12 Is 5

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

Venezuela memutuskan hubungan diplomatik dengan Kolombia dan memerintahkan seluruh

diplomat negara itu meninggalkan Venezuela hari Minggu.

Presiden Venezuela Hugo Chavez mengatakan dia "tidak memiliki pilihan" setelah Kolombia
menuduh Venezuela menjadi surga para gerilyawan -tuduhan yang dibantah oleh Chavez.

Chavez mengatakan tindakan pemutusan ini diambil "demi kehormatan".

Dia juga memerintahkan militer dalam keadaan siaga penuh di perbatasan antara Venezuela
dan Kolombia.

Menteri Luar Negeri Kolombia, Nicolas Maduro, mengatakan pemerintah juga


mempertimbangkan penghentian sementara penerbangan kedua negara dan memutuskan
hubungan dagang dengan Kolombia.

Presiden Chavez mengumumkan keputusan itu sesaat setelah pertemuan Organisasi Negara-
Negara Amerika, OAS, di Washinton, dimana Kolombia menampilkan bukti berupa rekaman
video, peta dan foto untuk mendukung tuduhan bahwa kelompok gerilya beraliran Marxis,
FARC, dan pemberontak ELN bermarkas di Venezuela.

"Kami tidak punya pilihan lain tetapi, demi kehormatan, untuk memutuskan seluruh
hubungan kami dengan negara tetangga Kolombia," ujar Chavez dalam siaran langsung
televisi saat menerima kunjungan pelatih nasional Argentina, Diego Maradona.

Dia mengatakan foto-foto yang ditampilkan dalam pertemuan OAS bisa saja palsu, dan
menegaskan Venezuela sudah berbuat sekuat tenaga untuk menghentikan para pemberontak
Kolombia melintasi garis perbatasan.

"Kami tidak mentolerir keberadaan FARC di Venezuela," ujarnya, sebelum menyuebut


Presiden Kolombia Alvaro Uribe, yang akan menanggalkan jabatannya, sebagai seorang "bos
mafia", "orang gila" dan "kriminal".

Dia mengindikasikan bahwa Uribe berniat mencari masalah dengan Venezuela sebelum
menanggalkan jabatannya bulan depan.

"Uribe bahkan mampu mendirikan kamp palsu di salah satu hutan milik Venezuela untuk
kemudian diserang, dibom dan menciptakan perang antara Kolombia dan Venezuela," ujar
Chaves.

Seorang pejabat Amerika Serikat yang dikutip kantor berita AFP mengatakan pemutusan
hubungan diplomatik oleh Venezuela ini bukan "jalan yang pantas" dalam menyatakan
protes.

Di Washington, duta besar Kolombia untuk OAS, Luis Alfonso Hoyos, mengatakan bukti itu
cukup kuat untuk menunjukkan bahwa sekitar 1.500 pemberontak Kolombia berlindung di
sejumlah kamp di dalam wilayah Venezuela.

Namun, duta besar Venezuela untuk OAS, Roy Chaderton, mempertanyakan bukti tersebut
dengan mengatakan foto dan tayangan video itu bisa diambil di mana saja.
Hoyos menuntut Venezuela memenuhi kewajiban internasional dalam memerangi terorisme
dan mengijinkan satu komisi internasional mengunjungi lokasi-lokasi yang dicurigai.

"Kami memiliki hak untuk menuntut agar Venezuela tidak melindungi mereka yang ingin
ditangkap oleh Kolombia," ujarnya.

Setelah pertemuan, Sekretaris Jenderal OAS Jose Miguel Insulza mengatakan kepada
wartawan bahwa badan regional ini tidak bisa melakukan misi pemeriksaan tanpa ijin dari
Venezuela.

Masalah mengenai pemberontak Kolombia di Venezuela ini sudah menjadi duri dalam
hubungan kedua negara Amerika Selatan ini dalam delapan tahun terakhir.

Tetapi pertikaian terbaru ini membawa hubungan bilateral ke titik terendah.

Wartawan BBC di Bogota mengatakan situasi ini membuat Juan Manuel Santos, yang akan
mengambil alih jabatan presiden Kolombia dalam dua minggu, menghadapi masalah yang
sulit untuk diatasi.

Analisa
Kolombia berniat menindaklanjuti langkah pembuktian di OAS ini untuk menekan Venezuela
dengan membawa masalah itu ke Pengadilan Kriminal Internasional.

Dengan hanya dua minggu sebagai presiden, Alvaro Uribe, tampaknya tidak akan banyak
mengalami kerugian dengan langkah ini.

Jaksa Agung Kolombia, Guillermo Mendoza, mengumumkan langkah itu setelah pertemuan
darurat di istana presiden.

Kolombia kemungkinan mencoba membuktikan bahwa para pejabat Venezuela bekerja sama
atau setidaknya membantu kelompok-kelompok pemberontak negara itu, yang masuk dalam
daftar teroris internasional.

Jika hal itu bisa dibuktikan, maka Venezuela bisa dinyatakan mendukung terorisme yang bisa
membuat negara itu terkena sanksi internasional.

Saat ini, tidak satu pihak pun siap menyerah. Akan tetapi situasi ini bisa berubah dalam dua
minggu ketika Juan Manuel Santos mengambil alih jabatan presiden Kolombia.

Dia telah mengindikasikan bahwa pemerintah barunya menginginkan hubungan yang lebih
baik dengan Venezuela dan pelantikannya sebagai presiden kemungkinan bisa melonggarkan
situasi yang sangat tegang ini.

You might also like