Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

Trauma Neurologis

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Keperawatan Medikal Bedah I

Dosen Pengampu

Ns. Triana Arisdiani, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.,M.B dan TIM

Disusun oleh :

Tri Indah Sari

SK622009

Program Studi Keperawatan (S1)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Oktober 2022/2023

1
TRAUMA NEUROLOGIS

A. Definisi

Trauma adalah cedera yang sering membahayakan jiwa yang terjadi


ketika suatu bagian tubuh terkena pukulan benda tumpul atau tiba-tiba
terbentur. Sedangkan neurologis adalah cabang ilmu kedokteran yang berfokus
pada otak dan system saraf. Jadi trauma neurologis adalah cedera yang
membahayakan jiwa yang terjadi pada kepala berfokus pada otak. Trauma
neurologis adalah semua cedera terkait otak yang mempengaruhi seseorang
secara fisik, emosional dan sikap.
Trauma atau cedera kepala adalah di kenal sebagai cedera otak
gangguan fungsi normal otak karena trauma baik trauma tumpul maupun
trauma tajam. Defisit neurologis terjadi karena robeknya substansia alba,
iskemia, dan pengaruh masa karena hemoragik, serta edema serebral di sekitar
jaringan otak. (Batticaca Fransisca, 2008)
Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala,
tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung
maupun tidak langsung pada kepala. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001)
Penilaian cedera kepala dapat dinilai menggunakan Glasgow Coma
Scale (GCS) (Tim Pusbankes, 2018)
1. Cedera kepala ringan (mild head injury)
a. Tidak ada fraktur tengkorak
b. Tidak ada kontusio serebri, hematom
c. GCS 13-15
d. Dapat terjadi kehilangan kesadaran tapi < 30 menit
2. Cedera kepala sedang (moderate head injury)
a. Kehilangan kesadaran antara 30 menit sampai dengan 24 jam
b. Muntah

2
c. GCS 9-12
d. Dapat mengalami fraktur tengkorak
e. disorientasi ringan (bingung)
3. Cedera kepala berat (serve head injury)
a. GCS CS 3-8
b. Hilang kesadaran >24 jam
c. Adanya kontusio serebri, laserasi/hematom intrakranial
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat
kongenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan/benturan
fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana
menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.

B. Patofisiologi

Trauma yang disebabkan oleh benda tumpul dan benda tajam atau
kecelakaan dapat menyebabkan cedera kepala. Cedera otak primer adalah
cedera otak yang terjadi segera setelah trauma. Cedera kepala primer dapat
menyebabkan kontusio dan laserasi. Cedera kepala ini dapat berlanjut menjadi
cedera sekunder. Akibat trauma terjadi peningkatan kerusakan sel otak sehingga
menimbulkan gangguan autoregulasi. Penurunan aliran darah ke otak
menyebabkan penurunan suplai oksigen ke otak dan terjadi gangguan
metabolisme dan perfusi otak.
Peningkatan rangsangan simpatis menyebabkan peningkatan tahanan
vaskuler sistematik dan peningkatan tekanan darah. Penurunan tekanan
pembuluh darah di daerah pulmonal mengakibatkan peningkatan tekanan
hidrolistik sehingga terjadi kebocoran cairan kapiler. Trauma kepala dapat
menyebabkan odeme dan hematoma pada serebral sehingga menyebabkan
peningkatan tekanan intra kranial. Sehingga pasien akan mengeluhkan pusing
serta nyeri hebat pada daerah kepala (Padila, 2012)

3
C. Pathway

Cedera Kepala

Ekstra kranial Tulang cranial Intra cranial

Terputusnya Jaringan otak


Terputusnya kontunuitas
kontunuitas jaringan rusak, kontatio
jaringan tulang
otot, kulit laserasi

Perubahan
Perdarahan dan Gangguan Resiko infeksi protoregulasi
hematom suplai darah

Kejang

Peningkatan TIK Iskemia

Penurunan
kesadaran
Hipoksia

Peregangan Kompresi
Bedrest Akumulasi
doramen dan batang otak Resiko perfusi total cairan
pembuluh cerebral tidak aktif
darah
Ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas
Nyeri akut
Resiko gangguan Gangguan
integritas kulit mobilitas fisik

You might also like