Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan

https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP
Vol. 7, No.1, Januari 2021

Hubungan Kekuatan Otot Lengan dan Bahu dengan Hasil Tolak Peluru Gaya O’ Brien
Pada Mahasiswa Prodi Penjas Semester 5 Institut Pendidikan Nusantara Global

L. Hasan Ashari

Dosen Institut Pendidikan Nusantara Global


Email: laluharie.06@gmail.com .HP. 085961421362

Info Artikel Abstract:


Sejarah Artikel: This research is correlational research penjas five semester student
Diterima: 29 Desember 2020 population. The sampling technique in this research by using total
Direvisi: 5 Januari 2021 sampling, where samples performance this research is the population
Dipublikasikan: Januari 2021 of 20 people.Instruments that do ntuk collect data in this research is
e-ISSN: 2089-5364 to use the test and direct measurement explosive muscle power arm
p-ISSN: 2622-8327 and shoulder with bullet style of reject O’Brien. Explosive muscle
DOI:10.5281/zenodo.5518197 power measurement by using a medicine ball and shot put O’Brien
style as much as 3 times. This study aims to determine how much
information the relationship between explosive power arm and
shoulder muscles with the results of shot put, as well as to determine
whether there is any information about a meaningful relationship
between the two variables.The data obtained as a result of the
research is quantitative data through tests and measurements which
will then be processed with statistical normality test done to test
Liliefors at level α = 0.05. To find out how much the relationship
between the two variables can be determined by using the product
moment formula, whereas to find significant correlations can be
determined by using t-test. Based on the research results, it can be
concluded that there is a significant relationship between explosive
muscle power arm and shoulder with the , bullet style of reject
O’Brien, where the level of α = 0.05 obtained t 88,2 1.734 so t tabel
Ho is rejected and Ha accepted, donations variable X the Y variables
considered sufficient and obtained r = 0,98. variabel X terhadap
variabel Y dikategorikan tinggi dan diperoleh rhitung = 0,98
>rtabel=0,444.

Keywords: explosive muscle power arm and shoulder with bullet


style of reject O’Brien

PENDAHULUAN
perkembangan manusia seutuhnya.
Pendidikan jasmani dan olahraga
Sehubungan dengan hal tersebut olahraga
merupakan bagian yang integral dari
di tanah air perlu di tingkatkan
pendidikan yang dapat memberikan
pengembangan dan pembinaanya agar
sumbangan berharga pertumbuhan dan

282
prestasi Indonesia makin meningkat. Untuk menyamping), gaya O’Brien (gaya
meningkatkan prestasi olahraga khususnya membelakangi) Masing-masing memiliki
di cabang Olahraga.Carr, (2000: II) keunggulan yang dapat mempengaruhi
Istilah atletik berasal dari bahasa jauhnya lemparan, tergantung kesesuaian
Yunani yaitu “Atletik”yang memiliki dengan karakteristik dan cara berlatih
makna bertanding atau berlomba. Istilah pelempar.
atletik yang digunakan di Indonesia saat ini Tolak peluru merupakan salah satu
diambil dari bahasa inggris yaitu atletik nomor yang terdapat dalam nomor lempar
yang berarti cabang olahraga yang meliputi pada cabang olahraga atletik. Sesuai
jalan, lari, lompat, dan lempar. dengan namanya, maka tolak peluru
Atletik adalah aktivitas jasmani atau dilakukan dengan cara ditolak atau
latihan jasmani yang berisikan gerak didorong. Hal ini sesuai dengan peraturan,
alamiah atau wajar seperti jalan, lari, bahwa peluru itu harus didorong atau
lompat, dan lempar. Atletik dilakukan di ditolak dari bahu dengan satu tangan.
semua negara, karena nilai-nilai edukatif Tolak peluru merupakan bentuk gerakan
yang terdapat didalamnya juga memegang menolak atau mendorong suatu alat bundar
peranan penting dalam pengembangan (peluru) dengan berat tertentu yang terbuat
kondisi fisik, sehingga dapat menjadi dasar dari logam, dan dilakukan dari bahu dengan
pokok untuk pengembangan atau satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-
peningkatan prestasi yang optimal bagi jauhnya. (Muhajir, 2007: 125)
cabang olahraga lain dan bahkan Faktor – faktor kondisi yang penting
diperhitungkan sebagai ukuran kemajuan dan mempengaruhi hasil tolak peluru
suatu negara, khususnya dalarn prestasi adalah kecepatan, kemudahan gerak,
olahraga (Ballesteros, 1979). teknik, variasi teknik, bergantung pada
Nomor lempar dalam atletik yaitu bentuk badan, sistem saraf, dan daya
gerakan melepaskan benda dari genggaman koordinasi. ( Jonath,1988: 44) faktor yang
tangan menjauh dari tubuh dengan proses terpenting adalah tenaga dan kecepatan saat
ayunan lengan, merupakan bagian dari melepaskan peluru (eksplosif power).
atletik. Jenis nomor lempar pada atletik Sedangkan eksplosif power adalah
terdiri dari lempar cakram, lempar lembing, kemampuan otot untuk mengerahkan
lontar martil, dan tolak peluru. Tolak kekuatan maksimal dalam waktu yang amat
peluru merupakan salah satu cabang atletik singkat (Harsono, 2001: 24)
pada nomor lempar ini. Daya ledak merupakan komponen
Tolak peluru bertujuan melakukan kondisi fisik yang sangat penting dalam
tolakan sejauh-jauhnya secara sah dan meningkatkan prestasi, tapi elemen ini juga
benar menurut aturan yang ada. Meskipun mempunyai faktor-faktor yang
tolak peluru merupakan nomor lempar, mempengaruhi. Faktor yang
akan tetapi istilah yang digunakan bukan mempengaruhi daya ledak adalah kekuatan
lempar peluru melainkan tolak peluru. Hal dan kecepatan kontraksi.
ini sesuai dengan peratuaran tentang cara Kondisi fisik adalah satu kesatuan
melempar peluru, yaitu dengan cara utuh dari komponen-komponen yang tidak
mendorong atau menolak dan bukan dapat dipisahkan begitu saja, baik
melapar peluru sebagaimana lazimnya peningkatan maupun pemeliharaannya.
melempar benda-benda lain dalam berbagai Artinya bahwa didalam usaha peningkatan
cabang olahraga. kondisi fisik maka seluruh komponen
Dalam bahasa Inggris tolak peluru tersebut harus dikembangkan, walaupun
dikenal dengan shotput. Cara menolak disana sini dilakukan dengan sistem
peluru yang umum digunakan oleh prioritas sesuai keadaan atau status tiap
pelempar di dalam atletik ada dua macam komponen itu dan untuk keperluan apa
gaya, yaitu gaya Ortodox (gaya

283
keadaan atau status yang dibutuhkan 20 orang, jadi semuanya dijadikan sampel.
tersebut (Suharsimi, 2006:131).
Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan Instrumen penelitian ini yaitu
masalah dalam panelitian ini yaitu: apakah dengan cara melakukan tes eksplosif power
terdapat hubungan yang signifikan antara dengan menggunakan alat medicine ball
Eksplosif power otot lengan dan bahu untuk mengetahui eksplosif power otot
dengan hasil tolak peluru gaya O’Brien lengan dan bahu dan tes tolak peluru gaya
pada mahasiswa prodi Penjas semester 5 O’ Brien. Adapun peralatan yang
Institut Pendidikan Nusantara Global? dibutuhkan yaitu: medicine ball 3kg, kapur,
Adapun tujuan penelitian ini adalah tali, bangku, meteran, peluru berat 7,5kg.
Untuk mengetahui keterkaitan hubungan Pelaksanaan tes untuk eksplosif
Eksplosif power otot lengan dan bahu power otot lengan dan bahu yaitu Testee
dengan hasil tolak peluru gaya O’Brien duduk di bangku dengan punggung lurus,
pada mahasiswa putra prodi Penjas testi memegang bola medicine di depan
semester 5 Institut Pendidikan Nusantara dada dan dibawah dagu. Testi mendorong
Global. bola kedepan sejauh mungkin, punggung
tetap menempel disandaran kursi, ketika
METODOLOGI PENELITIAN mendorong bola, tubuh testi di tahan oleh
Penelitian ini adalah penelitian pembantu tester, testi melakukan tes
korelasional yang bertujuan untuk sebanyak 3 kali dan jarak terjauh yang
mengetahui seberapa jauh variabel bebas dihitung. Pelaksanaan tes tolak peluru
(eksplosif power otot lengan dan bahu) Testee diminta untuk melakukan tolak
dengan variabel terikat (hasil tolak peluru) peluru gaya O’ Brien sebayak 3 kali dan
berkaitan dengan faktor-faktor lain. jarak terjauh yang dihitung.
Koefisien korelasi adalah Suatu alat Penilain dalam tes medicine ball
statistik, yang dapat digunakan untuk dilakukan dengan melihat skor yang
membandingkan hasil pengukuran dan dihasilkan testee setelah menolak, nilai
variabel yang berbeda agar dapat yang diperoleh testee adalah nilai yang
menentukan tingkat hubungan anatara terjauh dari 3 kali tolakan. Penilaian
variabel-variabel (Suharsimi, 2006:270). dalam tolak peluru gaya O’ Brien dilakukan
Dalam penelitian ini, peneliti melihat dengan cara memberikan kesempatan tiga
secara korelasi dan data yang diperoleh kali tolakan jarak terjauh yang dihitung.
melalui tes pengukuran terhadap semua Prosedur penelitian ini yaitu : melakukan
variabel, variabel bebas dan variabel tes eksplosif power menggunakan alat
terikat. medicine ball testi duduk di bangku dengan
Populasi dalam penelitian ini adalah punggung lurus, testi memegang bola
Mahasiswa Penjas Semester 5 Institut medicine di depan dada dan dibawah
Pendidikan Nusantara Global yang dagu. Testi mendorong bola kedepan sejauh
berjumlah 20 orang. Yang menjadi sampel mungkin, punggung tetap menempel
dalam penelitian ini adalah Mahasiswa disandaran kursi, ketika mendorong bola,
Penjas Semester 5 Institut Pendidikan tubuh testi di tahan oleh pembantu tester,
Nusantara Global yang berjumlah 20 orang. testi melakukan tes sebanyak 3 kali dan
Adapun teknik pengambilan sampel dalam jarak terjauh yang dihitung. Tes kedua yaitu
penelitian ini adalah total sampling, melakukan tolak peluru gaya O’ Brien.
mengingat jumlah populasinya yang kurang Kemampuan testi melakukan kedua tes ini
dari 100 orang. Karena apabila jumlah dicatat seluruhnya dan data ini diambil dari
populasi kurang dari 100 orang, maka semua sampel yang diteliti untuk
sebaiknya semua populasi dijadikan mengetahui eksplosif power otot lengan dan
sampel, Karena populasi hanya berjumlah bahu dan hasil tolak peluru gaya O’Brien
masing-masing testee. Setelah diambil data

284
selanjutnya akan dilakukan uji normalitas Lilifors terhadap variabel X
data dan uji ‘t’ Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN data eksplosif power (X) berdistribusi normal
Hasil penelitian dan dan analisis data sebab L0maks< Ltabel atau 0,1371< 0,190.
setelah dilakukan tes eksplosif power Variabel Y L 0 Max LTabel
menggunakan medicine ball dengan Hasil pengukuran tolak 0,1808 0,190
melakukan tiga kali kesempatan maka peluru gaya O’Brien
diperoleh hasil sebagai berikut: skor
tertinggi 5,5, skor terendah 3, dengan rata- Pengujian normalitas data melalui
rata (mean) 4,7, standar deviasi 0,67, dan Uji Lilifors terhadap variabel Y
variansi 3,01 analisis hasil medicine ball Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
serta distribusi frekwensi dapat dilihat pada data tolak peluru gaya O’Brien (Y)
tabel 1 sebagai berikut: berdistribusi normal sebab L0maks< Ltabel
Table 1. Analisis Data Statistik atau 0,1808< 0,190
medicine ball dari semua sampel Selanjutnya untuk menganalisis
Statistik Medicine Ball korelasi dan uji-t dari kedua variabel
Sampel 20 tersebut maka harga – harga yang
dibutuhkan untuk perhitungan sebagai
Mean 4,7
berikut :
Std. Deviation 0,67 ∑x = 79,03 ∑x2 = 320,8859 ∑x.y =
Variance 3,01 414,466
Minimum 3 ∑y = 100,67 ∑y2 =540,3629 n = 20
Maximum 5,5
Untuk perhitungan koofesien
korelasi doperoleh hasil : r xy= 0,98
Setelah dilakukan tes tolak peluru Untuk menguji apakah data korelasi
yaitu melakukan tolak peluru gaya O’Brien product moment signifikan maka, untuk uji
dengan 3 kali kesempatan diperoleh hasil signifikan koofesien korelasi di atas, akan
sebagai berikut: skor tertinggi 7,8, skor dilakukan Uji–t :
terendah 3,5, dengan rata-rata (mean) 5,03, Dan hasil uji-t diperoleh yaitu : t=88,2
standar deviasi 1,33, dan variansi 5,95,
analisis tolak peluru gaya O’Brien serta Tabel 4. Analisis Uji ‘t’
distribusi frekwensi dapat dilihat pada tabel Uji – t t hitung tTabel
2 sebagai berikut:
Table 2. Analisis Data Statistik hasil lompat √𝒏−𝟐 88,2 1,734
t=
√𝟏− 𝒓
tinggi dari semua sampel
STATISTIK Hasil tolak peluru
Penghitungan derajat bebas (db/v) = n-
Sampel 20 2 pada α = 0.05 (Ritonga, 2007 :105)
Mean 5,03 (db/v) = 20-2 = 18
Std. Deviation 1,33 Daftar distribusi t pada α = 0.05
diperoleh to (18) = 1,734. Karena thitung = 88,2 >
Variance 5,95 ttabel =1,734 maka terdapat hubungan yang
Minimum 3,5 signifikan dengan kategori tinggi.
Maximum 7,8 Pembahasan penelitian ini adalah
setelah dilaksanakan penelitian yang
diawali dari
Tabel 3. Uji Normalitas data pengambilan data hingga pada
Variabel X L 0 Max LTabel pengolahan data yang akhirnya dijadikan
patokan, hal Ini menunjukkan bahwa
Hasil pengukuran eksplosif 0,1371 0,190
power
terdapat hubungan yang signifikan. Alasan
sederhana adalah pada saat melakukan tolak
Pengujian normalitas data melalui Uji

285
peluru gaya O’Brien, eksplosif power otot Persada. Harsono. 1988. Latihan
lengan dan bahu mempunyai peranan Kondisii Fisik. Jakarta: KONI
penting yang sangat dibutuhkan untuk Pusat.
mendukung tolak peluru gaya O’Brien Ismaryati. (2008). Tes dan Pengukuran
tersebut. Maka sumbangan dari eksplosif
Olahraga. Jakarta.
power otot lengan dan bahu dengan hasil tolak
peluru gaya O’Brien dikategorikan sangat
Keith L. More / Anne M. R. Agur. 1995.
signifikan. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta:
Dari pengujian hasil hipotesis, Hipokrates. Muchamad djumidar
menunjukkan adanya hubungan eksplosif Kosasih Engkos. 1985. Olahraga, Tehnik
power otot lengan dan bahu dengan hasil tolak dan Program Latihan. Jakarta:
peluru gaya ortodox, hal ini menggambarkan Akademika Pressindo.
bahwa tolak peluru gaya O’Brien dipengaruhi Lalu Hasan Ashari (2016) instrumen
oleh beberapa faktor yang salah satunya penilaian unjuk kerja siswa smp
adalah eksplosif power otot lengan dan bahu kelas viii dengan model peer
yang dibutuhkan untuk mendukung hasil tolak asssessment berbasis android
peluru tersebut. Dengan demikian dapat
pada pembelajaran penjasorkes
disimpulkan bahwa dengan memiliki eksplosif
power otot lengan dan bahu yang baik dapat
dalam permainan bola voli
memberikan hasil yang lebih maksimal pada Journal of Educational Research
hasil tolak peluru gaya O’Brien. and Evaluation
Munasifah. 2008. Atletik Cabang Lempar.
KESIMPULAN Semarang: Aneka Ilmu.
Kesimpulanya penelitian ini adalah Ritonga, Zulfan. (2007). Statistik Untuk
berdasarkan hasil analisis data dan Ilmu-ilmu Sosial. Pekanbaru:
pengelolaan data dengan memakai Cendekia Insani.
prosedur statistik penelitian maka Sajoto, M. (1995). Peningkatan dan
disimpulan bahwa untuk hubungan Pembinaan Kondisi Fisik Dalam
variabel X terhadap variabel Y Olahraga. Semarang: Dahara
diperoleh nilai r = 0,98 maka hubungan Prize
antara variabel X dan variabel Y Suharsimi, Suharsimi (2006). Prosedur
dikategorikan tinggi, dimana penelitian suatu pendekatan
keberartiannya diuji dengan uji t dan praktik. Jakarta. Rineka Cipta.
didapat thitung sebesar 88,2 berarti thitung ttabel
(88,2 1,734) dengan demikian Ho
ditolak dan Ha diterima.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan
bahwa hipotesis diterima pada taraf
signifikan α = 0,05 dengan kata lain terdapat
hubungan yang signifikan anatara eksplosif
power otot lengan dan bahu dengan hasil tolak
peluru gaya O’Brien pada mahasiswa putra
Prodi Penjas semester 5 Institut Pendidikan
Nusantara Global

DAFTAR PUSTAKA
A. Widya. 2004. Belajar Berlatih Gerak-
gerak Dasar Atletik Dalam
Bermain. Jakarta: PT. Rosda Jaya
Putra.
Carr, Gerry A. (2003). Atletik untuk
sekolah. Jakarta. Raja Grafindo

286

You might also like