Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Klinik PT. REA dr. Maria Magdalena S.
Kaltim Plantations NIK. 952506001
1. Pengertian Pencegahan dan pengendalian infeksi adalah suatu upaya untuk meminimalkan ata
mencegah terjadinya infeksi pada pasien, petugas baik tenaga kesehatan maupu
petugas lainnya, pengunjung dan masyarakat sekitar puskesmas yang melipu
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
2. Tujuan Mengidentifikasi dan menurukan resiko infeksi yang didapat dan ditularkan diantara
pasien, staf, tenaga kesehatan profesional dan pengunjung serta masyarakat sekitar
puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dengan mempertimbangkan cost
effectiveness.
3. Referensi 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014, tentang
Puskesmas
3. Permenkes Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
4. Permenkes Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Penanganan dan Pencegahan Infeksi.
4. Alat dan Bahan 1. Alat diagnostik
2. Alat anastesi
3. Larutan anastesi
4. Bahan antiseptik
5. Tampon
6. Kapas steril
7. Rekam Medik
5. Langkah-langkah 1. Pasien dipersilahkan masuk dan dilakukan anamnesis pada pasien.
2. Pasien dipersilahkan duduk di dental unit.
3. Petugas mencuci tangan dan menggunakan APD.
4. Petugas melakukan pemeriksaan gigi yang menjadi keluhan utama
5. Petugas melakukan diagnosa pada gigi yang dikeluhkan.
6. Petugas memberi penjelasan maksud tindakan kepada pasien.
7. Petugas memberikan kepada pasien / keluarga form informed consent untu
ditandatangani
8. Petugas mensterilkan daerah kerja dengan menggunakan kapas steril yang dibe
antiseptik.
9. Petugas melakukan anastesi dengan teknik anastesi infiltrasi :
 Daerah bukal/labial/RA/RB
Masukkan jarum ke dalam mukosa +2-3 mm, ujung jarum berada pada apek
dari gigi yang dicabut atau pada daerah mucobukofold. Sebelum mendepos
anastetikum, lakukan aspirasi untuk melihat apakah pembuluh darah tertusuk
Bila sewaktu dilakukan aspirasi dan terlihat darah masuk ke dalam karpul,tari
karpul. Buang darah yang berada di karpul dan lakukan penyuntikan pada lokas
lain yang berdekatan. Masukkan obat dengan perlahan dan tidak bole
mendadak sebanyak 0,5 ml.
 Daerah Palatal/Lingual
Masukkan jarum sampai menyentuh tulang. Masukkan obat perlahan dan tida
boleh mendadak sebanyak 0,5 ml. Akan terlihat mukosa daerah tersebu
putih/pucat.
 Daerah Interdental Papil
Masukkan jarum pada daerah papila interdental, masukkan obatnya sebanya
0,5 ml. Akan terlihat mukosa daerah tersebut memucat.
10. Petugas melakukan tes efek anastesi dan cek kondisi fisiologis pasien.
11. Membuang jarum bekas pakai pada safety box dan catridge (tempat larutan anastes
pada sampah medis. Tidak boleh digunakan pada pasien yang lain walaupun laruta
yang digunakan sedikit sekali.
6. Hal-hal yang -
Perlu diperhatikan
7. Unit Terkait 1. Unit BP Umum
2. Unit BP Gigi
3. Unit KIA
4. Unit Gawat Darurat
8. Dokumen Terkait 1. Form Rekam Medis
2. Form Rujukan Poli Gigi
3. Form Persetujuan Tindakan
4. Checklist Peralatan Medis

9. Rekaman Histori Tanggal Mulai


Perubahan No. Yang diubah Isi Perubahan
Diberlakukan

Prepared By Verified By

drg. Bagus Setiawan dr. Maria Magdalena Sitompul


Dentist Chief Medical Officer

You might also like