Bab I

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Selaput dara Imperforata adalah bentuk bawaan gynatresia. Seorang  gadis berusia 15 tahun,  tanpa
gejala, datang ke dokter karena dia belum memiliki periode menstruasi. Himen  Imperforata adalah
kondisi bawaan yang sangat jarang terjadi yang disebabkan oleh perkembangan abnormal urogenitalis
sinus, dengan kejadian 0,02 % (Takayama,2001).
Angka kejadian yang sering terjadi biasanya berupa satu jenis kelainan saja atau dapat pula berupa
beberapa kelainan kongenital secara bersamaan sebagai kelainan kongenital multipel.salah satu kelainan
kongenital adalah himen imperforata. Himen  imperforata merupakan kelainan bawaan yang paling
sering terjadi pada saluran alat kelamin perempuan, tetapi biasanya tidak menunjukkan gejala sampai
pubertas. Selaput dara imperforata jarang berhubungan dengan komplikasi jika terdeteksi dini. Angka
kejadian kelainan kongenital yang lain berkisar 15 per 1000 kelahiran, angka kejadian ini akan menjadi
4-5% bila bayi diikuti terus sampai berumur 1 tahun. Sehingga hal ini dapat dihindari dengan
pemeriksaan lengkap bayi saat lahir (marie,1995).
Sebuah penelitian di Afrika mengungkapkan bahwa kelainan himen imerforata sering terlambat
diketahui. Walaupun kelainan tersebut  dapat dideteksi pada umur berapa saja melalui inspeksi genitalia
eksternal, hymen imperforata sering luput dari diagnosa. Para peneliti melakukan review selama periode
13 tahun atas 23 anak perempuan yang didiagnosa mengalami hymen imperforata. Setengah dari jumlah
anak perempuan tersebut tidak mengalami gejala dan didiagnosis setelah dilakukan pemeriksaan fisik
seluruhnya (Postner,2005)

B.   Rumusan Masalah
1.      Apa yang disebut dengan  kelainan kongenital Hymen Imperforata?
2.      Apa penyebab dari kelainan kongenital Hymen Imperforata?
3.      Apa gambaran klinik yang dapat didirikan untuk mendiagnosa Hymen Imperforata?
4.      Apa penanganan yang dapat diberikan pada kasus Hymen Imperforata?

C.   Tujuan Penulisan
a.       Tujuan umum
Adapun Tujuan Umum dari penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan Neonatus.
b.      Tujuan khusus
1.      Mengetahui pengertian dari kelainan kongenital Hymen Imperforata.
2.      Mengetahui penyebab dari kelainan kongenital Hymen Imperforata.
3.      Mengetahui gambaran klinik untuk mendiagnosa hymen imperforata.
4.      Mengetahui cara penanganan pada kasus Hymen Imperforata.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.   Pengertian
Himen adalah suatu membran tipis tidak utuh yang melingkari orifisium vagina dan mempunyai satu atau
beberapa lubang yang memungkinkan keluarnya aliran darah menstruasi. Bentuk dan ukuran lubang
himen bervariasi, tetapi umumnya robek pada waktu koitus pertama. Himen yang “intak” danggap suatu
tanda keperawanan, tetapi ini tidak dapat diandalkan karena beberapa kasus koitus tidak berhasil
menimbulkan robekan dan pada orang lain himen dapat robek akibat manipulasi digital.(Manuaba,Ida
Bagus Gde.1998.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta : EGC)

Gambar Hymen Imperforata.


Hymen Imperforata ialah selaput dara yang tidak menunjukan lubang (Hiatus Himenalis) sama sekali,
suatu kelainan yang ringan dan yang cukup sering dijumpai. Kemungkinan besar kelainan ini tidak
dikenal sebelum menarche. Sesudah itu molimina menstrualia dialami tiap bulan, tetapi darah haid tidak
keluar.  Darah itu terkumpul di dalam vagina dan menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan
menonjol keluar (Hematokolpos).
Bila keadaan ini dibiarkan, maka uterus akan terisi juga dengan darah haid dan akan membesar
(Hematometra). (Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. 2005. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.)

B.   Penyebab
Hymen imperforata merupakan suatu malformasi kongenital tetapi dapat juga terjadi akibat jaringan
parut oklusif karena sebelumnya terjadi cedera atau infeksi. Secara embriologi, hymen merupakan
sambungan antara bulbus sinovaginal dengan sinus urogenital, berbentuk membrane mukosa yang tipis.
Hymen berasal dari endoderm epitel sinus urogenital, dan bukan berasal dari duktus mullerian. Hymen
mengalami perforasi selama masa embrional untuk mempertahankan hubungan antara lumen vagina dan
vestibulum. Hymen merupakan lipatan membrane irregular dengan berbagai jenis ketebalan yang
menutupi sebagian orifisium vagina, terletak mulai dari dinding bawah uretra sampai ke fossa
navikularis.
Hymen Imperforata terbentuk karena ada bagian yang persisten dari membrane urogenital dan terjadi
ketika mesoderm dari primitive streak yang abnormal terbagi menjadi bagian urogenital dari membran
cloacal. Hymen Imperforata tanpa mukokolpos yang berasal dari jaringan fibrous dan jaringan lunak
antara labium minora sulit dibedakan dengan tidak adanya vagina. Aplasia dan atresia vagina terjadi
karena kegagalan perkembangan duktus mullerian, sehingga vagina tidak terbentuk dan lubang vagina
hanya berupa lekukan kloaka.
C.   Gejala Klinis
Sebagian kelainan ini tidak dikenali sebelum menarche, setelah itu akan terjadi molimenia menstrualia
(nyeri yang siklik tanpa haid), yang dialami setiap bulan.Sesekali hymen imperforata ditemukan pada
neonatus atau anak kecil. Vagina terisi cairan (sekret) yang disebut hidrokolpos. Bila diketahui sebelum
pubertas, dan segera diberi penanganan asimptomatik, serta dilakukan hymenektomi, maka dari vagina
akan keluar cairan mukoid yang merupakan kumpulan dari sekresi serviks.
Kebanyakan pasien datang berobat pada usia 13-15 tahun, dimana gejala mulai tampak, tetapi menstruasi
tidak terjadi. Darah menstruasi dari satu siklus menstruasi pertama atau kedua yang terkumpul di vagina
belum menyebabkan peregangan vagina dan belum menimbulkan gejala.
Hymen Buldging

Darah yang terkumpul di dalam vagina (hematokolpos) menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan
menonjol (hymen buldging) akibat meregangnya membran mukosa hymen. Keluhan yang timbul pada
pasien adalah rasa nyeri, kram pada perut selama menstruasi dan haid tidak keluar.
Hematometra dan Hematokolpos dengan ultrasonografi
Bila keadaan ini dibiarkan berlanjut maka darah haid akan mengakibatkan over distensi vagina dan
kanalis servikalis, sehingga terjadi dilatasi dan darah haid akan mengisi kavum uteri(Hematometra).
Tekanan intra uterin mengakibatkan darah dari kavum uteri juga dapat memasuki tubafallopi dan
menyebabkan hemotosalfing karena terbentuknya adhesi (perlengketan) pada fimbriae dan ujung tuba,
sehingga darah tidak masuk atau hanya sedikit yang dapat masuk ke kavum peritoneum membentuk
hematoperitoneum.

Gejala yang paling sering terjadi akibat over distensi vagina, diantaranya rasa sakit perut bagian bawah,
nyeri pelvis dan sakit di punggung bagian belakang. Gangguan buang air kecil terjadi karena penekanan
dari vagina yang distensi ke uretra dan menghambat pengosongan kandung kemih. Rasa sakit pada
daerah supra pubik bersamaan dengan gangguan air kecil menimbulkan disuria, urgensi, inkontinensia
overflow, selain itu juga dapat disertai penekanan pada rectum yang menimbulkan gangguan defekasi.

Gejala teraba massa di daerah supra pubik karena terjadinya pembesaran uterus, hematometra, distensi
kandung kemih, hematoperitoneum, bahkan dapat terjadi iritasi menyebabkan peritonitis.
D.   Penanganan
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan pemeriksaan darah rutin, dan urinalisa.
Pemeriksaan Imaging 
Ø  Foto abdomen (BNO-IVP), USG abdomen serta MRI Abdominal dan pelvis dapatmemberikan gambaran
imaging untuk uterovaginal anomali.
Ø  Dengan USG dapat segera didiagnosis hematokolpos atau hematometrokolpos, Selain itu, transrectal
ultrasonography dalam membantu delineating complex anatomy.Apabila dengan USG tidak jelas,
diperlukan pemeriksaan MRI.
Ø  USG dan MRI sebagai pemeriksaan penunjang untuk mengetahui apakah ada kongenital anomali traktus
urinaria yang menyertai.
Tindakan Pembedahan
Apabila hymen imperforata dijumpai sebelum pubertas, membran hymen dilakukaninsisi/ hymenotomi
dengan cara sederhana dengan melakukan insisi silang (gambar 1)atau dilakukan pada posisi 2, 4, 8 dan
10 arah jarum jam disebut insisi stellate.

Pendapat lain mengatakan, bila dijumpai hymen imperforata pada anak kecil/ balita tanpa menimbulkan
gejala, maka keadaan diawasi sampai anak lebih besar dan keadaan anatomi lebih jelas, dengan demikian
dapat diketahui apakah yang terjadi hymen imperforata atau aplasia vagina.

Pada insisi silang tidak dilakukan eksisi membrane hymen, sementara pada insisistellate setelah insisi
dilakukan eksisi pada kuadran hymen dan pinggir mukosa hymendi aproksimasi dengan jahitan
mempergunakan benang
delayed-absorbable. Tindakan insisi saja tanpa disertai eksisi dapat mengakibatkan membrane hymen
menyatu kembali dan obstruksi membrane hymen terjadi kembali.
Untuk mencegah terjadinya jaringan parut dan stenosis yang mengakibatkan dispareunia, eksisi jaringan
jangan dilakukan terlalu dekat dengan mukosa vagina.Setelah dilakukan insisi akan keluar darah
berwarna merah tua kehitaman yang kental.Sebaiknya posisi pasien dibaringkan dengan posisi fowler.
Selama 2-3 hari darah tetap akan mengalir, disertai dengan pengecilan vagina dan uterus. Selain itu,
pemberian antibiotik profilaksis juga diperlukan.
Evaluasi vagina dan uterus perlu dilakukan sampai 4-6 minggu paska pembedahan, bila uterus tidak
mengecil, perlu dilakukan pemeriksaan inspeksi dan dilatasi serviks untuk memastikan drainase uterus
berjalan dengan lancar. Bila hematokolpos belum keluar, instrumen intrauterine jangan dipergunakan
karena bahaya perforasi dapat terjadi akibat peregangan uterus yang berlebihan.
                                   

Gambar Insisi pada Hymen Imperforata


Insisi Stellate dilakukan pada posisi arah jam 2, 4, 8 dan 10.Tiap kuadran dieksisi ke arah lateral, tepi
dari mukosa hymen dijahit dengan benang delayed absorbable.
Adapun beberapa teknik hymenektomi :
          

You might also like