Rayesa 2020 IOP Conf. Ser. Earth Environ. Sci. 472 012044.en - Id

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Seri Konferensi IOP: Ilmu Bumi dan Lingkungan

KERTAS •AKSES TERBUKA Anda mungkin juga suka

- Pengaruh peningkatan pH buah belimbing wuluh


Analisis loop kausal untuk pasokan produk jus apel (Averrhoa bilimbiL.) jus aktif aktivitas
vasodilatasi

yang berkelanjutan S Ismail, E Marliana dan K Kosala

- Sifat Fisikokimia dan Kandungan Fenolik


Jus Segar dan Pekat dari Empat Kultivar
Mengutip artikel ini: NF Rayesaet al2020Konferensi TIO Ser.: Lingkungan Bumi. Sains.472012044 Delima di Irak Azhin Bakhtyar Mahmood
Abdulrahman, Huda Jamal Mhamad, Sonia
Sardar Talb dkk.

- Pengaruh metode ekstraksi sari buah secara


Lihatartikel daring untuk pembaruan dan penyempurnaan.
mekanis terhadap mutu sari apel segar yang
diperas
Zhengchen Wang, Huanyong Cui dan
Shichao Fan

Konten ini diunduh dari alamat IP 182.4.133.198 pada 14/11/2022 pukul 06:52
ITAMSA 2019 Penerbitan TIO
Konferensi TIO Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan472(2020) 012044 doi:10.1088/1755-1315/472/1/012044

Analisis loop kausal untuk pasokan produk jus apel yang


berkelanjutan

NF Rayesa1, D Retnoningsih, dan A Aprilia

1JurusanAgribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang,


Indonesia

E-mail: nezafadia@ub.ac.id

Abstrak.Kontinuitas pasokan sari apel di Kota Batu ke depan tidak mudah diprediksi. Penelitian ini
mengembangkan kerangka konseptual sistem dinamis sebagai alat strategis untuk memastikan
keberlanjutan pasokan jus apel. Ini terdiri dari dua langkah. Pertama, pemicu terkait diidentifikasi. Hal
ini menghasilkan rantai pasok jus apel menjadi tiga subsistem, yaitu subsistem penawaran,
permintaan, dan produksi. Kedua, mengidentifikasi interaksi antara variabel sistem terintegrasi dan
akhirnya memberikan umpan balik. Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan wawancara
kepada pemangku kepentingan terkait. Sistem dirancang dengan konseptualisasi menggunakan
cause and effect diagram (CLD) berdasarkan konfigurasi supply chain sari apel yang telah didapatkan.
CLD digunakan untuk transformasi hasil wawancara yang diperoleh. Hasil menunjukkan rantai pasok
jus apel di Kota Batu terdiri dari 4 tingkatan. Hubungan umpan balik antar variabel kemudian dibagi
menjadi 3 sub sistem. Kerangka kerja yang diusulkan dapat digunakan untuk memodelkan
pengoperasian jaringan rantai pasokan yang diteliti dan memperoleh cerminan sebenarnya dari
perilakunya dalam penelitian mendatang.

1. Perkenalan
Jus apel merupakan produk ikonik Kota Batu. Jus apel menjadi salah satu produk andalan banyak pelaku
usaha di Kota Batu untuk menambah penghasilan. Keberlanjutan produk jus apel sebagai ikon Kota Batu
sangat dipengaruhi oleh bahan bakunya. Sayangnya, bahan baku apel lokal di Kota Batu diproyeksikan
terus mengalami penurunan yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain perubahan iklim dan alih
fungsi lahan. Kinerja rantai pasok industri kecil pengolahan apel di Batu saat ini masih memerlukan
perbaikan dalam penyiapan bahan baku [1]. Fakta ini perlu menjadi perhatian pemerintah daerah guna
mempertahankan ciri khas Kota Batu dan meningkatkan kegiatan ekonomi kreatif masyarakatnya.
Keberlanjutan rantai pasok produk olahan jus apel dapat dilihat dari sistem yang saling terkait antar
elemen di dalamnya. Perubahan pada salah satu bagian sistem (misalnya produksi) menyebabkan kondisi
masa depan tidak mudah diprediksi [2] dan akan sulit dianalisis dengan model tradisional.

Dalam menganalisis rantai pasokan berkelanjutan, terdapat banyak faktor yang kompleks, dinamis, dan
probabilistik. Untuk menjamin keberlangsungan usaha jus apel diperlukan sistem yang terintegrasi. Sistem
tersebut membantu menjamin kelangsungan produksi mulai dari pasokan bahan baku hingga distribusi produk.
Sistem ini melibatkan pemangku kepentingan terkait dimana masing-masing pihak memiliki tugas dan fungsi
yang berbeda namun harus memiliki tujuan yang sama. Kondisi ini dapat diidentifikasi dan dianalisis dengan
menggunakan pendekatan sistem dinamik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja supply chain,
seperti aliran bahan baku, aliran dana, hingga aliran informasi yang harus terintegrasi satu sama lain.

Konten dari karya ini dapat digunakan berdasarkan persyaratan dariLisensi Creative Commons Attribution 3.0. Setiap distribusi lebih lanjut dari
karya ini harus mempertahankan atribusi kepada penulis dan judul karya, kutipan jurnal dan DOI.
Diterbitkan di bawah lisensi oleh IOP Publishing Ltd 1
ITAMSA 2019 Penerbitan TIO
Konferensi TIO Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan472(2020) 012044 doi:10.1088/1755-1315/472/1/012044

lain dari setiap pemangku kepentingan yang terlibat. Hubungan setiap elemen perlu dianalisis sebagai
dasar pertimbangan kebijakan untuk meningkatkan kinerja rantai pasok. Keberlanjutan produksi produk
pangan sari apel diharapkan dapat terjamin dengan rantai pasok yang adaptif.
System dynamics (SD) adalah teknik yang dapat diandalkan untuk membangun, menganalisis, dan mensimulasikan dalam
kondisi yang kompleks [2]. Dinamika sistem diperkenalkan pada awal 1960' untuk model dan simulasi kasus manajemen industri
[3]. Saat ini, banyak peneliti menggunakan SD untuk memecahkan masalah rantai pasok. Dinamika sistem digunakan untuk
memahami sebab-sebab struktural yang mempengaruhi kinerja suatu sistem dimana variabel-variabel yang terkandung
didalamnya saling berhubungan satu sama lain. Hubungan antar variabel tersebut akan menghasilkan informasi berupa umpan
balik yang berubah dari waktu ke waktu [4]. Pendekatan yang digunakan dalam simulasi sistem dinamik adalah pendekatan
jangka panjang. Oleh karena itu, dinamika sistem cocok untuk perumusan kebijakan masa depan dalam sistem yang kompleks
dan selalu berubah. Pemodelan dinamis sistem digunakan untuk menganalisis kinerja rantai pasokan yang berkelanjutan,
termasuk simulasi stok [5] peramalan persediaan masa depan [6], simulasi rantai pasokan [7]. perencanaan kapasitas jangka
panjang [8], dan memprediksi keberlanjutan masa depan [9]. Pemrograman dinamis membantu menyesuaikan desain rantai
pasokan [10].
Makalah ini mengusulkan model konseptual untuk merancang simulasi keberlanjutan rantai pasokan
produk jus apel di Kota Batu. Simulasi perlu dioptimalkan untuk menghilangkan ketidakstabilan rantai
pasokan dan menghasilkan pengambilan keputusan yang kuat tentang produk jus apel di Kota Batu.
Dinamika sistem memiliki potensi untuk menyelesaikan kompleksitas masalah stabilisasi. Melalui model
simulasi yang dibangun, hubungan antar komponen yang berinteraksi dalam rantai pasok produk jus apel
dapat diamati dari berbagai skenario.

2. Metode
Kajian diawali dengan survei awal untuk mengidentifikasi permasalahan dan menganalisis kondisi rantai pasok
yang ada dengan pihak terkait. Peran masing-masing pemangku kepentingan akan diidentifikasi sepanjang rantai
pasok dan variabel yang terlibat serta hubungannya. Pemangku kepentingan dan variabel dalam sistem rantai
pasok diidentifikasi melalui wawancara mendalam dan observasi. Informan dipilih dari beberapa pihak yang
memiliki pengetahuan yang komprehensif terkait pengadaan bahan baku hingga produksi jus apel di Kota Batu
yaitu pengambil keputusan di agroindustri dan pemerintah daerah.
Sistem dirancang dengan konseptualisasi menggunakan cause and effect diagram (CLD)
berdasarkan konfigurasi supply chain sari apel yang telah didapatkan. CLD digunakan untuk
transformasi hasil wawancara yang diperoleh. Dalam CLD, hubungan antar variabel diwakili oleh
simbol (+) dan (-). Simbol (+) menggambarkan hubungan berbanding lurus antar variabel, sedangkan
simbol (-) menggambarkan hubungan berbanding terbalik antar variabel.

3. Hasil

3.1. Analisis sistem rantai pasok produk jus apel


Causal loop dirancang menggunakan pendekatan sistem dengan tahapan sebagai berikut [11]:

3.1.1. Identifikasi anggota rantai pasokan. Sistem rantai pasok jus apel terdiri dari beberapa aktor atau stakeholder
yang memiliki kebutuhan dan peran masing-masing. Para pelaku di sepanjang rantai pasok menjalankan fungsinya
secara optimal untuk mencapai tujuan bersama. Berdasarkan observasi, pemain sistem dalam rantai pasok produk
jus apel adalah sebagai berikut:
• Petani
Dalam sistem rantai pasok produk olahan apel, petani merupakan pemasok utama bahan baku. UKM
mendapatkan pasokan apel terbanyak dari Kecamatan Nongkojajar (Kabupaten Pasuruan),
Kecamatan Poncokusumo (Kabupaten Malang), dan sebagian lainnya dari petani di Kota Batu.
• Pedagang apel
Selain dari petani, beberapa UKM mendapatkan bahan baku dari pedagang besar di Kota Batu. Hal ini
menggambarkan rantai pasok bahan baku bisa lebih panjang karena produsen tidak menerima bahan
baku dari petani secara langsung.

2
ITAMSA 2019 Penerbitan TIO
Konferensi TIO Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan472(2020) 012044 doi:10.1088/1755-1315/472/1/012044

• Produser
UKM yang memproduksi produk jus apel dikelompokkan menjadi 3 kelompok berdasarkan ukuran usahanya: unit
usaha mikro, kecil, dan menengah. Setiap unit usaha memiliki kapasitas dan kontinuitas produksi yang berbeda.

• Distributor
Distributor adalah pihak yang menyalurkan jus apel dari berbagai produsen ke pengecer atau ke
konsumen.
• Pengecer
Pengecer adalah alternatif yang paling disukai produsen untuk memasarkan produk jus apel. Sebagian besar
pengecer adalah toko suvenir.
• Konsumen
Konsumen jus apel terdiri dari konsumen lokal yang tinggal di wilayah Malang, serta wisatawan.

Para pelaku dalam sistem rantai pasok memiliki kebutuhan dan peran masing-masing dalam rantai pasok. Tabel 1
menyajikan kebutuhan setiap pelaku yang harus dipenuhi untuk mencapai keberlanjutan rantai pasok.

Tabel 1.Pelaku dalam rantai pasok dan kebutuhannya.

Tidak Aktor Kebutuhan

1 Petani Jaminan pasar dan harga yang wajar


2 Pedagang apel Meningkatkan penjualan

3 Produsen Melanjutkan produksi dan melanjutkan bahan


baku dengan harga dan kualitas yang
diharapkan
4 Distributor Produk selalu tersedia untuk dijual
5 Pengecer Produk selalu tersedia untuk dijual
6 Konsumen Ketersediaan produk jus apel

3.1.2. Jaringan rantai pasokan.Struktur jaringan rantai pasok yang diteliti dalam penelitian ini adalah
struktur jaringan horizontal yang menunjukkan banyaknya tingkatan dalam rantai pasok. Konfigurasi rantai
pasok jus apel disajikan pada Gambar 1. Struktur rantai pasok jus apel di Kota Batu memiliki 4 tingkatan.
Tingkat pertama adalah pemasok yang terdiri dari petani dari 3 wilayah. Tingkat kedua adalah produsen
atau UKM pengolah jus apel, tingkat ketiga adalah lembaga pemasaran berupa distributor dan retail, dan
tingkat keempat adalah konsumen.

Gambar 1.Struktur rantai pasokan jus apel.

3
ITAMSA 2019 Penerbitan TIO
Konferensi TIO Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan472(2020) 012044 doi:10.1088/1755-1315/472/1/012044

3.2. Sistem konseptual


Model sistem dinamik yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga subsistem yaitu subsistem
penawaran, permintaan, dan produksi. Sub sistem pasokan terdiri dari potensi pasokan dari petani.
Subsistem permintaan terdiri dari permintaan produk jus apel dari distributor dan pengecer. Selanjutnya
subsistem produksi adalah kapasitas produksi UKM.
Hubungan antar variabel dalam sistem dan bagaimana pengaruhnya satu sama lain dapat dijelaskan dalam
diagram sebab akibat atau causal loop diagram (CLD). Hubungan umpan balik antara variabel-variabel yang
menjadi dasar pemodelan menggunakan sistem dinamis dapat diidentifikasi. Berdasarkan hasil kajian literatur
dan observasi lapangan, variabel-variabel yang mempengaruhi sistem adalah sebagai berikut:

3.2.1. subsistem pasokan.Sub sistem ini terdiri dari beberapa variabel yang saling mempengaruhi,
yaitu:
• Kapasitas produksi petani yang dipengaruhi oleh konversi lahan pertanian, sebagai tanaman produksi
tahunan, kapasitas produksi apel dipengaruhi oleh variabel yang berdampak jangka panjang yaitu konversi
lahan pertanian. Semakin besar perubahan penggunaan lahan yang terjadi, semakin berdampak negatif
terhadap kapasitas petani.
• Pasokan produksi, yang dipengaruhi oleh biaya input produksi dan susut produksi. Peningkatan biaya
produksi seperti harga pupuk dan pestisida akan mempengaruhi hasil panen petani. Semakin besar
kehilangan produksi karena perubahan cuaca, serangan hama, atau kerusakan selama penyimpanan
semakin mengurangi pasokan apel yang ada.
• Proporsi pemasaran ke Kota Batu yang dipengaruhi oleh harga jual apel di Batu. Petani akan
memprioritaskan menjual apel ke kota lain dibandingkan Kota Batu jika harga yang ditawarkan jauh
lebih baik.

3.2.2. Sub sistem produksi.Pada sistem yang akan dibangun, sub sistem produksi dibagi menjadi
3 kelompok unit usaha yaitu usaha mikro, kecil dan menengah. Subsistem produksi terdiri dari
kapasitas unit usaha, ketersediaan bahan baku (apel), dan hasil produksi.
• Kapasitas usaha unit usaha mikro, kecil dan menengah dipengaruhi oleh permintaan jus apel
dari konsumen. Semakin tinggi permintaan, semakin besar kapasitas bisnis.
• Hasil observasi menunjukkan bahwa produksi jus apel dapat dipengaruhi oleh ketersediaan
bahan baku. Ketika bahan baku sulit didapat, produsen akan menyesuaikan kapasitas
produksi menjadi lebih kecil.
• Produksi hasil juga mempengaruhi jumlah produksi jus apel.

3.2.3. Permintaan sub-sistem.Permintaan dibagi menjadi permintaan dari distributor dan pengecer. Banyaknya
permintaan dipengaruhi oleh laju pertumbuhan penduduk di Kota Batu dan laju pertumbuhan wisatawan di Kota
Batu (gambar 2).

Gambar 2.Diagram lingkaran


sebab akibat.

4
ITAMSA 2019 Penerbitan TIO
Konferensi TIO Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan472(2020) 012044 doi:10.1088/1755-1315/472/1/012044

4. Kesimpulan
Rantai pasok jus apel di Malang terdiri dari 4 level yang memiliki banyak pelaku di setiap level. Rancangan causal loop diagram
menunjukkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi keberlanjutan pasokan jus apel. Makalah ini mengusulkan kerangka
kerja yang dapat digunakan untuk memodelkan operasi untuk penelitian masa depan.

Referensi:
[1] Alim, Hilmy S, Retnoningsih D, dan Koestiono D 2018 Kinerja Manajemen Rantai Pasok Keripik
Apel pada Industri Kecil di Kota BatuJurnal Habitat291 38-49
[2] Seuring S dan Muller M 2008 Dari kajian literatur ke kerangka kerja konseptual untuk berkelanjutan
manajemen rantai persediaanJ. Produk Bersih.161699–1710
[3] Forrester JW dan Senge PM 1980 Tes untuk membangun kepercayaan pada model dinamika sistem
Studi TIMS dalam Ilmu Manajemen14209–28
[4] Aikenhead G, Farahbakhsh K, Halbe J dan Adamowski J 2015 Penerapan pemetaan proses
dan diagram lingkaran kausal untuk meningkatkan keterlibatan dalam pencegahan polusi di
usaha kecil hingga menengah: studi kasus fasilitas pemrosesan susuJ. Produk Bersih.102275-284
[5] Garside dan Asjari 2015 Harga Ketersediaan Beras di Jawa TimurJurnal Ilmiah Teknik
Industri141 47-58
[6] Widodo, Abdullah and Arbita 2010 Sistem Supply Chain Crude- Palm-Oil Indonesia dengan
Mempertimbangkan Aspek Ekonomi Pendapatan, Kesejahteraan Sosial dan LingkunganJurnal
Teknik Industri121 47- 54
[7] Aminudin M, Mahbubi A and Puspita RA 2004 Sari Model Simulasi Sistem Rantai Dinamis
Pasok Kentang Dalam Upaya Ketahanan Pangan NasionalJurnal Agribisnis81
[8] Georgiadis P, Vlachos D dan Iakovou E 2005 Manajemen Rantai Pasokan Rantai Makanan.J.Makanan
Eng.70351–364
[9] Jaya R, Machfud, Raharja S,dan Marimin 2014 Prediksi rantai pasokan berkelanjutan
pengelolaan kopi gayo dengan pendekatan system dynamicJ. Theor. Aplikasi Inf. Technol.70 2

[10]Ubud, Sahnaz 2015 Konfigurasi agrowisata rantai pasok untuk meningkatkan kinerja dengan
pemrograman dinamisAPMBA33 161 – 170
[11]Campuzano, Francisco dan Mula J 2011Simulasi Rantai Pasokan(London: Springer London
Dordrecht Heidelberg New York)

You might also like