Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

PEMODELAN SIKLUS IN-

CYLINDER MESIN DIESEL


Article Sidebar

PDF
Published: Dec 19, 2018
Editorial Team
Editor in Chief

 Rizqon Fajar, scopus id : 55604895400, BPPT, Jakarta, Indonesia

Associate Editor

 Endro Wahju Tjahjono, BPPT, Jakarta, Indonesia


 Ihwan Haryono, BPPT, Jakarta, Indonesia
 Era Restu Finalis, BPPT, Jakarta, Indonesia
 Muhammad Maruf, BPPT, Jakarta, Indonesia
 Prasetyaning Diah Rizky Lestari, BPPT, Jakarta, Indonesia
 I. G. A. Uttariyani, BPPT, Jakarta, Indonesia
 Thiya Fiyantika, BPPT, Jakarta, Indonesia
 Malinda Sabrina, BPPT, Jakarta, Indonesia
 Muhammad Penta Helios, BPPT, Jakarta, Indonesia
 Muhammad Syamsul Ma'arif, BPPT, Jakarta, Indonesia
 Girindro Pradoto, BPPT, Jakarta, Indonesia

International Editorial Board

 Dr. Ir. Unggul Priyanto, MSc. , scopus id : 6602446145, BPPT, Jakarta, Indonesia
 Prof. Ir. Wimpie Agoeng Nugroho Aspar, MSCE., Ph.D , scopus id : 6504647683,
BPPT, Jakarta, Indonesia
 Dr. Ir. Wahyu Widodo Pandoe, MSc. , scopus id : 6602604340, BPPT, Jakarta,
Indonesia
 Prof. Dr. Maizirwan, scopus id : 23668032700, Malaysia
 Prof. Adi Maimun, M.Sc.,PhD , scopus id : 24830993100, UTM, Malaysia
 Prof. Ir.Dr. Ab Saman b Abd Kader, scopus id : 56472933100, UTM, Malaysia
 Dr. Oki Muraza ST. M.Sc. , scopus id : 22433275900, King Fahd University of
Petroleum & Mineral, Saudi Arabia
 Prof. Hanshan Dong BSc, MPhil, PhD, CEng, FIMMM , scopus id : 7402335224,
School of Metallurgy and Materials, University of Birmingham, United Kingdom
 Prof. Dr Ir. Wahyu Lestari, scopus id : 6602761351, Embry-Ridde Aeronotical
University, Prescott, US
 Prof. Dr. Ir. Sulistijono,DEA, scopus id : 54791547900, ITS, Surabaya, Indonesia
 Prof. Dr. Ir. Bambang Teguh Prasetyo. Dipl. Ing, DEA, scopus id : 57189004875,
BPPT, Jakarta, Indonesia
 Dr. Ing. Hermawan Agus Suhartono, scopus id : 57204588039, BPPT, Jakarta,
Indonesia
 Dr. Drs. Fariduzzaman M. Sc., MT, scopus id : 57190492546, BPPT, Jakarta,
Indonesia
 Prof. Dr. Ir. Buana Ma'ruf, M.Sc., MRINA, scopus id : 57217919228, BPPT, Jakarta,
Indonesia
 Dr. Ir. Amin Suhadi, M. Eng, scopus id: 55899787700, BPPT, Jakarta, Indonesia
 Dr. Ir. Pariatmono MSc. , scopus id : 6506951027, Universitas Mercubuana,
Indonesia

Advisory Editor

 Dr. Ir. Lukman Shalahuddin, M.Sc , scopus id : 56206194300, BPPT, Jakarta,


Indonesia
 Dr. Endra Joelianto, scopus id: 17434540100, Bandung Institute of Technology,
Indonesia

DOI: https://doi.org/10.29122/mipi.v12i3.2743

Main Article Content


Bagus Anang Nugroho
BT2MP BPPT
Rizqon Fajar
PTSPT-BPPT
Ihwan Haryono
BT2MP BPPT

Abstract
An engine performance can be predicted through modeling and simulation programs. This
paper describes the cycle modeling and breathing process of a four-stroke diesel engine.
Calibration of the model parameters to eliminate prediction error. This calibration requires
the definition of empirical correlation of two parameters namely mechanical delay and the
injector nozzle discharge coefficient. Modeling validation is also given by presenting the
result data and evaluating the output parameters of the engine. The result of the diesel
engine in-cylinder model produces good predictions by applying a mechanical delay
correlation for correction of injection time and correlation coefficient of discharge nozze
injector. The parameters for correction of injection duration where the mean temperature
and pressure conditions for the duration of the injection are used as input model ignition
delay cylinder.
Keywords: Modeling, Diesel Engine, Performance, Ignition Delay, Emissions
Â

Article Details
Issue
Vol. 12 No. 3 (2018): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Section
Articles
Open Access Policy
MIPI provides immediate open access to its content on the principle that making research
freely available to the public supports a greater global exchange of knowledge.
MIPI by TIRBR-BPPT is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-
ShareAlike 4.0 International License. Permissions beyond the scope of this license may be
available at http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/MIPI

References
Kom, M., Onderzoe'k naar verloop van de Seiliger parameters met behulp van een
multizone model van het cylinderproces in een dieselmotor, TU Delft, 2009
Hiroyasu, H, Diesel Engine and Its Modeling, Comodia, 1985
Jung, D. and Assanis, D. N., Multi-Zone DI Diesel Spray Combustion Model for Cycle
Simulation Studies of Engine Performance and Emissions, SAE paper 2001-01-1246, 2001
Heywood, John B., Internal Combustion Engine Fundamentals, Book, Mc Graw – Hill
Book, New York, 1988
Buttsworth, David R, Spark Ignition Internal Combustion Engine Modeling using Matlab,
Technical Reports, Faculty of Engineering & Surveying University of Southern Queensland
Australia, 2002
Perini, Federico, Matarelli, Enrico, and Palttrinieri, Fabrizio, Develoment and Validation of
Predictive Emissions Schemes for Quasi-Dimensional Combustion Models, SAE 2010-1-
0148, 2010
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/329964958

PEMODELAN SIKLUS IN-CYLINDER MESIN DIESEL

Article · December 2018


DOI: 10.29122/mipi.v12i3.2743

CITATIONS READS

0 460

3 authors:

Bagus Anang Nugroho Rizqon Fajar


Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi National Research and Innovation Agency
2 PUBLICATIONS   1 CITATION    23 PUBLICATIONS   30 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Ihwan Haryono
1National Research and Innovation Agency (BRIN)
8 PUBLICATIONS   7 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Hidrogenation View project

insinas View project

All content following this page was uploaded by Ihwan Haryono on 19 February 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Aplikasi Model Phenomenology dan Reaksi Pembakaran Ekuilibrium pada Pemodelan In-cylinder Motor Diesel
(Bagus Anang Nugroho, Rizqon Fajar, Ihwan Haryono)

APLIKASI MODEL PHENOMENOLOGY DAN REAKSI


PEMBAKARAN EKUILIBRIUM PADA PEMODELAN IN-CYLINDER
MOTOR DIESEL

APPLICATION OF PHENOMENOLOGY MODEL


AND COMBUSTION EQUILIBRIUM FOR IN-CYLINDER
DIESEL ENGINE MODELING
Bagus Anang Nugrohoa, Rizqon Fajarb, Ihwan Haryonoc
aPusat Pengkajian Industri Manufaktur, Telematika dan Elektronika, Deputi Bidang PKT, BPPT.
bPusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi, Deputi Bidang TIRBR, BPPT
c Balai Teknologi Termodinamika Motor dan Propulsi

e-mail :bagus.anang@bppt.go.id, rizqon.fajar@bppt.go.id, ihwan.haryono@bppt.go.id

Abstrak

Unjuk kerja dan emisi gas buang suatu motor dapat diprediksi melalui
pemodelan dan program simulasi. Pada paper ini diuraikan aplikasi model
phenomenologyuntuk model proses in-cylinder dan model ekuilibrium
pembakaran pada motor diesel empat langkah.Kalibrasi parameter
diperlukan untuk mendefinisikan input dari dua parameter yaitu waktu
tunda mekanis dan koefisien discharge nozzle injektor.Hasil pemodelan
menunjukkan (a) prediksi heat release yang baik, (b) trend prediksi yang
menyerupai trend hasil eksperimen, (c) akurasi prediksi yang memadai
untuk daya, efisiensi termal, dan CO2 dengan kesalahan prediksi berturut-
turut 14%, 9.94%, 9.06%, dan (d) akurasi prediksi NOx, dan uHC yang
perlu diperbaiki dengan kisaran kesalahan berturut-turut adalah 134.11%,
dan 65.29%.

Kata kunci : Model, Phenomenology, Ekuilbrium Pembakaran, Motor


Diesel, Waktu tunda, Nozzle, Unjuk kerja, dan Emisi

Abstract

An engine performance and emission can be predicted through modeling


and simulation programs. This paper describes theimplementation of,
phenomenology model for in-cylinder process and equilibrium model for
combustion reaction. Calibration activity has been done to define the
correlation of two parameters namely mechanical delay and the injector
nozzle discharge coefficient. The result of the diesel engine in-cylinder
model (a) produces good heat release predictions, (b)the trend of
performances and emissions showsimilarity with experiment, (c) adequate
prediction accuracy for power, thermal efficiency, and CO2 with prediction
errors of 14%, 9.94%, 9.06%, respectively and (d) the accuracy of NOx,
and uHC predictions that need to be improved with a range of errors are
134.11%, and 65.29%, respectively.

Keywords : Model, Phenomenology, Equilibrium, Diesel Engine,


Ignition Delay, Nozzle, Performance, and Emissions

Diterima (received ) : 15 Oktober 2018, Direvisi (revised ) : 5 November 2018,


Disetujui (accepted) : 16 November 2018

P-ISSN 1410-3680 / E-ISSN 2541-1233 153


M.I.P.I. Vol.12, No 3, Desember 2018 - (153 - 162)

PENDAHULUAN SUB – MODEL

Model siklus in-cylinder motor diesel Analisa termodinamika lebih lanjut pada
diselesaikan dengan mengaplikasikan model zona-zona dijabarkan lebih detil pada
phenomenology dan model gas ekuilibrium dimana profil spray diasumsikan aksi-
untuk prediksi emisi. Pada tulisan simetris. Paket hiroyasu terdiri dari sejumlah
inidiberikan penjelasan detil tentang lapisan (nL) umumnya digunakan lima
permodelan dalam silinder motor lapisan6) dan sejumlah spasial (nsp) yang
diesel1,2,4,6). Dua parameter data input yaitu terbentuk tergantung pada durasi injeksi.
waktu tunda pengapian dan koefisien Makin besar no lapisan, makin menjauh dari
discharge nozzle injektor diperoleh dari hasil lapisan pusat sedangkan makin besar nilai
kalibrasi.Hasil kalbrasi dan validasi spatial menunjukkan kondisi pada saat
permodelan motor diesel disampaikan pada injeksi yang lebih lambat.
bagian akhir pada paper ini. Model ini Pada zona paket terjadi beberapa tahap
adalah kelanjutan dari publikasi penulis proses yang harus diselesaikan, seperti
sebelumnya3) dengan penambahan kegiatan proses penyemprotan bahan bakar solar
kalibrasi dan validasi model yang lebih (cair), pemanasan – penguapan solar
komprehensif. menjadi gas, percampuran dengan fluida
dari zona tidak terbakar, dan proses
MODEL PHENOMENOLOGY pengapian/pembakaran. Penjelasan tentang
keseluruhan sub-model diberikan berikut:
Model phenomenology hanya
memerlukan data geometri motor,dan data Relokasi
injeksi4). Jumlah bahan bakaryang akan
diinjeksikan diperoleh massa bahan bakar Istilah relokasi diberikan untuk
total dibagidengan jumlah lubang injektor. menjelaskan bagaimana massa solar (cair)
Berdasarkan jumlah bahan bakar yang yang disemprotkan dari nozzle injektor
disemprotkan, fenomena spray dimodelkan ditempatkan pada paket-paket dalam
dengan mengaplikasikan model Hiroyasu5) semprotaninjeksi. Perhitungan relokasi
dimana semprotan akan mengisi kantung- dilakukan sepanjang durasi penyemprotan
kantung kecil berbentuk cakram arah aksial solar. Berdasar perhitungan kecepatan
yang terdiri dari lapisan-lapisan arah radial injeksi keluar nozzle dapat dihitung
(gambar 1). sebagai fungsi tekanan injeksi ,
tekanan silinder , dan densitas solar
. Dengan mengetahui kecepatan injeksi
keluar nozzle, diameter lubang nozzle ,
dan jumlah lubang nozzle maka laju
aliran massa semprotan dapat
diketahui.
Gambar 1.
Model Spray Hiroyasu (1)
Pada awal penyemprotan, zonaberisikan (2)
bahan bakar cair100%, sehingga tidak
adaudara dizona tersebut.Setelah waktu
tertentu terjadi penguapan sehingga bahan Pada tiap tahap waktu analisa yang artinya
bakar cair berubah menjadi tetesan-tetesan, pada spasial tertentu, massa injeksi akan
Dalam hal ini model akan mengelompokkan terbagi rata ke dalam 5 paket yang tersedia.
tetesan pada zona yang sama disesuaikan Proses ini dilakukan berulang hingga total
dengan diameter yang sama. Pada saat massa injeksi total lebih besar dari massa
inilah terjadi interaksi dengan udara hingga injeksi (diketahui dari data pengujian).
durasi tertentu yang dikenal dengan ignition
delay yang berakhir dengan adanya proses Penetrasi
pembakaran. Pembakaran terjadi
bergantung pada jumlah udara dan bahan Waktu di mana terjadi perubahan dari
bakar gas yang ada. Begitu pembakaran cairan menjadi tetesan disebut“time break –
terjadi maka besaran properti tiap-tiap zona up (tbu)”. Jarak saat terjadi break-up( )
dapat diselesaikan secara termodinamika. dihitung berdasarkan kecepatan kecepatan
injeksi keluar nozzle dikalikan dengan tbu

154 P-ISSN 1410-3680 / E-ISSN 2541-1233


Aplikasi Model Phenomenology dan Reaksi Pembakaran Ekuilibrium pada Pemodelan In-cylinder Motor Diesel
(Bagus Anang Nugroho, Rizqon Fajar, Ihwan Haryono)

(pers. 3a). Dengan mengaplikasikan korelasi Percampuran dengan Udara


sebagaimana Kom7)pada pers. 3b, maka
diperoleh waktu terjadinya break-up Berdasar prinsip kekekalan momentum,
sebagaimana diberikan pada pers. 4. interaksi udara masuk dan bercampur
dengan massa di tiap zona dapat dihitung
(pers.14) dan dijabarkan lebih lanjut di pers.
(3a)
(15) dan (16)
(3b) (14)
(15)
(4)
(16)
Pengukuran Hiroyasu memberikan korelasi
saat terjadi tetesan yaitu korelasi jarak yang Panas dan Penguapan
ditempuh(s) fungsi waktu demikian juga
dengan kecepatan (v), sebagaimana Penambahan massa zona ini terjadi
diberikan pada persamaan(5) dan(6). karena pasokan dari zona unburned
(5) lingkungan. Aliran massa unburned
(6) kemudian dihitung dengan menggunakan
pers. (17).
Pada saat break-up ( ) diketahui
(17)
korelasi pada pers. (7), sehingga β dihitung
dengan korelasi pers. (8).
Pada penjelasan sebelumnya dinyatakan
(7) bahwa tetesan yang berdiameter sama akan
ditempatkan pada Diameter(SMD)”.SMD ini
(8) dicirikan dengan rasio volume dan
permukaan tetesan adalah sama dengan
volume dibagi luas rata-rata permukaan
Substitusi pers (6) dan (8) ke (7) diketahui (pers.18).
kecepatan zona setelah break-up berikut:

(18)
(9)

Nilai diameter diperoleh melalui percobaan


Cakra maksial dalam model ini dibagi
Elko tb sebagai fungsi viskositas kinematis
menjadi umumnya 5 zona radial (j = 1:5).
bahan bakar cair fl [m2/s], beda tekanan
Makin ke pusat lingkaran, zona makin lebih
nozzle [Pa], densitas bahan bakar cair (ρfl)
lambat dalam berinteraksi dengan udara.
dan densitas zona tidak terbakar (ρub) dalam
Sehingga waktu break-up radial j ( ) dan
kg/m3 (pers. 19)
kecepatan radial j ( ) dihitung berikut:

(10)
(11) (19)

Jumlah tetesan dalam zona (Ndrops) sama


Jumlah lapisan aksial maksimum (imax)
dengan massa bahan bakar cair (m fl) dibagi
tergantung pada durasi injeksi, sehingga
massa drops (pers.20)
kecepatan dari zona i, j diberikan berikut:
(20)
(12)

C1, C2 dan C3 secara beurutan besarnya Lebih lanjut pers.(21) dan(22) menjelaskan
adalah 0.8, 2.0dan 4.6.10-3. Jarak zona perhitungan jumlah tetesan (Ndrops)
tersebut dihitung dengan mengintegrasikan
kecepatan sebagaimana diberikan berikut : (21)

(13) (22)

P-ISSN 1410-3680 / E-ISSN 2541-1233 155


M.I.P.I. Vol.12, No 3, Desember 2018 - (153 - 162)

Fenomena gas bertemperatur tinggi yang (35)


berinteraksi dengan bahan bakar cair, akan
mempengaruhi proses penguapan bahan (36)
bakar cair baik perpindahan panas ( ) (37)
maupun perpindahan massa ( ). (38)
(39)
(23)

Pengapian
(24)
Waktu yang diperlukan dari saat injeksi
dimana 4.5e-7
hingga timbul titik api (pengapian) disebut
Ignition Delay (ID). Durasi ID dalam derajat
Bilangan tidak berdimensi Nusselt dan poros engkol- diestimasi
Sherwood didasarkan pada korelasi Ranz
berdasarkan metode Hardenberg dan
dan Marshall diberikan pada pers (25) dan
Hase8).
(26).

(25)
(26)

Bilangan Reynolds,Prandl dan Schmidt


dihitung berdasar pers (27), (28) dan (40)
(29).Dimana besaran 0.3 pada bilangan
Reynolds menunjukkan bahwa kecepatan Dimana
relatif antara gas dan tetesan diperkirakan (41)
mencapai 30% dari kecepatan zona.
Adapun faktor z dalam pers. (30) adalah
faktor koreksi yang memperhitungkan Ea adalah energi aktivasi yakni energi yang
pengurangan perpindahan panas akibat diperlukan guna terjadinya proses
digunakan dalam perpindahan massa pembakaran dan adalah kecepatan rata-
(penguapan).
rata linier piston [m/s].
(27) Persamaan empiris yang digunakan dalam
(28) perhitungan ID di dalam paket diberikan
pada pers. (42).
(29)

(30)
(42)
Besaran lain yang digunakan seperti k surf Dimana:
(indek suntuk koefisien konduktifitas termal (43)
di permukaan), densitas permukaan,
estimasi berat molekular permukaan dan
temperatur permukaan diberikan pada pers. Selama proses ID, kondisi gas akan
(31) s/d (34) berubah. Hal tersebut diperhitungkan dalam
estimasi ID dengan cara lain untuk
menghitung jumlah kumulatif 1/id pada
(31) rentang waktu proses. Pembakaran terjadi
bilamana pers. (44) terpenuhi.
(32)

(33) (44)

(34)
Pembakaran

Untuk melakukan perhitungan perubahan Pada proses pembakaran di dalam spray


temperatur tetesan digunakan prinsip terdapat tiga hal yang menjadi pembatas
keseimbangan energi sebagaimana reaksi, yaitu :
diberikan pada pers. (35) s/d 39).

156 P-ISSN 1410-3680 / E-ISSN 2541-1233


Aplikasi Model Phenomenology dan Reaksi Pembakaran Ekuilibrium pada Pemodelan In-cylinder Motor Diesel
(Bagus Anang Nugroho, Rizqon Fajar, Ihwan Haryono)

a) Pada kondisi campuran miskin/


stoichiometrik, maka dianggap semua
bahan bakar terbakar habis. Hal ini
membuat tidak semua udara yang ada
(54)
digunakan untuk pembakaran. Reaksi
dibatasi oleh tingkat penguapan.
Berdasar Kom, penyelesaian secara
b) Pada kondisi campuran kaya, maka
numerik pers. (54) memberikan ketidak-
semua oksigen akan digunakan di
stabilan perhitungan, maka dilakukan
udara, dan masih menyisakan sejumlah
beberapa modifikasi yang akhirnya diperoleh
bahan bakar tidak terbakar. Laju reaksi
pers. (55).
dibatasi oleh kecepatan udara masuk ke
dalam zona.
c) Selain itu, ada juga pembatas ketiga,
jika tingkat penguapan dan tingkat
pencampuran lebih besar dari laju reak
simaksimum, maka laju reaksi campuran
(Rm) solar – gas maksimum tertahan
dan dihitung dengan menggunakan
pers. (45) s/d (48)

(55)

(45) Zona Packets


(46)
Analisa termodinamika pada tiap packet
(47) (index “p”) diberikan berikut:
(48)

Kehilangan Panas Melalui Dinding

Kehilangan panasuntuk semua zona (56)


menggunakan model Woschni dan diberikan
berikut:
Analisa packet dilakukan pada sejumlah
(49) paket pada tiap waktu (t) kondisi
gas (index “bulk”), maka secara numerik
Dimana pers. (56) dilakukan pada tiap kondisi
(nsp,nL,t).

Reaksi Pembakaran

Reaksi kimia yang terjadi pada proses


(50) pembakaran mengikuti pendekatan proses
kesetimbangan penuh. Reaksi kimia
;kompresi (51) pembakaran pada proses ini dapat dituliskan
;ekspansi(52) pada (58) dan diselesaikan dengan
menggunakan kode program Buttsworth9).
;Direct Injection (53)

Keseimbangan Termodinamika

Zona Lingkungan
Zona lingkungan (zona 6 pada gamb 1) (57)
berlaku persamaan berikut:

P-ISSN 1410-3680 / E-ISSN 2541-1233 157


M.I.P.I. Vol.12, No 3, Desember 2018 - (153 - 162)

KALIBRASI PARAMETER

Berdasarkan penjelasan persamaan-


persamaan yang digunakan dalam
permodelan motor diesel sangat penting
mendefinisikan korelasi empiris dari dua
parameter yaitu waktu tunda mekanis dan
koefisien discharge nozzle injector
mengingat tidak dilakukan pengukuran.
Kegiatan ini dilakukan untuk menghindari
kesalahan dari sumber input operasi kerja
motor diesel.

Waktu Tunda Mekanis Gambar 2.


Evaluasi Model Waktu Tunda Mekanis
Dengan asumsi model ignition delay
klasik Hardenberg & Hase seperti pada Koefisien Discharge Nozzle Injektor
pers. (40) valid, maka kesalahan prediksi
saat pembakaran dianggap bersumber dari
belum didefinisikan waktu tunda mekanis.
Alasan tersebut didasarkan pada pemakaian
pompa injektor mekanis (tipe distributor) dan
SoI (start of injection) yang dianggap terlalu
(sangat) dini dibandingkan SoC (start of
combustion) yang terjadi (hasil analisa heat
release).
Berdasar informasi SoC yang diperoleh
dari analisa heat release, maka dilakukan
simulasi motoring untuk memperoleh input
perhitungan delay Hardenberg & Hase
(H&H). Besaran delay mekanis
Gambar 3.
diperoleh dari pers. (58) dengan aturan Evaluasi Model Koef. Discharge Nozzle
dimana sudut bTDC bernilai negatif.
Injektor
(58)
Profil bagaimana solar masuk ke ruang
bakar sangat vital dalam penentuan akurasi
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa delay
prediksi model pembakaran, mengingat
mekanis dipengaruhi parameter SoI
tidak dilakukan pengukuran maka
(start of injection), temperatur bahan bakar
masuk , putaran , dan massa harus dimodelkan. Dengan mengasumsikan
silinder pada saat katup hisap tertutup bahwa pada input operasi kerja yang
digunakan bernilai tetap sepanjang
sebagaimana diberikan pada pers.
proses penyemprotan tetapi bisa berubah
(59).
bilamana input opearsi kerja berubah, maka
dicoba dikorelasi dengan parameter
(59) data input dengan cara diubah-ubah
pada aplikasi permodelan diesel sehingga
Dimana pada kasus ini digunakan pers. hasil prediksi tekanan silinder paling
berikut mendekati hasil pengujian (proses
pembakaran diesel). Hasil kegiatan
diketahui dipengaruhi sangat kuat
(gambar 3) oleh variabel-
variabel laju aliran massa diesel masuk
ruang bakar , laju aliran massa udara
Implimentasi variable-variabel pada
pers.(59) mampu memprediksi durasi delay masuk ruang bakar , tekanan intake
mekanis dengan sebagaimana manifold , dan putaran motor
diberikan pada gambar 2. dengan persamaan diberikan pada pers.
(60) dengan sebagaimana
diberikan pada gambar 3.

158 P-ISSN 1410-3680 / E-ISSN 2541-1233


Aplikasi Model Phenomenology dan Reaksi Pembakaran Ekuilibrium pada Pemodelan In-cylinder Motor Diesel
(Bagus Anang Nugroho, Rizqon Fajar, Ihwan Haryono)

(60) EVALUASI PERMODELAN

Pada sub bab ini dibahas bukan saja


Pada kasus ini digunakan pers. berikut:
tentang validasi permodelan tetapi juga
dilakukan penyajian data hasil dan evaluasi
parameter luaran motor. Hal ini penting
sebagai panduan analisa pada permodelan
motor diesel.

Evaluasi Pelepasan panas, Daya dan Effisiensi Termal

Gambar 4.
Pelepasan Panas Pada 3600 rpm

Dikarenakan kalibrasi didasarkan pada silinder dalam Paskal terhadap


kesesuaian dengan data uji tekanan silinder volumenya dalam m 3 .
pengujian motor diesel, maka hasil validasi
yang diperoleh memberikan hasil sangat
baik. Pada gambar 4 ditunjukkan (61)
kesesuaian tipikal hasil prediksi pelepasan
panas. Daya uji diperoleh secara otomatis Dimana
dari rekaman data, sedangkan pada (62)
permodelan daya dalam kW diperoleh
dari perkalian kerja dalam Joule dan
Berdasarkan data daya, maka efisiensi
putaran motor dalam rpm sebagaimana
termal dalam % dapat dihitung
diberikan pada pers. (61) dimana angka 2
adalah faktor koreksi untuk 4 langkah, 60 dengan pers. (63)
adalah konversi menit ke detik, dan 1000
adalah konversi Watt ke kWatt. Pada pers. (63)
(62), kerja diperoleh dari integrasi tekanan

Gambar 5.
Hasil Validasi Daya dan Efisiensi Termal Model Diesel

P-ISSN 1410-3680 / E-ISSN 2541-1233 159


M.I.P.I. Vol.12, No 3, Desember 2018 - (153 - 162)

Evaluasi gambar 5 menunjukkan bahwa: o Variasi waktu injeksi, diperoleh


• Hasil validasi daya: kesesuaian dengan semakin naik
o Variasi putaran, diperoleh bilamana waktu injeksi makin maju.
kesesuaian dengan semakin naik o Secara rata-rata, kesalahan prediksi
hingga puncaknya pada 3600 rpm daya dan effisiensi termal berturut-
dan turn pada 4200 rm. turut sebesar 14% dan 9,94%
o Variasi waktu injeksi, diperoleh
adanya kecenderungan kenaikan Evaluasi Gas Buang Motor Diesel
daya dengan semakin memajukan
waktu injeksi (SoI). Pada beberapa Pada evaluasi gas produk pembakaran,
titik pengamatan menunjukkan trend pendekatan pers. (63) dilakukan dengan
berbeda dimana pada putaran 3000 mengganti daya dengan fraksi gas.
rpm kondisi standard lebih tinggi
dari kondisi paling maju, hanya saja (64)
pemodelan juga menunjukkan hasil
yang sama dikarenakan laju airan
massa bahan bakar pada kondisi Evaluasi Gas Buang Karbondioksida
advanced terlalu kecil. Dengan (CO2)
semakin naik hingga puncaknya
pada 2400 rpm dan menurun secara Hasil validasi menunjukkan tingkat akurasi
melandai hingga 3600 rpm hingga yang memadai dengan kesalahan prediksi
penurunan curam pada 4200 rpm. rata-rata 9,06%. Analisa lebih lanjut
berdasarkan gambar 6 diberikan berikut:

Gambar 6.
Hasil Validasi CO2 Model Diesel

• Variasi putaran, diperoleh kesesuaian pada kedua penyajian data kecuali


dimana pada evaluasi fraksi CO2 pada putaran 3000 rpm dengan alasan
(penyajian data 1) terdapat kenaikan seperti dijelaskan pada evaluasi daya.
fraksi CO2 hingga hampir sama pada Sedangkan pada pengujian dengan
putaran 2400 hingga 3600 rpm dan penyajian data fraksi CO2 terjadi
selanjutnya turun curam pada 4200 rpm. fluktuasi hasil. Sedangkan pada
Titik puncak antara model dan pengujian penyajian fraksi CO2 dibagi dengan laju
diperoleh hasil sama yaitu 3600 rpm energi bahan bakar masuk diperoleh
untuk kondisi mundur dan maju, hasil konstan cenderung naik.
sedangkan pada kondisi standarpada
3000 rpm. Bilamana fraksi CO2 dibagi
dengan laju energi bahan bakar masuk
(gg. 5 penyajian 2), trend semakin jelas
dengan kecenderungan penurunan
dengan naiknya putaran motor.
• Variasi waktu injeksi, trend pada
permodelan menunjukkan kenaikkan
dengan semakin majunya waktu injeksi

160 P-ISSN 1410-3680 / E-ISSN 2541-1233


Aplikasi Model Phenomenology dan Reaksi Pembakaran Ekuilibrium pada Pemodelan In-cylinder Motor Diesel
(Bagus Anang Nugroho, Rizqon Fajar, Ihwan Haryono)

Evaluasi Total Nitrogen-Oksida (NOx)

Gambar 7.
Hasil Validasi NOx Model Diesel

sebagaimana dapat dilihat pada gambar 7, • Variasi waktu injeksi, pada pengujian
diketahui: diperoleh konsistensi kenaikan NO
• Variasi putaran, hasil pengujian dengan makin majunya waktu injeksi
menunjukkan fluktuasi hasil pada pada kedua penyajian data. Hasil yang
penyajian fraksi NOx sedangkan pada sama pada permodelan kecuali pada
penyajian kedua trend penurunan NOx putaran 4200 rpm diberikan oleh hasil
secara eksponensial nampak jelas. permodelan.Evaluasi NOx menunjukkan
Pada permodelan tedapat trend perlunya perbaikan model mengingat
kenaikkan hingga 2400 rpm dan kesalahan rata-rata prediksi 134.11%.
menurun setelahnya. Puncak NOx pada Model Zeldovich merupakan model yang
2400 rpm dikonfirmasi oleh pengujian. umum digunakan dalam prediksi NOx
Penyajian kedua, terdapat penurunan menjadi alternatif dalam perbaikan
linier dengan naiknya putaran motor. model yang saat ini digunakan.

Evaluasi Gas Buang Hidrokarbon Tidak Terbakar (uHC)

Gambar 8.
Hasil Validasi uHC Model Diesel

P-ISSN 1410-3680 / E-ISSN 2541-1233 161


M.I.P.I. Vol.12, No 3, Desember 2018 - (153 - 162)

Berdasarkan gambar 8 diketahui: Kesalahan prediksi untuk daya, efisiensi


• Variasi putaran diketahui pada termal, CO2, NOx, dan uHC berturut-turut
pengujian dengan penyajian 1 diketahui adalah 14%, 9.94%, 9.06%, 134.11%, dan
adanya kecenderungan kenaikkan hingga 65.29%
3600 rpm dan selanjutnya turun. Pada
penyajian 2, hasil pengujian
UCAPAN TERIMA KASIH
menunjukkan penurunan hingga 2400
kemudian naik hingga 3600 dan turun
Terima kasih diberikan kepada BT2MP-
pada 4200 rpm. Hasil permodelan
BPPT sebagai penyedia data hasil
menunjukkan penurunan hingga 2400
pengujian yang digunakan dalam penelitian
rpm yang merupakan putaran dengan
ini.
efisiensi termal terbaik (gambar 8) dan
naik lagi dengan naiknya putaran motor.
Pada penyajian 2, hasil permodelan turun DAFTAR PUSTAKA
hingga 2400 rpm dan selanjutnya
cenderung konstan. 1. Merker, Gunther P., Schwarz, C.,
• Variasi waktu injeksi, pada pengujian Stiesch, G., Otto, F., Simulating
penyajian 1 diketahui dengan majunya Combustion–Simulating of Combustion
waktu ineksi ada trend penurunan (1200 and Pollutan Formation for Engine
dan 2000 rpm), cenderung turun (2400 Development, Springer Book, Berlin,
dan 3600 rpm), konstan cenderung turun 2005
(4200 rpm) dan naik pada 3000 rpm. 2. Caton, Jerad A, Comparison of
Hasil tersebut juga diberikan pada Intructional and Complete Versions of
penyajian data 2, walaupun pada putaran Thermodynamic Engine Cycle simulation
2000 rpm hasilnya fluktuatif. Bila secara for Spark-Ignition Engines, International
umum pada pengujian diberikan hasil Journal of Mechanical Engineering
yang fluktuatif, hasil permodelan Education Volume 29 No.4, 2001
menunjukkan konsistensi dengan makin 3. Bagus Anang Nugroho, Bambang
rendahnya uHC dengan memajukkan Sugiarto, Prawoto, dan Lukman
waktu injeksi. Shalahuddin, Prediction and Validation of
Evaluasi uHC menunjukkan kesalahan Heat Release Direct Injection Diesel
prediksi rata-rata 65.29%, sehingga Engine Using Multi-Zone Model, 2014
diperlukan perbaikan model.Perini dkk10) 4. Lakshminarayanan, P. A. and Aghav,
berhasil memodelkan gas hidrokarbon Yogesh V., Modelling Diesel Combustion,
dengan model yang memasukkan faktor Springer Book, 2009
efek campuran miskin, efek bentuk ujung 5. Hiroyasu, H, Diesel Engine and Its
injektor, dan penetrasi berlebihan dari Modeling, Comodia, 1985
semprotan bahan bakar. Efek bentuk 6. Jung, D. and Assanis, D. N., Multi-Zone
injektor mendominasi pembentukan DI Diesel Spray Combustion Model for
hidrokarbon dan pada putaran tinggi Cycle Simulation Studies of Engine
pembentukan hidrokarbon didominasi Performance and Emissions, SAE paper
karena penetrasi berlebihan dari semprotan 2001-01-1246, 2001
bahan bakar. Efek campuran miskin sangat 7. Kom, M., Onderzoe'k naar verloop van
kecil pada kontribusi hidrokarbon. Hal ini de Seiliger parameters met behulp van
menjelaskan kekurang akuratan model yang een multizone model van het
digunakan, mengingat pada model ini hanya cylinderproces in een dieselmotor, TU
memasukkan efek campuran miskin dengan Delft, 2009
pendekatan ekuilibrium. 8. Heywood, John B., Internal Combustion
Engine Fundamentals, Book, Mc Graw –
Hill Book, New York, 1988
SIMPULAN
9. Buttsworth, David R, Spark Ignition
Telah berhasil disusun model motor Internal Combustion Engine Modeling
diesel dengan mengaplikasikan korelasi using Matlab, Technical Reports, Faculty
waktu tunda mekanis (pers. 59) untuk of Engineering & Surveying University of
koreksi waktu injeksi dan korelasi koefisien Southern Queensland Australia, 2002
discharge nozzle injektor (pers. 60) untuk 10. Perini, Federico, Matarelli, Enrico, and
koreksi durasi injeksi. Hasil prediksi Palttrinieri, Fabrizio, Develoment and
diberikan berikut bila dibandingkan hasil Validation of Predictive Emissions
eksperimen adalah ; Prediksi heat release Schemes for Quasi-Dimensional
yang baik; Trend prediksi yang mirip; Combustion Models, SAE 2010-1-0148,
2010

162 P-ISSN 1410-3680 / E-ISSN 2541-1233

View publication stats

You might also like