Professional Documents
Culture Documents
Modul Ajar 2-Saintifik-Ppg Unnes-Mohammad Nurul
Modul Ajar 2-Saintifik-Ppg Unnes-Mohammad Nurul
Pembelajaran 2
Deskripsi Umum Pada unit ini, kita akan mengkaji proses perumusan Dasar Negara
Pancasila.
Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran 1:
A. Kegiatan Pendahuluan
1. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam
pembuka.
2. Guru mengarahkan peserta didik untuk mengecek kebersihan
kelas
3. Guru dan peserta didik melaksanakan doa bersama terlebih
dahulu sebelum pembelajaran dimulai.
4. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
5. Guru memotivasi dan memberikan pertanyaan pemantik:
“Mengapa rumusan dasar negara pada sila ke 1 dirubah
menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa?”
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
disampaikan.
B. Kegiatan Inti
Mengamati (observing)
1. Peserta didik melakukan pengamatan video melalui link
https://drive.google.com/file/d/1oLdWfhXCIzdNNFcBVJpjVzxxriH0m65B/view?usp=sharing
tentang Proses Perumusan Dasar Negara Pancasila dengan
tepat dan cermat.
Menanya (questioning)
2. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik terkait
proses Perumusan Dasar negara Pancasila pada video yang
sudah ditampilkan.
C. Kegiatan Penutup
1. Peserta didik bersama guru melakukan penyimpulan materi
yang sudah dipelajari.
2. Guru menyampaikan informasi mengenai materi dan rencana
aksi pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
3. Guru sebelum mengakhiri pertemuan melakukan refleksi
terlebih dahulu kepada peserta didik
4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan rasa syukur dan
mengucapkan salam penutup kepada peserta didik.
Kegiatan Pembelajaran 2:
A. Kegiatan Pendahuluan,
1. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam
pembuka.
2. Guru dan peserta didik melaksanakan doa bersama terlebih
dahulu sebelum pembelajaran dimulai.
3. Peserta didik menyanyikan lagu Garuda Pancasila bersama
dengan Guru.
4. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
5. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, Guru terlebih
dahulu mengecek kebersihan kelas.
6. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
7. Guru memberikan pertanyaan pemantik dan mengajak peserta
didik mengingat kembali topik pembahasan pada pertemuan
sebelumnya dengan menjawab pertanyaan:
“ Apa perbedaan hasil sidang BPUPK 1 dan 2 ?”
B. Kegiatan Inti,
Menalar atau mengasosiasi (associating)
1. Peserta didik dapat menghubungkan pengumpulan data yang
diperoleh pada media masa, you tube, dll dengan baik.
Mengkomunikasikan (communicating)
2. Setelah mengumpulkan informasi, Peserta didik dapat
menyampaikan hasil diskusi mengenai proses perumusan dasar
negara.
C. Kegiatan Penutup
1. Peserta did ik bersama guru melakukan penyimpulan materi
yang sudah dipelajari.
2. Guru menyampaikan informasi mengenai materi dan rencana
aksi pada pertemuan berikutnya.
3. Guru sebelum mengakhiri pertemuan, melakukan refleksi terlebih
dahulu , kemudian mengucapkan salam penutup.
Materi Ajar Unit Pembelajaran 1
• Materi Inti 1
1. Proses Perumusan Dasar Negara Pancasila
• Materi Inti 2
1. Hasil kesepakatan sidang
Alat, Bahan, dan Media LCD, Laptop, HP Android, Buku Paket PPKn Kelas X
Pembelajaran
Penilaian 1. Tes tertulis: Pilihan Ganda dan Uraian.
2. Penilaian praktik.
1. Materi Pembelajaran
Latar Belakang Perubahan Rumusan Dasar Negara Sila Pertama
Pancasila dirumuskan melalui proses yang panjang hingga melahirkan sila-sila yang sesuai dengan jati diri
bangsa Indonesia. Maka dari itu, setiap sila dalam Pancasila harus dipahami dan diterapkan dalam kehidupan
rakyat Indonesia. Pancasila tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yang dirumuskan oleh tokoh-tokoh seperti
Ir. Soekarno dan Muh. Yamin. Masing-masing dari mereka mengemukakan gagasan mereka dalam membuat
rumusan sila-sila Pancasila. Akan tetapi, sila pertama Pancasila sempat mengalamai perubahan sebelum
akhirnya disahkan. Lantas, apakah latar belakang perubahan rumusan dasar negara sila pertama? Simak
penjelasan berikut.
Ilustrasi latar belakang perubahan rumusan dasar negara sila pertama. Foto: dok InpasOnline
Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara adalah diawali dengan pembentukan Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI. Menjelang tahun 1945, Jepang
mengalami kekalahan di Asia Timur Raya. Jepang banyak menggunakan cara untuk menarik simpati khususnya
kepada bangsa Indonesia dengan membuat suatu janji bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan bagi
bangsa Indonesia yang diucapkan oleh Perdana Menteri Kuniaki Koiso pada tanggal 7 September 1944. Dikutip
dari buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PPKn Siswa 2017, janji yang ditawarkan adalah Jepang
akan membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dalam
bahasa Jepang dikenal dengan nama Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai. Hal ini direalisasikan oleh Kaiso pada 29
April 1945 dengan jumlah anggota 62 orang. Diketuai oleh Radjiman Wedyodiningrat, anggota BPUPKI terdiri
dari dua wakil ketua, yaitu Ichibangase Yosio (Jepang) dan R.P Soeroso, tokoh-tokoh bangsa Indonesia dan
tujuh orang anggota perwakilan dari Jepang. Secara garis besar, tugas BPUPKI adalah menyelidiki dan
menyusun rencana mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia. Maklumat yang sama memaparkan tugas
BPUPKI: mempelajari semua hal penting terkait politik, ekonomi, tata usaha pemerintahan, kehakiman,
pembelaan negara, lalu lintas, dan bidang-bidang lain yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara
Indonesia (Asia Raya, 29 April 1945). BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali sidang resmi dan satu
kali sidang tidak resmi. Sidang resmi pertama dilaksanakan tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 yang
membahas tentang dasar negara. Pada sidang tidak resmi, BPUPKI membahas perancangan Undang-Undang
Dasar 1945 yang dipimpin Soekarno dan dihadiri oleh hanya 38 orang.
Salah satu tokoh yang mengemukakan pendapatnya adalah Mohammad Yamin. Disini, ia mengemukakan
bahwa dasar negara terdiri dari 5 asas yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat.
Kemudian, pada hari ketiga sidang pertama, 31 Mei 1945, Soepomo mengemukakan pendapat dalam pidatonya
yang menyatakan bahwa negara Indonesia merdeka adalah dengan mengatasi segala golongan dan
pemahaman untuk mempersatukan lapisan masyarakat Indonesia. Hal ini, dirumuskan dalam 5 poin yaitu:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
Dikutip dari penelitian Darsita bertajuk "Sejarah Perumusan Pancasila dalam Hubungannya dengan
Proklamasi", istilah Pancasila mengemuka dalam sidang pertama BPUPKI hari ketiga, yakni tanggal 1 Juni
1945. Ir. Sukarno menyampaikan gagasan tentang dasar negara Indonesia yang ia sebut Pancasila. Tanggal 1
Juni inilah yang lantas ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila. “Sekarang, banyaknya prinsip kebangsaan,
internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya,” ucap Bung Karno dikutip dari
Risalah BPUPKI (1995) terbitan Sekretariat Negara RI. “Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan
ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa, namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan
di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal, dan abadi,” lanjut sosok yang nantinya
menjadi Presiden RI pertama ini. Pada hari terakhir dari sidang pertama, 1 Juni 1945 ini, Soekarno turut
mengemukakan pendapatnya dalam sebuah pidato yang diberi nama Pancasila atas usulan dari seorang
teman, ahli bahasa.
Setelah melewati pelbagai pertimbangan dan diskusi, pada 22 Juni 1945 berhasil merumuskan dasar
negara untuk Indonesia merdeka yang diberi nama Piagam Jakarta oleh M. Yamin yang didalamnya berbunyi:
Walaupun sudah dirumuskan, bukan berarti rumusan Pancasila mendapatkan kesepakatan final. Karena,
belum adanya perwakilan yang representatif yang mewakili dari berbagai unsur. Berakhirnya kerja BPUPKI pada
7 Agustus 1945, dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 9 Agustus 1945. Diketuai
Soekarno dan wakilnya Moh. Hatta, PPKI bertujuan untuk mempercepat persiapan kemerdekaan Indonesia.
Panitia ini beranggotakan 21 orang yang semua anggotanya terdiri 12 orang Jawa, 3 orang Sumatera, 2 orang
Sulawesi, 1 orang Kalimantan, 1 orang Nusa Tenggara, 1 orang Maluku, dan 1 orang peranakan Tionghoa.
Namun tanpa sepengetahuan Jepang, Soekarno menambah 6 orang lagi, sehingga total ada 27 anggota.
Setelah Jepang menyerah terhadap Sekutu, disitulah Indonesia mengambil kesempatan untuk mendeklarasikan
kemerdekaan yang sebelumnya dijanjikan oleh Jepang pada 24 Agustus 1945. Dengan merdekanya Indonesia
pada 17 Agustus 1945, PPKI berhasil merumuskan dan mengesahkan dasar negara Indonesia yang tercantum
dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada 18 Agustus 1945, bunyinya:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaran/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selain mengesahkan UUD 1945, sidang ini juga melakukan revisi bagian dari Piagam Jakarta. Revisi dilakukan
dengan perubahan kalimat “Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-
Pemeluknya”. Masyarakat Indonesia tidak semua menganut agama Islam, maka dari itu kalimat tersebut direvisi
menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
2. Pengangkatan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
Hasil sidang pertama PPKI selanjutnya adalah perihal pengangkatan Ir. Soekarno menjadi presiden dan Drs.
Moh Hatta menjadi wakil presiden. Usulan ini awalnya diajukan oleh Otto Iskandardinata yang merupakan salah
satu pahlawan nasional Indonesia. Usulan tersebut diajukan secara aklamasi. Setelah itu terjadi pelantikan Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai presiden dan wakil presiden secara sah.
LAMPIRAN 2
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Identitas Peserta didik:
a. Nama Kelompok :
Anggota :
Kelas :
1) Penilaian Kognitif
Berdasarkan wacana di atas, semangat dan komitmen kebangsaan yang dimiliki oleh para pendiri
negara dalam proses perumusan dasar negara adalah ....
a. Tidak memaksakan kehendak pribadi
b. Mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
c. Komitmen terhadap pendirian dan pendapat sendiri
d. Menghargai pihak lain yang berbeda pendapat
e. Cinta tanah air
5. Rumusan dasar negara hasil dari Jakarta Charter disepakati oleh tokoh-tokoh pendiri negara diubah
dengan alasan….
a. Atas kehendak dari tokoh-tokoh tersebut.
b. Untuk menjaga persatuan dan kesatuan.
c. Rencana Indonesia akan dibentuk sebagai negara agama.
d. Karena penduduk Indonesia Sebagian besar adalah umat Islam.
e. Agar lebih mudah diingat.
6. Menyelesaikan masalah dengan kekeluargaan termasuk semangat para pendiri negara dalam hal…
a. Menghargai orang lain
b. Cinta tanah air
c. Musyawarah untuk mufakat
d. Rela berkorban
e. Bekerja tanpa pamrih
7. Penetapan dan pengesahan Pancasila merupakan hasil kesepakatan bangsa Indonesia yang duduk
di BPUPK. Mereka berasal dari berbagai daerah dan golongan yang ada. Dengan demikian,
Pancasila merupakan wujud…
a. Gotong royong bangsa Indonesia
b. Saling menghormati dan menghargai
c. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
d. Pemikiran beberapa tokoh saja
8. Para pendiri negara dalam merumuskan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tidak pernah
meminta imbalan dari negara karena memiliki sikap…
a. Cinta tanah air
b. Rela berkorban
c. Tenggang rasa
d. Tanpa pamrih
e. Persatuan dan kesatuan
9. Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung nilai-nilai yang mampu beradaptasi dan
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dengan tetap mempertahankan nilai-nilai
dasarnya. Hal ini mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar Pancasila harus tetap dipertahankan
karena kalau sampai berubah Pancasila menjadi tidak berarti. Berikut ini yang dimaksud dengan
nilai-nilai dasar Pancasila adalah…
a. Ketuhanan menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
b. Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan
c. Toleransi antarumat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME
d. Kemanusiaan yang adil dan beradab mengutamakan persatuan Indonesia
e. Ketuhanan, keberadaban, persatuan Indonesia, kerakyatan, dan keadilan social
10. Piagam Jakarta berisi perlawanan terhadap imperalisme, kapitalisme, fasisme, serta memulai dasar
pembentukan Republik Indonesia. Sebelum akhirnya dijadikan teks Pembukaan UUD 1945, naskah
Piagam Jakarta disusun untuk dijadikan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh panitia yang
merumuskannya. Pihak yang merumuskan Piagam Jakarta adalah…
a. BPUPK
b. Panitia Delapan
c. PPKI
d. Panitia kecil
e. Panitia Sembilan
Kunci Jawaban
Soal Uraian
1. Mengapa butir pertama dalam Piagam Jakarta diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa?
2. Sebutkan rumusan dasar negara menurut Moh. Yamin!
3. Jelaskan tugas BPUPK!
4. Sebutkan dasar negara menurut Ir. Soekarno!
5. Bagaimana pelaksanaan nilai-nilai sila Persatuan Indonesia!
Kunci Jawaban
1. Butir pertama dalam Piagam Jakarta diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa karena kalimat “dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” tidak mengikat warga Indonesia yang non-
Islam. Oleh karena itu, demi persatuan dan kesatuan bangsa dan negara, butir pertama dalam Piagam Jakarta
diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
3. BPUPK bertugas menyelidiki kesiapan bangsa Indonesia dalam menyongsong kemerdekaan dan membentuk
pemerintahan sendiri, termasuk membuat rancangan undang-undang dasar negara Indonesia merdeka.
4. Rumusan dasar negara menurut Ir. Soekarno pada siding BPUPK tanggal 1 Juni 1945 isinya sebagai berikut :
a. Kebangsaan Indonesia
b. Internasionalisme atau perikemanusiaan
c. Mufakat atau demokrasi
d. Kesejahteraan social
e. Ketuhanan yang berkebudayaan
5. Pelaksanaan nilai-nilai Persatuan Indonesia belum terlaksana sepenuhnya. Dalam praktiknya masih dijumpai
konflik antarwarga yang dapat merusak persatuan dan kesatuan. Selain itu, masih ada pula Gerakan separatis
yang ingin memisahkan diri dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Media Pembelajaran :
a. LCD,
b. Laptop,
c. HP Android,
d. Buku Paket PPKn Kelas X
2) Penilaian Sikap
1. Jujur
2. Disiplin
Kolom aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut:
4 = sangat baik
2 = baik
2 = cukup
1 = kurang
3. Penilaian Keterampilan
a. Efektifitas Penyajian
Tanggal: ……………………………………………………………………………………………………………
Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah …………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………….
Pertanyaan pemantik dapat disesuaikan oleh guru kelas. Beberapa contoh pertanyaan yang dapat
digunakan, seperti:
1) Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...
2) Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih dalam
tentang ...
3) Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari
Releksi Guru
Guru melakukan releksi mengenai apa yang telah berjalan dengan baik dan apa yang masih kurang
sehingga perlu ditingkatkan, dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
a. Apakah ada sesuatu yang menarik selama pembelajaran?
b. Apa saja pertanyaan yang muncul selama pembelajaran?
c. Jika ada, apa yang ingin saya ubah dari cara mengajar pada kegiatan ini?
d. Apa yang saya sukai dan tidak sukai dari kegiatan pembelajaran kali ini?
e. Pelajaran apa yang saya dapatkan selama pembelajaran?
f. Apa yang ingin saya ubah untuk meningkatkan/memperbaiki pelaksanaan dan hasil pembelajaran?
g. Dua hal yang ingin saya pelajari lebih lanjut setelah kegiatan ini?
h. Dengan pengetahuan yang saya miliki sekarang, apa yang akan saya lakukan jika harus mengaja
kegiatan yang sama di kemudian hari?
i. Langkah keberapakah yang paling berkesan bagi saya? Mengapa?
j. Pada langkah keberapa murid paling banyak belajar?
k. Pada momen apa murid menemui kesulitan saat mengerjakan tugas akhir mereka?
l. Bagaimana mereka mengatasi masalah tersebut dan apa peran saya pada saat itu?
m. Kapan atau pada bagian mana saya merasa kreatif ketika mengajar? Mengapa