stephanie Mann - United States Forest Service (USFS); Lauren Wenzel - National Oceanographic and
Atmospheric Administration - Marine Protected Areas Center; Gabrielle Johnson - NOAA MPA
International Capacity Building; Heather Coll - NOAA Senior International Affairs Specialist for East
and Southeast Asia; Alec Shub - NOAA representative; Lisa Vaughan - NOAA representative; Nick
Austin, Department of State; dan Mark Newton, USAID.

Sementara Menteri Siti didampingi oleh Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI)
Laksmi Dhewanthi, Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL) Ruandha A.
Sugardiman, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Sigit
Reliantoro, dan dihadiri Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama KLHK, serta perwakilan dari Kementerian
Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pertanian, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika,
serta Badan Restorasi Gambut dan Mangrove.

Lebih lanjut, Menteri Siti menjelaskan langkah-langkah perbaikan pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup di Indonesia telah dirancang dan dilaksanakan selama lebih dari tujuh tahun
terhitung sejak akhir tahun 2014 hingga saat ini, semakin menunjukkan perubahan yang signifikan di
sektor lingkungan hidup dan kehutanan.

Yang terkini, dalam upaya memenuhi komitmen Paris Agreement, Indonesia meluncurkan apa yang
disebut “Indonesia's FOLU Net Sink 2030”. Sebuah kondisi yang ingin dicapai melalui pengurangan
emisi GRK dari sektor kehutanan dan lahan, dimana tingkat penyerapan sama atau lebih tinggi dari
tingkat emisi.

Dalam rangka operasionalisasi FOLU Net Sink 2030 Indonesia, telah disusun Rencana Operasional
yang rinci dan menjadi dasar pelaksanaan langkah-langkah penurunan emisi GRK. Selanjutnya,
dituangkan dalam pedoman kerja atau manual yang sistematis dalam penanganan setiap kegiatan
pemanfaatan hutan dan lahan; seperti kebakaran hutan dan lahan, deforestasi dan degradasi hutan,
konservasi habitat, keanekaragaman hayati, pengelolaan gambut, dan mangrove. Pemerintah
Indonesia juga tengah menyusun rencana operasional pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular.
“FOLU Net Sink 2030 Indonesia menunjukkan ambisi iklim kita melalui pendekatan yang lebih
terstruktur dan sistematis. Ini memberikan target pembangunan yang terfokus dan terukur, dimana
untuk pertama kalinya semua program kegiatan memiliki satuan ukuran yang sama, yaitu setara
CO2,” terang Menteri Siti.

Menteri Siti mengatakan, Pemerintah Indonesia juga fokus pada potensi penghasil karbon lain yang
mampu menyerap karbon setara atau bahkan lebih besar dari hutan terestrial, yaitu dari sektor
pesisir dan ekosistem laut, atau karbon biru (blue carbon). Pengembangan karbon biru sangat
penting dan memiliki potensi yang signifikan di Indonesia, khususnya ekosistem mangrove.
Pengelolaan karbon biru yang lebih baik akan membawa banyak manfaat, antara lain peningkatan
nilainya, di mana Pemerintah telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang
Nilai Ekonomi Karbon untuk mengaturnya.

Saat ini, Indonesia juga memiliki peta mangrove nasional, dengan luas lebih dari 3 juta hektar,
dengan cadangan karbon yang tersimpan diperkirakan mencapai 3 miliar metrik ton. Sehingga dapat
dikatakan bahwa menjaga dan memperbaiki ekosistem mangrove merupakan cara ampuh untuk
melindungi ekosistem laut Indonesia, sekaligus membuat penyerap karbon yang baik. Pemerintah
sejauh ini telah menanam lebih dari 80 ribu hektar mangrove. Seperti yang diarahkan oleh Presiden
Joko Widodo, akan ada penanaman mangrove lebih dari 600 ribu hektare.

“Saat ini kita dihadapkan pada kondisi dimana ekologi harus tetap terjaga, tetapi ekonomi juga harus
terus tumbuh dan berkembang. Sehubungan dengan itu, kami berharap kerjasama antara
Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat melalui Bilateral Climate Change Working
Group 2 (dua) Task Force on Natural Capital and Ecosystem Services dapat difokuskan untuk saling
mendukung dalam menjaga ekosistem alam, serta menciptakan terobosan untuk mengoptimalkan
penyerapan emisi karbon dengan tetap mempertimbangkan pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat,” ungkap Menteri Siti mengakhiri sambutannya.

Pada kesempatan tersebut, Robert Blake selaku Advisor to the US SPEC John Kerry menyampaikan
bahwa AS memandang Indonesia sebagai mitra strategis yang sangat kuat di berbagai bidang. Dalam
hal ini, kerja sama iklim yang menjadi sangat penting, khususnya dalam transisi energi.

Pemerintah AS juga menyadari pentingnya hutan dan ekosistem karbon biru yang sangat membantu
untuk mencapai tujuan iklim. AS percaya bahwa Indonesia dapat menjadi contoh yang positif,
menunjukkan bagaimana negara-negara dapat menyeimbangkan pembangunan ekonomi dan
konservasi serta peningkatan ekosistem.

"Salah satu contohnya, tentu saja, adalah komitmen FOLU Indonesia yang kuat termasuk Rencana
Operasi 2030 Net Sink, dan kemajuan yang telah Indonesia buat selama lima tahun terakhir untuk
menurunkan laju deforestasi," ungkapnya.
Lebih lanjut, Robert Blake menyampaikan AS ingin menjadi mitra kuat Indonesia untuk
mengimplementasikan komitmen dan rencananya di bawah Rencana Operasional FOLU Net Sink
2030.

2. Indonesia Perkuat Kerja Sama Ekonomi dengan Arab Saudi

Indonesia dan Arab Saudi memiliki hubungan bilateral di bidang ekonomi yang telah terjalin dengan
baik. Nilai perdagangan Indonesia-Arab Saudi tercatat sebesar USD5,5 miliar pada tahun 2021.
Ekspor Indonesia ke Arab Saudi selama periode Januari-Desember 2021 sebesar USD1,5 miliar, naik
sebesar 12,78% dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yang berjumlah USD1,33 Miliar. Selain
itu, Total nilai Foreign Direct Investment dari Arab Saudi ke Indonesia mencapai USD24,6 juta pada
periode 2016-2021.

Menindaklanjuti hubungan kedua negara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga


Hartarto melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Ekonomi dan Perencanaan Arab Saudi,
Faisal Al-Ibrahim pada Minggu (22/05) di Davos, Swiss. Terdapat beberapa isu yang diangkat dalam
pertemuan bilateral tersebut, antara lain mengenai perdagangan antara kedua negara dan rencana
kerja sama pada bidang investasi.

Menko Airlangga pada kesempatan tersebut menyampaikan harapannya agar Indonesia dapat
menjadi mitra strategis Arab Saudi melalui sinergi upaya Visi Arab Saudi 2030 dan Visi Indonesia
Emas 2045. Menko Airlangga juga berharap hubungan bilateral kedua negara akan terjalin semakin
erat, khususnya pada kerja sama ekonomi.

Dalam pertemuan itu juga dibahas berbagai perkembangan di kawasan dan global yang menjadi
perhatian dan kepentingan bersama. Menko Airlangga juga menyampaikan beberapa perkembangan
terkait Presidensi G20 dan keanggotan Indonesia pada Global Crisis Response Group (GCRG) dan
mengharapkan dukungan dan kerja sama Pemerintah Arab Saudi dalam mencapai kepentingan
global bersama.

Menteri Faisal Al-Ibrahim menanggapi dengan menjelaskan pertumbuhan ekonomi Arab Saudi yang
didorong oleh minyak dan gas. Menteri Al-Ibrahim juga mengamati kondisi saat ini dimana perang di
Ukraina menyebabkan volatilitas energi, metal, dan investasi. Arab Saudi telah mengantisipasi
dampak perang dengan meningkatkan kapasitas refinery. Arab Saudi juga berharap G20 dapat
menjaga situasi, terutama food security. Meskipun Arab Saudi tidak terlalu terdampak, namun
mengkhawatirkan kondisi di negara-negara sekitar, terutama terkait kelangkaan fertilizer.
Kedua Menteri juga mendiskusikan perkembangan teknologi perminyakan di Arab Saudi seperti
investasi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS). Selain itu juga dibicarakan mengenai blue
hydrogen dan investasi di Ibu Kota Nusantara. Menteri Al-Ibrahim menyampaikan bahwa saat ini
Arab Saudi juga sedang mengembangkan kota-kota dengan membangun berbagai infrastruktur. Arab
Saudi berminat untuk bekerja sama dalam penyediaan tenaga kerja terampil di bidang teknologi
informasi di Arab Saudi. Menteri Arab Saudi juga tertarik untuk bekerja sama dalam bidang
kebudayaan yang sudah memiliki ikatan kuat dengan Indonesia.

Arab Saudi sebagai salah satu negara G20 juga menyampaikan dukungan penuh bagi Presidensi G20
Indonesia. Menko Airlangga juga menyampaikan harapannya agar Arab Saudi berpartisipasi dalam
Pertemuan Tingkat Menteri Pembangunan G20.

Turut hadir dalam pertemuan ini mendampingi Menko Airlangga adalah Menteri Perindustrian Agus
Gumiwang Kartasasmita, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko
Perekonomian Edi Prio Pambudi, dan Dirjen Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri
Internasional Kementerian Perindustrian Eko Cahyanto.

3. Indonesia dan Bahamas Sepakat Tingkatkan Kerja Sama dan Hubungan Bilateral Kedua Negara

Nassau, Bahamas - Duta Besar RI untuk Kuba merangkap Bahamas, Nana Yuliana, telah
menyerahkan Surat-Surat Kepercayaan kepada Gubernur Jenderal Bahamas, Sir Cornelius Alvin
Smith, ON, GCMG., di Nassau, pada Senin (13/06/2022).

Duta Besar Nana menyampaikan komitmen Indonesia untuk memperkuat hubungan bilateral
dengan Republik Bahamas melalui diplomasi ekonomi, kerjasama di bidang politik dan sosial budaya.
“Terdapat tiga kerjasama konkret yang dapat direalisasikan dalam waktu dekat oleh Indonesia dan
Bahamas, yakni perjanjian konsultasi bilateral, perjanjian bebas visa bagi pemegang paspor
diplomatik dan dinas, serta kerjasama antar universitas dan pemberian beasiswa untuk mempererat
upaya peningkatan people-to-people connectivity," papar Dubes Nana.

Hubungan diplomatik Indonesia – Bahamas dimulai pada tahun 1977 dan telah berjalan dengan baik.
Di bidang politik, dalam beberapa pencalonan Indonesia pada sejumlah organisasi multilateral,
Bahamas selalu memberikan dukungannya, seperti pada Economic, Social and Cultural Council
(ECOSOCC) dan International Maritime Organization (IMO).

Dari sisi ekonomi, pada tahun 2021, nilai perdagangan Indonesia – Bahamas mencapai USD 2,04 juta
dengan jumlah surplus pada pihak Indonesia sebesar USD 2.03 juta. Volume perdagangan kedua
negara juga relatif kecil. Hal ini menggambarkan masih besarnya potensi kerjasama ekonomi konkrit
yang perlu dikembangkan. Untuk itu dalam kesempatan tersebut, Dubes Nana menyampaikan
undangan kepada pelaku bisnis Bahamas untuk hadir pada Indonesia-Latin America and the
Caribbean (INA-LAC) Business Forum dan Trade Expo Indonesia (TEI) yang akan diselenggarakan
pada bulan Oktober 2022.

Di samping itu, Dubes Nana juga memberikan informasi terkait prioritas diplomasi Indonesia, seperti
kebijakan sektor kesehatan RI selama masa pandemi Covid-19, presidensi Indonesia pada G20, peran
Indonesia dalam 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction, dan isu-isu global lainnya.

Selanjutnya, Gubernur Jenderal Alvin Smith menyampaikan selamat kepada Dubes Nana yang telah
secara resmi menyampaikan Surat-Surat Kepercayaan kepada pemerintah Bahamas. Smith lebih
lanjut menyoroti 45 tahun hubungan Indonesia – Bahamas dan mengusulkan true partnership kedua
negara.

“Hubungan Indonesia – Bahamas dapat fokus pada 4 kluster kerjasama yakni di bidang: perubahan
iklim, keamanan maritim, isu-isu global, dan pencalonan pada organisasi International. Selain itu,
pariwisata juga dapat dijadikan sektor kerjasama yang menguntungkan. Bahamas akan memberikan
dukungan untuk peningkatan hubungan bilateral Indonesia – Bahamas," jelas Gubernur Jenderal
Smith.

Selama berada di Bahamas, Dubes RI juga melakukan pertemuan dengan sejumlah counterpart yang
berperan penting meningkatkan hubungan kedua negara, seperti Dirjen Kemlu dan KADIN Bahamas,
serta pihak media.

Sebagai informasi, saat ini KBRI Havana mencatat sebanyak 17 orang WNI bermukim di Bahamas,
mayoritas adalah pekerja migran di sektor perhotelan yang juga merupakan kisah sukses lulusan
Balai Latihan Kerja (BLK), perminyakan, dan WNI yang menikah dengan WN setempat.

4. Indonesia-Jerman Perkuat Hubungan Bilateral dalam Momentum 70 Tahun Kerja Sama

Indonesia dan Jerman telah menjalin hubungan diplomatik yang kuat sejak beberapa dekade lalu
dan terwujud dalam kemitraan strategis yang komprehensif berbagai bidang. Tahun ini menandai
tujuh dekade hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jerman dan menyiratkan bahwa Jerman
merupakan salah satu negara di dunia yang telah menjalin hubungan formal dengan Indonesia sejak
awal masa kemerdekaan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang hadir mewakili Pemerintah
Indonesia dalam perayaan German Unity Day di Jakarta, Kamis (6/10), menyampaikan bahwa
perdagangan dan investasi merupakan aspek penting dalam hubungan bilateral Indonesia dan
Jerman. Tidak hanya itu, Indonesia dan Jerman juga saling memberikan dukungan terhadap program
pembangunan di masing-masing negara.
“Pada tahun 2021, Jerman adalah mitra dagang terbesar Indonesia di antara negara-negara Eropa
dengan total perdagangan mencapai USD6.0 miliar. Untuk periode 2015 hingga 2021, total investasi
Jerman di Indonesia lebih dari USD1 miliar dengan lebih dari 250 perusahaan Jerman yang
beroperasi di Indonesia,” ungkap Menko Airlangga.

Reformasi struktural yang dilakukan Pemerintah melalui Undang-Undang Cipta Kerja juga ditujukan
untuk menciptakan iklim investasi yang lebih baik, termasuk bagi perusahaan Jerman untuk
berinvestasi di Indonesia. Menko Airlangga meyakini bahwa perdagangan dan investasi kedua
negara akan semakin saling menguntungkan dan meningkat dengan diberlakukannya Indonesia-
European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IU-CEPA).

Lebih lanjut, Menko Airlangga dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa Indonesia dan
Jerman pada saat yang sama juga meningkatkan upaya kolaboratif untuk mengembangkan teknologi
bersih dan terbarukan, infrastruktur hijau, dan pembiayaan hijau. Kunjungan Presiden Joko Widodo
saat menghadiri KTT G7 di Kastil Elmau yang terletak di wilayah Garmisch-Partenkierchen, Jerman,
pada Juni tahun 2022 juga mencerminkan komitmen dan keikutsertaan Indonesia untuk menjawab
tantangan global saat ini dan di masa depan.

“Presidensi Indonesia dalam G20 bersamaan dengan momentum Presidensi Jerman dalam G7.
Indonesia berharap tahun ini, kedua negara dapat menjadikan pertemuan G20 sebagai salah satu
tonggak penting bagi hubungan antara Indonesia dan Jerman,” ujar Menko Airlangga.

Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menuturkan kunjungan saat menghadiri
Hannover Messe dan bertemu dengan Menteri Ekonomi dan Iklim Jerman Robert Habeck pada bulan
April lalu. Selanjutnya, Menko Airlangga juga menuturkan pertemuan dengan Presiden Jerman
Frank-Walter Steinmeier yang berkunjung ke Indonesia Industrial Digital Center 4.0 atau PIDI di
Jakarta pada bulan Juni lalu. Menko Airlangga menyampaikan bahwa dalam kedua pertemuan
tersebut, Indonesia dan Jerman membahas dan memperkuat kemitraan yang solid dalam
mewujudkan industri 4.0.

“Tahun depan, Indonesia kembali menjadi official partner country Hannover Messe. Saya berharap
momentum tersebut dapat memperluas dan memperdalam hubungan ekonomi Indonesia dan
Jerman,” kata Menko Airlangga.

Menko Airlangga juga mengatakan bahwa Indonesia sangat mengapresiasi peran aktif Jerman dan
kerjasama yang terjalin selama ini sebagai mitra pembangunan ASEAN. Selanjutnya, Indonesia dan
Jerman sama-sama menyambut baik inisiatif pembentukan Joint Economic and Investment
Committee Indonesia – Jerman.
“Pada kesempatan ini, izinkan saya menyampaikan harapan besar kami dalam menyambut Kanselir
Jerman Olaf Scholz di Bali dalam KTT G20 mendatang. Saya percaya inilah saatnya bagi kedua negara
memanfaatkan momentum dengan membangun kemitraan yang kuat,” pungkas Menko Airlangga.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Duta Besar Jerman untuk Indonesia dan sejumlah undangan.

5. Menlu Indonesia-Singapura Bahas Kerja Sama Pemulihan Ekonomi Pasca-Pandemi 26 Maret 2021

Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi dan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan
melakukan pertemuan bilateral untuk membahas kerja sama antara kedua negara. Terdapat dua
agenda utama yang dibahas dalam pertemuan tersebut, yaitu persiapan petemuan Leaders' Retreat
antara Presiden Jokowi dengan PM Lee Hsien Loong dan saling tukar pandangan terkait isu-isu
regional/internasional.

Leaders' Retreat dijawalkan untuk diselenggarakan pada semester kedua tahun 2021. Kedua Menlu
membahas isu-isu substansi yang akan dibicarakan dalam pertemuan Retreat tersebut, yaitu
mencakup kerja sama investasi, persiapan pembangkitan kembali sektor travel dan pariwisata, dan
kerja sama ekonomi digital.

Terkait kerja sama investasi, Menlu RI menggarisbawahi Perjanjian Investasi Bilateral (PIB) yang
instrumen ratifikasinya telah disalingtukarkan pada awal bulan Maret 2021. Singapura merupakan
salah satu investor utama di Indonesia. Investasi langsung Singapura di Indonesia pada tahun 2020
adalah sebesar 9,8 miliar dolar, meningkat 50 persen dari tahun sebelumnya meski di tengah
pandemi.

“PIB ini diharapkan dapat memperkuat arus investasi masuk dengan menciptakan kepastian dan rasa
percaya. PIB ini juga mencerminkan komitmen kuat kami terhadap kerja sama ekonomi yang terbuka
dan adil, dan menandakan penguatan optimisme untuk pemulihan ekonomi sesegera mungkin. Kami
berharap Leaders' Retreat akan semakin mendorong investasi," ujar Menlu RI.

Terkait pembangkitan kembali sektor travel dan pariwisata, Menlu RI menggarisbawahi Travel


Corridor Arrangement (TCA) yang telah ada antara Indonesia dengan Singaprura. TCA tersebut
memfasilitasi perjalanan resmi dan esensial. Selanjutnya, yang perlu dibahas adalah pembukaan
perbatasan untuk tujuan pariwisata.

“Sambil terus memantau perkembangan pandemi, kita mencatat adanya komunikasi terkait
kemungkinan proyek percontohan pembukaan kembali perbatasan untuk tujuan pariwisata dengan
aman, bertahap, dan sangat hati-hati. Saya ulangi, dengan aman, bertahap, dan sangat hati-hati,"
kata Menlu RI dalam pernyataan pers usai pertemuan di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta,
Kamis, 25 Maret 2021.

Menlu RI juga menyebutkan perkembangan positif vaksinasi di Indonesia yang saat ini telah
menjangkau lebih dari 9 juta orang dengan tingkat vaksinasi 500.000 orang per hari. Meski demikian,
tren yang positif ini tidak boleh membuat Indonesia berpuas diri. Sebaliknya, Indonesia harus terus
bekerja lebih keras supaya segera pulih dari pandemi.

Terkait kerja sama ekonomi digital, Menlu RI menggarisbawahi rencana penetapan Nongsa Digital
Park (NDP) di Batam sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK). Batam akan menjadi pintu masuk bagi
perusahaan-perusahaan teknologi informasi internasional yang akan berinvestasi di Indonesia,
termasuk dari Singapura, sehingga diharapkan investasi asing di bidang TI akan semakin meningkat.

“Sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki ekosistem digital yang
menjanjikan. Di sisi lain, Singapura memiliki pengalaman dan jejaring untuk mengembangkan sektor
ini. Kita harus menjembatani potensi ini," kata Menlu RI.

Agenda kedua pertemuan kedua Menlu adalah saling tukar pandangan terkait isu-isu
regional/internasional. Isu pertama yang dibahas adalah terkait situasi di Myanmar. Kedua Menlu
menyampaikan keprihatinan terhadap perkembangan situasi di Myanmar dan menyerukan kepada
militer Myanmar untuk menghentikan penggunaan kekerasan guna mencegah jatuhnya lebih banyak
korban.

Mereka juga mendesak Myanmar untuk memulai dialog guna menegakkan kembali demokrasi,
perdamaian, dan stabilitas. Dalam kaitan ini, Indonesia dan Singapura mendukung inisiatif
penyelenggaraan ASEAN Leaders' Summit.

Isu lain yang juga dibahas kedua Menlu adalah implementasi ASEAN Outlook on the Indo-
Pacific (AOIP). Menlu RI menegaskan pentingnya ASEAN membuka kerja sama dengan semua mitra
dalam implementasi AOIP. Kerja sama inklusif adalah kunci bagi implementasi AOIP.

“Kita perlu banyak energi positif untuk pulih dari pandemi ini. Hanya dengan kerja sama kita dapat
bangkit bersama dan bangkit lebih kuat," tandas Menlu RI.

Sementara Menlu Singapura menyampaikan bahwa Indonesia dan Singapura telah menunjukkan
bahwa keduanya merupakan mitra yang baik dalam situasi yang sulit. Kerja sama tetap terjalin baik
meski di tengah pandemi. Kerja sama itu juga akan terus ditingkatkan dalam upaya memastikan
pemulihan ekonomi pasca-pandemi.
“Kita telah melewati masa sulit bersama-sama dan kita telah manfaatkan sumber daya yang ada
untuk membantu melewati dampak ekononi yang terjadi pada masyarakat kita," kata Menlu
Singapura.

Dia juga menegaskan bahwa Indonesia dan Singapura adalah sahabat yang saling percaya dan
memiliki kepentingan strategis yang sama. Dalam isu Myanmar, Singapura sependatap dengan
Indonesia terkait perlunya rekonsiliasi nasional untuk menemukan solusi yang efektif bagi Myanmar.
Singapura juga sepandangan dengan Indonesai terkait pentingnya sentralitas ASEAN di kawasan.

6. Peningkatan Kerja Sama Indonesia - Jepang sebagai Mitra Strategis Terus Berlanjut

Negara Jepang merupakan mitra yang sangat penting bagi Indonesia. Meskipun dihadapkan pada
berbagai tantangan global, termasuk Pandemi Covid-19, hubungan antar kedua negara tetap terjalin
kuat bahkan masih terbuka ruang untuk penguatan hubungan yang bisa digali.

Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Jepang pada tahun 2020 mencapai USD24,3 miliar. Selama
periode 2018 hingga 2020 Jepang konsisten menduduki peringkat ke-3 sebagai tujuan ekspor utama
Indonesia dengan nilai ekspor di Tahun 2020 mencapai USD13,6 miliar. Kondisi ini terus berlanjut,
dimana pada semester 1 - 2021, nilai ekspor Indonesia ke Jepang telah mencapai nilai USD7,9 miliar.

“Saya percaya kerjasama ekonomi yang kuat ini akan tetap terjalin baik saat ini di masa yang akan
datang. Bahkan akan terus meningkat yang didorong oleh pemanfaatan Indonesia-Japan Economic
Partnership Agreement (IJEPA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) secara
maksimal bagi kesejahteraan rakyat kedua negara khususnya sebagai upaya pemulihan ekonomi di
tengah pandemi Covid-19 ini,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
pada kegiatan Indonesia-Japan Business Network (IJBNet) secara virtual dari Jakarta,, Selasa
(10/08/2021).

Dari sisi investasi, selama periode 2018 hingga Semester I - 2021 Penanaman Modal Asing (PMA) dari
Jepang yang masuk ke Indonesia mencapai 12,9 miliar USD. Adapun Jepang menjadi negara terbesar
ke-3 PMA yang masuk ke Indonesia selama periode tersebut. Sementara itu, total proyek PMA asal
Jepang selama periode tersebut mencapai lebih dari 19 ribu proyek.

Hingga paruh pertama tahun 2021, PMA asal Jepang yang masuk ke Indonesia telah mencapai 1,04
miliar USD. Pemerintah Indonesia mengharapkan PMA asal Jepang yang masuk di Tahun 2021 akan
mampu melampaui realisasi di tahun 2020 yang mencapai 2,6 miliar USD.
Membaiknya perekonomian Indonesia membawa dampak positif di sektor investasi. Dari sektor
investasi, data Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh sebesar 7,54 persen (year-on-year)
di triwulan II-2021.

Kenaikan PMTB sejalan dengan naiknya investasi di sektor riil. Berdasarkan data dari Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi pada triwulan II-2021 mencapai Rp. 223,0
triliun atau meningkat 16,2 persen dibandingkan triwulan II-2020 yang didorong oleh kinerja PMA
yang mencapai Rp 116,8 triliun atau meningkat 19,6 persen year on year. Hal ini menunjukkan
bahwa Indonesia masih memiliki daya tarik tinggi bagi investor asing, salah satunya Jepang.

Dalam rangka meningkatkan iklim investasi, Pemerintah Indonesia telah melakukan launching Online
Single Submission (OSS) Berbasis Risiko atau dikenal dengan OSS versi RBA pada tanggal 9 Agustus
2021 lalu. Diharapkan dengan keberadaan OSS Berbasis Risiko akan dapat mempermudah para
pelaku usaha untuk memperoleh perizinan, serta mengurangi inkonsistensi dan interlocking regulasi
antara pusat dan daerah. Tujuan utamanya tentunya, sejalan dengan UU Cipta Kerja, adalah
kemudahan penciptaan lapangan kerja, peningkatan kompetensi pencari kerja dan kesejahteraan
pekerja, peningkatan produktivitas pekerja, serta peningkatan investasi.

Terkait fenomena kebijakan beberapa negara yang merelokasi pabriknya dari Tiongkok ke negara
lain, perusahaan Jepang juga melakukan relokasi ke negara lain, khususnya Indonesia. Dari total
tujuh perusahaan multinasional yang telah berkomitmen untuk masuk ke Indonesia, terdapat tiga
perusahaan Jepang yang akan merelokasi pabriknya dari Tiongkok ke Indonesia.

“Selamat ulang tahun yang ke-3 bagi IJBNET. Semoga ke depannya IJB dapat terus melaksanakan
program-program kerjasama bisnis Indonesia-Jepang demi mendorong pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan kedua negara,” pungkas Airlangga.

Turut hadir dalam kegiatan Indonesia-Japan Business Network (IJBNet) antara lain, Mr. Kenji
Kanasugi Duta Besar Jepang untuk RI, Heri Akhmadi Duta Besar RI untuk Jepang, Suyoto Rais Ketua
Umum IJBNet.

JEPANG JUGA

7. Indonesia-Jepang sepakati kerjasama baru terkait ekonomi berkelanjutan

Pemerintah Indonesia dan Jepang sepakat untuk meningkatkan kerjasama di bidang inovasi dan
ekonomi berkelanjutan melalui forum Inisiatif Public Private Track 1.5.
Usulan kerja sama tersebut disepakati Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
saat menerima kunjungan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang Koichi Hagiuda di
Jakarta.

“Indonesia selalu siap untuk bekerja sama dengan Pemerintah Jepang untuk memaksimalkan potensi
besar kerja sama kedua negara,” kata Menko Airlangga dalam keterangan resminya, Selasa.

Melalui Public Private Track 1.5: Japan Indonesia Co-Creation Partnership for Innovative and
Sustainable Economic Society tersebut kedua negara akan meningkatkan kerja sama dalam rantai
pasok regional dan global, pembangunan infrastruktur, ekonomi digital, pengembangan sumber
daya manusia, dan industri berkelanjutan yang merupakan prioritas pembangunan Indonesia.

Forum bilateral tersebut juga diharapkan dapat menjadi wadah untuk mempromosikan
pengembangan UMKM dan ekonomi digital yang mana UMKM Indonesia telah tumbuh menjadi
sektor penopang utama ekonomi dengan kontribusi lebih dari 60 persen PDB dan menyerap lebih
dari 90 persen tenaga kerja di tahun 2020.

Selain itu, sektor lain yang juga sangat penting bagi Indonesia adalah ekonomi digital. Nilai e-
commerce Indonesia diproyeksikan akan terus meningkat hingga 32 miliar dolar AS pada tahun 2025
dengan tingkat pertumbuhan tahunan 54 persen.

Pertemuan tersebut juga membahas di antaranya peluang kerja sama dalam Presidensi G20
Indonesia yang pada tahun 2022 mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”. Airlangga
mengajak Pemerintah Jepang untuk bekerja sama dan mendukung inisiatif Indonesia untuk
menyukseskan agenda yang tertuang dalam Presidensi G20 Indonesia.

Selanjutnya, pertemuan membahas akses perdagangan kedua negara, serta peningkatan kerja sama
di kawasan, utamanya dalam forum ASEAN dan negara-negara Indo-Pasifik. Total perdagangan
Indonesia dan Jepang pada Januari hingga November 2021 senilai 28,5 miliar dolar AS, yang berarti
31 persen lebih tinggi dari periode yang sama di tahun 2020 yaitu 21,7 miliar dolar AS. Dari sisi
investasi, pada Januari hingga September 2021 investasi Jepang ke Indonesia sebesar 1,7 miliar USD
dalam 6.794 proyek yang menduduki peringkat keempat di antara investor Indonesia lainnya.

Dalam kesempatan tersebut, Airlangga menyampaikan selamat atas dilantiknya Menteri Hagiuda
sebagai Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang. Airlangga optimistis ke depannya
hubungan bilateral antara Indonesia-Jepang makin terjalin kuat, terlebih dalam pembangunan
infrastruktur yang mana antara Indonesia dan Jepang telah memiliki pengalaman kerja sama yang
kuat.
“Beberapa infrastruktur utama Indonesia telah dibangun dengan bekerja sama dengan Jepang,
diantaranya termasuk MRT Jakarta dan Pelabuhan Patimban. Saya percaya bahwa dialog baru akan
dapat memperkuat dan memperluas kerja sama bilateral lebih lanjut di sektor ini,” tutur Airlangga.

8. Indonesia dan Mesir Sepakat Kerja Sama dalam Perlindungan Lingkungan dan Pembangunan
Berkelanjutan

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya melakukan pertemuan bilateral
dengan Menteri Luar Negeri Republik Arab Mesir, Mr. Sameh Shoukry di Jakarta (18/3/2022).
Pertemuan ini dilaksanakan untuk mendiskusikan mengenai keterlibatan kedua negara dalam COP27
UNFCCC mendatang. Selain itu juga kedua pihak menjajaki potensi kerja sama bidang lingkungan
hidup dan pembangunan berkelanjutan.

Kunjungan Menteri Luar Negeri Mesir ini merupakan kunjungan resmi dengan membawa pesan
penting dari Presiden Mesir Abdul Fattah as-Sisi kepada Presiden Joko Widodo. Kunjungan Menteri
Luar Negeri Republik Arab Mesir dalam kapasitasnya sebagai Presiden COP 27 UNFCCC.

Paska COP26 UNFCCC Glasgow, yang menghasilkan Pak Iklim Glasgow kedua negara menekankan
pentingnya pengurangan emisi serta penggunaan emisi terbarukan dan menjanjikan lebih banyak
bantuan pendanaan bagi negara-negara berkembang.

Dalam pertemuan bilateral ini, kedua Menteri melakukan penandatanganan MoU bidang
perlindungan lingkungan dan kerja sama pembangunan berkelanjutan. Penguatan hubungan
bilateral melalui MoU tersebut, maka kedua negara sepakat untuk kerja sama dalam bidang
pengelolaan keanekaragaman hayati dan kawasan lindung; perubahan iklim; penanganan limbah;
pengelolaan Bahan dan limbah berbahaya; pendidikan dan kesadaran lingkungan; energi terbarukan;
dan pengendalian polusi.

Memanfaatkan pertemuan ini, Menteri Siti memberikan penjelasan perihal kebijakan FOLU Net Sink
2030 dan implementasinya. Indonesia telah menargetkan pemenuhan FoLU Net Sink pada 2030
untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang sejalan dengan Perjanjian Paris.

FoLU Net Sink 2030 menyiratkan bahwa berbagai langkah kebijakan, dan implementasi terkait
kehutanan dilakukan, sehingga pada tahun 2030 emisi karbon menjadi netral, dan
penyerapan/penyimpanan karbon alam akan lebih besar daripada emisi karbon di sektor kehutanan.

Sektor FoLU, yang berkontribusi terhadap 60% target pengurangan emisi Indonesia, akan mencapai
Penyerapan Karbon Bersih pada tahun 2030 dan “Net Zero” pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Capaian FoLU Net Sink akan dilakukan melalui: (1) Pencegahan/Penurunan Laju Deforestasi Hutan;
(2) Degradasi Hutan Konsesi; (3) Pembangunan Hutan Tanaman;

(4) Pengelolaan Hutan Lestari;

(5) Rehabilitasi Dengan Rotasi dan Non-Rotasi;

(6) Pengelolaan Lahan Gambut;

(7) Konservasi Keanekaragaman Hayati;

dan (8) Pengelolaan Mangrove.

Selanjutnya, setelah 2030 Sektor FOLU ditargetkan sudah dapat menyerap GRK bersamaan dengan
kegiatan penurunan emisi GRK dari aktivitas transisi energi atau dekarbonisasi serta kegiatan
eksplorasi sektor lainnya, tidak terkecuali sektor pertanian, untuk mencapai netral karbon/net-zero
emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Pada 24 Februari 2022 telah ditandatangani Keputusan Menteri LHK nomor 168 mengenai Rencana
Operasional FOLU Net Sink 2030 yang diharapkan dapat dapat meningkatkan upaya bersama semua
pihak secara simultan dan sistematis dalam pengendalian perubahan iklim.

Melalui Keputusan Menteri LHK ini, maka operasional pelaksanaan FOLU Net Sink 2030 akan
menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan melalui pengelolaan hutan lestari, serta
tata kelola lingkungan dan karbon.

Tahun ini, baik Indonesia maupun Mesir, mempunyai peran sangat penting berkaitan dengan
agenda internasional yang diselenggarakan selama 2022. Peran Indonesia sebagai Presidensi G20
dan Mesir sebagai Presiden COP27 UNFCCC memberikan kesempatan lebih luas bagi kedua negara
untuk menyinergikan agenda internasional berkaitan dengan lingkungan dan perubahan iklim.

Dalam perspektif sejarah, Indonesia dan Mesir memiliki hubungan baik mengingat Mesir merupakan
negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1947. Kedua negara mempunyai
posisi sama utamanya dalam menjaga perdamaian dunia.
9. Usung IA-Cepa Indonesia-Australia Tingkatkan Kerja Sama untuk Pemulihan Ekonomi

Kementerian PPN/Bappenas dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia


menyelenggarakan pertemuan virtual IA-CEPA Supporting Economic Recovery Through Partnership
pada Selasa, (21/9). Diluncurkan sejak 5 Juli 2020, IA-CEPA atau Indonesia-Australia Comprehensive
Economic Partnership Agreement adalah bentuk kerja sama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah
Australia yang menawarkan peluang dua arah dalam perdagangan barang dan jasa, penanaman
modal, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia Indonesia. IA-CEPA juga mendukung upaya
pemulihan ekonomi Indonesia di tengah pandemi Covid-19.

Untuk mendorong optimalisasi IA-CEPA, dalam forum Pertemuan Menteri Perdagangan dan
Investasi Indonesia dan Australia pada 6 Juli 2021 lalu, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah
Australia meluncurkan Katalis, program yang menghubungkan dunia usaha, akademisi, dan sektor
publik dari kedua negara untuk bisa berkolaborasi secara efektif. Katalis berperan sebagai
pendorong kolaborasi dan keikutsertaan Indonesia dalam rantai nilai global, searah dengan Visi
Indonesia 2045 yang menargetkan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar kelima di
dunia pada 2045.

“Katalis diharapkan membawa perluasan akses pasar, integrasi pasar yang lebih baik, dan
kemampuan yang lebih tinggi terutama di bidang manufaktur pangan dan sektor jasa. Kami
mendorong semua pihak yang terlibat, termasuk pemerintah, pihak swasta dan akademisi, untuk
memanfaatkan peluang berharga yang disediakan Katalis berupa nasihat terpercaya, jaringan lokal,
wawasan pasar, dan pengembangan kemampuan bagi setiap pemangku kepentingan. Indonesia
menyambut baik tonggak pencapaian ini bagi masa depan yang menjanjikan untuk kemitraan
ekonomi Indonesia-Australia yang lebih dalam. Ini juga merupakan landasan yang luar biasa bagi
kedua negara untuk mengejar pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan,” ujar Menteri PPN/Kepala
Bappenas Suharso Monoarfa secara virtual.

Lokasi strategis dan didukung pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, Indonesia dan Australia
berada di posisi yang tepat untuk menjalankan kemitraan baru dan berkembang. Dengan populasi
usia muda dan ekonomi yang berkembang pesat hingga mencapai lebih dari satu triliun dolar,
Indonesia adalah negara dengan peluang yang luar biasa, sementara Australia adalah negara maju
berpendapatan tinggi dengan layanan dan keterampilan kelas dunia.

Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Dan Tehan menekankan komitmen
Australia untuk mendorong optimalisasi peluang IA-CEPA demi peningkatan kualitas kemitraan
antara kedua negara. “Katalis merupakan program pertama semacamnya di bidang perjanjian
perdagangan bebas bilateral, dan menunjukkan komitmen Australia untuk memaksimalkan
kesepakatan kita. Katalis akan mendukung kemitraan yang lebih dalam untuk meningkatkan
investasi perdagangan bilateral. Saya mendorong pelaku usaha di kedua negara untuk
memanfaatkan peluang yang disediakan Katalis,” tutur Menteri Tehan.
IA-CEPA Supporting Economic Recovery Through Partnership turut menampilkan diskusi panel yang
menghadirkan sejumlah perwakilan dari pemerintah, akademisi dan dunia usaha, yakni Deputi
Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti; Acting Minister
Councilor (Economic, Investment and Infrastructure) Kedutaan Besar Australia di Jakarta Todd Dias;
Wakil Rektor Monash University Prof. Andrew MacIntyre; Direktur Utama Indonesia Battery
Corporation Toto Nugroho Pranatyasto; Vice President Public Policy, Government Relations and CSR
Traveloka Rr. Widyasari Listyowulan; dan Direktur Utama Ironbark Citrus Susan Jenkin. Dalam diskusi
tersebut, para pembicara sepakat bahwa kerja sama internasional yang erat, khususnya antarnegara
tetangga, menjadi salah satu strategi penting untuk menghadapi Covid-19.

Katalis mendukung implementasi IA-CEPA dalam tiga sektor prioritas: agrifood, advanced
manufacturing/jasa, dan keterampilan. Dalam menjalankan aktivitasnya, program ini bekerja secara
erat dengan komunitas bisnis, baik di Indonesia maupun Australia, untuk mewujudkan katalisasi
kemitraan komersial bilateral yang mengatasi regulasi perdagangan serta berinvestasi dalam
peningkatan keterampilan tenaga kerja dan perusahaan. “Tantangannya sekarang, setelah program
vaksin diluncurkan di kedua negara, adalah bagaimana membangun ketahanan dan memfasilitasi
kemitraan bisnis-ke-bisnis yang akan membantu pemulihan yang kemudian bermanfaat untuk
melampaui hubungan perdagangan dan investasi bilateral yang ada sebelum pandemi Covid-19,”
ungkap Direktur Katalis Paul Bartlett.

10. Indonesia-Belanda Mempererat Kerja Sama Bilateral Perdagangan

Pemerintah Indonesia mendorong penjalinan kerja sama bilateral yang lebih baik lagi dengan
pemerintah Belanda. Kerja sama itu meliputi perdagangan, investasi, penanganan Covid-19, dan
dukungan untuk Presidensi G20 oleh Indonesia dalam satu tahun ke depan.

Hal tersebut dibahas di dalam pertemuan virtual antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Airlangga Hartarto, dengan Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Belanda
Tom De Bruijn, Selasa (16/11/2021).

Belanda merupakan salah satu negara mitra dagang utama Indonesia, dan juga mitra penanaman
modal atau investasi. Menurut Airlangga, sebagai partner strategis, masih banyak potensi
perdagangan dan investasi yang bisa dieksplorasi lebih dalam dari kedua negara.

Baca Juga : Indonesia Terima Donasi 680.400 Vaksin Moderna dari Belanda

Nilai perdagangan kedua negara meningkat 26,27 persen atau sebesar US$2,9 miliar pada periode
Januari-Juli 2021, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Terkait dengan investasi,
total investasi Belanda di Indonesia adalah lebih dari US$1,4 miliar pada 2020, dan menduduki
peringkat keenam investor terbesar. Beberapa perusahaan Belanda yang sudah mempunyai nama
besar di Indonesia seperti Unilever, Lux, Frisian Flag, dan Phillips.
“Saya senang perusahaan Belanda sudah memutuskan untuk mengembangkan operasi bisnis juga
investasinya di Indonesia. Misalnya Unilever Oleochemical yang akan mengembangkan portofolio
bisnisnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei Sumatera Utara,” jelas Airlangga, seperti
yang dikutip dari siaran resmi, Selasa (16/11/2021).

Airlangga mendukung lebih banyak perusahaan Belanda untuk mengembangkan bisnisnya di


Indonesia. Apalagi, dia menyebut Undang-Undang (UU) Cipta Kerja yang salah satunya mengatur
tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), bisa menarik lebih banyak minat investor dengan adanya
insentif yang diberikan untuk KEK di seluruh Indonesia.

Baca Juga : Sri Mulyani Siap Buru Pengemplang Pajak di 13 Negara Ini

“Kami terbuka untuk kedatangan trade mission Belanda ke Indonesia untuk menaikkan kembali
perdagangan dan investasi. Pemerintah memberikan insentif seperti tax holiday yang berdasarkan
kepada total investasi. Secara khusus, kami menyarankan investasi di bidang digital seperti data
center, kemudian infrastruktur digital, dan industri 4.0 lalu semi-konduktor, karena kami punya
industri bahan mentah [tembaga atau nikel] untuk semi-konduktor,” ungkap Airlangga.

Di luar persoalan ekonomi, Indonesia dan Belanda sama-sama mengalami krisis akibat pandemi
Covid-19. Menteri Tom mengapresiasi usaha pemerintah Indonesia dalam menurunkan kasus Covid-
19 di dalam negeri, hingga dikategorikan masuk level rendah (low) terkait dengan infeksi oleh WHO.
Di sisi lain, Belanda saat ini sedang mengalami kenaikan kasus kembali dan tengah menerapkan half-
lockdown.

“Maka itu, menjadi penting untuk menguatkan kolaborasi kedua negara untuk memulihkan
ekonomi, dan untuk mengejar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, termasuk spirit COP26, untuk
menurunkan emisi karbon yang akan menguntungkan planet dan kehidupan kita, serta untuk
mewujudkan green climate fund yang mendukung negara berkembang mencapai target
pengurangan emisi karbon,” tambah Airlangga.

Baca Juga : Utang Luar Negeri RI Naik, Ekonom: Ada Indikasi Peningkatan Investasi

Seperti diketahui, pemerintah Indonesia menjalankan kebijakan yang menekankan keseimbangan


antara pengendalian dari sisi kesehatan dan perekonomian, di dalam negeri. Hal itu diwujudkan
dengan PPKM sesuai level kondisi pandemi di masing-masing daerah, serta penyediaan suplai alat-
alat kesehatan dan obat-obatan.
Tidak hanya itu, penanganan juga dilakukan dengan memberikan insentif fiskal, mendukung sektor
swasta, dan menjaga daya beli masyarakat melalui pinjaman berbunga rendah atau Kredit Usaha
Rakyat (KUR), maupun bantuan keuangan lainnya.

“Namun, sektor pariwisata masih menjadi salah satu sektor yang belum sepenuhnya bangkit, karena
kami masih membahas Vaccinated Travel Lines [VTL] dengan beberapa negara. Saat ini, Indonesia
sudah membuka untuk 19 negara untuk pariwisata, tapi kami masih menerapkan 3 hari karantina
untuk turis yang sudah divaksinasi lengkap, serta melakukan Tes PCR di hari 1 dan 3. Kami juga
sedang mewaspadai masa liburan Natal dan Tahun Baru, karena selalu ada kenaikan kasus pada
masa itu, menurut pengalaman dua tahun ini,” jelas Airlangga yang juga menjabat sebagai Ketua
Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).

Di dalam pertemuan tersebut, kedua pihak tidak lupa membahas pelaksanaan Presidensi G20
Indonesia di 2022. Pemerintah Belanda menyampaikan kesiapannya untuk mendukung target-target
Presidensi G20 Indonesia pada tahun depan.

Selanjutnya, Menko Perekonomian berharap agar Belanda dapat memfasilitasi Indonesia – EU CEPA
Meeting, mengingat hubungan kedua negara yang sudah berlangsung sangat lama. Airlangga
menyatakan harapannya agar penyelesaian perundingan Indonesia-EU CEPA yang saat ini sudah
memasuki putaran ke-11, bisa dipercepat.

“Saya percaya keputusan yang cepat dari perundingan Indonesia – EU CEPA akan mengirimkan sinyal
kuat ke komunitas internasional bahwa kerja sama ekonomi akan selalu dikedepankan dan
membawa hasil positif bagi kepentingan ekonomi nasional, khususnya dalam masa penuh tantangan
seperti saat ini,” pungkasnya.

11. Bertemu Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan dan Para Staff Kedutaan, Bamsoet Dorong
Pemerintah Korsel Dukung Pembangunan IKN dan Program Presidensi Indonesia dalam G20

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong pemerintah Indonesia terus meningkatkan kerjasama
bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan (Korsel). Kerjasama tersebut antara lain terkait dengan
pembangunan Ibu Kota Baru Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur dan Program Presidensi Indonesia
dalam G20.

Hubungan bilateral Indonesia – Korsel yang sudah terjalin sejak tahun 1966, terus meningkat tajam
sejak ditandatanganinya Joint Declaration on Strategic Partnership to Promote Friendship and
Cooperation in the 21st Century oleh kedua Kepala Negara pada 4 Desember 2006. Kemitraan ini
kemudian ditingkatkan oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Moon Jae-in menjadi Special
Strategic Partnership pada 9 November 2017.

“Total nilai perdagangan Indonesia dengan Korsel di tahun 2021 sebesar US$18,47 miliar. Di tahun
tersebut nilai ekspor Indonesia ke Korsel sebesar US$8,98 miliar, sementara nilai impor Indonesia
dari Korsel US$9,42 miliar. Kita harapkan pada tahun 2022 nilai perdagangan antara Indonesia dan
Korsel bisa terus meningkat, apalagi saat ini Indonesia telah memberikan kemudahan perizinan
berinvestasi melalui Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja,” ujar Bamsoet usai
bertemu Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto dan para staff Kedutaan di
Kediaman Duta Besar RI di Seoul, Korea Selatan, Jumat (6/5/22).

Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Ketua DPR RI ke-20 ini juga mendorong peningkatan kerjasama
dibidang multi industri, khususnya pengembangan mobil listrik di Indonesia. Kerjasama yang bisa
dilakukan antara lain penelitian bersama di bidang pasar kendaraan Micro EV, produksi baterai
kendaraan listrik di Indonesia serta penyediaan infrastruktur charging station.

“Saat ini Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) telah ditunjuk pemerintah untuk menjadi
produsen mobil listrik di Indonesia. Ditandai dengan diproduksinya mobil listrik Hyundai IONIQ 5 di
Cikarang, Jawa Barat. Pabrik Hyundai diarahkan untuk membentuk suatu ekosistem industri mobil
listrik dari hulu sampai ke hilir terbesar di kawasan Asia Tenggara. Saya mendorong kedepan agar
pabrik Hyundai Indonesia dapat segera memproduksi baterai kendaraan listrik di Indonesia,” kata
Bamsoet.

Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini
menambahkan,

Kerjasama penting lainnya yang perlu ditingkatkan terkait dengan transformasi digital dan keuangan
digital. Di bidang ini, Korsel memiliki keunggulan dan pengalaman dalam mengakselerasi
penerapannya pada industri manufaktur. Seperti 5G, Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence
(AI), serta data terbuka atau open data.

“Hal ini sesuai dengan tiga prioritas presidensi Indonesia dalam G20, yaitu arsitektur kesehatan
dunia, transisi energi dan transformasi digital. Kita harap pemerintah Korsel memberikan dukungan
penuh dan menyukseskan aganda-agenda G20 di tahun 2022 dengan membangun kemitraan yang
kuat di tiga prioritas program presidensi Indonesia tersebut,” pungkas Bamsoet.

Daftar Pustaka

1. https://www.menlhk.go.id/site/single_post/4894/indonesia-amerika-serikat-pererat-kerja-
sama-bilateral-perubahan-iklim
Jakarta, 4 Agustus 2022

2.

https://ekon.go.id/publikasi/detail/4150/indonesia-perkuat-kerja-sama-ekonomi-dengan-arab-saudi

Davos, 22 Mei 2022

3.

https://kemlu.go.id/portal/id/read/3695/berita/indonesia-dan-bahamas-sepakat-tingkatkan-kerja-
sama-dan-hubungan-bilateral-kedua-negara

Nassau 13 Juni 2022

4.

https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/4611/indonesia-jerman-perkuat-hubungan-bilateral-dalam-
momentum-70-tahun-kerja-sama

Jakarta 6 Oktober 2022

5.

https://kemlu.go.id/portal/id/read/2292/berita/menlu-indonesia-singapura-bahas-kerja-sama-
pemulihan-ekonomi-pasca-pandemi-26-maret-2021

Jakarta, Kamis, 25 Maret 2021.

6.

https://www.kominfo.go.id/content/detail/36295/peningkatan-kerja-sama-indonesia-jepang-
sebagai-mitra-strategis-terus-berlanjut/0/berita

secara virtual dari Jakarta,, Selasa (10/08/2021).


7.

https://www.menlhk.go.id/site/single_post/4719/indonesia-dan-mesir-sepakat-kerja-sama-dalam-
perlindungan-lingkungan-dan-pembangunan-berkelanjutan

Jakarta (18/3/2022).

8.

https://www.bappenas.go.id/berita/usung-ia-cepa-indonesia-australia-tingkatkan-kerja-sama-untuk-
pemulihan-ekonomi-H94GY

5 Juli 2020

9.

https://m.bisnis.com/amp/read/20211117/9/1466893/indonesia-belanda-mempererat-kerja-sama-
bilateral-perdagangan

16/11/2021

Sambungan Jepang

https://www.antaranews.com/berita/2636333/indonesia-jepang-sepakati-kerjasama-baru-terkait-
ekonomi-berkelanjutan

di Jakarta, Senin (10/1/2022

10.

https://www.mpr.go.id/berita/Bertemu-Duta-Besar-Indonesia-untuk-Korea-Selatan-dan-Para-Staff-
Kedutaan,-Bamsoet-Dorong-Pemerintah-Korsel-Dukung-Pembangunan-IKN-dan-Program-Presidensi-
Indonesia-dalam-G20

Jumat (6/5/22).

You might also like