060.PAN - III.20 - Panduan Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 16
PANDUAN FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS (FMEA) KOMITE PMKP TAHUN 2020 os = 4 eseyas™ RSU. WILLIAM BOOTH SEMARANG JI. Let. Jend. S. Parman No 5 Semarang, Jawa Tengah 50231 Telp : (024) 8411800, Fax (024) 8448773 Email : williambooth_rs@yahoo.com YAYASAN PELAYANAN KESEHATAN BALA KESELAMATAN RUMAH SAKIT UMUM “WILLIAM BOOTH” i SEMARANG Il.Let. end, S Parman No. S Semarang - 50231 ‘olp, (024) 8411800, 8414392 Fax. (024) 8446773 E-mall:willlambooth.rs@yahoo.com 'No.Rek, MANDIRI :135-00-1416289-3, NPWP:31.650.899.3-517.001 PERATURAN DIREKTUR RSU WILLIAM BOOTH SEMARANG ‘Nomor : 060/RSUWB/PAN/DIR/II}/2020 TENTANG PANDUAN FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS (FMEA) RSU WILLIAM BOOTH SEMARANG DIREKTUR RSU WILLIAM BOOTH SEMARANG Menimbang :_a._bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di RSU William Booth Semarang, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang bermutu tinggi; b._bahwa agar pelayanan di RSU William Booth Semarang dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya Panduan Failure Mode Effect Analysis (FMEA); c. _bahwa untuk Panduan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) tersebut perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang. Mengingat 1. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Praktek Kedokteran; 3. Peraturan Pemerintah No 50 tahun 2012 tentang penerapan sistem manajemen K3; 4, Peraturan Menteri Kesehatan No 1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit; 5. Peraturan Menteri Kesehatan No 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit ; 6. Keputusan Menteri Kesehatan No 1087/Menkes/SK/VIlI/2010 tentang standar k3 di rumah sakit; 7. Keputusan Ketua Umium Dewan Pengurus YPKBK No.010/DP.YPKBK-Sk/1/2020 tentang Penganekatan drg. Erwita Dinarsari, MARS sebagai Direktur RSU William Booth Semarang. MEMUTUSKAN Menetapkan Pertama : PANDUAN FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS (FMEA) RSU WILUAM BOOTH SEMARANG SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR INI. "Mati Kepade lah, Tengen Feralur Kepada Fama" ‘YAYASAN PELAYANAN KESEHATAN BALA KESELAMATAN RUMAH SAKIT UMUM “WILLIAM BOOTH” re SEMARANG JL.LetJend, S. Parman No.5 Semarang - 50231 ‘Tedp, (024) 8411800, 8414392 Fax (024) 8448773 E-mail: willambooth rs@yahoo.com 'No.Rek, MANDIR] 135-00-1416289-3, NP.WP :31.650.8993-517.001 kedua Peraturan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila ternyata terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam Peraturan Direktur ini, maka akan disesuaikan dan dibetulkan sebagaimana mestinya. ketiga : Dengan ditetapkannya Peraturan Direktur ini, maka Panduan sebelumnya yang telah ada, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. : Semarang :17 Maret 2020 "Hati Kopada lah, Fangan Feralur Kepada Fesama" DAFTAR ISI BAB | DEFINISI. ‘A. Latar Belakang.. B. Maksud dan Tujuan C. Batasan Operasional .. D. _Landasan Hukum. BAB II RUANG LINGKUP.. BAB Ill KEBUJAKAN. BAB IV TATA LAKSANA A. Memilih Proses & Membentuk Tim 8. Membuat Diagram Proses C. Mendiskusikan Kegagalan Potensial dan menentukan dampaknya. Langkah Menghitung Skala Prioritas Kegagalan —. Menganalisa Akar Penyebab dari masalah atau lakukan RCA. Melakukan Desaian Ulang Prose: G._ Menganalisis dan Menguji coba Dari Proses Yang di Rede: H. Melakukan Implementasi dan Pemantauan BAB V DOKUMENTASI BAB VI PENUTUI PAN RSUW.PMAKP.01.8.00127.08.20 Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang Nomor +: 060/RSUWB/PAN/DIR/II1/2020 Tentang : Panduan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) RSU William Booth ‘Semarang, BABI DEFINISI A. Latar Belakang Dalam rumah sakit, Mutu dan Keselamatan Pasien merupakan hal utama yang harus dikelola dengan baik. Pengelolaan mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan mengendalikan dan monitoring mutu, insiden, risiko, panduan klinis dan budaya keselamatan. Salzh satu cara untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi di rumah sakit adalah dengan cara melakukan FMEA Panduan FMEA ini di buat sebagai acuan bagi RS William Booth Semarang dalam mengupayakan meningkatkan mutu dan keselamatan pi terutama dalam mencegah terjadinya risiko. Maksud dan Tujuan 1. Tujuan Umum ‘Sebagai acuan bagi tim manajemen risiko untuk dapat mencegah terjadinya suatu risiko 2. Tujuan Khusus Mengatur langkah-langkah melakukan FMEA Batasan Operasional 1. Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuens| yangdapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian dimana jika terjadi sesuatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian. 2. Manajemen risiko di rumah sakit adalah kegiatan klinis dan administratif yang dilakukan oleh rumah sakit untuk mengidentifikasi, evaluasi, dan mengurangi risiko cedera pada pasien, staf, pengunjung, dan risiko kerugian untuk organisasi itu sendir. 3. FMEA merupakan suatu proses analisis yang sistematis dan proaktif, yang bertujuan untuk mencegah kemungkinan kegagalan proses dan produk sebelum. terjadi. FMEA sebaiknya dilakukan pada setiap: a) Pembuatan system atau prosedur baru atau diperbarul b)_Risiko yang tertinggi dalam risk register yang disusun untuk seluruh RS Landasan Hukum 1. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Praktek Kedokteran 3. Peraturan Pemerintah No SO tahun 2012 tentang penerapan sistem manajemen 3 4, Peraturan Menteri Kesehatan No 1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit 5. Peraturan Menteri Kesehatan No 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit 6. Keputusan Menteri Kesehatan No 1087/Menkes/SK/Vill/2010 tentang standar K3 dirumah sakit PAN RSUWB.PMKP.01.2.00.17.03.20 Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang, Nomor 1 060/RSUWB/PAN/DIR/I1\/2020 Tentang : Panduan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) RSU William Booth Semarang 7. Surat Keputusan Direktur Nomor 134/RSUWB/KEP/DIR/V/2019 tentang Kebijakan Manajemen dan Pelayanan RSU William Booth Semarang. PAN ASUWB.PIAKP.01.00.17.03.20 Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang Nomor = 060/RSUWB/PAN/DIR/III/2020 Tentang : Panduan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) RSU William Booth ‘Semarang BABIL RUANG LINGKUP Ruang Lingkup FMEA meliputi 8 langkah yaitu: Memilih Proses yang perlu di FMEA dan membentuk Tim Membuat Diagram Proses Mendiskusikan Kegagalan Potensial dan menentukan dampak Menghitung Skala Prioritas Kegagalan Menganalisis Akar Penyebab dari masalah Melakukan Desaian Ulang Proses Menganalisis dan Menguji coba Dari Proses Yang di Redesain Melakukan Implementasi dan Pemantauan ZOm™ OO PP PAN RSUWS.PMKP.01..001.27.03.20 Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang Nomor + 060/RSUWB/PAN/DIR/III/2020 Tentang : Panduan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) RSU William Booth Semarang BAB III KEBUAKAN Surat Keputusan Direktur Nomor 134/RSUWB/KEP/DIR/V/2019 tentang Kebijakan Manajemen dan Pelayanan RSU William Booth Semarang. Pasal 6 Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (14) Komite PMKP melalui Sub Komite Mutu harus melakukan monitoring terhadap pelaksanaan penerapan Failure Mode Effects Analysis (FMEA), Root Cause Analysis (RCA) dan Manajemen Risiko Rumah Sakit. PAN ARSUWE.PMKP.01.2.007.7.08.20 Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang Nomor +: 060/RSUWB/PAN/DIR/III/2020 Tentang : Panduan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) RSU William Booth Semarang BABIV TATA LAKSANA, A. Memilih Proses & Membentuk Tim 1. roses yang dipilih adalah proses yang berisiko tinggi, antara lain: a, Inputnya yang beragam b. Kompleks, melibatkan banyak pihak Belum ada standardisasi yang jelas. Rangkaian proses yang berhimpit Tergantung pada orang Waktu yang sempit atau terlalu lama Berpotensi menimbulkan gangguan 2. Sumber data Untuk memilih diperlukan sumber data yang jelas yang bisa diambil dari: a, Data peningkatan kinerja dari bagian, surveilance INOS b. Masukan dari pelanggan dan karyawan c. Hasil audit/ temuan ketidak sesuaian d. Sumber dari luar Rumah Sakit, (buku, internet dll) 3. Membentuk Tim a. Jumlah maksimum 10 orang b, Berasal dari beragam latar belakang sesuai bagian yang terlibat . Berpengetahuan luas 4d, Terkait dengan proses yang dipilin fe. Setidaknya ada satu orang yang berwenang mengambil keputusan {.Setidaknya ketua Tim adalah orang yang independen Membuat Diagram Proses Dalam membuat diagram proses langkahnya adalah sebagai berikut: Menentukan awal dan akhir proses Mendiskusikan aktifitas dan titik pengambilan keputusan Menentukan urutan dari proses Membuat diagram alur Menganalisa diagram alur yang sudah jadi veer ‘Gambarkan alur proses ‘+ Buat dan verifikasi alur diagram proses + Pastikan setiap langkah dalam alur proses diberi nomor + _Jika prosesnya kompleks identifikasi proses yg akan di fokuskan Identifikasi semua sub proses untuk setiap alur diagram Pastikan setiap sub proses teridentifikasi Buat alur diagram sub proses (pindahkan dalam kotak) Mendiskusikan Kegagatan Potensial dan menentukan dampaknya 1. Failure Mode meliputi PAN RSUWA.PraKP.01.2.007.1703.20 Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang Nomor +: 060/RSUWB/PAN/DIR/III/2020 Tentang : Panduan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) RSU William Booth ‘Semarang, a. Jenis potensial kegagalan dalam proses untuk memenuhi persyaratan atau tuluan proses b. Berasal dari proses yang tidak sempurna ¢. Menyebabkan dampak Contoh: tidak berfungsi, fungsi menurun, fungsi menyimpang, Jatuh, salah identifikasi, dl. 2. Dampak (effect) meliputi: a. Akibat dari kegagalan, yang mengganggu/ merugikan b.Dirasakan pasien/ proses selanjutnya Contoh: keteriambatan penanganan, kematian, cacat, kerusakan jaringan, tidak dapat diperbaiki, melanggar ketentuan, kerugian finansial. D. Langkah Menghitung Skala Prioritas Kegagalan Untuk menghitung skala prioritas kegagalan, perlu menetapkan lebih dahulu 4 hal dibawah ini yaitu: 1, Menetapkan dampak dan tingkat kefatalan (Severity) Caranya dengan menetapkan kriteria dampak yang mungkin terjadi dengan memberikan nilai skor dan definisinya seperti contoh di bawah ini: ‘Skor Dampak Definist 1 | Dampak sangat __| Tidak akan disadari oleh orang yang mengalami minor dan tidak mengalami proses 2 | Dampak sedikit | Akan dapat mempengaruhi orang yang minor mengalami dan akan sedikit berpengaruh pada proses 3 | Dampak Minor | Dapat mempengaruhi orang yang mengalami dan akan sedikit berpengaruh pada proses 4 | Dampak agak Dapat berpengaruh pada orang yang mengalami moderat menyebabkan dampak cukup serius pada proses 5 | Dampak moderat | Dapat berpengaruh pada orang yang mengalami menyebabkan dampak serius pada proses 6 | Cedera Ringan ‘Akan berpengaruh pada orang dan menyababkan dampak serius pada proses 7 | Cedera cukup berat | Akan mengakibatkan cedera cukup serius pada ‘orang dan menyababkan dampak serius pada proses 8 | Cedera Berat ‘Akan mengakibatkan cedera serius pada orang dan menyababkan dampak serius pada proses 9° | Cedera sangat ‘Akan mengakibatkan cedera serius pada orang berat dan menyababkan dampak sangat serius pada proses 10 | Bencana,cacat | Sangat berbahaya; kegagalan akan menyebabkan seumur hidup/ kematian pada orang yang dilayani dan meninggal menyebabkan dampak serius pada proses 2. Menetapkan tingkat kemungkinan terjadi (Occurance) PAN. RSUWB.PRMP-02 .00.27.03.20 Lampiran Nomor Tentang : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang +: 060/RSUWB/PAN/DIR/III/2020 ‘Semarang : Panduan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) RSU William Booth 3. Caranya dengan mengkategorikan dengan skor kemungkinan kejadian dan mendefinisikan seperti contoh di bawab ini. Skor | Deskripsi__| Kemungkinan Definisi 1 | Sangat Jarang | 1 dalam Tidak ada atau sangat tidak mungkin 10.000 kondisi akan terjadi 2 | darang 1 dalam 8.000 | Hampi Mungkin tapi tidak diketahul datanya; kondisi terjadi dalam kasus terisolasi, tetapi kemungkinanya rendah 3 | Kemungkinan | 1 dalam 5.000 | Mungkin tapi tidak diketahui datanya; rendah kondisi terjadi dalam kasus terisotasi, tetapi kemungkinanya rendah | Kemungkinan | i dalam 1000 | Didokumentasikan, tetapi sedang ; sedang kondisi tersebut memiliki kemunmgkinan cukup besar ter} 5 | Kemungkinan | dalam 200 | Didokumentasikan, tetapi jarang ; moderat kondisi tersebut memiliki kemunmgkinan cukup besar terjadi 6 | Kemungkinan | dalam 150 | Didokumentasikan dan cukup sering; ‘cukup tinggi kondisi tersebut terjadi cukup teratur dan/ jangka waktu yang wajar 7 | Kemungkinan | ddalam 100 _| Didokumentasikan dan sering; kondisi tinggi ‘tersebut terjadi sangat teratur dan/ Jangka waktu yang wajar @ | Hampipasti | ddalamS0 | Didokumentasikan., hampir pasti; terjadi kondisi tersebut mungkin pasti terjadi selama periode panjang yang spesifik untuk langkah atau hubungan tertentu 9 | Yakinterjedi | 1dalam20 | Didokumentasikan , hampir pasti; kondisi tersebut pasti akan terjadi selama periode paniang yang spesifik untuk langkah atau hubungan tertentu 10 | Selaluterjadi | Idalam10 | Didokumentasikan dan selalu terjadi pada langkah atau hubungan tertentu Menetapkan kemampuan deteksi dari kemampuan sistem yang ada (Detectability) Caranya dengan mengkategorikan dengan skor kemungkinan terdeteksinya kejadian dan mendefinisikan seperti contoh di bawah ini, Skor | Deskripst Kemungkinan | Definisi 1 | Pastiterdeteksi | 10dari10 —_| Selalu terdeteksi dengan segera PAN. RSUWB.PMKP.01 .00.17.03.20 Lampiran + Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang Nomor +: 060/RSUWB/PAN/DIR/IiI/2020 Tentang, Panduan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) RSU William Booth Semarang 2 [Hampir Bdari10 Hampir selalu terdeteksi terdeteksi 3. | Kemungkinan 7 dari 10 Mungkin terdeteksi rendah 4 =| Kemungkinan 6 dari 10 Mungkin akan cukup terdeteksi 5 | Kemungkinan S dari 10 Kemungkinan sedang moderat terdeteksi 6 | Kemungkinan 3dari 10 Hampir tidak akan cukup tinggi terdeteksi dengan mudah 7 ‘| Kemungkinan 2dari 10 Tidak akan terdeteksi tinggi dengan mudah & | Tinggi Tdaii0 | Tidak akan terdeteksi dengan sangat mudah 9 | Hampir pasti O dari 10 Tidak mungkin tidak terdeteksi terdeteksi tanpa upaya serius 10 | Tidakadaupaya | 0 Tidak ada mekanisme deteksi deteksi atau proses baru 4, Menghitung skala prioritas (Risk Priority Number) Caranya dengan menggunakan rumus sbb: RPN = Severity (S) X Occurance (0) x Detection (D) Tabel RPN No] Sub | Failure | Effect Proses | Mode Severity | Potensial | Occura | Det | RPN] Rank (8) (Penyebab) | (0) nce | (0) 1 iz RPN yang tertinggi dilakukan analisis akar penyebab dari masalah dengan brainstorming, analisis Afinity Diagram atau analisis Fishbone. E. Menganalisa Akar Penyebab dari masalah atau lakukan RCA Alat yang bisa digunakan di RSU William Booth Semarang untuk analisa akar penyebab adalah: 1. Brainstorming dengan NGT a, Meminta anggota tim atau diluar tim untuk memberikan masukan terkalt kemungkinan penyebab masalah. b. Setelah identifikasi masalah terkumpul, tiap anggota diminta untuk menyebutkan 3 samapi5 masalah tertinggl. PANLRSUWB.PMKP.01.R 00.17.03.20 Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang Nomor +: 060/RSUWB/PAN/DIR/II1/2020 Tentang : Panduan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) RSU William Booth ‘Semarang c. Tiap anggota menyebutkan 3-5 masalah tertinggi dan dikompilasi d. Hasil kompilasi akan menghasilkan urutan masalsh yang paling banyak muncul sebagai penyebab. e. Ambil penyebab masalah yang paling banyak dipilih sebanyak kebutuhan yang akan diperbaiki. 2. Analisis Fishbone (tulang ikan) ‘a. Menyepakati masalah b._Identifikasi kategori penyebab masalah menjadi 6 atau tergantung proses 1) Manpower 2) Methode 3) Materials 4) Machines 5) Enviroment 6) Measurement ¢. Menemukan penyebab masalah potensial d. Mengkaji dan menyepakati sebab yang paling mungkin sebagai penyebab masalah F, Melakukan Desaian Ulang Proses Setelah mengetahui akar penyebab dari masalah maka langkah selanjutnya adalah melakukan desaian ulang dari proses yang bermasalah tersebut (Redesain). Dalam mendesain ulang proses, jelaskan sebelumnya dan setelah redesain. Contoh: No | Kegiatan Sebelum Sesudah Keterangan 1. | Pelaksananya | SemuaPetugas | Harus Perawat ‘Mencegah salah prosedur 2 | Proses| Tidak melibatkan | Melibatikan pasien] | Mencegah komplain pasien keluarganya pasien 3_| Ostnya 4. G. Menganalisis dan Menguji coba Dari Proses Yang di Redesain ‘Adapun cara melakukan pengujian melalui 1.Pengujian diatas kertas. 2.Simulasi. 3. Uji coba terbatas. H. Melakukan implementasi dan Pemantauan ‘L-Lakukan strategi perubahan: a. Bentuk tim b. Melakukan sosialisasi ¢. Menetapkan sasaran jangka pendek 2.Adapun strategi pemantauan adalah: ‘a. Memberikan training dan sosialisasi menyeluruh b, Mengukur tingkat keberhasilan (keefektifan) ‘PAN RSUWB.PMKP.OLR.OOT.17.03.20 Lampiran Nomor Tentang : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang +060/RSUWB/PAN/DIR/III/2020 : Panduan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) RSU William Booth ‘Semarang . Mendokumentasikan seluruh hasil proses yang baru, memasukkan ke dalam prosedur (sehingga menjadi standar baru) ‘PAN RSUWE.PMKP.01 .00717.03.20 10 Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang, Nomor +: 060/RSUWB/PAN/DIR/II\/2020 Tentang : Panduan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) RSU William Booth Semarang BABV DOKUMENTAS! FORMAT YANG DIGUNAKAN Tabel RPN Wo] Sub | Failure | Effect | Severity | Potensial | Occurance | Det | RPN] Rank Proses | Mode © © |o o-e oe |e] oe ©), @ 1@/ @ | to Petunjuk Pengistan (1). Diisi : Nomer urut. 2,2, 3 (2) Dilsi_: Jenis kegiatan / sub proses dari proses yang dominan. (3) Diisi_ : Jenis aktivitas yang menyebabkan kegagalan. (4) Diisi : Kematian, cacat, kerusakan jeringan, tidak dapat diperbaiki, melanggar ketentuan, kerugian finansial. (5) Diisi_ : Dengan angka 1~ 10 ( Lihat bab Ill tata laksana D.1) (6) Diisi_: Faktor—faktor penyebab. (7) Diisi_: Dengan angka 1-10 (lihat bab tt! tata laksana 0.2) (8) Diisi_ : Dengan angka 1-10 (lihat bab Ill tata laksana 0.3) (9) Diisi_ : Perkalian Severity X Occurence X Detection (10) Diisi: Lakukan RCA pada nilai kolom 9 yang tertinggi PAN. RSUW.PHI.01..007.17.03,20 cre Lampiran : Peraturan Direktur RSU William Booth Semarang Nomor +: 060/RSUWB/PAN/DIR/II\/2020 Tentang : Panduan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) RSU William Booth ‘Semarang BABVI PENUTUP Panduan FMEA ini merupakan alat yang memberikan arahan bagi petugas/tim dalam melakukan proses FMEA di RSU William Booth Semarang. PAN ASUW8.PMK.01 R.007.17.03.20 2

You might also like