Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

Hubungan Keuangan Pemerintahan Pusat dan Daerah

dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia

Nama: Sanisa
Nim : 042352705
Matkul : Hubungan Pusat dan Daerah

A. Pendahuluan

Pada dasarnya hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam


penyelenggaraan pemerintahan diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah. Pemerintah Daerah memiliki kewenangan untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Prinsip otonomi seluas-luasnya yang dianut oleh Indonesia tercermin dalam
hubungan keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah yang merupakan kunci keberhasilan
dari penyelenggaraan urusan rumah tangga Daerah.

B. Pembahasan

 UUD 1945 telah mengamanatkan diselenggarakan otonomi seluas-luasnya


dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, perlu ada
pengaturan secara adil dan selaras mengenai hubungan keuangan, pelayanan
umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dan antar pemerintah daerah.
 Hubungan keuangan pusat dan daerah dilakukan sejalan dengan prinsip
Perimbangan Keaungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
sebagaimana yang telah digariskan dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004.
 Pembentukan UU tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah dimaksudkan untuk mendukung pendanaan atas penyerahan
urusan kepada pemerintah daerah. Pendanaan tersebut mengandung prinsip
money follows function, yang mengandung makna bahwa pendanaan mengikuti
fungsi pemerintahan yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab masing-
masing tingkat pemerintah.
 Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
merupakan suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional,
demokratis, transparan, dan efisien dalam rangka pendanaan penyelenggaraan
desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan
daerah, serta besaran pendanaan penyelenggaraan
dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
 Sesuai dengan Pasal 4 UU No.33/2004, penyelenggaraan urusan pemerintah
daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi didanai APBD.
Penyelenggaraan urusan pemerintah yang dilaksanakan oleh gubernur dalam
rangka pelaksanaan dekonsentrasi didnai APBN. Penyelenggaraan urusan
pemerintah yang dilaksanakan oleh gubernur dalam rangka tugas didanai APBN.
 Pelimpahan kewenangan dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi dan/atau
penugasan dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan dari pemerintah kepada
pemerintah daerah diikuti dengan pemberian dana yang disesuaikan dengan
besarnya beban kewenangan yang dilimpahkan dan/atau tugas pembantuan yang
diberikan.
 Landasan dalam penentuan dasar-dasar perimbangan keuangan antara
pemerintah dan pemerintah daerah didasarkan pada tiga fungsi, yaitu:
1. Fungsi distribusi
2. Fungsi stabilisasi
3. Fungsi alokasi
 Agar pendanaan penyelenggaraan pemerintahan terlaksana secara efisien serta
untuk mencegah tumpang tindih ataupun tidak tersedianya pendanaan pada suatu
bidang pemerintahan, diatur pendanaan penyelenggaraan pemerintahan.
Penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dibiayai dari
APBD, sedangkan penyelenggaraan kewenangan pemerintahan yang menjadi
tanggung jawab pemerintah dibiayai dari APBN, baik kewenangan pusat yang
didekonsentrasikan kepada gubenrnur atau ditugaskan kepada pemerintah daerah
dan/atau desa atau sebutan lainnya dalam rangka
 Penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri atas pendapatan
daerah dan pembiayaan. Pendapatan daerah bersumber dari:
1. Pendapatan asli daerah yang bertujuan memberikan kewenangan kepada
pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan
potensi daerah sebagai perwujudan desentralisasi.
2. Dana perimbangan yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan fiskal antara
pemerintah dan pemerintah daerah dan antar pemerintah daerah.
3. Pendapatan lain-lain yang memberi peluang kepada daerah untuk memperoleh
ipendapatan.
Sumber PAD
 Pajak daerah
 Retribusi daerah
 Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
 PAD lain-lain yang syah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan
 Bagian laba
 Dividen
 Penjualan saham milik daerah 
PAD lain-lain yang syah
 Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan
 Jasa giro
 Pendapatan bunga
 Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
 Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau
pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah.

Dana Perimbangan
 Dana Bagi Hasil (DBH)
Bersumber dari pendapatan APBN dibagihasilkan kepada daerah berdasarkan
persentase tertentu.
 Dana Alokasi Umum (DAU)
Ditentukan atas`besar kecilnya celah fiskal (fiscal gap) suatu daerah, yang merupakan
selisih antara kebutuhan daerah (fiscal need) dan potensi daerah (fiscal capacity).
 Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dimaksudkan untuk membantu membiayai kegiatan khusus didaerah tertentu yang
merupakan urusan daerah dan sesuai dengan
Pokok-pokok Muatan UU No.33/2004
a. Penegasan prinsip-prinsip dasar perimbangan keuangan antara pemerintah dan
pemerintah daerah sesuai asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas
pembantuan.
b. Penambahan jenis dana bagi hasil dari sektor pertambangan panas bumi, pajak
Penghasilan (PPh) Pasal 25/29 wajib pajak Orang pribadi Dalam Negeri dan
PPh pasal 21.
c. Pengelompokan dana reboisasi yang semula termasuk dalam komponen Pokok-
pokok Muatan UU No.33/2004
d. Penyempurnaan prinsip pengalokasian dana alokasi umum.
e. Penyempurnaan prinsip pengalokasian dana alokasi khusus.
f. Penambahan pengaturan hibah dan dana darurat.
g. Penyempurnaan persyaratan dan mekanisme pinjaman daerah, termasuk
obligasi daerah.
h. Pengaturan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan.
i. Penegasan pengaturan sistem informasi keuangan daerah.

C. Kesimpulan

Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah merupakan


subsistem Keuangan Negara sebagai konsekuensi pembagian tugas antara
Pemerintah dan Pemda. Penyelenggaraan urusan Pemda dalam rangka pelaksanaan
Desentralisasi didanai oleh APBD. Penyelenggaraan urusan Pemerintah yang
dilaksanakan oleh Gubernur dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi didamai oleh
APBN. Sedangkan penyelenggaraan urusan Pemerintah yang dilaksanakan oleh
Gubernur dalam rangka Tugas Pembantuan didanai oleh APBN. Dana Perimbangan
terdiri atas :1.Dana Bagi Hasil: a). Bersumber dari pajak: PBB, BPHTB, PPh.b).
Sumber Daya Alam : kehutanan, pertambangan umum perikanan, pertambangan
minyak bumi, pertambangan gas bumi dan pertambangan panas bumi.2. Dana
Alokasi Umum: jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26% dari
Pendapatan Dalam Negeri Netto yang ditetapkan dalam APBN.3.Dana Abkasi
Khusus besarnya DAK ditetapkan setiap tahun dalam APBN.
Lain-lain Pendapatan terdiri atas pendapatan hibah dan pendapatan Dana Darurat.
Untuk Hibah kepada Daerah yang bersumber dari luar negeri dilakukan melalui
Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar
negeri. Sedangkan Dana Darurat, Pemerintah mengalokasikannya yang bersumber
dari APBN untuk keperluan mendesak yang diakibatkan oleh bencana nasional
dan/atau peristiwa luar biasa yang tidak dapat ditanggulangi oleh Daerah dengan
menggunakan sumber APBD.

D. Sumber Referensi

https://jurnal.law.uniba-bpn.ac.id/index.php/jurnaldejure/article/view/570
https://jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/view/1447
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/jlsp/article/view/17390
Bernard Daffl on, 2010. Fiscal Decentralization
Jurnal Ilmu Pemerintahan Widyapraja, Vol XLII No. 1, Tahun 2016

Sekian & Terimakasih

You might also like