Professional Documents
Culture Documents
Adilah Mutiara Qanitah - 052120035
Adilah Mutiara Qanitah - 052120035
Abstract
Collecting and comparing population data, land area, land use, and superior potential aims to determine
the characteristics and characteristics of urban areas in Ciomas District based on physical, social and economic
aspects. In addition, this study also aims to determine several criteria or indices and factors that cause the
transformation of the Ciomas District area into an area that has urban characteristics.
The peri-urban area is a transition zone between the city and the village. This change continues to
develop in suburban areas characterized by dense urban areas and developed from rural areas characterized by
the agricultural sector. Transformation refers to a process of changing (difference) of certain characteristics at a
certain time. Peri-Urban area in Bogor Regency which has urban characteristics, one of which is Ciomas District.
This region has transformed from being previously engaged in agriculture to the footwear MSME industry sector.
This happens because every year the population increases while the land area does not experience growth which
encourages the conversion of land into settlements. The area of agricultural land decreases every year while the
need for settlements is higher so that residential land continues to increase every year.
The result of this study is an analysis that the Ciomas District area has urban characteristics, namely
changes in the livelihoods of the people who were previously farming to non-agricultural, namely industry. In
addition, the use of land for settlements is increasing every year. The construction of facilities and access to
facilities are made easier because Ciomas District is transformed into an area that has urban characteristics.
Abstrak
Mengumpulkan dan membandingkan data kependudukan, luas tanah, penggunaan lahan, dan potensi
unggulan bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan ciri perkotaan yang terdapat di Kecamatan Ciomas
berdasarkan fisik, sosial dan ekonomi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui beberapa
kriteria atau indeks serta faktor yang menyebabkan transformasi wilayah Kecamatan Ciomas menjadi wilayah
yang mempunyai ciri perkotaan.
Kawasan peri-urban adalah zona transisisi antara kota dengan desa. Perubahan ini terus berkembang di
daerah pinggiran yang bercirikan perkotaan yang padat dan terbangun dari wilayah pedesaan yang bercirikan
sektor pertanian. Transformasi merujuk pada suatu proses pergantian (perbedaan) ciri-ciri tertentu dalam suatu
waktu tertentu. Wilayah Peri-Urban di Kabupaten Bogor yang memiliki ciri perkotaan salah satunya adalah
Kecamatan Ciomas. Wilayah ini bertransformasi dari yang dulunya bergerak di bidang pertanian menjadi sektor
industri UMKM alas kaki. Hal ini terjadi karena tiap tahunnya jumlah penduduk bertambah sedangkan luas lahan
tidak mengalami pertumbuhan yang mendorong pengalihfungsian lahan menjadi permukiman. Luas lahan
pertanian tiap tahun menurun sedangkan kebutuhan akan pemukiman semakin tinggi sehingga lahan
permukiman terus meningkat setiap tahunnya.
Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan analisis bahwa wilayah Kecamatan Ciomas memiliki ciri-ciri
perkotaan yaitu perubahan mata pencaharian masyarakat yang tadinya bertani menjadi non-pertanian yaitu
industri. Selain itu, penggunaan lahan untuk permukiman tiap tahunnya bertambah. Dibangunnya fasilitas serta
akses-akses menuju fasilitas menjadi lebih mudah karena Kecamatan Ciomas bertransformasi menjadi wilayah
yang memiliki ciri perkotaan.
Kata Kunci: karakteristik, transformasi wilayah, peri-urban, sifat ciri perkotaan, fisik sosial-ekonomi.
ini terus berkembang di daerah pinggiran yang penduduk di wilayah dan negara berkembang
bercirikan perkotaan yang padat dan berbanding lurus dengan kebutuhan ruang
bercirikan sektor pertanian. Wilayah ini sangat berkembangnya jaman, tiap tahun
Transformasi merujuk pada suatu 2020 mencatat ada sekitar 268.075 penduduk
proses pergantian (perbedaan) ciri-ciri di Indonesia padahal pada tahun 2010 jumlah
tertentu dalam suatu waktu tertentu. Proses penduduk di Indonesia sebanyak 238.519 yang
ini mengandung tiga unsur penting. Pertama, mana selama satu dekade terdapat kenaikan
perbedaan merupakan aspek yang sangat penduduk sebesar 29.556 atau memiliki laju
penting dalam proses transformasi karena pertumbuhan penduduk sebesar 1,31 persen
Kedua, konsep ciri atau identitas yang Jumlah penduduk yang semakin bayak
transformasi, baik ciri sosial, ekonomi, atau ciri meningkatnya kebutuhan akan ruang baik
penampilan sesuatu. Ketiga, proses umum maupun pribadi. Hal itu sejalan dengan
transformasi selalu bersifat historis yang pemanfaatan lahan yang makin banyak
terikat pada satuan waktu yang berbeda. Oleh terutama untuk permukiman penduduk,dan
karena itu, transformasi selalu menyangkut teerjadinya perubahan alih fungsi lahan dari
perubahan masyarakat dari suatu masyarakat sektor pertanian menjadi non- pertanian.
yang lebih sederhana ke masyarakat yang lebih Proses transformasi wilayah tersebut tentunya
bukan hanya fisikal, tetapi juga perubahan salah satu wilayah peri-core Kota Bogor.
sosioekonomik dan budaya penduduk Dengan menggunakan data sekunder hasil
perdesaan yang antara lain menyangkut sensus penduduk, susenas, dan registrasi
struktur produksi, mata pencaharian, dan penduduk, serta menggunakan analisis tabel,
adat-istiadat penduduk. diharapkan dapat memberikan gambaran
Salah satu wilayah peri urban dari Kota tentang faktor yang mendorong terjadinya
Bogor adalah Kecamatan Ciomas Kabupaten transformasi wilayah peri urban.
Bogor yang berbatasan langsung dengan
Kecamatan di Kota Bogor dengan jarak 3 km II. Metode Penelitian
dari Kota Bogor. Karena letaknya strategis, Pada penelitian proses klasifikasi ini,
membuat kecamatan ini tiap tahun, semakin diperlukan metode penelitian kuantitatif
padat mulai dari banyaknya perumahan, dengan mencari di beberapa sumber
pertokoan, dan penduduk. Kecamatan Ciomas terpercaya seperti Badan Pusat Statistik dan
dahulu memiliki wilayah yang mencangkup membandingkan data dari rentang tahun 2010
Ciomas, Dramaga dan Tamansari. Kini masing- – 2020. Terkait metode penelitian yang dipakai
masing wilayah tersebut telah memiliki saat proses klasifikasi dan analisis, penelitian
kecamatan sendiri setelah adanya pemekaran ini akan menerapkan analisis deskriptif
wilayah pada tahun 1997. Kecamatan Ciomas kuantitatif dan menganalisis dari data yang
menjadi kecamatan terpadat di kabupaten didapatkan.
Bogor dengan luas wilayah terkecil di
kabupaten Bogor dengan luas wilayah hanya III. Hasil dan Pembahasan
3.1. Gambaran umum
16,3 km2. Hal tersebut dapat dilihat dari 3.1.1. Analisis Geografis
pertumbuhan penduduk dan perubahan
Secara geografis wilayah Kecamatan
penggunaan lahan yang menandakan bahwa
Ciomas, Kabupaten Bogor berada pada
Kecamatan Ciomas sudah dipengaruhi oleh
ketinggian +500mdpl dan curah hujan 14mm/t
sifat perkotaan sebagai dampak urban sprawl
dalam 296 hari hujan. Kecamatan Ciomas
dari Kota Bogor.
mempunyai luas sebesar 16,3 km2. Adapun
Faktor apa saja yang mendorong
batas Kecamatan Ciomas adalah sebagai
terjadinya transformasi pada wilayah peri
berikut:
urban, akan menjadi perhatian utama dalam
a. Sebelah Utara : Kecamatan Bogor
kajian ini, dengan studi kasus di Kecamatan
Barat (Kota Bogor)
Ciomas Kabupaten Bogor yang merupakan
b. Sebelah Selatan : Kecamatan Taman Transformasi Wilayah dari Aspek Fisik, Sosial,
dan Ekonomi
Sari dan Cijeruk
c. Sebelah Barat : Kecamatan Dramaga (Kurnianingsih: 2014) Penilaian
wilayah peri urban pada suatu daerah dapat tingkat kepadatan bangunan yaitu:
dilihat dari aspek fisik. Untuk membedakan a. Kepadatan rendah, <15 bangunan/ha.
b. Kepadatan sedang, 15-25 bangunan/ha. dari panjang keseluruhan. Putri dkk. (2010)
c. Kepadatan tinggi, > 25 bangunan/ha. turut menambahkan bahwa ketersediaan
3. Luasan Permukiman fasilitas kesehatan dan pendidikan dapat
Kepadatan permukiman berkarakteristik menunjukkan karakteristik wilayah peri urban
kekotaan dicirikan dengan semakin tingginya karena fasilitas tersebut mempengaruhi
nilai persentase lahan permukiman yang ada. kualitas kehidupan manusia dan memiliki
Sebaliknya, semakin rendah nilai persentase intensitas yang jauh lebih tinggi ada di daerah
lahan permukiman mengindikasikan bahwa berkarakteristik kekotaan.
wilayah tersebut masih kedesaan (Yunus,
2008). Adapun persentase permukiman dapat Tabel 1
diklasifikasikan menjadi 3 meliputi (Peraturan Jumlah dan Jenis Fasilitas
Menteri Perumahan Rakyat No. 11 Tahun di Kecamatan Ciomas Tahun 2020
2008): FASILITAS
SEKOLAH
a. Rendah, lahan permukiman <30%.
PENDIDIKAN
PUSKESMAS
Selain itu, Yunus (2008) menambahkan bahwa
KESEHATAN
BULU
sudah teraspal. Sehingga, makin panjang jalan SEPAK BOLA VOLI BASKET
TANGKIS
beraspal pada suatu wilayah, maka akan 4 5 11 5
TENIS MEJA FUTSAL RENANG FITNESS
semakin menunjukkan karakteristik kekotaan. 2 6 5 3
Budiyantini & Pratiwi (dalam Sari, 2017) dalam PERDAGANGAN
MINIMARKET TOKO RESTORAN WARUNG
PERJAS
menggambarkan jelas bahwa Kecamatan perkotaan semua jalan sampai jalan kecil
Ciomas memiliki aspek fisik yang memadai. sudah teraspal. Sehingga, makin panjang jalan
Fasilitas dan utilitas di Kecamatan Ciomas beraspal pada suatu wilayah, maka akan
tergolong lengkap dan cukup banyak. Hal itu semakin menunjukkan karakteristik kekotaan.
menjelaskan bahwa Kecamatan Ciomas Budiyantini & Pratiwi (dalam Sari, 2017)
aspek fisik yaitu ketersediaan fasilitas yang Berdasarkan data BPS Kecamatan
memadai. Karena, (Putri,dkk : 2010) Ciomas tahun 2020, jumlah penduduk
ketersediaan fasilitas kesehatan dan Kecamatan Ciomas adalah 170.486 jiwa.
pendidikan dapat menunjukkan karakteristik Jumlah, Pertumbuhan, dan Kepadatan
wilayah peri urban karena fasilitas tersebut Penduduk di Kecamatan Ciomas dapat dilihat
mempengaruhi kualitas kehidupan manusia di bawah ini:
dan memiliki intensitas yang jauh lebih tinggi Tabel 3
ada di daerah berkarakteristik kekotaan. Jumlah, Pertumbuhan, dan Kepadatan
Untuk prasarana utilitas di Kecamatan Penduduk di Kecamatan Ciomas
Ciomas juga tergolong baik, hal itu dijelaskan Tahun 2016 – 2020
dalam tabel bahwa untuk kualitas jaringan Jumlah Kepadatan
Pertumbuhan
No. Tahun Penduduk Penduduk
telekomunikasi di Kecamatan Ciomas itu sinyal Penduduk
(jiwa) (km2)
kuat. Selain itu, terdapat jenis transportasi
1 2016 143.803 0,04 8.820
darat yang bermobilisasi dengan trayek. Hal 2 2017 180.823 0,25 11.091
3 2018 184.663 0,29 11.329 digunakan untuk tanaman pangan. Hal itu juga
4 2019 188.624 0,32 6.528
yang membuat sayuran, buah-buahan, dan
5 2020 170.486 0,19 10.467
tanaman pangan menjadi salah satu potensi di
Sumber: BPS Kecamatan Ciomas dalam Angka 2016 – 2021
Kecamatan Ciomas selama lima tahun sejak serta membuat Kecamatan Ciomas menjadi
tahun 2016 sampai tahun 2020, terjadi salah satu daerah pemasok sayuran dan buah-
perubahan positip, yaitu bertambah dari tahun penduduk tiap tahun tidak diikuti dengan
ke tahun, pada tahun 2016 jumlahnya 143.803 pertumbuhan lahan juga yang menyebabkan
jiwa dan bertambah menjdi 180.823 jiwa. perubahan lahan pertanian menjadi lahan non-
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pertanian. Penggunaan lahan pun mengalami
jumlah penduduk pada tahun 2020 yaitu perubahan dari yang sebelumnya
170.486 jiwa dengan peningkatan jumlah kecenderungan masyarakat lebih banyak untuk
penduduk terbanyak ada pada tahun yakni pertanian dan perkebunan menjadi
2019 dengan 188.624 jiwa dengan laju dialihfungsikan untuk lahan permukiman. Lebih
Dari sektor-sektor lain, alas kaki lah Selain Kecamatan Caringin, Cijeruk,
yang menjadi potensi andalan dan unggulan Kemang, Tamansari, dan Cibungbulang dari
dari Kecamatan Ciomas ini. UMKM Alas Kaki di tabel di atas dapat diketahui bahwa
Kecamatan Ciomas ini dikategorikan menjadi Kecamatan Ciomas merupakan salah satu
dua kelompok yaitu UMKM Pengrajin dan Kecamatan penghasil dari sektor alas kaki.
UMKM Mandiri. Sebagian besar para pengrajin UMKM alas kaki ini tidak hanya untuk
alas kaki di Kecamatan Ciomas ini konsumsi dalam negeri saja tetapi sudah
mendapatkan keahlian membuat alas kaki dipercaya untuk ekspor ke luar negeri salah
yang dimiliki diperoleh secara turun-temurun satunya Kanada. Total pasar impor Kanada
dan dari pengalaman bekerja mereka. Alas Kaki untuk segmen alas kaki (empat kode HS
merupakan salah satu sektor yang berpotensi gabungan) berada di C$1,57 miliar pada 2015.
untuk di kembangkan di Kabupaten Bogor, Klaster ini ditandai dengan adanya hubungan
lebih jelasnya disajikan dalam tabel berikut. subkontrak bertingkat dengan pekerjaan
tertentu untuk pembuatan sepatu
Tabel 6 dilaksanakan oleh perusahaan dan pengrajin
Pembagian Kluster Komoditas Unggulan
terpilih. Sebagian besar keluaran dari klaster
Sekunder UMK Unggulan
Kluster Komoditas
ini dipasarkan melalui pedagang grosir di
NO Kecamatan
Unggulan
Pamijahan, Tenjolaya, Ciawi,
Jakarta, yang kemudian mengekspor ke Afrika,
Cisarua, Sukaraja,
Megamendung, Cigombong, Amerika Tengah, dan Arab Saudi, namun
Cigudeg, Tajurhalang, Tenjo,
1
Rumpin, Gunung Sindur,
Aneka Makanan sebagian besar produknya ditujukan untuk
Jonggol, Cariu, Parung,
Parung Panjang, pasar domestic.
Rancabungur.
Bojonggede, Cibinong, Berdasarkan pemaparan Menteri
Dramaga, Cileungsi,
2 Aneka Minuman Perindustrian Airlangga Hartarto, Pada tahun
Sukamakmur, Babakan
Madang
Caringin, Cijeruk, Kemang, 2016, penambahan investasi IKM alas kaki
3 Ciomas dan Tamansari, Alas Kaki
Cibungbulang diperkirakan sebesar Rp2.8 triliun dengan nilai
4 Klapanunggal Kerajinan/Boneka
Kerajinan/Sangkar produksinya mencapai Rp22,98 triliun. Dan
5 Gunung Putri
Burung
6 Ciampea Kerajinan/Tas akan diproyeksikan, nilai produksi sektor ini
7 Citeureup Kerajinan/Logam
8 Jasinga, Tanjungsari Kerajinan/Kayu akan meningkat pada tahun 2017 sebesar
9 Ciseeng, Nanggung Kerajinan/Logam
10 Sukajaya Kerajinan/Konveksi Rp24,25 triliun. Berdasarkan data Badan Pusat
Kerajinan/Bata
11 Leuwisadeng dan Leuwiliang Statistik (BPS), industri kecil dan menengah alas
Merah
Sumber: Perubahan Rencana Pembangunan Kabupaten
kaki tergabung dalam kelompok penyamakan
Bogor 2005-2025
dan produk kulit. Pada 2010, kelompok usaha
tersebut berjumlah 32.910 unit dengan jumlah perubahan positif, yaitu bertambah dari tahun
penyerapan tenaga kerja mencapai 114.495 ke tahun. Semakin tinggi kepadatan penduduk
orang di seluruh Indonesia. akan semakin tinggi tingkat transformasi
IV. Kesimpulan wilayahnya.
Berdasarkan hasil pengamatan, hasil dari Aspek Ekonomi / social-ekonomi,
penelitian ini adalah didapatkan analisis bahwa Meningkatnya jumlah pertumbuhan penduduk
wilayah Kecamatan Ciomas termasuk dalam tiap tahun tidak diikuti dengan pertumbuhan
peri-urban atau wilayah yang memiliki ciri-ciri lahan juga yang menyebabkan perubahan
perkotaan, baik dari aspek fisik, social, maupun lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian.
ekonomi. kecenderungan masyarakat lebih banyak
Aspek Fisik, Kecamatan Ciomas memiliki untuk pertanian dan perkebunan menjadi
fasilitas yang memadai. Fasilitas dan utilitas di dialihfungsikan untuk lahan permukiman.
Kecamatan Ciomas tergolong lengkap dan perubahan mata pencaharian masyarakat yang
cukup banyak. Fasilitas kesehatan, Pendidikan, tadinya bertani menjadi non-pertanian yaitu
olahraga, peribadatan, serta perdagangan dan industri. Selain itu, penggunaan lahan untuk
jasa ada di Kecamatan Ciomas. Sedangkan permukiman tiap tahunnya bertambah.
untuk Utilitas, di Kecamatan Ciomas juga Dibangunnya fasilitas perdagangan dan jasa
tergolong baik, dari segi kualitas jaringan serta akses-akses menuju fasilitas menjadi
telekomunikasi tergolong sinyal kuat. Selain lebih mudah karena Kecamatan Ciomas
itu, jenis transportasi darat yang bermobilisasi bertransformasi menjadi wilayah yang
dengan trayek yang memudahkan aktivitas memiliki ciri perkotaan.
masyarakat di Kecamatan ciomas. Jalan-jalan V. Daftar Pustaka
di Kecamatan Ciomas juga sudah Giyarsih, Sri Rum. 2009. TransFormasi
menggunakan material aspal/beton. Hal ini Wilayah. Disertasi. Fakultas Geografi
menunjukkan bahwa, Kecamatan Ciomas Universitas Gadjah mada Yogyakarta.
memiliki ciri dan karakteristik perkotaan dari Yunus, 2008. Dinamika Peri Urban.
aspek fisik. Determinan masa Depan Kota. Pustaka
Aspek Sosial, Kecamatan Ciomas selama lima Pelajar, Yogyakarta
tahun sejak tahun 2016 sampai tahun 2020, Hardati, Puji, 2011. Transformasi Wilayah
terjadi perubahan dalam jumlah penduduk Peri Urban. Kasus Di Kabupaten
pertumbuhan penduduk, dan kepadatan Semarang. Semarang: FIS Unnes,
penduduk. Jumlah penduduk mengalami Jurusan Geografi.
Kurnianingsih, Nela Agustin. 2012. “Klasifikasi Badan Pusat Statistik, 2011. Kecamatan
Tipologi Zona Perwilayahan Wilayah Ciomas dalam Angka Tahun 2011.
Peri-Urban di Kecamatan Kartasura, Bogor : BPS Kecamatan Ciomas.
Kabupaten Sukoharjo.” Tugas Akhir S1 Badan Pusat Statistik, 2015. Kecamatan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Ciomas dalam Angka Tahun 2015.
Kota, Universitas Diponegoro, Bogor : BPS Kecamatan Ciomas.
Semarang Badan Pusat Statistik, 2016. Kecamatan
Kurnianingsih, Nela Agustin. 2014. Analisis Ciomas dalam Angka Tahun 2016.
Transformasi Wilayah Peri-Urban pada Bogor : BPS Kecamatan Ciomas.
Aspek Fisik dan Sosial Ekonomi Badan Pusat Statistik, 2017. Kecamatan
(Kecamatan Kartasura). Semarang: Ciomas dalam Angka Tahun 2017.
Biro Penerbit Planologi Undip. Bogor : BPS Kecamatan Ciomas.
Oroh, Alfiando, dkk. 2019. Analisis Fisik Kementerian Perindustrian. 2012.
Wilayah Peri-Urban berdasarkan Pemantauan Impor dan Ekspor Kulit,
Aspek Fisik di Kecamatan Pineleng Barang Kulit, dan Sepatu/Alas Kaki=
Kabupaten Minahasa. Manado: Tahun 2009-2011. [Internet. [diunduh
Program Studi Perencanaan Wilayah 2012 Des 25]. [Tersedia pada :
dan Kota Universitas Sam Ratulangi. http://www.kemenperin.go.id/_jawaban.ph
p?id=4042-0818
Badan Pusat Statistik, 2018. Kecamatan
Ciomas dalam Angka Tahun 2018.
Bogor : BPS Kecamatan Ciomas.
Badan Pusat Statistik, 2019. Kecamatan
Ciomas dalam Angka Tahun 2019.
Bogor : BPS Kecamatan Ciomas.
Badan Pusat Statistik, 2020.
Kecamatan Ciomas dalam Angka Tahun 2020.
Bogor : BPS Kecamatan Ciomas.
Badan Pusat Statistik, 2021. Kecamatan
Ciomas dalam Angka Tahun 2021.
Bogor : BPS Kecamatan Ciomas.