Professional Documents
Culture Documents
05 Refiswal Penyuluh
05 Refiswal Penyuluh
Refiswal
ABSTRACT
Extensionists are one of the important factors in delivering information technology to farmers. The
performance of a good extension worker greatly influences the increase of production. In Langkat Regency, the
extension worker performance is still not optimal. Factors affecting the performance of extension workers, consist of: a)
internal factors, namely: formal education, training, age, motivation, utilization of media extension, and working period
/ work experience; b) external factors: availability of facilities and infrastructure, reward system, working area
distance, number of assisted villages, number of farmer groups, information technology, active participation level of
farmers, relationships within the organization, and support of supervision and supervision. The purpose of this study
was to analyze the effect of age, formal education, work experience, distance of work area, and number of assisted
villages to the performance of extension workers in Langkat Regency. The data used consist of primary data and
secondary data. Data analysis methods used are multiple regression. The results showed that age, distance of work
area and number of assisted villages negatively affect the performance of extension workers; while formal education
and work experience have a positive effect on extension worker performance. Age and number of assisted villages had
no significant effect on extension worker performance; while formal education, work experience, and distance of
working area have significant effect to extension worker performance.
Landasan Teori
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
Kinerja ialah cara melakukan pekerjaan
dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Jadi Menurut Hutapea (2012), ada dua faktor
kinerja ialah hal-hal yang dikerjakan dan cara yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian
mengerjakannya. Kinerja (prestasi kerja) ialah dalam bekerja secara professional, yaitu: a) Faktor
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang Internal; yaitu faktor-faktor yang berasal dari diri
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan penyuluh itu sendiri. Faktor internal terdiri dari:
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang pendidikan formal, pelatihan, umur, motivasi,
diberikan kepadanya (Mangkunegara dan Prabu, pemanfaatan media penyuluhan, dan masa kerja/
2000). pengalaman kerja penyuluh pertanian. b) Faktor
Eksternal; yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar
Evaluasi Kinerja Penyuluh Pertanian penyuluh itu sendiri. Beberapa faktor eksternal
adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan secara penyuluh yang dipertimbangkan berhubungan
sistematis dan berkesinambungan untuk mengukur dengan kinerja penyuluh pertanian adalah:
tingkat keberhasilan berdasarkan parameter kinerja ketersediaan sarana dan prasarana yang diperlukan,
Penyuluh Pertanian dalam melaksanakan tugas dan sistem penghargaan, jarak wilayah kerja, jumlah
tanggungjawabnya (Kementan, 2013). Adapun desa binaan, jumlah kelompok tani binaan,
Indikator Penilaian Kinerja Penyuluh sebagai teknologi informasi, tingkat partisipasi aktif petani,
berikut: hubungan dalam organisasi, dan dukungan
1. Persiapan Penyuluhan Pertanian: pembinaan dan supervisi.
a. Membuat data potensi wilayah dan agro
ekosistem;
b. Memandu (pengawalan dan Kerangka Penelitian
pendampingan) penyusunan RDKK; Dari berbagai faktor-faktor yang
c. Penyusunan programa penyuluhan mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian, dalam
pertanian desa dan kecamatan; penelitian ini diambil hanya beberapa faktor saja
d. Membuat Rencana Kerja Tahunan yaitu: umur, pendidikan formal, pengalaman kerja,
Penyuluh Pertanian (RKTPP). jarak wilayah kerja, dan jumlah desa binaan.
2. Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian: Kinerja penyuluh pertanian dilihat dari hasil
a. Melaksanakan desiminasi/ penyebaran evaluasi kinerja penyuluh pertanian.
materi penyuluhan sesuai kebutuhan
petani; Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
b. Melaksanakan penerapan metoda kinerja penyuluh pertanian dapat dijadikan konsep
penyuluhan pertanian di wilayah binaan; atau kerangka penelitian seperti pada Gambar 1.
c. Melakukan peningkatan kapasitas petani
terhadap akses informasi pasar, teknologi,
sarana prasarana, dan pembiayaan;
28 Agrica Ekstensia. Vol. 12 No.2 November 2018: 36-32
Metode analisis data yang digunakan wilayah kerja, dan jumlah desa binaan. Sedangkan
adalah metode analisis regresi linier berganda sisanya sebesar 27,1% dijelaskan oleh variabel lain
(multiple regression), dimana metode ini yang tidak dimasukkan ke dalam model.
digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
2. Uji serempak (Uji F)
beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat.
Variabel bebasnya terdiri dari umur, pendidikan Uji F digunakan untuk melihat apakah
formal, pengalaman kerja, jarak wilayah kerja, dan secara serempak variabel bebas berpengaruh
jumlah desa binaan. Sedangkan variabel terikatnya terhadap variabel terikat. Dari hasil olah data,
adalah kinerja penyuluh. Adapun spesifikasi diperoleh hasil seperti pada Tabel 2.
modelnya adalah:
Tabel 2. Uji F
Model F-hitung F-tabel Signifikansi (α)
𝒀 = β0 + β1𝐗𝟏 + β2𝐗2 + β3𝐗𝟑 + β4𝐗4 + β5𝐗𝟓 + Ʃ 1 Regression 23,164 2,43 0,000 0,05
Sumber: Data diolah terlampir, 2017
dimana :
β = konstanta Dari Tabel 2, diperoleh bahwa nilai F-hitung
0
β ,…, β = nilai masing-masing variabel > nilai F-tabel (23,164 > 2,43) atau nilai Signifikansi
1 5 < α (0,000 < 0,05), artinya hipotesis yang
Y = nilai kinerja (total NPK) diperoleh adalah H1 diterima, dimana secara
X = umur (tahun) serempak variabel umur, pendidikan formal,
1
X = pendidikan formal (tahun) pengalaman kerja, jarak wilayah kerja, dan jumlah
2
X = pengalaman kerja (tahun) desa binaan berpengaruh signifikan terhadap
3 kinerja penyuluh.
X = jarak wilayah kerja (kilometer)
4 3. Uji parsial (Uji t)
X5 = jumlah desa binaan (buah)
Ʃ = error term Uji t digunakan untuk menunjukkan
apakah secara parsial (individu) variabel bebas
berpengaruh terhadap variabel terikat. Dari hasil
olah data, diperoleh hasil seperti pada Tabel 3.
Berikut hasil analisis data yang dilakukan: Dari Tabel 3, maka dapat dijelaskan dari
1. Uji koefisien determinasi (R Square) masing-masing variabel sebagai berikut:
Koefisien determinasi (R Square) - Variabel umur: nilai t-hitung < nilai t-tabel (1,371
digunakan untuk mengukur seberapa besar < 1,681) atau nilai Signifikansi > α (0,177 >
kemampuan variabel bebas dalam menerangkan 0,05), artinya hipotesis yang diperoleh adalah
variasi variabel terikat. Dari hasil olah data, H0 diterima, dimana secara parsial variabel
diperoleh hasil seperti pada Tabel 1. umur tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja penyuluh.
Tabel 1. Uji koefisien determinasi (R Square) - Variabel pendidikan formal: t-hitung > nilai t-tabel
Model R Square (4,046 > 1,681) atau nilai Signifikansi < α
1 Regression 0,729 (0,000 < 0,05), artinya hipotesis yang
Sumber: Data diolah terlampir, 2017
diperoleh adalah H1 diterima, dimana secara
parsial variabel pendidikan formal
Dari Tabel 1, diperoleh nilai R Square
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
adalah 0,729. Artinya, sebesar 72,9% kinerja
penyuluh.
penyuluh mampu dijelaskan oleh variabel umur,
pendidikan formal, pengalaman kerja, jarak
30 Agrica Ekstensia. Vol. 12 No.2 November 2018: 36-32
- Variabel pengalaman kerja: t-hitung > nilai t-tabel - Pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja
(5,221 > 1,681) atau nilai Signifikansi < α penyuluh adalah: setiap adanya peningkatan
(0,000 < 0,05), artinya hipotesis yang pengalaman kerja penyuluh sebesar 1 tahun,
diperoleh adalah H1 diterima, dimana secara maka akan meningkatkan nilai kinerja
parsial variabel pengalaman kerja berpengaruh penyuluh sebesar 0,492.
signifikan terhadap kinerja penyuluh.
- Pengaruh jarak wilayah kerja terhadap kinerja
- Variabel jarak wilayah kerja: t-hitung > nilai t-tabel
penyuluh adalah: setiap adanya peningkatan
(2,879 > 1,681) atau nilai Signifikansi < α
jarak wilayah kerja penyuluh sebesar 1
(0,006 < 0,05), artinya hipotesis yang
kilometer, maka akan menurunkan nilai kinerja
diperoleh adalah H1 diterima, dimana secara
penyuluh sebesar 0,415.
parsial variabel jarak wilayah kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja - Pengaruh jumlah desa binaan terhadap kinerja
penyuluh. penyuluh adalah: setiap adanya peningkatan
- Variabel jumlah desa binaan: nilai t-hitung < nilai jumlah desa binaan penyuluh sebesar 1 buah,
t-tabel (1,402 < 1,681) atau nilai Signifikansi > α maka akan menurunkan nilai kinerja penyuluh
(0,168 > 0,05), artinya hipotesis yang sebesar 1,414.
diperoleh adalah H0 diterima, dimana secara Model regresi linier berganda (multiple
parsial variabel jumlah desa binaan tidak regression) dapat disebut sebagai model yang baik
berpengaruh signifikan terhadap kinerja jika model tersebut memenuhi beberapa asumsi
penyuluh yang disebut dengan asumsi klasik. Uji asumsi
4. Uji koefisien regresi klasik dilakukan untuk mendapatkan model regresi
yang BLUE (Best Linear Unbiased Predicted)
Koefisien regresi menunjukkan besarnya
sehingga persamaan regresi yang dihasilkan dapat
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
dipertanggung jawabkan kebenarannya. Uji asumsi
nilai koefisien regresi dimasukkan ke dalam
klasik yang digunakan pada penelitian ini adalah:
spesifikasi model.
1. Uji Normalitas
Dari Tabel 3, dapat dirumuskan spesifikasi
model sebagai berikut: Uji normalitas atau kenormalan digunakan
untuk mendeteksi apakah distribusi variabel-
𝒀 = β + β 𝐗𝟏 + β 𝐗 + β 𝐗𝟑 + β 𝐗 + β 𝐗𝟓 + Ʃ
0 1 2 2 3 4 4 5 variabel bebas dan variabel terikat adalah normal.
Suatu model dikatakan memenuhi asumsi
𝒀 = 64,345 – 0,151 𝐗𝟏 + 1,348 𝐗 + 0,492 𝐗𝟑 – 0,415 𝐗 normalitas apabila data menyebar disekitar garis
2 4
– 1,414 𝐗 + Ʃ diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
𝟓
Ada dua cara yang digunakan untuk Dari hasil olah data diperoleh hasil seperti
menguji normalitas: pada Tabel 5.
Pada Gambar 4, menunjukkan tidak ada Noor, I. 2012. Buku Pintar Penyuluh Pertanian.
pola yang jelas serta titik-titiknya menyebar di atas Perhiptani
dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat Supriana, T. 2016. Metode Penelitian Sosial
dikatakan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas. Ekonomi. USU Press. Medan
Yusuf, M. N. 2003. Modul Terapan Analisis Data
Multivariat Konsep dan Aplikasi Regresi
KESIMPULAN DAN SARAN Linear Berganda. Praktisi Kesehatan dan
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kesimpulan Kesehatan. Depok
Umur, jarak wilayah kerja dan jumlah desa
binaan berpengaruh negatif terhadap kinerja
penyuluh; sedangkan pendidikan formal dan
pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap
kinerja penyuluh. Umur dan jumlah desa binaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
penyuluh; sedangkan pendidikan formal,
pengalaman kerja, dan jarak wilayah kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja penyuluh.