Professional Documents
Culture Documents
Audit Siklus Kas Aces
Audit Siklus Kas Aces
MAKALAH
Disusun Oleh:
Venny Octafiani
11022000117
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“AUDIT DENGAN PENDEKATAN SIKLUS ATAS AKUN KAS DI PT ACE
HARDWARE INDONESIA, TBK”. Makalah ini hadir sebagai salah satu sumber atau
media pembelajaran yang berperan penting dalam pembelajaran kami.
Makalah dibuat ini untuk memenuhi persyaratan tugas Mata Kuliah Pemeriksaan
Akuntansi II (Audit II) dari Dosen Pengampu Ibu Rita Sari Puspita, SE., MM., M.Ak.
Maka kami mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
saran dan kritik dari pembaca sangat kami perlukan agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu aset terpenting bagi perusahaan adalah kas. Kas merupakan aset
yang memiliki jangka pendek, dapat digunakan sewaktu-waktu dan hampir setiap
transaksi perusahaan dengan pihak lain mempengaruhi kas. Kas merupakan aset
perusahaan yang berbentuk uang tunai, dapat berupa uang kertas, uang logam, cek,
wesel dan lain-lain yang dipegang oleh perusahaan sendiri atau disimpan di bank dan
dapat digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Kas dapat diubah menjadi aktiva
lain dan digunakan untuk membeli barang atau jasa, serta juga dapat digunakan untuk
memenuhi kewajiban dengan lebih mudah bila dibandingkan dengan aktiva lainya.
Karena sifatnya yang liquid, kas menjadi salah satu aktiva lancar perusahaan
yang sangat menarik dan cenderung mudah untuk diselewengkan juga
disalahgunakan. Kas memiliki potensi kecurangan dan pencurian lebih besar dari aset
lainnya karena kebanyakan aset harus dikonversikan terlebih dahulu ke kas agar dapat
diuangkan. Selain itu banyak transaksi perusahaan yang menyangkut penerimaan dan
pengeluaran kas.
Dalam lingkup inilah penulis bermaksud untuk lebih jauh melihat permasalahan
yang ada.
B. Gambaran Umum Perusahaan
PT ACE Hardware Indonesia Tbk. didirikan pada 1995 dan bergerak di bidang
usaha perlengkapan rumah tangga dan gaya hidup. Gerai pertama ACE dibuka pada
tahun 1996 di Karawaci, Tangerang. Sejak saat itu, ACE Hardware Indonesia terus
berkembang sebagai perusahaan ritel dan kini telah menjadi salah satu perusahaan
ritel terkemuka yang menyediakan beragam perlengkapan rumah tangga dan gaya
hidup di Indonesia.
Dengan jaringan gerai modern yang dikelola secara profesional, ACE Hardware
Indonesia semakin dikenal sebagai The Helpful Place untuk masyarakat Indonesia
yang ingin menemukan produk-produk perlengkapan rumah tangga dan gaya hidup
berkualitas.
Per 19 September 2022, ACE Hardware Indonesia telah memiliki 228 gerai
dengan total luas lebih dari 500.000 meter persegi yang tersebar di 52 kota
seIndonesia. ACE Living World Alam Sutera merupakan flagship store ACE Hardware
Indonesia sekaligus menjadi yang terbesar di dunia.
Pada tahun 2018, ACE membuka ACE Xpress yang berupa gerai dengan luas
kurang dari 1.000 meter persegi. ACE Xpress menjadi tempat berbelanja yang
memudahkan konsumen terutama di daerah perumahan dengan menawarkan produk
kebutuhan sehari-hari. Per 13 Agustus 2022, ACE memiliki total 18 toko ACE Xpress
yang tersebar di berbagai wilayah Jabodetabek, Bandung, Surabaya dan Palembang.
Strategi
Pada 2021, perusahaan telah menyediakan sekitar 50.000 jenis produk yang
terbagi dalam berbagai kategori di seluruh gerai. Secara umum, ada tiga kategori
utama produk yang disiapkan ACES, yakni perlengkapan rumah tangga, gaya hidup,
dan mainan anak Konsep penyediaan berbagai produk di bawah satu atap merupakan
strategi pengembangan usaha ACES. Dengan demikian, pelanggan senantiasa
mendapatkan solusi terpadu dan inspiratif untuk melengkapi kebutuhan rumah tangga
dan gaya hidup. Untuk tetap menjadi yang terdepan di industri retail perlengkapan
rumah tangga dan gaya hidup di Indonesia, perusahaan terus menjalankan program
pemasaran yang meningkatkan kunjungan dan loyalitas pelanggan. Untuk
meningkatkan followers dan tingkat engagement di media sosial, sejumlah aktivitas
dilakukan sepanjang 2021, antara lain: menambah digital tools untuk social media
listening, ads & apps measurement. Demi meningkatkan pelayanan baik secara offline
dan online, perusahaan mengembangkan sistem customer care ASK ACE. Alhasil,
masukan, pertanyaan, dan keluhan pelanggan dapat segera diterima dan
ditindaklanjuti secara cepat melalui telepon, surel, Whatsapp dan live chat di MISS
ACE.
Online Store
MISS ACE
Program Membership
Visi
Menjadi pusat ritel perlengkapan rumah tangga dan gaya hidup di Indonesia.
Misi
Memberikan ragam pilihan kebutuhan dan gaya hidup, lebih dekat dengan masyarakat
melalui inovasi kemudahan berbelanja selaras dengan prinsip-prinsip keberlanjutan
Penghargaan
C. Landasan Teori
A. Pengertian Kas
Kas didefinisikan sebagai alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan
untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Menurut PSAK No. 2 (IAI: 2015) Kas
terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent)
adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan dengan cepat
dapat dijadikan sebagai kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan
nilai yang signifikan.
1. Kas kecil (petty cash) baik dalam rupiah maupun mata uang asing.
2. Saldo rekening giro di Bank dalam rupiah maupun mata uang asing.
3. Bon sementara.
4. Bon-bon kas kecil yang belum di-reimbursed.
5. Check tunai yang akan didepositkan.
Yang tidak dapat digolongkan sebagai bahan dari kas dan setara kas pada
laporan posisi keuangan (neraca) adalah:
Kas merupakan aset lancer perusahaan yang sangat menarik dan mudah untuk
diselewengkan. Selain itu, banyak transaksi perusahaan yang menyangkut penerimaan
dan pengeluaran kas. Karena itu, untuk memperkecil kemungkinan terjadinya
kecurangan atau penyelewengan yang menyangkut uang kas perusahaan, diperlukan
adanya pegendalian intern (internal control) yang baik atas kas dan setara kas.
B. Hubungan Kas dan Siklus-Siklus Transaksi
1. Tidak ada pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang menerima dan
mengeluarkan kas dengan yang melakukan pencatatan
Orang yang bertanggung jawab tidak boleh sama antara yang menyimpan dan
mencatat kas, apabila dalam suatu perusahaan fungsi penyimpanan dan
pencatatan kas dilakukan oleh orang yang sama, maka pengendalian
internalnya tergolong rendah dan mudah untuk dimanipulasi.
2. Tidak ada otorisasi oleh pihak yang berwenang atas transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas
3. Tidak melakukan cash opname
4. Uang kas tidak disimpan di tempat yang aman
Auditor harus mengamati apakah kas itu disimpan dalam ruangan khusus,
lemari besi, register kas, atau ada cctv, dsb. Auditor harus mengamati apakah
ada upaya pengendalian perusahaan untuk meminimalisir terjadinya pencurian
kas tersebut.
5. Jumlah fisik kas tidak sesuai dengan catatan
Jumlah fisik kas lebih besar dibandingkan dengan catatan atau sebaliknya, ini
disebabkan karena pemegang kas kurang teliti.
6. Konversi dari valas tidak sesuai
Ketika perusahaan mengkonversi valuta asing (kas) dalam bentuk mata uang
asing ke rupiah tidak menggunakan kurs tengah BI pada akhir periode.
7. Salah dalam perhitungan matematis
8. Belum mencatat pembebanan atas kas yang sudah dikeluarkan
9. Belum mencatat penerimaan kas dari penjualan/penagihan
10. Belum mencatat pengeluaran kas dari pembelian/utang usaha
11. Salah mencatat periode penerimaan/pengeluaran kas
12. Transaksi kas belum semuanya dicatat
13. Adanya lapping (ketidakberesan yang menyebabkan ketidaktepatan dalam
jumlah penerimaan kas, bisa bersifat sementara atau permanen)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan