Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 25

MINI RISET

MK. SEJARAH ISLAM


PRODI S1 PENDIDIKAN SEJARAH - FIS

MAKALAH SEJARAH ASIA TENGGARA


PENGARUH BANGSA BARAT DI ASIA TENGGARA
Dosen Pengampuh:
Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis. M.Si

Disusun Oleh:
Joshua Jofrat Erikogusto Hutapea (3223121022)
Shinta Bella (3223121002)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL- UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
NOVEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah mini riset yang berjudul “Pengaruh Bangsa Barat di Asia Tenggara” tepat
pada waktunya. Penulisan makalah ini merupakan tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Sejarah Asia Tenggara di Universitas Negeri Medan.
Kami sebagai penulis merasa banyak kekurangan dalam penulisan makalah mini
riset ini baik dari segi materi maupun penulisannya, sebagaimana kemampuan yang kami
miliki masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu, kami mohon atas kritik dan saran yang
dapat membangun dalam penyempurnaan makalah ini.
Kami juga menyampaikan juga sebagai ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang berkaitan dalam membantu proses penyelesaian mini riset ini, khususnya kepada
dosen pengampuh, Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis. M.Si. karena beliau telah
memberikan tugas kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan tugas ini dengan
penuh tanggung jawab.
Demikianlah makalah mini riset ini, kiranya penulisan dalam makalah ini dapat
menjadi manfaat bagi kami maupun rekan-rekan semuanya, sehingga dapat menambah
wawasan kita bersama.

Medan, 18 November 2022

Tim penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 2
1.4. Manfaat Penulisan ...................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................................. 3
2.1. Kerangka Teori .......................................................................................................... 3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................................... 5
3.1. Jenis Penelitian .......................................................................................................... 5
3.2. Metode Penelitian ...................................................................................................... 6
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................................... 7
A. Hasil Penelitian ................................................................................................................ 7
4.1. Pengaruh Bangsa Barat di Asia Tenggara ................................................................... 7
4.3. Kedatangan Bangsa Barat ........................................................................................ 10
B. Penelitian Yang Relevan.............................................................................................. 16
4.3. Case Methode .......................................................................................................... 18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 20
5.1. Kesimpulan ............................................................................................................. 20
5.2. Saran ....................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 21

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. ............................................................................................................ 10
Gambar 4.2. ......................................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Asia Tenggara adalah sebuah kawasan yang mencakup Indocina dan Semenanjung
Malaya serta kepulauan sekitarnya. Sebelum kedatangan Bangsa Eropa, Asia Tenggara
telah dikenal dahulunya sebagai jalur pelayaran internasional. Pelabuhan-pelabuhannya
selalu ramai disinggahi para pedagang. Negara-negara berbentuk kerajaan telah berdiri
pada masa itu. Asia Tenggara dipengaruhi oleh kebudayaan asli, Hindu-Buddha dan
Islam. Tatanan tersebut mengalami pergeseran setelah kedatangan Bangsa Eropa yang
membawa serta nilai-nilai kolonial mereka.
Jatuhnya Konstatinopel pada tahun 1453 ke tangan Turki Usmani menyebabkan
terputusnya jalur perdagangan antara Eropa dan Asia Barat.1 Oleh karena itu, Bangsa
Eropa kemudian melakukan pencarian hingga beralih ke daerah Timur untuk mencari
Rempah-rempah, komoditi yang paling disukai dan dihargai mahal di Eropa.
Memasuki abad ke-15, Eropa telah mengalami masa Renaissance yang ditandai
dengan munculnya berbagai teori dan pemikiran serta revolusi sosial. Bangsa Eropa
melakukan pelayaran untuk menemukan kejayaan pada wilayah-wilayah yang berada di
belahan dunia lain. Revolusi Industri pada pertengahan abad ke 18 semakin mendorong
kegiatan pelayaran ini Bangsa Eropa membutuhkan lebih banyak bahan baku dan tenaga
kerja untuk membantu kegiatan perekonomian mereka, khusunya yang tersedia di Asia
Tenggara.
Selain itu, Kegiatan intelektual mendapatkan perhatian khusus sehingga para
pemikir dan penjelajah bermunculan. Atas izin penguasa Spanyol, seorang penjelajah
bernama Christoper Columbus melakukan pelayaran dan sampai di Benua Amerika pada
tahun 1492. Sementara itu, pada tahun 1498 seorang penjelajah berkebangsaan Portugis
bernama Vasco De Gama berhasil menemukan jalan ke Timur melalui Tanjung Harapan. 2

1
Anthony Reid, Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680: Jaringan perdagangan Global Asia
Tenggara, diterjemahkan oleh R.Z. Leiriessa dan P. Soemitro, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
cet. II, 2011), hlm 14.
2
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, cet. XXV, 2014), hlm 174

1
Kedua penjelajahan tersebutlah yang mempelopori bangsa-bangsa Eropa untuk mencari
kejayaan di belahan dunia lain.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh Bangsa Barat di Asia Tenggara??
2. Uraikanlah kedatangan Bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, dan Perancis
ke Asia Tenggara??
3. Apa pola umum Imperalisme di Asia Tenggara?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan tentang apa saja pengaruh yang diberikan bangsa barat di Asia
Tenggara
2. Memaparkan tentang kedatangan Bangsa-bangsa Barat di Asia Tenggara.
3. Mengetahui tentang apa itu Imperalisme dan pola- pola apa saja yg digunakan
secara umum.
4. Memenuhi tugas mata kuliah dari Ibu Dosen Pengampu.

1.4. Manfaat Penulisan

Hasil mini riset ini diharapkan mampu memperluas dan memperdalam ilmu Siswa,
Mahasiswa, ataupun Masyarakat tentang pengaruh bangsa barat di Asia Tenggara. Secara
praktis mini riset ini berguna dalam memberikan masukan ataupun saran kepada
Masyarakat perihal upaya yang bisa dilakukan dalam meningkatkan persatuan dan
kesatuan kawasan Asia Tenggara agar tidak terpengaruh oleh bangsa barat seperti dahulu.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teori

Bila bangsa Asia Tengga dapat mempertahankan letak strategis geografi, sehingga
memberikan Das Leben Kreuz atau silang kehidupan atau kebahagiaan bagi bangsa Asia
Tenggara disebut Leben Kreuz. Sebelum abad ke-16 bangsa Asia Tengga dapat
menguasai strategi atau geografi. Tapi sesudah Malaka pada tahun 1511 drebut Portugis
sehingga letak geografi Asia Tengga dapat menguasai letak geogtafi. Asia Tenggara
dikuasai bangsa asing sehingga menjadi Das Totem Kreuz atau silang kematian bagi
bangsa-bangsa Asia Tenggara.
Kolonialisme memasuki Asia Tenggara sejalanbdengan sejarahbyang berlangsung
di Eropa. Hal ini ada hubungannya dengan mendatangkan dan menanamkan kekuasaan
colonial iti di Asia Tenggara yang dilakukan oleh orang-orang Eropa, dimulai dari
Portugis dan Soanyol kemudiaan diikuti oleh Belanda, Inggris, Prancis dan Amerika
Serikat. Persoalannya adalah berpusat pada masalah dagangvdengan sumber-sumber
kehidupan orang-orang Eropa.
Secara etimologi, kata imperialism berasal dari bahasa latin yaitu imperare, artinya
memerintah. Sedangkan hak untuk memerintah disebut dengan Imperium dan orang yang
berhak memerintah disebut dengan Imperator. Imperialism adalah kegiatan politik yang
digunakan untuk menguasai daerah/wilayah di negara lain. Caranya dengan menanamkan
aturan/ideologi mereka untuk memperluas area kekuasannya.
Kolonialisme dan Imperialisme memasuki wilayah Asia Tenggara sejalan dengan
sejarah berlangsungnya bangsa Eropa. Dimulai dari peristiwa penjelajahan Samudra yang
dilakukan oleh bangsa-bangsa barat. Juga beberapa peristiwa yang terjadi seperti,
jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan Turki Utsmani pada 1453 yang mengakibatkan
perebutan pusat-pusat perdagangan kota di Italia. Juga berhasilnya orang-orang Kristen
Eropa memukul mundur tantara Islam dari Portugis dan juga Spanyol pada tahun 1492.
Peristiwa-peristiwa diatas merupakan pemicu jalannya bangsa Asing khususnya
bangsa Barat melakukan penjelajahan ke daratan baru. Salah satu tujuannya untuk

3
mencari sumber rempah-rempah dan jaringan perdagangan yang sebelumnya telah
terputus sejak jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan Turki Utsmani. Pola Imperialisme
bangsa Barat ke Asia tenggara bermaksud untuk:
 Gold (emas)
 Glory (kejayaan)
 Gospel (Agama)
Ketiga-tiganya lebih dikenal dengan Triology G. maksudnya yaitu negara penjajah
bertujuan untuk mendapatkan kekayaan, kejayaan dan menyebarkan agama yang mereka
percayai. Imperialisme di Asia Tenggara juga dilatar belakangi kebutuhan daerah
pemasaran dari produk yang telah dihasilkan negara Eropa. Asia Tenggara yang memiliki
daerah luas dan penduduk yang padat sangat tepat dijadikan sebagai daerah pemasaran
barang-barang yang telah diproduksi industri-industri negara-negara Barat.
Bentuk Imperialisme dan Kolonialisme di Asia tenggara di bagi kedalam dua
priode, yaitu periode abad ke 16 dan periode abad ke 18. Periode abad ke 16 dan 18 yang
dimulai jatuhnya Malaka ke tangan portugis dan berakhir sekitar jatuhnya VOC di
Indonesia. Pada abad ke 16 dan sampai dengan abad ke 18 bersifat merkantilisme. Usaha
utama berupa abrang-barang langka, barang-barang lux, rempah-rempah, lada dan
sebagainya. Pada saat itu teknologi dunia timur masih mengungguli teknologi barat. Cara
penanaman kekuasaan pada saat itu disesuaikan dengan kepentungan Kolonial pada
waktu itu. Karena penanaman kekuasaan yang pokok ada dua macam yaitu:
 Melindungi perdagangan terhadap persaingan dan monopoli yang sudah
diperoleh (melindungi pasar barang)
 Menguasai jalan niaga (keamanan pelayaran) dengan cara menguasai lautan
India.
Untuk menanamkan kekuasaan tersebut, maka disamping menguasai samudera
juga dibuat benteng-benteng atau pos yang dijadikan pusat kekuasaan. Pos-pos tersebut
tersebar di seluruh wilayah jajahan dan dikordinasikan dari suatu tempat (pos pusat)
misalnya kalau Belanda di Batavia sedangkan Inggris di Kalkuta.

4
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Desain PenelitianDesain penelitian adalah semua proses yang di perlukan dalam


perencanaa dan pelaksanaan penelitian, dalam arti sempit desain pelitian adalah
pengumpulan dan analisa data (Moh.Nazir, 1988: 99). Sedangkan menurut Moleong,
(2014: 71 ) desain adalah pedoman atau prosedur serta teknik dalam perencanaan
penelitian yang bertujuan untuk membangun strategi yang berguna untuk membangun
strategi yang menghasilkan blurprint atau model penelitian. Dalam penelitian ini
menggunakan Desain Penelitian Deskriptif Kuantitatif.
Menurut Kuncoro, (2009: 145) Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam skala
numerik (angka) dan dinyatakan oleh Sugiyono, (2014 : 224) bahwa data kuantitatif
adalah data yang bersifat numerik atau angka yang dapat dianalisis dengan mengunakan
statistik.

3.1. Jenis Penelitian

Dengan demikian, laporan mini riset ini akan berisi penjelasan untuk memahami
sebuah proses dan pemaknaannya secara lebih dalam melalui interpretasi. Penelitian
kualitatf Deskriptif yang bersifat studi pustaka dipilih karena mini riset ini mengkaji
beberapa Buku dan Jurnal tentang kolonialisme dan imperialisme di Asia Tenggara.
Dalam penelitian ini kelompok kami berperan sebagai pengkaji historis terhadap literatur
yang dikaji. Di samping itu, peneliti menggunakan instrumen pengumpulan data dan
menyimpulkannya. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan
pengkajian studi pustaka terhadap literatur. Untuk menjaga keabsahan data peneliti
melakukan ketekunan pengamatan, konsultasi dengan pembimbing, dan diskusi dengan
teman. Analisis data penelitian ini dilakukan secara kualitatif yang bersifat studi pustaka.
Penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti
merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005).

5
3.2. Metode Penelitian

Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat studi
pustaka (library research) yang menggunkan buku-buku dan literatur-literatur lainnya
sebagai objek yang utama (Hadi, 1995: 3). Yang dimana penelitian ini menggunakan
beberapa sumber literatur yaitu berupa buku dan jurnal serta juga website yang relevan.

6
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

4.1. Pengaruh Bangsa Barat di Asia Tenggara


1. Bidang Politik dan Ekonomi
 Penetapan Undang-undang
Bangsa Eropa enggan mematuhi peraturan yang telah ditetepkan oleh
Kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara. Sebaliknya, mereka berusaha
mengalahkan kerajaan tersebut dengan membuat undang-undang yang harus
diikuti oleh wilayah jajahannya. Contohnya adalah serangan yang dilakukan
oleh Belanda kepada Kerajaan Buleleng setelah kapalnya dirampas dalam
hukum tawan karang (1844).
 Pendirian Kongsi Dagang
Pada umumnya Kerajaan Eropa mengumpulkan para wirausahawan dalam
sebuah kongsi dagang. Perkumpulan ini dapat berperan sebagai tangan
pemerintah dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi dan penyedia kas. Kongsi
Dagang Belanda, VOC (Vereenigde Oost-Indesche Compagnie) yang
bersitegang dengan EIC (East Indies Company) milik Inggris dalam
memperebutkan pengaruh di Asia Tenggara.
Di Indonesia VOC merumuskan dan menetapkan berbagai kebijakan, antara
lain:
- Menguasai Pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk
melaksanakan monopoli perdagangan.
- Melaksanakan politik devide et impera3 dalam rangka untuk mengawasi
kerajaan-kerajaan di Indonesia.
- Untuk memperkuat kedudukannya, maka diperlukan pengangkatan
seorang Gubernur Jendral.

3
Dikenal juga sebagai politik pecah belah atau siasat adu domba. Praktik ini dijalankan pemerintah
kolonial untuk mengurangi kekuatan penguasa lokal.

7
- Melaksanakan sepenuhnya Hak Otroi4 yang diberikan pemerintah
Belanda.
- Membangun pangkalan/markas VOC yang semula di Banten dan Ambon,
dipindahkan ke Jayakarta (Batavia).
- Melaksanakan Hongitochen5
- Adanya verplichte levarantie (penyerahan wajib) dan culturstelsel (tanam
paksa).

Adapun dampak yang dihasilkan dari penerapan-penerapan kebijakan


tersebut adalah:
- Berkurangnya Eksistensi dan Kekuasan Penguasa lokal.
- Meningkatnya Kemiskinan di Kalangan Rakyat Jajahan.
2. Bidang Pendidikan
 Sistem Pendidikan Formal
Bangsa Eropa memperkenalkan sistem laporan, absensi, jadwal harian, dan
pendidikan berjenjang.
 Pengajaran Bahasa dan Pemikiran Eropa
3. Bidang Sosial dan Budaya
 Tersebarnya Agama Kristen di Asia Tenggara
Salah satu negara yang mendapatkan pengaruh Kristen yang cukup kental di
Asia Tenggara adalah Filipina. Katolik adalah agama yang dipeluk oleh
mayoritas penduduk Filipina, mencapai 82,9 dari total 104,256,076 penduduk. 6

4
Hak-hak istimewa yang diberikan oleh pemerintah Belanda kepada VOC, yang terdiri dari: a) monopoli
perdagangan, b) mencetak dan mengedarkan uang, c) mengangkat dan memberhentikan pegawai, d)
mengadakan perjanjian dengan para raja, e) memiliki tantara untuk mempertahankan diri, f) memiliki
benteng, g) menyatakan perang dan damai, h) mengangkat dan memberhentikan penguasa setempat.
5
Disebut pelayaran Hongi, adalah suatu bentuk pelayaran yang dilakukan oleh pemerintah VOC Belanda
yang bertujuan menjaga keberlangsungan monopoli rempah-rempah di Kepulauan Maluku dan sekitarnya,
dengan menggunakan armada perahu kora-kora mengejar pelaku penyeludupan rempah-rempah dan
menangkap kapa lasing lainnya.
6
Central Intelligence Agency (US), “PHILIPPINES”, diakses dari
https://www.cia.gov/library/publications/theworld-factbook/geos/rp.html pada 15-12-2022,
21:38 WIB.

8
 Pembangunan Benteng dan Kota
Bangsa Eropa banyak mendirikan benteng sebagai pertahanan di Asia
Tenggara, salah satunya Benteng Malborough yang merupakan peninggalan
EIC (East Indies Company) di Bengkulu. Bentuk penataan kota juga
disesuaikan dengan kepentingan kolonialisme.
 Stratifikasi Sosial
Bangsa Eropa mengelompokkan warga negara berdasarkan keterunan atau
tempat kelahiran. Sebagai contoh di Filipina terjadi pembagian warga negara
sebagai berikut: 1). Orang Spanyol yang lahir di Spanyol, 2). Orang Spanyol
yang lahir di Amerika atau Filipina, dan 3). Penduduk Filipina non-Spanyol.
Sebagai perbandingan, pemerintah kolonial Belanda membagi masyarakat
Indonesia menjadi tiga golongan, yaitu: 1). Orang Belanda dan Eropa lainnya,
2). Orang Indo-Eropa dan Timur Asing (Cina, Arab, India), dan 3). Orang
Bumi Putera yang terdiri dari pegawai pemerintahan Indonesia dibawah
kolonial dan rakyat jelata. Pada sistem stratifikasi sosial tersebut, selain
dipengaruhi oleh keturunan juga berdasarkan pembagian kerja dan kontribusi
modal terhadap pemerintah Kolonial. ( (Kolonialisme Eropa di Asia Tenggara,
2017)

9
4.3. Kedatangan Bangsa Barat

Gambar 4.1 Alur Kedatangan Bangsa Barat ke Asia Tenggara


Sumber: archive.org

A. Bangsa Portugis

Pada pertengahan abad ke-15, portugis mulai melakukan penjelajahan


samudera pertama di Eropa. Pelayaran pertama dipimpin oleh Bartholemeus Diaz.
Pada tahun 1478 Bartholemeus Diaz melalui kota Lisabon kea rah Timur, menyusuri
pantai barat Afrika, namun ia terdampar di ujung selatan Benua Afrika (Tanjung
Harapan). Pada 1497 dilakukan Kembali pelayaran yang dipimpin oleh Vasco Da
Gama mengikuti rute Bartholemeus Diaz, dari Kota Lisabon-pantai barat Afrika-
Tanjung Harapan menuju pantai timur Afrika dan menemukan Kota Calicut India
dan disana ia mendapat informasi bahwa pulau rempah-rempah ada di Malaka, Asia
Tenggara.
Bangsa Portugis yang menemukan Malaka adalah Alfonso d’Albuqerque.
Malaka adalah pusat perdagangan rempah-rempah dan pada tahun 1511 ekspedisi
Alfonso d’Albuqerque berhasil merebut Malaka dari tangan Sultan Mahmud Syah.
Berdasarkan catatan ekspedisi Tome Pires 7, alasan Portugis bersikeras menguasai
Malaka adalah karena Malaka mempunyai kedudukan strategis dan memiliki peluang
ekonomi yang potensial.

7
Tome Pires, dalam bukunya, Suma Oriental. Buku ini sebenarnya adalah naskah laporan resmi untuk Raja
Emanuel di Portugal tentang potensi dan peluang ekonomi di wilayah-wilayah yang baru dikenal Portugis
selama ia mendapingi Alfonso de Albuquerqe dalam pelayarannya (1512-1515). Oleh sebab itu, laporan
yang terdiri atas enam jilid tidak pernah diterbitkan sama sekali. Namun, berdasarkan versi Salinannya
yang ditemukan di perpustakaan Chambre des deputes di Paris, Armando Cortesao menerbitkan
terjemahannya dalam bahasa inggris pada tahun 1944.

10
Gambar 4.2 Halaman Judul Suma Oriental
Sumber: archive.org

Setakluknya Malaka, Portugis mulai melakukan kolonialnya melalui


perdagangan langsung dan terbuka dengan penghasil rempah-rempah lainnya,
seperti:Ternate, Banda, Seram, Ambon, dan Timor sembari memperluas
kekuasaanya ke Maluku. Berbeda dengan Malaka, Portugis di Maluku menjumpai
perselisihan antara Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore. Portugis kemudian
membantu Ternate untuk mengalahkan Tidore yang saat itu dibantu oleh Spanyol.
Sebagai imbalannya, Portugis meminta imbalannya dengan hak memonopoli
perdagangan cengkeh dan pala di Ternate. Sebagaimana dalam M.C. Ricklefs (2010)
dalam bukunya sejarah Indonesia Modern 1200-2008, Portugis berusaha
mendapatkan rempah-rempah, yang berarti menemukan jalan ke Asia dengan tujuan
memotong jalur pelayaran para pedagang islam, yang melalui tempat penjualan
mereka di Venesia, yang terletak di Laut Tengah (Mediterania). Dengan begitu,
Portugis bisa memonopoli impor rempah-rempah ke Eropa.
B. Bangsa Spanyol

Perjanjian Tordesillas (diprakarsai oleh Paus Alexander VI, pada 1494),


membagi dunia menjadi dua. Spanyol mengkoloni layaknya Portugis, dengan visi
dan misi yang sama, yakni daerah kekuasaan, kekayaan (monopoli perdagangan
rempah-rempah), dan politik anti-Islam yang terkenal dengan semangat Reconquista
atau penaklukan Kembali. Spanyol mengirim Christoper Columbus sebagai
Conquistador (Penakluk) untuk menuju sumber rempah-rempah dan mendirikan
koloni disana, tetapi ia malah mendarat di Amerika.

11
Ketika Conquistador Sebastian del Cano mendarat di Maluku, Spanyol
menggunakan Kerajaan Tidore sebagai pion untuk merebut dominasi Portugis.
Melalui devide et impera, keduanya baik Portugis maupun Spanyol sama-sama
memperoleh keuntungan berupa monopoli perdagangan di masing-masing kerajaan.
Tapi, karena persaingan keduanya tidak kunjung usai, maka dibuatlah perjanjian
Zaragosa pada 1529 untuk mempertegas perjanjian Tordesillas tentang mana jatah
Spanyol membentang dari Mexico barat sampai kepulauan Filipina, dan wilayah
Portugis membentang dari Brazil ke timur sampai kepulauan Maluku. Secara de jure
Maluku menjadi milik Portugis, dan Spanyol memfokuskan kegiatan di Filipina,
yang telah ditemukan Magelhaens pada 1521 atas perintah Raja Karel V.
Menurut Allen (1977), penjelajahan Spanyol ke Filipina mempunyai dua motif
pokok yaitu, yang kemudian menjadi Gold, Glory, dan Gospel. Pertama adalah
pembukaan pos perdagangan ke Asia. Kedua adalah penyebaran agama Katholik.
Sebagaimana surat wasiat terakhir Ratu Isabella, (dalam Ahmat, 2006):

….…Tujuan utama negara kita adalah senantiasa untuk Menurkarkan agama


penduduk-penduduk pulau-pulau Hindia dan Terra Firma kepada agama suci kita dan
menghantarkan mereka biskop-biskop, mubaligh dan orang terpelajar yang lain untuk
mengajarkan, mendidik, dan melatih mereka supaya bertata tertib…….
Magelhans, kali pertama tiba langsung menggelar upacara Missa, dan atas
nama raja ia memasang salib sebagai tanda pulau merupakan koloni Spanyol
beragama Katholik. Atas tindakan tanpa kompromi, terjadi konflik dengan pribumi
yang berakhir dengan tewasnya Magelhans. Anak buah yang tersisa lantas kembali
dan menamakan pulau itu sebagai St. Lazarus. Baru tahun 1526 raja mengirim
Hernando Cortez, sang Conquestador Mexico, ke St.Lazarus. karena orang-orang
Filipina yang pada saat itu muslim sulit ditundukkan, maka 1542 raja mengirim
bantuan yang dipimpin Ruy Lopez dan Vilalobos 8.

8
Ia mengganti nama St.Lazarus menjadi Philipinase pada 1560, sebagai penghormatan kepada Don
Philips II, putera Raja Karel V

12
C. Bangsa Belanda

Secara umum, Kolonial Belanda selama menjajah Nusantara dibagi dua


periode, yakni periode VOC (1602-1799) dan periode pemerintahan Hindia Belanda
(1800-1942). Peraturan yang tampak dalam kebijakan semasa VOC bercorak
sentralistik, sedangkan corak yang tampak semasa Hindia Belanda adalah
desentralistik.
Kebijakan Kolonial Verenigde Oost-Indesche Compagnie (VOC)
Berbeda dari bangsa barat lainnya, bila kita dicermati Kembali tujuan utama
Belanda ke Nusantara adalah rempah-rempah, sebagai bahan senilai emas. Saat
Belanda masih koloni Spanyol, pedagang Belanda yang berpusat di Rotterdam
berbelanja rempah di Lisabon (ibu kota Portugis), tapi setelah perkeang selama 80
tahun, Belanda berhasil merdeka dari Spanyol. Namun, Spanyol justru berhasil
menaklukkan Portugis pada 1580. Takluknya Portugis oleh Spanyol otomatis
membuat Belanda memulai ekspedisi menemukan penghasil rempah.
Berdasarkan petunjuk Jan Huygen van Linscoten9, pada 1596 armada Belanda
dibawah komando Cornelis de Houtman mendarat di Banten. Karena hubungan
Banten dengan Portugis sedang memburuk, Belanda disambut baik dengan harapan
akan membela Banten dalam penyerangan ke Palembang. Namun harapan itu tidak
terwujud. Houtman ditangkap karena hanya mau membeli rempah saat musim panen,
itupun melalui tengkulak Cina. Ia ditangkap dan baru dibebaskan setelah membayar
tebusan.
Bertolak dari Banten mereka menuju Bali. Tapi karena di Bali juga mengalami
pengusiran, Houtman hanya membawa pulang sedikit rempah. Meskipun tegolong
gagal, Houtman tetap disambut baik dan dianggap pelopor pelayaran menuju
Nusantara. Saat pelayaran kedua dengan delapan dibawah Jacob van Neck dan

9
Jan Huygen Van Linscoten adalah pelaut Belanda yang pernah ke Indonesia karena bekerja untuk
kongsi dagang Spanyol pada 1579 dan bekerja untuk kongsi dagang Portugis pada 1583-1598 di Goa-
India. Ia memetakan beberapa tempat berpotensi rempah di Pulau Jawa yang terbebas dari Portugis

13
Wybrect van Waerwyck pada 1598. Belanda berhasil mengangkut tiga kapal rempah
dan mengirimnya ke Belanda. Sementara lima kapal sisanya menuju Maluku.
VOC dibentuk tahun 1602 sebagai bentuk penyatuan (merger) beberapa serikat
dagang Belanda. Kepada VOC pemerintah Belanda memberi hak Octroi (hak-hak
istimewa), seperti: hak monopoli perdagangan, hak mencetak uang sendiri, hak
mengumumkan perang, dan hak membuat perjanjian dengan penguasa lokal atau
para raja (Wiharyanto, 2007). Status layaknya sebuah negara ini membuat VOC
punya otonomi khusus untuk bertindak. Sebab, hak membuat perjanjian melingkupi
hak mengangkat dan memberhentikan pegawai/penguasa setempat. Sebagai sarana
mewujudkannya, pemerintah Belanda melengkapi VOC dengan pasukan bersenjata
dan izin mendirikan benteng.
Berkat kewenangan ini, VOC dibawah Steven van der Haagen merampas loji
(pangkalan dagang) yang juga berfungsi sebagai benteng. Pada 1609 VOC
mendirikan lojinya sendiri di Banten, yang dikepalai oleh Francois Wittert. VOC
tidak menjadikan Ambon sebagai basis utama pangkalan dagang, sebab Ambon
kurang strategis (jauh dari Selat Malaka). Maka dipilihlah Jayakarta.

D. Bangsa Perancis

Imperialisme pertama kali diperkenalkan pada tahun 1830 oleh Napoleon


Bonaparte di Prancis. Imperialisme tersebut bertujuan untuk memperoleh
keuntungan ekonomi. Selain factor ekonomi, terdapat satu kepercayaan bahwa
sebuah bangsa lebih mulia atau lebih baik dari bangsa lain yang dikenal dengan
Etnosentrisme. Sama seperti Belanda yang awalnya datang ke wilayah Asia
Tenggara untuk mencari rempah-rempah atau membuka jalur perdagangan, Perancis
juga mencoba buka jalur perdagangan di Asia Tenggara. Pada tahun 1601 sebuah
ekspedisi mendarat di Banten, pada tahun 1603 maskapai dagang Hindia Timur
didirikan di Paris (Detik.com, 2022).
Tujuan lain Perancis datang ke Asia tenggara adalah untuk misionaritas gereja
Roma Katolik. Dengan dikirimnya biarawan Jesuit pada tahun 1615 di Fai Fo,

14
Tourine. Pada tahun 1662 sejumlah biarawan di kirim dengan niat masuk ke
Vietnam. Lalu awal mula kedudukan Perancis di Vietnam adalah saat seorang Rahibn
Perancis bernama Pierre Joseph georges Pigneau yang berjasa menolong Nguyen ahn
dari ancaman serangan tay Son bersaudara pada 1777.
Negara jajahan Perancis di Asia Tenggara sendiri yaitu, Kamboja, Laos, dan
Vietnam. Negara-negara ini disebut dengan wilayah Indocina dengan sektor mata
pencahariannya bergerak di bidang agraris. Pemerintahan Perancis di Indocina pada
dasarnya bersifat sentralisasi, sekalipun bagian bawahnya tetap menggunakan
Lembaga-lembaga pemerintahan tradisional beserta pejabat-pejabatnya. Pejabat-
pejabat ini diambil dari golongan elit tradisional, sehingga golongan menengah yang
berposisi sebagai elite baru, dapat dikatakan tidak mendapat tempat dalam
pemerintahan.

E. Inggris

Perhatian inggris atas Asia Tenggara Dimuai ketika pada thun 1579
penjelajahan F. Drake singgah di Ternate. Maluku dalam perjalanan keliling
dunianya. Ekspedisi lainnya dikirim kan pada akhir abad XVI dan pada ytahun 1600
EIC dibentuk untuk mengadakan hubungan dagang dengan kepulauan rempah-
rempah. Pada tahun 1602 armadanya sampai Banten dan mendirikan loji (stasiun
perdagangan) di sana. Pada tahun 1604 perdagangan dengan Ambon dan banda di
buka. Pada tahun 1612 mereka mendirikan lojinya di Pattani sebelah selatn kerajaan
Ayuthya. Pada tahun 1609 mendirikan pos perdagangan di Sukadana (Kalimantan),
1613 berdagang dengan Makasar dan pada tahun 1614 juga mendirikan loji di
Jakarta.
Dalam usaha perdagangan itu Inggris mendapat perlawanan kuat dari Belanda,
Belanda tidak segan-segan unuk menggunakan kekerasan untuk mengusir inggris
dari daerah Asia Tenggara kepulauan. Kolonial Inggris di Nyanmar berstatus
propinsi, pemerintahnnya sehari-hari berkedudukan di Akyab, Arakan. Drdang
gubernurnya berkedudukan di Kalkuta, India. Kecuali di daerah yang langsung oleh

15
pemerintahan colonial Inggris seperti di Pulau Penang. Provinsi Wellesley, malaka
dan Singapura pemerintahan daerah diserahkan sepenuhnya kepada sultan-sultan
pribumi.
Berdasarkan sistem pemerintahan didaerah Malaya tersebut, maka terlihat
bahawa kekuasaan para sultan dibiarkan berjalan terus menurut tradisi masing-
masing. Eksploitasi colonial dilakuakn diwilayah yang terletak diluar wilayah yang
dipergunakan oleh kerajaan dan rakyatnya, kecuali Penang yang sejaka tahun 1786
dijadikan sebagai pangkalan kapal-kapal Inggris untuk melindungi pelayaran di Selat
Malaka. Diwilayah yang dipergunakan untuk eksploitasi colonial (perkebunan karet,
kelapa, sawit dan tambang timah) tenaga tehnisnya diambil dari wilayah China,
sementara itu rakyat pribumi Melayu yang jumlahnya idak banyak tetap dibawah
Sultan-sultan-nya dan diperintah menurut tradisi. (Lubis, H. S. Dewi. 2013)

B. Penelitian Yang Relevan

Suatu penelitian dikatakan memiliki kebaruan apabila penelitian tersebut mempunyai


perbedaan dengan penelitian terdahulu, maka penting untuk mengetahui penelitian
sebelumnya yang sejenis. Berikut ini beberapa penelitian ilmiah yang relevan dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini:

1. Hafnita Sari Dewi Lubis. 2013. Sejarah Asia Tenggara. Dalam buku yang
diterbitkan oleh Unimed Press, memaparkan bahwa Kolonialisme dan
Imperialisme Barat di Asia Tenggara salah satunya dilatar belakangi oleh letak
Asia Tenggara yang strategis serta melimpahnya sumber daya alam. Kolonialisme
memasuki Asia Tenggara sejalan dengan sejarah yang berlangsung di Eropa.
Kekuasaan di Asia Tenggara di tanamkan oleh negara-negara seperti Portugi dan
Spanyol kemudian diikuti oleh Inggris, Belanda, Prancis dan Amerika Serikat.
Praktik kolonial negara-negara Barat ini banyak menghadirkan dampak negatif
bagi negara kawasan Asia Tenggara itu sendiri mulai dari eksploitasi sumber daya
alam bahkan manusia hingga beberapa kebijakan negara kolonial yang hanya
memberikan kerugian bagi negara jajahan.

16
2. Suratminto, L. 2016. Belajar Sejarah Kolonial melalui Pameran Koleksi Lukisan
Jadoel. Dalam jurnal Paradigma: Jurnal Kajian Budaya, volume 1, nomor 1, 62-
72. Hasil pembahasan jurnal ini yaitu terhimpunnya data-data Gubernur masa
kolonial Hindia-Belanda (Nederlandsch-Indië) sebagian besar memulai kariernya
di Belanda. Pada masa Republik para Gubernur jenderal ini diangkat oleh De
Heeren XVII (Dewan XVII) yang kamar dagangnya berkedudukan di Amsterdam.
Pada masa Kerajaan mereka diangkat oleh Raja atau Ratu Belanda, kemudian ia
berangkat ke Hindia Timur (Indonesia). Sangat menarik untuk diteliti secara
mendalam dari berbagai bidang studi bahwa dari 33 Gubernur Jenderal VOC 23
di antaranya meninggal di Batavia pada saat sedang menjalankan tugas,
sedangkan dari 32 Gubernur Jenderal Hindia-Belanda hanya tiga orang yang
meninggal di Indonesia, di Batavia, di Bogor dan di Surabaya.
3. Samsi Wahyudi dan Ragil Agustono. 2017. Peranan Jan Pieterzoon Coen di
Bidang Politik dan Militer Tahun 1619-1623. Lampung. Dalam jurnal
SWARNADWIPA, volume 1 nomor 1. Dipaparkan VOC adalah suatu
persekutuan kongsi dagang Belanda sebagai hasil fusi antar kongsi yang telah ada,
secara resmi terbentuk di Amsterdam pada 20 Maret 1602. Kongsi dagang
Belanda ini diberi nama Vereenigde Oost Indische Compagnie atau dapat disebut
dengan Kongsi Dagang Hindia Timur. Adapun tujuan terbentuknya VOC ini
untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antar sesama kelompok pedagang
Belanda yang telah ada dan untuk memperkuat kedudukan Belanda dalam
menghadapi persaingan dengan cara pedagang VOC dipimpin oleh sebuah dewan
yang beranggotakan 17 orang, sehingga disebut Dewan Tujuh Belas (de Heeren
XVII). Untuk mengatasi persaingan diantara pedagang Belanda dan persaingan
pedagang Belanda dengan Portugis, maka pedagang Belanda dengan di dukung
oleh pemerintahnya membentuk kongsi dagang yang bernama VOC (vereenigde
oost indische compagnie) pada tanggal 20 Maret 1620. Menurut Sartono
Kartodirdjo, (1987:17) VOC adalah badan yang bersifat partikelir, dimana para
pedagang Belanda bergabung didalamnya. Tujuan VOC di Indonesia, antara lain:
Menguasai pelabuhan-pelabuhan penting, Menguasai kerajaankerajaan di

17
Indonesia, Melaksanakan monopoli perdagangan, Menghindari persaingan yang
tidak sehat sesama pedagang Belanda sehingga keuntungan dapat diperoleh secara
maksimal, Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan
bangsa Eropa ataupun bangsa Asia lainnya, Membantu pemerintah Belanda yang
sedang berjuang menghadapi Spanyol yang ingin menguasai wilayah Belanda.

4.3. Case Methode

Penjelajahan samudera tidak hanya dilakukan oleh satu negara saja, tetapi banyak
negara-negara Barat melakuakn penjelajahan untuk mencari wilayah baru. Contohnya
pelayaran Columbus yang merupakan seorang pelaut Portugis yang berhasil menemukan
benua Amerika. Pelayaran columbus tersebut menimbulkan sengketa yang
memperuncing pertentangan antara Portugis dan Spanyol. Portugis adalah pelopor dan
pionir pelyaran mencari jalan ke Benua Asia sampai kepulau-pulau sebelah timur India,
walaupun hanya dengan menyebrangi samudera Atlantik. Menurut kenyataan berlainan
dengan dugaan umum itu, dugaan yang beralaskan kebohongan dan kebodohan itu
menjadi dasar bagi Portugis untuk menuntut Spanyol yang telah memasuki daerah yang
hanya Portugis yang bisa mendatanginya dan mengeksploitasinya.
Solusi yang diberikan saat itu adalah Paus Alexander bersedia menjadi pemisah
dengan menentukan dalam suatu perjanjian yaitu Meridian yang menjadi garis damarkasi
timur-barat bagi negara Portugis dan Spanyol pada tanggal 4 mei 1493 ditetapkan Paus
(the papel bull) yang dimulai dengan kalimat inter caitera. Garis Meredian tersebut
merupakan garis perbatasan dari kutub Utara menuju kutub Selatan di Samudra atlantik.
Pengaruh bangsa Barat di masa sekarang dapat kita lihat dari kehidupan seharai-
hari khususnya remaja. Ada yang berdampak baik serta ada juga yang berdampak buruk.
Dapat kita lihat pengaruh Barat atau Westernisasi, yaitu gaya hidup kebarat-baratan
seperti berpakaian, tingkah laku, maupun kebudayaan yang meniru bangsa Barat. Nah
kita tahu bahwa tidak semua pengaruh dari luar itu bisa diterima dan diterapkan di negara
kita. Karena ada beberapa kebiasaan atau kebudayaan dari luar yang tidak sesuai dengan
norma-norma yang berlaku di negara kita ini. Contohnya seperti gaya berpakaian orang
Barat yang minim, lalu juga ada gaya hidup sosialnya yang cenderung liberal dan bebas,

18
yang pastinya tidak sesuai dengan norma-norma yang ada ditengah masyarakat kita.
Solusi dari kelompok kami untuk permasalah Westernisasi yaitu kita bisa Kembali lagi
ke pandangan kita sebagai warga negara Indonesia yang berpedoman Pancasila dengan
sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Dimana sebagai manusia yang bertuhan
harusnya kita tetap menjalaankan kewajiban yang telah ditetapkan oleh norma-norma
agama, seperti memakai pakaian yang sopan yang sesuai dengan ketentuan agama
masing-masing. Lalu juga tentang gaya hidup yang bebas sebagai seorang individu
khususnya kita harus membentengi diri dengan iman serta mengingat martabat keluarga
bila kita ingin mengikuti gaya hidup tersebut.

19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Pada pengaruh bangsa barat, terdapat pengaruh di bidang Politik dan Ekonomi
yaitu, penetapan undang-undang, Pendirian kongsi dagang VOC. Dibidang Pendidikan
bangsa Barat memberikan pengaruh terhadap sistem pendiddikan. Lalu dibidang Sosial
Budaya terdapat pengaruh berupa penyebaran agama Kristen serta terdapat stratifikasi
sosial. Kedatangan bangsa-bangsa Barat yang telah kami paparkan di atas yaitu bangsa
Portugis, Spanyol, Belanda, Perancis dan Inggris. Berdasarkan materi di atas kedatangan
bangsa-bangsa tersebut semuanya bermula dari niat untuk mencari jaringan perdagangan
dan rempah-rempah yang telah sukar untuk di cari, lalu dari niat awal itu timbul niat
lainnya untuk menguasai serta memerintah daerah yang ada dikawasan Asia Tenggara.
Seperti yang kita ketahui bahwa Imperialisme merupakan sebuah kegiatan politik
yang digunakan untuk menguasai daerah/wilayah di negara lain. Caranya dengan
menanamkan aturan/ideologi mereka untuk memperluas area kekuasannya. Bangsa-
bangsa barat yang datang kewilayah Asia Tenggara pada umumnya memiliki tujuan,
sesuai yang kami paparkan diatas salah satu tujuannya yang terkenal yaitu triologi G.
Gold, Glory, dan Gospel. Imperialisme bangsa barat juga didorong oleh penjelajahan
yang dilakukan bansa-bangsa barat untuk menemukan daerah Baru.
5.2. Saran
Dari kesimpulan diatas kita sebagai generasi muda yang mengerti bagaimana
jalannya Kolonialisme dan Imperialisme yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Barat
diharapkan untuk belajar dari sejarah agar kolonialisme itu tidak terualng kembali dan
yang terpenting adalah menjaga agar kedaulatan dan kerukunan yang ada atau tercipta
dimasa sekarang semakin kuat agar tidak terganggu oleh gangguan-gangguan pemecah
dari bangsa luar.

20
DAFTAR PUSTAKA

REID, Anthony. Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680 Jilid 1: Tanah di Bawah
Angin. Jakarta. Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 1992.
OLII, N. (2015). POLITIK KOLONIAL BELANDA DALAM MENANAMKAN
KEKUASAAN DI MINAHASA ABAD KE-17. Skripsi, 1(231409112).
Suratminto, L. (2016). Belajar Sejarah Kolonial melalui Pameran Koleksi Lukisan
Jadoel. Paradigma: Jurnal Kajian Budaya, 1(1), 62-72.
Wahyudi, S., & Agustono, R. (2017). Peranan Jan Pieterzoon Coen di Bidang Politik
dan Militer Tahun 1619-1623. Lampung. SWARNADWIPA, 1(1).
Pires, T., & Rodrigues, F. (1990). The Suma oriental of Tome Pires, books 1-5 (Vol. 1).
New Delhi. Asian educational services.
Aziz, A. A., & Yusoff, S. S. A. (2009). Korpus teori pembentukan kontrak. Jurnal
Undang-undang dan Masyarakat, 13, 72.
Lubis, Hafnita. 2013. Sejarah Asia Tenggara. Medan. Unimed Press.
Miftakhuddin, M. (2020). Kolonialisme: Eksploitasi dan pembangunan menuju
hegemoni. Sukabumi. CV Jejak.
Central Intelligence Agency (US), “PHILIPPINES”, diakses dari
https://www.cia.gov/library/publications/theworld-factbook/geos/rp.html pada 15-12-2022,
21:38 WIB.
Gischa, Serafica. 2022. Pengertian Imperalisme dan Kolonialisme. diakses dari
https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/09/180000569/pengertian-
kolonialisme-dan-imperialisme?page=all. Pada 21-09-2022, 14.35 WIB.

21

You might also like