Praktikum Ektoparasit

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

Kelompok 4

1. Sejarah Kabupaten Boyolali Melakukan Surveilans PES


Boyolali melakukan surveilans atau pengamatan secara terus menerus
dan sistematis terhadap penyakit pes. Kabupaten Boyolali pada masa itu terdiri
atas 19 kecamatan, dan 267 Desa atau Kelurahan. Ketika wabah pes memasuki
Kabupaten Boyolali tidak semua di wilayah Boyolali terjangkit penyakit
menular ini, melainkan hanya ada dua Kecamatan yaitu Kecamatan Selo dan
Kecamatan Cepogo. Wilayah Selo dan Cepogo terletak di sebelah Timur kaki
Gunung Merapi dan Merbabu. Di Selo dan Cepogo penyakit PES ini terakhir
muncul pada tahun 1968 dengan 101 kasus diantaranya 42 orang sekitar 41,6%
meninggal dunia. Kemudian muncul kembali pada tahun 1970 dengan
penurunan kasus yaitu 11 kasus dengan 3 orang sekitar 27,3% meninggal dunia.
Setelah adanya laporan tersebut, tindakan penyelidikan kasus kematian pun
segera dilaksanakan. Para korban tersebut diduga meninggal karena tertular
penyakit pes. Perkiraan itu muncul ketika, ditemukan banyaknya tikus dan
kelinci yang mati tanpa sebab di daerah tersebut.

2. Waktu & tempat pelaksanaan kagiatan ;


Hari : Jumat, 18 november 2022
Pukul : 08.00-selesai
Tempat : puskesmas Selo Boyolali

3. Alasan kunjungan surveilans ke Puskesmas Selo, Boyolali ;


 Pada mahasiswa reguler semester 3 bisa untuk bahan belajar
pengendalian vektor penyakit di semester selanjutnya,
 Mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan yang ada, karena kebetulan
pada hari tersebut di Puskesmas Selo sedang ada praktikum pengendalian
vektor pada tikus.
Maka dari itu kita melakukan kunjungan ke Puskesmas Kecamatan Selo
guna untuk melakukan penelitian penyebab penyakit pes dengan cara melakukan
penelitian Ektoparasit reservois penyakit pes di Puskemas Selo Boyolali.

4. Praktikum ektoparasit
I. Alat : 8) Sarung tikus
1) Sikat 9) Handscoond
2) Baskom 10) Masker
3) Penggaris
4) Timbangan II. Bahan :
5) Spuit 3cc (dua 1) Tikus domestik
buah) (betina)
6) Tabung reaksi 2) Obat bius Xyla
(duah buah) 2ml
7) Rak tabung 3) Obat bius
reaksi Ketamine 1ml

III. Cara kerja :


1) Gunakan APD seperti handscoond dan masker
2) Siapkan alat dan bahan
3) Masukkan tikus kedalam sarung tikus, dengan tujuan
meminimalisir tergigitnya oleh tikus
4) Bius tikus dengan cara, menjepit bagian leher tikus dengan jari
telunjuk dan ibu jari, lalu buka pangkal paha kaki tikus sebelah
kiri untuk mengunci kaki, siapkan spuit obat bius dengan
perbandingan (2:1) sila 2ml dan ketamin 1ml, lalu disuntikan
ke pangkal paha kaki tikus tersebut sebanyak 0.3ml. Diam kan
kurang lebih 3 menit hingga tikus tidak bereaksi. (Pembiusan
cara lain dengan cara mematahkan tulang leher tikus hingga
bagian ekor).
5) Siapkan spuit kosong untuk pengambilan darah, organ tubuh
tikus seperti manusia, jantungnya berada di sebelah kiri
(lokasinya dari bawah perut naik satu cm yaitu dibelakang
tulang rusuk, ditusuk ke dada sebelah kiri) tegak lurus saat
pengambilan darah, ambil darah secara perlahan sebanyak-
banyaknya, jangan memperdalam arah suntikan kembali
karena dapat menyebabkan terhentinya darah yang akan
keluar.
6) Siapkan tabung reaksi, masukkan darah tikus ke dalam tabung
reaksi secara perlahan melalui dinding tabung reaksi, diamkan
darah tersebut semalaman sehingga menghasilkan serum yang
akan di identifikasi di lab uji.
7) Identifikasi selanjutnya, Tikus disisir dengan keras
menggunakan sikat (berlawanan arah dengan bulu)  untuk
mencari pinjalnya(kutu tidak loncat, pinjal loncat) seperti
pinjal siopis dan koknatus, lalu kutu akan melalui tahap
pengiriman ke lab dengan cara diawetkan terlebih dahulu
menggunakan alkohol murni dan diidentifikasi, lalu tikus
ditimbang dan pengukuran, Diukur panjang tikus dari ujung
hidung sampai ke ujung ekor, Ekor, kuku dan telinga dari
telinga bagian dalam ke luar.
8) Setelah selesai diidentifikasi tikus di musnahkan dengan cara
di bakar.
9) Lalu, serum dan pinjal di kirim ke lab lanjutan(dinkes
kabupaten dan jogja)
10) Basuh tangan dengan air mengalir dan sabun.

IV. Hasil pengamatan


Berat Jenis kelamin Panjang Rodent Pinjal
badan Jantan Betina Total Ekor Kuku Telinga Cheopis Cognatus jml
108gr √ 35cm 17cm 3,5cm 2cm 1 0 1

5. Kesimpulan

Pada tahun 1968 penyakit pes menyerang di kabupaten Boyolali.


Pada saat wabah pes masuk ke kabupaten Boyolali, ada 2 kecamatan
yang terjangkit yaitu kecamatan Selo dan kecamatan Cepogo.
Terdapat beberapa warga yang meninggal dunia yang penyebabnya
diduga karena tertular penyakit pes. Dugaan tersebut bermula dari
banyaknya tikus dan kelinci yang mati tanpa sebab di daerah
tersebut.
Puskesmas Selo Boyolali melakukan pengamatan secara terus
menerus dan sistematis terhadapa penyakit Pes. Oleh karena itu pada
hari jumat, 18 november 2022 di Puskesmas Selo Boyolali kami
melakukan praktikum mengenai penyakit pes bersama petugas
puskesmas selo.

Dari hasil praktikum yang kami teliti dengan metode ektoparasit


reservois pada tikus rumahan di daerah Selo, ditemukan satu buah
pinjal pada tikus dengan jenis siopsis. Yang mana pinjal tersebut
dapat menularkan penyakit pes.
6. Dokumentasi

6.1 Foto di aula puskesmas selo


6.2 Foto bersama

6.3 Proses penangkapan tikus

6.4 Penyuntikan bius ke tikus


6.5 Pengambilan darah tikus

6.6 Pengambilan kutu atau pinjal

6.7 penimbangan tikus

6.7 Pemilahan
kutu atau pinjal

6.8 Pengukuran dan


Penimbangan tikus

6.9 Pencatatan
hasil praktik

You might also like