Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 23

MAKALAH

RAGAM MODEL

Dosen Pengampu: Niluh Ayu Eka Damayanti, S.Pd., M.Si

Oleh :

I Kadek Oka Ariana


I Putu Eka Pratama
I Komang Bagus Yadi Yadnya

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA HINDU


SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU (STAH) DHARMA SENTANA
SULAWESI TENGAH
2022/2023
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhanyang maha esa atas limpah rahmat
dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Ragam Model”
Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu
Niluh Ayu Eka Damayanti, S.Pd., M.Si selaku dosen mata kuliah Desain
Pembelajaran yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk
menyelesaikan tugas ini.
Kami berharap agar makalah tentamg Ragam Model ini dapat bermanfaat
dalam rangka menambah pengetahuandan juga wawasan bagipembaca sekalian.

Penyusun
Palu,13 september 2022

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ragam Model Pembelajaran..................................................2

2.2 Rasional Ragam Model Pembelajaran......................................................3

2.3 Komponen Dasar: Perbandingan..............................................................5

2.4 Karakteristik Ragam Model......................................................................7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................19

3.2 Saran...........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah model dapat diartikan sebagai tampilan grafis, prosedur kerja yang
teratur atau sistematis, serta mengandung pemikiran bersifat uraian atau
penjelasan berikut saran. Uraian dan penjelasan menunjukan bahwa suatu model
disain pembelajaran menyajikan bagaimana suatu pembelajaran dibangun atas
dasar teori-teori seperti belajar, pembelajaran, psikologi, komunikasi, system, dan
sebagainya. Tentu saja semua mengacu pada bagaimana penyelenggaraan proses
belajar dengan baik Sebagai saran, disain pembelajaran mengandung aspek
bagaimana sebaiknya pembelajar an diselenggarakan atau diciptakan melalui
serangkaian prosedur serta penciptaan lingkungan belajar. Selain itu, disain
pembelajaran terdiri atas kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan untuk satu
proses belajar.

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan


prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam melaksanakan aktivitas belajar
mengajar (Tritanto, 2007: 5). Model pembelajaran sebagai sarana untuk
melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk keberhasilan belajar
mengajar guru dan peserta didik, sehingga keberadaan model pembelajaran dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa di dalam sekolah.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa Yang Dimaksud Dengan Ragam Model ?

1.2.2 Apa yang Dimaksud Dengan Rasional Ragam Model ?

1.2.3 Bagaimna Komponen Dasar Derbandingan Dalam Dagam model ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ragam Model Pembelajaran

Disain pembelajaran sangat banyak ragamnya. Disain pembelajaran


sering kali dikonotasikan sebagai satuan pelajaran saja (lesson plan), atau sebagai
kumpulan satuan pelajaran yang dipandang sebagai suatu kuriku lum. Disain
pembelajaran merupakan subbidang teknologi pendidikan yang luas dan banyak
disukai para pakar. Terbukti bahwa banyak sekali pakar yang merumuskan dan
menampilkan model disain pembelajaran mereka. Tulisan Andrews dan Goodson
(dalam Anglin, 1992, bab 13; cf. Suparman, 1997), merupakan bukti bahwa disain
pembelajaran ternyata berpotensi tinggi untuk berkembang. Berdasarkan analisis
mereka, terdapat empat belas kegiatan serta empat puluh ragam model dengan
kecenderungan yang berbeda-bedi.
Istilah model dapat diartikan sebagai tampilan grafis, prosedur kerja yang
teratur atau sistematis, serta mengandung pemikiran bersifat uraian atau
penjelasan berikut saran. Uraian atau penjelasan menunjukkan bahwa suatu model
disain pembelajaran menyajikan bagaimana suatu pembela jaran dibangun atas
dasar teori-teori seperti belajar, pembelajaran, psiko logi, komunikasi, sistem, dan
sebagainya. Tentu saja semua mengacu pada bagaimana penyelenggaraan proses
belajar dengan baik. Sebagai saran, disain pembelajaran mengandung aspek
bagaimana sebaiknya pembelajar an diselenggarakan atau diciptakan melalui
serangkaian prosedur serta penciptaan lingkungan belajar. Selain itu, disain
pembelajaran terdiri atas kegiatan-keglatan yang perlu dilaksanakan untuk suatu
proses belajar.

2
2.2 Rasional Ragam Model Pembelajaran

a. Alasan Variasi Model


Keragaman disain pembelajaran memunculkan pendekatan yang ber beda
dari setiap modelnya. Secara umum, beberapa manfaat yang dapat disimpulkan
dari khazanah model yang ada lalah:
 Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi para pengajar atau g
uru dalam memilih disain suatu PBM sesuai dengan ilmu atau
pengetahuan yang mereka bina;
 Terkait dengan materi ajar, setiap materi ajar memerlukan suatu disain
pembelajaran yang khas dan khusus untuk materi ajar tersebut;
 Menimbulkan inspirasi di antara pakar teknologi pendidikan untuk
menciptakan kembali model-model turunan lain dari disain pembe
lajaran; dan
 Membuka peluang untuk penelitian dan pengembangan dalam bidang
disain pembelajaran sehingga model disain pembelajaran dapat diuji
cobakan dan diperbaiki.
b. Kategorisasi Racam Model
Beberapa faktor yang dapat dijadikan acuan untuk menentukan ragam
model yaitu tampilan visual, komponen, serta manfaat suatu model disain
pembelajaran. Model disain pembelajaran dipilih berdasarkan manfaat,
cakupan materi atau pengetahuan, tujuan pembelajaran, serta karakteristik
organisasi di mana pembelajaran terjadi.
c. Tampilan Visual
Tampilan visual menunjukkan bagaimana suatu disain pembelajaran
disajikan oleh pencetusnya. Dengan demikian, tampilan visual disain pem
belajaran tidak ada yang seragam. Ada disain pembelajaran yang digam barkan
seperti lingkaran, ada pula yang dijabarkan secara naratif. Namun ada pula
yang dijabarkan secara bertahap dengan membubuhkan nomor arut
pelaksanaan kegiatan. Selain itu ada pula disain pembelajaran yang dibuat

3
seperti sebuah skema. Maka, tampilan visual suatu disain pembelajaran di
antaranya dapat berupa:
 Uraian atau naratif
 Skema
 Melingkar
 Prosedural, atau
 Kombinasi dari model-model di atas
d. Penjabaran Komponen di Dalamnya
Berdasarkan tampilan visual tadi, maka komponen yang terdapat di
dalam model-model disain pembelajaran yang ada menjadi berbeda-beda pula.
Jika model berbasis sistem, maka komponen yang disajikan cenderung rinci,
dan cocok bagi suatu organisasi. Sedangkan model kegiatan belajar mengajar
(KBM) memiliki komponen lebih sedikit dibandingkan dengan model berbasis
sistem. Lebih jelas lagi tentang komponen ini akan dijabar kan pada uraian
setelah ini.

e. Manfaat yang Terkandung dalam Model Tersebut.

Tampilan visual dan banyaknya komponen yang ada pada suatu disain
pembelajaran mengandung makna yang mendalam bagi disain pembe lajaran
tersebut. Model KBM mengandung makna komunikasi dan inter aksi yang
terjadi antara pebelajar dan pengajar. Alur penyampaian materi jelas terlihat
sehingga proses belajar bisa dipantau dengan baik.

f. Cakupan

Model disain pembelajaran dapat diartikan sempit, yaitu pembelajaran


terkait dengan satu topik, atau satu KBM. Dalam hal ini, disain pembelajaran
bersifat mikro, karena penjabaran yang sangat terbatas. Bila pengembangan
kurikulum diperlukan dalam suatu lembaga pendidikan, maka diperlukan
model disain pembelajaran yang dipilih haruslah meliputi seluruh aspek
pembelajaran dalam mendisain suatu pembelajaran.

4
2.3 Komponen Dasar: Perbandingan

Komponen merupakan hal yang penting dalam suatu model disain


pembelajaran. Setiap model mengandung komponen yang berbeda dengan
modelyanglainnya. Komponen yangada menggambarkan aspek-aspekserta
kegiatan yang harus dilaksanakan dalam mendisain suatu pembelajaran.
Rothwell & Kazanas mengusulkan bagaimana suatu pembelajaran harus
dilaksanakan berdasarkan peningkatan kinerja bekerja atau profesi sese orang
di lingkungan organisasi tertentu. Tentu saja apa yang harus dilakukan dalam
pembelajaran disusun berdasarkan hasil analisis terhadap tempat bekerja,
rumusan pekerjaan dan tugas serta analisis pebelajar. Satu hal yang menonjol
dalam model ini adalah komponen disajikan dengan menggunakan kata kerja
tertentu secara konsisten. Mereka berdua mengajukan rumusan komponen
sebagai kegiatan yang tercakup dalam disain pembelajaran.
Kesamaan secara umum yaitu ketiga model tersebut menerapkan
penilalan yang mengacu pada proses belajar dan program pembelajaran itu
sendiri. Hal ini ditandai dengan adanya komponen evaluasi formatif, revisi
pembelajaran, dan evaluasi sumatif yang diterapkan.
Ketiga model disain pembelajaran tadi menyimpulkan bahwa kom ponen
dasar disain pembelajaran adalah:
a. Pebelajar
Pebelajar adalah pihak yang menjadi fokus suatu disain pembelajaran.
Informasi yang paling diperlukan untuk dilacak adalah karakteristik mereka,
kemampuan awal atau prasyarat. Seluruh aspek yang berpengaruh terhadap
kesuksesan proses belajar harus dipertimbangkan dan dirumus kan pemecahan
masalahnya.
b. Tujuan Pembelajaran (Umum dan Khusus)
Rumusan tujuan pembelajaran merupakan penjabaran kompetensi yang
akan dikuasal oleh pebelajar jika mereka telah selesai dan berhasil menguasai
materi ajar tertentu. Tujuan pembelajaran dalam lingkup besar dianggap
sebagal tujuan umum, sedangkan tujuan yang dicapal untuk ke ahlian khusus

5
yang dapat diamati disebut tujuan khusus. Tujuan pembe lajaran khusus acap
kali disebut sebagai tujuan khusus kinerja atau dengan istilah aslinya
performance objectives.
c. Analisks Pembelajaran
Analisis pembelajaran adalah proses menganalisis topik atau materi yang
akan dipelajari. Analisis toplk dikaitkan dengan kemampuan awal, jika
dibutuhkan. Dengan demikian, disainer dapat memperkirakan tahap an
penguasaan materi dan kategorisasi materi itu sendiri. Analisis pem belajaran
dilakukan agar kendala belajar seperti tingkat kesulitan atau perilaku awal yang
belum dikuasai dapat ditelusuri dan diantisipasi.
d. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh perancang dalam
menentukan tehnik penyampaian pesan, penentuan metode dan media, alur isi
pelajaran, serta interaksl antara pengajar dan peserta didik
Strategi pembelajaran dapat dikembangkan secara makro atau mikro.
Strategi pembelajaran makro adalah strategi pembelajaran yang diterapkan
untuk kurun waktu satu tahun, atau satu semester. Sedangkan, strategi
pembelajaran mikro dikembangkan untuk satu KBM. Strategi pembelajaran
dilaksanakan melalui (cf: Suparman, 1997), yaltu:
 Pemanfaatan media (OHP materials, program VCD, lingkungan, dan
seterusnya)
 Pemilihan metode (diskusi, belajar kooperatif, praktik) Alokasi waktu
(satu jam pelajaran, satu semester, dan seterusnya)
 Alokasi narasumber (guru, ahli materi, master performer, dan seterusnya)

Miarso menambahkan selain keempat hal tersebut di atas, pentuan strategi


pembelajaran juga berkaitan dengan sarana dan biaya yang tersedia.

e. Bahan Ajar

Bahan ajar dalam disain pembelajaran adalah satu-satunya yang berwujud


(tangible) dari seluruh komponen dasar disain pembelajaran. Bahan ajar adalah

6
format materi yang diberikan kepada pebelajar. Format tersebut dapat dikaitkan
dengan media tertentu, handouts atau buku teks, permainan, dan sebagainya.

f. Penilalan belajar

Penilaian belajar adalah tentang pengukuran kemampuan atau kom petensi


yang sudah dikuasai atau belum. Penilaian tidak hanya berkaitan dengan angka
tertentu sebagai hasil belajar yang menunjukkan prestasi pebelajar

Penilaian adalah masukan bagi disainer dan guru agar mereka tahu apa
yang menyebabkan pebelajar berhasil atau gagal. Selanjutnya langkah apa yang
harus dilakukan. Penilalan yang dilakukan sering dalam bentuk asesmen tes,
baik yang bersifat objektif atau subjektif. Sekolah di Indonesia jarang
menggunakan penilaian belajar nontes, seperti pengamatan atau survel. Padahal
kedua jenis penilaian belajar saling mendukung satu sama lain atas perolehan
innformasi keberhasilan belajar seseorang.

2.4 Karakteristik Ragam Model

Sebagaimana dijelaskan pada awal bab ini, model disain pembelajara


berbeda-beda, sesual dengan fungsi dan latar belakang keilmuan pakar yang
merumuskan model tersebut.

Berdasarkan konsep berpikir tadi, maka bahasan berikut mengungkap


kan beberapa aliran atau model disain pembelajaran yarg ada.

a. Prosedural (Procedural Model)

Berdasarkan skema, model disain pembelajaran ada yang bersifat pro


sedural. Model prosedural menyarankan agar penerapan prinsip disain
pembelajaran disesuaikan dengan langkah-langkah yang harus ditempuh secara
berurutan. Model ini membantu menata kerja seorang guru atau widyaiswara jika
harus menyusun disain pembelajaran sendiri menjadi lebih teratur dan terarah.
Model Dick Carey, & Carey adalah salah satu dari model prosedural. Inilah
kutipan gambar model mereka.

7
Manfaat model prosedural, yakni:

 Alur pelaksanaan model dilaksanakan jelas, biasanya arah diatur de ngan


simbol tanda panah (), garis putus-putus untuk umpan balik (--)
 Setiap langkan jelas, sehingga mudah diikuti. Dengan keteraturan ini,
maka terjadi efektivitas dan efisiensi pelaksanaan.
 Keterbatasan model ini mencakup antara lain: Kaku, karena setiap langkah
sudah ditentukan oleh langkah sebelumnya.
 Tidak semua prosedur pelaksanaan KBM atau peristiwa belajar dapat
dikembangkan menurut langkah-langkah tersebut.
b. Melingkar (Circular Model)
Ada juga model melingkar (circular). Model melingkar tak menentukan
awal atau akhir mendisain suatu pembelajaran. Model melingkar bahkan
diasumsikan dinamis, karena tahap pertama dan akhir dapat ditentukan dari
komponen mana saja oleh pengguna atau guru. Model Kemp, dkk. pada balaman
berikut termasuk yang mengajukan model melingkar.

Merencanakan Merevisi
pembelajaran pembelajaran

Merumuskan Mengembangk Mengembangk Melaksanaka


Merumuskan
tujuan an asesmen an materi n evalusai
Tujuan kurikuler
kinerja/pembelaja belajar pembelajaran farmatif
ran

Mengembang
Menganalisis kan strategi
Mendisain dan
pesertadidik pembelajaran
melaksanakan
serta aspek
evalusai
terkait
sumatif

Ilistrasi 3.1 (Model dick,carey dan carey,2005)

8
Perencanaan

revisi
n
a Masalah Krakteristik
n Sumber pembelajaran peserta didik

a belajar Analisis
tugas
Evaluasi
y Instrumen
a Evakuasi Tujuan
l Penyampaia pembelajaran
n Strategi n
Urutan isi
pembelajara pembelajara
n n

Evaluasi formatif

Pengelolaan Proyek

Ilustrasi 3.2
Model Kemp,morrison & Ross

c.Model Berbasis Sistem (Systems-Orlented)

Model disain pembelajaran berbasis sistem merupakan disain pembe lajaran


yang mengembangkan teori sistem atau pendekatan sistem dalam pelaksanaannya.
Model ini biasanya sering kali dimulai dengan komponen analisis kebutuhan. Alur
pelaksanaannya berlangsung secara berurutan. Artinya jika langkah analisis
kebutuhan belum selesai dilaksanakan maka langkah selanjutnya tidak dapat
dilaksanakan.
Model sistem menganalisis faktor lingkungan yang dianggap dapat me
mengaruhi kinerja belajar seseorang. Kebutuhan organisasi atau individu yang
belajar diperhitungkan dalam disain. Selain itu, lingkup pekerjaan dan tugas dari
disain berbasis sistem cenderung meluas, tak hanya keglatan dikelas atau proses
belajar saja. Jadi, sistem pembelajaran ditinjau dari ber bagai sudut pandang.
Pembelajaran dapat dianggap sebagai suatu peme cahan masalah yang timbul
berdasarkan data yang diperoleh dari analisis kebutuhan.
Secara khusus, model berbasis sistem memiliki ciri-ciri seperti:

9
 jumlah komponen relatif banyak dibandingkan model lain; dengan jumlah
komponen yang relatif banyak, maka dengan sendirinya model ini termasuk
lengkap.
 sering kali diawali dengan komponen analisis kebutuhan, analisis lain terkait
dengan pembelajaran seperti lingkungan sekolah atau pekerjaan; memisahkan
penilaian proses belajar dan penilaian terhadap program pembelajaran;
 merupakan prosedur pengembangan karena adanya alur umpan balik
(feedback) dan komponen revisi; serta
 dapat saja mencantumkan aspek manajemen pelaksanaan disain pem belajaran
itu sendiri seperti pengelolaan SDM dan waktu yang diper lukan untuk seluruh
kegiatan disain pembelajaran.

Melaksanakan analisis kebutuhan

Menelusuri karakteristik peserta didik

Menganalisis lingkungan kerja

Melaksanakan analisis pekerjaan dan materi

Merumuskan tujuan kinerja (pembelajaran)

Mengembangkan pengukuran kinerja

Menyusun urutan tujuan kinerja

Menentukan strategi pembelajaran

Mendisain materi (bahan) pembelajaran

Mengevaluasi pembelajaran

Ilustrasi 3.3 ( Rothwell & Kazanas,1994)

d. Model Materi Ajar atau Pengetahuan (Content-Based)

10
Disain pembelajaran materi ajar menitikberatkan bagaimana suatu topik
yang menjadi bagian dari suatu materi atau mata ajaran disampaikan kepada
pebelajar. Model ini cenderung mengembangkan strategi pembelajaran tertentu
seperti menggunakan media tertentu atau metode ter tentu agar materi dapat
dikuasi oleh pebelajar dengan baik Secara khusus, model disain materi ajar
mempunyai ciri-ciri seperti:

 komponen yang ada tidak banyak, dan cenderung model disain ini sederhana,
misalnya hanya ada tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dikuasai,
kategorisasi materi ajar, dan strategi penyampaian;
 strategi penyampaian cenderung memberikan masukan bagaimana cara
menjelaskan atau menyajikan materi di kelas;
 kebanyakan mengacu kepada materi bersifat kognitif; dan dapat di laksanakan
oleh pengajar tanpa tim khusus.
e. Model Produk
Model produk ditandai dengan pekerjaan yang harus dilaksanakan
untuk memproduksi suatu bahan ajar. Modul ini sering kali diawali dengan tahap
perencanaan, yaitu rumusan tujuan belajar, analisis kebutuhan pe belajar. Setelah
itu, tahap pengembangan, yakni tentang pengembangan topik, penyusunan draf,
produksi prototipe dari satu jenis produk yang akan digunakan untuk belajar.
Tahap ketiga yaitu penilaian dengan melak sanakan uji coba prototipe produk
serta perbaikannya berdasarkan masuk an yang telah diperoleh sebelumnya.

menemukan

menggunakan

mengingat

Fakta konsep prosedur prinsip

Ilustrasi 3.4 ( Component Display Theory )


f. Model Kegiatan Belajar-Mengajar (Classroom-Oriented)

11
dari sisi peserta didik, model ini merancang satu periode belajar tertentu.
Model ini memang hanya menitikberatkan pada satu KBM. Jika ditinjau Disain
pembelajaran untuk KBM sebenarnya memandu seorang pengajar bagaimana
mengelola, menciptakan interaksi belajar mengajar bahkan memotivasi pebelajar
dengan tepat. Kreativitas pengajar, kerja sama peng ajar dengan pebelajar dan
pihak lain yang terlibat dapat dikembangkan dengan baik dalam model KBM ini.

Ilustrasi 3.5 ( Model Rowntree )

12
Disain KBM biasanya memiliki ciri-ciri menonjol seperti:
 relatif lebih banyak komponennya dibandingkan dengan model materi ajar.
Komponen tersebut di antaranya analisis pebelajar, rumusan tujuan
pembelajaran, strategi pembelajaran, sistem penyampaian, penilaian proses
belajar dan penilaian pembelajaran.
 tak jarang aspek perbaikan juga dicantumkan di dalamnya. Selain itu, model ini
sangat memerhatikan pebelajar, ditinjau dari proses belajar, tipe belajar, atau
kemampuan prasyarat.
Sama halnya dengan dua model sebelumnya, model KBM juga mem punyai
kelemahan tertentu. Kelemahan tersebut adalah:
 tidak mencakup suatu mata pelajaran tertentu,
 walau komponen relatif banyak, namun tidak semua komponen disain
pembelajaran termasuk di dalamnya;
 model ini menitikberatkan penyampaian materi dan pengelolaan kelas yang
sebaiknya dilakukan oleh pengajar;
 aspek lain yang berdampak terhadap proses belajar tidak dideteksi.

Ilustrasi 3.6 (Model ASSURE)

13
g. Model Cakupan Makro (Macro Mode)
Disain pembelajaran merupakan cikal bakal dirumuskannya suatu
kurikulum. Disain pembelajaran yang dimaksud adalah model cakupan makro
atau luas. Cakupan makro bersifat suprasistem, sangat luas, bisa saja bersifat
nasional, sedangkan cakupan mikro meliputi aspek sangat terbatas, seperti untuk
satu KBM, atau satu topik.
Model ini memang sangat berguna bagi suatu lembaga pendidikan atau
pelatihan, karena dengan memanfaatkan model ini, kurikulum lebih mudah
dibentuk. Persyaratan terkait dengan falsafah pendidikan sudah tercakup dalam
aspek organisasi dan karakteristik pengguna.
Model Gagne, Briggs, & Wager
Model yang diajukan oleh ketiga tokoh teknologi pendidikan tediri atas
empat tahap, yaitu jenjang sistem, jenjang mata ajar, jenjang KBM, dan jenjang
sistem. Rincian model ini seperti di halaman berikut ini.
Jenjang sistem (1 dan 2) menunjukkan bahwa disain pembelajaran di
rancang sebagai suatu suprasistem. Tujuan kurikuler, añalisis sumber, dan
seterusnya serta bagaimana penyelenggaraan evaluasi formatif dan sumatif serta
uji coba dilaksanakan adalah ciri makro dari model Gagne, Briggs, & Wager. Ciri
makro tidak terkait dengan KBM secara langsung, namun bisa berdampak besar
terhadap cakupan mikro (KBM).
Manfaat dari model cakupan makro ini adalah:
 kelengkapan komponen di dalamnya mengandung aspek positif,
yaitumengantisipasi masalah pembelajaran
 cakupan model adalah makro (kurikulum) dan mikro (KBM).
 Pelaksanaan evaluasi formatif dan sumatif beserta uji coba dan revisi

14
Ilustrasi 3.7 (Model Gagne, Briggs, & Wager)

h. Inovasl Disain Pembelajaran


Disain pembelajaran sebagai suatu disiplin terus berkembang. Tekno logi
dan globalisasi berpengaruh besar terhadap dunia pendidikan, ter masuk KBM.
Berikut dua model yang termasuk inovasi dalam disain pem belajaran.
Model Disain Belajar Konstruktivis (DBK)
DBK sebagai model mikro, menekankan proses belajar yang dialami oleh
peserta didik. Model ini disusun berdasarkan teori konstruktivisme. Sudah tentu
peserta didik berperan jauh lebih aktif dan menempati porsi yang lebih banyak
dibandingkan dengan model KBM. Kekhasan model ini di antaranya:
 model disain pembelajaran yang mengkhususkan diri pada terjadinya proses
belajar dan peserta didik yang proaktif
 strategi belajar termasuk pengembangan belajar tim yang diterapkan secara
intensif
 aspek refleksi dimaksudkan agar peserta didik juga berperan dalam menilai
proses belajarnya. Ia harus bisa mengantisipasi masalah be lajar. Selain itu, ia
juga dilatih untuk mengatasi masalah belajar tadi dengan bantuan pengajar.
Model ini bermanfaat untuk:

15
 membina peserta didik menjadi lebih mandiri
 mengembangkan daya kreatifitas peserta didik karena ia harus mem
perlihatkan hasil belajar atau karyanya
 berlatih bekerja sama dengan anggota tim peserta didik.
Keterbatasan dari model ini di antaranya:
 Belum banyaknya penelitian terkait model ini yang mengindikasikan
keefektifan model
 Kemungkinan pengajar yang belum terbiasa akan lebih sulit untuk me
nerapkan model ini
 Melatih peserta didik untuk refleksi, mandir, dan menilai diri sendiri tidak
mudah.

Ilustrasi 3.8 (Gogno, Jr, & Colly)

16
Integrative Learning Design Framework (IDLF)
Model IDLFadalah model disain pembelajaran yang khusus dikembang kan
untuk proses belajar masa depan, yaitu online-learning atau web-based learning
yang mengoptimalkan pemanfaatan teknologi telekomunikasi.
Model Disain Pembelajaran untuk Belajar-berbasis Jaringan (Web based
Learning/Online-Learning).

Ilustrasi 3.9 (Dabbagh & Bannan-Ritland : IDLF

Model ini memiliki tiga tahapan yaitu eksplorasi, enactment, serta eva luasi.
Pentahapan ini disertai secara khusus pandangan terhadap konteks sosial dan
budaya yang sering luput dari perhatian masyarakat padahal dampaknya amat
jelas. Berikut tahapannya:
(1) Eksplorasi
Dalam tahap eksplorasi, pengembang pembelajaran mendokumentasi kan,
mengumpulkan informasi terkait dengan latar pembelajaran, misalnya
informasi tentang peserta didik
(2) Penyusunan
Enactment merupakan tahapan pemetaan informasi yang telah di peroleh
melalui eksplorasi. Termasuk dalam hal ini informasi tentang proses belajar,

17
materi berikut konteksnya, model pedagogik, serta me nentukan strategi
pembelajaran online.
(3) Evaluasi
Mirip dengan komponen evaluasi pada suatu disain pembelajaran, maka tahap
evaluasi adalah tahap untuk menentukan apakah maksud, tujuan
pembelajaran, hasil yang diperoleh serta revisi yang harus di laksanakan
berdasarkan masukan yang diterima.
Model IDLF ini ternyata memerhatikan beberapa hal di luar konteks
pembelajaran dan yang sempat luput dari perhatian para pakar. Hal ter sebut
adalah sosial budaya serta rumusan ulang peran pengembang pem belajaran.
Konteks Sosial Dan Budaya
Telekomunikasi yang canggif menyebabkan situasi lintas budaya dan sosial
terlupakan. Padahal arti jarak secara harfiah dapat menggambarkan betapa besar
perbedaan tradisi, adat istiadat, kebiasaan, waktu, serta kondisi sosial
(Prawiradilaga, draf modul Pembaruan Pembelajaran, 2004, hlm. 49). Padahal tipe
masyarakat di satu belahan bumi mungkin saja lokal, dari cara berpikirnya, namun
di belahan lain sudah menjadi masyarakat kosmopolit. Teknologi telekomunikasi,
seperti internet, melampaui tipe tipe masyarakat ini. Tentu saja pengaruhnya
sangat besar terhadap pribadi dan cara pandang seseorang. Demtikian pula dengan
model belajar online learning yang sudah tentu memanfaatkan jasa
telekomunikasi. Dampak dari konteks sosial dan budaya sudah tentu melekat erat.

Peran Pengembang Pembelajaran

Seorang pengembang pembelajaran bertanggung jawab atas tugas


merancang, mengembangkan, dan memfasilitasi setiap penggalan materi yang
disajikan secara online. la bisa saja seorang guru, pengembang pem belajaran,
pakar multimedia, atau ICT. Ia juga perlu memahami bagaimana proses belajar
terjadi agar ia dapat mengembangkan situasi belajar dengan efektif.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur


yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam melaksanakan aktivitas belajar mengajar
(Tritanto, 2007: 5). Model pembelajaran sebagai sarana untuk melaksanakan
proses belajar mengajar yang diarahkan untuk keberhasilan belajar mengajar guru
dan peserta didik, sehingga keberadaan model pembelajaran dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa di dalam sekolah.

3.2 Saran

Penulis mengetahui dalam makalah ini tentunya masih ada kekurangan-


kekurangan yang tanpa di senggaja atau di sadari kekuranganya maka dalam hal
ini di harapkan saran dan kritik yang sifatnya membantu atau membanggun
motifasi dalam membuat makalah berikutnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2005


Daryanto, Model Pembelajaran Inovatif, Yogyakarta: Gava Media, 2012
Sugiyanto, Model-model pembelajaran inovatif (Surabaya: Mata Padi Presindo,
2009
Sumiati dan Asra,  Metode Pembelajaran, Bandung : CV Wacana Prima, 2009
Wina Sanjaya, Strategi  Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan,  Jakarta: Prenada Media Grup, 2013

20

You might also like