Survey Dan Pemetaan

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 28

PEMANFAATAN ALAT TOPOGRAFI, TEODOLITH DAN

TOTAL STATION UNTUK PENGEMBANGAN


INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN
MATA KULIAH : SURVEY DAN PEMETAAN

Dosen Pengampu : Dr. La Ode Muhammad Golok Jaya ST., MT.

NAMA : JULIANA ELLEN

NIM : E1F121054

PROGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR DAN LINGKUNGAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALUOLEO

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya lah saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun tema dari makalah ini diangkat dari tugas itu sendiri yaitu “Pemanfaata
Alat Topografi, Teodolith dan Total Station Untuk Pengembangan Infrastruktur
Lingkungan”.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Survey dan Pemetaan bapak Dr. La Ode Muhammad Golok Jaya ST., MT.
selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas makalah ini.

Makalah ini jauh dari kata sempurna, dibuat semata-mata bersumber dari internet dan
pengetahuan sendiri. Oleh karena itu, karena keterbatasan kemampuan saya meminta maaf
jika ada kesalahan dalam menulis maupun kata-kata yang menyinggung. Maka saya harapkan
adanya kritik ataupun saran dan masukkan demi mengembangkan pengetahuan bersama.

Kendari, 21 Oktober 2022

Tertanda,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER…………...………………...…………………………………………………i

KATA PENGANTAR…………………..…………………………………………...ii

DAFTAR ISI……………………………...…………………………………………iii

BAB I………………………………………………………………………………….1

PENDAHULUAN……………...…………………………………………………….1

I.I Latar Belakang…………………….……………………………………..1

I.II Rumusan Masalah……..………………………………………………...2

I.III Tujuan……………………………………….………………………….2

BAB II………………………………………………………………………………...4

PEMBAHASAN…...…………………………………………………………………4

II.I Waterpass……….……………………………………………………….4

Bagian Utama dari Pesawat Penyipat Datar………...……………………..5

Rumus-Rumus Yang Digunakan Dalam Pengukuran Waterpass………..9

II.II Teodolith……………………………………………………………….12

Macam – Macam Theodolit………………………………………………..13

Rumus-Rumus Yang Digunakan Dalam Pengukuran Teodolith………..15

II.III Total Station………………………………………………………….18

Karakteristik Alat Total Station…………………………………………..18

Prosedur Pemetaan Dengan Total Station………………………………..20

BAB III……………………………………………………………………………...22

PENUTUP………………...………………………………………………………...22

iii
III.I Kesimpulan…………….……………………………………………………...22

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….24

iv
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi teknik sipil baik itu bangunan besar,
sedang maupun kecil terlebih dahulu memerlukan suatu perencanaan yang matang. Hal yang
paling mendasar dalam perencanaan merupakan tersedianya data ukuran ataupun data peta
lokasi kegiatan pembangunan. Pengukuran lokasi kegiatan itu sendiri haruslah akurat karena
dapat mempengaruhi bentuk dan biaya dari pembangunan kontruksi yang direncanakan.
Dalam arti yang lebih umum, survey (geomatik) dapat didefenisikan; sebuah disiplin ilmu
yang meliputi semua metode untuk mengukur dan mengumpulkan informasi tentang fisik
bumi dan lingkungan, pengolahan informasi, dan menyebarluaskan berbagai produk yang
dihasilkan untuk berbagai kebutuhan.

Pada saat ini peran pengukuran dan pemantauan lingkungan kita menjadi semakin
penting, hal itu disebabkan semakin bertambahnya populasi manusia, semakin tingginya
harga sebidang tanah, sumber daya alam kita semakin berkurang, dan aktivitas manusia yang
menyebabkan menurunnya kualitas tanah, air, dan udara kita. Di zaman modern seperti saat
ini, dengan bantuan komputer dan teknologi satelit surveyor dapat mengukur, memantau
bumi dan sumber daya alam secara global. Begitu banyak informasi yang telah tersedia untuk
seperti; membuat keputusan perencanaan, dan perumusan kebijakan dalam berbagai
penggunaan lahan pengembangan sumber daya, dan aplikasi pelestarian lingkungan.

Dengan meningkatnya kebutuhan akan jasa survey dan pemetaan, Ikatan Surveyor
Internasional (IFS) telah mengadopsi definisi berikut; “Surveyor adalah orang yang
professional dengan kualifikasi pendidikan dan keahlian teknis untuk melakukan aktivitas
satu, atau lebih, kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

 Untuk menentukan, mengukur dan mengetahui permukaan tanah, benda tiga dimensi.
Titik di lapangan, dan lintasan
 Untuk mengumpulkan dan menafsirkan kondisi permukan tanah dan informasi
geografis dan informasi ekonomi.
 Menggunakan informasi untuk perencanaan dan efisiensi administrasi dan
manajemen tanah, laut dan seluruh struktur.
 Untuk melaksanakan pembangunan perkotaan dan pedesaan dan pengelolaan lahan.
 Untuk melakukan penelitian dan pengembangan.

1
Ilmu ukur tanah merupakan ilmu sebagai dasar dalam melaksanakan pekerjaan survey
atau ukur mengukur tanah.Dalam bidang teknik sipil, meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk
semua proyek pembangunan, seperti perencanaan dan pembuatan gedung, jembatan, jalan,
saluran irigasi. Sedangkan dalam bidang pertanian untuk perncanaan proyek seperti :
pembukaan lahan baru, saluran irigasi dan lain-lain.

Secara umum tujuan pekerjaan survey adalah untuk :

1. Menentukan posisi sembarang bentuk yang berbeda diatas permukaan bumi.


2. Menentukan letak ketinggian (elevasi) segala sesuatu yang berbeda diatas atau
dibawah suatu bidang yang berpedoman pada bidang permukaan air laut tenang.
3. Menentukan bentuk atau relief permukaan tanah beserta luasnya.
4. Menentukan panjang, arah dan posisi dari suatu garisyang terdapat diatas
permukaan bumi yang merupakan batas dari suatu areal tertentu.

Pekerjaan survey dan pemetaan merupakan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian yang
cukup tinggi sehingga dibutuhkan peralatan yang menunjang keberhasilan pekerjaan tersebut.
Oleh karena itu pekerjaan utama dalam ukur tanah adalah mengukur jarak dan sudut dan
berdasarkan ini pula, maka alat-alat ukur tanah adalah alat-alat yang dipersiapkan untuk
mengukur jarak dan atau sudut. Alat-alat yang digunakan ada yang tergolong sederhana dan
ada yang tergolong modern. Sederhana atau modernnya alat ini dapat dilihat dari sederhana
cara menggunakannya dan sederhana komponen alatnya.

Alat- alat ini ada yang tergolong alat-alat pekerjaan kantor dan alat pekerjaan lapangan.
Alat kantor umumya berkaitan dengan alat tulis, gambar dan hitung, sementara alat lapangan
berkaitan dengan alat-alat ukur. Alat-alat ini beragam bentuk dan fungsinya, umumnya
merupakan peralatan optik dari yang konvensional sampai modern. Untuk lebih jelas,
selanjutnya diuraikan mengenai peralatan yang digunakan dan fungsinya saat melakukan
pengukuran.

I.II Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat saya susub berdasarkan tugas yang diberikan
adalah sebagai berikut :

1. Pengertian, fungsi, bagian-bagian dan rumus daripada Waterpass.


2. Pengertian, fungsi, bagian-bagian dan rumus daripada Teodolith.
3. Pengertian, fungsi, bagian-bagian dan rumus daripada Total Station.

I.III Tujuan

2
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini tentunya, sebagai bahan pembelajaran
dari mata kuliah Survey dan Pemetaan. Dengan menyelesaikan tugas ini sebagaimana
mestinya, mahasiswa diharapkan dapat memahami, menguasai dan menerapkannya baik saat
pembelajaran teori maupun praktek terutama alat-alat yang dijelaskan dalam makalah ini.

3
BAB II

PEMBAHASAN

II.I Waterpass

Waterpass (penyipat datar) adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk
mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Sedangkan pengukuran yang
menggunakan alat ini disebut dengan Levelling atau Waterpassing. Pekerjaan ini dilakukan
dalam rangka penentuan tinggi suatu titik yang akan ditentukan ketiggiannya berdasarkan
suatu system referensi atau bidang acuan. Sistem referensi atau acaun yang digunakan adalah
tinggi muka air air laut rata-rata atau Mean sea Level (MSL) atau system referensi lain yang
dipilih. Untuk menentukan ketinggian suatu titik di permukaan bumi dapat juga dilakukan
dengan titik-titik tetap yang sudah ada disekitar lokasi pengukuran. Titik-titik tersebut
umumnya telah diketahui ketinggiannya maupun kordinatnya (X,Y,Z) yang disebut Banch
Mark (BM).

Manfaat penting lainnya adalah untuk kepentingan proyek-proyek yang berhubungan


dengan pekerjaan tanah (Earth Work) misalnya untuk menghitung volume galian dan
timbunan. Untuk itu dikenal adanya pengukuran sifat datar profil memanjang (Long section)
dan sifat datar profil melintang (Cross section). Dalam melakukan pengukuran sifat datar
dikenal adanya tingkat-tingkat ketelitian sesuai dengan tujuan proyek yang bersangkutan. Hal
ini dikarenakan pada setiap pengukuran akan selalu terdapat kesalahan. Fungsi tingkat-
tingkat ketelitan tersebut adalah batas toleransi kesalahan pengukuran yang diperbolehkkan.

Gambar 1.1 Nikon AP-8

4
Gambar 1.2. Tiga Sekrup ABC

Instrumen yang digunakan untuk pekerjaan levelling dapat dikelompokkan dalam


empat kategori : tipe dumpy, tipe tilting, tipe automatic, dan tipe digital. Meskipun masing-
masing agak berbeda dalam desain, semua memiliki dua komponen umum: 1) teleskop untuk
menciptakan garis pandang dan memungkinkan pembacaan yang akan diambil pada rambu
ukur dan 2) a sistem untuk mengarahkan garis pandang pada bidang horizontal .

Tipe Dumpy dan tilting menggunakan tipe vial untuk mengarahkan garis pandang
mereka, sementara tipe otomatis mempekerjakan kompensator otomatis. Tipe digital juga
menggunakan kompensator otomatis, tetapi menggunakan batang bar-kode untuk pembacaan
otomatis. Automatic digital adalah jenis yang paling umum digunakan saat ini, meskipun tipe
tilting masih digunakan terutama pada proyek-proyek yang membutuhkan pekerjaan yang
sangat tepat. Tipe digital dengan cepat mendapatkan hasil pengukuran. Ketiga jenis tipe
dijelaskan dalam bagian dibawah. Tingkat Dumpy jarang digunakan saat ini , yang telah
digantikan oleh jenis yang lebih baru lainnya.

Bagian Utama dari Pesawat Penyipat Datar

 Teleskop

Instrumen leveling teleskop digunakan untuk menentukan garis pandang dan


memperbesar pandangan lurus terhadap referensi, sehingga memungkinkan mendapatkan
pembacaan yang akurat. Komponen teleskop dipasang di silinder tabung. Empat komponen
utama adalah lensa objektif, lensa negatif, reticle, dan lensa mata. Dua bagian ini, lensa
objektif dan okuler, bersifat eksternal untuk instrumen, dan hanya terdapat pada automatic
level yang diperlihatkan pada Gambar 1.1

5
Gambar 1.3 Bagian-bagian umum dari pesawat sipat datar

 Lensa obyektif

Lensa obyektif ini terpasang di bagian depan badan dari pesawat sipat datar, memiliki
sumbu optik cukup konsentris dengan sumbu tabung. Fungsi utamanya untuk mengumpulkan
sinar cahaya yang masuk dan mengarahkan mereka fokus kearah lensa negatif.

 Lensa negatif

Lensa negatif terletak antara lensa obyektif dan reticle, dipasang dibagian tersebut
sehingga sumbu optik berhimpit dengan lensa objektif . Fungsinya adalah untuk
memfokuskan sinar cahaya yang melewati lensa objektif ke bidang reticle. Selama fokus,
slide lensa negatif bolak-balik sepanjang sumbu tabung.

 Reticle .

Reticle ini terdiri dari sepasang garis acuan tegak lurus (biasanya disebut garis bidik)
dipasang pada arah fokus utama sistem optik. Titik potong garis bidik, bersama-sama dengan
pusat optik dari sistem obyektif, membentuk apa yang disebut garis bidik, juga kadang-
kadang disebut garis collimation. Garis bidik adalah garis-garis halus terukir di kaca bundar
tipis. Pelat kaca di tempatkan dalam tabung silinder utama dengan dua pasang sekrup yang
berlawanan, yang terletak di sudut kanan satu sama lain untuk memfasilitasi pengaturan garis
bidik. Dua baris tambahan sejajar dan berjarak sama dari garis utama biasanya ditambahkan
ke reticle untuk keperluan khusus seperti untuk tiga-kawat meratakan dan stadia. Reticle
dipasang dalam tabung teleskop utama dengan garis ditempatkan dalam orientasi horizontal-
vertikal.

 Lensa mata

Lensa mata adalah mikroskop (biasanya dengan perbesaran dari sekitar 25 sampai 45
tenaga) untuk melihat gambar. Fokus adalah fungsi penting yang akan dilakukan dalam

6
menggunakan teleskop. Proses diatur oleh prinsip dasar lensa dinyatakan dalam rumus
berikut:

di mana adalah jarak dari lensa untuk gambar pada pesawat reticle, jarak dari lensa ke
objek, dan f lensa panjang fokus. Panjang fokus lensa apapun adalah fungsi dari jari-jari dari
permukaan tanah bola lensa, dan dari indeks bias dari kaca yang dibuat. Ini adalah konstan
untuk setiap tertentu tunggal atau majemuk lensa.

Untuk fokus untuk setiap jarak yang berbeda-beda, harus diubah untuk mempertahankan
persamaan. Fokus teleskop tingkat adalah proses dua tahap. Pertama lensa mata lensa harus
fokus. Karena posisi reticle pada sisa-sisa tabung teleskop tetap, jarak antara itu dan lensa
okuler harus disesuaikan agar sesuai dengan mata pengamat individu. Hal ini dilakukan
dengan membawa bidik ke jelas focus, yaitu membuat mereka muncul sebagai hitam
mungkin saat penampakan di langit atau jauh, benda berwarna terang.

Setelah ini telah dicapai, pengaturan tidak perlu diubah untuk pengamat yang sama,
terlepas dari panjang terlihat kecuali seragam mata. Tahap kedua berfokus terjadi setelah
lensa mata telah disesuaikan. Objek pada jarak yang bervariasi dari teleskop dibawa ke fokus
yang tajam pada bidang garis bidik dengan memutar kenop fokus. Ini bergerak negatif fokus
lensa untuk mengubah dan menciptakan kesetaraan dalam persamaan untuk berbagai jarak.
Setelah fokus, jika garis silang ditampilkan untuk perjalanan di atas objek terlihat ketika mata
digeser sedikit ke arah manapun, paralaks exists. Lensa obyektif, lensa mata, atau keduanya
harus memfokuskan kembali untuk menghilangkan efek ini jika pekerjaan yang akurat adalah
harus dilakukan.

 Nivo

Pada waktu melakukan pengukuran dengan alat-alat ilmu ukur tanah, baik pengukuran
mendatar maupun pengukuran tegak, haruslah sumbu kesatu tegak lurus dan sumbu kedua
tegak lurus pada sumbu ke satu. Untuk mencapai keadaan dua sumbu itu, digunakan suatu
alat yang dinamakan Nivo. Menurut bentuknya Nivo dibagi dalam dua macam :

1. Nivo Kotak

Yaitu terdiri atas kotak dari gelas yang dimasukkan dalam montur dari logam
sedemikian, hingga bagian atas tidak tertutup. Kotak dari gelas itu diisi dengan eter atau
alcohol dan diatas di bagian dalam tutup kotak diberi bentuk bidang lengkung dari bulatan
dengan jari-jari yang besar. Bagian kecil kotak itu berisi zat cair, sehingga bagian dari atas
kelihatan gelembung.

7
Gambar 1.4 Nivo Kotak

Nivo kotak berbentuk bulat, bagian dalam permukaan bola diproduksi untuk radius
tertentu. Seperti versi tabung, kecuali untuk gelembung udara, nivo bulat dipenuhi dengan
cairan. Nivo ini tepat dengan lingkaran konsentris yang memiliki jarak 2 mm. Poros
sebenarnya pesawat bersinggungan dengan titik radius lingkaran konsentris. Ketika
gelembung tersebut berpusat di lingkaran terkecil, sumbu harus horisontal. Selain
penggunaannya untuk perataan pada tiliting level dan tingkat otomatis, nivo bulat juga
digunakan pada instrumen total station, tribrachs, jalon, rambu prisma, dan banyak instrumen
survei lainnya. Sensitivitas mereka jauh lebih rendah dibandingkan dengan nivo tabung
umumnya di kisaran dari 2’ sampai 2” untuk per bagian 2 mm.

2. Nivo Tabung

Yakni terdiri atas tabung dari gelas yang berbentuk silinder, dengan bidang dalamnya
yang diatas digosok, hingga mempunyai bentuk bidang bulatan dengan jari-jari yang besar.
Di bagian atas luar tabung diperlengkapi dengan garis-garis yang berjarak 2 mm (garis-garis
paris). Tanda bahwa garis arah nivo mendatar adalah bila kedua ujung gelembung letak di
sebelah kiri dan di sebelah kanan titik nivo T dengan jarak yang sama. Apabila gelembung
dalam keadaan lain, maka garis arah nivo tidak mendatar.

Gambar 1.5 Nivo tabung

Nivo tabung mempunyai beberapa bentuk konstruksi :

a. Nivo tabung dengan ruang pengatur di salah satu ujungnya. Ruang pengatur ini ditutup
dari ruang nivo dengan pelat dari gelas yang berlubang. Fungsi ruang pengatur ini ialah untuk
dapat mengatur panjang gelembung. Bila gelembung terlalu panjang, sehingga salah satu

8
ujung tidak dapat ditentukan tempatnya pada skala, maka gelembung harus diperkecil dengan
menungkan zat cair dari ruang pengatur ke ruang nivo dengan perantaraan lubang pelat gelas
yang letak antara ruang nivo dan ruang pengatur.

b. Nivo reversi. Pada nivo reverse tidak hanya bidang dalam yang atas tetapi pula bidang
dalam yang bawah digosok sebagai bidang bulatan dengan jari-jari yang besar. Demikian
pula ada dua skala, di atas dan di bawah, sehingga nivo ini dapat di gunakan dala dua
keadaan (bolakbalik). Pada nivo reverse didapat dua garis arah nivo yang harus saling sejajar.

c. Nivo tabung berkaki. Supaya nivo tabung dapat ditempatkan di atas suatu sumbu
(garis) yang hanya keliatan kedu ujungnya, seperti pada sumbu kedua alat theodolit, karna di
tengah sumbu itu ditempatkan teropong, maka nivo tabung pada kedua ujungnya di beri kaki
dengan kaki mana nivo dapat ditempatkan di atas sumbu kedua itu.

d. Nivo tabung koinsidensi. Pada ala-alat ukur tanah modern digunakan nivo koinsidensi,
pada nivo mana penentuan dari pada keadaan di tengah-tengah gelembung dilakukan dengan
mengimpitkan kedua ujung dengan perantaraan suatu sistem prisma. Bila kedua ujung idak
berimpit, maka gelembung nivo tidak letak di tengah-tengah. Gelembung nivo baru tepat di
tengah-tengah, apabila kedua ujung gelembung dalam keadaan berimpit.

Rumus-Rumus Yang Digunakan Dalam Pengukuran Waterpass

 Perhitungan Untuk Profil Memanjang

1. Perhitungan jarak optis

D = (Ba-Bb) × 100

dimana

D = jarak optis

Ba = benang atas

Bb = benang bawah

2. Perhitungan beda tinggi

H = Btb - Btm

dimana

H = beda tinggi

9
Btb = benang tengah belakang

Btm = benang tengah muka

3. Perhitungan beda tinggi rata-rata

Hr = ⁄ (h(pr) + h(pl))

dimana

Hr = beda tinggi rata-rata

H(pr) = beda tinggi pengukuran pergi

H(pl) = beda tinggi pengukuran pulang

4. Perhitungan koreksi

K = -s

dimana

K = koreksi

S = kesalahan = (h(pr) + h(pl))

5. Perhitungan tinggi titik utama

Pn = P(n-1) ± h ± Kp

dimana

Pn = tinggi patok ke-n

P(n-10) = tinggi titik sebelum patok ke-n

H = beda tinggi

Kp = jarak ukur

6. Perhitungan kemiringan

θ = h/L × 100%

dimana

θ = kemiringan titik

10
H = beda tinggi = Pn - P(n-1)

L =jarak ukur

 Perhitungan Untuk Profl Melintang

1. Perhitungan beda tinggi detail

Hd = Tps – Btd

dimana

Hd = beda tinggi detail

Tps = tinggi pesawat

Btd = benang tengah detail

2. Perhitungan tinggi titik detail

Pnd = Pn ± Hd

dimana

Pnd = tinggi titik detail utama yang ditinjau

Pn = tinggi patok utama

Hd = beda tinggi detail

3. Perhitungan kemiringan detail

θd =Hd/L × 100%

dimana

θd = kemiringan detail

Hd = beda detail

L = jarak ukur

11
II.II Teodolith

Theodolite atau theodolit adalah instrument / alat yang dirancang untuk menentukan
tinggi tanah pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal
dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertical. Dimana sudut – sudut tersebut
berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan.
Teodolit merupakan salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan sudut
mendatar dan sudut tegak. Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan sekon ( detik ).

Dalam pekerjaan – pekerjaan ukur tanah, teodolit sering digunakan dalam pengukuran
polygon, pemetaan situasi maupun pengamatan matahari. Teodolit juga bisa berubah
fungsinya menjadi seperti PPD bila sudut vertikalnya dibuat 90°. Dengan adanya teropong
yang terdapat pada teodolit, maka teodolit bisa dibidikkan ke segala arah. Untuk
pekerjaanpekerjaan bangunan gedung, teodolit sering digunakan untuk menentukan sudut
siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, juga dapat digunakan untuk mengukur
ketinggian suatu bangunan bertingkat.

Gambar 2.1 Theodolite Digital

Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan
dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu
dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal,
sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada
piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga
memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan
tingkat ketelitian sangat tinggi.

12
Macam – Macam Theodolit

Dari konstruksi dan cara pengukuran, dikenal 3 macam theodolite :

1. Theodolite Reiterasi
Pada theodolite reiterasi, plat lingkaran skala (horizontal) menjadi satu
dengan plat lingkaran nonius dan tabung sumbu pada kiap. Sehingga lingkaran
mendatar bersifat tetap. Pada jenis ini terdapat sekrup pengunci plat nonius.

Gambar 2.2 Konstruksi Theodolite Type Reiterasi

2. Theodolite repetisi
Pada theodolite repetisi, plat lingkarn skala mendatar ditempatkan
sedemikian rupa, sehingga plat ini dapat berputar sendiri dengan tabung poros
sebagai sumbu putar. Pada jenis ini terdapat sekrup pengunci lingkaran mendatar dan
sekrup nonius.

Gambar 2.3 Konstruksi Theodolite Type Repetisi

3. Theodolite Elektro
Optis Dari konstruksi mekanis sistem susunan lingkaran sudutnya antara
theodolite optis dengan theodolite elektro optis sama. Akan tetapi mikroskop pada
pembacaan skala lingkaran tidak menggunakan system lensa dan prisma lagi,

13
melainkan menggunkan system sensor. Sensor ini bekerja sebagai elektro optis
model (alat penerima gelombang elektromagnetis). Hasil pertama system analogdan
kemudian harus ditransfer ke system angka digital. Proses penghitungan secara
otomatis akan ditampilkan pada layer (LCD) dalam angka decimal.

Gambar 2.4 Theodolite Elektro Tipis

Gambar 2.5 Sketsa Theodolite SOKKIA TM20E pandangan dari belakang

Keterangan :

1. Tombol micrometer
2. Sekrup penggerak halus vertical
3. Sekrup pengunci penggerak vertical
4. Sekrup pengunci penggerak horizontal
5. Sekrup penggerak halus horizontal

14
6. Sekrup pendatar Nivo
7. Plat dasar
8. Pengunci limbus
9. Sekrup pengunci nonius
10. Sekrup penggerak halus nonius
11. Ring pengatur posisi horizontal
12. Nivo tabung
13. Sekrup koreksi Nivo tabung
14. Reflektor cahaya
15. Tanda ketinggian alat
16. Slot penjepit
17. Sekrup pengunci Nivo Tabung Telescop
18. Nivo Tabung Telescop
19. Pemantul cahaya penglihatan Nivo
20. Visir Collimator
21. Lensa micrometer
22. Ring focus benang diafragma
23. Lensa okuler
24. Ring focus okuler

Rumus-Rumus Yang Digunakan Dalam Pengukuran Teodolith

 Cara Koordinat

Untuk dapat menghitung koordinat titik-titik kerangka dasar dilapangan diperlukan data-
data seperti : azimuth awal, sudut lurus (baik sudut dalam maupun luar). Jarak horizontal dan
ketinggian.

Koordinat suatu titik dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :

Rumus umum : Xn = X(n-1) + Dt(n-1).n sin α(n-1).n

Yn = Y(n-1) + Dt(n-1).n cos α(n-1).n

 Perhitungan Polygon Tertutup(loop)

Ket :

α 1,2 : azimuth awal

β : sudut dalam

15
Dt : jarak datar 1,2… : No. titik

Syarat geometri polygon tertutup (untuk sudut dalam) :

a. ∑β : (n-1).180⁰
b. ∑( Dt . Sin α ): 0
c. ∑( Dt . Cos α ): 0

Azimuth titik berikutnya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

An (n+1) = [ α (n-1) n + 180⁰ ] – βn

Jika diketahui koordinat dua titik, maka azimuth suatu titik dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut :

An (n+1) = Arc Tan . [X(n-1)-Xn]

Y(n+1)-Yn

Kesalahan jumlah total sudut dalam untuk polygon tertutup :

f ( β ) = ( n-2 ) . 180⁰ - ∑β

koreksi sudut dalam ( Kβ ) diberikan secara merata kepada setiap titik

Kβ = fβ

Kesalahan linier jarak untuk absis (fX) dan ordinat (fY)

(fX) : ∑ (Dt . Sin α)

(fY) : ∑ (Dt . Cos α)

Koreksi yang diberikan untuk absis (KX) :

KX = Dtn (fX)

∑Dt

Secara sistematis tahapan hitungan/koreksi koordinat untuk polygon adalah sebagai


berikut :

16
1. Besarnya kesalahan sudut dalam :
fβ = (n-2) . 180⁰ - ∑β
2. Besarnya koreksi sudut dalam :
Kβ = fβ
n
3. Sudut dalam terkoreksi :
β’η = fβ
n
4. Azimuth setiap titik polygon berikutnya :
(n+1) = [ α (n-1) n ± 180⁰ ] β’n
5. Kesalahan linier jarak untuk absisdan ordinat :
(fX) : ∑ (Dt.Sin α)
(fY) : ∑ (Dt.Cos ∑)
6. Koreksi absis dan ordinat tiap titik :
Kxn : Dtn (fx)
∑Dt
Kyn : Dtn (fy)
∑Dt
7. Absis dan ordinat terkoreksi :
∆yn : ∑(Dt.Sin α) + Kyn
∆xn : ∑(Dt.Cos α)
8. Koordinat tiap titik polygon :
Xn = X (n-1) ± ∆yn
Yn = Y (n-1) ± ∆yn

 Perhitungan Tinggi Untuk Polygon Tertutup

Jika pengukuran dan perhitungan tinggi titik dilakukan dengan benar, maka jumlah
beda tinggi antara titik polygon awal sampai dengan titik polygon akhir = 0, atau ∑∆h = 0.

Koreksi beda tinggi : Kh = ∑∆h

Tahapan perhitungan/koreksi tinggi polygon adalah sebagai berikut :

1. Kesalahan beda tinggi :


Kh = ∆h1 + ∆h2 + ∆h3 + ∆h4… + ∆hn
2. Beda tinggi terkoreksi :
∆h’n = ∆hn + [(Dtn)Kh]
∑Dt
3. Tinggi tiap titik
Hn = H (n-1) ± ∆h’n

17
II.III Total Station

Secara sederhana total station (TS) adalah gabungan kemampuan antara theodolit
elektronik dengan alat pengukur jarak elektronik dan pencatat data elektronik. Alat ini dapat
membaca dan mencatat sudut horisontal dan vertikal bersama-sama dengan jarak miringnya.
Bahkan dilengkapi mikroprosesor sehingga mampu melakukan operasi perhitungan
matematis seperti menghitung jarak datar, koordinat, dan beda tinggi secara langsung.

Total Station (TS) merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horisontal dan
sudut vertikal) secara otomatis. TS dilengkapi dengan chip memori, sehingga data
pengukuran sudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian di-download dan diolah secara
computerize.

Alat Total station (TS) merupakan alat yang mengkombinasikan tiga komponen
dasar menjadi satu alat , yaitu :

 Pengukuran jarak optis (Elektronic Distance Measurement /EDM)


 Pengukuran sudut elektronik
 Komputer/ microprocessor

Karakteristik Alat Total Station

 Pengamatan secara otomatis : Sudut vertikal dan horisontal serta jarak miring dengan
sekali penyetelan alat .
 Melakukan penghitungan secara cepat untuk komponen jarak horisontal dan vertikal,
elevasi dan koordinat titik yang diamati
 Tampilan hasil pengukuran pada LCD dan penyimpanan data pada alat maupun dengan
eksternal hard disk
 Pengamatan secara otomatis : Sudut vertikal dan horisontal serta jarak miring dengan
sekali penyetelan alat .
 Melakukan penghitungan secara cepat untuk komponen jarak horisontal dan vertikal,
elevasi dan koordinat titik yang diamati
 Tampilan hasil pengukuran pada LCD dan penyimpanan data pada alat maupun dengan
eksternal hard disk
 Total Station dapat digunakan pada sembarang tahapan survei , baik survey pendahuluan,
survei titik kontrol dan survei pematokan. Total station terutama cocok untuk survey
topografi dimana surveyor membutuhkan posisi (x,y,z) dari sejumlah detail yang cukup
banyak.

18
Gambar 3.1 Bagian-bagian alat total station

Gambar 3.2 Bagian-bagian alat total station2

Gambar 3.3 Bagian-bagian alat total station3

19
Prosedur Pemetaan Dengan Total Station

 Masukkan data awal


Setelah alat ukur terpasang di atas stasiun dan dibuat sumbu 1 vertikal, pada layar
monitor LCD akan tampil menu-menu yang harus diisi oleh operator alat., dengan cara :

Gambar 3.4 Pemasukkan data total station


- Koordinat dari stasiun tempat berdiri alat dan koordinat atau azimuth stasiun
sebelumnya.
- Deskripsi atau keterangan dari proyek
- Tanggal pengukuran
- Temperatur udara
- Tekanan udara saat itu.
- Konstanta prisma
- Penyetelan haraga kelengkungan bumi
- Koreksi permukaan laut
- Pemilihan pengukuran (biasa atau luar biasa)
- Penomoran secara otomatis pada obyek yang akan dibidik
- Memilih unit atau satuan jarak

 Masukkan data titik stasiun


- Kode stasiun
- Tinggi alat (setelah diukur)
- Nomor titik stasiun
- Kode identitas titik stasiun
- Koordinat titik stasiun (fiktif,sistem lokal atau UTM)
- Koordinat stasiun di belakangnya (stasiun BS) atau azimuth ke titik stasiun BS

 Data masuukkan dari titik detail


Dari titik detail yang dibidik, data yang dimasukkan antara lain :
- Kode operasi ( misal 20,30 atau 40 untuk BS, FS atau IS)

20
- Ketinggian dari prisma pemantul atau reflektor
- Nomor titik detail sebagai contoh 114 (BS)
- Kode identifikasi stasiun , mis. 02 (CM)

 Transfer data dan prosessing data


- Program untuk emmindahkan data telah disiapkan dengan kabel khusus
- Sebelum data dimasukkan, pastikan format data sesuai dengan program yang ada di
komputer sehingga dapat dibaca

21
BAB III

PENUTUP

III.I Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat saya simpulkan bahwasannya dengan seiring


perkembangan waktu, cara pemanfaatan atau penggunaan alat-alat topografi seperti
waterpass, teodolith dan total station memang sangatlah penting dalam pengembangan
infrastruktur lingkungan. Penentuan ukuran dan bentuk bumi, pengukuran dari semua data
yang diperlukan untuk menentukan ukuran, posisi, bentuk, dan kontur pada setiap bagian
bumi dan memantau setiap perubahan.

Dengan memanfaatkan alat-alat topografi tersebut, maka pembangunan dalam hal


pengembangan infrastruktur menjadi lebih mudah dan efisien. Berikut beberapa contoh yang
dapat dilihat dari fungsi seorang surfeyor (selaku para ahli dalam pemanfaatan alat
topografi):

1. Penentuan posisi objek/titik pada sebuah ruang dan waktu serta posisi dan pemantauan
bentuk fisik, struktur dan pekerjaan yang berada di atas atau di bawah permukaan bumi
2. Pengembangan, pengujian dan kalibrasi sensor, peralatan dan sistem untuk pekerjaan
Survei
3. Perolehan dan penggunaan informasi tata ruang dari jarak dekat, udara dan citra satelit
dan proses-proses yang dapat dilakukan secara otomatis.
4. Penentuan dari posisi batas-batas tanah masyarakat atau pribadi, termasuk batas-batas
nasional dan internasional, dan pendaftaran lahan tersebut dengan pihak yang berwenang
5. Perencanaan dan pembentukan system informasi geografis (GIS) suatu daerah dan
mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, mengelola, menampilkan dan menyebarkan
data.
6. Menganalisis, menyajikan dan menggabungkan objek tata ruang dan fenomena pada GIS,
termasuk visualisasi dan komunikasi seperti data dalam peta, model dan perangkat
mobile digital
7. Studi tentang lingkungan alam dan sosial, pengukuran tanah dan sumber daya alam laut.
Penggunaan data tersebut berguna untuk perencanaan pembangunan di perkotaan, daerah
pedesaan dan regional.
8. Perencanaan, pengembangan dan pembangunan kembali sebuah kawasan seperti;
perkotaan, pedesaa, maupun perumahan.
9. Pengkajian nilai dan pengelolaan sebuah kawasan seperti; perkotaan, pedesaa, maupun
perumahan.

22
10. Perencanaan, pengukuran dan pengelolaan pada pekerjaan konstruksi, termasuk rencana
anggaran biaya.

Dalam melaksanakan tugas diatas, surveyor harus mempertimbangkan aspek hukum,


ekonomi, lingkungan, dan sosial yang relevan sehingga proyek tetap berjalan secara normal.
Pekerjaan mengukur tanah dan pemetaan (Survei dan pemetaan) meliputi pengambilan/
pemindahan datadata dari lapangan ke peta atau sebaliknya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Syaripudin, A. (2014). Pengantar survey dan pengukuran. Pengantar Surv. Dan Pengukuran,
203. Dapat diakses pada :
https://repositori.kemdikbud.go.id/11605/1/PENGANTAR%20SURVEY%20DAN%
20PEMETAAN-1.pdf

Syaripudin, A. PENGANTAR SURVEY DAN PEMETAAN 2. Dapat diakses pada :


http://repositori.kemdikbud.go.id/11603/1/PENGANTAR%20SURVEY%20DAN%2
0PEMETAAN-2.pdf

Patricia,M.A. (2016). TEORI PERHITUNGAN TEODOLITH. Slideshare. Dapat diakses


pada : https://www.slideshare.net/laluhadi/teori-perhitungan-teodolith

Pauwah, M. Rumus-Rumus Dalam Pengukuran Waterpass. Scribd. Dapat diakses pada :


https://www.scribd.com/document/346660164/RUMUS-RUMUS-DALAM-
PENGUKURAN-WATERPASS-docx

SURVEYING (CIV-104). Tangerang selatan. Dapat diakses pada :


https://ocw.upj.ac.id/files/Slide-CIV104-CIV104-Slide-06.pdf

Unknown. (2012). Pengukuran Waterpass. tekniksipilunud09. Dapat diakses di :


http://tekniksipilunud09.blogspot.com/2012/02/pengukuran-waterpas.html

24

You might also like