Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 1

Alasan

Oke, pada kali ini saya ingin menjelaskan beberapa hal terkait dengan tulisan-tulisan
yang sudah, sedang dan yang akan saya buat.
Kerap kali muncul dalam pikiran saya, “Wong ya diriku ini masih melakukan dosa,
masih nggatheli, masih ngelamak, kok berani-beraninya sering mencantumkan ayat Qur’an,
minimal kata Tuhan lah di artikel, koyok-koyok’o aku iki wong suci”. Pikiran yang demikian
ini beribu-ribu kali di kepala saya. Entah muncul saat saya makan, saya mandi, saya
ngegim, qobliyah  tidur. Bahkan di suatu ketika, pikiran tersebut cukup menggaggu saat saya
sedang membuat lumpia yang seharusnya isi wortel malah saya isi dengan teks proklamasi.
Tapi saya yang lain seolah-olah bilang, “Wes ndaopo le, yo masa dirimu nda mau keluar dari
‘lingkaran setanmu’? Pastinya kan mau to? Ya sudah ngga ada masalah, jadi, ya memang itu
salah satu cara yang baik, mengingat Tuhan lewat menulis. Ingat, banyak jalan menuju
Tuhan. Bukan hanya dzikir tiap malam dengan duduk berjam-jam. Bagi penulis, menulis
adalah jalan menuju Tuhan. Bagi kuli bangunan, mengaduk semen adalah jalan menuju
Tuhan. Bagi barista, ngecor kopi merupakan jalan menuju Tuhan!”.
Jadi dengan mendengar nasehat tersebut, saya lanjut menulis. Persetan dengan siapa
yang mau membaca tulisan saya. Persetan dengan siapa yang setuju dengan konsep yang
tuangkan di tulisan-tulisan saya. Persetan dengan orang lain yang menilai saya
tidak relate  dengan apa yang saya tulis. Saya tidak benci mereka, sejatinya yang paling
menahu mengenai saya yakni saya sendiri dengan Tuhan. Ketika orang lain menilai saya
sebagai orang goblok, orang bangsat, orang sombong, orang munafik, saya tidak ada
masalah. Mereka tidak bisa sepenuhnya disalahkan karena mereka tidak tahu tentang saya
sepenuhnya. Dan saya memang begitu adanya. saya goblok, bangsat, sombong, munafik dan
keburukan-keburukan lainnya.
Nah, karena saya seperti itu maka saya terus dan terus berusaha introspeksi diri lewat
tulisan-tulisan saya sendiri. Menggiring diri ini supaya melakukan kebaikan-kebaikan seperti
apa yang saya tuangkan di tulisan saya. Selain itu, menulis bagi saya merupakan tempat
beristirahat dari takdir

You might also like