Professional Documents
Culture Documents
Survey Dan Pemetaan
Survey Dan Pemetaan
Survey Dan Pemetaan
NIM : E1F121054
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya lah saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun tema dari makalah ini diangkat dari tugas itu sendiri yaitu “Pemanfaata
Alat Topografi, Teodolith dan Total Station Untuk Pengembangan Infrastruktur
Lingkungan”.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Survey dan Pemetaan bapak Dr. La Ode Muhammad Golok Jaya ST., MT.
selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas makalah ini.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, dibuat semata-mata bersumber dari internet dan
pengetahuan sendiri. Oleh karena itu, karena keterbatasan kemampuan saya meminta maaf
jika ada kesalahan dalam menulis maupun kata-kata yang menyinggung. Maka saya harapkan
adanya kritik ataupun saran dan masukkan demi mengembangkan pengetahuan bersama.
Tertanda,
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER…………...………………...…………………………………………………i
KATA PENGANTAR…………………..…………………………………………...ii
DAFTAR ISI……………………………...…………………………………………iii
BAB I………………………………………………………………………………….1
PENDAHULUAN……………...…………………………………………………….1
I.III Tujuan……………………………………….………………………….2
BAB II………………………………………………………………………………...4
PEMBAHASAN…...…………………………………………………………………4
II.I Waterpass……….……………………………………………………….4
II.II Teodolith……………………………………………………………….12
BAB III……………………………………………………………………………...22
PENUTUP………………...………………………………………………………...22
iii
III.I Kesimpulan…………….……………………………………………………...22
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….24
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi teknik sipil baik itu bangunan besar,
sedang maupun kecil terlebih dahulu memerlukan suatu perencanaan yang matang. Hal yang
paling mendasar dalam perencanaan merupakan tersedianya data ukuran ataupun data peta
lokasi kegiatan pembangunan. Pengukuran lokasi kegiatan itu sendiri haruslah akurat karena
dapat mempengaruhi bentuk dan biaya dari pembangunan kontruksi yang direncanakan.
Dalam arti yang lebih umum, survey (geomatik) dapat didefenisikan; sebuah disiplin ilmu
yang meliputi semua metode untuk mengukur dan mengumpulkan informasi tentang fisik
bumi dan lingkungan, pengolahan informasi, dan menyebarluaskan berbagai produk yang
dihasilkan untuk berbagai kebutuhan.
Pada saat ini peran pengukuran dan pemantauan lingkungan kita menjadi semakin
penting, hal itu disebabkan semakin bertambahnya populasi manusia, semakin tingginya
harga sebidang tanah, sumber daya alam kita semakin berkurang, dan aktivitas manusia yang
menyebabkan menurunnya kualitas tanah, air, dan udara kita. Di zaman modern seperti saat
ini, dengan bantuan komputer dan teknologi satelit surveyor dapat mengukur, memantau
bumi dan sumber daya alam secara global. Begitu banyak informasi yang telah tersedia untuk
seperti; membuat keputusan perencanaan, dan perumusan kebijakan dalam berbagai
penggunaan lahan pengembangan sumber daya, dan aplikasi pelestarian lingkungan.
Dengan meningkatnya kebutuhan akan jasa survey dan pemetaan, Ikatan Surveyor
Internasional (IFS) telah mengadopsi definisi berikut; “Surveyor adalah orang yang
professional dengan kualifikasi pendidikan dan keahlian teknis untuk melakukan aktivitas
satu, atau lebih, kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Untuk menentukan, mengukur dan mengetahui permukaan tanah, benda tiga dimensi.
Titik di lapangan, dan lintasan
Untuk mengumpulkan dan menafsirkan kondisi permukan tanah dan informasi
geografis dan informasi ekonomi.
Menggunakan informasi untuk perencanaan dan efisiensi administrasi dan
manajemen tanah, laut dan seluruh struktur.
Untuk melaksanakan pembangunan perkotaan dan pedesaan dan pengelolaan lahan.
Untuk melakukan penelitian dan pengembangan.
1
Ilmu ukur tanah merupakan ilmu sebagai dasar dalam melaksanakan pekerjaan survey
atau ukur mengukur tanah.Dalam bidang teknik sipil, meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk
semua proyek pembangunan, seperti perencanaan dan pembuatan gedung, jembatan, jalan,
saluran irigasi. Sedangkan dalam bidang pertanian untuk perncanaan proyek seperti :
pembukaan lahan baru, saluran irigasi dan lain-lain.
Pekerjaan survey dan pemetaan merupakan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian yang
cukup tinggi sehingga dibutuhkan peralatan yang menunjang keberhasilan pekerjaan tersebut.
Oleh karena itu pekerjaan utama dalam ukur tanah adalah mengukur jarak dan sudut dan
berdasarkan ini pula, maka alat-alat ukur tanah adalah alat-alat yang dipersiapkan untuk
mengukur jarak dan atau sudut. Alat-alat yang digunakan ada yang tergolong sederhana dan
ada yang tergolong modern. Sederhana atau modernnya alat ini dapat dilihat dari sederhana
cara menggunakannya dan sederhana komponen alatnya.
Alat- alat ini ada yang tergolong alat-alat pekerjaan kantor dan alat pekerjaan lapangan.
Alat kantor umumya berkaitan dengan alat tulis, gambar dan hitung, sementara alat lapangan
berkaitan dengan alat-alat ukur. Alat-alat ini beragam bentuk dan fungsinya, umumnya
merupakan peralatan optik dari yang konvensional sampai modern. Untuk lebih jelas,
selanjutnya diuraikan mengenai peralatan yang digunakan dan fungsinya saat melakukan
pengukuran.
Adapun rumusan masalah yang dapat saya susub berdasarkan tugas yang diberikan
adalah sebagai berikut :
I.III Tujuan
2
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini tentunya, sebagai bahan pembelajaran
dari mata kuliah Survey dan Pemetaan. Dengan menyelesaikan tugas ini sebagaimana
mestinya, mahasiswa diharapkan dapat memahami, menguasai dan menerapkannya baik saat
pembelajaran teori maupun praktek terutama alat-alat yang dijelaskan dalam makalah ini.
3
BAB II
PEMBAHASAN
II.I Waterpass
Waterpass (penyipat datar) adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk
mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Sedangkan pengukuran yang
menggunakan alat ini disebut dengan Levelling atau Waterpassing. Pekerjaan ini dilakukan
dalam rangka penentuan tinggi suatu titik yang akan ditentukan ketiggiannya berdasarkan
suatu system referensi atau bidang acuan. Sistem referensi atau acaun yang digunakan adalah
tinggi muka air air laut rata-rata atau Mean sea Level (MSL) atau system referensi lain yang
dipilih. Untuk menentukan ketinggian suatu titik di permukaan bumi dapat juga dilakukan
dengan titik-titik tetap yang sudah ada disekitar lokasi pengukuran. Titik-titik tersebut
umumnya telah diketahui ketinggiannya maupun kordinatnya (X,Y,Z) yang disebut Banch
Mark (BM).
4
Gambar 1.2. Tiga Sekrup ABC
Tipe Dumpy dan tilting menggunakan tipe vial untuk mengarahkan garis pandang
mereka, sementara tipe otomatis mempekerjakan kompensator otomatis. Tipe digital juga
menggunakan kompensator otomatis, tetapi menggunakan batang bar-kode untuk pembacaan
otomatis. Automatic digital adalah jenis yang paling umum digunakan saat ini, meskipun tipe
tilting masih digunakan terutama pada proyek-proyek yang membutuhkan pekerjaan yang
sangat tepat. Tipe digital dengan cepat mendapatkan hasil pengukuran. Ketiga jenis tipe
dijelaskan dalam bagian dibawah. Tingkat Dumpy jarang digunakan saat ini , yang telah
digantikan oleh jenis yang lebih baru lainnya.
Teleskop
5
Gambar 1.3 Bagian-bagian umum dari pesawat sipat datar
Lensa obyektif
Lensa obyektif ini terpasang di bagian depan badan dari pesawat sipat datar, memiliki
sumbu optik cukup konsentris dengan sumbu tabung. Fungsi utamanya untuk mengumpulkan
sinar cahaya yang masuk dan mengarahkan mereka fokus kearah lensa negatif.
Lensa negatif
Lensa negatif terletak antara lensa obyektif dan reticle, dipasang dibagian tersebut
sehingga sumbu optik berhimpit dengan lensa objektif . Fungsinya adalah untuk
memfokuskan sinar cahaya yang melewati lensa objektif ke bidang reticle. Selama fokus,
slide lensa negatif bolak-balik sepanjang sumbu tabung.
Reticle .
Reticle ini terdiri dari sepasang garis acuan tegak lurus (biasanya disebut garis bidik)
dipasang pada arah fokus utama sistem optik. Titik potong garis bidik, bersama-sama dengan
pusat optik dari sistem obyektif, membentuk apa yang disebut garis bidik, juga kadang-
kadang disebut garis collimation. Garis bidik adalah garis-garis halus terukir di kaca bundar
tipis. Pelat kaca di tempatkan dalam tabung silinder utama dengan dua pasang sekrup yang
berlawanan, yang terletak di sudut kanan satu sama lain untuk memfasilitasi pengaturan garis
bidik. Dua baris tambahan sejajar dan berjarak sama dari garis utama biasanya ditambahkan
ke reticle untuk keperluan khusus seperti untuk tiga-kawat meratakan dan stadia. Reticle
dipasang dalam tabung teleskop utama dengan garis ditempatkan dalam orientasi horizontal-
vertikal.
Lensa mata
Lensa mata adalah mikroskop (biasanya dengan perbesaran dari sekitar 25 sampai 45
tenaga) untuk melihat gambar. Fokus adalah fungsi penting yang akan dilakukan dalam
6
menggunakan teleskop. Proses diatur oleh prinsip dasar lensa dinyatakan dalam rumus
berikut:
di mana adalah jarak dari lensa untuk gambar pada pesawat reticle, jarak dari lensa ke
objek, dan f lensa panjang fokus. Panjang fokus lensa apapun adalah fungsi dari jari-jari dari
permukaan tanah bola lensa, dan dari indeks bias dari kaca yang dibuat. Ini adalah konstan
untuk setiap tertentu tunggal atau majemuk lensa.
Untuk fokus untuk setiap jarak yang berbeda-beda, harus diubah untuk mempertahankan
persamaan. Fokus teleskop tingkat adalah proses dua tahap. Pertama lensa mata lensa harus
fokus. Karena posisi reticle pada sisa-sisa tabung teleskop tetap, jarak antara itu dan lensa
okuler harus disesuaikan agar sesuai dengan mata pengamat individu. Hal ini dilakukan
dengan membawa bidik ke jelas focus, yaitu membuat mereka muncul sebagai hitam
mungkin saat penampakan di langit atau jauh, benda berwarna terang.
Setelah ini telah dicapai, pengaturan tidak perlu diubah untuk pengamat yang sama,
terlepas dari panjang terlihat kecuali seragam mata. Tahap kedua berfokus terjadi setelah
lensa mata telah disesuaikan. Objek pada jarak yang bervariasi dari teleskop dibawa ke fokus
yang tajam pada bidang garis bidik dengan memutar kenop fokus. Ini bergerak negatif fokus
lensa untuk mengubah dan menciptakan kesetaraan dalam persamaan untuk berbagai jarak.
Setelah fokus, jika garis silang ditampilkan untuk perjalanan di atas objek terlihat ketika mata
digeser sedikit ke arah manapun, paralaks exists. Lensa obyektif, lensa mata, atau keduanya
harus memfokuskan kembali untuk menghilangkan efek ini jika pekerjaan yang akurat adalah
harus dilakukan.
Nivo
Pada waktu melakukan pengukuran dengan alat-alat ilmu ukur tanah, baik pengukuran
mendatar maupun pengukuran tegak, haruslah sumbu kesatu tegak lurus dan sumbu kedua
tegak lurus pada sumbu ke satu. Untuk mencapai keadaan dua sumbu itu, digunakan suatu
alat yang dinamakan Nivo. Menurut bentuknya Nivo dibagi dalam dua macam :
1. Nivo Kotak
Yaitu terdiri atas kotak dari gelas yang dimasukkan dalam montur dari logam
sedemikian, hingga bagian atas tidak tertutup. Kotak dari gelas itu diisi dengan eter atau
alcohol dan diatas di bagian dalam tutup kotak diberi bentuk bidang lengkung dari bulatan
dengan jari-jari yang besar. Bagian kecil kotak itu berisi zat cair, sehingga bagian dari atas
kelihatan gelembung.
7
Gambar 1.4 Nivo Kotak
Nivo kotak berbentuk bulat, bagian dalam permukaan bola diproduksi untuk radius
tertentu. Seperti versi tabung, kecuali untuk gelembung udara, nivo bulat dipenuhi dengan
cairan. Nivo ini tepat dengan lingkaran konsentris yang memiliki jarak 2 mm. Poros
sebenarnya pesawat bersinggungan dengan titik radius lingkaran konsentris. Ketika
gelembung tersebut berpusat di lingkaran terkecil, sumbu harus horisontal. Selain
penggunaannya untuk perataan pada tiliting level dan tingkat otomatis, nivo bulat juga
digunakan pada instrumen total station, tribrachs, jalon, rambu prisma, dan banyak instrumen
survei lainnya. Sensitivitas mereka jauh lebih rendah dibandingkan dengan nivo tabung
umumnya di kisaran dari 2’ sampai 2” untuk per bagian 2 mm.
2. Nivo Tabung
Yakni terdiri atas tabung dari gelas yang berbentuk silinder, dengan bidang dalamnya
yang diatas digosok, hingga mempunyai bentuk bidang bulatan dengan jari-jari yang besar.
Di bagian atas luar tabung diperlengkapi dengan garis-garis yang berjarak 2 mm (garis-garis
paris). Tanda bahwa garis arah nivo mendatar adalah bila kedua ujung gelembung letak di
sebelah kiri dan di sebelah kanan titik nivo T dengan jarak yang sama. Apabila gelembung
dalam keadaan lain, maka garis arah nivo tidak mendatar.
a. Nivo tabung dengan ruang pengatur di salah satu ujungnya. Ruang pengatur ini ditutup
dari ruang nivo dengan pelat dari gelas yang berlubang. Fungsi ruang pengatur ini ialah untuk
dapat mengatur panjang gelembung. Bila gelembung terlalu panjang, sehingga salah satu
8
ujung tidak dapat ditentukan tempatnya pada skala, maka gelembung harus diperkecil dengan
menungkan zat cair dari ruang pengatur ke ruang nivo dengan perantaraan lubang pelat gelas
yang letak antara ruang nivo dan ruang pengatur.
b. Nivo reversi. Pada nivo reverse tidak hanya bidang dalam yang atas tetapi pula bidang
dalam yang bawah digosok sebagai bidang bulatan dengan jari-jari yang besar. Demikian
pula ada dua skala, di atas dan di bawah, sehingga nivo ini dapat di gunakan dala dua
keadaan (bolakbalik). Pada nivo reverse didapat dua garis arah nivo yang harus saling sejajar.
c. Nivo tabung berkaki. Supaya nivo tabung dapat ditempatkan di atas suatu sumbu
(garis) yang hanya keliatan kedu ujungnya, seperti pada sumbu kedua alat theodolit, karna di
tengah sumbu itu ditempatkan teropong, maka nivo tabung pada kedua ujungnya di beri kaki
dengan kaki mana nivo dapat ditempatkan di atas sumbu kedua itu.
d. Nivo tabung koinsidensi. Pada ala-alat ukur tanah modern digunakan nivo koinsidensi,
pada nivo mana penentuan dari pada keadaan di tengah-tengah gelembung dilakukan dengan
mengimpitkan kedua ujung dengan perantaraan suatu sistem prisma. Bila kedua ujung idak
berimpit, maka gelembung nivo tidak letak di tengah-tengah. Gelembung nivo baru tepat di
tengah-tengah, apabila kedua ujung gelembung dalam keadaan berimpit.
D = (Ba-Bb) × 100
dimana
D = jarak optis
Ba = benang atas
Bb = benang bawah
H = Btb - Btm
dimana
H = beda tinggi
9
Btb = benang tengah belakang
Hr = ⁄ (h(pr) + h(pl))
dimana
4. Perhitungan koreksi
K = -s
dimana
K = koreksi
Pn = P(n-1) ± h ± Kp
dimana
H = beda tinggi
Kp = jarak ukur
6. Perhitungan kemiringan
θ = h/L × 100%
dimana
θ = kemiringan titik
10
H = beda tinggi = Pn - P(n-1)
L =jarak ukur
Hd = Tps – Btd
dimana
Pnd = Pn ± Hd
dimana
θd =Hd/L × 100%
dimana
θd = kemiringan detail
Hd = beda detail
L = jarak ukur
11
II.II Teodolith
Theodolite atau theodolit adalah instrument / alat yang dirancang untuk menentukan
tinggi tanah pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal
dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertical. Dimana sudut – sudut tersebut
berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan.
Teodolit merupakan salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan sudut
mendatar dan sudut tegak. Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan sekon ( detik ).
Dalam pekerjaan – pekerjaan ukur tanah, teodolit sering digunakan dalam pengukuran
polygon, pemetaan situasi maupun pengamatan matahari. Teodolit juga bisa berubah
fungsinya menjadi seperti PPD bila sudut vertikalnya dibuat 90°. Dengan adanya teropong
yang terdapat pada teodolit, maka teodolit bisa dibidikkan ke segala arah. Untuk
pekerjaanpekerjaan bangunan gedung, teodolit sering digunakan untuk menentukan sudut
siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, juga dapat digunakan untuk mengukur
ketinggian suatu bangunan bertingkat.
Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan
dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu
dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal,
sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada
piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga
memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan
tingkat ketelitian sangat tinggi.
12
Macam – Macam Theodolit
1. Theodolite Reiterasi
Pada theodolite reiterasi, plat lingkaran skala (horizontal) menjadi satu
dengan plat lingkaran nonius dan tabung sumbu pada kiap. Sehingga lingkaran
mendatar bersifat tetap. Pada jenis ini terdapat sekrup pengunci plat nonius.
2. Theodolite repetisi
Pada theodolite repetisi, plat lingkarn skala mendatar ditempatkan
sedemikian rupa, sehingga plat ini dapat berputar sendiri dengan tabung poros
sebagai sumbu putar. Pada jenis ini terdapat sekrup pengunci lingkaran mendatar dan
sekrup nonius.
3. Theodolite Elektro
Optis Dari konstruksi mekanis sistem susunan lingkaran sudutnya antara
theodolite optis dengan theodolite elektro optis sama. Akan tetapi mikroskop pada
pembacaan skala lingkaran tidak menggunakan system lensa dan prisma lagi,
13
melainkan menggunkan system sensor. Sensor ini bekerja sebagai elektro optis
model (alat penerima gelombang elektromagnetis). Hasil pertama system analogdan
kemudian harus ditransfer ke system angka digital. Proses penghitungan secara
otomatis akan ditampilkan pada layer (LCD) dalam angka decimal.
Keterangan :
1. Tombol micrometer
2. Sekrup penggerak halus vertical
3. Sekrup pengunci penggerak vertical
4. Sekrup pengunci penggerak horizontal
5. Sekrup penggerak halus horizontal
14
6. Sekrup pendatar Nivo
7. Plat dasar
8. Pengunci limbus
9. Sekrup pengunci nonius
10. Sekrup penggerak halus nonius
11. Ring pengatur posisi horizontal
12. Nivo tabung
13. Sekrup koreksi Nivo tabung
14. Reflektor cahaya
15. Tanda ketinggian alat
16. Slot penjepit
17. Sekrup pengunci Nivo Tabung Telescop
18. Nivo Tabung Telescop
19. Pemantul cahaya penglihatan Nivo
20. Visir Collimator
21. Lensa micrometer
22. Ring focus benang diafragma
23. Lensa okuler
24. Ring focus okuler
Cara Koordinat
Untuk dapat menghitung koordinat titik-titik kerangka dasar dilapangan diperlukan data-
data seperti : azimuth awal, sudut lurus (baik sudut dalam maupun luar). Jarak horizontal dan
ketinggian.
Ket :
β : sudut dalam
15
Dt : jarak datar 1,2… : No. titik
a. ∑β : (n-1).180⁰
b. ∑( Dt . Sin α ): 0
c. ∑( Dt . Cos α ): 0
Jika diketahui koordinat dua titik, maka azimuth suatu titik dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut :
Y(n+1)-Yn
f ( β ) = ( n-2 ) . 180⁰ - ∑β
Kβ = fβ
KX = Dtn (fX)
∑Dt
16
1. Besarnya kesalahan sudut dalam :
fβ = (n-2) . 180⁰ - ∑β
2. Besarnya koreksi sudut dalam :
Kβ = fβ
n
3. Sudut dalam terkoreksi :
β’η = fβ
n
4. Azimuth setiap titik polygon berikutnya :
(n+1) = [ α (n-1) n ± 180⁰ ] β’n
5. Kesalahan linier jarak untuk absisdan ordinat :
(fX) : ∑ (Dt.Sin α)
(fY) : ∑ (Dt.Cos ∑)
6. Koreksi absis dan ordinat tiap titik :
Kxn : Dtn (fx)
∑Dt
Kyn : Dtn (fy)
∑Dt
7. Absis dan ordinat terkoreksi :
∆yn : ∑(Dt.Sin α) + Kyn
∆xn : ∑(Dt.Cos α)
8. Koordinat tiap titik polygon :
Xn = X (n-1) ± ∆yn
Yn = Y (n-1) ± ∆yn
Jika pengukuran dan perhitungan tinggi titik dilakukan dengan benar, maka jumlah
beda tinggi antara titik polygon awal sampai dengan titik polygon akhir = 0, atau ∑∆h = 0.
17
II.III Total Station
Secara sederhana total station (TS) adalah gabungan kemampuan antara theodolit
elektronik dengan alat pengukur jarak elektronik dan pencatat data elektronik. Alat ini dapat
membaca dan mencatat sudut horisontal dan vertikal bersama-sama dengan jarak miringnya.
Bahkan dilengkapi mikroprosesor sehingga mampu melakukan operasi perhitungan
matematis seperti menghitung jarak datar, koordinat, dan beda tinggi secara langsung.
Total Station (TS) merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horisontal dan
sudut vertikal) secara otomatis. TS dilengkapi dengan chip memori, sehingga data
pengukuran sudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian di-download dan diolah secara
computerize.
Alat Total station (TS) merupakan alat yang mengkombinasikan tiga komponen
dasar menjadi satu alat , yaitu :
Pengamatan secara otomatis : Sudut vertikal dan horisontal serta jarak miring dengan
sekali penyetelan alat .
Melakukan penghitungan secara cepat untuk komponen jarak horisontal dan vertikal,
elevasi dan koordinat titik yang diamati
Tampilan hasil pengukuran pada LCD dan penyimpanan data pada alat maupun dengan
eksternal hard disk
Pengamatan secara otomatis : Sudut vertikal dan horisontal serta jarak miring dengan
sekali penyetelan alat .
Melakukan penghitungan secara cepat untuk komponen jarak horisontal dan vertikal,
elevasi dan koordinat titik yang diamati
Tampilan hasil pengukuran pada LCD dan penyimpanan data pada alat maupun dengan
eksternal hard disk
Total Station dapat digunakan pada sembarang tahapan survei , baik survey pendahuluan,
survei titik kontrol dan survei pematokan. Total station terutama cocok untuk survey
topografi dimana surveyor membutuhkan posisi (x,y,z) dari sejumlah detail yang cukup
banyak.
18
Gambar 3.1 Bagian-bagian alat total station
19
Prosedur Pemetaan Dengan Total Station
20
- Ketinggian dari prisma pemantul atau reflektor
- Nomor titik detail sebagai contoh 114 (BS)
- Kode identifikasi stasiun , mis. 02 (CM)
21
BAB III
PENUTUP
III.I Kesimpulan
1. Penentuan posisi objek/titik pada sebuah ruang dan waktu serta posisi dan pemantauan
bentuk fisik, struktur dan pekerjaan yang berada di atas atau di bawah permukaan bumi
2. Pengembangan, pengujian dan kalibrasi sensor, peralatan dan sistem untuk pekerjaan
Survei
3. Perolehan dan penggunaan informasi tata ruang dari jarak dekat, udara dan citra satelit
dan proses-proses yang dapat dilakukan secara otomatis.
4. Penentuan dari posisi batas-batas tanah masyarakat atau pribadi, termasuk batas-batas
nasional dan internasional, dan pendaftaran lahan tersebut dengan pihak yang berwenang
5. Perencanaan dan pembentukan system informasi geografis (GIS) suatu daerah dan
mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, mengelola, menampilkan dan menyebarkan
data.
6. Menganalisis, menyajikan dan menggabungkan objek tata ruang dan fenomena pada GIS,
termasuk visualisasi dan komunikasi seperti data dalam peta, model dan perangkat
mobile digital
7. Studi tentang lingkungan alam dan sosial, pengukuran tanah dan sumber daya alam laut.
Penggunaan data tersebut berguna untuk perencanaan pembangunan di perkotaan, daerah
pedesaan dan regional.
8. Perencanaan, pengembangan dan pembangunan kembali sebuah kawasan seperti;
perkotaan, pedesaa, maupun perumahan.
9. Pengkajian nilai dan pengelolaan sebuah kawasan seperti; perkotaan, pedesaa, maupun
perumahan.
22
10. Perencanaan, pengukuran dan pengelolaan pada pekerjaan konstruksi, termasuk rencana
anggaran biaya.
23
DAFTAR PUSTAKA
Syaripudin, A. (2014). Pengantar survey dan pengukuran. Pengantar Surv. Dan Pengukuran,
203. Dapat diakses pada :
https://repositori.kemdikbud.go.id/11605/1/PENGANTAR%20SURVEY%20DAN%
20PEMETAAN-1.pdf
24