Professional Documents
Culture Documents
Instruksi Kerja Metode UTM
Instruksi Kerja Metode UTM
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
SALINAN TERKENDALI
Lembar Pengesahan
Tanggal
Disiapkan oleh : Dr. Eng. A.Arwin Amiruddin, S.T., M.T. Mei 2022
Nomor Salinan :2
Pemegang Salinan : Kepala Laboratorium
Isi Metode Uji ini merupakan hak Laboratorium Terpadu Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin dan seluruh isinya dilindungi. Tidak ada bagian dari dokumen ini yang dapat
diperbanyak, disimpan, dipindahkan dengan alat elektronik, mekanik, fotocopy, perekaman
atau yang lainnya tanpa seijin tertulis dari Kepala Laboratorium Terpadu Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin.
No. Tgl. No. Dokumen Halaman Penerbitan No. Dokumen Halaman Penerbitan
/Revisi /Revisi
2. STANDAR ACUAN
1. SNI 6369-2008 Tatacara pembuatan kaping untuk benda uji silinder beton
2. ASTM Standards C 617-94, Standard Practice for Capping Cylindrical Concrete
Specimens
3. PRINSIP
Prosedur mendapatkan permukaan yang rata dibagian ujung silinder beton yang baru
dicetak, beton keras atau beton inti hasil pengeboran yang permukaan ujungnya tidak
rata dan tidak memenuhi persyaratan tegak lurus sesuai standar yang berlaku.
5. PROSEDUR
5.1 Silinder beton segar yang baru dicetak
1. Gunakan pasta semen Portland murni untuk mengkaping silinder beton yang
baru dicetak.
2. Bersihkan air bebas dan lapisan pasta semen dari bagian atas benda uji.
3. Bentuk lapisan kaping dibagian atas benda uji dengan menempatkan pasta
semen berbentuk cembung, lalu tekan dengan pelat kaping yang telah
diminyaki.
4. Putar plat kaping secara perlahan untuk mengeluarkan kelebihan pasta hingga
pelat menyentuh bibir cetakan.
5. Tutup pelat kaping dan cetakan dengan karung goni lembab untuk mencegah
pengeringan.
6. Setelah mengeras, ketuk sekeliling ujung pelat dengan palu yang dibungkus
karet.
1. Kasarkan ujung benda uji dengan kikir atau sikat kawat untuk menghasilkan
daya lekat yang baik pada kaping.
2. Siapkan adukan belerang dengan cara dipanaskan pada temperature 129-143
o
C.
3. Olesi pelat kaping dengan minyak sampai merata.
4. Tuangkan adukan kepermukaan pelat kaping, angkat silinder ke atas pelat dan
sentuhkan sisi silinder dengan alat penegak, geserkan silinder ke bawah
sampai menyentuh pelat kaping.
5. Lepaskan silinder dari pelat kaping jika telah mengeras.
2. STANDAR ACUAN
1. ASTM C39/C39M-01 Standard Test Method for Compressive Strength of
Cylindrical Concrete Specimens
2. SNI 03-1974-1990 Metode pengujian kuat tekan beton
3. SNI 03-6805-2002 Metode pengujian untuk mengukur nilai kuat tekan beton pada
umur awal dan memproyeksikannya kekuatan pada umur berikutnya.
4. SNI 03-6898-2002 Tata cara pelaksanaan pengambilan dan pengujian kuat tekan
beton inti
5. SNI 1974-2011 Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder
3. PRINSIP
Pengujian dilakukan terhadap beton keras yang mewakili campuran beton. Benda uji
berupa silinder atau kubus. Hasil pengujian ini dapat digunakan dalam pekerjaan:
- Perencanaan campuran beton
- Pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pembetonan.
5. PENGUJIAN/ANALISIS
5.1 Peralatan
1. Cetakan silinder diameter 100 mm dan tinggi 200 mm atau diameter 150 mm
dan tinggi 300 mm.
2. Tongkat pemadat diameter 16 mm, panjang 600 mm.
3. Mesin pengaduk
4. Timbangan
5. Alat uji slump
6. Alat kaping
7. Mesin tekan (Universal Testing Machine).
5.2 Prosedur
2. STANDAR ACUAN
ASTM C469-02 Standard Test Method for Static Modulus of Elasticity and Poisson's
Ratio of Concrete in Compression
3. PRINSIP
Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 100 mm dan tinggi 200 mm. Permukaan
benda uji harus lurus dan rata. Pengujian ini memberikan nilai rasio tegangan-
regangan dan rasio regangan lateral terhadap longitudinal dari beton keras. Nilai
modulus elastisitas dan Poisson ratio dapat diaplikasikan pada rentang tegangan kerja
(0 - 40% dari tegangan ultimit beton) digunakan untuk menentukan jumlah tulangan
dan dimensi elemen struktur beton bertulang/tidak bertulang.
4. PREPARASI CONTOH
Ambil benda uji dari bak perendaman, tentukan berat dan ukuran benda uji. Kaping
permukaan benda uji sesuai dengan SNI 6369-2008.
5. PENGUJIAN/ANALISIS
5.1 Peralatan
1. Cetakan silinder diameter 100 mm dan tinggi 200 mm
2. Tongkat pemadat diameter 16 mm, panjang 600 mm.
3. Mesin pengaduk
4. Timbangan
5. Alat uji slump
6. Alat kaping
7. Mesin tekan (Universal Testing Machine).
8. Compressometer diameter 100 mm.
9. Data Logger
10. Satu set komputer
6. REKAMAN DATA
Rekam data setiap penambahan beban 1 sampai 5 KN hingga benda uji hancur dengan
menggunakan Data Logger.
1. RUANG LINGKUP
Metode ini mencakup tata cara merekam dan menggunakan data.
2. STANDAR ACUAN
3. PRINSIP
Data Logger terhubung dengan computer, UTM (Universal Testing Machine) dan
compressometer ketika pengujian tekan beton dilakukan.
2. STANDAR ACUAN
SNI 07-2052-2002 Baja Tulangan Beton
SNI 07-0371-1998, Batang uji tarik untuk bahan logam
SNI 07-0408-1989, Cara uji tarik untuk logam
SNI 07-2529-1991 Metode pengujian kuat tarik baja beton
SNI 2052-2017 Baja Tulangan Beton
3. PRINSIP
Terdiri atas baja tulangan dan baja konstruksi. Baja tulangan beton dibedakan 2 jenis
yaitu baja tulangan polos dan baja tulangan sirip.
4. SYARAT MUTU
5.1. Sifat tampak
Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan,
gelombang, dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan.
5.2. Bentuk
- Permukaan batang tulangan polos harus rata tidak bersirip.
- Permukaan batang tulangan sirip harus bersirip teratur. Setiap batang mempunyai
rusuk memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu batang dan melintang
sumbu batang.
- Sirip melintang sepanjang batang tulangan harus terletak pada jarak yang teratur.
Serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama.
Catatan:
5.2 Prosedur
1. Pengambilan contoh dilakukan secara acak untuk setiap jenis dan ukuran baja.
2. Periksa permukaan baja secara visual untuk memastikan tidak terdapat cacat yang
dapat mempengaruhi hasil pengujian.
3. Setiap contoh diberi label yang jelas, sehingga identitas contoh dapat diketahui.
4. Ukur panjang batang dan potong. Panjang batang tulangan ± 300 mm. Untuk baja
profil, potong profil dengan lebar ± 50 mm dan panjang ± 300 mm.
5. Tentukan diameter tulangan atau tebal dan lebar baja profil dengan menggunakan
sigma. Untuk tulangan ulir, penentuan diameter tulangan berdasarkan berat dan
panjang tulangan.
6. Beri tanda pada sample dengan cat/spidol pada daerah yang terjepit (± 100 mm
bagian tengah sample yang akan ditarik)
7. Bersihkan permukaan sample yang akan ditempeli strain gauge.
2. STANDAR ACUAN
3. PRINSIP
Prinsip pengujian ini yaitu benda uji dengan ukuran dan bentuk tertentu diberi beban
gaya tarik searah sumbu yang bertambah besar secara continue pada kedua ujung
specimen tarik hingga putus. Bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan terhadap
perpanjangan yang dialami benda uji. Panjang ukur (gauge length) adalah daerah
dibagian tengah dimana elongasi diukur. Uji tarik bertujuan untuk mengetahui
karakteristik dan sifat mekanik material terutama kekuatan dan ketahanan terhadap
beban tarik.
4. SISTEM PENGUJIAN
1. Setiap contoh harus disiapkan 2 (dua) benda uji.
2. Penataan data pengujian menggunakan formulir laboratorium yang berisi:
a. Identitas benda uji
b. Teknisi penguji
c. Tanggal pengujian
d. Penanggung jawab pengujian
e. Pencatatan pengujian
f. Nama laboratorium dan instansi penguji.
3. Hasil pengujian harus ditandatangani oleh penanggung jawab.
5. PENGUJIAN/ANALISIS
5.1 Peralatan
a. Alat uji tarik (Universal Testing Machine)
b. Satu Set Komputer
c. Data Logger
d. Penjepit (Grid teeth) untuk D8 – D30, D30 – D50, dan pelat.
e. Meteran
f. Timbangan
g. Sigma/Clipper
5.3 Perhitungan
5.4 Prosedur
a. Buat benda uji untuk setiap contoh dengan bentuk dan dimensi yang sesuai
dengan Penyiapan benda uji tarik (MU-3001 TS).
b. Setiap contoh dibuat 2 benda uji untuk pengujian ganda.
c. Setiap benda uji dilengkapi dengan nomor benda uji, nomor contoh dan dimensi.
d. Pasang benda uji dengan cara menjepit bagian h dari benda uji pada alat penjepit
mesin tarik. Sumbu alat penjepit harus berimpit dengan sumbu benda uji.
e. Tarik benda uji dengan kecepatan 0.20 FS/min sampai benda uji putus. Catat dan
amati.
f. Ukur perpanjangan yang terjadi.
g. Buat grafik hubungan tegangan dan regangan.