Professional Documents
Culture Documents
Tulisan Eman
Tulisan Eman
Tulisan Eman
.. No.014/S&P/III/2019
Kepada Yth
Di-
Tanggerang
HAL:PERMOHONAN PRAPERADIALAN
Dengan hormat,
MELAWAN
Adapun yang menjadi alasan permohonan para PEMOHON adalah sebagai berikut:
Oleh karena itu praperadilan menjadi satu mekanisme kontrol terhadap kemungkinan
pelanggaran HAM tersangka dan tindakan penyidik atau penuntut umum.hal ini
bertujuan agar hukum ditegakan dan terwujudnya perlindungan HAM terhadap
tersangka dalam pemeriksaan penyidikan atau penuntutan.di samping itu,praperadilan
bermaksud sebagai pengawasan secara horizontal terhadap hak-hak tersangka dalam
pemeriksaan pendahuluan(vide penjelasan pasal 80 KUHAP). Berdasarkan pada nilai
itulah penyidik dalam melakukan tindakan penetapan tersangka agar lebih
mengedepankan asas dan prinsip kehati hatian.
“oleh karena penetapan tersangka adalah bagtian dari proses penyidikan yang
merupakan perampasan terhadap hak asasi manusia maka seharusnya penetapan
tersangka oleh penyidik merupakan obyek yang dapat dimintakan perlindungan
melalui ikhtiar hukum pranata praperadilan.hal tersebut semata-mata untuk
melindungi seseorang dari tindakan sewenang-wenang penyidik yang kemungkinan
besar dapat terjadi ketika seseorang ditetapkan sebagai tersangka,padahal dalam
prosesnya ternyata ada kekeliruan maka tidak ada pranata lain selain pranata
praperadilan yang dapat memeriksa dan memutusnya;
9. \Lebih lanjut putusan mahkamah konsitusi tersebut pada halaman 106 menjelaskan
maksud dijadikanya”penetapan tersangka”sebagai obyek praperadilan,yaitu;
“agar perlakuan terhadap seseorang dalam proses pidana memperhatikan
tersangka sebagai manusia yang mempunyai harkat,martabat,dan kedudukan
yang sama dihadapan hukum.berdasarkan pertimbangan tersebut
diatas,menurut mahkamah,dalil pemohon mengenai penetapan tersangka
menjadi obyek yang diadili oleh pranata praperadilan adalah beralasan
menurut hukum”
10. Bahwa putusan mahkamah konsitusi No.21/PUU-XII/2014 a quo memperkuat
diakuinya lembaga praperadilan juga dapat memeriksa dan mengadili keabsahan
penetapan tersangka,seperti pada kutipan putusan mahkamah konsitusi
nomor.21/PUU-XII/2014 sebagai berikut;
MENGADILI
Menyatakan
1.1...........
1.2...........
1.3 pasal 77 huruf a undang-undang nomor 8 tahun 1981 tentang hukum acara
pidana(lembaran negara republik indonesia tahun 1981,nomor 76,tambahan lembaran
negara republik indonesia nomor 3209) tidak memiliki kekuatan hukum mengikat
sepanjang tidak dimaknai termasuk penetapan tersangka,penggeledahan dan
penyitaan.
1.4. pasal 77 huruf a undang-undang nomor 8 tahun 1981 tentang hukum acara pidana
(lembaran negara republik indonesia tahun 1981,nomor 76,tambahan lembaran negara
republik indonesia nomor 3209) tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang
tidak dimaknai termasuk penetapan tersangka,penggeledahan dan penyitaan.
Dus, pasal 95 ayat (1) dan (2) KUHAP pada pokoknya mengatur
tindakan penyidik atau penuntut umum yang tanpa alasan hukum
menjalankan wewenangnya dengan melanggar hak asasi tersangka (in
cosu PARA PEMOHON) tersebut menjadi objek dalam permohonan
praperadilan ini.
13. Bahwa berdasarkan pasal 2 ayat (2) peraturan mahkamah Agung nomor 4 tahun 2016
tentang larangan peninjauan kembali putusan praperadilan,permohonan praperadilan
terhadap tidak sahnya penetapan tersangka dapat dilakukan,namun hakim hanya akan
menilai aspek formil,yaitu apakah ada paling sedikit 2(dua) alat bukti yang sah dan
tidak memasuki materi perkara.
Pasal 2 ayat 2 peraturan mahkamah agung nomor 4 tahun 2016 tentang larangan
peninjauan kembali putusan praperadilan.
“(2) pemeriksaan praperadilan terhadap permohonan tentang tidak sahnya penetapan
tersangka hanya menilai aspek formal yaitu apakah ada paling sedikit 2(dua) alat
bukti yang sah dan tidak memasuki materi perkara.
Dus, berdasarkian hal-hal tersebut di atas PARA PEMOHON memiliki legal
standing untuk mengajukan permohonan praperadilan ke pengadilan negri
yang memiliki kewenangan untuk itu(in;cosupengadilan negri tanggerang)
karena objek tidak pidana(locus delicti) yang terdapat dalam laporan polisi
nomor:lp/44/i/RES1.9/2019/SPKT III/ banten tanggal 28 januari 2019 berada di
wilayah hukum pengadilan negri tanggerang.
A. FAKTA-FAKTA
1. Bahwa pada taggal 28 januari 2019 telah dibuat laporan polisi nomor
:LP/44/I/RES 1.9/2019/SPKT III/ banten terkait tindak pidana yang diduga
dilakukan oleh PARA PEMOHON. Kemudian penyidik ditreskrimun polda
banten telah membuat surat perintah penyidikan nomor : SP.sidik/12/1/RES
1.9/2019/ direstkrimum tanggal 31 jamuari 2019/direksrimum tanggal 31
januari 2019,dan mengirimkan surat pemberitahuan dimulainya surat
penyidikan nomor A.3/14/I/RES.1.9./2019/ direskrimum tanggal 31 januari
2019 kepada PARA PEMOHON dengan status terlapor yang telah diterima
oleh pemohon I pada tanggal 3 februari 2019.selanjutnya pada tanggal 4
februari 2019 TERMOHON langsung menetapkan para PEMOHON dengan
status tersangka.
2. Bahwa PARA PEMOHON dikejutkan dengan adanya surat perintah
penangkapan nomor.SP.kap/29/II/RES.1.9/2019/ direskrimum tanggal 4
februari 2019 dan surat perintah penangkapan nomor
sp.kap/30/II/RES.1.9/2019 direskrimum tanggal 4 februari 2019 yang
diberikan oleh TERMOHON dikediaman masing-masing PARA PEMOHON
tanpa adanya surat panggilan sebagai saksi terlebih dahulu yahng kemudian
pada saat itu PARA PEMOHON langsung dibawa dideriskrimum ppolda
banten untuk dimintai keterangan sebagai tersangka terhadap laporan polisi
nomor:LP/44/I/RES 1.9/2019/SPKT III/ banten tanggal 28 januari 2019 atas
dugaan tindak pidana melanggar pasal 266 KUHP jo.pasal 55 KUHP dan atau
pasal 263 KUHP jo.pasal 55 KUHP.
3. Bahwa PARA PEMOHON sama sekali tidak tahu-menahu peristiwa yang
sangkakan kepada PARA PEMOHON oleh TERMOHON terkait peristiwa
yang mana? Apabila peristiwa ini terkait dengan pemalsuan surat-surat dan
dokumen-dokumen kepemilikan tanah,maka surat surat dan dokumen
kepemilikan tanah mana yang dipalsukan hal tersebut terjadi memang
sejatinya PARA PEMOHON tidak pernah dimintai keterangan oleh
PEMOHON oleh karenanya PEMOHON sangat terkejut atas tindakan
penangkapan dan status tersangka terhadap para PEMOHON. Pemeriksaan
tersangka tenggal 4 februari 2019 dan surat perintah penahan
nomor:SP.Han/19/II/RES1.9/2019. Direskrimum tanggal 4 februari 2019.dan
surat perintah penahanan nomor: SP Han/20/II/RES1.9/2019/diretriskrum
tanggal 4 februari 2019 terhadap para PEMOHON yang saat ini telah
diperpanjang selama paling lama 40(empat puluh) hari berdasarkan surat
pemberitahuan perpanjangan penahanan nomor; b/341/II/RES1.9/2019,dan
surat pemberitahuan perpanjangan penahanan nomor SP.HAN/19/II/RES
1.9/2019/ Direskrimum tanggal 4 februari 2019. Terhadap diri para pemohon
yang saat ini telah diperpanjang jo. Surat perpanjangan penahanan nomor:
B/340/II/RES 1.9/2019/direskrimum tanggal 22 februari 2019 jo.surat
perpanjangan penahanan dari kejaksaan tinngi banten nomor B
596/O.6.4/EP.1/02/2019 tanggal 19,februari 2019,dan surat pemberitahuan
perpanjangan penahanan nomor B/341`/II/RES 1.9/2019/ direskrimum
tanggal 22 februari 2019.surat perpanjangan penahanan dari kejaksaan tinggi
banten nomor B 597/064/Ep.1/02/2019 tanggal 19 februari 2019.
4. Bahwa sebagaimana laporan polisi nomor IP/44/I/RES 1 9/2019/SPKT III/
banten tanggal 28 januari 2019.yang dibuat oleh H.roni ajroni,S.H terhadap
diri PARA PEMOHON sebagai terlapor,bermula dari pengajuan pendaftaran
sertifikat hak milik(“SHM”) ke kantor pertanahan kabupaten tanggerang oleh
PEMOHON I.atas hal tersebut PARA PEMOHON pada tahun 2013 dengan
menggunakan dasar atas kepemililkan surat ketetapan iuran pembangunan
daerah (girik) dan leter C desa balaraja nomor:876 atas nama enan bin
empi serta akta jual beli nomor:93/agr/jbl/1981 tanggal 3 april 1981
selanjutnya kantor pertanahan kabupaten tanggerang menerbitkan SHM
nomor 01406/ desa talagasari atas nama PEMOHON 1. Atas hal tersebut
PARA PEMOHON dilaporkan sebagaimana laporan polisi diduga melakukan
tindak pidana menyuruh memasukan keterangan palsu kedalam suatu akta
otentik dan/atau pemalsuan surat,sebagaimana dimaksud dalam pasal 266
KUHP jo.pasal 5 KUHP dan atau pasal 263 KUHP jo.pasal 55 KUHP.
5. Bahwa PEMOHON adalah pemilik bidang-bidang tanah yang terletak di desa
talagasari kecamatan balaraja kabupaten tanggerang dengan total luas
keseluruhan+ 5.411 m2 berdasarkan akta jual beli nomor : 93/agr/jbl/1981
tanggal 3 april 1981 antara enan bin empi sebagai penjual dengan
PEMOHON sebagai pembeli atas tanah adat Girik persil 89,89,91 dengan
leter C desa balaraja dan surat ketetapan iuran pembangunan daerah (girik)
nomor : 876 atas nama enan bin empi,yang hingga terbitnya SHM
nomor:01406/ desa talagasari atas nama PEMOHON sampai dengan saat ini
dalam kurun waktu+ 37 tahun tidak ada dokumen-dokumen lain mengenai
asal-usul kepemilikan tanah selain dokumen-dokumen kpemilikan tanah
tersebut.
6. Bahwa sebelum mengajukan pendaftaran SHM ke kantor pertanahan
kabupaten tanggerang dengan dasar leter C desa balaraja dan surat ketetapan
iuran pembangunan daerah (girik) nomor :93/Agr/jbl/1981,ada beberapa
orang yang mengakun sebagai pemilik atas objek tanah
PEMOHON,diantaranya suhari,Ajung, Atmaja,H rojak,ida piok,dan ibrohim.
7. Bahwa terhadap pengakuan tanah milik PEMOHON tersebut,kepala desa
talagasari(zuhaedi,S.E) telah memfasilitasi musyawarah di kantor desa
talagasari pada tanggal 22 maret 2013 yang dihadiri oleh beberapa orang
yang mengaku para objek tangan PEMOHON.musyawarah tersebut
dihasilkan kesepakatan bahwa PEMOHON akan membayar kompesasi
dengan alasan kemanusiaan sebesar Rp.160.000(seratus enam puluh ribu
rupiah permeter persegi) dan ditanda tangani oleh arsinah,suhari,dan ida
supoyo kesepakatan tersebut kemudian tidak terlaksana dikarenakan H.rojak
dan H.Ajung Atmaja tidak mendatangkan berita acara tersebut.
8. Bahwa PEMOHON selaku masyarakat yang memiliki bidang-bidang tanah
desa talagasari memohon kepada PEMOHON selaku p/s.kepala desa
talagasari untuk dibuatkan diketahui.
a. Surat keterangan nomor 590/105/ds.tigs/V/2013 tanggal 10 mei 2013.
b. Surat pernyataan yang dibuat oleh pemohon pada tanggal 2 mei 2013
yang diketahui oleh kepala desa talagasari pada saat itu PEMOHON II
nomor 590/99/Ds tigs/V/2013 tanggal 2 MEI 2013.
c. Surat pernyataan atas nama dihardjo.S.H (PEMOHON) terkait
kepemilikan tanah terletak di kohir 87 persil 89,89, dan 91 b terletak di
desa talagasari kec.balaraja kab.tanggerang seluas 5.810 m.
d. Surat pernyataan penguasaan fisik bidang tanah (sporadik) atas nama
dihardjo S.H (PEMOHON) tanggal 27 juni 2013
e. Surat pernyataan penguasaan fisik bidang tanah (sporadik) atas nama
dihardjo S.H (PEMOHON) tanggal 1 juli 2013 disaksikan oleh sdr.nana
sugiana dari Rahmat AR dan diketahui plt.kepala desa talagasari
(PEMOHON II)
f. Surat keterangan atas nama mulyana, S.E (PEMOHON II) nomor
590/118/SKPD tanggal 27 juni 2013;
g. Surat keterangan atas nama mulyana, S.E (PEMOHON I) tanggal 27 juni
2013 selaku Plt.kepala desa talagasari.
h. Surat permohonan hak atas nama dihardjo, S.H.(PEMOHON I) tanggal 1
juli 2013;dan/atau
i. Surat keterangan kepala desa talagasari terkait bidang tanah yang
dimohonkan sertifikat persil 89,89, dan 91 b kelas S.III/DIII C No.876
atas nama enan bin empi seluas 5.810 m
Bahwa surat surat tersebut diatas merupakan salah satu bentuk pelayanan
publik yang bersifat administratif dan hanya merujuk pada dokumen-
dokumen kepemilikan tanah yang telah digunakan PEMOHON untuk
membuat akta jual beli nomor 93/Agr/jbl/1981 tanggal 3 April 1981.setelah
dikeluarkanya surat-surat tersebut,PEMOHON 1 memohon kepada kantor
pertanahan kabupaten tanggerang untuk menerbitkan sertifikat
tanah.selanjutnya setelah PEMOHON 1 memenuhi seluruh persyaratan-
persyaratan dokumen dalam rangka pendaftaran hak atas tanah yang
kemudian kantor pertanahan kabupaten tanggerang menerbitkan SHM
nomor :01046/ Desa talagasari atas nama PEMOHON 1.
Bahwa putusan pengadialn negri tanggerang tersebut telah dikuatkan oleh putusan
pengadilan negri banten nomor:94/PDT/2017/PT.BTN tanggal 27 oktober 2017 dan saat
ini sedang dalam proses kasasi dimahkamah Agung RI oleh pemohon kasasi (dahulu para
penggugat/para pembanding yang telah diterima dan diregister pada tanggal 17 september
2018 dengan register nomor 2682 k/ PDI/2018
Dus, sejak tanah milik adat enan bin empi dijual ke PEMOHON I pada tanggal 3 April
1981 sampai dengan diterbitkanya SHM nomor : 01406/ desa talagasari atas nama
PEMOHON I oleh kantor pertanahan kabupaten tanggerang. Bahkan smapai dengan
diajukanya permohonan praperadilan ini tidak ada satu pihak pun yang memiliki
dokumen perolehan hak (surat ketetapan iuran pembagunan daerah (girik) nomor 876 atas
nama enan bin empi dan leter C desa balaraja
“(1). Barang siapa membauat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat
menimbulkan sesuatu hak perikatan atau pembebasan hutang atau
pembebasan hutang atau yang dipertunjukan sebagai bukti daripada sesuatu
hal dengan maksud untuk memakai tidak palsu,diancam jika peamakaian
tersebut dapat menimbulkan kerugian
“(2). Diancam dengan pidana yang sama barang siapa dengan sengaja
memakai surat palsu atau yang dipalsukan seolah olah sejati,jika pemakaian
surat itu dapat menimbulkan kerugian.
“(1). Barang siapa yang menyuruh memasukan keterangan palsu dalam suatu
akta oktentik mengenai sesuatu hal yang kebenaranya harus dimyatakan
oleh akta itu. Dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain
memakai akta itu seolah olah keteranganya,sesuai dengan
kebenaran,diancam,jika pemakaian itu dapat menimbulkan kerugian,dengan
pidana penjara paling lama tujuh tahun.
13. Bahwa terhadap sangkaan yang dikenakan kepada PARA PEMOHON yang
diduga telah melanggar pasal 266 KUHP dan pasal 263 KUHP dihubungkan
dengan pasal 78 ayat (2) KUHP,maka pemalsuan ysng dimaksud dalam perkara a
quo adalah terhitung 1 (satu) hari sejak kejahatan membuat surat palsu atau
kejahatan memalsukan surat digunakan,berarti terdapat 2 (dua) perubahan hukum
sebgai berikut:
b.setidak-tidaknya 32 tahun lalu sejak pembelian tanah pada tahun 1981 dari enan
bin empi sampai dengan tahun 2013 yakni sehubungan dengan dibautnya berita
acara Tangal 22 maret 2013,atau
c.setidak-tidaknya 32 tahun lalu sejak pembelian tanah pada tahun 1981 dar
enan bin empi sampai dengan tahun 2013 yakn i sehubungan dengan perbuatan
PEMOHON II dalam membuat surat keterangan nomor 590/105/Ds.tlgs/V/2013
tangal 10 mei 2013 dan surat pernyataan yang dibuat oleh pemohon I yang
diketahui oleh kepala desa talagasari(pada saat itu PEMOHON II) nomor
590/99/Ds.Tlgs/V/2013 tanggal 2 mei 2013 dalam rangka pembuatan SPPT atas
nama PEMOHON I yang pada pokoknya merujuk pada dokumen dokumen
kepemilihan tanah,yaitu surat ketetapan iuran pembangunaan daerah( IPEDA)/
Girik dan leter C desa balaraja Nomor : 876 atas nama enan binti empi yang telah
diperoleh PEMOHON I melalui pembelian tanah pada tahun 1981 dari enan binti
empi;atau
d.setidak-tidaknya 33 tahun lalu sejak pembelian tanah pada tahun 1981 dari enan
empi sampai dengan tahun 2014 saat dibuatnya akta jual beli nomor 06 tahun 2014
tanggal 21 maret 2014 terhadap SHM nomor 01408/desa talagasari atas nama
budiman suwandi.
Berarti jelas terlihat bahwa penerapan TERMOHON atas pasal 266 KUHP jo pasal
55 KUHP dan/atau pasal 263 KUHP jo.pasal 55KUHP terhadap PARA PEMOHON
adalah TELAH DALUWARSA,bahkan jauh melampaui 12 (dua belas) tahun
masa daluwarsa sebagaimana dimaksud pasal 78 kuhp
14.bahwa selanjutnya dalam pasal 263 KUHP yang menyatakan bahwa”suatu surat yang
dapat menimbulkan hak” in casu alas hak yang diperoleh oleh PEMOHON I sebagai
dasar pembuatan akta jual beli nomor : 93/Agr/jbl/1981 tanggal 3 April 1981 adalah surat
ketetapan iuran pembangunan daerah(IPEDA) girik dan leter C desa balaraja nomor :876
atas nama enan bin empi.oleh karenanya penerapan pasal 263 KUHP sejak akta jual beli
nomor : 93/Agr/jbl/1981 tanggal 3 April 1981 diterbitkan(in casu:surat yang dapat
menimbulkan hak berdasarkan pasal 263 KUHP tersebut) telah daluwarsa + 37
tahun/lebih dari 12 tahun sejak tahun 1981.
Dalam hubunganya dengan pasal 263 KUHP,Drs.Adami Chazawi S.H.dalam
bukunya”kejahatan twerhadap pemalsuan”,halaman 101-102,menjelaskan macam-
macam surat yang dapat menjadi obyek pemalsuan surat,sebagai berikut:
1. surat ketetapan iuran pembangunan daerah ( IPEDA)/girik dan leter C desa balaraja
nomor : 876 atas nama anna bin empi merupakan surat-surat yang menimbulkan
hak bagi enan bin empi untuk menjual tanah milik adat kepada PEMOHON I;
dan
2. akta jual beli nomor 91/Agr/jbl/1981 tanggal 3 april 1981 merupakan surat yang
menimbulkan hak bagi PEMOHON I untuk membuat surat pernyataan dan surat
surat permohonan kepada PEMOHON II sebagaimana dimaksud bagian A angka 8
akta jual beli nomor 93/Agr/jbl/1981 tanggal 3 april 1981 merupakan surat surat
yang menimbulkan suatu perikatan dimana enan bin empi berkedudukan selaku
penjual yang wajib menyerahkan tanah milik adat dan PEMOHON I selaku pembeli
yang berhak atas perolehan tanah milik adat dalam suatu perikatan jual beli tanah
Akta jual beli 93/Agr/Jbl/1981 tanggal 3 april 1981 berikut surat ketetapan iuran
pembangunan daerah ( IPEDA)/ Girik dan leter C desa balaraja nomor 876 atas
nama enan bin empi merupakan surat-surat yang diperuntukan sebagai bukti
mengenai suatu hal. Yang dalam perkara a quo diperuntukan sebagai bukti
kepemilikan tanah milik adat oleh ( PEMOHON I bahkan di lampirkan dalam
rangka