Professional Documents
Culture Documents
Psikososil Kel 4
Psikososil Kel 4
Mata Kuliah :
Dosen pengampu :
Putri Handayani,SSt.,M.Kes
Disusun Oleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan hidayah-Nya maka makalah “ Teori Culture Care
Leininger dalam Keperawatan Sunsrise Model” dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh Ibu Putri Handayani.SSt.,M.Kes selaku dosen mata kuliah
Psikososil Budaya, serta untuk menambah ilmu pengetahuan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan penulis mohon maaf
apabila terdapat kesalahan pada penulisan makalah ini dimana tidak ada unsur
kesengajaan dan dengan tangan terbuka kami menerima saran terhadap makalah
yang penulis sajikan ini untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................5
C. Tujuan Masalah...................................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................6
TINJAUAN TEORITIS............................................................................................................................6
A. Model Konsep Teori Keperawatan Leininger......................................................................................6
B. Hubungan Model Dengan Paradigma Keperawaran Culture Care.......................................................9
C. Sunrise Model......................................................................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................................12
DESKRIFTIF TEORI DAN KASUS.....................................................................................................12
A. Aplikasi Model Konsep Dan Teori Keperawatan Menurut Madeliner Leinenger..............................12
1. Konsep awal......................................................................................................................................12
2. Proses asuhan keperawatan secara teoritis.........................................................................................12
BAB IV.....................................................................................................................................................14
ANALISA TEORI...................................................................................................................................14
A. Kelebihan..........................................................................................................................................14
B. Kelemahan.........................................................................................................................................14
BAB V.......................................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................................15
A. Kesimpulan........................................................................................................................................15
B. Saran..................................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
Medeleine Leininger adalah seorang antropology perawat perintis. Menjabat
dekan dari University of washington, Sekolah Keperawatan pada tahun 1969, dia tetap
dalam posisi itu sampai 1974. Janjinya mengikuti perjalanan ke New Guinea pada tahun
1960 yang membuka matanya untuk kebutuhan perawat untuk memahami pasien dan
latar belakang budaya mereka dalam rangka untuk menyediakan perawatan. Dia dianggap
oleh beberapa orang sebagai “Magnet Mead keperawatan” dan diakui di seluruh dunia
sebagai pendiri keperawatan transkultural, sebuah program yang dia menciptakan di
Sekolah pada tahun 1974. Menjadi professor dan sekitar 70 perguruan tinggi, dia telah
menulis atau menyunting 27 buku dan menerbitkan lebih dari 220 artikel, sekarang bisa
kita lihat sebagai arsip di Wayne State University digunakan juga sebagai bahan
penelitian. Memberikan lebih dari 850 kuliah umum di seluruh dunia dan telah
mengembangkan software sendiri untuk perawat. Bidang keahliannya adalah
keperawatan traskultural, budaya di bidang keperawatan dan kesehatan, antropologi dan
masa depan dunia keperawatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah kami paparkan maka pokok permasalahan
dari makalah ini adalah ingin mengetahui apa itu teori Cultural Care Sunrise Model dari
Leininger
C. Tujuan Masalah
Makalah ini dibuat dengan tujuan memahami teori Cultural Care Sunrise Model
dari Leininger
5
BAB II
6
pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan , dan ilmu ini digunakan
untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya
kepada manusia.
Tujuan keperawatan transkultural ialah penggunaan keperawatan transkultural
adalah untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga
tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal. Kultur yang
spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai norma yang spesifik dan tidak dimiliki
oleh kelompok lain, seperti bahasa. Sedangkan kultur yang universal adalah nilai
atau norma yang diyakini dan dilakukan hampir oleh semua kultur seperti budaya
berolahraga membuat badan sehat, bugar, budaya minum teh dapat membuat
tubuh sehat.
Konsep utama dan definisi teori Leininger:
1) “Care” mengacu pada suatu fenomena abstrak dan kongkrit yang berhubungan
dengan pemberian bantuan, dukungan atau kemungkinan pemberian
pengalaman maupun perilaku kepada orang lain sesuai dengan kebutuhannya
dan bertujuan untuk memperbaiki kondisi maupun cara hidup manusia.
2) “Caring” mengacu pada suatu tindakan dan aktivitas yang ditunjukkan secara
langsung dalam pemberian bantuan, dukungan, atau memungkinkan individu
lain dan kelompok didalam memenuhi kebutuhannya untuk memperbaiki
kondisi kehidupan manusia atau dalam menghadapi kematian
3) “Culture” kebudayaan merupakan suatu pembelajaran, pembagian dan
transmisis nilai, keyakinan norma-norma dan gaya hidup dalam suatu
kelompok tertentu
4) “Culture Care” mengacu pada pembelajaran subjektif dan objektif dan
tranmisi nilai, keyakinan, pola hidup yang membantu individu lain maupun
kelompok untuk mempertahankan kesejahteraan mereka
5) “Culture Care Diversity” mengacu kepada suatu pengertian umum yang
memiliki kesamaan ataupun pemahaman yang paling dominan, pola-pola,
nilai-nilai, atau simbol-simbol perawatan di dalam maupun diantara suatu
perkumpulan
7
6) “Culture Care Universality” mengacu kepada suatu pengertian umum yang
memiliki kesamaan ataupun pemahaman yang paling dominan, pola-pola,
nilai-nilai, atau simbol-simbol yang dimanifestasikan diantara kebudayaan
7) Keperawatan mengacu pada suatu pembelajaran humanistik dan profesi
keilmuan serta disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan fenomena
keperawatan kebudayaan
8) “World View” mengacu pada cara pandang manusia dalam memelihara dunia
atau alam semesta
9) “Culture and social Strukture Demensions” mengacu pada suatu pola dinamis
dan gambaran hubungan struktural serta faktor-faktor organisasi dari bentuk
kebudayaan
10) Lingkungan mengacu pada totalitas dan suatu keadaan, situasi atau
pengalaman-pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku manusia dan
interaksi sosial
11) “Environment Contect, Languange & Etnohistory” mengacu pada keseluruhan
fakta-fakta pada waktu yang lampau, kejadian-kejadian dan pengalaman
individu, kelompok, kebudayaan serta institusi yang difokuskan kepada
manusia
12) “Generic Care System” sistem perawatan pada masyarakat tradisional
mengacu pada pembelajaran kultural dan transmisi dalam masyarakat
trandisional dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan
13) Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara
kultural memiliki nilai dan paktek serta merefleksikan kemampuan individu
14) “Culture Care Amodation” teknik negosiasi atau akomodasi perawatan
kultural mengacu pada semua bantuan, dukungan, fasilitas atau pembuatan
keputusan dan tindakan kreativitas profesional
15) “Culture Care Preservation” mempertahankan perawatan kultural mengacu
pada semua bantuan yang memungkinkan dapat menolong orang lain
16) “Culture Care Reppatering” restruktisasi perawatan transkultural membantu
klien untuk mengubah cara hidup mereka agar lebih baik
8
17) Curturally Congruent Care for Health perawatan kultural yang kongruen
mengacu pada kemampuan kognitif mengacu kepada kemampuan kognitif
untuk membantu
C. Sunrise Model
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan
keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit
(sunrise model). Geisser menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh
perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien.
Pengelolaan dalam keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap tahap pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
9
Matahari terbit sebagai lambang atau symbol perawatan. Suatu kekuatan untuk
memulai pada puncak dari model ini dengan pandangan dunia dan keistimewaan
struktur sosial untuk mempertimbangan arah yang membuka pikiran yang mana ini
dapat mempengaruhi kesehatan dan perawatan atau menjadi dasar untuk menyelidiki
berfokus pada keperawatan profesional dan sistem perawatan kesehatan secara
umum. Anak panah berarti mempengaruhi tetapi tidak menjadi penyebab atau garis
hubungan. Garis putu-putus pada model ini mengindisikan sistem terbuka. Model ini
menggambarkan bahwa tubuh manusia tidak terpisahkan dari budaya mereka
Suatu hal yang perlu diketahui bahwa masalah dan intervensi keperawatan tidak
tampak pada teori dan model ini. Tujuan yang hendak dikemukakan oleh Leininger
adalah agar seluruh terminologi tersebut dapat diasosiasikan oleh perawatan lainnya.
Intervensi keperawatan ini dipilih tanpa menilai cara hidup klien atau nilai-nilai yang
akan dipersepsikan sebagai suatu gangguan, demikian juga masalah keperawatan
tidak selalu sesuai dengan apa yang menjadi pandangan klien. Model ini merupakan
10
suatu alat yang produktif untuk memberikan panduan dalam pengkajian dan
perawatan yang sejalan dengan kebudayaan serta penelitian ilmiah.
Penerapan teori Leininger (Sunrise Model) pada proses keperawatan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Pengkajian dan Diagnosis
Pengkajian diantara level satu, dua, tiga antara lain:
a) level satu: wordl view dan sosial system level
b) level dua: individual, families, group communities and institution in diserve
helath system
c) level tiga: folk system, professional system and nursing
Perencanaan dan implementasi
Level empat: nursing care decition and action
Culture care presenvation/maintanance
Culture care Accomodation/negotiations
Culture Care Reppaterning/restructing
Evaluasi
Dalam penerapan proses keperawatan, pengetahuan budaya harus dimiliki
sebelum mengidentifkasi kondisi klien. Pada level satu dikaji pengetahuan dan
informasi tentang struktur sosial dan pandangan dunia terhadap budaya klien.
Selanjutnya dibutuhkan informasi tentang bahasa dan lingkungan, teknologi,
agama, filosophi dan kebangsaan, sosial struktur, nilai budaya dan kepercayaan,
politik, legal sistem, ekonomi dan pendidikan. Pengetahuan ini dibutuhkan dalam
rangka mengaplikasikan keperawatan pada klien dalam konteks individu,
keluarga, kelompok, communitas dan institusional (level dua).
Penilaian terhadao nilai kepercayaan, tingkah laku klien, terhadap sistem
kesehatan diperlukan untuk mengidentifikasi kebutuhan klien dalam rangka
merumuskan diagnosa keperawatan (level tiga). Selanjutnya setelah ditetapkan
suatu diagnosa keperawatan maka disusunlah perencanaan dan implementasi and
action. Sunrise model secara spesifik tidak menjabarkan evaluasi sebagai suatu
bagian khusus. Walaupun demikian teori transkultural nursing makna penting
11
dalam rangka pemenuhan kebutuhan perawatan yang memberikan keuntungan
bagi klien.
BAB III
1. Konsep awal
a) Teori Leininger berasal dari disiplin ilmu atropologi, tapi konsep teori ini
relevan untuk keperawatan.
b) Leininger mendefinisikan “Transkultural Nursing” sebagai area yang luas
dalam keperawatan yang berfokus pada komparatif studi dan analisis
perbedaan kultur dan subkultur dengan menghargai perilaku caring, nursing
care dan nilai sehat sakit, kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan
perkembangan ilmu untuk kultur yang spesifik dan kultur yang universal
dalam keperawatan.
c) Tujuan dari transkultur dalam keperawatan adalah kesaadaran dan aspresiasi
terhadap perbedaan kultur
d) Culture care adalah teori yang holistik karena meletakkan didalamnya ukuran
dari totalitas kehidupan manusia dan berada selamanya, termasuk sosial
kultur, pandangan dunia, nilai cultural. Korteks lingkungan, ekspresi bahasa
dan etnik serta sistem professional.
12
Agama dan falsafah hidup (Religius and Philosofical Factor)
Faktor sosial dan kekerabatan (Kinship and Sosial Factors)
Nilai budaya dan gaya hidup (Cultural Values and Lifeways)
Politik dan hukum (Polithical and Legal Factor)
Ekonomi (Economical Factor)
Pendidikan (Educational Factor)
b) Rencana Tindakan Keperawatan (Intervensi)
Peran perawat pada transkultural nursing teori ini adalah menjabatani antara
system perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan system perawatan
professional melalui asuhan keperawatan. Eksistensi peran perawat
digambarkan oleh Leininger seperti dibawah ini:
Sistem generik atau seperti transkultural
Asuhan keperawatan
Sistem profesional
c) Tindakan keperawatan (Implementasi)
Tindakan keperawatan yang diberikan pada klien harus tetap memperhatikan 3
prinsip askep yaitu
Culture care preservation/ maintenance
Prinsip membantu, memfasilitasi atau memperhatikan fenomena budaya gua
membantu individu menentukan tingkat kesehatan dan gaya hidup yang diinginkan
Culture care accommodation/ negotiation
Prinsip membantu, memfasiltasi atau memperhatikan budaya yang ada, yang
mereflesikan cara-cara untuk beradaptasi, bernegosiasi atau mempertimbangkan
kondisi kesehatan dan gaya hidup klien.
Culture care repatterning/ restructuring
Prinsip merekontruksi atau mengubah desain untuk membantu memperbaiki
kondisi kesehatan dan pola hidup klien kearah yang lebih baik.
13
d) Evaluasi
Hasil akhir yang diperoleh mealui pendekatan keperawatan transkultural pada
asuhan keperawatan adalah tercapainya asuhan keperawatan yang kompeten
berdasarkan budaya dan pengetahuan kesehatan sensitive, kreatif, serta cara-
cara yang bermakna guna mencapai tingkat kesehatan dan kesejahteraan bagi
klien
BAB IV
ANALISA TEORI
A. Kelebihan
a. Teori ini bersifat komprehensif dan holistik yang dapat memberikan pengetahuan
kepada perawat dalam pemberian asuan dengan latar belakang budaya yang
berbeda dengan cara perawat dapat menegosiasikan
b. Penggunaan tri ini dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang akan berdampak
terhadap pasien, staf keperawatan dan terhadap rumah sakit sehingga pasien bebas
memilih alternaltif dan tindakan pengobatan yang ditawarkan.
c. Penggunaan teori transcultural dapat membantu perawat untuk membuat keputusan
yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. Teori ini banyak digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan pengembangan
praktek keperawatan.
B. Kelemahan
a. Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri sendiri
danhanya digunakan sebagai pendamping dari berbagai macam konseptual model
ainnya.
b. Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam mengatasi
masalah keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan model teori lainnya
c. Teori ini juga belum sepenuhnya bisa erubah persepsi klien karena menekankan
pada salah satu pilihan intervensi dalam melaksanakan tindakan.
14
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori ini dapat digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan
mempertimbangkan aspek budaya, nilai-nilai, norma dan agama. Teori ini dapat
digunakan untuk melengkapi teori konseptual yang lain dalam praktik asuhan
keperawatan. Penerapan teori Leinienger diperlukan pengetahuan dan pemahaman
tentang ilmu antropologi agar dapat memberikan ashan keperawatan yang
baik.Pelaksanaan teori Leininger memerlukan penggabungan dari teori keperawatan
yang lain yang terkait, seperti teori adaptasi, self care dan lain-lain.
B. Saran
Penerapan teori Leinienger diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu
antropologi agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik.
15
DAFTAR PUSTAKA
16