Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 117

PHR CHESM Additional HES Exhibit

No. PHR-OEHES/A-CHESM 001-5

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 1


EXHIBIT C-1 TO EXHIBIT C – ADDITIONAL GUIDELINES TO INDEPENDENT
CONTRACTOR HES
LAMPIRAN C-1 DARI LAMPIRAN C – PEDOMAN TAMBAHAN K3LL KONTRAKTOR
MANDIRI

TABLE OF CONTENTS / DAFTAR ISI

DESCRIPTION PAGE / HALAMAN

EXHIBIT C-1 TO EXHIBIT C – ADDITIONAL GUIDELINES TO INDEPENDENT CONTRACTOR


HEALTH, ENVIRONMENTAL AND SAFETY (HES)
1. MOTOR VEHICLE SAFETY..........................................................................................................3
2. SAFE WORK PRACTICE (SWP).................................................................................................30
3. LIFTING TRUCK/MOBILE CRANE OPERATION....................................................................77
4. VACUUM TRUCK OPERATIONS..............................................................................................79
5. PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT (PPE)........................................................................84
6. ENVIRONMENTAL MANAGEMENT........................................................................................90
7. COMPLIANCE ASSURANCE....................................................................................................101
8. SUBCONTRACTOR MANAGEMENT REQUIREMENTS.......................................................102
9. JOB QUALIFICATION FOR SAFETY OFFICER.....................................................................103
10. FITNESS FOR DUTY REQUIREMENT....................................................................................105
11. INDUSTRIAL HYGIENES.........................................................................................................107
12. ENTRANCE TO PROPERTY.....................................................................................................112
13. CONTRACTOR HSE PASSPORT..............................................................................................112
14. KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI)...............................................................................113
15. CONTRACTOR COMPLIANCE PERFORMANCE MANAGEMENT.....................................113
16. VERIFICATION AND VALIDATION (V&V) PROCESS.........................................................115
17. LOADING/HAULING EQUIPMENT OPERATIONS................................................................118
18. SHORT SERVICE EMPLOYEE PROGRAM.............................................................................123

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 2


EXHIBIT C-1 TO EXHIBIT C – LAMPIRAN C-1 DARI LAMPIRAN C –
ADDITIONAL GUIDELINES TO PEDOMAN TAMBAHAN KESELAMATAN,
INDEPENDENT CONTRACTOR HEALTH, KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG
ENVIRONMENTAL AND SAFETY (HES) LINGKUNGAN (K3LL) KONTRAKTOR
MANDIRI

Requirements related to Government of Indonesia Persyaratan yang terkait dengan Peraturan Pemerintah
(GOI regulations) shall become the main Indonesia (GOI regulations) harus menjadi acuan utama
references in developing contract clause dalam membuat klausal dokumen Kontrak.
document.

This additional guideline is intended to provide Pedoman ini bertujuan untuk menyediakan informasi
information related to specific requirement stated terkait dengan persyaratan khusus yang di sebutkan di
on the OE Process, Procedure, and/or Standard dalam OE Process, Prosedur, dan/atau Standar yang
that may applicable with the scope of each mungkin berlaku terkait dengan lingkup dari setiap
klausal kontrak.
contract clause.

Other applicable industrial standard or Standar atau rekomendasi praktik-praktik Industri


recommended best practices may become lainya yang berlaku dapat menjadi acuan sebagai
references inaddition to this additional guideline. tambahan dari pedoman ini.

1. MOTOR VEHICLE SAFETY 1. KESELAMATAN KENDARAAN


BERMOTOR

1.1. This MVS additional guidelines shall only 1.1. Pedoman tambahan keselamatan kendaraan
be applicable if this Contract employs motor bermotor ini hanya berlaku jika Kontrak ini
vehicle in accordance with the specific type menggunakan kendaraan bermotor tertentu
of motor vehicle as described below. sebagaimana dijelaskan di bawah ini.

1.2. Contractor shall have similar or equivalent 1.2. Kontraktor harus memiliki proses Motor Vehicle
Motor Vehicle Safety (MVS) process and shall Safety (MVS) yang sama atau setara dan
meet requirements from Company’s MVS memenuhi persyaratan MVS Perusahaan.
process. Contractor is also expected to Kontraktor juga diminta untuk
implement an equivalent process in selecting its mengimplementasikan proses yang setara dalam
subcontractors. memilih subkontraktornya.

1.3. Motor vehicle operations and other work 1.3. Pengoperasian kendaraan dan aktifitas kerja
activities involving motor vehicle operations yang melibatkan operasional kendaraan
is mandatory to comply with requirements wajib memenuhi ketentuan yang diatur
from relevant Government of Indonesia dalam perundang-undangan dan peraturan
laws and regulation and regulations, and terkait dari Pemerintah pusat maupun
legal requirements from local Government. peraturan dan persyaratan dari pemerintah
daerah yang berlaku.

1.4. Following is summary of HES requirements 1.4. Di bawah ini adalah rangkuman persyaratan
related to MVS that shall be implemented K3LL yang berkaitan dengan MVS yang
by contractor who have driver and vehicle to harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang
support their work. The detail requirements memiliki pengemudi dan kendaraan untuk
shall refer to Company MVS process, mendukung pekerjaan mereka. Persyaratan
procedures, standards and other supporting rinci merujuk pada proses MVS, prosedur,
documents. standar, dan dokumen pendukung lainnya.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 3


(A) Journey Planning (A) Rencana Perjalanan

(1) Contractor shall develop and implement Journey (1) Kontraktor harus membuat dan melaksanakan
Planning (or Journey Management Plan – JMP) Journey Planning (atau Journey Management
for non-routine trip. JMP checklist shall be Plan – JMP) untuk perjalanan tidak rutin.
completed by the driver prior to starting the Checklist JMP harus dilengkapi oleh pengemudi
journey and shall be communicated and signed sebelum melaksanakan perjalanan dan harus
by his or her supervisor. Non-routine trips based dikomunikasikan dan ditandatangani oleh
on Company requirements are associated with pengawas pekerjaan pengemudi. Perjalanan non-
greater travel distances (interdistrict) or rutin berdasarkan persyaratan Perusahaan adalah
unfamiliar terrain, area or routes, or non-routine perjalanan yang diasosiasikan dengan jarak
risk exposure; such journeys ordinarily require tempuh yang lebih jauh (antardistrik) atau
additional planning and control and, in some medan yang, area atau rute yang tidak familiar,
cases, specific security and emergency response atau paparan resiko yang tidak rutin; seperti
considerations. perjalanan yang biasanya membutuhkan rencana
dan kontrol tambahan dan, dalam beberapa
kasus karena pertimbangan keamanan dan
keadaan darurat.

(2) Contractor shall implement JMP that is (2) Kontraktor harus melengkapi JMP dengan
equipped with journey route map provided peta rute perjalanan yang disediakan oleh
by Company’s i-Journey application. For aplikasi i-Journey Perusahaan. Untuk
work-related trip, the driver shall obey perjalanan keperluan Perusahaan,
journey plans as per JMP and the journey pengemudi kendaraaan harus mematuhi
route approved by direct Supervisor. rencana perjalanan sesuai JMP dan rute
perjalanan yang telah disetujui oleh
Pengawas langsung.

(3) JMP checklist attached with journey route map (3) Checklist JMP disertai peta rute perjalanan yang
that has been filled and approval-signed by sudah diisi yang sudah ditandatangani
supervisor shall be retained by the driver until persetujuan oleh atasan harus dibawa oleh
safe completion of the trip. After safe pengemudi sampai selesainya perjalanan secara
completion of the trip, the JMP checklist shall be selamat. Setelah perjalanan selesai, Checklist
documented by Contractor for 1 (one) year. JMP harus didokumentasikan oleh Kontraktor
selama 1 (satu) tahun

(4) Contractor shall implement public road risk (4) Kontraktor harus mengimplementasikan
mitigation program established by Company program pengurangan risiko perjalanan di
by prioritizing use of Company’s field roads jalan umum yang ditetapkan Perusahaan
and always avoid public roads for work- dengan mengutamakan penggunaan jalan
related journey. The journey necessarily use lapangan Perusahaan dan selalu berupaya
public road for work-related purpose shall menghindari jalan umum/publik untuk
obtain approval from Company. perjalanan keperluan pekerjaan. Perjalanan
yang diperlukan melewati jalan umum
untuk perjalanan keperluan pekerjaan harus
mendapatkan persetujuan dari Perusahaan.

(5) As part of JMP, Road Hazard Assessment (5) Sebagai bagian dari JMP, Road Hazard
(RHA) shall be completed by the driver Assessment (RHA) harus dilengkapi oleh
and supervisor to identify hazards along the pengemudi dan pengawas pekerjaan untuk
journey route. mengidentifikasi bahaya-bahaya sepanjang rute
perjalanan yang akan dilalui.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 4


(6) Contractor shall implement Think Incident (6) Kontraktor harus melaksanakan Pemikiran
Free (TIF) for routine trip. TIF is a quick Bebas Kecelakaan (Think Incident Free - TIF)
self-assessment that shall be used by driver untuk perjalanan rutin. TIF adalah alat
prior to starting a routine trip by penilaian diri sendiri yang harus digunakan
questioning his compliance to 4 aspects oleh pengemudi sebelum memulai perjalanan
rutin dengan cara mempertanyakan pemenuhan
such as planning, proper tools and
terhadap 4 aspek yaitu, perencanaan, alat dan
equipment, training and state of mind. sistem yang tepat, pelatihan, dan pola pikir.

(7) A traffic management plan (TMP) shall be (7) Rencana pengelolaan lalu lintas (traffic
developed and implemented for construction management plan - TMP) harus dibuat dan
site that motor vehicles and/or heavy equipment diimplementasikan untuk lokasi kerja
operations interact with personnel within konstruksi dimana kendaraan bermotor
construction sites that meet criterias as per dan/atau alat berat yang dioperasikan
Company procedure. TMP is intended to berinteraksi dengan personil di dalam lokasi
identify and address potential motor vehicle konstruksi yang memenuhi kriteria
traffic and/or heavy equipment maneuver sebagaimana ditetapkan oleh prosedur
hazards within the construction site such as, but Perusahaan. TMP bertujuan untuk
not limited to, construction site beside/adjacent mengindentifikasi bahaya lalu lintas kendaraan
to road, borrow pit and well pad. bermotor dan/atau pergerakan alat berat dan
menerapkan langkah mitigasi risiko dalam
lokasi konstruksi seperti, namun tidak terbatas
pada, pekerjaan konstruksi di tepi/pinggir jalan,
borrow pit dan well pad.

(B) Driver Qualification and Competency (B) Kualifikasi dan Kompetensi Pengemudi

(1) Contractor shall establish selection criteria (1) Kontraktor harus menetapkan kriteria
to ensure that drivers are physically and pemilihan pengemudi untuk memastikan
mentally fit for work and fit for the driving pengemudi tersebut sehat secara fisik dan
tasks that they are required to perform. mental untuk bekerja dan melakukan
aktivitas mengemudi.

(2) For professional driver (driver whose (2) Untuk pengemudi profesional (pengemudi yang
primary job is driving such as dump truck memiliki tugas utama adalah mengemudi,
driver, dangerous goods transporter truck contohnya supir dump truck, truk muatan bahan
driver, hazardous waste truck driver, berbahaya atau limbah B3, bus karyawan, supir
passenger bus driver, and shuttle driver), antar jemput) harus memenuhi persyaratan
kualifikasi dan kompetensi sebagai berikut:
shall meet the following qualification and
competency requirements:

(a) Minimum junior high school graduation. (a) Minimal lulusan Sekolah Menengah
Pertama.

(b) Possess 5 years’ experience as vehicle (b) Memiliki pengalaman minimal 5 tahun
driver and have required and valid driving sebagai pengemudi kendaraan dan
license. mempunyai surat izin mengemudi yang
masih berlaku.

(c) Minimum 25 years old with clearance of (c) Minimal berusia 25 tahun dengan perilaku
good behavior by Police Department. baik yang dikeluarkan oleh Kepolisian.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 5


(d) Pass driving license check conducted by (d) Lulus pemeriksaan surat izin mengemudi
Company. yang dilakukan oleh Perusahaan.

(e) Hold valid defensive driving training (e) Memiliki sertifikat pelatihan mengemudi
certificate from well recognized training secara defensif yang masih berlaku dari
provider or certified trainer by Company. penyedia pelatihan yang diakui secara
baik atau pelatih pengemudi yang
memiliki sertifikasi dari Perusahaan.

(f) Understand safe driving or defensive (f) Memahami prinsip mengemudi selamat
driving principles and safe driving best atau mengemudi secara defensif dan
practices. praktik mengemudi yang baik.

(g) Understand Government of Indonesia (g) Memahami perundang-undangan dan


traffic laws and regulations, and know how peraturan lalu lintas Pemerintah Indonesia
to comply with the regulation. yang berlaku, dan mengetahui bagaimana
cara memenuhi regulasi tersebut.

(h) Understand safety requirements of vehicle, (h) Memahami persyaratan keselamatan


basic and routine vehicle maintenance and kendaraan dan perawatan serta inspeksi
inspection. kendaraan secara umum dan rutin.

(i) Understand and able to recognize abnormal (i) Memahami dan mampu mengenali
condition in vehicle and able to do minor kondisi abnormal di kendaraan dan
repair such as replacing flat tire, etc. mampu melakukan perbaikan sederhana
seperti mengganti ban, dsb.

(j) Understand how to handle dangerous goods (j) Mengetahui penanganan khusus terhadap
during transported, such as pressurized gas muatan bahan berbahaya yang dibawa
cylinder, chemicals, fuels, hazardous seperti botol bertekanan, bahan kimia,
waste, and also have been trained with bahan bakar, limbah beracun, serta telah
emergency response. mendapatkan pelatihan tanggap darurat
yang diperlukan (misal: penanggulangan
tumpahan, penggunaan APAR, P3K, dsb).

(3) For worker who also serves as a driver, (3) Untuk pekerja yang juga merupakan
he/she shall meet following qualification pengemudi harus memenuhi persyaratan
and competency requirements: kualifikasi dan kompetensi sebagai
berikut:

(a) Minimum junior high school graduation or (a) Minimal lulusan sekolah menengah
as per job requirement. pertama atau disesuaikan dengan
kebutuhan pekerjaan.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 6


(b) Possess 3 years’ experience as vehicle (b) Memiliki pengalaman (sesuai dengan
driver as per job requirement and have persyaratan pekerjaan) minimal 3 tahun
required and valid driving license. sebagai pengemudi kendaraan dan
mempunyai surat izin mengemudi yang
masih berlaku.

(c) Minimum 18 years old or as per job (c) Minimal memiliki usia 18 tahun atau
requirement with clearance of good sesuai persyaratan pekerjaan dengan
behavior by Police Department or as per perilaku yang baik yang dikeluarkan oleh
job requirement. Kepolisian atau disesuaikan dengan
kebutuhan pekerjaan.

(d) Pass driving license check conducted by (d) Lulus pengecekan surat izin mengemudi
Company. yang dilakukan oleh Perusahaan.

(e) Hold valid defensive driving training (e) Memiliki sertifikat pelatihan mengemudi
certificate from well recognized training secara defensif yang masih berlaku dari
provider or certified trainer by Company. penyedia pelatihan yang diakui secara
baik atau pelatih pengemudi yang
memiliki sertifikasi dari Perusahaan.

(f) Understand safe driving or defensive (f) Memahami prinsip-prinsip mengemudi


driving principles and safe driving best selamat atau mengemudi secara defensif
practices. dan praktik mengemudi yang baik.

(g) Understand Government of Indonesia (g) Memahami perundang-undangan dan


traffic laws and regulations and know how peraturan lalu lintas Republik Indonesia
to comply with the regulations. dan mengetahui bagaimana cara
memenuhi regulasi tersebut.

(h) Understand safety requirements of vehicle (h) Mengerti persyaratan keselamatan


and basic and routine vehicle maintenance kendaraan dan perawatan dan inspeksi
and inspection. kendaraan secara umum dan rutin.

(i) Understand and able to recognize abnormal (i) Memahami dan mampu mengenali
condition in vehicle and able to do minor kondisi abnormal di kendaraan dan
repair such as replacing flat tire, etc. mampu melakukan perbaikan sederhana
seperti mengganti ban, dsb.

(j) Understand how to handle dangerous goods (j) Mengetahui penanganan khusus terhadap
during transported, such as pressurized gas muatan bahan berbahaya yang dibawa
cylinder, chemicals, fuels, hazardous seperti botol bertekanan, bahan kimia,
waste, and also have been trained with bahan bakar, limbah beracun, serta telah
emergency response. mendapatkan pelatihan tanggap darurat
yang diperlukan (misal: penanggulangan
tumpahan, penggunaan APAR, P3K, dsb).

(4) Before assigned as driver in Company, all (4) Sebelum ditetapkan sebagai pengemudi
drivers shall be verified by Company thru yang bekerja di Perusahaan, setiap
administrative and competency assessment pengemudi harus diverifikasi melalui
and required to get an authorization to penilaian administrasi dan kompetensi dan

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 7


drive in Company premises mendapatkan otorisasi mengemudi dari
Perusahaan.

(5) Post hiring driver’s license check shall be (5) Pemeriksaan setelah pengemudi bekerja
conducted on annual basis to check driver harus dilakukan setiap tahun untuk
valid license, medical, and training memeriksa validitas dari Surat Izin
requirements and shall be reported to Mengemudi, pemeriksaan kesehatan dan
Company Representative. persyaratan pelatihan serta harus
dilaporkan kepada Perwakilan
Perusahaan.

(6) All drivers are required to receive health (6) Setiap Pengemudi harus mendapatkan
assessment on pre-hiring, return to work pemeriksaan kesehatan pada saat sebelum
after, job transfer (Company’s fit for duty diterima bekerja, saat kembali bekerja,
process). pindah kerja (sesuai proses kelaikan
bekerja Perusahaan).

(7) Medical examination shall be conducted on (7) Pemeriksaaan kesehatan harus dilakukan
appointed medical provider and the results ditempat yang ditunjuk menggunakan
shall be verified by Company Health and checklist pemeriksaan sebagai pengemudi dan
Medical Department and/or Company hasilnya harus diverifikasi oleh Departemen
Contract representative. Health and Medical Perusahaan dan/atau
perwakilan kontrak Perusahaan.

(8) Health assessment/medical check up shall (8) Pemeriksaan kesehatan untuk pengemudi
be conducted minimum every year or harus dilaksanakan minimal sekali
sooner based on previous medical setahun atau lebih cepat sesuai dengan
examination validation data. masa validasi dari pemeriksaan kesehatan
sebelumnya.

(C) Driver Training (C) Pelatihan untuk Pengemudi

(1) Contractor shall provide and conduct driver (1) Kontraktor harus menyediakan dan melakukan
training program that equivalent with program pelatihan pengemudi yang setara
Company driver training such as Motor dengan pelatihan mengemudi Perusahaan
Vehicle Safety Practice (MVSP) Training seperti Pelatihan Motor Vehicle Safety
and all defensive and safe driver training Practice (MVSP) dan semua pelatihan
keselamatan mengemudi harus meliputi
shall include a commentary driving
commentary driving exercise yang
exercise that conducted before drive dilaksanakan sebelum penunjukan pengemudi
assignment and refreshed minimum every dan dilakukan penyegaran setiap tiga tahun
three years or depending on the driver’s atau tergantung kepada kinerja pengemudi,
performance, risk-exposure and local paparan resiko, dan kondisi lokal.
conditions.

(2) After attending driver training, driver (2) Setelah mengikuti pelatihan mengemudi,
candidate shall be verified by Company or calon pengemudi harus diverifikasi oleh
Company Representative to check their Perusahaan atau perwakilan Perusahaan
competency to drive in Company’s Area of untuk memeriksa kompetensi mereka
Operations. untuk mengemudi di Daerah Operasi
Perusahaan.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 8


(3) In addition to training program, (3) Commentary drive exercise dan driver
Commentary drive exercise and driver assessment (dapat dilakukan bersamaan) harus
assessment (can be combined in one dilaksanakan kepada setiap pengemudi
activity) shall be conducted to each driver minimal sekali setiap tahun atau lebih sering
minimum once per year or more frequent tergantung kepada kinerja pengemudi, paparan
resiko, dan kondisi lokal. Commentary drive
depending on the driver’s performance,
exercise and driver assessment kepada
risk-exposure and local conditions. pengemudi harus diberikan oleh Trainer
Commentary drive exercise and driver MVSP yang terlatih dan ditunjuk Kontraktor.
assessment to drivers shall be delivered by Trainer MVSP yang ditunjuk harus telah lulus
assigned MVSP Trainer in Contractor. pelatihan MVSP Train The Trainer (TTT)
Assigned MVSP Trainer shall pass MVSP yang disediakan oleh Perusahaan.
Train The Trainer (TTT) training provided
by Company.

(4) Special training delivered by a competent (4) Pelatihan khusus yang diberikan oleh
special equipment trainer should be given pelatih yang berkompeten dalam
to drivers operating specialized pengoperasian kendaraan/alat khusus
vehicle/equipment (e.g. heavy vehicles or harus diberikan untuk pengemudi yang
heavy equipment) or to drivers operating mengoperasikan kendaraan khusus
vehicle in unique terrain. At minimum, (contoh: kendaraan berat atau alat berat)
Special training shall include atau mengemudikan kendaraan dalam
familiarization of specialized vehicle/ medan tertentu. Sedikitnya, pelatihan
equipment to drivers and how to safely khusus harus meliputi pengenalan
drive/ operate specialized heavy/ kendaraan/alat khusus kepada pengemudi
equipment including in unique terrain. dan bagaimana mengemudi/
mengoperasikan kendaraan/ alat khusus di
medan tertentu.

(D) Driver Behavioral Safety (D) Perilaku Selamat Pengemudi

(1) Contractor shall develop and implement (1) Kontraktor harus membuat dan
driver behavioral safety observation mengimplementasikan program observasi
program to actively promote, support and perilaku selamat pengemudi untuk secara
sustain safe driving behaviors. aktif mempromosikan, mendorong, dan
meningkatkan perilaku selamat
mengemudi.

(2) Contractor shall provide Driving (2) Kontraktor harus menyediakan peralatan
Improvement Monitor (DIM) equipment in Driving Improvement Monitor (DIM) di setiap
all motor vehicle that is operated in kendaraan bermotor yang dioperasikan di
company’s operational area (including wilayah operasi Perusahaan (termasuk
mobile equipment which can be driven for peralatan yang dapat dikemudikan untuk
perjalanan dengan kecepatan laju 20 km/jam
travelling at a speed 20 km/hour or more)
atau lebih) dan untuk melakukan pekerjaan
and to perform work for Company, with untuk perusahaan, dengan masa kontrak 3
contract term is 3 months or more. The bulan atau lebih. Peralatan DIM harus
DIM equipment shall be supported with didukung oleh peralatan GPS (Global
GPS (Global Positioning System) devices Positioning System) yang dinavigasikan oleh
that is satellite navigated and internet satelit dan menggunakan sistem kontrol
website based control system to be able for berbasis website internet yang dapat secara
real-time monitoring vehicle position real time memantau posisi kendaraan yang
operated throughout Company’s area of dioperasikan di seluruh daerah operasi

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 9


operations and each driver’s driving Perusahaan dan perilaku mengemudi selamat
behavior safety. setiap pengemudi.

(3) Contractor shall ensure the GPS device in (3) Kontraktor harus memastikan peralatan GPS
vehicle is compatible and capable to detect di kendaraan kompatibel dan mampu
actual/indication of vehicle reverse driven, mendeteksi actual/indikasi kendaraan
so that. Reverse detection capability can dikemudikan mundur, guna mendukung
made available by connecting reverse lamp penyediaan. Kemampuan deteksi ini dapat
dilakukan dengan menghubungkan lampu
or reverse gear transmission to GPS unit in
mundur atau transmisi gigi mundur ke unit
vehicle. This reverse detection system shall GPS yang terpasang di kendaraan. Sistem
provide reverse event data to GPS system deteksi gerak mundur harus dapat
that will be further utilized as event trigger menyediakan data event mundur yang
for activating First Move Forward (FMF) selanjutnya akan digunakan oleh Perusahaan
alert feature in Company’s i-Journey sebagai pemicu dalam fitur pengingat gerak
system. pertama maju (First Move Forward – FMF) di
sistem i-Journey Perusahaan.

(4) Contractor shall provide RFID card/dongle (4) Kontraktor harus menyediakan kartu/dongle
for every driver that will be authorized and RFID untuk setiap pengemudi yang akan
assigned to drive Contractor’s operational diberikan wewenang dan ditugaskan untuk
vehicle in Company area of operations.  mengemudi  kendaraan operasional
The RFID card shall be used for tapping Kontraktor di wilayah operasi Perusahaan.
Kartu RFID harus dapat digunakan sebagai
tool to allow vehicle engine start and as
alat sentuh untuk menyalakan mesin
driver identity purpose. Each driver shall kendaraan dan sebagai identitas pengemudi.
have one unique RFID number/ code. Use Setiap pengemudi harus memiliki nomor/
of RFID number/code by more than one kode RFID yang unik. Penggunaan
driver is subject to non-conformance to nomor/kode RFID oleh lebih dari satu
Company procedure. pengemudi tergolong ketidakpatuhan terhadap
ketentuan prosedur Perusahaan.

(5) Contractor shall provide wide-access to (5) Kontraktor harus menyediakan akses yang
Company through internet web services luas kepada Perusahaan melalui layanan
which meet Company’s format and web internet yang sesuai dengan format
standard, in order to be suitably connected dan standar Perusahaan, dengan tujuan
with the Company’s I-Journey system. untuk dapat terhubung dengan sistem I-
Journey Perusahaan.

(a) At a minimum, GPS device in vehicle shall (a) Secara minimal, peralatan GPS kendaraan
provide specific following vehicle and harus dapat menyediakan data kendaraan
driver data to Company: dan pengemudi kepada Perusahaan
sebagai berikut:

(i) Vehicle GPS unit ID. (i) ID unit GPS kendaraan.

(ii) RFID (Radio Frequency ID) for every (ii) RFID (Radio Frequency ID) untuk setiap
driver pengemudi.

(iii) Vehicle movement, including but not (iii) Pergerakan kendaraan, meliputi namun tidak
limited to status (tracking / idle with terbatas pada status pergerakan (tracking/ idle

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 10


duration / off), direction, vehicle location yang disertai durasi/ off), arah tujuan, lokasi
(in latitude-longitude coordinate), altitude kendaraan (dalam koordinat latitude-
speed, nearest Point of Interest (POI), longitude), kecepatan altitude, Point of
distance driven (in kilometer). Interest (POI) terdekat, jarak tempuh
mengemudi (dalam kilometer),

(iv) Driving within speed limit (in km per hour (iv) Mengemudi sesuai batas kecepatan
– kph). (dalam kilometer per jam – km/jam).

(v) Harsh acceleration. (v) Akselerasi (percepatan) kasar/ mendadak.

(vi) Harsh deceleration. (vi) Deselerasi (perlambatan) kasar/


mendadak.

(vii) Reverse event data, shall include following (vii) Event mundur, mencakup informasi
minimum information: minimum sebagai berikut:
1. Reverse event active (ON) and inactive 1. Event Pergerakan mundur aktif (ON) dan
(OFF) tidak aktif (OFF)
2. GPS position coordinate data of 2. Koordinat GPS posisi kendaraan
vehicle when start and end reverse berdasarkan saat mulai dan selesai
position (latitude-longitude) mundur (koordinat bujur & lintang)
3. Start and end time of reverse (date and 3. Waktu mulai dan selesai mundur
time) (tanggal dan waktu)
4. Speed during reverse (in km/hour) 4. Kecepatan saat mundur (dalam
5. Distance of reverse (in meter) km/jam)
5. Jarak tempuh mundur (dalam meter)

(viii) Have geofence map system that meet (viii) Memiliki sistem peta geofence yang
Company’s speed limit standard to assure sesuai dengan standar batas kecepatan
accuracy and consistency in speed limit yang ditetapkan Perusahaan untuk
data. Contractor shall keep speed geofence menjamin akurasi dan konsistensi data
maps updated in GPS devices installed in batas kecepatan. Kontraktor harus
motor vehicle and heavy equipment, at menjaga peta geofence tetap terbaharui di
least annually or whenever any changes in peralatan GPS yang terpasang di
speed zone kendaraan bermotor dan alat berat,
sedikitnya setiap tahun atau setiap
terdapat perubahan zona kecepatan.

(b) GPS webservices shall transmit DIM and (b) Layanan web internet GPS harus mengirimkan
GPS data to Company’s I-Journey system data DIM dan GPS ke sistem i-Journey
with frequency at least once per minute. Perusahaan dengan frekuensi minimum sekali
dalam 1 menit.

(c) GPS devices shall be able to replay second- (c) Peralatan GPS harus dapat memutar ulang
by-second movement and driving speed of detik demi detik pergerakan dan
all motor vehicles and heavy equipment, kecepatan kendaraan bermotor (termasuk
especially for the purpose of incident alat berat), khususnya untuk tujuan
investigation. penyelidikan kecelakaan.

(6) Contractor shall ensure GPS device is (6) Kontraktor harus memastikan peralatan GPS
always functioning and connected to tetap berfungsi baik dan selalu terhubung ke

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 11


Company’s i-Journey system in order to sistem i-Journey perusahaan untuk
monitor the journey and driving behavior pemantauan perjalanan dan perilaku
during the motor vehicle being operated to mengemudi selama kendaraan bermotor
support work activities as per contract. dioperasikan untuk keperluan mendukung
pekerjaan kontrak.

(7) Contractor shall maintain operational (7) Kontraktor harus memelihara kelaikan
worthiness of GPS device and ensure GPS operasi peralatan GPS dan memastikan
device is calibrated by following peralatan GPS dilakukan kalibrasi sesuai
manufacturer recommendation or if any rekomendasi manufaktur atau jika
deviation caused by malfunction of GPS terdapat penyimpangan yang disebabkan
device. Calibration result shall be oleh kegagalan fungsi dari peralatan GPS.
documented and reported to Company Hasil kalibrasi harus didokumentasikan
Representative. dan dilaporkan kepada Perwakilan
Perusahaan.

(8) Contractor shall use the collected DIM data (8) Kontraktor harus mempergunakan data
and other driver behavioral safety related DIM dan kepatuhan aspek perilaku
aspects as established by Company to mengemudi selamat lainnya yang
coach drivers on performance improvement ditetapkan Perusahaan untuk membina
with the following activities: pengemudi dalam perbaikan kinerja
melalui aktifitas seperti berikut:

(a) Establish a review and feedback process to (a) Menetapkan mekanisme review dan umpan
evaluate driver. balik untuk mengevaluasi pengemudi.

(b) Conduct review process in monthly basis (b) Melakukan proses review setiap bulan atau
or more frequent, as required. lebih sering sesuai kebutuhan.

(c) Communicate driving scores and feedback (c) Mengkomunikasikan nilai pengemudi dan
to all drivers as per the defined frequency, umpan balik untuk setiap pengemudi
either monthly or more frequently. berdasarkan frekuensi yang ditetapkan,
baik bulanan atau lebih sering.

(d) Include driving performance based on DIM (d) Memasukkan kinerja mengemudi
data in the performance objectives of berdasarkan data DIM sebagai bagian
drivers. penilaian pengemudi.

(9) Contractor shall report the DIM data and (9) Kontraktor harus melaporkan data DIM
driver coaching conducted minimum every dan pembinaan yang dilakukan setiap
month or more frequent to Company or bulan atau lebih sering kepada Perusahaan
Company Representative and follow the atau Perwakilan Perusahaan dengan
required detailed standardized template by mengikuti format detil standar pelaporan
Company. yang dipersyaratkan.

(10) Contractor shall develop and implement (10) Kontraktor harus membuat dan
recognition reward and discplinary mengimplementasikan program pemberian
program for violation based on DIM data penghargaan dan tindakan disiplin
or other observed traffic violation such as berdasarkan data DIM atau pelanggaran lalu
Traffic Safety Enforcement Program lintas lainnya yang diobservasi seperti Traffic
Safety Enforcement Program (TSEP) dll.
(TSEP) etc.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 12


(E) Vehicle Selection and Maintenance (E) Pemilihan dan Perawatan Kendaraan

(1) The following are minimum requirements (1) Di bawah ini adalah persayaratan
when selecting any motor vehicles: minimum dalam pemilihan kendaraan:

(a) Light Vehicle for field (a) Kendaraan Ringan untuk penggunaan di
lapangan

(i) Light duty motor vehicle for field is light (i) Kendaraan bermotor ringan untuk
motor vehicle with Gross Vehicle Weight penggunaan di lapangan adalah kendaraan
(GVW) ≤ 3.500 kg for purpose of people bermotor dengan Jumlah Berat yang
transportation with maximum 8 seats or for diperbolehkan (JBB) ≤ 3.500 kg yang
material transportation that is operated by difungsikan untuk angkutan orang dengan
the Company and the Contractor with jumlah kursi tempat duduk maksimal 8
travelling through the oil field roads. orang atau untuk angkutan barang yang
dioperasikan oleh Perusahaan dan
Kontraktor dengan perjalanan melalui
jalan lapangan minyak.

(ii) Bonnet type (ii) Tipe Bonnet

(iii) Pick up (preferably extended cabin or (iii) Pick up (lebih diprioritaskan extended cabin
double cabin), SUV, MPV as required by atau double cabin), SUV, MPV sesuai
Contract. persyaratan Kontrak.

(iv) Vehicle age shall meet following (iv) Usia kendaraan harus memenuhi
requirements persyaratan sebagai berikut:

1. For contract with duration 5 (five) years or 1. Untuk kontrak dengan durasi 5 (lima) tahun
more, contractor shall provide vehicle with atau lebih, Kontraktor harus menyediakan
age not more than 1 (one) years old from kendaraan dengan usia tidak lebih dari 1
vehicle procurement. (satu) tahun sebelum pengadaan kendaraan.

2. For contract with duration less than 5 (five) 2. Untuk kontrak dengan durasi kurang dari 5
years, contractor shall provide vehicle with (lima) tahun, Kontraktor harus menyediakan
age not more than 5 years old when it is being kendaraan dengan usia tidak lebih dari 5
operated. (lima) tahun pada saat digunakan

(v) Pass periodic testing (KEUR) by local (v) Lulus uji berkala (KEUR) dari
Ministry of Transportation. Kementerian/ Dinas Perhubungan
setempat.

(vi) 4x4 wheel drive for use in muddy road. 4x2 (vi) Penggerak roda 4x4 jika akan melewati
wheel drive is only used for vehicle that jalan tanah dan berlumpur. Penggerak
will be travelling in asphalt or gravel road. roda 4x2 jika kendaraan hanya akan
digunakan di jalan aspal dan jalan kerikil.

(vii) Head rest installed on driver and all (vii) Sandaran kepala terpasang di kursi
passengers’ seat. pengemudi dan semua penumpang.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 13


(viii) 3-point seat belt for driver and all (viii) Sabuk pengaman 3 titik untuk kursi
passenger seats. The use of 2-point seat pengemudi dan seluruh kursi penumpang.
belt is acceptable only for the middle Penggunaan kursi dengan sabuk
passenger in second or next rows, as long pengaman 2 titik diperbolehkan hanya
as all seats with 3-point seatbelt is fully untuk kursi penumpang tengah di baris
occupied. tengah dan baris selanjutnya, sejauh kursi
dengan sabuk pengaman 3 titik sudah
terisi.

(ix) Side-impact protection (ix) Pelindung benturan samping

(x) Side mirrors on driver and passenger side (x) Kaca spion samping sisi pengemudi dan
penumpang

(xi) Air Conditioning system (heater/cold) (xi) Pengendali kondisi udara sekitar
(pemanas/pendingin udara AC)

(xii) GPS unit that is connected with Company’s (xii) Peralatan GPS yang terhubung dengan i-
i-Journey, equipped with RFID for every Journey Perusahaan, dilengkapi RFID untuk
driver to support monitoring of journey and setiap pengemudi untuk mendukung
driver behavior. pemantauan perjalanan dan perilaku
mengemudi.

(xiii) Light Vehicle to be operated in gravel/dirt (xiii) Kendaraan ringan yang akan dioperasikan di
road shall use at minimum All-Terrain jalan kerikil/tanah harus menggunakan ban
(A/T) type tire. Mud-Terrain (M/T) tire (termasuk ban cadangan dan rim) minimal tipe
type (including spare and rim) shall be used All-Terrain (A/T). Ban tipe Mud-Terrain
if vehicle to be operated in muddy road as (M/T) harus digunakan jika kendaraan akan
dioperasikan di jalan berlumpur sebagaimana
recommended by manufacturer. Use of
direkomendasikan oleh pabrik. Penggunaan
Highway Terrain (H/T) type shall be tipe ban Highway-Terrain (H/T) harus
reviewed and obtain approval from berdasarkan tinjauan dan persetujuan dari
Company Representative. Perwakilan Perusahaan.

(xiv) Single-piece rim in all wheels that comply (xiv) Seluruh roda menggunakan rim single-
with SNI 1896:2008 piece mengikuti SNI 1896:2008

(xv) Anti-lock brakes. (xv) Sistem rem anti terkunci.

(xvi) SRS air bag, minimum at driver’s seat and (xvi) SRS air bag minimal di bagian pengemudi dan
front passenger seat. penumpang depan.

(xvii) The sensor or back-up camera. (xvii) Sensor atau kamera mundur.

(xviii) At least 1 (one) 1 kg ABC type fire (xviii) Minimal 1 (satu) buah Alat Pemadam Api
extinguisher shall be placed in a location Ringan (APAR) 1 kg tipe ABC
that not directly expose to heat and shall be ditempatkan dilokasi yang tidak terkena
restraint to avoid any possibility of being paparan panas langsung serta harus
fall or rolling down. tertahan sehingga tidak memiliki potensi
jatuh atau menggelinding.

(xix) First-aid kit, at minimum includes (xix) Peralatan P3K, minimal terdiri dari obat

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 14


antiseptic solution, gauze, cotton antiseptik, kain kassa, kapas, dan plester.
balls/swabs, plasters. First aid items can be Item P3K dapat disesuaikan dengan
added as per need based on injury risk kebutuhan sesuai risiko cidera dalam
during the trip. perjalanan.

(xx) Road safety kit (cones/ warning triangles, (xx) Road safety kit (kerucut/ segitiga pengaman,
reflective vests, flash light) rompi berpendar, senter).

(xxi) Spare tire shall have same diameter with (xxi) Ban cadangan harus memiliki ukuran diameter
the tire installed on vehicle and in safe-and yang sama dengan ban yang terpasang di
ready to-use condition. Spare tire is kendaraan dan dalam kondisi layak dan siap
installed on single-piece rim. pakai. Ban cadangan dilengkapi rim single-
piece.

(xxii) Jack and lug wrench (xxii) Dongkrak dan pembuka roda

(xxiii) Document organizer such as plastic box or (xxiii) Dokumen organizer berupa kotak plastik atau
other to avoid moving goods in the cabin. bentuk lainnnya untuk menghindari barang
bergerak di dalam kabin.

(xxiv) Cargo safety device such as cargo net, (xxiv) Pengaman muatan seperti cargo net, cargo
cargo bar, and/or cargo cover according to bar, atau cargo cover sesuai dengan jenis
the type of the cargo, shall be provided for muatannya, harus tersedia dan dipasang
vehicle that is also operated for untuk kendaraan yang juga difungsikan untuk
transporting goods. membawa barang.

(b) Light Vehicle for inter office (b) Kendaraan ringan antar kantor

(i) Light duty motor vehicle for inter office is (i) Kendaraan bermotor ringan antar kantor
light motor vehicle with Gross Vehicle adalah kendaraan bermotor dengan
Weight (GVW) ≤ 3.500 kg for people Jumlah Berat yang diperbolehkan (JBB)
transportation with maximum 8 seats or for ≤ 3.500 kg untuk angkutan orang dengan
material transportation that is operated by jumlah kursi tempat duduk maksimal 8
the Company and the Contractor with inter- orang atau untuk angkutan barang yang
office travelling through the roads except dioperasikan oleh Perusahaan dan
oil field roads. Kontraktor dengan perjalanan antar
kantor melalui jalan selain lapangan
minyak.

(ii) Bonnet type. (ii) Tipe Bonnet.

(iii) MPV, SUV, Double Cabin, Sedan, Pick (iii) MPV, SUV, Double Cabin, Sedan, Pick Up.
Up.

(iv) 4x4 or 4x2 wheel drive as required by (iv) Penggerak roda 4x4 atau 4x2 sesuai
Contract. persyaratan Kontrak.

(v) Vehicle age shall meet following (v) Usia kendaraan harus memenuhi
requirements. persyaratan sebagai berikut

1. For contract with duration 5 (five) years or 1. Untuk kontrak dengan durasi 5 (lima)

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 15


more, contractor shall provide vehicle with tahun atau lebih, Kontraktor harus
age not more than 1 (one) years old from menyediakan kendaraan dengan usia
vehicle procurement. tidak lebih dari 1 (satu) tahun sebelum
pengadaan kendaraan.

2. For contract with duration less than 5 (five) 2. Untuk kontrak dengan durasi kurang dari
years, contractor shall provide vehicle with 5 (lima) tahun, Kontraktor harus
age not more than 5 years old when it is menyediakan kendaraan dengan usia
being operated. tidak lebih dari 5 (lima) tahun pada saat
digunakan

(vi) Pass periodic testing (KEUR) by local (vi) Lulus uji berkala (KEUR) dari
Ministry of Transportation, as required by Kementerian/ Dinas Perhubungan
contract. setempat, jika diwajibkan oleh kontrak.

(vii) Head rest installed on driver and all (vii) Sandaran kepala terpasang di kursi
passengers’ seat. pengemudi dan semua penumpang.

(viii) 3-point seat belt for driver and all (viii) Sabuk pengaman 3 titik untuk kursi
passenger seats. The use of 2-point seat pengemudi dan seluruh kursi
belt is acceptable only for the middle penumpang. Penggunaan kursi dengan
passenger in second or next rows, as long sabuk pengaman 2 titik diperbolehkan
as all seats with 3-point seatbelt is fully hanya untuk kursi penumpang tengah di
occupied. baris tengah dan baris selanjutnya, sejauh
kursi dengan sabuk pengaman 3 titik
sudah terisi.

(ix) Side-impact protection (ix) Pelindung benturan samping

(x) Side mirrors on driver and passenger side (x) Kaca spion samping sisi pengemudi dan
penumpang

(xi) Air Conditioning system (heater/cold) (xi) Pengendali kondisi udara sekitar
(pemanas/pendingin udara AC)

(xii) GPS unit that is connected with Company’s (xii) Peralatan GPS yang terhubung dengan i-
i-Journey, equipped with RFID for every Journey Perusahaan, dilengkapi RFID
driver to support monitoring of journey and untuk setiap pengemudi untuk
driver behavior. mendukung pemantauan perjalanan dan
perilaku mengemudi.

(xiii) Using tire and rim as per standard (xiii) Menggunakan ban dan rim sesuai standar
manufacture where using single-piece rim pabrik dimana menggunakan rim single-
in all wheels that comply with SNI piece mengikuti SNI 1896:2008
1896:2008

(xiv) Anti-lock brakes (xiv) Sistem rem anti terkunci

(xv) SRS air bag, minimum at driver’s seat and (xv) SRS air bag minimal di bagian pengemudi dan

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 16


front passenger seat. penumpang depan.

(xvi) The sensor or back-up camera. (xvi) Sensor mundur atau kamera mundur.

(xvii) At least 1 (one) 1 kg ABC type fire (xvii) Minimal 1 (satu) buah Alat Pemadam Api
extinguisher and shall be placed in a Ringan (APAR) tipe ABC 1 kg dan
location that not directly expose to heat and ditempatkan dilokasi yang tidak terkena
shall be restraint to avoid any possibility of paparan panas langsung serta harus
being fall or rolling down. tertahan sehingga tidak memiliki potensi
jatuh atau menggelinding.

(xviii) First-aid kit, at minimum includes (xviii) Peralatan P3K, minimal terdiri dari obat
antiseptic solution, gauze, cotton antiseptik, kain kassa, kapas, dan plester.
balls/swabs, plasters. First aid items can be Item P3K dapat disesuaikan dengan
added as per need based on injury risk kebutuhan sesuai risiko cidera dalam
during the trip. perjalanan.

(xix) Road safety kit (cones/ warning triangles, (xix) Road safety kit (kerucut/ segitiga pengaman,
reflective vests, flash light) rompi berpendar, senter).
.
(xx) Spare tire shall have same diameter with (xx) Ban cadangan harus memiliki ukuran
the tire installed on vehicle and in safe-and diameter yang sama dengan ban yang
ready to-use condition. Spare tire is terpasang di kendaraan dan dalam
installed on single-piece rim. kondisi layak dan siap pakai. Ban
cadangan dilengkapi rim single-piece.

(xxi) Jack and lug wrench (xxi) Dongkrak dan pembuka roda

(xxii) Document organizer such as plastic box or (xxii) Dokumen organizer berupa kotak plastik atau
other to avoid moving goods in the cabin. bentuk lainnnya untuk menghindari barang
bergerak di dalam kabin.

(xxiii) Cargo safety device such as cargo net, (xxiii) Pengaman muatan seperti cargo net, cargo
cargo bar, and/or cargo cover according to bar, atau cargo cover sesuai dengan jenis
the type of the cargo, shall be provided for muatannya, harus tersedia dan dipasang
vehicle that is also operated for untuk kendaraan yang juga difungsikan untuk
transporting goods. membawa barang.

(c) Employee Bus (c) Bus Karyawan

(i) Bus is motor vehicle for people (i) Kendaraan bus adalah kendaraan
transportation in medium size (> 8 seats bermotor angkutan orang berukuran
and GVW ≤ 5.000 kg) or large size (> 8 medium (>8 tempat duduk dan JBB ≤
seats and GVW > 5.000 kg) that is operated 5.000 kg) atau besar (> 8 tempat duduk
for purpose of transporting Company or dan JBB > 5.000 kg) yang dioperasikan
Contractor employees. untuk keperluan transportasi pekerja
Perusahaan atau Mitra Kerja.

(ii) Build up or the body made by manufacture/ (ii) Build up atau badan kendaraan dibuat oleh
caroseri which registered by Land manufaktur/ karoseri yang terdaftar di
Transportation Department of Government Departemen Perhubungan Pemerintah

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 17


of Indonesia. Indonesia.

(iii) Vehicle age shall meet following (iii) Usia kendaraan harus memenuhi
requirements. persyaratan sebagai berikut:

1. For contract with duration 5 (five) years or 1. Untuk kontrak dengan durasi 5 (lima)
more, contractor shall provide vehicle with tahun atau lebih, Kontraktor harus
age not more than 1 (one) years old from menyediakan kendaraan dengan usia
vehicle procurement. tidak lebih dari 1 (satu) tahun sebelum
pengadaan kendaraan.

2. For contract with duration less than 5 (five) 2. Untuk kontrak dengan durasi kurang dari
years, contractor shall provide vehicle with 5 (lima) tahun, Kontraktor harus
age not more than 5 years old when it is menyediakan kendaraan dengan usia
being operated. tidak lebih dari 5 (lima) tahun pada saat
digunakan

(iv) Pass periodic testing (KEUR) by local (iv) Lulus uji berkala (KEUR) dari
Ministry of Transportation. Kementerian/ Dinas Perhubungan
setempat

(v) The year of issued vehicle certificate (v) Tahun di STNK harus sama dengan
(STNK) shall be same with the year stated nomor ID tahun produksi yang tertera
in vehicle chassis. pada chasis kendaraan.

(vi) Use yellow plate with number as registered (vi) Menggunakan plat nomor warna kuning
in vehicle certificate (STNK). dengan tanda nomor sesuai yang
terdaftar dalam Surat Tanda Nomor
Kendaraan (STNK).

(vii) Side mirrors on driver and passenger side. (vii) Kaca spion samping sisi pengemudi dan
penumpang.

(viii) Air Conditioning (heater/cold) (viii) Pengendali kondisi udara sekitar


(pemanas/pendingin udara AC)

(ix) Head rest installed on driver. (ix) Sandaran kepala terpasang di kursi
pengemudi.

(x) High-seat passengers can at least support (x) Tinggi kursi penumpang minimal bisa
the passenger's head or use a head rest. menyangga kepala penumpang atau
menggunakan sandaran kepala.

(xi) 3-point seat belt for driver and all (xi) Sabuk pengaman 3 titik untuk kursi
passenger seats. pengemudi dan seluruh kursi
penumpang.

(xii) GPS unit that is connected with Company’s (xii) Peralatan GPS yang terhubung dengan i-
i-Journey, equipped with RFID for every Journey Perusahaan, dilengkapi RFID

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 18


driver to support monitoring of journey and untuk setiap pengemudi untuk
driver behavior. mendukung pemantauan perjalanan dan
perilaku mengemudi.

(xiii) Back up alarm installed and functioning. (xiii) Alarm mundur terpasang dan berfungsi.

(xiv) Employee Bus that will be operated in the (xiv) Bus Karyawan yang akan dioperasikan di
field roads including gravel/muddy road, jalan lapangan yang meliputi jalan tanah,
shall use at minimum All-Terrain (A/T) harus menggunakan ban minimal tipe
type tire. Use of Highway Terrain (H/T) All-Terrain (A/T). Penggunaan tipe ban
type tire shall only be allowed for use in Highway-Terrain (H/T) hanya diizinkan
asphalted road. untuk penggunaan di jalan aspal.

(xv) Single-piece rim in all wheels that comply (xv) Seluruh roda menggunakan rim single-piece
with SNI 1896:2008 mengikuti SNI 1896:2008

(xvi) At minimum 1 (one) glass breaker hammer (xvi) Minimal 1 palu pemecah kaca tersedia
in each 2 window glass and it is easy to pada setiap 2 kaca jendela dan mudah
reach. dijangkau.

(xvii) At minimum 1 (one) 6 kg ABC type-fire (xvii) Minimal 1 (satu) Alat Pemadam Api
extinguisher (or 2 (two) 3 kg ABC type-fire Ringan (APAR) 6 kg tipe ABC (atau 2
extinguisher) and shall be placed in a (dua) APAR tipe ABC 3 kg) dan
location that not directly expose to heat and ditempatkan di lokasi yang tidak terkena
shall be restraint to avoid any possibility of paparan panas langsung serta harus
being fall or rolling down. tertahan sehingga tidak memiliki potensi
jatuh atau menggelinding.

(xviii) First-aid kit, at minimum includes (xviii) Peralatan P3K, minimal terdiri dari obat
antiseptic solution, gauze, cotton antiseptik, kain kassa, kapas, dan plester.
balls/swabs, plasters. First aid items can be Item P3K dapat disesuaikan dengan
added as per need based on injury risk kebutuhan sesuai risiko cidera dalam
during the trip. perjalanan.

(xix) Road safety kit (cones/ warning triangles, (xix) Road safety kit (kerucut/ segitiga pengaman,
reflective vests, flash light) rompi berpendar, senter).

(xx) Spare tire shall have same diameter with (xx) Ban cadangan harus memiliki ukuran
the tire installed on vehicle and in safe-and diameter yang sama dengan ban yang
ready to-use condition. Spare tire is terpasang di kendaraan dan dalam kondisi
installed on single-piece rim. layak dan siap pakai. Ban cadangan
dilengkapi rim single-piece.

(xxi) Jack and lug wrench (xxi) Dongkrak dan pembuka roda

(xxii) Have 2 pcs wheel chock. (xxii) Memiliki ganjal ban 2 buah.

(xxiii) Emergency exit access in form of (xxiii) Akses keluar darurat berupa jendela
emergency window and/or emergency door dan/atau pintu darurat yang dilengkapi
and is equipped with visible sign, shall be tanda yang mudah terlihat, harus tersedia
provided for medium and large bus. The di bus sedang dan besar. Jumlah dan

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 19


number of emergency exit access and its spesifikasi akses darurat wajib memenuhi
specification shall comply with persyaratan dalam Peraturan Direktorat
requirements from Directorate General of Jenderal Perhubungan Darat terkait
Land Transportation Regulation about Fasilitas Tanggap Darurat Kendaraan
Emergency Response Equipment in Motor Bermotor dan peraturan pendukung/
Vehicle and other supporting/ superseding penggantinya jika ada.
regulation, if any.

(d) Heavy vehicle (d) Kendaraan Berat

(i) Heavy vehicle is a motor vehicle with four (i) Kendaraan berat adalah kendaraan bermotor
or more wheels with GVW > 3.500 kg or beroda empat atau lebih dengan JBB >3.500
motor vehicle towing trailer/semi-trailer or kg atau kendaraan bermotor penarik
highboy/lowboy that is operated for trailer/semi-trailer atau highboy/lowboy yang
purpose of transporting materials on behalf dioperasikan untuk keperluan transportasi
angkutan barang Perusahaan atau Mitra Kerja.
of Company or Contractor.

(ii) General requirements for all kind of heavy (ii) Persyaratan umum untuk semua jenis
vehicle kendaraan berat

1. Vehicle age does not exceed 15 (fifteen) 1. Usia kendaraan berat tidak melebihi 15
years old when it is used, comes with valid (lima belas) tahun pada saat digunakan,
evidence of periodic testing from Ministry harus dilengkapi dengan bukti uji berkala
Transportation/Local Representative, and yang masih berlaku dikeluarkan oleh
pass inspection performed by Company Kementerian/Dinas Perhubungan
appointed inspector. setempat, serta lulus inspeksi oleh
inspektur yang ditunjuk oleh Perusahaan.

2. Pass periodic testing (KEUR) by local 2. Lulus uji berkala (KEUR) dari
Ministry of Transportation. Kementerian/Dinas Perhubungan
setempat.

3. For heavy vehicle that is categorized as 3. Untuk kendaraan berat yang tergolong
hauling/loading equipment as per pesawat angkut berdasarkan regulasi
Government Regulation, it shall hold valid Pemerintah, harus dilengkapi
worthiness certificate (Surat Izin Laik surat/sertifikat laik operasi (SILO) yang
Operasi - SILO) from Ministry of Energy masih berlaku dari Kementerian ESDM
and Mineral Resources or Ministry of atau Kementerian Ketenagakerjaan.
Manpower.

4. Every 6 months conducted a safety 4. Setiap 6 bulan sekali dilakukan pemeriksaan


inspection by Company or representative keselamatan oleh Perusahaan atau perwakilan
designated by company and can be verified yang ditunjuk oleh Perusahaan dan dapat
with PASS INSPECTION sticker. dibuktikan dengan stiker PASS INSPECTION.

5. Convex mirror installed that is able to 5. Cermin cembung terpasang yang dapat
widen the sight view of driver to see the memperluas pandangan pengemudi pada
blind spot around the heavy vehicle, areal yang tidak terlihat, termasuk sisi
including on the areal of passenger side and penumpang dan di depan kabin.
in front of cabin.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 20


6. Reflective tape (sticker) installed on the 6. Alat pemantul cahaya berupa stiker
side and rear of heavy vehicle that terpasang pada bagian samping dan
equipped with dump body, box, tank, belakang kendaraan berat yang memiliki
cement pump, trailer, semi trailer, etc. as bak muatan terbuka (dump body), boks,
required per Ministry of Transportation tangki, atau pompa semen, trailer, semi
Regulation and other relevant regulation. trailer, dsb. sesuai ketentuan yang diatur
dalam Peraturan Menteri Perhubungan
dan peraturan terkait lainnya.

7. AC (Air Conditioner) is installed and 7. Pendingin udara (air conditioner – AC)


functioning. terpasang dan berfungsi.

8. Back up alarm installed and functioning 8. Alarm mundur terpasang dan berfungsi

9. Under-run protection at both right and left 9. Memiliki perisai kolong di bagian sisi
side and rear side with reflective sticker. kanan dana kiri dan sisi belakang dengan
Dimension and construction of under-run stiker yang memantulkan cahaya.
protection shall meet Standar Nasional Dimensi dan konstruksi perisai kolong
Indonesia (SNI). sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).

10. Use 3-point seat belt for driver seat and 10. Menggunakan sabuk pengaman 3 titik
passenger seat. Middle passenger seat can untuk kursi pengemudi dan penumpang.
use 2-point seat belt as provided by vehicle Kursi penumpang tengah dapat
manufacturer. menggunakan sabuk pengaman 2 titik
yang disediakan oleh pabrikan kendaraan.

11. Using tire with single-piece rim as per 11. Menggunakan ban dengan rim single-
manufacturer standard. piece sesuai standar pabrik.

12. Spare tire shall have same diameter with 12. Ban cadangan harus memiliki ukuran
the tire installed on vehicle and in safe-and diameter yang sama dengan ban yang
ready to-use condition. Spare tire is terpasang di kendaraan dan dalam kondisi
installed on single-piece rim. layak dan siap pakai. Ban cadangan
dilengkapi rim single-piece.

13. Provides document organizer such as 13. Menyediakan dokumen organizer berupa
plastic box or other to avoid moving goods kotak plastik atau bentuk lainnnya untuk
in the cabin. menghindari barang bergerak didalam
kabin.

14. Road safety kit (cones/warning triangles, 14. Road safety kit (cones/segitiga pengaman,
reflective vests, flash light). rompi berpendar, senter).

15. At minimum 1 (one) 6 kg non-aerosol ABC 15. Minimal 1 (satu) buah Alat Pemadam Api
type fire extinguisher shall be placed in a Ringan (APAR) tipe ABC non aerosol 6
location that not directly expose to heat and kg ditempatkan dilokasi yang tidak
shall be restraint to avoid any possibility of terkena paparan panas langsung serta
being fall or rolling down. harus tertahan sehingga tidak memiliki
potensi jatuh atau menggelinding.

16. First-aid kit, at minimum includes 16. Peralatan P3K, minimal terdiri dari obat

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 21


antiseptic solution, gauze, cotton antiseptik, kain kassa, kapas, dan plester.
balls/swabs, plasters. First aid items can be Item P3K dapat disesuaikan dengan
added as per need based on injury risk kebutuhan sesuai risiko cidera dalam
during the trip. perjalanan.

17. Have identification sticker attached on the 17. Memiliki stiker identifikasi yang
front, both cabin doors and the rear with a terpasang di bagian depan, kedua pintu
minimum size length x width = 25 x 20 cm. kabin dan bagian belakang dengan ukuran
Identification in the form of a company minimal panjang x lebar = 25 x 20 cm.
logo and vehicle number Identifikasi berupa logo perusahaan dan
nomor kendaraan.

18. At minimum 2 (dua) pcs of wheel chock 18. Minimal 2 (dua) buah ganjal ban tersedia.
available.

19. Provide signal lamp (rotary/strobe light) 19. Lampu isyarat (lampu rotary/strobo)
yellow color without siren for heavy warna kuning tanpa sirene untuk
vehicle that is used for transporting kendaraan berat angkutan barang
dangerous goods/materials or heavy berbahaya atau angkutan alat berat sesuai
equipment refer to related Government persyaratan Pemerintah terkait.
regulations.

(iii) Truck mounted crane (iii) Truk terpasang Crane (TMC)

1. Rules regarding crane capacity with truck 1. Aturan mengenai kapasitas crane dengan
length: panjang truck:
Crane 3T capacity may only be paired with Crane kapasitas 3T hanya boleh dipasangkan
maximum bed 6 meters and crane age and dengan bak maksimal 6 meter dan umur crane
truck equal, and only allowed to contain dan truck sama, dan hanya dipergunakan
untuk muatan sesuai dengan panjang bak
within the maximum of bed length.
maksimum.

(iv) Dump Truck (iv) Dump Truck

1. Using 6x4 drive system or as required by 1. Menggunakan sistem penggerak


Contract. minimum tipe 6x4 atau sesuai persyaratan
Kontrak.

2. Using block or lug type tires (pure or 2. Menggunakan ban tipe blok atau lug
combination) for front and rear wheels. (murni atau kombinasi) untuk roda depan
dan belakang.

3. Dimension and capacity of dump body 3. Dimensi dan kapasitas bak muatan harus
shall comply with Government of mematuhi ketentuan dalam Peraturan
Indonesia Ministry of Transportation Menteri Perhubungan Nomor 33 tahun
Regulation no. 33 year 2018 and associated 2018 dan peraturan teknis turunannya.
technical regulations.

(v) Tank Truck (v) Truk Tangki

1. Dimension and capacity of tank shall 1. Dimensi dan kapasitas tangki muatan

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 22


comply with Government of Indonesia harus mematuhi ketentuan dalam
Ministry of Transportation Regulation no. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
33 year 2018 and associated technical 33 tahun 2018 dan peraturan teknis
regulations. turunannya.

(vi) Prime mover with Trailer / low boy (vi) Prime Mover dengan Trailer/ low boy

1. Provide manufactured ramp. 1. Menyediakan ramp yang sesuai dengan


manufaktur.

(2) Contractor shall select, equip and maintain (2) Kontraktor harus memilih, melengkapi,
vehicles such that they are fit for service, dan merawat kendaraan agar layak untuk
including consideration of the load to be memberikan pelayanan termasuk
carried (both personnel and cargo) and the mempertimbangkan muatan yang dibawa
type of terrain, road and operating (baik orang dan barang) dan tipe medan,
conditions. jalan, dan kondisi operasi.

(3) Every drivers shall perform vehicle daily (3) Setiap pengemudi harus melaksanakan
check (pre-trip inspection – PTI) prior pemeriksaan harian kendaraan (pre-trip
commencing the trip and recommended inspection – PTI) sebelum perjalanan dan
after the trip or end of workshift, also direkomendasikan setelah perjalanan atau
report any damage, abnormality, or unsafe akhir gilir kerja, serta melaporkan apabila
menemukan adanya kondisi kerusakan,
condition to their supervisor. Driver shall
abnormal, atau tidak aman kepada atasan.
use PTI checklist as guidance during Pengemudi harus menggunakan PTI checklist
performing check and to document the sebagai panduan dalam melakukan
result. Driver’s direct Supervisor, or pemeriksaan dan mendokumentasikan hasil
assignee on behalf, shall verify at least pemeriksaan. Atasan pengemudi, atau yang
every week on PTI result and support for ditunjuk mewakili, harus melakukan verifikasi
corrective actions to solve PTI findings. minimal setiap minggunya pada hasil PTI dan
Filled out-PTI checklist shall be retaining mendukung tindakan perbaikan dari temuan
for 1 (one) year. PTI. PTI checklist yang sudah terisi harus
disimpan minimal selama 1 tahun.
. .
(4) Contractor owned, leased, or rented (4) Kendaraan milik, sewa, atau yang
vehicles (applicable based on contract) disewakan Kontraktor (berlaku
shall be maintained in compliance with the berdasarkan kontrak) harus dipelihara dan
manufacture recommendations with diperbaiki sesuai dengan rekomendasi
original spare parts. Vehicle preventive manufaktur dengan suku cadang asli.
maintenance shall be monitored and Perawatan kendaraan tersebut harus
performed on a “per-kilometer” or “per- dipantau dan dilakukan secara berkala
date”, whichever comes first, basis as berdasarkan “kilometer” atau “tanggal”
appropriate for the vehicle and operation pemakaian yang mana lebih dahulu
and shall be documented and report the tercapai dan harus terdokumentasi dan
results to Company Representative. dilaporkan hasilnya kepada Perwakilan
Perusahaan.

(5) Tire needs to be maintained at the correct (5) Ban harus dirawat dalam kondisi tekanan
operating pressure, and the Sdriver shall ban yang sesuai dan pengemudi harus
check tire condition during performing memeriksa kondisi ban saat melakukan
inspection on vehicle. inspeksi kendaraan.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 23


(6) Contractor shall consider tire worthiness (6) Kontraktor harus mempertimbangkan
condition and tire tread depth, by using kelayakan kondisi ban dan kedalaman tapak
built-in tread-wear indicator available on ban, dengan menggunakan acuan tread-wear
tire and/or measuring with the appropriate indicator yang terdapat pada ban dan/atau
tools, as reference for tire replacement. melakukan pengukuran dengan alat bantu,
sebagai referensi untuk penggantian ban.

(7) Contractor is prohibited to use vulcanized (7) Kontraktor dilarang menggunakan ban
tires for all type of vehicles, including hasil vulkanisir untuk segala jenis
heavy vehicles. kendaraan, termasuk bagi kendaraan
berat.

(F) Vehicle Operating Standard (F) Standar Pengoperasian Kendaraan

(1) Contractors are expected to have and (1) Kontraktor diharapkan memiliki prosedur
implement an equivalent to Company standar operasi berkendaraan yang setara
vehicle operating standard procedure as dengan prosedur Perusahaan.
applicable.

(a) All drivers shall obey maximum speed (a) Setiap pengemudi harus mematuhi batas
limit as per Company requirement/ posted kecepatan maksimum sesuai dengan
traffic signs. peraturan Perusahaan/ rambu lalu lintas
yang terpasang.

(b) All drivers and passengers to be properly (b) Setiap pengemudi dan penumpang harus
seated in the vehicle and wear a correctly duduk dengan benar di dalam kendaraan
fitted and adjusted seat belt for the duration dan mempergunakan sabuk pengaman
of all journeys. Only seat equipped with selama perjalanan. Hanya kursi yang
well-functioning seat belt and head rest that dilengkapi sabuk pengaman dan sandaran
is allowed for seating. kepala yang berfungsi baik yang diizinkan
untuk diduduki.

(c) Passenger capacity in vehicle is based on (c) Kapasitas penumpang dalam kendaraan
number of seat equipped with available and sesuai jumlah kursi yang dilengkapi sabuk
functioning seatbelt and headrest, and not pengaman dan sandaran kepala yang
exceeding maximum capacity as per tersedia dan berfungsi, dan tidak melebihi
manufacturer recommendation. kapasitas maksimum sesuai rekomendasi
manufaktur kendaraan.

(d) Driver is prohibited to ride passenger in the (d) Pengemudi dilarang untuk membawa
rear of pick-up and flatbed truck. penumpang pada bagian belakang kendaraan
pick-up atau truk flat-bed.

(e) Driver is prohibited to use cellular (e) Pengemudi dilarang menggunakan


telephone and two-way radios, in either telepon selular dan radio komunikasi dua
hand-held or hands-free mode, by the arah baik yang dipegang atau tanpa
driver of a motor vehicle while the vehicle dipegang selama dalam perjalanan.
is in motion.

(f) Drivers is strictly prohibited to operate a (f) Pengemudi dilarang keras


vehicle while under the influence of mengoperasikan kendaraan saat dalam

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 24


alcohol, drugs, narcotics or medication. pengaruh alkohol, obat-obatan, narkotik
atau pengobatan.

(g) All goods transported on cargo transport (g) Setiap barang yang dibawa pada kendaraan
vehicle (such as pick up truck, flatbed angkutan barang (mobil pick up, truk flat bed,
trucks, dump truck, etc.) shall safely lashed dump truck, dsb.) harus diikat dan diamankan
or secured to prevent them endanger the dengan benar untuk mencegah muatan barang
driver and other road users. Cargo lashing membahayakan baik bagi pengemudi
kendaraan angkutan barang tersebut dan
and securing shall comply with technical
pengguna jalan lain. Pengamanan dan
guidance as stipulated in Directorate pengikatan barang harus mematuhi pedoman
General of Land Transportation teknis yang ditetapkan dalam regulasi
regulations. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

(h) Loose items which may cause injury in the (h) Barang bawaan yang mudah terlepas dan
event of a sudden deceleration or vehicle dapat menyebabkan cedera pada saat
collision shall be stored in separate cargo pengereman mendadak atau tabrakan,
compartments or in storage areas that are harus ditempatkan pada kompartemen
segregated from passenger compartment. kargo yang terpisah dengan kompartemen
penumpang.

(i) Hazardous material (e.g. toxic chemical, (i) Material berbahaya (seperti: bahan kimia
radioactive material, hazardous waste) beracun, material radioaktif, limbah B3) yang
which may expose health hazard shall be dapat menyebabkan paparan bahaya kesehatan
stored in separate cargo compartments or in harus ditempatkan pada kompartemen kargo
storage areas that are segregated from yang terpisah dengan kompartemen
penumpang. Journey Management Plan
passenger compartment. A Journey
(JMP) harus dibuat untuk perjalanan
Management Plan (JMP) shall be kendaraan dengan muatan bahan-bahan
developed for vehicle journey with berbahaya.
transporting dangerous goods.

(j) No items, which may present a danger in (j) Tidak boleh ada benda yang dapat
the event of sudden deceleration or vehicle membahayakan pada saat pengereman
collision, are to be loose in the mendadak atau tabrakan kendaraan yang
cabin/passenger area of vehicle. diperbolehkan terlepas pada kabin atau
area penumpang kendaraan.

(k) Luggage shall not be loaded and (k) Barang tidak boleh dimuat dan
transported on the roof rack of any vehicle. ditransportasikan di atas atap kendaraan.

(l) Cargo securing and segregation shall use (l) Pengamanan dan pemisahan kargo harus
fit-for-task lashing straps, harness, lashing menggunakan strap pengikat, harness,
chains, in vehicle cargo dividers, and/or rantai pengikat, atau pemisah kargo dalam
cargo nets. kendaraan, jaring kargo yang sesuai.

(m) All vehicles that are transporting material (m) Setiap kendaraan yang dapat
that could be classified as hazardous will mentransportasikan barang yang
comply with valid local law, regulation, dikategorikan berbahaya harus memenuhi
order or other directive on the handling of aturan lokal yang berlaku, peraturan,
such materials. perintah atau keputusan lain dalam
pengelolaan material.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 25


(n) All vehicle incidents and crashes shall be (n) Setiap kecelakaan kendaraan harus dilaporkan
reported to Company and investigated kepada Perusahaan dan diinvestigasi sesuai
according to Incident Investigation and dengan proses Incident Investigation and
Reporting process. Reporting.

(o) All drivers shall follow driver’s fatigue (o) Setiap pengemudi harus mengikuti
management programs as per Company program pengelolaan kelelahan bagi
procedure below: pengemudi yang sesuai dengan ketentuan
Perusahaan sebagai berikut:

(i) Journey planning (Journey Management (i) Rencana perjalanan (Journey Management
Plan – JMP) for long journey or other Plan – JMP) pada perjalanan Panjang atau
journey with fatigue high risk shall perjalanan lain berisiko tinggi kelelahan
include risk assessment on driver fatigue pengemudi, harus menyertakan penilaian
and determine appropriate risk mitigation. risiko kelelahan mengemudi dan menentukan
langkah mitigasi risiko yang tepat. Waktu dan
Consider break timings and rest location,
lokasi istirahat, pengemudi pengganti (co-
replacement driver (co-driver), or buddy driver), atau pendamping pengemudi (buddy)
personnel as fatigue risk mitigation perlu dipertimbangkan sebagai strategi
strategy. mitigasi risiko.

(ii) The drivers have adequate sleep or rest (ii) Pengemudi memiliki kecukupan tidur atau
before operating the vehicle therefore istirahat sebelum mengoperasikan
their alertness is maintained and no kendaraannya agar kewaspadaannya
proceeding to drive vehicle when tired or selalu terjaga dan tidak mengoperasikan
fatigue. kendaraan dalam keadaan lelah.

(iii) Contractor shall implement buddy system (iii) Kontraktor harus mengimplementasikan
for applicable high risk journey as defined sistem buddy untuk perjalanan-perjalanan
by Company. Buddy personnel shall be berisiko tinggi sesuai definisi dalam
appointed or assigned to play role as ketentuan Perusahaan. Personil buddy
buddy accompanying the driver. Buddy harus ditunjuk atau ditugaskan untuk
personnel can be from existing contractor berperan sebagai buddy mendampingi
personnel. pengemudi. Personil buddy dapat berasal
dari personil yang sudah tersedia di
lingkup Kontraktor.

(iv) The drivers shall implement fatigue self- (iv) Pengemudi harus melakukan pemeriksaan
assessment by using Fatigue Management kelelahan pada dirinya menggunakan Fatigue
Checklist prior to conduct first trip on the Management Checklist sebelum melakukan
beginning of workshift in along with pre- perjalanan pertama di awal shift bersamaan
trip inspection as part of pre-driving dengan pelaksanaan pre-trip inspection
sebagai bagian dari aktifitas sebelum
activities. Considering the journey risks, it
perjalanan. Mempertimbangkan risiko
is advised to driver to perform fatigue perjalanan, pengemudi disarankan melakukan
self-assessment in the middle of pemeriksaan kelelahan di pertengahan gilir
workshift, on certain timings where kerja, waktu-waktu yang kritikal menurut
considered critical by circadian cycle, and siklus circadian, dan sebelum akhir gilir kerja.
before end of workshift.

(v) The drivers shall meet requirements of (v) Pengemudi harus mematuhi ketentuan
maximum duration of driving and batas durasi mengemudi dan bekerja, serta

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 26


working, also break timing as per waktu istirahat minimum sesuai standar
Company’s fatigue management standard. pengelolaan kelelahan dari Perusahaan.

1. Every 2 hours driving shall followed by a 1. Setiap 2 jam mengemudi harus diikuti
15 minutes break. It is advised to take istirahat selama 15 menit. Disarankan untuk
more frequent break during critical time istirahat lebih sering saat periode waktu
of circadian cycle (e.g. during afternoon kritikal sesuai siklus circadian (misal: selama
or after midnight trip) perjalanan siang hari atau setelah tengah
malam)

2. Maximum cumulative 10 hours driving 2. Durasi mengemudi maksimal kumulatif


allowed in a 24 hours period. 10 jam dalam periode 24 jam.

3. Maximum working 14 hours allowed in a 3. Durasi bekerja maksimal 14 jam dalam


24 hours period. The driver is not allowed periode 24 jam. Pengemudi tidak boleh
to drive after work in 14 hours. mengemudi setelah bekerja selama 14
jam.

4. Maximum cumulative 40 hours driving 4. Durasi kumulatif mengemudi maksimal


over 4 consecutive days, shall be followed 40 jam selama 4 hari berturut-turut, harus
a break at least continuous 24 hours diikuti dengan istirahat tidak mengemudi
period of no driving. selama periode 24 jam.

5. Maximum cumulative 72 hours driving 5. Durasi kumulatif mengemudi maksimal


over one week (7 days), shall be followed 72 jam dalam periode seminggu (7 hari),
a break at least continuous 24 hours harus diikuti dengan istirahat tidak
period of no driving. mengemudi selama periode 24 jam.

6. Maximum cumulative 80 hours working 6. Durasi kumulatif bekerja maksimal 80


over one week (7 days) jam dalam periode seminggu (7 hari)

(p) Driver shall follow Company policy for (p) Pengemudi harus memenuhi kebijakan
parking including avoid backing to Perusahaan untuk parkir termasuk
parking space, demonstrating first move menghindari mundur saat masuk ke lokasi
forward principle, and safe parkir, menerapkan prinsip gerak pertama
uphill/downhill parking practices. maju (first move forward), dan praktek
selamat parkir di permukaan
menanjak/menurun.

(q) Contractor shall proactively promote, (q) Kontraktor harus secara proaktif
support, and sustain “first move forward” mempromosikan, mendorong, dan
conformance behavior by the driver meningkatkan kepatuhan pengemudi dalam
during parking and maneuvering the menerapkan perilaku “gerak pertama maju”
vehicle, and perform monitoring on its saat parkir dan manuver kendaraan, serta
melakukan pemantauan kepatuhannya dalam 
conformity in driving activities that is
aktifitas mengemudi yang didukung oleh
supported by Company I-Journey system. system i-Journey Perusahaan.

(r) The driver shall not leave a vehicle with (r) Pengemudi tidak dibenarkan untuk
engine idling. If the driver needs to stop meninggalkan kendaraan dalam kondisi
to perform a non-driving activity inside mesin idle. Jika pengemudi hendak
the vehicle (such as taking a phone call, berhenti untuk melakukan aktifitas selain

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 27


completing paperwork, or other activity), mengemudi di dalam kendaraan (misalnya
the vehicle shall be safely parked as per mengangkat panggilan telepon, mencatat,
parking procedure. If the driver must atau aktifitas lain), kendaran harus
leave the vehicle, the vehicle shall be diparkirkan dengan selamat sesuai
safely parked (with parking brake prosedur parkir. Jika pengemudi harus
engaged and transmission in proper gear), meninggalkan kendaraan, kendaraan
engine turned off and ignition key is harus diparkirkan dengan selamat (rem
removed. For heavy vehicle, wheel chock parkir diaktifkan dan transmisi pada gear
shall be installed. yang sesuai), mesin dimatikan dan kunci
kontak dicabut. Untuk kendaraan berat,
ganjal ban harus dipasang.

(s) Smoking is not permitted in vehicle. (s) Merokok tidak diperbolehkan di dalam
kendaraan.

(2) Heavy vehicle operations shall follow (2) Operasional kendaraan berat harus
Company’s heavy vehicle operations mengacu pada ketentuan standar
standard and comply with requirements keselamatan operasi kendaraan berat yang
from Ministry of Transportation ditetapkan Perusahaan dan mematuhi
Regulation and other relevant regulations. persyaratan dalam Regulasi Menteri
Perhubungan dan peraturan terkait
lainnya.

(G) Reinforcement and Disciplinary (G) Penegakan dan Tindakan Disiplin

(1) Contractor shall administer the (1) Kontraktor harus menjalankan program
disciplinary plan for their drivers. It shall kedisiplinan bagi pengemudinya. Program ini
have progressive levels of severity harus dilakukan dengan tingkatan progresif
beginning with a verbal/ written seperti dimulai dengan peringatan verbal/
reprimand, leading up to permanent tertulis, meningkat kepada penangguhan hak
mengemudi secara permanen sesuai Kontrak
suspension of driving privileges, within
dan Hukum-hukum Yang Berlaku.
the scope of Contract and Applicable
Laws.

(2) The Contractor’s management shall (2) Manajemen Kontraktor harus


document its company disciplinary plan, mendokumentasikan rencana program
communicate the plan to its drivers and kedisiplinan mereka dan
administer the plan as required. mengkomunikasikannya kepada
pengemudi dan menjalankannya sesuai
ketentuan.

(3) The Contractor’s management shall have (3) Manajemen Kontraktor harus memiliki
a positive reinforcement plan to reinforce rencana program penguatan positif untuk
and promote safe driving behaviors. memperkuat dan mempromosikan
perilaku mengemudi yang selamat.

2. SAFE WORK PRACTICE (SWP) 2. SAFE WORK PRACTICE (SWP)

2.1 In addition to section 7 of exhibit C, below 2.1 Sebagai tambahan dari pasal 7 lampiran K3LL,
is HES requirements related to Safe Work di bawah ini adalah persyaratan K3LL yang

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 28


Practice (“SWP”) that shall be implemented terkait dengan Safe Work Practice (“SWP”)
when there are any activities requiring SWP yang harus diterapkan ketika ada kegiatan yang
implementatio. perlu menerapkan SWP.

2.2 Contractor is responsible in fulfilling their 2.2 Kontraktor bertanggung jawab penuh dalam
workforce competency either through memenuhi kompetensi pekerjanya baik
training and/or certification as required by melalui pelatihan dan/atau sertifikasi yang
Applicable Laws or Company’s standard. diharuskan oleh Hukum-hukum Yang
All cost for fulfilling resources will be Berlaku atau standar Perusahaan yang
Contractor’s responsibility. berlaku. Segala biaya yang timbul dari
pemenuhan sumber daya yang diperlukan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

2.3 Contractors who perform specific work 2.3 Kontraktor yang melakukan pekerjaan khusus
must be trained and certified (or competent) harus terlatih dan memiliki sertifikasi (memiliki
pursuant to Applicable Laws and/or industry kompetensi) sesuai hukum-hukum yang berlaku
standards (e.g. Commercial Divers, Crane dan/atau standar industri yang berlaku (seperti:
Operators, riggers, Electricians, Welders, Penyelam, Crane Operator, Rigger, Electrician,
Welder, Pipe fitter Operator alat berat, Pekerja
Pipe fitter, Heavy Equipment Operators,
di Ketinggian, Regu Penyelamat Terlatih, dll.)
Person Work at Height, Trained Rescuer,
etc.).

2.4 If during the performance of the Service 2.4 Apabila dalam pelaksanaan Jasa-jasa dalam
under the Contract, Contractor is required to Kontrak, Kontraktor diminta untuk
perform the following job, then the melakukan pekerjaan berikut, maka
Contractor shall provide, but not limited to, Kontraktor wajib menyediakan hal-hal di
as follows: bawah ini namun tidak terbatas kepada:

(A) Person Managing Control of Work (A) Person Managing Control of Work

(1) Required Competency: (1) Kompetensi yang diperlukan:

(a) Capable of reviewing planning phase hazard (a) Mampu meninjau planning phase hazard
analysis. analysis.

(b) Capable of facilitating, reviewing, and (b) Mampu memfasilitasi, meninjau dan
documenting onsite JSA. mendokumentasikan onsite JSA.

(c) Capable of creating and/or assisting in the (c) Mampu membuat dan/atau membantu dalam
drafting of work permits and work plans. pembuatan work permit dan work plan.

(d) Capable of communicating work scope, (d) Mampu mengkomunikasikan ruang lingkup
potential hazards, mitigations, permit/work kerja, potensi bahaya, mitigasi, kondisi yang
plan conditions to the work team. tertera dalam permit/ work plan, kepada tim
kerja.

(e) Capable of monitoring worksite to ensure (e) Mampu memonitor area kerja untuk
that work area is safe. memastikan area kerja aman.

(f) Capable of facilitating work closeout (i.e. (f) Mampu memfasilitasi work closeout (misal.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 29


lessons learned discussion, close out diskusi lesson learned, penutupan perizinan).
permits, etc.).

(g) Knowledgeable about the planned work, (g) Mengetahui tentang rencana kerja,
operating/maintenance and emergency operating/maintenance dan prosedur tanggap
procedures. darurat.

(h) Knowledgeable about conditions when to (h) Mengetahui tentang kondisi-kondisi di mana
stop work. pekerjaan harus dihentikan.

(2) Required Training: (2) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(a) Permit To Work Procedure (a) Permit To Work Procedure

(b) Hazard Analysis Procedure (b) Hazard Analysis Procedure

(c) Stop Work Authority (c) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(a) SWP Standards based on applicable (a) SWP Standards berdasarkan standar yang terkait
standards of work performed pekerjaan yang sedang dilakukan

(3) Educational background: (3) Latar belakang pendidikan:

Defined by Applicable Laws (if applicable) Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang Berlaku
or by Company Representative as needed. (jika berlaku) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan

(B) Area Controller (B) Area Controller

(1) Required Competency: (1) Kompetensi yang Dibutuhkan:

(a) Capable of ensuring work is being (a) Mampu memastikan pekerjaan yang sedang
conducted in accordance with permits and dilakukan sesuai dengan dokumentasi
hazard analysis documents. permit dan analisis bahaya.

(b) Capable of periodically monitoring worksite (b) Mampu secara teratur memonitor area kerja
to ensure that work area is safe untuk memastikan area kerja aman.

(c) Capable of providing notification to the (c) Mampu memberikan notifikasi kepada Person
Person Managing Control of Work Managing Control of Work (PMCoW) jika
(PMCoW) if conditions change in the Area terjadi perubahan kondisi di area di mana Area
Controller’s assigned area that may impact Controller ditugaskan yang berpotensi
ongoing work. menimbulkan efek pada pekerjaan yang sedang
dilakukan.

(d) Knowledgeable about conditions when to (d) Mengetahui tentang kondisi-kondisi di mana
stop work. pekerjaan harus dihentikan.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 30


(2) Required Training: (2) Pelatihan yang diperlukan:

(a) Permit To Work Procedure (a) Permit To Work Procedure

(b) Hazard Analysis Procedure (b) Hazard Analysis Procedure

(c) Stop Work Authority (c) Stop Work Authority

(d) SWP Standards based on applicable (d) SWP Standards berdasarkan standar yang terkait
standards of work being performed pekerjaan yang akan dilakukan

(3) Educational background: (3) Latar belakang pendidikan:

Defined by Applicable Laws (as applicable) Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


or by Company Representative as needed Berlaku (sebagaimana berlaku) atau
ditentukan oleh Perwakilan Perusahaan
sesuai kebutuhan.

(C) Permit Approver (C) Permit Approver

(1) Required Competency: (1) Kompetensi yang diperlukan:

(a) Capable of reviewing all types of permits (a) Mampu meninjau semua tipe perizinan dan
and work plans prior to issuance. rencana kerja sebelum menerbitkannya.

(b) Capable of reviewing planning phase hazard (b) Mampu meninjau dokumen planning phase
analysis documents. hazard analysis.

(c) Capable of issuing general and specialized (c) Mampu menerbitkan permit kerja umum dan
work permits to Persons Managing Control khusus kepada Persons Managing Control of
of Work. Work.

(d) Capable of reviewing permit scopes to (d) Mampu meninjau lingkup kerja permit untuk
ensure conflicting work activities do not memastikan tidak terjadi konflik aktivitas
take place concurrently. pekerjaan secara bersamaan.

(e) Capable of participating in site work (e) Mampu berpartisipasi dalam aktivitas
planning activities (e.g. daily operations perencanaan kerja di lokasi (seperti daily
meetings, etc.) operation meeting, dll.)

(f) Knowledgeable about the planned work and (f) Paham tentang pekerjaan yang direncanakan
emergency notification procedures. dan prosedur pemberitahuan keadaan
darurat.

(g) Knowledgeable about conditions when to (g) Paham tentang kondisi-kondisi yang
stop work. mengharuskan pekerjaan dihentikan.

(2) Required Training: (2) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 31


(a) Permit To Work Procedure (a) Permit To Work Procedure

(b) Hazard Analysis Procedure (b) Hazard Analysis Procedure

(c) Stop Work Authority (c) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(a) SWP Standards based on applicable (a) SWP Standards berdasarkan standar-standar
standards of work performed terkait pekerjaan yang dilakukan.

(3) Required Certification: (3) Sertifikasi yang diperlukan:

Defined by GoI regulation (if applicable) or Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


by Company Representative as needed. Berlaku (jika berlaku) atau ditentukan oleh
Perwakilan Perusahaan sesuai kebutuhan.

(4) Educational background: (4) Latar belakang pendidikan:

Defined by Applicable Laws (as applicable) Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


or by Company Representative as needed. Berlaku (sebagaimana berlaku) atau
ditentukan oleh Perwakilan Perusahaan
sesuai kebutuhan.

(D) Qualified Person (D) Qualified Person

(1) Required Competency: (1) Kompetensi yang diperlukan:

(a) Capable of solving/ resolving issues (a) Mampu menyelesaikan isu-isu terkait area
associated with area of exertise. keahliannya.

(b) Capable of providing Subject Matter Expert (b) Mampu memberikan konsultasi Subject Matter
consultation associated with area of Expert terkait area keahliannya.
expertise.

(c) Knowledgeable about the planned work and (c) Mengetahui tentang rencana kerja dan
emergency procedures. prosedur tanggap darurat.

(d) Knowledgeable about conditions when to (d) Mengetahui tentang kondisi-kondisi di mana
stop work. pekerjaan harus dihentikan.

(2) Required Training: (2) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(a) Applicable area of expertise, e.g. Lifting & (a) Terkait area keahliannya, contoh: Lifting &
Rigging, Excavation, etc. Rigging, Penggalian, dll.

(b) Applicable SWP Standard(s) for area of (b) Standar SWP yang digunakan sesuai area
expertise keahliannya

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 32


(c) Hazard Analysis Procedure (c) Hazard Analysis Procedure

(d) Permit To Work Procedure (d) Permit To Work Procedure

(e) Stop Work Authority (e) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(a) SWP Standard(s) based on applicable (a) SWP Standard(s) berdasarkan standar-standar
standards of work performed terkait pekerjaan yang sedang dilakukan

(3) Required Certification: (3) Sertifikasi yang diperlukan:

Defined by Applicable Laws (as applicable) Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


or by Company Representative as needed. Berlaku (sebagaimana berlaku) atau
ditentukan oleh Perwakilan Perusahaan
sesuai kebutuhan.

(4) Educational background: (4) Latar belakang pendidikan:

Defined by Applicable Laws (as applicable) Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


or by Company Representative as needed. Berlaku (sebagaimana berlaku) atau
ditentukan oleh Perwakilan Perusahaan
sesuai kebutuhan.

(E) Mentor (E) Mentor

(1) Required Competency: (1) Kompetensi yang diperlukan:

(a) Capable of verifying competency of (a) Mampu memverifikasi kompetensi personil


personnel new to SWP specific roles. yang baru dalam peran spesifik SWP
Perusahaan.

(b) Capable of documenting approval for (b) Mampu mendokumentasikan persetujuan


personnel to perform SWP role bagi personel untuk melakukan peran SWP
unsupervised/ mentored. tanpa diawasi.

(c) Capable of providing coaching and (c) Mampu memberikan pelatihan dan
oversight to personnel new to SWP specific pemahaman bagi personel yang baru dalam
roles. peran khusus SWP Perusahaan.

(d) Knowledgeable about conditions when to (d) Mengetahui tentang kondisi-kondisi di mana
stop work. pekerjaan harus dihentikan.

(2) Required Training: (2) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(a) Hazard Analysis Procedure (a) Hazard Analysis Procedure

(b) Permit To Work Procedure (b) Permit To Work Procedure

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 33


(c) Stop Work Authority (c) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(a) Knowledge of SWP Standard(s) applicable (a) Mengetahui SWP Standard(s) terkait pekerjaan
to work performed. yang dilakukan.

(3) Required Certification: (3) Sertifikasi yang diperlukan:

(a) Minimum 6 month in SWP specific role for (a) Minimal 6 bulan melakukan peran khusus
which they have been designated as a SWP dimana mereka akan ditugaskan
mentor. sebagai seorang mentor.

(b) Have been assigned and designated by direct (b) Telah ditugaskan dan ditunjuk oleh atasan
Supervisor as a SWP Mentor. langsung sebagai seorang SWP Mentor.

(F) Work Team Member (F) Work Team Member

(1) Required Competency: (1) Kompetensi yang dibutuhkan:

(a) Capable of following all required (a) Mampu menjalankan semua prosedur yang
procedures berlaku.

(b) Capable of adhering to all permits and (b) Mampu untuk memahami kondisi semua
hazard analysis conditions. dokumen permit dan analisis bahaya.

(c) Knowledgeable about the planned work and (c) Paham tentang pekerjaan yang direncanakan
emergency notification procedures. dan prosedur pemberitahuan keadaan
darurat.

(d) Knowledgeable about conditions when to (d) Paham tentang kondisi-kondisi yang
stop work mengharuskan pekerjaan dihentikan.

(2) Required Training: (2) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(a) Stop Work Authority (a) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(a) Hazard Analysis Procedure (a) Hazard Analysis Procedure

(b) Permit To Work Procedure (b) Permit To Work Procedure

(c) Knowledge of SWP Standard(s) applicable (c) Mengetahui SWP Standard(s) terkait pekerjaan
to work performed. yang dilakukan.

(3) Required Certification: (3) Sertifikasi yang diperlukan:

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 34


Defined by Applicable Laws (as applicable) Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang
or by Company Representative as needed. Berlaku (sebagaimana berlaku) atau
ditentukan oleh Perwakilan Perusahaan
sesuai kebutuhan.

(4) Educational Background: (4) Latar belakang pendidikan:

Defined by Applicable Laws (as applicable) Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


or by Company Representative as needed. Berlaku (sebagaimana berlaku) atau
ditentukan oleh Perwakilan Perusahaan
sesuai kebutuhan.

2.5 Hot Work 2.5 Pekerjaan Panas (Hot Work)

(A) Specific PPE as per PPE Hazard Assessment (A) Alat Pelindung Diri (APD) Spesifik sesuai
dengan Penilaian Bahaya.

(B) Portable gas testing kinstruments and (B) Peralatan dan perangkat pengujian gas seperti
equipment as described in the section 2.14 yang dijelaskan dalam bagian 2.14. Portable
Portable Gas Detection. Gas Detection

(C) Yellow tape/ barricade (C) Pita kuning untuk barikade

(D) Fire Extinguisher (D) Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

(E) Personnel involved in performing hot work: (E) Pekerja yang terlibat dalam pekerjaan ini:
Fire Watch, Qualified Gas Tester, person Pengawas Kebakaran, Qualified Gas Tester,
performing hot work, etc. Pekerja yang melakukan pekerjaan panas dan
lainnya.

(F) Contractor, as defined by the scope of work, (F) Kontraktor, sesuai dengan lingkup jasa yang
must provide minimum workforce with the diberikan, harus menyediakan pekerja
following roles and responsibilities, but not dengan peran dan tanggung jawab sebagai
limited to: berikut, namun tidak terbatas pada:

(1) Fire Watch (1) Fire Watch

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of inspecting worksites prior to hot (i) Mampu menginspeksi area kerja sebelum hot
work activities being conducted to ensure all work dilakukan untuk memastikan semua
combustible materials are either removed or material mudah terbakar telah dihilangkan atau
protected. dilindungi.

(ii) Capable of ensuring that openings within the (ii) Mampu memastikan setiap bukaan di area
hot work area are covered and/or sealed kerja telah ditutup dan/atau disegel dengan
appropriately. baik.

(iii) Capable of observing hot work activities and (iii) Mampu mengobservasi aktivitas pekerjaan
monitors for sparks and/or ignitions. panas dan memonitor percikan dan
penyalaan api.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 35


(iv) Capable of raising alarms in events of fire. (iv) Mampu menyalakan alarm jika terjadi
kebakaran.

(v) Knowledgeable about conditions when to (v) Memiliki pengetahuan tentang kondisi-
stop work. kondisi dimana pekerjaan harus dihentikan.

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(i) Stop Work Authority (i) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(ii) Hazard Analysis Procedure (ii) Hazard Analysis Procedure

(iii) Permit To Work Procedure (iii) Permit To Work Procedure

(iv) Knowledge of SWP Standard(s) applicable (iv) Pengetahuan tentang SWP Standard(s) terkait
to work performed pekerjaan yang dilakukan

(v) Basic Fire Figting Training (v) Pelatihan Dasar Penanggulangan Kebakaran

(vi) Emergency Procedure (vi) Prosedur Tanggap Darurat

(c) Required Certification: (c) Sertifikasi yang diperlukan:

As determined by Applicable Laws (as Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (sebagaimana berlaku sesuai
Company Representative as needed. lingkup pekerjaan) atau ditentukan oleh
Perwakilan Perusahaan sesuai kebutuhan.

(d) Educational background: (d) Latar Belakang Pendidikan:

As determined by Applicable Laws (as Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicableto the scope of work) or by Berlaku (sebagaimana berlaku sesuai
Company Representative as needed. lingkup pekerjaan) atau ditentukan oleh
Perwakilan Perusahaan sesuai kebutuhan.

(2) Welder (2) Juru Las

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of inspecting worksites prior to hot (i) Mampu menginspeksi area kerja sebelum hot
work activities being conducted to ensure all work dilakukan untuk memastikan semua
combustible materials are either removed or material mudah terbakar telah dihilangkan atau
protected. dilindungi.

(ii) Capable of ensuring that openings within the (ii) Mampu memastikan setiap bukaan di area
hot work area are covered and/or sealed kerja telah ditutup dan/atau disegel dengan

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 36


appropriately. baik.

(iii) Capable to conduct welding in accordance (iii) Mampu melaksanakan Pengelasan sesuai dengan
with Welding Procedure Specification Welding Procedure Specification (WPS).
(WPS).

(iv) Capable to repair welding joints or welds. (iv) Mampu memperbaiki sambungan atau hasil
pengelasan.

(v) Capable to determine welding process and (v) Mampu menetapkan proses dan peralatan
required equipment in accordance with the las sesuai dengan material induk dan bahan
main material and additional material. tambah

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(i) Stop Work Authority (i) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(ii) Hazard Analysis Procedure (ii) Hazard Analysis Procedure

(iii) Permit To Work Procedure (iii) Permit To Work Procedure

(iv) Hot Work Standard (iv) Hot Work Standard

(v) Portable Gas Detection Standard (v) Portable Gas Detection Standard

(c) Required Certification: (c) Sertifikasi yang diperlukan:


(i) Ahli Las - PP No. 11 of 1979 : Occupational (i) Ahli Las sesuai PP Nomor 11 Tahun 1979
Safety in Oil and Gas Purification and Tentang Keselamatan Kerja Pada
Processing Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas
Bumi
(ii) Welding License – Permenaker No 2 1982 : (ii) Lisensi Juru Las – Permenaker Nomor 2
Welding Qualifications in workplace Tahun 1982 tentang Kualifikasi Juru Las di
Tempat Kerja
(iii) Welding Competency Cerificate - (iii) Sertifikasi Kompetensi Juru Las -
Kepmenaker No 27 2021: Establishment of Kepmenaker Nomor 27 tahun 2021 Tentang
Indonesian National Work Competency Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Standards in the Processing Industry Sector, Nasional Indonesia Sektor Industri
Metal Goods Industry Sub-Sector, in the Pengolahan Sub Sektor Industri Barang dari
Welding Industry Service Sector Logam Bidang Jasa Industri Pengelasan

(d) Educational background: (d) Latar Belakang Pendidikan:

As determined by Applicable Laws (as Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicableto the scope of work) or by Berlaku (sebagaimana berlaku sesuai
Company Representative as needed. lingkup pekerjaan) atau ditentukan oleh
Perwakilan Perusahaan sesuai kebutuhan.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 37


2.6 Confined Space Entry 2.6 Memasuki Ruang Terbatas (Confined Space
Entry)

(A) Rescue Plan Procedure (A) Prosedur Rencana Penyelamatan

(B) Specific PPE as per PPE Hazard (B) Alat Pelindung Diri (“APD”) khusus sesuai
Assessment dengan Penilaian Bahaya.

(C) Portable gas testing instruments and (C) Peralatan dan perangkat pengujian gas seperti
equipment as described in the section 2.14 yang dijelaskan dalam bagian 2.14 Portable Gas
Portable Gas Detection. Detection.

(D) Rescue Equipment (SCBA, intrinsically (D) Peralatan Penyelamatan (SCBA, radio
safe-handheld radio communication, rescue komunikasi dengan level intrinsically safe, tali
line, rescue tripod include pulley and winch penyelamatan, penyanggah berkaki tiga berikut
or rope retrieval system, etc). dengan katrol, alat derek atau sistem penarik tali,
dll).

(E) Ventilation equipment (E) Perlengkapan ventilasi

(F) All employees that will enter the confined (F) Seluruh pekerja yang akan masuk ke dalam
space environment (authorized entry) shall lingkungan ruang terbatas (authorized entry)
received spyrometry test as part of their harus mengikuti tes spirometri sebagai bagian
medical check up requirements. The test dari medical check up. Hasil tes spirometri akan
result will be used to determine whether the digunakan untuk menentukan apakah pekerja
tersebut fit untuk menggunakan breathing
person fit for using the breathing apparatus
apparatus dan bisa memasuki lingkungan ruang
and got a clearance to enter the confined terbatas.
space environment.

(G) Personnel involved in performing confined (G) Pekerja yang terlibat dalam melakukan pekerjaan
space entry: Entry Watch, Qualified Gas memasuki ruang terbatas: Entry Watch,
Tester, Authorized Entrant, Entry Qualified Gas Tester, Authorized Entrant, Entry
Supervisor, Trained rescue personnel, etc. Supervisor, Petugas penyelamatan yang terlatih.

(H) Contractor, as defined by the scope of work, (H) Kontraktor, sesuai dengan lingkup jasa yang
must provide minimum workforce with the diberikan, harus menyediakan pekerja
following roles and responsibilities, but not dengan peran dan tanggung jawab sebagai
limited to: berikut, namun tidak terbatas pada:

(1) Authorized Confined Space Entrant (1) Authorized Confined Space Entrant

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of identifying existing and (i) Mampu mengidentifikasi potensi bahaya
potential hazard associated with work. yang ada terkait dengan pekerjaan.

(ii) Capable of understanding permit conditions. (ii) Mengerti kondisi yang tertera dalam
perizinan.

(iii) Knowledgeable about conditions when to (iii) Mengetahui tentang kondisi-kondisi di mana

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 38


stop work. pekerjaan harus dihentikan.

(iv) Knowledgeable about authorization given (iv) Mengetahui otorisasi yang diberikan pemberi
by the employer to enter a confined space. kerja untuk memasuki area confined space.

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(i) Permit To Work Procedure (i) Permit To Work Procedure

(ii) Hazard Analysis Procedure (ii) Hazard Analysis Procedure

(iii) Confined Space Entry Standard (iii) Confined Space Entry Standard

(iv) Self-Contained Breathing Apparatus (iv) Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA)


(SCBA)

(v) Stop Work Authority (v) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(vi) Knowledge of Portable Gas Detection (vi) Mengetahui Portable Gas Detection Standard
Standard awareness

(c) Required Certification: (c) Sertifikasi yang diperlukan:

Teknisi Ruang Terbatas (TRT) – K3 Teknisi Ruang Terbatas (TRT) – K3 Confined


Confined Space – Kepmenakertrans No. Space – Kepmenakertrans No.
326/MEN/XII/2011. 326/MEN/XII/2011.

(d) Educational background: (d) Latar belakang pendidikan:

As determined by Applicable Laws (as Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (sebagaimana berlaku sesuai
Company Representative as needed. lingkup pekerjaan) atau ditentukan oleh
Perwakilan Perusahaan sesuai kebutuhan.

(2) Confined Space Entry Supervisor (2) Confined Space Entry Supervisor

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of supporting and assisting the (i) Mampu membantu Confined Space Entry Watch
Confined Space Entry Watch.

(ii) Capable of monitoring work in progress to (ii) Mampu memonitor proses pekerjaan untuk
verify conformance with procedures, memverifikasi kesesuaian terhadap
permits and hazard analysis documents. dokumentasi prosedur, permit dan analisis
bahaya.

(iii) Knowledgeable about the planned work and (iii) Mengetahui rencana pekerjaan dan prosedur

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 39


emergency notification procedures pemberitahuan darurat.

(iv) Knowledgeable about conditions when to (iv) Mengetahui kondisi-kondisi di mana


stop work. pekerjaan harus dihentikan.

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(i) Hazard Analysis Procedure (i) Hazard Analysis Procedure

(ii) Confined Space Entry Standard (ii) Confined Space Entry Standard

(iii) Confined Space Emergency Procedures (iii) Confined Space Emergency Procedures

(iv) Stop Work Authority (iv) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(i) Permit To Work Procedure (i) Permit To Work Procedure

(ii) Knowledge of Portable Gas Detection (ii) Mengetahui Portable Gas Detection Standard
Standard awareness awareness

(iii) Knowledge of SWP Standard(s) applicable (iii) Pengetahuan tentang SWP Standard(s)
to work performed terkait pekerjaan yang dilakukan

(c) Required Certification: (c) Sertifikasi yang diperlukan:

Ahli Utama Ruang Terbatas (AMURT) – Ahli Utama Ruang Terbatas (AMURT) – K3
K3 Confined Space – Kepmenakertrans No. Confined Space – Kepmenakertrans No.
326/MEN/XII/2011 326/MEN/XII/2011

(d) Educational background: (d) Latar belakang pendidikan:

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the Scope of Work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai Lingkup
Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

(3) Confined Space Entry Watch (3) Confined Space Entry Watch

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of controlling access and egress of (i) Mampu mengkontrol akses masuk dan keluar
personnel into and out of confined spaces. personel baik ke dalam ataupun keluar confined
space.

(ii) Capable of maintaining a documented log (ii) Mampu menjaga dokumentasi log dari pekerja-
of workers in the confined space. pekerja di dalam confined space.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 40


(iii) Capable of monitoring workers and (iii) Mampu memonitor pekerja-pekerja dan kondisi
conditions inside the confined space. di dalam confined space.

(iv) Capable of maintaining communications (iv) Mampu menjaga komunikasi dengan pekerja di
with workers inside the confined space. dalam confined space.

(v) Knowledgeable about the planned work and (v) Mengetahui rencana kerja dan prosedur
emergency notification procedures. notifikasi keadaan darurat.

(vi) Knowledgeable about conditions when to (vi) Mengetahui kondisi-kondisi di mana


stop work. pekerjaan harus dihentikan.

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(i) Stop Work Authority (i) Stop Work Authority

Knowledge (awareness) of Pengetahuan dasar:

(i) Hazard Analysis Procedure (i) Hazard Analysis Procedure

(ii) Confined Space Entry Standard (ii) Confined Space Entry Standard

(iii) Confined Space Emergency Procedures (iii) Confined Space Emergency Procedures

(iv) Permit To Work Procedure (iv) Permit To Work Procedure

(v) Portable Gas Detection Standard (v) Portable Gas Detection Standard

(vi) Knowledge of SWP Standard(s) applicable (vi) Mengetahui SWP Standard(s) terkait pekerjaan
to work performed yang dilakukan

(c) Required Certification (c) Sertifikasi yang diperlukan

Ahli Muda Ruang Terbatas as required by Ahli Muda Ruang Terbatas sebagaimana
Kepmenakertrans 326/2011. yang dipersyaratkan oleh Kepmenakertrans
326/2011.

(d) Educational background: (d) Latar belakang pendidikan:

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup
Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

2.7 Work at Height 2.7 Bekerja di Ketinggian

(A) Fall Arrest System (full body harness, (A) Sistem pelindung jatuh (full body harness,
lanyard, life line, etc) lanyard, life line, dll).

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 41


(B) Rescue Equipment appropriate with the (B) Peralatan Penyelamatan sesuai dengan
rescue plan to be performed. rencana penyelamatan yang akan dilakukan.

(C) Personnel involved in performing working (C) Petugas yang terlibat dalam melakukan
at height: Scaffolding SME (Certified pekerjaan di ketinggian: Scaffolding SME
scaffolder, Certified Scaffold Inspector), (Scaffolder bersertifikat, Inspektur Scaffolder
Trained rescue personnel, Safety Standby bersertifikat), Petugas penyelamatan yang
Person, Competent Person. terlatih, Petugas Safety Siaga, Competent
Person.

(D) Contractor, as defined by the scope of work, (D) Kontraktor, sesuai dengan lingkup jasa yang
must provide minimum workforce with the diberikan, harus menyediakan pekerja
following roles and responsibilities, but not dengan peran dan tanggung jawab sebagai
limited to: berikut, namun tidak terbatas pada:

(1) Person Work at Height (1) Person Work at Height

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of using the appropriate fall (i) Mampu menggunakan fall protection yang
protection when working at heights sesuai ketika bekerja di ketinggian

(ii) Capable of maintaining 100% tie-off as (ii) Mampu menjaga 100% terikat dengan baik
appropriate

(iii) Knowledgeable about the planned work and (iii) Mengetahui rencana kerja dan prosedur
emergency procedures tanggap darurat

(iv) Knowledgeable about conditions when to (iv) Mengetahui tentang kondisi-kondisi di mana
stop work pekerjaan harus dihentikan

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(i) Work at Height Standard (i) Work at Height Standard

(ii) Hazard Analysis Procedure (ii) Hazard Analysis Procedure

(iii) Stop Work Authority (iii) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(i) Permit To Work Procedure (i) Permit To Work Procedure

(c) Required Certification (as applicable): (c) Sertifikasi yang diperlukan:

(i) Tenaga Kerja Bangunan Tinggi – (i) Tenaga Kerja Bangunan Tinggi –
PERMENAKER 9/2016 tentang K3 Dalam PERMENAKER 9/2016 tentang K3 Dalam
Pekerjaan Pada Ketinggian. Pekerjaan Pada Ketinggian.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 42


(ii) Tenaga Kerja pada Ketinggian – (ii) Tenaga Kerja pada Ketinggian –
PERMENAKER 9/2016 tentang K3 Dalam PERMENAKER 9/2016 tentang K3 Dalam
Pekerjaan Pada Ketinggian Pekerjaan Pada Ketinggian

(i) Tenaga Kerja pada Ketinggian – (i) Tenaga Kerja pada Ketinggian –
PERMENAKER 9/2016 tentang K3 Dalam PERMENAKER 9/2016 tentang K3 Dalam
Pekerjaan Pada Ketinggian Pekerjaan Pada Ketinggian

(ii) Bekerja di Ketinggian - Kepmenaker (ii) Bekerja di Ketinggian - Kepmenaker Nomor


Nomor 325 Tahun 2011 tentang Penetapan 325 Tahun 2011 tentang Penetapan SKKNI
SKKNI Bidang K3 Sub Bidang Bekerja di Bidang K3 Sub Bidang Bekerja di
Ketinggian Ketinggian

(iii) Operator Menara Bor (khusus untuk (iii) Operator Menara Bor (khusus untuk Drilling and
Drilling and Completion) – Kepmenaker Completion) – Kepmenaker Nomor 133 Tahun
Nomor 133 Tahun 2015 tentang Penetapan 2015 tentang Penetapan SKKNI Kategori
SKKNI Kategori Pertambanga dan Pertambanga dan Penggalian Golongan Pokok
Penggalian Golongan Pokok Pertambangan Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Alam dan
Panas Bumi Bidang Pengeboran Darat
Minyak Bumi dan Gas Alam dan Panas
Bumi Bidang Pengeboran Darat

(iv) Electrical Technician – Certificate of (iv) Teknisi Listrik – GEMAPDKB – UU


GEMAPDKB – UU 30/2009, PP 3/2005, 30/2009, PP 3/2005, PP 14/2012 – Badan
PP 14/2012 – Regulatory Agency: ESDM Regulasi: ESDM

(d) Educational background: (d) Latar belakang pendidikan:

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup
Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

(2) Scaffolder (2) Teknisi Perancah

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of understanding how to properly (i) Mampu mengerti bagaimana merancang dengan
design, erect, dismantle, modify, inspect baik, mendirikan, melepas, memodifikasi,
and tag scaffolding in accordance with menginspeksi dan memberi tag pada scaffolding
manufacturing, engineering and industry sesuai dengan manufaktur, engineering dan
accepted best practices. praktik praktik terbaik di industri.

(ii) Capable of understanding and interpreting (ii) Mampu mengerti dan menginterpretasikan
scaffolding rules and regulations. aturan dan regulasi terkait scaffolding.

(iii) Capable of discussing and understanding (iii) Mampu berdiskusi dan mengerti bagaimana
how scaffolding will be used, with the scaffolding akan digunakan, dengan Person
Person Managing Control of Work (specific Managing Control of Work (spesifik terhadap
to work scope). lingkup pekerjaan).

(iv) Knowledgeable about conditions when to (iv) Mengetahui tentang kondisi-kondisi di mana

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 43


stop work. pekerjaan harus dihentikan.

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif :

(i) Hazard Analysis Procedure (i) Hazard Analysis Procedure

(ii) Permit To Work Procedure (ii) Permit To Work Procedure

(iii) Work at Height Standard (iii) Work at Height Standard

(iv) Stop Work Authority (iv) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(i) SWP Standard(s) based on applicable (i) SWP Standard(s) berdasarkan standar-standar
standards of work performed. terkait dari pekerjaan yang dilakukan.

(c) Required Certification (as applicable): (c) Sertifikasi yang diperlukan (yang sesuai):

(i) Teknisi Perancah - SKB No 174/1986 (i) Teknisi Perancah - SKB No 174/1986
tentang K3 pada Tempat Kegiatan tentang K3 pada Tempat Kegiatan
Konstruksi. Konstruksi.

(ii) Petugas Perancah - Kepmenaker Nomor 214 (ii) Petugas Perancah - Kepmenaker Nomor 214
Tahun 2017 tentang Penetapan SKKNI Tahun 2017 tentang Penetapan SKKNI
kategori Konstruksi Golongan Pokok kategori Konstruksi Golongan Pokok
Konstruksi Khusus Bidang Operasi Konstruksi Khusus Bidang Operasi
Scaffolding. Scaffolding.

(d) Educational background: (d) Latar belakang pendidikan

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup
Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

(3) Scaffolding Supervisor (3) Pengawas Perancah

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable to conduct hazard identification, (i) Mampu melaksanakan identifikasi bahaya,
mitigation, and risk control of scaffold. penilaian, dan pengendalian resiko
perancah.

(ii) Capable to identify the type of rescue (ii) Mampu mengidentifikasi jenis pertolongan
needed when incident happened, yang diperlukan pada saat terjadi kecelakaan
knowledgeable about first aid kit and kerja serta mengetahui fasilitas P3K dan
emergency response tanggap darurat yang diperlukan.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 44


(iii) Capable to conduct supercision to the (iii) Mampu melaksanakan pengawasan
installation, utilization, and demolition of pemasangan, penggunaan dan
scaffolding pembongkaran perancah

(iv) Capable to provide work activity, (iv) Mampu membuat pelaporan pekerjaan,
preparation, installation, utilization, and persiapan, pemasangan, pemakaian, dan
demolition of scaffold. pembongkaran perancah

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif :

(i) Hazard Analysis Procedure (i) Hazard Analysis Procedure

(ii) Permit To Work Procedure (ii) Permit To Work Procedure

(iii) Work at Height Standard (iii) Work at Height Standard

(iv) Stop Work Authority (iv) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

SWP Standard(s) based on applicable SWP Standard(s) berdasarkan standar-standar


standards of work performed. terkait dari pekerjaan yang dilakukan.

(c) Required Certification (as applicable): (c) Sertifikasi yang diperlukan (yang sesuai):

(i) Scaffold Supervisor - Kepdirjen Nomor 74 (i) Supervisor Perancah - Kepdirjen Nomor 74
Tahun 2013 about scaffolding supervision. Tahun 2013 tentang Supervisi Perancah.

(ii) Scaffolding Supervisor - Kepmenaker (ii) Pengawas Scaffolding - Kepmenaker Nomor


Nomor 214 Tahun 2017 about legitimation 214 Tahun 2017 tentang Penetapan Standar
of SKKNI category of Construction Main Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Group of Special Construction in the Field Kategori Konstruksi Golongan Pokok
of Scaffolding Operations. Konstruksi Khusus Bidang Operasi
Scaffolding .

(a) Educational background: (d) Latar belakang pendidikan

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup
Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

(4) Competent Person Work at Height (4) Competent Person Work at Height

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Identifies existing and potential hazards (i) Mengidentifikasi potensi bahaya yang ada
associated with work terkait dengan pekerjaan.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 45


(ii) Knowledgeable of applicable work at height (ii) Paham standard bekerja di ketinggian yang
standards berlaku

(iii) Subject Matter Expert for specialized work (iii) Subject Matter Expert khusus untuk aktivitas
at height activities bekerja di ketinggian

(iv) Capable of mitigating hazards associated (iv) Mampu memitigasi bahaya terkait dengan
with specialized work pekerjaan khusus

(v) Understand conditions when to stop work (v) Memahami kondisi-kondisi di mana
pekerjaan harus dihentikan

(vi) Knowledgeable through experience and (vi) Paham melalui pengalaman dan pelatihan
training of scaffolding in accordance with tentang scaffolding sesuai regulasi pemerintah
Applicable Laws

(vii) Knowledgeable through experience and (vii) Paham melalui pengalaman dan training tentang
training of work at height of drilling rig bekerja di ketinggian dari operasi drilling
operation (specific for Drilling & (khusus untuk Drilling & Completion).
Completion)

(viii) Capable and knowledgable about: (viii) Mampu dan berpengetahuan tentang:

1. Equipment selection and inspection 1. Pemilihan dan pemeriksaan peralatan

2. Fall arrest rescue systems 2. Fall arrest rescue systems

3. Fall restraint and fall arrest 3. Fall restraint dan fall arrest

4. Passive vs. active systems 4. Sistem pasif vs aktif

5. Fall hazard elimination 5. Eliminasi bahaya jatuh

6. Selection and usage of non-certified 6. Pemilihan dan penggunaan non-certified


anchorages anchorages

7. Authorized person duties and responsibilities 7. Tugas dan tanggung jawab pekerja yang
for working at height berwenang untuk bekerja di ketinggian

8. Competent person’s duties and 8. Tugas dan tanggung jawab Competent Person
responsibilities

9. Testing of fall protection equipment 9. Pengujian peralatan pelindung jatuh

10. OSHA and ANSI standards of Fall 10. Standard OSHA dan ANSI tentang Fall
Protection Protection

11. Scenario of fall protection systems 11. Skenario dari sistem pelindung jatuh

(ix) Knowledgeable of Applicable Laws related (ix) Paham tentang Hukum-hukum Yang Berlaku

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 46


to anchoring and working at height terkait anchoring dan bekerja di ketinggian

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(i) Work At Height Standard (i) Work At Height Standard

(ii) Permit To Work Procedure (ii) Permit To Work Procedure

(iii) Hazard Analysis Procedure (iii) Hazard Analysis Procedure

(iv) Stop Work Authority (iv) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(i) Work At Height Training as required by (i) Training Bekerja di Ketinggian sesuai Hukum-
Applicable Laws hukum Yang Berlaku

(c) Required Certification (as applicable): (c) Sertifikasi yang diperlukan (yang sesuai):

(i) Tenaga Kerja Bangunan Tinggi Tk 2 – (i) Tenaga Kerja Bangunan Tinggi Tk 2 –
PERMENAKER 9/2016 tentang K3 Dalam PERMENAKER 9/2016 tentang K3 Dalam
Pekerjaan Pada Ketinggian. Pekerjaan Pada Ketinggian.

(ii) Tenaga Kerja pada Ketinggian Tk 2 – (ii) Tenaga Kerja pada Ketinggian Tk 2 –
PERMENAKER 9/2016 tentang K3 Dalam PERMENAKER 9/2016 tentang K3 Dalam
Pekerjaan Pada Ketinggian Pekerjaan Pada Ketinggian

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup
Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

2.8 Excavation 2.8 Pekerjaan Penggalian

(A) Portable gas testing instruments and (A) Peralatan dan pengangkat pengujian gas seperti
equipment as described in the section 2.14. yang dijelaskan dalam bagian 2.14 Portable Gas
Portable Gas Detection Detection.

(B) Equipment for Excavation protection (B) Peralatan untuk perlindungan pekerjaan seperti
system such as shoring, bracing, shield, etc. alat penopang, bracing, pelindung, dll.

(C) Emergency Equipment such as self- (C) Peralatan darurat seperti Self-Contained
contained breathing apparatus (SCBA), Breathing Aparatus (SCBA), harness, yang
harness with lifeline, and basket stretcher. dilengkapi dengan tali penopang, dan tandu.

(D) PPE as per PPE hazard assessment (D) Alat pelindung diri sesuai penilaian bahaya

(E) Fire Extinguisher (E) Alat pemadam api ringan

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 47


(F) Water pump (F) Pompa air

(G) Barricade System (G) Sistem barikade

(H) Cable/Metal detector (H) Detektor logam/ kabel

(I) Personnel involved in performing confined (I) Pekerja yang terlibat dalam melakukan
working at height: A civil engineer or other pekerjaan penggalian: Insinyur Sipil atau
qualified professional who have knowledge profesional lainnya yang memiliki
and experience in determine soil conditions kualifikasi dan pengalaman dalam
and then identify the soil type and operator menentukan kondisi tanah dan jenis tanah,
of powered excavation equipment. operator peralatan penggalian dengan tenaga
mesin.

(J) Contractor, as defined by the scope of work, (J) Kontraktor sesuai dengan lingkup jasa yang
must provide minimum workforce with the diberikan harus menyediakan pekerja
following roles and responsibilities, but not dengan peran dan tanggung jawab sebagai
limited to: berikut, namun tidak terbatas pada:

(1) Civil Engineer (1) Civil Engineer

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of designing excavation protective (i) Mampu mendesain sistem proteksi galian
systems.

(ii) Capable of reviewing and approving (ii) Mampu meninjau dan menyetujui rencana
excavations plans for excavations that are in galian untuk penggalian yang berada di
close proximity to building, roads and dekat area bangunan, jalanan atau dinding
retaining walls. penahan.

(iii) Capable of reviewing and approving (iii) Mampu meninjau dan menyetujui rencana
excavation plans for excavations that are penggalian dengan kedalaman lebih dari 6,1
deeper than 6.1 m (20 ft). m (20 kaki).

(iv) Knowledgeable about conditions when to (iv) Mengetahui tentang kondisi-kondisi di mana
stop work. pekerjaan harus dihentikan.

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(i) Permit To Work Procedure (i) Permit To Work Procedure

(ii) Hazard Analysis Procedure (ii) Hazard Analysis Procedure

(iii) Excavation Standard (iii) Excavation Standard

(iv) Stop Work Authority (iv) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 48


(i) SWP Standards based on applicable (i) SWP Standards berdasarkan standar yang sesuai
standards of work performed. dengan pekerjaan yang dilakukan.

(c) Required Certification: (c) Sertifikasi yang diperlukan:

Bachelor degree in Civil Engineering Sarjana Teknik bidang Teknik Sipil

(d) Educational background: (d) Latar belakang pendidikan:

Minimum bachelor degree in Civil Minimum Sarjana Teknik Sipil


Engineering

(2) Environmental Specialist (2) Environmental Specialist

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of providing evaluation and (i) Mampu menyediakan evaluasi dan
disposal consultation when soil, konsultasi ketika tanah, air tanah, dll.
groundwater, etc. is suspected to be dicurigai terkontaminasi.
contaminated.

(ii) Knowledgeable about applicable (ii) Mengetahui tentang regulasi pemerintah


government regulations to the work terkait pekerjaan yang dilakukan.
performed.

(iii) Knowledgeable about disposal regulations (iii) Mengetahui persyaratan dan regulasi
and requirements. pembuangan.

(iv) Knowledgeable about conditions when to (iv) Mengetahui tentang kondisi-kondisi di mana
stop work. pekerjaan harus dihentikan.

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(i) Stop Work Authority (i) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(i) Hazard Analysis Procedure (i) Hazard Analysis Procedure

(ii) Permit To Work Procedure (ii) Permit To Work Procedure

(iii) Knowledge of Excavation Standard (iii) Mengetahui Excavation Standard

(c) Required Certification: (c) Sertifikasi yang diperlukan:

Bachelor degree in Environmental Sarjana dalam bidang Teknik Lingkungan


engineering or science. atau Ilmu Lingkungan.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 49


(d) Educational background: (d) Latar belakang pendidikan:

Minimum bachelor degree in Minimum Sarjana Teknik Lingkungan atau


Environmental Engineering or Science. Ilmu Lingkungan.

2.9 Lifting and Rigging 2.9 Lifting and Rigging

(A) Certified Lifting Equipments (A) Alat angkat bersertifikat.

(B) Certified Slings and Wire Ropes (B) Sling dan tali kawat bersertifikat

(C) Personnel involved in performing lifting (C) Pekerja yang terlibat dalam melakukan pekerjaan
and rigging: certified crane operator, pengangkatan: operator crane bersertifikat,
certified crane inspector, certified inspektor crane bersertifikat, rigger/signalman
rigger/signalman, certified lifting and bersertifikat, inspektor lifting dan rigging
rigging inspector. bersertifikat.

(D) Contractor conducts periodically equipment (D) Kontraktor melakukan inspeksi alat angkat
and lifting gear inspection refer to standard dan alat bantu angkat secara periodik
checklist and verified & validated by berdasarkan daftar yang standar dan
Company before deployment to the diverifikasi dan validasi oleh Perusahaan
operations (Pre Mobilization) and during sebelum dioperasikan dan saat operasi.
operations. For equipment which borrowed Untuk alat angkat yang dipinjam dari
from Company need to conduct De- Perusahaan harus diinspeksi sebelum
Mobilization inspection before hand over. diserahkan Kembali. Berdasarkan Proses
Refer to Business Process Procedure: Prosedur Bisnis:

Lifting Equipment and Lifting Gears Lifting Equipment and Lifting Gears Inspection
Inspection Procedure Procedure

Contractor, as defined by the scope of Kontraktor, sesuai dengan lingkup jasa yang
work, must provide minimum workforce diberikan, harus menyediakan pekerja
with the following roles and dengan peran dan tanggung jawab sebagai
responsibilities, but not limited to: berikut, namun tidak terbatas pada:

(1) Qualified (non-Crane) Lifting Equipment (1) Qualified (non-Crane) Lifting Equipment
Operator; such as forklift operator, telehander Operator; seperti forklift operator, telehander
forklift. forklift.

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of developing and/or reviewing lift (i) Mampu membuat dan/atau meninjau lift plan
plans specific to equipment being used spesifik untuk peralatan yang akan digunakan

(ii) Capable of establishing communication (ii) Mampu membangun komunikasi antara operator
between lift equipment operator and alat angkat dan signalman (misal. sinyal tangan,
signalman (e.g. hand signals, radio komunikasi radio, dll.)
communications, etc.)

(iii) Capable of conducting pre use inspection to (iii) Mampu melakukan pre-use inspection terhadap

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 50


lifting equipment and lifting gear prior to alat angkat dan lifting gear sebelum digunakan
use

(iv) Capable of conducting hazard identification (iv) Mampu melakukan identifikasi bahaya pada
of lift routes (e.g. power lines, obstructions, jalur pengangkatan (misal. Kabel listrik,
etc.) penghalang, dll.)

(v) Capable of ensuring site conditions are in (v) Mampu memastikan kondisi area kerja sesuai
conformance with permits, lift plans and dengan kondisi yang tertera dalam dokumentasi
hazard analysis documents permit, lift plan, dan analisis bahaya

(vi) Knowledgeable about hand signals and radio (vi) Mengetahui tentang sinyal tangan dan
communications komunikasi radio

(vii) Knowledgeable about conditions when to (vii) Mengetahui tentang kondisi-kondisi di


stop work mana pekerjaan harus dihentikan

(viii) Operator, rigger, and/or any related key (E) Operator, juru ikat, dan/atau pekerja yang
person on Lifting and Rigging activities berperan dalam kegiatan Lifting dan Rigging
shall pass PHR Lifting Operation Permit telah lulus uji kompetensi PHR Lifting
(LOP) Permit.. Refer to Business Process Operation Permit (LOP). Berdasarkan Proses
Procedure: Lifting Operation Permit Prosedur Bisnis: Lifting Operation Permit (LOP)

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif :

(i) Lifting & Rigging Standard (i) Lifting & Rigging Standard

(ii) Hazard Analysis Procedure (ii) Hazard Analysis Procedure

(iii) Permit To Work Procedure (iii) Permit To Work Procedure

(iv) Stop Work Authority (iv) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(i) SWP Standard(s) based on applicable (i) SWP Standard(s) berdasarkan standard yang
standards of work performed sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan

(c) Required Certification (as applicable): (c) Sertifikasi yang diperlukan (yang sesuai):

(i) Forklift License based on Manpower (i) Lisensi K3 Operator Forklift yang mengacu pada
Ministerial Regulation No. 8 year of 2020 Permenaker RI Nomor 8 Tahun 2020 tentang
on Occupational Health and Safety of Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat
Lifting and Hauling Equipment. Angkat dan Pesawat Angkut.

(ii) Forklift Competency Certification based on (ii) Sertifikat Kompetensi Operator Forklift yang
Manpower Ministerial Degree No. 135 year mengacu pada Keputusan Menteri
of 2015 on SKKNI Enaction Category Oil Ketenagakerjaan Nomor 135 Tahun 2015

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 51


& Gas and Geothermal Category, majoring tentang Penetapan SKKNI Kategori
Lifting and Hauling Equipment Operation Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Alam dan
and Rigging. Panas Bumi Bidang Operasi Pesawat Angkat,
Angkut dan Ikat Beban

(iii) Crane Operator – PHR Lifting Operation (iii) Crane Operator – PHR Lifting Operation
Permit – Regulatory Agency: PHR Permit – Badan Regulasi: PHR

(d) Educational background: (d) Latar belakang pendidikan:

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang Berlaku


applicable to the scope of work) or by (jika berlaku sesuai lingkup pekerjaan) atau
Company Representative as needed. ditentukan oleh Perwakilan Perusahaan sesuai
kebutuhan.

(2) Qualified Crane Operator (2) Qualified Crane Operator

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of developing and/or reviewing lift (i) Mampu membuat dan/atau mereview lift plan.
plans.

(ii) Capable of establishing communication (ii) Mampu membangun komunikasi antara operator
between crane operator and signalman (e.g. alat angkat dan signalman (misal. sinyal tangan,
hand signals, radio communications, etc.) komunikasi radio, dll.)

(iii) Capable of conducting peruse inspection to (iii) Mampu melakukan pre-use inspection terhadap
crane and lifting gear prior to use alat angkat dan alat lifting gear sebelum
digunakan.

(iv) Capable of conducting hazard analysis to (iv) Mampu melakukan analisa bahaya pada
lift routes (e.g. power lines, obstructions, jalur pengangkatan (misal kabel listrik,
etc.) penghalang, dll.)

(v) Capable of ensuring site conditions are in (v) Mampu memastikan kondisi area kerja sesuai
conformance with permits, lift plans and dengan kondisi yang tertera dalam dokumentasi
hazard analysis documents permit, lift plan dan analisis bahaya

(vi) Knowledgeable about hand signals and (vi) Mengetahui tentang sinyal tangan dan
radio communications komunikasi radio

(vii) Knowledgeable about conditions when to (vii) Mengetahui tentang kondisi-kondisi di mana
stop work pekerjaan harus dihentikan

(viii) Capable in choosing and safely operate the (viii) Mampu memilih pesawat angkat (crane) serta
suitable crane mengoperasikan pesawat angkat (crane) yang
sesuai secara selamat.

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 52


(i) Lifting & Rigging Standard (i) Lifting & Rigging Standard

(ii) Hazard Analysis Procedure (ii) Hazard Analysis Procedure

(iii) Permit To Work Procedure (iii) Permit To Work Procedure

(iv) Stop Work Authority (iv) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(i) SWP Standard(s) based on applicable (i) SWP Standard(s) berdasarkan standar yang
standards of work performed sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan

(c) Required Certification (as applicable): (c) Sertifikasi yang diperlukan (yang sesuai):

(i) Crane Operator Competency Certification (i) Sertifikat Kompetensi Operator Pesawat
based on Manpower Ministerial Degree No. Angkat yang mengacu pada Keputusan
135 year of 2015 on SKKNI Enaction Menteri Ketenagakerjaan Nomor 135 Tahun
Category Oil & Gas and Geothermal 2015 tentang Penetapan SKKNI Kategori
Category, majoring Lifting and Hauling Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Alam
Equipment Operation and RiggingCrane dan Panas Bumi Bidang Operasi Pesawat
Angkat, Angkut dan Ikat Beban

(ii) Operator License based on Manpower (ii) Lisensi K3 Operator Pesawat Angkat yang
Ministerial Regulation No. 8 year of 2020 mengacu pada Permenaker RI Nomor 8
on Occupational Health and Safety of Tahun 2020 tentang Keselamatan dan
Lifting and Hauling Equipment Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut

(iii) Ahli K3 Bidang Pesawat Angkat dan (iii) Ahli K3 Bidang Pesawat Angkat dan
Angkut - KEPDIRJENPPK No 75 Tahun Angkut - KEPDIRJENPPK No 75 Tahun
2013 2013

(iv) Crane Operator – PHR Lifting Operation (iv) Crane Operator – PHR Lifting Operation Permit
Permit – Regulatory Agency: PHR – Badan Regulasi: PHR

(d) Educational background: (d) Latar belakang pendidikan:

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup
Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

(3) Qualified Rigger (3) Qualified Rigger

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of rigging loads safely and securely (i) Mampu melakukan proses rigging terhadap
beban dengan selamat dan aman

(ii) Knowledgeable about rigging and lifting (ii) Mengetahui tentang pengikatan beban (rigging)

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 53


equipment dan pengangkatan peralatan

(iii) Knowledgeable about loads being lifted, (iii) Mengetahui tentang beban yang sedang
exposure areas, etc. diangkat, area eksposur, dll

(iv) Knowledgeable about conditions when to (iv) Mengetahui tentang kondisi-kondisi di mana
stop work pekerjaan harus dihentikan

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(i) Lifting & Rigging Standard (i) Lifting & Rigging Standard

(ii) Hazard Analysis Procedure (ii) Hazard Analysis Procedure

(iii) Permit To Work Procedure (iii) Permit To Work Procedure

(iv) Stop Work Authority (iv) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(i) SWP Standard(s) based on applicable (i) SWP Standard(s) berdasarkan standar terkait
standards of work performed dengan pekerjaan yang sedang dilakukan

(c) Required Certification: (c) Sertifikasi yang diperlukan:

(i) Rigging Competency Certification based on (i) Sertifikat Kompetensi Juru Ikat Beban yang
Manpower Ministerial Degree No. 135 year of mengacu pada Keputusan Menteri
2015 on SKKNI Enaction Category Oil & Gas Ketenagakerjaan Nomor 135 Tahun 2015
and Geothermal Category, majoring Lifting and tentang Penetapan SKKNI Kategori
Hauling Equipment Operation and Pertambanga Minyak Bumi dan Gas Alam
RiggingRigger
dan Panas Bumi Bidang Operasi Pesawat
Angkat, Angkut dan Ikat Beban

(ii) Rigger License based on Manpower (ii) Lisensi K3 Juru Ikat (Rigger) yang mengacu
Ministerial Regulation No. 8 year of 2020 pada Permenaker RI Nomor 8 Tahun 2020
on Occupational Health and Safety of tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lifting and Hauling Equipment.. Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut

(iii) PHR Lifting Operation Permit – Regulatory (iii) PHR Lifting Operation Permit – Badan
Agency: PHR Regulasi: PHR

(d) Educational background: (d) Latar belakang pendidikan:

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang Berlaku


applicable to the scope of work) or by (jika berlaku sesuai lingkup pekerjaan) atau
Company Representative as needed. ditentukan oleh Perwakilan Perusahaan sesuai
kebutuhan

(4) Spotter/ Signalperson (4) Spotter/ Signalperson

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 54


(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of understanding work scope and (i) Mampu mengerti ruang lingkup dan
communication needs for the work. komunikasi yang dibutuhkan untuk
pekerjaan.

(ii) Capable of watching the lift path and lift (ii) Mampu melihat jalur pengangkatan dan
operations to ensure safe lifting. operasi pengangkatan untuk memastikan
pengangkatan yang aman.

(iii) Capable of keeping unauthorized personnel (iii) Mampu menjaga personel yang tidak
out of the crane radius area. berkepentingan diluar radius area crane.

(iv) Capable of maintaining communications (iv) Mampu menjaga komunikasi dengan


with the lift equipment operator and directs operator alat angkat dan mengatur
lifts. pengangkatan.

(v) Knowledgeable about hand signals and radio (v) Mengetahui tentang sinyal tangan dan
communications. komunikasi radio.

(vi) Knowledgeable about conditions when to (vi) Mengetahui tentang kondisi-kondisi di mana
stop work. pekerjaan harus dihentikan.

(b) Required Training (b) Pelatihan yang diperlukan

Comprehensive: Komprehensif:

(i) Signaling & Communication Protocols (i) Signaling & Communication Protocols

(ii) Stop Work Authority (ii) Stop Work Authority

Knowledge Awareness of: Pengetahuan dasar:

(i) Permit To Work Procedure (i) Permit To Work Procedure

(ii) Hazard Analysis Procedure (ii) Hazard Analysis Procedure

(iii) SWP Standards based on applicable (iii) SWP Standards berdasarkan standar yang terkait
standards of work performed dengan pekerjaan yang dilakukan.

(iv) Lifting & Rigging Signalman Training (iv) Lifting & Rigging Signalman Training

(c) Required Certification: (c) Sertifikasi yang diperlukan:

Rigging (Signalman) Competency Sertifikat Kompetensi Juru Ikat Beban


Certification based on Manpower (signalman) yang mengacu pada Keputusan
Ministerial Degree No. 135 year of 2015 on Menteri Ketenagakerjaan Nomor 135 Tahun 2015
SKKNI Enaction Category Oil & Gas and tentang Penetapan SKKNI Kategori Pertambanga
Minyak Bumi dan Gas Alam dan Panas Bumi
Geothermal Category, majoring Lifting and
Bidang Operasi Pesawat Angkat, Angkut dan Ikat
Hauling Equipment Operation and Rigging. Beban.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 55


(d) Educational background : (d) Latar belakang pendidikan

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup
Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

(5) Qualified Assembly/ Disassembly Director (5) Qualified Assembly/ Disassembly Director

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of ensuring cranes are assembled in (i) Mampu memastikan crane dirakit sesuai dengan
accordance with manufacturer’s spesifikasi manufaktur.
specifications.

(ii) Capable of ensuring crane is appropriate for (ii) Mampu memastikan crane sesuai untuk
work scope and location. ruang lingkup dan lokasi pekerjaan.

(iii) Knowledgeable about conditions when to (iii) Mengetahui kondisi-kondisi di mana


stop work. pekerjaan harus dihentikan.

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(i) Lifting & Rigging Standard (i) Lifting & Rigging Standard

(ii) Stop Work Authority (ii) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(i) Hazard Analysis Procedure (i) Hazard Analysis Procedure

(ii) Permit To Work Procedure (ii) Permit To Work Procedure

(iii) SWP Standard(s) based on applicable (iii) SWP Standards berdasarkan standar yang sesuai
standards of work performed dengan pekerjaan yang dilakukan.

(c) Required Certification: (c) Sertifikasi yang diperlukan adalah salah satu
dari sertifikasi :

(i) Ahli K3 Lifting & Hauling Equipment (i) Ahli K3 Pesawat Angkat dan Angkut yang
License based on Manpower Ministerial mengacu pada Permenaker RI Nomor 8
Regulation No. 8 year of 2020 on Tahun 2020 tentang Keselamatan dan
Occupational Health and Safety of Lifting Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan
and Hauling Equipment. Pesawat Angkut

(ii) Crane Inspector Certification based on (ii) Sertifikat Kompetensi Inspektur Pesawat
Ministerial Decree No. 126 year of 2014 on Angkat yang mengacu pada Kepmenaker
SKKNI enaction regarding Civil and Nomor 126 Tahun 2014 tentang

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 56


Architect Engineering, Analysis and pemberlakukan SKKNI Jasa Arsitektur dan
Technical test, majoring Crane Inspector. Teknik Sipil, Analisis dan Uji Teknis pada
Jabatan Inspektur Pesawat Angkat

(iii) Oil & Gas Crane Inspector License based on (iii) Lisensi Inspektor Pesawat Angkat yang
DEMR Ministerial Regulation regarding mengacu pada Permen ESDM Nomor 22
Enaction of Education and Training Tahun 2009 tentang Penetapan dan
Curriculum Standard on Oil & Gas Inspector Pemberlakuan Standar Kurikulum Pendidikan
dan Pelatihan Inspektur Migas

(iv) If assembly/disassembly of Lifting and (iv) Jika pemasangan/pembongkaran Pesawat


Hauling Equipment is performed by Angkat dilakukan oleh Teknisi dari
Manufacture or ATPM technician in WK Manufacture atau ATPM di Area Operasi
Rokan Operation Area, the activity shall be WK Rokan maka aktivitas tersebut harus
supervised by contractor personnel with diawasi oleh personel mitra kerja yang
minimum K3 Crane Technician License memiliki minimum Lisensi K3 Teknisi
based on Manpower Ministerial Regulation Pesawat Angkat dan Angkut yang mengacu
No. 8 year of 2020 on Occupational Health pada Permenaker RI Nomor 8 Tahun 2020
and Safety of Lifting and Hauling tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Equipment. Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut.

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup
Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

(d) Educational background: (d) Latar belakang pendidikan:

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup
Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

(7) Teknisi Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut (6) Teknisi Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut

(b) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(ii) Capable to assemble, repair, or maintain (i) Mampu melakukan pemasangan, perbaikan, atau
cranes. perawatan crane.

(iv) Capable to inspect, set, and evaluate crane (ii) Mampu melakukan pemeriksaan, penyetelan, dan
condition. mengevaluasi keadaan crane

(vi) Capable to assist crane inspection and (iii) Mampu membantu pemeriksaan dan/atau
testing. pengujian crane.

(d) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(ii) Lifting & Rigging Standard (i) Lifting & Rigging Standard

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 57


(iv) Stop Work Authority (ii) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(vi) Hazard Analysis Procedure (iii) Hazard Analysis Procedure

(viii)Permit To Work Procedure (iv) Permit To Work Procedure

(x) SWP Standard(s) based on applicable (v) SWP Standards berdasarkan standar yang sesuai
standards of work performed dengan pekerjaan yang dilakukan.

(xii) Training from Manufacture or ATPM for (vi) Pelatihan teknik bongkar pasang, perawatan,
assembly, disassembly, maintenance, and dan perbaikan pesawat angkat dan pesawat
repairing of Lifting and Hauling Equipment angkut untuk alat yang digunakannya dari
Manufacture atau ATPM

(f) Required Certification: (c) Sertifikasi yang diperlukan:

(i)(ii) Crane Technician License based on (i) Lisensi K3 Teknisi Pesawat Angkat dan
Manpower Ministerial Regulation No. 8 Angkut yang mengacu pada Permenaker RI
year of 2020 on Occupational Health and Nomor 8 Tahun 2020 tentang Keselamatan
Safety of Lifting and Hauling Equipment. dan Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup
Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

(h) Educational background: (d) Latar belakang pendidikan:

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup
Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

(6) Competent Person in Lifting & Rigging (7) Competent Person in Lifting & Rigging

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of developing and/or reviewing lift (i) Mampu membuat dan/atau meninjau lift plan.
plans.

(ii) Knowledgeable of monthly and annual (ii) Memahami proses inspeksi lifting & rigging
lifting and rigging inspection process secara bulanan dan tahunan.

(iii) Knowledgeable of documentation process for (iii) Memahami proses dokumentasi hasil inspeksi
the result of monthly and annual lifting and lifting & rigging secara bulanan dan tahunan.
rigging inspection.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 58


(iv) Knowledgable of Governement regulation in (iv) Memiliki pengetahuan tentang Peraturan
Lifting and Rigging requirements. Pemerintah yang terkait dengan persyaratan
lifting & rigging.

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(i) Lifting & Rigging Standard (i) Lifting & Rigging Standard

(ii) Hazard Analysis Procedure (ii) Hazard Analysis Procedure

(iii) Permit To Work Procedure (iii) Permit To Work Procedure

(iv) Stop Work Authority (iv) Stop Work Authority

(v) Applicable Laws for Lifting & Rigging (v) Hukum-hukum Yang Berlaku mengenai
Angkat dan Angkut

(c) Required Certification: (c) Sertifikasi yang diperlukan:

(i) Rigger License based on Manpower (i) Ahli K3 Pesawat Angkat dan Angkut yang
Ministerial Regulation No. 8 year of 2020 on mengacu pada Permenaker RI Nomor 8
Occupational Health and Safety of Lifting Tahun 2020 tentang Keselamatan dan
and Hauling Equipment. Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut

(ii) Crane Inspector Certification based on (ii) Sertifikat Kompetensi Inspektur Pesawat
Ministerial Decree No. 126 year of 2014 on Angkat yang mengacu pada Kepmenaker
SKKNI enaction regarding Civil and Nomor 126 Tahun 2014 tentang
Architect Engineering, Analysis and pemberlakukan SKKNI Jasa Arsitektur dan
Technical test, majoring Crane Inspector. Teknik Sipil, Analisis dan Uji Teknis pada
Jabatan Inspektur Pesawat Angkat

(iii) Oil & Gas Crane Inspector License based on (iii) Lisensi Inspektor Pesawat Angkat yang
DEMR Ministerial Regulation regarding mengacu pada Permen ESDM Nomor 22
Enaction of Education and Training Tahun 2009 tentang Penetapan dan
Curriculum Standard on Oil & Gas Inspector Pemberlakuan Standar Kurikulum Pendidikan
dan Pelatihan Inspektur Migas

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup
Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

(d) Educational background: (d) Latar belakang pendidikan:

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup
Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 59


Perusahaan sesuai kebutuhan.

2.10 Isolation of Hazardous Energy 2.10 Pengisolasian Energi Berbahaya

(A) Lockut Tagout (LOTO) Infrastructure: (A) Infrastruktur Lockut Tagout (LOTO):

(1) Lock out devices: metal chain, personal (1) Alat pengunci: rantai besi, gembok perorangan,
padlock, valve handle, lockable switch; a pegangan valve, saklar yang dapat dikunci;
retrofitted lockout device may be required peralatan pengunci yang diperkuat mungkin
for equipment that was not originally diperlukan untuk penguncian peralatan yang tidak
designed to be locked out. didesain untuk dikunci.

(2) Tags (2) Label

(B) Above LOTO Infrastructure should be (B) Infrastruktur LOTO di atas juga harus
provided when hot work, confined, electrical disiapkan apabila terdapat kegiatan pekerjaan
and other activities require insulation of panas, pekerjaan di ruang terbatas, pekerjaan
hazardous energy. listrik dan pekerjaan lainnya yang
membutuhkan pengisolasian energi
berbahaya.

2.11 Electrical Activities 2.11 Pekerjaan Kelistrikan

(A) Specific PPE such as flame resistant (A) (“APD”) spesifik seperti pakaian tahan Alat
clothing, electrical safety helmet, electrical Pelindung Diri api, helm keselamatan untuk
safety shoes, electrical hand gloves, safety pekerjaan listrik, sepatu keselamatan untuk
glasses, bee net, etc. pekerjaan listrik, sarung tangan untuk pekerjaan
listrik, kacamata keselamatan, bee net, dan lain-
lain.

(B) Spesific PPE for electrical activities shall (B) APD khusus untuk pekerjaan kelistrikan
refer to Hazard Risk Category (HRC)/ARC mengacu kepada Hazard Risk Category
FLASH PERSONAL PROTECTIVE (HRC)/ARC FLASH PERSONAL
EQUIPMENT (PPE) CATEGORIES PROTECTIVE EQUIPMENT (PPE)
CATEGORIES

(C) Barricade such as tapes, cones, or A-frame- (C) Barikade seperti pita, kerucut, atau pagar
type wood or metal structures intended to yang terbuat dari kayu/ besi yang
provide a warning about and to limit access dipergunakan untuk memberikan peringatan
to a hazardous area. area berbahaya dan membatasi akses ke
dalam area berbahaya.

(D) Voltage testing (D) Alat penguji tegangan.

(E) Personnel involved in electrical activities: (E) Pekerja yang terlibat dalam melakukan pekerjaan
authorize electrical person, electrical standby kelistrikan: authorized electrical person,
person, and qualified electrical person. electrical standby person, dan qualified electrical
person.

(F) Contractor, as defined by the scope of work, (F) Kontraktor, sesuai dengan lingkup jasa yang
must provide minimum workforce with the diberikan, harus menyediakan pekerja

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 60


following roles and responsibilities, but not dengan peran dan tanggung jawab sebagai
limited to: berikut, namun tidak terbatas pada:

(1) Authorized Electrical Person (1) Authorized Electrical Person

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan

(i) Capable of performing isolation of (i) Mampu melakukan isolasi energi berbahaya
(electrical) hazardous energy. (listrik).

(ii) Capable of performing electrical work (ii) Mampu melakukan pekerjaan listrik dalam ruang
within authorization scope (e.g. technician lingkup autorisasi (misal. technician, vs.
vs. mechanics vs. operators, etc.). mechanics vs. operators, dll.).

(iii) Knowledgeable about potential electrical (iii) Mengetahui potensi bahaya listrik.
hazards.

(iv) Knowledgeable about the planned work and (iv) Mengetahui tentang rencana pekerjaan dan
emergency notification procedures. prosedur notifikasi gawat darurat.

(v) Knowledgeable about conditions when to (v) Mengetahui tentang kondisi-kondisi di mana
stop work. pekerjaan harus dihentikan.

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(i) Electrical Safe Work Standard (i) Electrical Safe Work Standard

(ii) Stop Work Authority (ii) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(i) Permit To Work Procedure (i) Permit To Work Procedure

(ii) Hazard Analysis Procedure (ii) Hazard Analysis Procedure

(iii) SWP Standards based on applicable (iii) SWP Standards berdasarkan standar yang sesuai
standards of work performed dengan pekerjaan yang sedang dilakukan

(c) Required Certification (as applicable): (c) Sertifikasi yang diperlukan (yang sesuai):

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup
Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

(d) Educational background: (d) Latar belakang pendidikan

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 61


Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

(2) Electrical Standby Person (2) Electrical Standby Person

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of performing isolation of (i) Mampu melakukan isolasi energi berbahaya
(electrical) hazardous energy. (listrik).

(ii) Capable of observing the person performing (ii) Mampu mengobservasi personel yang
electrical work and assist in emergency melakukan pekerjaan listrik dan membantu
situations. dalam situasi darurat.

(iii) Knowledgeable about potential electrical (iii) Mengetahui tentang potensi bahaya listrik
hazards.

(iv) Knowledgeable about the planned work and (iv) Mengetahui tentang rencana pekerjaan dan
emergency notification procedures. prosedur notifikasi keadaan darurat.

(v) Knowledgeable about conditions when to (v) Mengetahui tentang kondisi-kondisi di mana
stop work. pekerjaan harus dihentikan.

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(i) Electrical Safe Work Standard (i) Electrical Safe Work Standard

(ii) Stop Work Authority (ii) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(i) Hazard Analysis Procedure (i) Hazard Analysis Procedure

(ii) Permit To Work Procedure (ii) Permit To Work Procedure

(iii) Knowledge of SWP Standard(s) applicable (iii) SWP Standards berdasarkan standar yang
to work performed. sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan.

(c) Required Certification: (c) Sertifikasi yang diperlukan:

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup
Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

(d) Educational background: (d) Latar belakang pendidikan:

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 62


Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan

(3) Qualified Electrical Person (3) Qualified Electrical Person

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of conducting shock and arc flash (i) Mampu melakukan analisis bahaya shock dan arc
hazard analysis. flash.

(ii) Capable of reviewing shock and arc flash (ii) Mampu memeriksa analisis bahaya shock dan arc
hazard analysis. flash.

(iii) Capable of barricading electrical work areas (iii) Mampu melakukan barikade terhadap area
within 10 feet of the limited approach pekerjaan listrik dengan limited approach
boundary. boundary 10 feet.

(iv) Capable of performing isolation of (iv) Mampu melakukan isolasi energi berbahaya
(electrical) hazardous energy. (listrik).

(v) Capable of performing electrical work within (v) Mampu melakukan pekerjaan listrik di dalam
limited approach boundaries. limited approach boundaries.

(vi) Knowledgeable about the construction and (vi) Mengetahui tentang konstruksi dan operasi
operation of electrical equipment and peralatan dan instalasi listrik (misal.
installations (e.g. certified electricians, etc.). electrician bersertifikat, dll.).

(vii) Knowledgeable about conditions when to (vii) Mengetahui tentang kondisi-kondisi ketika
stop work. pekerjaan harus dihentikan

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(i) Hazard Analysis Procedure (i) Hazard Analysis Procedure

(ii) Permit To Work Procedure (ii) Permit To Work Procedure

(iii) Electrical Safe Work Standard (iii) Electrical Safe Work Standard

(iv) Hot Work Standard (iv) Hot Work Standard

(v) Lifting & Rigging Standard (v) Lifting & Rigging Standard

(vi) Isolation of Hazardous Energy Standard (vi) Isolation of Hazardous Energy Standard

(vii) Stop Work Authority (vii) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(i) SWP Standard(s) based on applicable (i) SWP Standards berdasarkan standar yang sesuai

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 63


standards of work performed. dengan pekerjan yang dilakukan.

(c) Required Certification (as applicable): (c) Sertifikasi yang diperlukan (yang sesuai):

(i) Electrical Personnel Competency (i) Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik


Certification based on Ministerial Regulation Ketenagalistrikan (SKTTK) mengacu kepada
No. 06 year of 2021. Permen ESDM Nomor 6 Tahun 2021

(ii) Electrical technician based on Ministerial (ii) Lisensi Teknisi K3 Listrik mengacu pada
Regulation No. 12 year of 2015 on Electrical PERMENAKER 12/2015 tentang
Safety in the Workplace . Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di
Tempat Kerja.

(iii) AK3 Listrik - KEPDIRJEN PEMBINAAN (iii) AK3 Listrik - KEPDIRJEN PEMBINAAN
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
89/2012 tentang Pembinan Ahli K3 Spesialis 89/2012 tentang Pembinan Ahli K3 Spesialis
Listrik. Listrik.

(iv) Tenaga Teknik Pekerjaan Dalam Keadaan (iv) Tenaga Teknik Pekerjaan Dalam Keadaan
Bertegangan - PERMENESDM 1/2005 Bertegangan - PERMENESDM 1/2005
tentang Pelaksaan Pekerjaan Dalam Keadaan tentang Pelaksaan Pekerjaan Dalam Keadaan
Bertegangan. Bertegangan.

(v) Competency certification based on (v) Sertifikat Kompetensi Listrik mengacu pada
Ministerial Decree No. 132 year of 2018 on Kepmenaker Nomor 132 Tahun 2018 tentang
SKKNI enaction majoring Oil and Gas penetapan SKKNI Pengadaan Listrik Migas,
Electrical Engineering. Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin
Bidang Teknik Listrik Migas.

(vi) Izin Operasi (IO)/ IUKS (Izin Usaha (vi) Izin Operasi (IO)/ IUKS (Izin Usaha
Kelistrikan Untuk Kepentingan Sendiri) – Kelistrikan Untuk Kepentingan Sendiri) –
UU No. 30 Tahun 2009, PP NO. 14 tahun UU No. 30 Tahun 2009, PP NO. 14 tahun
2012 – Regulary Agency: Dirjen 2012 – Regulary Agency: Dirjen
Ketenagalistrikan ESDM – Untuk Power Ketenagalistrikan ESDM – Untuk Power
Generation, Transmission & Distribution Generation, Transmission & Distribution
(PG&T). (PG&T).

(d) Educational background: (d) Latar belakang pendidikan:

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup
Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

2.12 Simutaneous Operation (SIMOPs) 2.12 Operasi Simultan (SIMOPs)

(A) Personnel involved in performing (A) Pekerja yang terlibat dalam melakukan pekerjaan
Simultaneous Operation: SIMOPs operasi simultan: SIMOPs Controller, SIMOPs
Controller, SIMOPs Representative. Representative.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 64


(B) Contractor, as defined by the scope of work, (B) Kontraktor, sesuai dengan lingkup jasa yang
must provide minimum workforce with the diberikan, harus menyediakan pekerja
following roles and responsibilities, but not dengan peran dan tanggung jawab sebagai
limited to: berikut, namun tidak terbatas pada:

(1) SIMOPs Controller (1) SIMOPs Controller

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of coordinating SIMOPs activities (i) Mampu mengkoordinasikan aktivitas


with SIMOPs Representatives and others SIMOPs dengan Perwakilan SIMOPs dan
during SIMOPs. pihak lain ketika melakukan SIMOPs.

(ii) Capable of ensuring all SIMOPs activities (ii) Mampu memastikan semua aktivitas SIMOPs
are conducted in accordance with the dilakukan sesuai dengan dokumentasi SIMOPs
SIMOPs plans, work permits and hazard plan, work permit dan analisis bahaya.
analysis documents.

(iii) Capable of establishing communication (iii) Mampu membangun protokol komunikasi


protocols prior to and during SIMOPs sebelum hingga saat melakukan aktivitas
activities. SIMOPs.

(iv) Capable of conducting scheduled SIMOPs (iv) Mampu melakukan pertemuan SIMOPs yang
meetings. terjadwal.

(v) Capable of maintaining documented SIMOPs (v) Mampu menjaga dokumentasi SIMOPs log.
logs.

(vi) Capable of maintaining communications (vi) Mampu menjaga komunikasi dengan semua
with all work teams involved in SIMOPs tim kerja yang terlibat dalam aktivitas
activities. SIMOPs.

(vii) Knowledgeable about conditions when to (vii) Mengetahui kondisi-kondisi ketika pekerjaan
stop work. harus dihentikan.

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(i) Permit To Work Procedure (i) Permit To Work Procedure

(ii) Hazard Analysis Procedure (ii) Hazard Analysis Procedure

(iii) SIMOPs Standard (iii) SIMOPs Standard

(iv) Stop Work Authority (iv) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(i) SWP Standards based on applicable (i) SWP Standards berdasarkan standar yang
standards of work performed sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 65


(c) Educational background: (c) Latar belakang pendidikan:

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup
Company Representative as needed pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

(2) SIMOPs Representative (2) SIMOPs Representative

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of coordinating SIMOPs activities (i) Mampu mengkoordinasikan aktivitas


with the SIMOPs Controller and other SIMOPs dengan Perwakilan SIMOPs dan
SIMOPs Representatives. pihak lain ketika melakukan SIMOPs.

(ii) Capable of identifying hazards associated (ii) Mampu mengidentifikasi bahaya terkait
with designated represented area/work dengan area/aktivitas kerja yang diwakilinya.
activity.

(iii) Capable of participating in SIMOPs (iii) Mampu berpartisipasi dalam pertemuan


meetings. SIMOPs.

(iv) Capable of communicating SIMOPs plan to (iv) Mampu mengkomunikasikan rencana SIMOPs
work team(s) in designated area of kepada tim kerja di area yang menjadi tanggung
responsibility. jawabnya.

(v) Capable of ensuring daily operations with (v) Mampu memastikan operasi harian di area yang
designated area of responsibility are menjadi tanggung jawabnya dilakukan sesuai
conducted in accordance with SIMOPs plans, dengan rencana SIMOPs, work permit, analisis
work permits, hazard analysis and any other bahaya dan persyaratan dokumen/checklist lainya.
required documents/ checklists.

(vi) Knowledgeable about conditions when to (vi) Mengetahui kondisi-kondisi ketika pekerjaan
stop work. harus dihentikan.

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(i) Permit To Work Procedure (i) Permit To Work Procedure

(ii) Hazard Analysis Procedure (ii) Hazard Analysis Procedure

(iii) SIMOPs Standard (iii) SIMOPs Standard

(iv) Stop Work Authority (iv) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(i) SWP Standards based on applicable (i) SWP Standards berdasarkan standar yang sesuai

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 66


standards of work performed dengan pekerjaan yang dilakukan

(c) Educational background: (c) Latar belakang pendidikan:

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup
Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

2.13 Commercial Diving 2.13 Commercial Diving

(A) Personnel involved in performing (A) Personel yang terlibat dalam melakukan
commercial diving: working diver, dive commercial diving: working diver, dive tender,
tender, dive supervisor, standby diver. dive supervisor, standby diver

(B) Contractor, as defined by the scope of work, (B) Kontraktor, sesuai dengan lingkup jasa yang
must provide minimum workforce with the diberikan, harus menyediakan pekerja
following roles and responsibilities, but not dengan peran dan tanggung jawab sebagai
limited to: berikut, namun tidak terbatas pada:

(1) Diver (Working) (1) Diver (Working)

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of communicating with the Dive (i) Mampu berkomunikasi dengan Dive Tender.
Tender.

(ii) Capable of performing diving operations and (ii) Mampu melakukan operasi penyelaman dan
underwater work. pekerjaan bawah air.

(iii) Capable of following all required procedures. (iii) Mampu mengikuti semua prosedur yang
dipersyaratkan.

(iv) Capable of adhering to all permits and (iv) Mampu menjaga agar sesuai dengan kondisi
hazard analysis conditions. dalam permit dan analisis bahaya.

(v) Knowledgeable about the planned work and (v) Mengetahui tentang rencana pekerjaan dan
emergency procedures. prosedur tanggap darurat.

(vi) Knowledgeable about conditions when to (vi) Mengetahui kondisi-kondisi ketika pekerjaan
stop work. harus dihentikan.

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(i) Commercial Diving Standard (i) Commercial Diving Standard

(ii) Hazard Analysis Procedure (ii) Hazard Analysis Procedure

(iii) Permit To Work Procedure (iii) Permit To Work Procedure

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 67


(iv) Stop Work Authority (iv) Stop Work Authority

(c) Required Certification: (c) Sertifikasi yang diperlukan:

Penyelam – PP 5/2010 - Kenavigasian, Penyelam – PP 5/2010 - Kenavigasian,


PERMENHUB 71/2013 – Salvage dan/atau PERMENHUB 71/2013 – Salvage dan/atau
Pekerjaan Bawah Air Pekerjaan Bawah Air

(d) Educational background: (d) Latar belakang pendidikan:

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup
Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

(2) Dive Tender (2) Dive Tender

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of supporting a single Diver (i) Mampu mendukung penyelam tunggal

(ii) Capable of monitoring Divers in the water (ii) Mampu memonitor penyelam didalam air dan
and their equipment (e.g. air lines, perlengkapan mereka (misal. Air lines, alat
communications, etc.) komunikasi,dll.)

(iii) Knowledgeable about the planned work and (iii) Mengetahui tentang rencana kerja dan
emergency procedures prosedur tanggap darurat

(iv) Knowledgeable about conditions when to (iv) Mengetahui tentang kondisi-kondisi di mana
stop work pekerjaan harus dihentikan

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(i) Commercial Diving Standard (i) Commercial Diving Standard

(ii) Hazard Analysis Procedure (ii) Hazard Analysis Procedure

(iii) Permit To Work Procedure (iii) Permit To Work Procedure

(iv) Stop Work Authority (iv) Stop Work Authority

(c) Required Certification: (c) Sertifikasi yang diperlukan:

Penyelam – PP 5/2010 - Kenavigasian, Penyelam – PP 5/2010 - Kenavigasian,


PERMENHUB 71/2013 – Salvage dan/atau PERMENHUB 71/2013 – Salvage dan/atau
Pekerjaan Bawah Air. Pekerjaan Bawah Air.

(d) Educational background: (d) Latar belakang pendidikan:

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 68


As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang Berlaku
applicable to the scope of work) or by (jika berlaku sesuai lingkup pekerjaan) atau
Company Representative as needed. ditentukan oleh Perwakilan Perusahaan sesuai
kebutuhan.

(3) Dive Supervisor (3) Dive Supervisor

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of supervising dives on location. (i) Mampu mengawasi penyelaman di lokasi.

(ii) Capable of discussing potential hazards, (ii) Mampu mendiskusikan potensi bahaya, mitigasi
mitigations and permit/work plan conditions dan kondisi permit / work plan kepada tim
with diving team. penyelam.

(iii) Capable of ensuring appropriate number of (iii) Mampu memastikan jumlah standby divers yang
Standby Divers are onsite during diving cukup berada dilapangan saat operasi penyelaman
operations and are prepared to assist Divers dan siap untuk membantu divers di dalam air
in the water when needed. ketika dibutuhkan.

(iv) Knowledgeable about operational (iv) Mengetahui operational contingency plans untuk
contingency plans for diving operations diving operations.

(v) Knowledgeable about conditions when to (v) Mengetahui tentang kondisi-kondisi di mana
stop work pekerjaan harus dihentikan.

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(i) Commercial Diving Standard (i) Commercial Diving Standard

(ii) Hazard Analysis Procedure (ii) Hazard Analysis Procedure

(iii) Permit To Work Procedure (iii) Permit To Work Procedure

(iv) Stop Work Authority (iv) Stop Work Authority

(c) Required Certification: (c) Sertifikasi yang diperlukan:

Penyelam – PP 5/2010 - Kenavigasian, Penyelam – PP 5/2010 - Kenavigasian,


PERMENHUB 71/2013 – Salvage dan/atau PERMENHUB 71/2013 – Salvage dan/atau
Pekerjaan Bawah Air. Pekerjaan Bawah Air.

(d) Educational background: (d) Latar belakang pendidikan:

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup
Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 69


(4) Standby Diver (4) Standby Diver

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of keep staying on deck and is ready (i) Mampu tetap berada di deck dan siap untuk
for deployment if needed. menyelam jika diperlukan.

(ii) Capable of being deployed as a Working (ii) Mampu diberangkatkan sebagai working diver.
Diver.

(iii) Knowledgeable about the planned work and (iii) Mengetahui rencana kerja dan prosedur
emergency procedures. tanggap darurat.

(iv) Knowledgeable about conditions when to (iv) Mengetahui tentang kondisi-kondisi di mana
stop work. pekerjaan harus dihentikan.

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(i) Commercial Diving Standard (i) Commercial Diving Standard

(ii) Hazard Analysis Procedure (ii) Hazard Analysis Procedure

(iii) Permit To Work Procedure (iii) Permit To Work Procedure

(iv) Stop Work Authority (iv) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(i) SWP Standards based on applicable (i) SWP Standards berdasarkan standar yang sesuai
standards of work performed dengan pekerjaan yang sedang dilakukan

(c) Required Certification: (c) Sertifikasi yang diperlukan:

Penyelam – PP 5/2010 - Kenavigasian, Penyelam – PP 5/2010 - Kenavigasian,


PERMENHUB 71/2013 – Salvage dan/atau PERMENHUB 71/2013 – Salvage dan/atau
Pekerjaan Bawah Air. Pekerjaan Bawah Air.

(d) Educational background: (d) Latar belakang pendidikan:

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup
Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

2.14 Portable Gas Detection 2.14 Portable Gas Detection

(A) Gas detection instrument and equipment to (A) Peralatan dan perangkat pengujian gas atmosfer
detect atmospheric condition, including udara, termasuk sensor, detector, extension probe,

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 70


sensor, detector, accessories, and aksesories dan material habis pakai seperti gas
consumable materials such as cylinder gas untuk bump test, battery, dll.
for bump test, battery, etc.

(B) Gas detection instrument and equipment (B) Peralatan dan perangkat pengujian gas harus
must be calibrated as required by the dikalibrasi sesuai dengan ketentuan dari
manufacturer or company’s standard. pabrikan atau standar perusahaan.

(C) Bump test for gas detection devices must be (C) Bump test perangkat pengujian gas dilakukan:
conducted:

(1) Every day or prior to be used for (1) Setiap hari atau sebelum digunakan untuk
handheld/portable gas detector (aspirated) which handheld/portable gas detector (aspirated) yang
is used by a qualified gas tester to perform gas dipakai oleh seorang qualified gas tester dalam
detection in the workplace prior to commencing melakukan pengujian gas di lokasi kerja sebelum
work that requiring gas testing. pekerjaan yang memerlukan pengujian gas
dimulai.

(2) As required by manufacture instruction for (2) Sesuai instruksi pabrikan untuk personal gas
personal gas detector (diffuse). Personal gas detector (diffuse) Personal gas detectorg dipakai
detector is used by the worker who involved in pekerja yang terlibat dalam pekerjaan di area
work activities performed in area with potential yang berpotensi memiliki atmosfer berbahaya
hazardous atmosphere as a reminder for leaving sebagai pengingat untuk meninggalkan area kerja
the work area anytime the atmospheric condition apabila terjadi perubahan kondisi atmosfer di
in the work area exceeds the permissible limit. lokasi kerja yang melebih batas yang diizinkan.

(D) Bump test results of the Handheld/Portable (D) Hasil Bump Test yang dilakukan terhadap
Gas Detector and the Personal Gas Detector Handheld/Portable Gas Detector dan Personal
must be documented. Gas Detector harus didokumentasikan.

(1) Qualified Gas Tester (1) Qualified Gas Tester

(a) Required Competency: (a) Kompetensi yang diperlukan:

(i) Capable of operating Handheld/Portable Gas (i) Mampu mengoperasikan handheld/portable gas
Detector completed with expansion hose or detector yang dilengkapi dengan tabung atau
probes tube, and operating Personal Gas selang/tongkat expansion dan mengoperasikan
Detector Personal Gas detector.

(ii) Capable of performing gas testing and (ii) Mampu melakukan pengujian gas dan
documenting the result mendokumentasikan hasilnya.

(iii) Capable of Verifying and Validating field (iii) Mampu memverifikasi dan memvalidasi
calibration checks of gas testing equipment kalibrasi peralatan pengujian gas di
lapangan.

(iv) Capable of performing Gas Detector Bump (iv) Mampu melakukan Bump Test terhadap detektor
Test and documenting Bump Test result gas dan mendokumentasikan hasil bump test.

(v) Capable of performing Gas Detector Auto (v) Mampu melakukan Auto Zero check pada
Zero check detector gas.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 71


(vi) Capable of determining safe working (vi) Mampu menentukan kondisi atmosfer kerja
atmosphere prior to the workers commencing yang aman sebelum pekerja melakukan
the job safely pekerjaan dengan selamat.

(vii) Capable of determining gas testing frequency (vii) Mampu menentukan frekuensi pengujian gas.

(viii) Knowledgeable of battery condition of the (viii) Memahami kondisi baterai dari gas detector.
Gas Detector

(ix) Knowledgeable about gas testing work (ix) Paham tentang radius pengujian gas untuk
radius of hot work activities aktivitas pekerjaan hot work.

(x) Knowledgeable about gas testing work (x) Paham tentang radius pengujian gas untuk
radius of confined space entry activities aktivitas pekerjaan masuk ruang terbatas.

(xi) Knowledgeable about gas testing work (xi) Paham tentang radius pengujian gas untuk
radius of entry activities into excavation or aktivitas pekerjaan masuk ke dalam galian
trenching atau parit.

(xii) Knowledgeable about acceptable atmospheric (xii) Memiliki pengetahuan tentang kondisi atmosfer
working conditions (Oxygen, H2S, LEL, CO, etc.) kerja yang dapat diterima (Oksigen, H2S, LEL,
and gas testing order. CO, dll.) dan urutan pengujian gas.

(xiii) Knowledgeable about gas testing techniques (xiii) Memiliki pengetahuan tentang teknik
(e.g. vessel testing stratified atmospheric pengujian gas (seperti pengujian bejana,
testing, etc.) pengujian atmosfer bertingkat, dll ).

(xiv) Knowledgeable about conditions when to (xiv) Memahami kapan harus menghentikan
stop work. pekerjaan (SWA).

(xv) Knowledgeable about location/spot that have (xv) Paham tentang lokasi/titik yang harus diuji
to be tested during initial gas testing or selama pengujian gas awal atau pengujian gas
regular gas testing for Hot Work, Confined berkala untuk aktivitas hot work, confined space
Space Entry and Excavation activities. entry, dan excavation.

(xvi) Experienced Qualified Gas Testers may (xvi) Qualified Gas Tester yang berpengalaman dapat
serve as mentors. berperan sebagai mentor.

(b) Required Training: (b) Pelatihan yang diperlukan:

Comprehensive: Komprehensif:

(i) Permit To Work Procedure (i) Permit To Work Procedure

(ii) Hazard Analysis Procedure (ii) Hazard Analysis Procedure

(iii) Portable Gas Detection Standard (iii) Portable Gas Detection Standard

(iv) Confined Space Entry Standard (iv) Confined Space Entry Standard

(v) Hot Work Standard (v) Hot Work Standard

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 72


(vi) Excavation Standard (vi) Excavation Standard

(vii) Stop Work Authority (vii) Stop Work Authority

Basic Knowledge (awareness) of: Pengetahuan dasar:

(i) SWP Standards based on applicable (i) SWP Standards berdasarkan standar yang sesuai
standards of work performed dengan pekerjaan yang sedang dilakukan.

(c) Required Certification: (c) Sertifikasi yang diperlukan:

(i) H2S Hazardous Gas Contoller Competency (i) Sertifikat kompetensi Petugas Penanganan
certification based on Ministerial Degree No. Bahaya Gas H2S mengacu pada Kepmenaker
244 year of 2017 on SKKNI Enaction sub Nomor 244 tahun 2017 tentang Penetapan
majoring H2S hazardous gas control SKKNI Sub Bidang Penanganan Bahaya Gas
H2S

(ii) Authorized Gas Tester – Kepmen Nomor 130 (ii) Authorized Gas Tester – Kepmen Nomor 130
Tahun 2018 tentang Penetapan SKKNI Tahun 2018 tentang Penetapan SKKNI
Kategori Pertambangan dan Penggalian Kategori Pertambangan dan Penggalian
Golongan Pokok Aktivitas Jasa Penunjang Golongan Pokok Aktivitas Jasa Penunjang
Pertambangan Bidang K3 Industri Migas Pertambangan Bidang K3 Industri Migas
Subbidang Authorized Gas Tester Subbidang Authorized Gas Tester

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup
Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

(d) Educational background: (d) Latar belakang pendidikan:

As determined by Applicable Laws (if Ditentukan sesuai Hukum-hukum Yang


applicable to the scope of work) or by Berlaku (jika berlaku sesuai lingkup
Company Representative as needed. pekerjaan) atau ditentukan oleh Perwakilan
Perusahaan sesuai kebutuhan.

3. LIFTING TRUCK/MOBILE CRANE 2. OPERASI LIFTING TRUCK/MOBILE


OPERATION CRANE

3.1 Any services that involving the use of 3.1 Setiap jasa-jasa yang melibatkan penggunaan
Lifting Truck/Mobile Crane on the movement Lifting Truck/Mobile (non pada pemindahan dari
of the following material or Services shall material atau jasa-jasa berikut harus sesuai
comply with Lifting & Rigging Standard dengan persyaratan-persyaratan dari Lifting &
Requirements. Articulating Lifting type unit Rigging Standard. Alat Angkat jenis Articulating
tidak dibolehkan beroperasi di WK Rokan
is not allowed to be operated in WK Rokan
area.

3.2 Requlation and International Standard 3.2 Persyaratan Operasi Peralatan Lifting & Rigging
Requirement for Lifting & Rigging yang harus dipenuhi sesuai dengan peraturan dan

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 73


Equipment Operation: standar Internasional:

(A) All business partners shall periodically report (A) Semua mitra kerja bisnis harus melaporkan secara
the compliance of the lifting and rigging berkala kepatuhan terhadap operasi pengangkatan
operation as per direction aforementioned dan pengikatan sesuai petunjuk yang mengacu
referring to Minister of Energy on Mineral pada Peraturan Menteri ESDM No. 32 tahun 2021
Resources No. 32 Year 2021 regarding tentang Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan
Keselamatan Instalasi dan Peralatan Pada
Technical Inspection and Safety of
Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi, diluar
Installation and Equipment in Oil and Gas area Operasi Produksi dapat mengikuti Peraturan
Business Activities, out side Operation Menteri Tenaga Kerja No. 8 Tahun 2020 tentang
Production area can follow Minister of Keselamatan dan Kesehatan kerja Pesawat
Manpower Regulation No. 8 year 2020 Angkat dan Pesawat Angkut; Keputusan Menteri
regarding Lifting and Hauling Equipment; Tenaga Kerja No. 135 tahun 2015 tentang
Minister of Manpower Decree No. 135 year Penetapan SKKNI Kategori Pertambangan
2015 regarding SKKNI for Oil and Gas Minyak Bumi dan Gas Alam dan Panas Bumi
Industry for Lifting, Hauling, and Rigging, Bidang Operasi Pesawat Angkat, Angkut dan Ikat
regarding Operator and Officer of Lifting and Beban, OSHA 29 CFR Bagian 1926 - Cranes dan
Hauling Equipment; OSHA 29 CFR Part Derricks di Konstruksi; dan ASME B.30 -
Cranes.
1926 - Cranes and Derricks in Construction;
and ASMEB30.5-2014 – Mobile and
Locomotive Cranes.

(B) All business partners who perform lifting and (B) Semua mitra kerja yang melakukan kegiatan
rigging activities in oil and gas industry shall pengangkatan dan pengikatan di industi
refer to the form letter from Director of minyak dan gas bumi harus mengacu pada
Engineering and Environment of the Surat Keputusan dari Direktur Teknik dan
Directorate General of Oil and Gas No. Lingkungan Direktorat Jenderal Minyak dan
04.E/18.05/DMT/ 2017 dated 21 July 2017 Gas Bumi No. 04.E/18.05/DMT/2017
specifically regarding requirement of load tanggal 21 Juli 2017 khusus mengenai
indicator, load moment indicator, and load persyaratan indikator beban, indikator
limiter device. momen beban, dan perangkat limiter beban.

(C) All business partners shall implement (C) Semua Mitra Kerja harus mengimplementasikan
Company’s Lifting Operation Permit (LOP). program Lifting Operation Permit (LOP)
Lifting equipment operator, forklift operator Perusahaan. Setiap operator pesawat angkat,
and rigger personnel shall hold valid LOP as operator forklift, dan juru ikat beban harus
working permit provided by Company to memiliki LOP yang berlaku sebagai ijin kerja
yang diberikan oleh Perusahaan untuk bekerja
work as per qualification and competencies in
sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi yang
Company’s area of operations dimiliki di area operasi Perusahaan

(D) All business partners shall implement color (D) Semua mitra kerja harus menerapkan siklus
code cycle refer to PHR SWP Standard - kode warna mengacu pada Standar PHR
every 6 (six) months for lifting gear SWP - setiap 6 (enam) bulan untuk inspeksi
inspection (LGI) and shall be conducted by penunjang alat angkat (LGI) dan harus
Qualified Personnel according to GOI dilakukan oleh Personil yang Berkualifikasi
regulation. Pre-use checklist and sesuai peraturan Pemerintah Indonesia.
documentation shall be performed before Daftar pemeriksaan dan dokumentasi
lifting and rigging activities sebelum penggunaan harus dilakukan
sebelum kegiatan pengangkatan dan
pengikatan.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 74


(E) Load Meter (Indicator) installation or (E) Pemasangan alat indikator beban atau proteksi
Overload protection (Load Limiter) on kelebihan beban (load limiter) pada peralatan alat
Lifting Equipment to protect the lifting and angkat untuk melindungi kegiatan pengangkatan
rigging activities and secure health and dan menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.
Safety occupation. Manufacture or Principal Manual instruksi pabrikan atau Prinsipil termasuk
prosedur kalibrasi harus disediakan pada unit
instruction manual include calibration
mobile crane dan dimengerti oleh Operator Crane
procedure shall be provided on mobile crane dan Personil yang Berkualifikasi. Dan bukti
unit and understand by Crane Operator and kalibrasi yang dilakukan secara berkala sesuai
Qualified Person. And calibration evidence rekomendasi manufaktur.
periodically recommendation by the
manufacturer

(F) Every lifting truck/mobile crane must be (F) Setiap lifting truck/mobile crane harus dilengkapi
equipped with Anti-Two Block Alarm and dengan Anti-Two Block (ATB) Alarm dan
must be functioning to shut off. berfungsi mematikan.

(G) Periodic and plan Inspection for supporting (G) Inspeksi secara berkala dan terencana terhadap
Lifting and rigging gear (Lifting gear) and alat angkat pendukung (lifting gear) dan
color coding by Qualified Personnel penandaan (color code) oleh Personil yang
according to GOI regulation to ensure the Berkualifikasi sesuai regulasi Pemerintah
condition of lifting gear is good to be used Indonesia dalam rangka memastikan alat
pendukung tersebut masih layak dipergunakan dan
and meet international standard and GOI
memenuhi standar keselamatan Internasional dan
Regulation Nasional (Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 8
tahun 2020, OSHA, dan API).

(H) Lifting equipment that is operated in (H) Pesawat angkat yang beroperasi di area
Company’s area of operation shall follow operasi Perusahaan harus mengikuti Program
Equipment Safety Inspection from Company. Inspeksi Keselamatan Peralatan dari
Any lifting equipment which is not qualified Perusahaan. Peralatan lifting yang tidak lulus
in the equipment safety inspection will not inspeksi keselamatan peralatan tidak
be permitted to operate in WK Rokan diizinkan beroperasi di area operasi WK
operational areas Rokan.

4. VACUUM TRUCK OPERATIONS 4. OPERASI VACUUM TRUCK

4.1. Any Services that involving the use of 4.1 Setiap Jasa-jasa yang melibatkan penggunaan
Vacuum Truck on the movement of the Vacuum Truck pada pemindahan dari material
following material or Services shall comply atau jasa-jasa berikut harus sesuai dengan
with PHR Vacuum Truck Operations persyaratan-persyaratan dari PHR Vacuum Truck
Operations Standard.
Standard Requirements.

4.2. Vacuum Truck Operations Scope: 4.2 Lingkup dari operasi Vacuum Truck:

(A) Flammable liquid service (A) Cairan mudah terbakar (Flammable)

(B) Combustible liquid service where the (B) Cairan mudah terbakar (Combustible) dimana
combustibles are within 15° F (8.3° C) of dapat terbakar dalam suhu 15° F (8.3° C) dari titik
their flash point . apinya.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 75


(C) Combustible liquid service in a hazardous (C) Cairan mudah terbakar di dalam area berbahaya
(classified) area. (classified).

(D) Rotary lobe (solids or dry materials and (D) Vacuum Truck Rotary lobe (bahan padat atau
sludge) vacuum trucks in any area. kering dan sludge) di semua area.

(E) Vacuum systems used to move materials that (E) Vacuum System yang digunakan untuk
have potential for containing flammable memindahkan material yang memiliki potensi
hydrocarbons or combustible hydrocarbons mengandung flammable atau combustible
within 15° F (8.3° C) of their flash point hydrocarbon dalam suhu 15° F (8.3° C) dari titik
apinya.

(F) Similar material transfer activity (e.q. fuel (F) Aktifitas pemindahan bahan yang serupa
transfer from tank truck) (contoh: pemindahan bahan bakar dari truk
tangki).

Rotary lobe vacuum trucks and hoses used Vacuum Truck Rotary Lobe beserta selangnya
exclusively for non-flammable materials yang digunakan secara khusus untuk bahan yang
outside of hazardous classified areas are tidak mudah terbakar (non-flammable materials)
exempt from this requirement. diluar klasifikasi area berbahaya (hazardous
classified areas) tidak termasuk dalam
persyaratan ini.

4.3 Out of Scope of the Vacuum Truck 4.3 Berikut ini adalah diluar dari ruang lingkup operasi
Operations are: Vacuum Truck:

(A) The use or requirements of trucks used in the (A) Penggunaan atau persyaratan dari Vacuum Truck
service of portable toilets and similar yang digunakan untuk portable toilet dan
sanitary containments. kontaimen sanitary yang serupa.

(B) Engineered, fixed systems involving the use (B) Rekayasa, sistem tetap yang melibatkan
of vacuum. penggunaan vacuum.

(C) Other material transfer operations using (C) Operasi pemindahan bahan lainnya yang
other methods. menggunakan metode lain.

4.4 Contractor and/or the service provider of 4.4 Kontraktor dan/atau penyedia jasa Vacuum Truck
Vacuum Truck and Operator are responsible dan Operator bertanggung jawab memastikan
to ensure their compliance to (1) kepatuhan penyedia jasa Vacuum Truck dan
Government regulations; (2) PHR Vacuum Operator terhadap (1) Peraturan Pemerintah; (2)
PHR Vacuum Truck Operations Standard; (3)
Truck Operations Standard; (3) other best
Praktik Standar Industri lainnya terkait dengan
practices industries standard regarding the keselamatan operasi dari Vacuum Truck;
safe operation of vacuum trucks; including, termasuk tapi tidak terbatas pada hal berikut:
but not limited to the following items:

(A) Construction, inspection, maintenance, and (A) Konstruksi, pemeriksaan, pemeliharaan, dan
certification of the vacuum tank. sertifikasi dari vacuum tank.

(B) Selection and safe operation of the vacuum (B) Pemilihan dan keselamatan operasi dari vacuum
truck, vacuum pump, hoses, and accessories. truck, vacuum pump, selang, dan aksesoris.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 76


(C) Regulatory requirements for safe public road (C) Persyaratan pemerintah terkait keselamatan
operation of the truck. operasi vacuum truck di jalan raya.

(D) Proper transportation, handling, and disposal (D) Transportasi, penanganan, dan pembuangan
of hazardous materials. yang tepat dari bahan berbahaya.

(E) Safe vacuum truck loading, unloading and (E) Praktik bongkar muat dan operasi transportasi
transport operations within the facility. vacuum truck yang selamat di dalam fasilitas.

(F) Training and qualification of operators and (F) Pelatihan dan kualifikasi dari operator dan
other assigned vacuum truck personnel. personel vacuum truck lainnya yang ditugaskan.

4.5 Vacuum Truck Owner/ Service Provider shall 4.5 Pemilik / Penyedia Jasa Vacuum Truck harus
have Vacuum Truck Operator technical memiliki program pelatihan teknis untuk
training program that cover following operator Vacuum Truck yang mencakup subjek
subjects but not limited to: berikut namun tidak terbatas pada:

(A) Safe operation of vacuum truck and its (A) Keselamatan operasi dari Vacuum Truck dan
associated equipment. peralatan lain yang terkait.

(B) Hazards related to products being handled (B) Bahaya-bahaya terkait dengan produk yang
and hazard and risk of vacuum truck ditangani serta bahaya dan risiko dari operasi
operation. Vacuum Truck.

(C) Vacuum truck inspections. (C) Pemeriksaan Vacuum Truck

(D) Emergency Response Procedure. (D) Prosedur Tanggap Darurat

(E) Grounding-bonding system and its (E) System grounding-bonding dan pengukurannya
measurement.

(F) Gas testing procedure and acceptable (F) Prosedur pengujian gas dan kondisi
atmospeheric conditions. atmosfer yang dapat di terima.

(G) Basic Fire Fighting (G) Dasar-dasar Pemadam Kebakaran

Personnel assigned responsibilities in Personel yang diberi tanggung jawab dalam


Vacuum Truck Operations must be trained operasi Vacuum Truck harus terlatih dengan
with K3 Licence refer to “Operator dan lisensi K3 menurut “Operator dan Petugas
Petugas Pesawat Angkat dan Angkut Pesawat Angkat dan Angkut PERMENAKER
No 8 Tahun 2020 tentang Keselamatan dan
PERMENAKER No 8 Tahun 2020 tentang
Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan Pesawat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Angkut.
Angkat dan Pesawat Angkut.

(1) Training requirements must be documented. (1) Persyaratan pelatihan harus di


dokumentasikan.

(2) Competency assessments must be (2) Penilaian kompetensi harus di


documented. dokumentasikan.

4.6. Following are the minimum safeguard shall 4.6 Berikut ini adalah pengaman yang minimal harus

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 77


be provided to support Vacuum Truck disediakan untuk mendukung operasi Vacuum
Operations in accordance with PHR Vacuum Truck menurut PHR Vacuum Truck Operations
Truck Operations Standard. Standard.

(A) Exhaust hoses; conductive hoses with (A) Exhaust hose; conductive hoses dengan tahanan
individual hose resistance of less than 100 individu kurang dari 100 ohm dan selang
ohm and hose connections (e.g. hose to hose penghubung (hose connection) (contoh: hose ke
or to accessories) of less than 10 ohm. hose atau ke aksesoris) kurang dari 10 ohm.

(B) Corrosion-free metal ground rod; (B) Batang logam bebas karat untuk pentanahan
Requirement for grouding point is less than (grounding); persyaratan untuk titik pentanahan
1000 ohm. Length of ground rod shall meet (grounding point) adalah kurang dari 1000 ohm.
with this resistance requirement. Contractor Panjang dari ground rod harus memenuhi
shall ensure grounding point for each persyaratan tahanan ini. Kontraktor harus
memastikan grouding point untuk setiap operasi
Vacuum Truck operations is less than 1000
Vacum Truck adalah kurang dari 1000 ohm.
ohm.

(C) Liquid Hoses; Conductive hoses with (C) Selang Cairan (liquid hoses); conductive hoses
individual hose resistance of less than 100 dengan tahanan individu kurang dari 100 ohm dan
ohm and hose connections (e.g. hose to hose hose connection (Contoh: hose ke hose atau ke
or to accessories) of less than 10 ohm. aksesoris) kurang dari 10 ohm.

(D) Fire Extinguisher (for Liquid Vacuum Trucks (D) Alat Pemadam Api Ringan (Fire Extinguisher)
Only); 20 lb B/C (9kg DCP) dry chemical (untuk vacuum truck yang berfungsi
fire extinguisher that is readily accessible at memindahkan cairan); 20 lb B/C (9kg DCP)
all times near the rear of the vehicle. bahan kimia kering (dry chemical) yang siap di
akses setiap saat dekat bagian belakang
kendaraan.

(E) Grounding & Bonding Cables; Grounding (E) Kabel Grounding & Bonding, kabel grounding
and bonding cables (min. 20m length) for dan bonding (min. panjang 20m) untuk
draining static charges are sized for strength, mengalirkan listrik statis dengan kekuatan,
flexibility and durability. Typical cables are ukuran, fleksibilitas, dan daya tahannya. Jenis
woven or braided metallic strands generally kabel adalah woven or braided metallic strands,
dengan ukuran tidak lebih besar dari 6 AWG.
no larger than 6 AWG.

(F) Grounding & bonding clamps; clamps shall (F) Grounding & bonding clamps; clamp harus
have strong springs with sharp, pointed memiliki pegas yang kuat dengan permukaan
contacts to displace rust or paint. Types of yang tajam pada bagian yang bersinggungan
screw-down, C-clamp design are also untuk menghilangkan karat atau cat. Desain
acceptable. screw-down, C-Clamp merupakan jenis desain
yang dapat diterima.

(G) Tank Level Indicator; Working vacuum truck (G) Indikator level tangki; indicator ketinggian
cargo tank level gauge. material dalam tangki vacuum truck berfungsi
baik.

(H) Warning Tape or Barricades; Site able to (H) Warning Tape atau Barikade; barikade atau rambu
provide barricading or signage as required for tersedia untuk mengamankan area kerja.
securing work area.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 78


(I) Wheel chock; Chock block to prevent the (I) Pengganjal Roda; Pengganjal untuk
truck from rolling forward and backward mencegah truk dari meluncur kedepan atau
during loading or off-loading operation; this mundur selama operasi bongkar muat;
shall refer to Motor Vehicle Safety Section in pengganjal roda harus mengacu ke bagian
this document. Keselamatan Kendaraan Bermotor yang ada
dalam dokumen ini.

(J) Ohm meter/multi-meter; digital device is (J) Ohm meter/multi-meter; diutamakan alat
preferred that capable of measuring mega digital yang mampu mengukur tahanan
ohms hingga mega ohms.

(K) Hand Held Portable Gas Detector and (K) Hand Held Portable Gas Detector and Personal
Personal Single Gas Detector; Vacuum Truck Single Gas Detector; Operasi Vacuum Truck harus
operations shall be equipped with Hand Held di lengkapi dengan Hand Held Portable Gas
Portable Gas Detector and Personal Single Detector dan Personal Single Gas Detector
Gas Detector including but not limited to its termasuk tapi tidak terbatas pada akesoriesnya
seperti pompa sampling, aspirated tube, dan
accessories such as motorized sampling
material habis pakai lainnya (sensor,
pump, aspirated tube, hoses and other calibration/bump test gas cylinder, dll.);
consumable materials (sensors, Kontraktor harus memastikan reliabilitas dari
calibration/bump test gas cylinder,etc); peralatan keselamatan ini dengan menyediakan
Contractor shall ensure the reliability of these jadwal kalibrasi dan bumptest seperti yang
safety equipments by providing calibration disyaratkan dalam intruksi pabrikan dan PHR
and bump test schedule as required by Portable Gas Detection Standard. Persyaratan
manufacture instruction and PHR Portable lainnya terkait dengan pelaksanaan Portable Gas
Gas Detection Standard. Other requirement Detection harus mengacu kepada dokumen PHR
related to Portable Gas Detection Portable Gas Detection Standard.
implementation shall refer to PHR Portable
Gas Detection Standard document.

(L) Vacuum cargo tanks used to carry (L) Vacuum cargo tank yang digunakan untuk
flammable and combustible liquids should membawa cairan mudah terbakar (flammable dan
have shells constructed to meet ASME, combustible) harus memiliki dinding tangki yang
Section VIII, Division I (or Canadian memenuhi ASME, section VIII, Division I (or
National Board) minimum requirements of Canadian National Board) dengan persyaratan
minimum 25 psi tekanan desain dan 40 psi
25 psi design pressure and 40 psi test
tekanan uji (dibuktikan dengan plate yang
pressure (as evidenced by a plate on the terpasang dibagian luar dinding tangki)
outer tank shell)

(M) Vacuum cargo tanks should be protected (M) Vacuum Cargo Tank harus dilindungi dari tekanan
from overpressure by ASME relief valves or berlebih dengan ASME relief valve atau rupture
rupture discs. disc.

(N) The vacuum truck service provider is (N) Penyedia jasa vacuum truck bertanggung jawab
responsible for the compliance of testing, memastikan kepatuhan terhadap pengujian,
tracking, rejections and documentation of all pelacakan, penolakan, dan dokumentasi dari
hoses transported on the vacuum trucks or semua selang yang di bawa pada vacuum truck
supplied by the vacuum truck service atau disediakan oleh penyedia jasa vacuum truck.
provider. Hose testing records shall be Catatan hasil pengujian selang harus dikelola
paling tidak untuk satu tahun.
maintained for at least one year.

(O) If exhaust scrubbers are used, the vendors or (O) Jika exhaust scrubbers digunakan, penyedia
Additional Guidelines to Independent Contractor HES 79
providers of scrubbers and media used for scrubbers dan media yang digunakan untuk
exhaust scrubbers must provide a technical exhaust scrubbers harus menyediakan teknikal
or engineering review for size and type atau ulasan Rekayasa untuk ukuran dan jenis yang
recommendations, media limitations direkomendasikan, keterbatasan media (termasuk
pertimbangan break-trough dan peningkatan
(including break-through and heat-up
panas) dan hal lain yang perlu diperhatikan untuk
considerations) and cautions necessary to memberikan informasi keputusan terhadap
make informed decisions on the use of penggunaan dari exhaust scrubbers. Jika scrubber
exhaust scrubbers. If exhaust scrubbers are digunakan, maka harus di ukur laju vent.
used, they must be rated for the vent rate

(P) Detailed specifications that is not regulate in (P) Rincian spesifikasi dari vacuum truck yang belum
this exhibit shall be identified and diatur dalam exhibit ini harus di identifikasi dan
determined in the Scope of Work clausul. ditentukan di dalam klausul scope of work. PHR
PHR Vacuum Truck Operations Standard Vacuum Truck Operations Standard harus
shall be used as references. digunakan sebagai acuan.

5. PERSONAL PROTECTIVE 5. ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


EQUIPMENT (PPE)

5.1 In addition to Section 12.1 of Exhibit C, if 5.1 Sebagai tambahan terhadap Pasal 12.1 dari
the following Personal Protective Equipment lampiran ini, jika Alat Pelindung Diri
(“PPE”) are required to be provided by (“APD”) berikut ini harus disediakan oleh
Contractor, such PPE shall meet the Kontraktor, APD tersebut harus memenuhi
following standards: standar-standar sebagai berikut ini:

(A) Head protection (A) Pelindung Kepala

(1) Safety Helmet – General (ANSI Z89.1, Type (1) Safety Helmet – Umum (ANSI Z89.1-2014
I class G and E) R2019, Type I class G)

(2) Safety Helmet – High Voltage Electrical (ANSI (2) Safety Helmet – High Voltage Electrical (ANSI
Z89.1, Type I class E) Z89.1-2014 R2019, Type I class E)

(B) Welding Hood (B) Welding Hood

Shall meet ANSI Z87.1 - High Level (1) Harus memenuhi ANSI Z87.1 2020 - High Level
Protection Protection

(C) Eye and Face Protection (C) Pelindung Mata dan Wajah

(1) Safety Glasses – Spectacles; Fits Over/Wrap (1) Kacamata keselamatan – Spectacles; Kacamata
around style; prescription safety glass shall dengan tali pengikat dan Kacamata keselamatan
meet ansi Z87.1 - High Level Protection for dengan resep harus memenuhi ANSI Z87.1 2020
frame and lens. - High Level Protection untuk bingkai dan lensa

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 80


(2) Impact Goggles; Chemical Goggles; (2) Impact Goggles; Chemical Goggles; Welding
Welding Goggles; Face Shield (Chemical); Goggles; Pelindung wajah (kimia); Face Shield
Face Shield (High Impact) shall meet ANSI (High Impact) harus memenuhi ANSI Z87.1
Z87.1 - High Impact Level Protection. 2020 - High Impact Level Protection

(D) Foot Protection (D) Pelindung Kaki

(1) Safety shoes shall meet SNI Standard or ASTM F (1) Standard SNI atau ASTM F 2413-18 Impact
2413 Impact Resistance Class 75 (I/75) and Resistance Class 75 (I/75) dan Compression
Compression Resistance Class 75 (C/75) Resistance Class 75 (C/75

With: Dengan:

(a) Puncture Resistance (PR) of 1200 N (270 (a) Puncture Resistance (PR)of 1200 N (270 lbs)
lbs)

(b) Slip, oil, water and chemical resistance (b) Anti selip, minyak, air dan bahan kimia

(2) Chemical Resistance Boot shall meet ASTM F (2) Sepatu keselamatan untuk bahan kimia harus
2413 Impact Resistance Class 75 (I/75) and memenuhi ASTM F 2413-18 Impact Resistance
Compression Resistance Class 75 (C/75). Class 75 (I/75) dan Compression Resistance
Chemical Resistance, Sleep Resistance and Water Class 75 (C/75). Tahan terhadap bahan kimia
Proof anti selip dan tahan air.

(3) Electrical safety shoes shall meets ASTM F (3) Sepatu keselamatan untuk pekerjaan kelistrikan
2413- Impact Resistance Class 75 (I/75) and harus memenuhi ASTM F 2413-18 Impact
Compression Resistance Class 75 (C/75) with Resistance Class 75 (I/75) dan Compression
electrical protection such as: Resistance Class 75 (C/75) dengan pelindung
arus listrik sebagai berikut:

(a) Electric Shock Resistance (EH) up to 14,000 V or (a) Electric shock resistance (EH) hingga 18,000 V
Static Dissipative (SD), 106 ohms - 1010 ohms or atau Static Dissipative (SD), 106 ohms - 1010
Conductive (CD), 0-500,000 ohms. ohms atau Conductive (CD), 0-500,000 ohms.

(E) Hearing Protection (E) Pelindung Pendengaran

Ear plug (NRR 20-33 dB) – disposable type; Ear plug (NRR 20-33 dB) – sekali pakai; Ear
Ear Plug (NRR 20-33 dB) - washable type; plug (NRR 20-33 dB) – tipe yang dapat dicuci;
Ear Muff (NRR 20-33 dB) shall meet: Ear Muff (NRR 20-33 dB) harus memenuhi:

(1) ANSI S3.19 for NRR labeling (1) ANSI S3.19 untuk NRR labeling

(2) ANSI S12.6 for NRR testing (2) ANSI S12.6-2016 R2020 untuk NRR testing

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 81


(F) Respiratory Protection (F) Pelindung Pernapasan

(1) Particulate Respirator N, R or P series; Particulate (1) Respirator Partikulat dengan seri N, R atau P;
Respirator (welding and metal pouring); gas & Respirator Partikulat (untuk pengelasan dan
vapor respirator; Powered Air-purifying respirator pekerjaan penuangan logam); Respirator untuk
(PAPR) shall meet NIOSH title 42 CFR 84 gas dan uap; Powered air-purifying respirator
(PAPR) harus memenuhi NIOSH Title 42 CFR
84

(2) Respirator Cartridge/Canister/Filters shall (2) Cartridge/Canister/Filter untuk respirator harus


meet: memenuhi :

(a) NIOSH Title 42 CFR 84 for Approval of (a) NIOSH Title 42 CFR 84 untuk Approval of
Respiratory Protective Devices. Respiratory Protective Devices.

(b) ANSI Z88.7 for Color Coding of Air-Purifying (b) ANSI Z88.7-2001 untuk Color Coding of Air-
Respirator Canisters, Cartridges, and Filters. Purifying Respirator Canisters, Cartridges, and
Filters.

(3) Self Contained Breathing Apparatus (SCBA) (3) Self Contained Breathing Apparatus (SCBA) –
– Industrial; Supplied-Air Breathing Industrial; Supplied-Air Breathing Apparatus
Apparatus (SABA) shall meet NIOSH Title (SABA) harus memenuhi NIOSH Title 42.
42.

(G) Hand Protection (G) Pelindung Tangan

(1) Heavy Duty Hand Gloves shall meet EN388 (1) Sarung Tangan Heavy Duty harus memenuhi
for Abrasion Resistance, Cut Resistance, and EN388-2019 untuk Tahanan Abrasi, Tahanan
Puncture Resistance Sayatan, dan Tahanan Tusukan

(2) Hydrocarbon and Chemical Hand Gloves (2) Sarung Tangan untuk Minyak dan Bahan Kimia
shall meet EN374 for Chemical degradation lainnya harus memenuhi EN374-2018 untuk
resistance to permeation by chemicals chemical degradation resistance to permeation
by chemicals

(3) Electrical hand gloves shall meet ASTM D (3) Sarung Tangan untuk pekerjaan Kelistrikan harus
120 specification for Rubber Insulating memenuhi ASTM D 120-2014 spesifikasi untuk
Gloves (electrical) Rubber Insulating Gloves(electrical).

(4) Heat resistant hand gloves shall meet EN407 (4) Sarung Tangan Tahan Panas harus memenuhi
for flammability, contact heat, convective EN407-2004 untuk flammability, panas akibat
heat, and radiant heat, small or large splashes kontak langsung, melalui konveksi, dan panas
of molten metal. melalui radiasi, percikan kecil ataupun besar dari
logam cair.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 82


(5) elding Hand Gloves shall meet EN407 for (5) Sarung tangan pengelasan harus memenuhi
flammability, contact heat, convective heat, EN407 untuk flammability, panas akibat kontak
radiant heat, small splashes of molten metal langsung, melalui konveksi, dan panas melalui
or large splashes of molten metal. radiasi, percikan kecil ataupun besar dari logam
cair.

(6) Vibration protection hand gloves shall meet (6) Sarung tangan pelindung getaran harus
ANSI S3.40 and ISO 10819. memenuhi ANSI/ASA S2.73-2014 Amd.1-2019
dan ISO 10819.

(H) Body Protection (H) Pelindung Badan

(1) Flame Resistant Clothing (FRC) (1) Pakaian Tahan Api (FRC)

To ensure the safety of all personnel who Untuk memastikan keselamatan dari semua
entering and/or working within company’s orang yang memasuki dan/atau bekerja di
operational areas, Contractor shall comply dalam area operasi Perusahaan, Kontraktor
with Company FRC Application Guidance. harus mematuhi Petunjuk Penerapan FRC
Perusahaan.

FRC Applications Guidance requires: Petunjuk Penerapan FRC mensyaratkan:

(a) FRC shall be provided for Contractor (a) FRC harus disediakan untuk pegawai Kontraktor
personnel who will be entering or working at yang akan memasuki atau bekerja di fasilitas on-
oil & gas production and electrical on plot plot dari produksi minyak & gas dan fasilitas
facilities (examples: GS, CGS, steam station, yang berhubungan dengan listrik (contoh: GS,
gas plant/compressor, tank farm, sub station, CGS, steam station, gas plant/compressor, tank
farm, sub station, power plant, oil wharf,
power plant, oil wharf, productions/remote
productions/remote platform, dll.).
platform, etc.).

(b) FRC shall be provided for Contractor (b) FRC harus disediakan untuk pegawai Kontraktor
personnel who will be working at all field yang akan bekerja di semua area lapangan
operational areas (off-plot facilities, well operasi (fasilitas off-plot, well pad, dll.)
pads, etc.).

(c) FRC shall be provided for Contractor who (c) FRC harus disediakan untuk pegawai Kontraktor
because of his working type having potential yang karena jenis pekerjaan memiliki potensi
to be exposed with hydrocarbon or flash fire terpapar dengan hidrokarbon atau bahaya flash
and/or arc flash hazard. fire dan/atau arc flash hazard sesuai dengan level
Hazard Risk Category (HRC).

(d) Flame Resistant Clothing (FRC) shall be (d) Flame Resistant Clothing (FRC) harus dibuat
inherently flame resistant fabrics. Flame dari bahan yang secara inheren tahan api. FRC
retardant treated fabrics is not acceptable. yang bukan terbuat dari bahan inheren (dicelup
dengan bahan kimia sehingga tahan api) tidak
diperbolehkan.

(e) Flame Resistant Clothing (FRC) shall meet (e) Flame Resistant Clothing (FRC) harus memenuhi
NFPA 2112 and ASTM F-1506, or other NFPA 2112-2018 dan ASTM F-1506-19a, atau
equal and well recognized international standar internasional lainnya yang setara dan
standard cukup dikenal

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 83


(f) For the work that requires worker to use high (f) Untuk pekerjaan yang mengharuskan pekerja
visibility apparel, FRC shall be completed with menggunakan pakaian keselamatan
hish visibility safety accessories that meet visibilitas tinggi, FRC harus dilengkapi
ANSI/ISEA 107 American National Standard for dengan pakaian aksesoris keselamatan
High-visibility Safety Apparel and Accessories visibilitas tinggi yang memenuhi
ANSI/ISEA 107-

(2) Chemical Apron and Welding Apparel (2) Apron Kimia dan Pakaian Pengelasan

(3) Personal Floatation Device (3) Pakaian Pelampung Pribadi

Personal Flotation Device shall meet United Pakaian Pelampung Pribadi harus memenuhi
States Coast Guard (USCG): United States Coast Guard (USCG):

(a) Type III – Marine Buoyant Devices (a) Type III – Marine Buoyant Devices (Floatation
(Floatation Aid) Aid)

(b) Type V – Work Vests (Special Use Device) (b) Type V – Work Vests (Special Use Device)

(I) Fall Protection (I) Pelindung Jatuh

(1) Fall arrest systems, subsystems and components (1) Sistem tahanan jatuh, sub-sistem dan komponen
shall meet ANSI Z359.1: Safety Requirements penunjangnya harus memenuhi ANSI Z359.1:
for Personal Fall Arrest Systems, Subsystems and Safety Requirements for Personal Fall Arrest
Components. Systems, Subsystems and Components.

(2) Positioning and travel restraint systems shall meet (2) Penempatan dan penahan gerakan harus
ANSI Z359.3: Safety Requirements for memenuhi ANSI Z359.3: Safety Requirements
Positioning and Travel Restraint Systems. for Positioning and Travel Restraint Systems.

(3) Assisted-rescue and self-rescue systems, (3) Sistem Assisted-Rescue dan Self-Rescue, Sub-
subsystems and components shall meet ANSI sistem dan komponen penunjangnya harus
Z359.4: Safety Requirements for Assisted-Rescue memenuhi ANSI Z359.4: Safety Requirements
and Self-Rescue Systems, Subsystems and for Assisted-Rescue and Self-Rescue Systems,
Components. Subsystems and Components.

(J) Personal protective equipment for arc flash (J) Peralatan pelindung diri anti percikan listrik
including but not limited to head protection, termasuk namun tidak terbatas pada
eye and face protection, foot protection, Pelindung Kepala, Pelindung Mata dan
hand protection, and body protection which Wajah, Pelindung Kaki, Pelindung Tangan,
suit for working under electrical hazard. dan Pelindung Badan yang sesuai dengan
pekerjaan listrik dimaksud untuk pekerjaan di
daerah bahaya listrik.

(K) Personal gas detector for working around (K) Alat deteksi gas pribadi untuk bekerja di
H2S hazardous areas. sekitar daerah berpotensi bahaya H2S.

(L) Other specialized PPE as required to perform (L) APD khusus lainnya yang diperlukan untuk
specific services. pelaksanaan Jasa-jasa khusus.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 84


6. ENVIRONMENTAL MANAGEMENT 6. PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Company will determine if an Environmental Perusahaan akan menentukan apakah


Management plan is required as part of the Rencana Pengelolaan Lingkungan diperlukan
HES plan and/or risk register documents. sebagai bagian dari rencana HES dan/atau
The Environmental requirements may link to dokumen daftar risiko. Persyaratan
compliance assurance, project risk registers lingkungan akan berhubungan dengan
and/or compliance assurance program of jaminan kepatuhan, daftar risiko proyek
controls. dan/atau pengendalian program jaminan
kepatuhan.

6.1 Environmental Protection 6.1 Perlindungan Lingkungan

Contractor shall: Kontraktor harus melakukan:

(A) Contractor shall prevent (and ensure that all (A) Kontraktor harus mencegah (dan memastikan
members of Contractor Group prevent) spills seluruh pekerja Kontraktor tersebut turut
or other releases of oil or chemical mencegah) terjadinya tumpahan atau
substances during the performance of kebocoran dari minyak atau cairan kimia
Services. If required by Company, Contractor selama melakukan Pekerjaan. Jika diperlukan
shall develop and comply with a pollution oleh Perusahaan, Kontraktor harus
prevention plan as a component of the Plan. mengembangkan dan mematuhi rencana
Company may review Contractor’s plan and pencegahan polusi sebagai komponen dalam
either approve the plan or return it to Perencanaan. Perusahaan akan meninjau
Contractor with notice of deficiencies. ulang perencanaan milik Kontraktor
Contractor shall correct any deficiencies and kemudian akan menyetujui atau
resubmit the plan for Company’s review. mengembalikan perencanaan kepada
Company’s review (or failure to review) the Kontraktor dengan adanya pemberitahuan
plan does excuse Contractor from its tentang kekurangan/kesalahan. Kontraktor
obligation to develop and comply with a harus memperbaiki kekurangan/kesalahan
pollution prevention plan. dan mengumpulkan kembali perencanaan
untuk ditinjau kembali oleh Perusahaan.
Peninjauan perencanaan oleh Perusahaan
(atau kegagalan untuk melakukan
peninjauan) akan membuat Kontraktor bebas
dari ketentuan untuk mengembangkan dan
mematuhi rencana pencegahan polusi.

(B) Prevent spills or other releases of oil or (B) Mencegah terjadinya tumpahan atau
chemical substances during the performance kebocoran minyak atau cairan kimia selama
of Services by using double containment, Pekerjaan dilakukan dengan menggunakan
meeting overfill protection standards, hose tempat penyimpanan ganda, memenuhi
testing or other measures as identified by standar overfill protection, pengujian selang
Company. dan semua ketentuan yang ditentukan oleh
Perusahaan.

(C) Develop, implement and comply with a (C) Membuat, mengimplementasikan, dan
pollution prevention plan which shall be mematuhi rencana pencegahan polusi yang
reviewed and approved by Company. telah ditinjau dan disetujui oleh Perusahaan.

(D) Exercise the necessary care to protect and (D) Melakukan perlindungan dan pelestarian
Additional Guidelines to Independent Contractor HES 85
preserve the environment, including flora, lingkungan, termasuk flora dan fauna, serta
fauna and other natural resources or assets at sumber daya alam lainnya di semua lokasi di
any location where the Services are mana Pekerjaan dilakukan.
performed

(E) Contractor shall mitigate (and ensure that all (E) Kontraktor harus melakukan mitigasi (dan
members of Contractor Group mitigate) memastikan seluruh pekerja Kontraktor
potential adverse impacts to the environment tersebut turut melakukan mitigasi) semua
related to the Services. This includes potensi sampak yang merugikan lingkungan
implementing proper disposal of all yang berhubungan dengan Pekerjaan. Hal ini
hazardous and non-hazardous wastes such as termasuk mengimplementasikan
oil, chemicals, sewage and garbage, having in pembuangan limbah berbahaya dan non
place documented work processes and the berbahaya seperti minyak, cairan kimia, air
required physical safeguards, spill selokan dan sampah, memiliki catatan
prevention, good housekeeping practices, dokumentasi mengenai proses pekerjaan dan
proper use of oil and chemical storage tanks pelindung fisik yang diharuskan,
and containment mechanisms and not pencegahan tumpahan, housekeeping yang
discharge oil, solvents, or chemicals to water bagus, penggunaan penyimpanan minyak
bodies or onto land. dan cairan kimia yang layak dan mekanisme
penyimpanan/penampungan dan tidak
membuang minyak dan cairan kimia ke air
dan tanah

(F) Contractor shall exercise (and ensure that all (F) Kontraktor harus melakukan (dan
members of Contractor Group exercise) the memastikan seluruh pekerja Kontraktor
necessary care to protect and preserve the tersebut turut melakukan) perlindungan dan
environment, including flora, fauna and other pelestarian lingkungan, termasuk flora dan
natural resources or assets. fauna dan sumber daya alam lainnya.

(G) Comply with Applicable Law and local (G) Mematuhi hukum yang berlaku dan aturan
regulations. daerah.

(H) Immediately notify Company representative, (H) Segera memberitahukan kepada representatif
take reasonable measures to remediate the Perusahaan, dan mengambil tindakan untuk
conditions and, when agreed to by Company, memperbaiki kondisi ketika sudah disetujui
notify other appropriate governmental oleh Perusahaan, serta memberitahukan
authorities in the event Contractor discovers kepada otoritas pemerintah pada saat
or is notified of: Kontraktor menemukan:

(1) Any condition or situation on, in or around (1) Semua kondisi atau situasi pada atau di
the Area of Operations which may constitute dalam Area Operasi yang merupakan tempat
a release of hazardous substances, air kandungan berbahaya, emisi udara, atau
emissions, or discharge of wastewater or pembuangan air limbah atau air hujan yang
storm water in violation of Applicable Law, melanggar hukum yang berlaku, atau
or

(2) Any threatened or actual lien, action or notice (2) Semua ancaman atau hak gadai yang
that Company or the Area of Operation is not sebenarnya, serta kesadaran ketika
in compliance with Applicable Law, the Perusahaan atau Area Operasi tidak
person discovering the condition shall mematuhi hukum yang berlaku, seseorang

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 86


immediately notify the Company. Contractor yang menemuka kondisi tersebut harus
shall undertake prompt and reasonable segera memberitahukan kepada Perusahaan.
measures to mitigate and remediate the Kontraktor harus segera melakukan mitigasi
conditions and notify any other appropriate dan memperbaiki kondisi, serta
governmental authorities. memberitahukan kepada pihak pemerintah.

(I) Assess the environmental hazards of (I) Mengukur potensi bahaya di lingkungan dari
materials and supplies used in conjunction bahan dan pasokan yang berhubungan
with the Services and substitute materials dengan Pekerjaan, sebisa mungkin
presenting less risk whenever possible. mengganti dengan bahan yang risikonya
Contractor shall not use the following lebih rendah. Kontraktor tidak boleh
materials, as well as any other materials menggunakan bahan-bahan di bawah ini di
specified by Company, in the Work Sites and Area Operasi tanpa persetujuan tertulis dari
Area of Operations without Company’s Perusahaan:
written approval:

(1) Polychlorinated Biphenyls (PCBs) which are (1) Polychlorinated Biphenyls (PCBs) dengan
defined as materials exceeding 50 mg/kg of kandungan dalam bahan tidak melebihi 50
PCB oil. mg/kg

(2) Chlorinated solvents and thinners. (2) Pelarut terklorinasi dan tiner.

(3) Ozone-Depleting Substances as defined in (3) Bahan Perusak Ozon (BPO) seperti yang
the Montreal Protocol. tercantum dalam Protokol Montreal

(4) Lead-based paint. (4) Cat yang mengandung timbal

(5) Leaded thread compound (pipe dope). (5) Bahan yang mengandung timbal (pelumas
ulir)

(6) All forms of asbestos-containing products (6) Semua bentuk produk yang mengandung
which are defined as any material containing asbestos lebih dari satu persen.
more than one percent asbestos.

(J) Contractor shall assess the environmental (J) Kontraktor harus mengukur potensi bahaya
hazards of materials and supplies used in di lingkungan dalam bahan maupun pasokan
conjunction with the Services and substitute yang berhubungan dengan pekerjaan dan
materials presenting less risk whenever sebisa mungkin mengganti dengan bahan
possible. yang risikonya lebih rendah.

(K) Contractor shall use only properly grounded (K) Kontraktor harus menggunakan tanki baja
above-ground steel tanks for fuel storage. yang sudah di-grounding dengan benar
Contractor shall not use bladder, fiberglass, untuk penyimpanan bahan bakar. Kontraktor
plastic and other types of fuel storage tanks tidak boleh menggunakan bladder,
without Company’s written approval. fiberglass, plastik, dan lain-lain untuk
Contractor shall ensure that loading and penyimpanan bahan bakar tanpa persetujuan
drainage connections to fuel storage tanks are tertulis dari Perusahaan. Kontraktor harus

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 87


either plugged or locked in the closed memastikan pemuatan dan sambungan
position when not in use, and equipped with drainase bahan bakar ke tanki penyimpanan
self-closing (“dead-man’s valve”) fuel dalam keadaan terkunci (posisi tertutup) jika
dispensing nozzles. tidak sedang digunakan, dan dilengkapi
dengan penutupan otomatis (“dead-man’s
valve”) pada nozzle pengeluaran bahan
bakar.

(L) Contractor shall ensure that all onshore, (L) Kontraktor harus memastikan tanki
above-ground fuel, oil and chemical storage pnenyimpanan bahan bakar, minyak, dan
tanks used in connection with the Services cairan kimia di darat dan di permukaan
have a secondary containment mechanism tanah, memiliki mekanisme tempat
with a minimum capacity equal to one penampungan sekunder dengan kapasitas
hundred and ten percent of the capacity of the minimum sama dengan 110% dari kapasitas
largest single tank. Secondary containment terbesar tanki. Tempat penampungan
impounds may have a drain connection for sekunder sebaiknya memiliki sambungan
removal of storm water if the drain discharge drainase untuk air hujan jika katup yang
is normally plugged or equipped with a valve biasanya terkunci dalam keadaan tertutup
that is generally locked closed. sedang terpasang di saluran pembuangan.

(M) Tank dike shall be of impervious materials as (M) Tanggul tanki harus terbuat dari bahan yang
required by Company’s Environmental kebal seperti yang dipersyaratkan oleh Tata
Performance Standards. Kerja Organisasi (TKO) Pengelolaan
Lingkungan milik Perusahaan.

(N) The items below are excluded from the (N) Hal-hal di bawah ini tidak diikutsertakan
requirements of this Section: dalam persyaratan di bagian ini:

(1) Open burning of vegetation and non- (1) Pembakaran terbuka dari vegetasi dan bahan
contaminated construction materials (e.g. konstruksi yang tidak terkontaminasi yang
pallets) that are cleared from a site during sudah dibersihkan dari lokasi awal
initial construction.
konstruksi

(2) Controlled burns of oil and collected debris (2) Pembakaran minyak yang terkontrol dan
resulting from emergency response activities puing-puing yang dikumpulkan dari aktivitas
from an oil spill after evaluation by the tanggap darurat dari tumpahan minyak
Environmental Functional Team of setelah evaluasi dari Tim Fungsional
Company’s Oil Spill Response Team, or Lingkungan dari Tanggap Darurat
equivalent. Tumpahan Minyak milik Perusahaan, atau
yang setara.

(3) Ozone-Depleting Substances that have been (3) Bahan Perusak Ozon (BPO) yang ditentukan
designated as “essential use chemicals” by sebagai “bahan kimia esensial” oleh
local government and are exempt from the pemerintah daerah dan dibebaskan dari
requirements of the Protocol for the Facility persyaratan Protokol untuk Fasilitas di mana
where the government exemption applies. pengecualian pemerintah tersebut terlaksana.

(4) Hydrochlorofluorocarbons and (4) Hidroklorofluorokarbon dan


hydrofluorocarbons are not included in the hidrofluorokarbon tidak termasuk di dalam
list of Prohibited Materials under the daftar Bahan-bahan Terlarang di dalam

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 88


Protocol. Protokol.

(O) Work is required to be carried out in (O) Pekerjaan wajib dilakukan sesuai dengan
accordance with project and site operational prosedur operasional proyek dan lokasi
procedures (referred to in the project HES (tertera dalam prosedur HES dan/atau
procedures and/or AMDAL – RKL and RPL)
AMDAL – RKL/RPL) yang mengelola
that manage environmental impacts.
dampak lingkungan.

(P) Work is also required to be carried out in (P) Pekerjaan juga harus dilakukan sesuai
accordance with action items Environmental dengan item tindakan Rencana Manajemen
Management Plan (if any) and related Lingkungan (jika ada) dan laporan
procedure screening reports which are penyaringan Tata Kerja Organisasi (TKO)
addressed to Contractor. Pengelolaan Lingkungan terkait yang
ditujukan pada Kontraktor.

(Q) Non-routine activities shall have an (Q) Kegiatan non-rutin harus memiliki Rencana
Environment Plan approved by the Company Lingkungan yang disetujui oleh Perusahaan
and in some cases by regulatory authorities. dan dalam beberapa kasus oleh pihak
Where appropriate this may be integrated into
berwenang. Bila perlu, dapat diintegrasikan
the HES Plan for the activity.
ke dalam Rencana HES untuk aktivitas
tersebut.

(R) Contractor shall ensure that its employees do (R) Kontraktor harus memastikan bahwa
not hunt, disturb or capture native birds, fish karyawannya tidak berburu, mengganggu,
or other animals. Contractor may allow its atau menangkap burung, ikan, atau hewan
employees to fish at certain times and in asli lainnya. Kontraktor dapat mengizinkan
certain places in the Area of Operations if karyawannya menangkap ikan pada waktu-
permitted by local regulations in the Area of waktu tertentu di tempat-tempat tertentu di
Operations and approved by Company. Area Operasi jika diizinkan oleh peraturan
setempat di Area Operasi dan disetujui oleh
Perusahaan.

(S) Contractor shall ensure that trees and (S) Kontraktor harus memastikan setiap pohon
vegetation are not removed to an extent dan vegetasi tidak dipindahkan sampai batas
greater than is necessary to perform the yang lebih besar dari yang diperlukan untuk
Services. Contractor shall ensure that topsoil melakukan Pekerjaan. Kontraktor harus
is stockpiled for subsequent use in site memastikan bahwa tanah lapisan atas
restoration unless Company provides in ditimbun untuk penggunaan selanjutnya
writing for an alternative course of action. dalam restorasi lokal kecuali jika Perusahaan
memberikan persetujuan tertulis untuk
tindakan alternatif.

(T) Contractor shall ensure that fossils and (T) Kontraktor harus memastikan bahwa fosil
antiquities found at work sites are protected dan barang antik yang ditemukan di lokasi
from damage or disturbance. Contractor shall kerja dilindungi dari kerusakan atau
report the location of these fossils and gangguan. Kontraktor harus melaporkan
antiquities to Company and suspend work lokasi fosil dan barang antik ini kepada
and secure the site at that location pending Perusahaan dan menangguhkan pekerjaan
further instructions from Company. dan mengamankan situs di lokasi itu sambil

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 89


Contractor is not entitled to compensation for menunggu instruksi lebih lanjut dari
the period of the suspension, but Company Perusahaan. Kontraktor tidak berhak atas
shall reimburse Contractor for all of the kompensasi untuk periode penangguhan,
following expenses which are actual, direct tetapi Perusahaan akan mengganti biaya
and non-recoverable: Kontraktor untuk semua biaya berikut ini
yang aktual, langsung dan yang tidak dapat
dipulihkan:

(1) Expenses incurred by Contractor as a (1) Biaya yang wajar yang dikeluarkan oleh
consequence of the suspension which are Kontraktor sebagai konsekuensi dari
reasonably necessitated by the suspension. penangguhan.

(2) Expenses incurred by Contractor during the (2) Biaya yang dikeluarkan oleh Kontraktor
period of the suspension which Contractor selama periode penangguhan yang tidak
could not reasonably have avoided in order to dapat dihindari oleh Kontraktor secara wajar
re-commence performance of the Services. untuk memulai kembali kinerja Pekerjaan.

6.2. Environmental Performance Standard 6.2 Tata Kerja Organisasi (TKO) Pengelolaan
Lingkungan

Contractor will meet applicable Kontraktor akan memenuhi Tata Kerja


Environmental Performance Standards and Organisasi (TKO) Pengelolaan Lingkungan
any applicable Company, industry or yang berlaku dan setiap regulasi Perusahaan,
international standards. These standards industri, atau standar internasional yang
shall be read in full where they apply to a berlaku. Standar-standar ini harus dibaca
Contractor’s scope of work. Company will secara penuh di mana mereka diterapkan
identify to Contractor which EPS’ apply. A pada ruang lingkup pekerjaan Kontraktor.
summary of the Environmental Performance Ringkasan akan disajikan untuk TKO
Standards is presented for those EPS’ most Pengelolaan Lingkungan yang paling
likely to apply. mungkin diterapkan.

(A) Waste Management (A) TKO Persyaratan Pengelolaan Limbah

(1) This Standard contains a combination of (1) Standar ini mengandung kombinasi desain
design and operational requirements. It dan persyaratan operasional. Hal ini
contains the following key requirements: termasuk beberapa persyaratan kunci sebagai
berikut:

(a) Prohibited Practices – The following waste (a) Praktik Terlarang – Praktik pengelolaan
management practices are prohibited: limbah ini dilarang:

(i) Burning of liquid or solid materials in pits, (i) Pembakaran bahan cair atau padat di dalam
piles, drums or other open containers. lubang, tumpukan, drum atau wadah terbuka
lainnya.

(ii) Disposal of liquid wastes in landfills (ii) Pembuangan limbah cair di TPA (Tempat
Pembuangan Akhir)

(iii) Releasing drums to the public (iii) Melepaskan drum ke pemukiman

(iv) Existing open unacceptable pits not (iv) Tidak menutup/memperbaiki lubang terbuka

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 90


remediated/closed yang tidak diperbolehkan

(b) Prohibited Materials – The procurement of (b) Bahan-bahan Terlarang – Pengadaan bahan-
new materials or any equipment (new or bahan baru atau peralatan apapun (baru atau
used) containing materials listed below is bekas) yang mengandung bahan-bahan
prohibited:
terlarang yang tercantum di bawah ini:

(i) Ozone-Depleting Substances (ODS), as (i) Bahan Perusak Ozon (BPO) seperti yang
defined by the Montreal Protocol tercantum dalam Protokol Montreal

(ii) All forms of asbestos-containing products (ii) Semua bentuk produk yang mengandung
asbestos

(iii) Lead-based paint (iii) Cat yang mengandung timbal

(iv) Leaded thread compound (pipe dope) (iv) Bahan yang mengandung timbal (pelumas
ulir)

(c) Preferred and Acceptable Waste Management (c) Metode Pengelolaan Limbah yang
Methods Direkomendasikan dan Dapat Diterima

Contractors shall utilize listed Preferred and Kontraktor harus menggunakan metode
Acceptable Waste Management methods Pengelolaan Limbah yag terdaftar di TKO
listed in the Waste Management Guideline. Persyaratan Pengelolaan Limbah.

(2) The Contractor shall develop and implement (2) Kontraktor harus mengembangkan dan
a waste management plan that is menerapkan rencana pengelolaan limbah
comprehensive of all waste streams. The yang komprehensif dari semua aliran limbah.
waste management plan may be reviewed by Rencana pengelolaan limbah dapat ditinjau
Company oleh Perusahaan.

(3) Contractor shall provide all waste (3) Kontraktor harus memberikan semua nomor
identification numbers required to execute identifikasi limbah yang diperlukan untuk
any manifests or forms required in menjalankan manifes atau formulir yang
connection with the transportation, storage or diperlukan sehubungan dengan
disposal of solid and liquid wastes.
pengangkutan, penyimpanan, atau
pembuangan limbah padat dan cair.

(4) Third Party Waste Stewardship (4) TKO Persyaratan Pengelolaan Limbah Pihak
Ketiga

(a) Contractors shall only dispose of waste to (a) Kontraktor hanya akan membuang limbah ke
third party disposal facilities that have been fasilitas pembuangan pihak ketiga yang telah
evaluated by Company under their Third dievaluasi oleh Perusahaan berdasarkan TKO
Party Waste Stewardship Standard and Persyaratan Penilaian Pihak Ketiga Pengelola
determined to be selected for use. Limbah dan ditentukan untuk dipilih untuk
digunakan.

(b) Records of waste amounts and types disposed (b) Catatan jumlah dan jenis limbah yang

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 91


to Third Party Waste facilities shall be dibuang ke fasilitas Limbah Pihak Ketiga
maintained. harus dipelihara.

(5) On site waste tracking (5) Pelacakan limbah di lokasi

Records of waste moved to on site waste Catatan limbah yang dipindahkan ke fasilitas
management facilities shall be maintained. pengelolaan limbah harus dipelihara;

(6) Waste minimization opportunity (6) Peluang minimisasi limbah

Contractor shall carry out waste minimization Kontraktor harus melaksanakan peluang
opportunities which are approved by minimisasi limbah yang disetujui oleh
company in order to implement 5R. This perusahaan untuk menerapkan 5R. Ini
includes implementing but not limited to (if termasuk implementasi tetapi tidak terbatas
any): pada (jika ada):

(a) Drum-free facility - procurement to stipulate (a) Fasilitas tanpa Drum - pengadaan massal
bulk procurement of all products (chemicals, semua produk (bahan kimia, minyak) dalam
oils) in re-useable totes; jumlah yang dapat digunakan kembali

(b) Prohibit procurement of these materials: (b) Pelarangan pengadaan bahan-bahan sebagai
berikut:

(i) Pb-based paint (i) Cat mengandung timbal

(ii) Asbestos products (ii) Produk mengandung asbetos

(iii) CFC's (HVAC) banned under the Montreal (iii) CFC's (HVAC) dilarang oleh Protokol
Protocol Montreal

(iv) Leaded pipe dope (iv) Bahan yang mengandung timbal (pelumas
ulir)

(c) Use LEDs to the maximum degree possible (c) Penggunaan LED maksimum (10,000 jam +
(10,000 hours+ life compared with 2000 perbandingan umur dengan 2000 jam untuk
hours for fluorescent); flouresen);

(d) Specify biodegradable detergents in rig (d) Penentuan deterjen yang dapat mengalami
wash/equipments; biodegradasi pada pencucian rig;

(e) Specify re-useable materials for dunnage (e) Penentuan bahan-bahan yang dapat
(example: cement sacks; pallets; plastic) digunakan kembali untuk pekerjaan dunnage
(contoh: sak semen; palet; plastik)

(i) re-useable pallets (plastic) (i) Palet (plastik) yang dapat gunakan kembali

(ii) recyclable plastic (ii) Plastik yang dapat didaur ulang

(iii) re-fillable cement sacks (or bulk (iii) Sak semen yang dapat diisi kembali
procurement) (pegadaan massal)

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 92


(f) Return expired pharmaceuticals to vendor (f) Pengembalian obat-obatan (farmasi) yang
sudah basi ke vendor;

(g) Contractually stipulate return-to-vendor for (g) Kontraktor juga mengatur mekanisme
other wastes in the procurement contract; pengembalian ke vendor mengenai limbah di
kontrak yang lain;

(h) Re-use NAF drilling fluid and completion (h) Penggunaan ulang NAF drilling fluid dan
brine on subsequent wells; completion brine (air garam) pada sumur
berikutnya;

(i) Stipulate return-to-vendor (pallets, bags, (i) Penentuan mekanisme pengembalian ke


drums, surplus/ exipired chemicals, lube oil, vendor (palet, kantong, drum, kelebihan/basi
fuels, containers e.g. 500-gallon totes, etc); kimia, minyak pelumas, bahan bakar,
kontainer seperti 500-gallon totes, dll);

(j) Food waste composting at construction camp, (j) Pengomposan limbah makanan di kamp
including compostable collection bags; konstruksi, termasuk kantong pengumpulan
kompos;

(k) Choose environmental friendly sand blasting (k) Penentuan pasir sand-blasting yang lebih
grit / reuseable grit ramah lingkungan/dapat digunakan kembali.

(7) Technology Standards (7) TKO Persyaratan Teknologi Pengelolaan


Limbah

(a) Contractor waste management facilities shall (a) Fasilitas pengelolaan limbah oleh Kontraktor
use specified standards and licensed waste harus menggunakan standar yang ditentukan
procesor. There are standards and licensed dan pemroses limbah berlisensi. Berikut
waste processor for the following: adalah standar dan lisensi pemroses limbah:

(i) Bioremediation (i) Bioremediasi

(ii) Landfill (ii) Tempat Pembuangan Akhir

(iii) Incinerator (iii) Insinerator

(iv) Construction Incorporation (iv) Pendirian Konstruksi

(v) Down hole Disposal (v) Pembuangan Down Hole

(vi) Waste Transportation and Storage (vi) Penyimpanan dan Trasnportasi Limbah

(vii) Pits (vii) Pits

(b) Contractor shall provide waste transfer (b) Kontraktor harus menyediakan tempat
station for proper segregation and handling. pemindahan limbah untuk pemisahan dan
Design Waste Transfer Station (temporary penyimpanan yang benar. Desain Tempat

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 93


B3 storage) which refers to Company’s Pemindahan Sampah (tempat penyimpanan
standars and GOI regulation requirments is B3 sementara) yang mengacu pada standar
consisting of bot not limited to: Perusahaan dan persyaratan Pemerintah
yang terdiri dari, namun tidak terbatas pada:

(i) Material recovery facility (MRF) for (i) Fasilitas Pemulihan Bahan-bahan/Material
recyclables recovery facility (MRF) untuk didaur ulang

(ii) Space for return-to-vendor (ii) Tempat untuk pengenmbalian ke vendor

(iii) Storage space for wastes shipped for (iii) Tempat penyimpanan untuk limbah yang
disposal dikirim untuk dibuang

(iv) Compactor (iv) Pemadatan

(v) Baler (v) Baler

(vi) drum or filter crusher (vi) Penghancur drum atau filter

(vii) Lube oil recycling unit (vii) Minyak pelumas untuk unit daur ulang

(B) Natural Resources (B) TKO Persyaratan Sumber Daya Alam

This standard contains design and operating Standar ini memuat persyaratan desain dan
requirements and sets the minimum operasional, serta mengatur persyaratan
requirements for managing land and water minimum untuk pengelolaan penggunaan
use and tracking operational physical tanah dan air, serta melacak jejak fisik
footprint over time. Contractor will comply operasional seiring berjalannya waktu.
with any water resource management plan Kontraktor akan mematuhi persyaratan
requirements identified by Company. rencana pengelolaan sumber air yang
Required land management practices include: ditentukan oleh Perusahaan. Penerapan
Driving routes shall be clearly identified. No pengelolaan tanah yang diwajibkan
routine driving or vehicle movement shall termasuk:
occur off identified routes. Rute mengemudi harus jelas teridentifikasi.
Tidak boleh ada pengemudi rutin atau
pergerakan kendaraan yang berada di luar
rute yang telah diidentifikasi.

For new physical facilities: Untuk fasilitas baru:


(1) Prioritize use of already disturbed lands. (1) Memprioritaskan penggunaan tanah yang
yang terkena dampak.

(2) Align corridors and plan facilities to reduce (2) Mengatur koridor dan rencana fasilitas
the physical footprint and fragmentation of untuk mengurangi jejak fisik dan
habitat. fragmentasi habitat.

(3) Restore temporary land disturbance. (3) Memulihkan gangguan tanah sementara.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 94


(4) Provide appropriate drainage, culverts, (4) Menyediakan drainase yang layak, gorong-
contouring, diversions or similar to reduce gorong, kontur, pengalihan atau sejenisnya
erosion and sedimentation. untuk mengurangi erosi dan sedimentasi.

(5) Where wildlife is present, limit the amount of (5) Di mana margasatwa tinggal, membatasi
pipeline trench open at any one time and jumlah parit pipa terbuka pada satu waktu
provide escape ramps at a minimum of every dan menyediakan jalan landai minimum
1 km (0.62 miles). setiap 1 km (0.62 mil).

(6) When dredging or building canals or (6) Saat pengerukan atau pembangunan
channels: kanal/saluran:

(a) Do not create canals, waterways,or other (a) Jangan membuat kanal, saluran air, atau
connections between saltwater and fresh koneksi lain antara air asin dan air tawar
water bodies without taking steps to prevent tanpa mengambil langkah-langkah untuk
saltwater intrusion into fresh water. mencegah intrusi air asin ke dalam air tawar

(b) All capital dredging programs, with the (b) Semua program pengerukan modal, kecuali
exception of dredging for pipeline placement, pengerukan untuk penempatan pipa, harus
must complete and follow a dredging and menyelesaikan dan mengikuti rencana
spoils disposal management plan that pengelolaan pengerukan dan rampasan
identifies and mitigates potentially significant yang mengidentifikasi dan mengurangi
environmental impacts. potensi dampak lingkungan yang signifikan

(c) When landscaping, re-vegetating disturbed (c) Ketika melakukan landscaping, penanaman
sites, or conducting erosion control kembali lokasi yang terkena dampak, atau
(including reseeding), use local soils and mengadakan pengendalian erosi (termasuk
native/indigenous plant species. pembibitan ulang), menggunakan tanah lokal
dan spesies tanaman lokal/asli.

(C) EPS Air Emission (C) TKO Persyaratan Emisi Udara

The Contractor shall engage Company to Kontaktor harus meminta pada Perusahaan
determine an agreed position on which party untuk menentukan posisi yang disetujui
has the reporting obligation under PHR air pada setiap pihak yang memiliki kewajiban
emission reporting requirements. melapor sesuai persyaratan pelaporan emisi
udara PHR.

7. COMPLIANCE ASSURANCE 7. JAMINAN KEPATUHAN

Contractor shall : Contractor Harus :

7.1 Comply with Company SOPs when working 7.1 Mematuhi SOP Perusahaan ketika bekerja di
under Company “Area of Operations”. Area Operasi Perusahaan.

7.2 Provide to Company all information required 7.2 Menyediakan segala informasi yang
to support Company’s application for any diperlukan pada Perusahaan untuk
required compliances, certificates, and mendukung semua kegiatan Perusahaan yang

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 95


permits. This information shall be provided at memerlukan kepatuhan, sertifikasi, dan izin.
a minimum of eight weeks prior to the Informasi ini harus disediakan minimum 8
regulatory requirement’s due date, unless minggu sebelum tenggat waktu atas
otherwise stated. persyaratan yang ditentukan, kecuali
dinyatakan lain hal.

7.3 Contractor shall obtain all of required 7.3 Kontraktor harus membuat semua persyaratan
compliances, certificates, and permits of kepatuhan, sertifikasi dan izin dari rencana
planned activities to perform the work. untuk melakukan pekerjaan.

7.4 Prove to the satisfaction of Company. 7.4 Mencapai kepuasan Perusahaan.

7.5 Advise Company at least eight weeks prior to 7.5 Mengingatkan Perusahaan setidaknya 8
meetings between the Contractor and/or its minggu sebelumnya untuk menghadiri rapat
Subcontractors and any regulatory antara Kontraktor dan/atau Subkontraktor dan
authorities. Company shall have the right to semua pihak yang berwenang. Perusahaan
attend such meetings. memiliki hak untuk menghadiri rapat
tersebut.

7.6 Always comply with all Government 7.6 Selalu mematuhi semua regulasi Pemerintah
regulations that apply to HES, Security and yang berlaku pada HES, Sekuriti dan Ruang
the Contract scope of Work. Lingkup Kontrak.

7.7 Execute the Work in accordance with the 7.7 Mengerjakan Pekerjaan sesuai dengan
Compliance Assurance regulations as regulasi Jaminan Kepatuhan baik dari
imposed by the National and/or Local Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Government, including any/all applied Daerah, termasuk beberapa/semua
International obligations. persyaratan Internasional yang berlaku.

7.8 Contractor shall create and implement 7.8 Kontraktor harus membuat dan menjalankan
monitoring systems that include inspections sistem pemantauan yg mencakup inspeksi
of equipment, materials, and environmental terhadap kondisi peralatan, bahan, dan
conditions as well as inspections focused on lingkungan dan juga inspeksi yg berfokus
human behavior. Inspectionthat based on pada perilaku manusia. inspeksi yang
equipment, materials, and environmental and berbasis peralatan, bahan, lingkungan dan
human behavior will be conducted regularly, perilaku manusia dilakukan secara berkala
6 months at minimum. The inspections result minimal 1 kali dalam 6 bulan. Hasil dari
will be reported to HSSE PHR WK Rokan inspeksinya dilaporkan pada perwakilan
Representative at least one month after HSSE WK Rokan paling lambat 1 bulan
inspection conducted. setelah inspeksi dilakukan

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 96


Company shall implement all requirements Perusahaan harus mengimplementasikan semua
within Contractor HES Management persyaratan yang ada di dalam Proses Contractor
(CHESM) Process during pre-qualification, HES Management (CHESM) selama masa pra-
mobilization to site and Work in progress to kualifikasi, mobilisasi ke lapangan dan selama
Pekerjaan berlangsung untuk menunjukkan
determine Contractor and Subcontractors’
kepatuhan Kontraktor dan Subkontraktor kepada
compliance with the HES and Security persyaratan HES dan Sekuriti dalam dokumen ini.
requirements within this document.

8. SUBCONTRACTOR MANAGEMENT 8. PERSYARATAN MANAJEMEN


REQUIREMENTS SUBKONTRAKTOR

Main contractor must have a subcontracting Kontraktor utama haruslah mempunyai


program which includes: program subkontraktor yang meliputi :

8.1. Qualification requirements and process for 8.1. Syarat kualifikasi dan proses seleksi
selection of subcontractors where the criteria subkontrakor dengan kriteria berikut ini:
includes: HES performance, HES program Kinerja K3LL, program K3LL yang efektif
effectiveness (i.e. Incident investigation, (investigasi kecelakaan, identifikasi bahaya,
hazard identification, behavior based pendekatan berbasis perilaku, jaminan
approach, enviro, etc.), HES support kepatuhan, dll.), sumber daya K3LL,
resources, HES training, craft qualification pelatihan K3LL, kemampuan teknik
and leadership capability. kepemimpinan.

8.2. Safety and/or mitigation plan. 8.2. Keselamatan dan/atau rencana mitigasi.

8.3. Pre job and regular "work in progress" 8.3. Tinjauan sebelum pekerjaan dimulai dan
reviews to ensure subcontractor compliance selama berlangsung untuk memastikan
with regulations and Company’s HSE kepatuhan subkontraktor pada regulasi dan
standards. standar K3LL Perusahaan.

8.4. Regular engagement of subcontractors in 8.4. Keterlibatan subkontraktor dalam proses


process implementation and performance implementasi dan peningkatan kinerja.
improvement.

8.5. Final evaluation of subcontractor’s hes 8.5. Evaluasi akhir kepada subkontraktor
performance, compliance and process mengenai kinerja K3LL, kepatuhan dan
implementation. proses implementasi.

8.6. Main Contractor should propose and obtain 8.6. Kontraktor utama harus mengajukan dan
Company Representative approval for sub- memperoleh persetujuan Perwakilan Perusahaan
contractor plan (numbers and summary of untuk perencanaan subkontrak (jumlah dan
qualification method, selection criteria and ringkasan metode kualifikasi, kriteria seleksi dan
risk mitigation) during Pre-Job and quarterly mitigasi resiko) selama Pre-Job dan triwulan
setelahnya.
thereafter.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 97


8.7. Main contractor should staff their field 8.7. Kontraktor utama harus menyusun staf
organization to ensure adequate training, organisasi lapangan dan memastikan
supervision and full compliance to company pelatihan yang memadai, pengawasan dan
requirements. kepatuhan penuh terhadap persyaratan
Perusahaan.

9. JOB QUALIFICATION FOR SAFETY 9. PERSYARATAN KERJA UNTUK


OFFICER SAFETY OFFICER

9.1 HES Coordinator 9.1 Koordinator HES

(A) HES Coordinator defined as a person (A) Koordinator HES didefinisikan sebagai
responsible for coordinating activities for seorang yang bertanggung jawab
ensuring safety regulations are adhered to, mengkordinir aktifitas-aktifitas untuk
and for assessing unsafe situations or hazards memastikan peraturan keselamatan ditaati
in a work place or at an event, etc. dan untuk menilai situasi yang tidak aman
atau bahaya di tempat kerja atau di suatu
kejadian

(B) Job qualifications for HES Coordinator are: (B) Kualifikasi kerja untuk Koordinator HES
adalah:

(1) Minimum S1 graduation in HES or (1) Minimal lulusan S1 dalam bidang HES atau
Engineering with 2 years experience as safety Teknik dengan 2 tahun pengalaman sebagai safety
engineer or safety officer in power plant, engineer atau safety officer di power plant,
petrochemical or oil and gas, mining or petrokimia atau minyak dan gas, pertambangan
construction, or atau konstruksi, atau

(2) Non HES or Engineering related minimum (2) Minimal lulusan S1 diluar bidang HES dan
S1 graduation with 3 years experience in Teknik dengan 3 tahun pengalaman sebagai safety
power plant, petrochemical or oil and gas, engineer atau safety officer di power plant,
mining or construction petrokimia atau minyak dan gas, pertambangan
atau konstruksi

(3) Minimum D3 graduation with 5 years (3) Minimal lulusan D3 dengan 5 tahun pengalaman
experience as safety personnel in power sebagai safety personnel di power plant,
plant, petrochemical or oil and gas, mining or petrokimia or minyak dan gas, pertambangan atau
construction konstruksi

(4) Has valid government General SHE Expertise (4) Memiliki sertifikat AK3U atau Pengawas K3
or oil & gas SHE Supervisor certificate Migas yang masih berlaku
(5) Has presentation and communication skill (5) Memiliki keterampilan presentasi dan
komunikasi

(6) Understand Hazard Identification (JSA), (6) Memahami Identifikasi Bahaya (JSA),
developing Mitigation Plan, Incident pembuatan rencana mitigasi, investigasi
Investigation and Emergency Response insiden dan manajemen tanggap darurat
Management

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 98


(7) Has capability to facilitateand deliver training (7) Memiliki kemampuan untuk memfasilitasi
dan menyampaikan pelatihan

(8) Has good computer skill (microsoft office (8) Memiliki keterampilan computer (minimal
program at minimum) program microsoft office)

(9) Knowladgable on Safe Work Practices (9) Memiliki pengetahuan tentang Praktik Kerja
Aman

(10) Knowladgable on HES GOI regulation and (10) Memiliki pengetahuan tentang peraturan
international HES Standard pemerintah Indonesia dan Standar HES
Internasional

9.2 Safety Officer 9.2 Safety Officer

(A) Safety Officer defined as a person (A) Safety Officer didefenisikan sebagai orang yang
responsible for ensuring safety regulations bertanggung jawab untuk memastikan peraturan
are adhered to, and for assessing unsafe keselamatan ditaati dan untuk menilai situasi yang
situations or hazards in a work place or at an tidak aman atau bahaya di tempat kerja atau di
event, etc suatu kejadian

(B) Job qualification for Safety Officer are: (B) Kualifikasi kerja untuk Safety Officer adalah:

(1) Minimum D3 graduation in HES or (1) Minimal lulusan D3 dalam bidang HES atau
Engineering with 3 years experience as safety Teknik dengan 3 tahun pengalaman sebagai
engineer or safety officer in power plant, safety engineer atau safety officer di power plant,
petrochemical or oil and gas, mining or petrokimia atau minyak dan gas, pertambangan
construction or atau konstruksi, atau

(2) Non HES or Engineering related minimum (2) Minimal lulusan D3 diluar bidang HES dan
D3 graduation with 5 years experience as Teknik dengan 5 tahun pengalaman sebagai safety
safety engineer or safety officer in power engineer atau safety officer di power plant,
plant, petrochemical or oil and gas, mining or petrokimia atau minyak dan gas, pertambangan
construction atau konstruksi

(3) Minimum Senior High School with 7 years (3) Minimal lulusan SMA dengan 7 tahun
experience as safety personnel for in power pengalaman sebagai safety personnel di power
plant, petrochemical or oil and gas, mining or plant, petrokimia atau minyak dan gas,
construction pertambangan atau konstruksi

(4) Has valid government General SHE Expertise (4) Memiliki sertifikat AK3U atau Pengawas K3
or oil & gas SHE Supervisor certificate Migas yang masih berlaku

(5) Has Presentation and communication skill (5) Memiliki keterampilan presentasi dan
komunikasi

(6) Understand Hazard Identification (JSA) and (6) Memahami Identifikasi Bahaya (JSA), pembuatan
develop mitigation plan, Incident rencana mitigasi, Incident Investigation dan
Investigation and Emergency Response Emergency Response Management
Management

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 99


(7) Has capability to facilitateand deliver training (7) Memiliki kemampuan untuk memfasilitasi
dan menyampaikan pelatihan

(8) Has good computer skills (Microsoft office at (8) Memiliki keterampilan komputer (minimal
minimum) program microsoft office)

(9) Knowledgable on Safe Work Practices (9) Memiliki pengetahuan tentang Praktik Kerja
Aman

10. FITNESS FOR DUTY REQUIREMENT 10. PERSYARATAN KELAIKAN KERJA

10.1. Contractor shall develop its employees 10.1. Kontraktor harus mempunyai rencana
Fitness for Duty evaluation plan. evaluasi kelaikan kerja bagi pegawainya.

10.2. The plan shall comply with Company’s 10.2. Rencana tersebut harus merujuk pada
Contractor Fitness for Duty (CFFD) pedoman penilaian kelaikan kerja dari
guidelines, covering following FFD Perusahaan yang meliputi prosedur kelaikan
evaluation procedures: kerja sebagai berikut:

(A) Pre-placement FFD evaluation (A) Evaluasi kelaikan kerja sebelum


penempatan

A mandatory FFD evaluation for all Evaluasi kelaikan kerja wajib bagi pegawai
Contractor employees prior commencing Kontraktor sebelum mulai bekerja di
work at Company’s reporting boundary. Perusahaan.

(B) Return to work FFD evaluation (B) Evaluasi kelaikan kerja sebelum kembali
bekerja.

A mandatory FFD evaluation for all Evaluasi kelaikan kerja wajib bagi semua
contractor employees prior returning to work pegawai Kontraktor sebelum diperbolehkan
following illness or injury, resulting in kembali bekerja setelah sakit atau cedera
absence of work for more than 14 (fourteen) yang menyebabkan pegawai tidak dapat
calendar days or following serius illness, masuk kerja lebih dari 14 (empat belas) hari
serious injury or major surgery that kalender, atau setelah mengalami penyakit
potentially has impacts to the employees' berat, trauma berat atau pembedahan yang
fitness for duty. berpotensi mempengaruhi kelaikan kerja
pegawai.

(C) For-cause / Post incident FFD evaluation. (C) Evaluasi kelaikan kerja karena sebab
tertentu/Pasca insiden.

A mandatory FFD evaluation for all Evaluasi kelaikan kerja wajib bagi semua
Contractor employees who have been pegawai Kontraktor yang terlibat dalam insiden
involved in a hazardous incident or whose berbahaya atau mempunyai perilaku atau
behavior or performance has raised penampilan yang menimbulkan kecurigaan
mengenai kelaikan kerja mereka. Evaluasi
reasonable suspicion about their fitness to
tersebut diminta oleh supervisor pegawai atau
work safely. The evaluation will be request Perwakilan Perusahaan.
by employee supervisor or Company

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 100


Representative.

(D) Periodic FFD evaluation. (D) Evaluasi kelaikan kerja berkala.

Annual periodic FFD evaluation is a must for Evaluasi kelaikan kerja berkala adalah wajib
all Contractor employees, except for food dilakukan setiap tahun bagi semua pegawai
handlers which is every 6 months. kontraktor, kecuali bagi penjamah makanan
yang harus setiap 6 bulan

(E) Evaluation of Contractor employees’ fitness (E) Evaluasi laik kerja pegawai Kontraktor harus
for duty shall be conducted by Company dilakukan oleh penyedia layanan penilai
approved FFD provider, except for certain kelaikan kerja yang telah disetujui oleh
job position (i.e Sea farer, pilot, etc), FFD Perusahaan, kecuali untuk posisi tertentu (seperti
evaluation may be performed at medical sea farer/pelaut, pilot, dll), evaluasi kelaikan
kerja dapat dilakukan di fasilitas yang ditunjuk
providers approved by their professional
oleh lembaga institusi profesional atau asosiasi
institution or association that recognized by masing-masing, yang diakui oleh perusahaan.
company.

(F) Contractor employee shall be declared fit for (F) Pegawai Kontraktor harus dinyatakan laik kerja
duty by approved FFD provider with valid oleh penyedia layanan penilai kelaikan kerja
FFD clearance prior to commencing work at yang disetujui dengan surat keterangan kerja
Company reporting boundary. yang sah sebelum mulai bekerja di wilayah kerja
yang termasuk dalam reporting boundary
Perusahaan.

(G) If supervisor and Company Representative (G) Apabila supervisor dan Perwakilan Perusahaan
can accommodate, Contractor employees dapat mengakomodir, pegawai Kontraktor yang
who was declared fit for duty with dinyatakan laik kerja dengan pembatasan dapat
restrictions may be allowed to work in diberikan izin untuk bekerja di wilayah kerja
Company reporting boundary. The yang termasuk dalam reporting boundary
Perusahaan, dengan mematuhi batasan-batasan
employees must comply with all restrictions
kerja yang direkomendasikan oleh dokter yang
that recommended by FFD evaluator mengevaluasi kelaikan kerja.
physician.

(H) Contractor shall submit its employee’s FFD (H) Kontraktor harus menyerahkan surat keterangan
clearance document to Company laik kerja pegawainya ke Perwakilan Perusahaan
Representative prior the employee sebelum pegawainya mulai bekerja di wilayah
commencing work at Company reporting kerja yang termasuk dalam reporting boundary
boundary, as a requirement for obtaining Perusahaan, untuk memenuhi persyaratan
mendapatkan badge/akses.
badge/access.

(I) Company may request internal Company (I) Perusahaan dapat meminta pendapat bagian
Health and Medical team’s advice on kesehatan Perusahaan tentang kelaikan kerja
contractor employee’s fitness for duty pegawai kontraktor apabila diperlukan.
clearance if needed.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 101


(J) If a Contractor employees who are (J) Apabila pegawai Kontraktor dipindahkan
transferred to other position with different or ke pekerjaan dengan persyaratan kelaikan
higher fitness for duty requirement, he/she is kerja berbeda atau lebih tinggi, harus
required to undergo appropriate FFD menjalani evaluasi kelaikan kerja yang
evaluation prior commencing work at the sesuai dengan pekerjaan baru tersebut.
new position.

11. INDUSTRIAL HYGIENES 11. HIGIENE INDUSTRI

11.1. This Industrial Hygiene additional 11.1. Pedoman tambahan Higiene Industri ini
guidelines shall be only applicable to hanya berlaku bagi Kontraktor dengan
Contractor with High Risk profile work aktivitas kerja berisiko tinggi
activities

11.2. Industrial Hygiene is to identify, minimize and 11.2. Tujuan dari higiene industri adalah untuk
mitigate potential risks posed to workers by mengidentifikasi, meminimalkan dan
environmental agents which include chemical, menghilangkan risiko-risiko akibat paparan
physical, and biological agents in the workplace. bahaya di lingkungan kerja yang mencakup
bahaya bahan kimia, fisika, dan biologi.

11.3. Chemical agents are, but not limited to, 11.3. Bahan kimia berbahaya yang dimaksud,
hazardous chemicals that have health effect termasuk tetapi tidak terbatas pada, bahan
to the workforces based on its properties and kimia yang mempunyai dampak buruk
characteristic as follows: terhadap kesehatan akibat sifat dan
karakteristiknya seperti berikut:

(A) Corosive material such as strong acid and (A) Korosi yaitu bahan kimia yang bersifat asam
alkali, phosphor. dan basa kuat, fosfor.

(B) High irritant on the surface of the contacts in (B) Iritasi berat pada permukaan ditempat yang
place such as ammonia, NO2, chlorine, ozone, etc. kontak seperti ammonia, NO2, klorin, ozon, dan
lain-lain.

(C) Allergic as formaldehyde, nickel and others. (C) Alergi berat seperti formaldehid, nikel dan
lain-lain.

(D) It causes oxygen deprivation (asphyxiation) (D) Menyebabkan kekurangan oksigen


such as methane, ethane, hydrogen, helium, (asfiksiasi) seperti metana, etana, hidrogen,
hydrogen cyanide, hydrogen sulfide, carbon helium, hidrogen sianida, hidrogen sulfida,
monoxide, and others. karbon monoksida, dan lain-lain.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 102


(E) It causes cancers such as benzene, asbestos, (E) Menyebabkan kanker seperti benzene, asbestos,
vinyl chloride, beryllium, and others. vinil klorida, berilium, dan lain-lain

(F) Reproduction issue such as manganese, (F) Mengganggu reproduksi seperti mangan,
carbon disulfide, mercury, lead. karbon disulfida, merkuri, timbal.

(G) Toxic such as cadmium, silica, asbestos, n- (G) Beracun seperti kadmium, silika, asbestos,
hexane, and others. n-heksana, dan lain-lain.

(H) Dust such as welding fumes, smoke dust, (H) Debu seperti debu/uap asap pengelasan,
road dust, etc. debu asap kebakaran, debu jalanan, dll.

11.4. Physical hazards may include but not limited 11.4. Faktor Bahaya Fisika yang dimaksud
to: termasuk tetapi tidak terbatas pada :

(A) Radiation (Ionizing and Non Ionizing) (A) Radiasi baik yang bersifat Meng-ion
maupun tidak Non Meng-ion.

(B) Lighting (B) Pencahayaan

(C) Noise (C) Kebisingan

(D) Vibration (D) Getaran

(E) Electromagnetic Fields (E) Medan Elektromagnetik

(F) Heat/Temperature (F) Panas/suhu

11.5. Contractor shall regularly monitor chemical 11.5. Kontraktor harus secara berkala melakukan
and physical exposure for employees and pemantauan paparan faktor bahaya fisika
contractors for routine and non routine tasks dan kimia bagi pegawai dan kontraktor
that have potential physical and chemical untuk pekerjaan rutin dan non routine yang
hazards exposure. memiliki potensi paparan faktor bahaya
fisika dan kimia.

11.6.Biological hazards may include but not 11.6. Faktor Bahaya Biologi yang dimaksud
limited to: termasuk tetapi tidak terbatas pada:

(A) Bacteria (A) Bakteri

(B) Fungi/Mold (B) Jamur/Mold

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 103


11.7.The monitoring above is only for Industrial 11.7. Pemantauan paparan diatas hanya untuk
Hygiene purpose and shall not be used to tujuan Higiene Industri dan bukan
other purposes. digunakan untuk tujuan lainnya.

11.8.Monitoring shall be conducted by competent 11.8. Pemantauan tersebut harus dilakukan oleh
technician and meet Company’s standard teknisi yang memiliki kompetensi yang
and Applicable Laws. sesuai dan memenuhi persyaratan
Perusahaan dan Hukum-hukum Yang
Berlaku yang berlaku.

11.9.If laboratorium analysis required to get 11.9 Jika analisa laboratorium diperlukan untuk
monitoring result then Contractor shall use mendapatkan hasil pemantauan maka
accredited laboratorium. Kontraktor harus menggunakan
laboratorium yang sudah terakreditasi oleh
badan yang diakui oleh pemerintah.

11.10 The monitoring results in form of 11.10 Hasil pemantauan yang berupa konsentrasi
concentration and/or level of exposure shall bahan kimia dan/atau tingkat paparan
be communicated to the workforce and bahaya fisika harus dikomunikasikan
Company Representative. kepada pegawai dan Perwakilan
Perusahaan.

11.11. Company has the right to verify and 11.11 Perusahaan berhak melakukan verifikasi dan
validate the monitoring results issued by validasi terhadap hasil pemantauan yang
Contractor. dilakukan oleh Kontraktor.

11.12. Contractor shall compare the monitoring 11.12 Kontraktor harus membandingkan hasil
result to limit of exposure as required by pemantauan dengan nilai ambang batas
Company and Applicable Laws whichever yang diizinkan sesuai dengan standar
is more stringent. Perusahaan dan Hukum-hukum Yang
Berlaku yang berlaku tergantung mana yang
lebih ketat.

11.13. If the monitoring results exceed the limit, 11.13 Jika hasil pemantauan melebihi batas yang
Contractor shall implement exposure diizinkan, Kontraktor harus melakukan
prevention and control to minimize level of tindakan pencegahan dan pengendalian
chemicals and physical exposure to protect dalam meminimalisir paparan bahan kimia
the health of employees. dan fisika untuk melindungi kesehatan
pegawai mereka.

11.14. The exposure prevention and control shall 11.14 Tindakan pengendalian tersebut harus
follow the hierarchy of controls: mengikuti hirarki pengendalian yaitu:

(A) Elimination. (A) Eliminasi.

(B) Subtitution (change of technology or (B) Subtitusi (mengganti teknologi atau


method). metode).

(C) Engineering control. (C) Rekayasa teknik.

(D) Administrative control (work procedures, (D) Pengendalian secara administrasi (prosedur

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 104


work shift, warning sign, training, etc). kerja, shift kerja, tanda peringatan, pelatihan,
dll).

11.15. Contractor shall review the effectiveness of 11.15 Kontraktor harus mengkaji keefektifan
exposure prevention and control in place tindakan pencegahan dan pengendalian yang
prior considering the use of personal telah diterapkan sebelum
protective equipment (PPE). mempertimbangkan penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD).

11.16. If Contractor shall use PPE, the 11.16 Jika Kontraktor akan menggunakan APD,
specifications in the item No. 3 in this maka spefisikasi pada item no. 3 pada
Appendix shall be followed. Lampiran ini harus dipenuhi.

11.17. Contractor shall also implement medical 11.17 Kontraktor juga harus menerapkan medical
surveillance for their employees who have surveillance bagi karyawan mereka yang
high level exposure based on monitoring memiliki paparan tinggi berdasarkan hasil
results and recommendation from pemantauan dan rekomendasi dari Perusahaan.
Company.

11.18. Contractor may implement one or more 11.18 Kontraktor dapat menerapkan satu atau lebih
type of medical surveillance below depends jenis medical surveillance berikut ini tergantung
on type and level of exposure and tingkat dan jenis paparan serta rekomendasi
recomendation from Company: Perusahaan:

(A) Noise (A) Kebisingan

(B) Hydrogen Sulfide (B) Hidrogen Sulfida

(C) Benzene (C) Benzene

(D) Asbestos (D) Asbestos

(E) Arsenic (Inorganic) (E) Arsenik (Inorganik)

(F) Formaldehyde (F) Formaldehida

(G) Mercury (G) Merkuri

(H) Hexavalent Chromium (VI) (H) Hexavalent kromium (VI)

(I) Lead (I) Timbal

(J) Refractory Ceramic Fibers (J) Refractory ceramic fibers

(K) Segmental (hand-arm) vibration (K) Getaran pada tangan dan lengan

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 105


11.19. If noise exposure to worforce is or more 11.19 Jika paparan kebisingan terhadap pegawai
than 85 dB for 8 (eight) working hours, Kontraktor sama dengan atau melebihi 85
then they shall participate in medical desibel (dB) selama 8 (delapan) jam kerja, maka
surveillance for noise. pegawai tersebut harus mengikuti medical
surveillance untuk kebisingan.

11.20. Medical surveillance for noise includes 11.20 Medical Surveillance untuk kebisingan meliputi
audiometric test conducted with standard pemeriksaan fungsi pendengaran (audiometric
audiometer and by certified operator. test) yang dilakukan dengan peralatan standar
dan oleh operator yang memiliki sertifikasi dari
badan yang berwenang.

11.21. Audiometric test shall be conducted with 11.21 Pemeriksaan fungsi pendengaran harus
following frequencies: dilakukan dengan frekuensi sebagai berikut:

(A) Initial : within 6 months (A) Awal: dalam waktu 6 bulan pertama sejak
terpapar

(B) Reguler: at least once a year annualy (B) Berkala: minimum setiap 1 tahun sekali

(C) Exit: no longer expose to noise (C) Keluar: sejak pegawai tidak terpapar
kebisingan lagi

11.22. Audiometric test result shall be reviewed 11.22 Hasil pemeriksaan audiometri harus dikaji
by industrial hygiene doctor or competent oleh dokter kesehatan industri/dokter yang
doctor. memiliki kompetensi.

11.23. If indicated hearing loss symptoms, health 11.23 Jika terindikasi gejala penurunan
physician must inform employees and pendengaran, dokter kesehatan harus
Contractor management for further action. menginformasikan kepada pegawai dan
Contractor Management shall notify manajemen Kontraktor untuk
Company Representative. ditindaklanjuti. Manajemen Kontraktor
harus memberitahukan ke Perwakilan
Perusahaan.

12. ENTRANCE TO PROPERTY 12. MASUK KE AREA

Contractor shall verify that all Contractor- Kontraktor harus memeriksa bahwa semua
provided equipment complies with the peralatan yang disediakan oleh Kontraktor
latest version of Company SDP (Safety memenuhi versi terbaru dari daftar periksa SDP
Design Practice) Checklist prior to being Perusahaan sebelum mobilisasi ke daerah
kontrol operasi Perusahaan (AOC). Daftar
mobilized to Company Area of Operational
periksa SDP juga akan digunakan pada saat
Control (AOC).  This SDP Checklist will pemeriksaan sebelum bekerja untuk peralatan
also be used in Pre-Job Review of Kontraktor dan koreksi ketidaksesuaian sebelum
Contractor’s equipment and any non- peralatan disetujui untuk mobilisasi dan
compliances corrected prior to Contractor’s pemakaian.
equipment being approved for mobilization
and use.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 106


13. CONTRACTOR HSE PASSPORT 13. PASPOR HSE KONTRAKTOR

13.1. Contractor shall follow HSE Passport 13.1.Kontraktor harus mengikuti program Paspor
program by conducting medical HSE dengan melaksanakan pemeriksaan
examination and training as required by kesehatan dan pelatihan sebagaimana yang di
Company. Contractor shall record all persyaratkan oleh Perusahaan. Kontraktor
implementation of HES Trainings and harus menyimpan data pelaksanaan Pelatihan
Medical Examination to ensure K3LL dan Pemeriksaan Kesehatan dalam
Contractor’s Employee fitness for duty and upaya untuk menjamin kelaikan bekerja
report it to Company to get validation on pegawainya dan melaporkannya kepada
HSE Passport. Perusahaan untuk mendapatkan pengesahan
pada Paspor HSE.

13.2. To ensure HSE Passport is well being 13.2.Untuk memastikan Paspor HSE dilaksanakan
implemented and monitor during Contractor dan terpantau dengan baik oleh Kontraktor
support service to the Company, HSE selama kontrak berlangsung dengan
Passport shall be provided and procured by Perusahaan, Pasport HSE harus disediakan
each Contractor with considering on dan dikoordinir oleh masing-masing
number of Contractor employee will Kontraktor dengan mempertimbangkan
involve during project time. Company will jumlah pegawai Kontraktor yang akan
provide HSE Passport template and serial terlibat dalam proyek. Perusahaan akan
cumber that shall be followed by memberikan format dan nomor seri Paspor
Contractor. HSE yang wajib diikuti oleh Kontraktor.

14. KEY PERFORMANCE INDICATOR 14. INDIKATOR KEBERHASILAN


(KPI) KINERJA (IKK)

A set of Key Performance Indicator Indikator Keberhasilan Kinerja (“IKK”)


(‘KPI”) that contain HES Performance yang memuat klausul matriks unjuk kerja di
matrix (minimum but not limited to: bidang K3LL (minimum tapi tidak terbatas
Fatality, Total Recordable Incident (TRI) & kepada Kematian, Total Kecelakaan Kerja
Day Away From Work (DAFW) has to be dan Kecelakaan yang Mengakibatkan
agreed among Contractor and Company. Hilang Hari Kerja) harus disepakati oleh
This KPI will be used as a baseline for Kontraktor dan Perusahaan. IKK ini akan
Contractor evaluation and might be a digunakan sebagai landasan dalam penilaian
subject to penalty. Kontraktor dan dapat juga dijadikan dasar
dalam penentuan hal-hal yang berkaitan
dengan denda-denda.

15. CONTRACTOR COMPLIANCE 15. PENGELOLAAN KINERJA


PERFORMANCE MANAGEMENT KEPATUHAN KONTRAKTOR

15.1 Contractors are required to register 15.1 Kontraktor diwajibkan untuk mendaftarkan
employment data, vehicles, and equipment data kepegawaian, kendaraan, dan peralatan
needed for the work in the area of yang diperlukan untuk memulai pekerjaan di
Company operation area operasi Perusahaan.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 107


15.2 Contractors perform data entry personnel, 15.2 Kontraktor melakukan pengisian data
vehicles and equipment to the Company kepegawaian, kendaraan, dan peralatan ke
integrated data system. Each Contract dalam sistim yang sudah terintegrasi yang
receive one (1) account to the system since disediakan oleh Perusahaan. Setiap Kontrak
two (2) months before contract mendapatkan 1 (satu) akses kedalam sistim
commencement date and valid until 6 (six ) tersebut sejak 2 (dua) bulan sebelum
months after the contract expires dimulainya kontrak dan berlaku hingga 6
(enam) bulan setelah masa kontrak berakhir

15.3 Approval submission process of 15.3 Proses pengajuan persetujuan kartu


identification cards, licenses related to pengenal, perizinan terkait dengan izin
driving license (driving card) and those mengemudi (Kartu Pengemudi) dan yang
related to the scope of the contract are terkait dengan ruang lingkup kontrak
conducted thru Company integrated data dilakukan melalui sistim data Perusahaan
system yang terintegrasi

15.4 Contractor shall also ensure the accuracy 15.4 Kontraktor harus memastikan akurasi dan
and validity of the data, as follows: validitas data dan dokumen, yaitu:
A. Personil (such as: Fit for Duty, Proven A. Pegawai (diantaranya adalah: Sertifikat Laik
Short Service Employee document’s, Kerja, Dokumen penunjang terkait Short Service
certification and training refer to Employee, Sertifikat dan Pelatihan Pekerja
assignment, proven registration employee sesuai dengan penugasannya, Pencatatan
agreement to GOI), Ketenagakerjaan)
B. Vehicle (GOI permit – STNK, KEUR, B. Kendaraan (Perijinan sesuai regulasi
Certification and follow standard dimension (STNK, KEUR, sertifikasi dan memenuhi
and load capacity regulation, and Pertamina regulasi standar dimensi dan kapasitas serta
Hulu Rokan – equipment safety Inspection) inspeksi keselamatan peralatan)
C. Vessel (GOI permit and Certification), C. Kapal (Memenuhi perizinan dan sertifikasi)
D. Heavy Equipment (GOI permit, D. Alat Berat (perizinan dan sertifikasi
Certification and and Pertamina Hulu pemerintah dan inspeksi keselamatan
Rokan – equipment safety Inspection), prior peralatan) sebelum diajukan kepada
to submitted to Company for review and Perusahaan untuk dikaji dan diketahui pada
endorse on boarding process. proses pendataan.

15.5 The consequences of negligence data entry 15.5 Konsekuensi dari kelalaian memasukan data
personnel, vehicles and equipment to the kepegawaian, kendaraan, dan peralatan ke
system is the Contractor’s responsibility dalam sistim merupakan tanggung jawab
and the information will be used as the Kontraktor dan akan menjadi informasi yang
Contractor’s contract compliance digunakan sebagai pengukur kinerja
performance. Company has the right to Kontraktor dalam kepatuhan terhadap
conduct audits to ensure compliance with kontrak. Perusahaan berhak untuk
government and internal Company melakukan audit untuk memastikan
regulation. kepatuhan terhadap peraturan pemerintah
dan internal Perusahaan.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 108


15.6 Contractor is liable to its employee, 15.6 Kontraktor bertanggung jawab atas
equipment, and vehicle data validity kebenaran setiap data pegawai, peralatan,
submitted to Company, and ensure that dan kendaraan yang telah disampaikan
each Contractor’s employee voluntary give kepada Perusahaan serta harus memastikan
their personal data to Company and store setiap pegawai Kontraktor untuk secara
in Company’s database to be used by sukarela bersedia memberikan data pribadi
Company to measure Contractor’s kepada Perusahaan dan disimpan pada
performance and compliance to database Perusahaan untuk digunakan oleh
Government regulations, Contract terms, Perusahaan sebagai ukuran kinerja dan
and Company Safety and Heath Occupation ketaatan Kontraktor pada peraturan-
during Contract Period and evaluate thru peraturan Pemerintah, ketentuan-ketentuan
Contract performance appraisal (F-100). Kontrak, dan program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Perusahaan selama Jangka
Waktu Kontrak yang akan dievaluasi
melalui penilaian kinerja Kontraktor (F-
100).

16. VERIFICATION AND VALIDATION 16. PROSES VERIFIKASI DAN VALIDASI


(V&V) PROCESS (V&V)

16.1 Contractor shall have Verification and 16.1 Kontraktor harus memiliki proses Verifikasi
Validation (V&V) process focused on dan Validasi (V&V) yang fokus kepada
Serious Incident and Fatality Prevention Pencegahan Kecelakaan Serius dan
(SIFP). Contractor shall conduct V&V Kematian. Kontraktor harus melakukan
observation regularly and provide required pengamatan V&V secara teratur dan
support for internal V&V activities. menyediakan dukungan yang diperlukan
Contractor shall utilizes and optimizes untuk aktivitas V&V internal. Kontraktor
available resources (manpower, harus memanfaatkan dan mengoptimalkan
vehicles,etc.) to conduct V&V sumber daya yang tersedia (pegawai,
observations. kendaraan, dll.) untuk melakukan
pengamatan V&V.

16.2 V&V process shall be applicable to 16.2 Proses V&V berlaku bagi Kontraktor
Contractor with Medium and High Risk dengan aktivitas kerja berisiko sedang dan
work activities. tinggi.

16.3 Contractor shall develop and implement 16.3 Kontraktor harus membuat dan
Key Performance Indicators in regards melaksanakan Key Performance Indikator
with the SIFP V&V program tentang pelaksanaan program SIFP V&V
implementation that is mutually agreed yang disepakati bersama antara Kontraktor
between Contractor and Contract owner dan Contract owner

16.4 Achievements of the agreed KPIs shall be 16.4 Pencapaian dari KPI yang disepakati harus
reported to the respective stakeholder dilaporkan kepada kepada pihak terkait (e.g.,
(e.g., Contract Owner, CHESM Team) in Contract Owner, CHESM Team) dalam
the basis of monthly, quarterly, semi- bentuk laporan bulanan, triwulanan,
annually, and/or annually report that will semesteran, dan/atau tahunan untuk
be used as a reference during the CHESM digunakan sebagai referensi saat CHESM
Performance Review Performance Review

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 109


16.5 Contractor shall develop internal V&V 16.5 Kontraktor harus mengembangkan proses
organizational capability and process with dan kapabilitas organisasi V&V internal
objectives to: dengan tujuan:

(A) Provide a systematic approach to verify (A) Melakukan pendekatan sistematis untuk
implementation of safe work in memverifikasi pelaksanaan pekerjaan yang
compliance with Safe Work Practices aman sesuai dengan persyaratan Mengatur
(SWP) and Motor Vehicle Safety (MVS) Keselamatan Kerja (MKK) dan Keselamatan
requirements, applicable codes, standards, Kendaraan Bermotor (KKB), kode yang
and regulations requirements; and validate berlaku, standar, dan persyaratan peraturan;
the effectiveness of identified safeguards. dan memvalidasi efektivitas perlindungan
yang teridentifikasi.

(B) Prioritize critical safeguards necessary to (B) Memprioritaskan perlindungan kritis yang
achieve and maintain conformance with dibutuhkan untuk mencapai dan memelihara
SWP and MVS requirements, applicable kesesuaian terhadap persyaratan MKK dan
codes, standards, and regulations KKB, kode yang berlaku, standar, dan
persyaratan peraturan.
requirements.

16.6 The focus area of V&V process are: 16.6 Fokus area dari proses V&V adalah:

(A) Heavy Equipment Motor Vehicle Safety (A) Heavy Equipment Motor Vehicle Safety (HE-
(HE-MVS) MVS)

(B) Light Vehicle Motor Vehicle Safety (LV- (B) Light Vehicle Motor Vehicle Safety (LV-MVS)
MVS)

(C) Hazard Analysis (HA) (C) Hazard Analysis (HA)

(D) Lifting & Rigging (L&R) (D) Lifting & Rigging (L&R)

(E) Working at Height (WAH) (E) Working at Height (WAH)

(F) Isolation of Hazardous Energy (IHE) (F) Isolation of Hazardous Energy (IHE)

(G) Hot Work (HW) (G) Hot Work (HW)

(H) Confined Space Entry (CSE) (H) Confined Space Entry (CSE)

(I) Excavation & Trenching (ET) (I) Excavation & Trenching (ET)

(J) Simultaneous Operations (SIMOPs) (J) Simultaneous Operations (SIMOPs)

(K) Bypass Critical Operation (BCP) (K) Bypass Critical Operation (BCP)

(L) Electrical Safe Work (ESW) (L) Electrical Safe Work (ESW)

(M) Portable Gas Detection (PGD) (M) Portable Gas Detection (PGD)

(N) Others. (N) Lainnya.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 110


16.7 Contractor shall utilize protocols that align 16.7 Kontraktor harus menggunakan protokol
with SWP and MVS requirements, Start yang selaras dengan persyaratan MKK dan
Work Checks (SWC)/ Save Your Live MVS, Start Work Checks (SWC)/ Save
Action (SYLA), applicable safeguards, Your Live Action (SYLA), perlindungan
codes, standards, and/or applicable GOI yang berlaku, kode, standar, dan/atau
regulation requirements, as reference in persyaratan peraturan Pemerintah Indonesia
conducting V&V observation. yang berlaku sebagai referensi dalam
melakukan pengamatan V&V.

16.8 V&V observation shall be conducted by 16.8 Pengamatan V&V harus dilakukan oleh
qualified personel with sufficient personel berkualifikasi dengan kompetensi
competencies and trainings as mentioned dan pelatihan yang mencukupi sebagaimana
below. dijelaskan di bawah ini.

(A) Required Competency: (A) Kompetensi yang Diperlukan:

(1) Capable of verifying and validating (1) Mampu memverifikasi dan memvalidasi
required safeguard to ensure all critical perlindungan yang dibutuhkan untuk
safeguards are in place and functioning at memastikan semua perlindungan penting
the work site. telah tersedia dan berfungsi di tempat kerja.

(2) Capable of verifying and validating (2) Mampu memverifikasi dan memvalidasi
competency of SWP roles to ensure kompetensi peran MKK untuk memastikan
person performing the work are competent orang yang melakukan pekerjaan kompeten
in accordance to their roles. sesuai dengan peran mereka.

(3) Capable of coaching to assist crew (3) Mampu melatih untuk membantu kru yang
performing the work to implement safe melakukan pekerjaan dapat melaksanakan
work in compliance with SWP and MVS pekerjaan yang aman sesuai dengan
requirements. persyaratan MKK dan KKB.

(4) Capable of communicating identified (4) Mampu mengkomunikasikan peluang yang


opportunities, potential hazards and teridentifikasi, potensi bahaya dan mitigasi.
mitigations.

(5) Capable of analyzing trending of gaps in (5) Mampu menganalisis kecenderungan


the works and capable to develop ketidaksesuaian dalam pekerjaan dan
recommendation to improve safe work mampu membuat rekomendasi untuk
practices in compliance with SWP meningkatkan praktik kerja yang aman
requirement. sesuai dengan persyaratan MKK.

(6) Knowledgeable about the works being (6) Paham tentang pekerjaan yang diamati
observed (i.e. operation, maintenance, (contoh: operasi, pemeliharaan, pengeboran
drilling and completion). dan perawatan sumur).

(7) Knowledgeable about conditions when to (7) Paham tentang kondisi-kondisi yang
stop work mengharuskan pekerjaan dihentikan.

(B) Recommended Training: (B) Pelatihan yang Dianjurkan: .

(1) Permit To Work Procedure. (1) Permit To Work Procedure.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 111


(2) Hazard Analysis Procedure. (2) Hazard Analysis Procedure.

(3) Stop Work Authority. (3) Stop Work Authority.

(4) SWP Standards based on applicable (4) SWP Standards berdasarkan standar yang
standards of work performed. berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan.

(5) Human Performance. (5) Human Performance.

(6) DCOM & Performance Based Leadership (6) DCOM & Performance Based Leadership

16.9 Contractor shall document the results of 16.9 Kontraktor harus mendokumentasikan
V&V observation in a database and store hasil pengamatan V&V dalam sebuah
in Contractor Information System. database dan menyimpannya dalam
Sistem Informasi Kontraktor.

16.10 Contractor shall share V&V observation 16.10 Kontraktor harus memberikan laporan
monthly report with Company bulanan pengamatan V&V kepada
Representative. The anonymity of the Perwakilan Perusahaan. Anonimitas
individuals shall be maintained. individual harus tetap dijaga.

16.11 Contractor shall develop quarterly report 16.11 Kontraktor harus membuat laporan
that consist of the trends associated with kuartalan yang terdiri dari kecenderungan
the V&V observations, opportunities, gaps yang berkaitan dengan pengamatan V&V,
analysis and action plans to close the peluang, analisa ketidaksesuaian dan
gaps. Contractor shall share quarterly rencana tindak lanjut untuk menutup
report with Company Representative. ketidaksesuaian. Kontraktor harus
Contractor shall report progress of action memberikan laporan kuartalan kepada
plans. Perwakilan Perusahaan.

16.12 Contractor shall share progress of action 16.12 Kontraktor harus memberikan laporan
plans and improvement plans monthly bulanan kemajuan dari rencana tindak
report with Company Representative. lanjut dan rencana perbaikan kepada
Perwakilan Perusahaan.

16.13 Contractor shall develop close 16.13 Kontraktor harus mengembangkan


coordination with Company V&V Team koordinasi yang erat dengan Tim V&V
to review and follow up Company V&V Perusahaan untuk mengulas dan
observation results of Contractor facilities. menindaklanjuti hasil pengamatan V&V
Perusahaan terhadap fasilitas Kontraktor.

17. LOADING/HAULING EQUIPMENT 17. OPERASI PESAWAT ANGKUT


OPERATIONS

17.1 Any services that involving the use of following 17.1 Setiap jasa-jasa yang melibatkan penggunaan
loading/hauling equipment shall comply with pesawat angkut di bawah ini harus mematuhi
loading/hauling equipment requirement from persyaratan pesawat angkut dari regulasi
Government regulation and standard Pemerintah dan standar yang ditetapkan
established by Company. Perusahaan.

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 112


(A) Heavy equipment that is classified as (A) Alat berat yang tergolong pesawat angkut terdiri
loading/hauling equipment consists of dari excavator, grapple, backhoe, loader, dozer,
excavator, grapple, backhoe, loader, dozer, traktor, motor grader, concrete paver, asphalt
tractor, motor grader, concrete paver, paver, asphalt sprayer, aspalt finisher,
asphalt paver, asphalt sprayer, aspalt compactor roller/vibrator roller, dan peralatan
lain yang sejenis;
finisher, compactor roller/vibrator roller,
and other similar type of equipment;

(B) Personal basket consist of manlift/boomlift, (B) Personal basket terdiri atas manlift/boomlift,
scissor lift, hydraulic stairs and other scissor lift, hydraulic stairs dan peralatan
similar type of equipment; lain yang sejenis;

(C) Truck consist of prime mover/tractor, (C) Truk terdiri atas prime mover/tractor head,
hazardous material truck, dump truck, truk pengangkut bahan berbahaya, dump
cargo truck lift, trailer, side loader truck, truck, cargo truck lift, trailer, side loader
module transporter, axle transport, car truck, module transporter, axle transport, car
towing, and other similar type of towing, dan peralatan lain yang sejenis;
equipment;

(D) And other type of loading/hauling (D) Dan pesawat angkut jenis lain yang diatur
equipment that regulated by valid dalam peraturan yang berlaku.
regulation.

17.2 Loading/hauling equipment classified as heavy 17.2 Pesawat angkut yang tergolong alat berat,
equipment, personal basket, and and other type personal basket, dan pesawat angkut lain yang
of loading/hauling equipment that regulated by diatur dalam peraturan yang berlaku dan yang
valid regulation, that will be operated in akan dioperasikan di area operasi Perusahaan
Company’s area of operation shall meet harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut
specification below as per Company sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh
requirements. Perusahaan.
For truck-type hauling equipment that is Khusus untuk pesawat angkut tipe Truk yang
utilized to transport material (such as berfungsi sebagai alat transportasi barang
dump truck, crane mounted truck, flatbed (seperti dump truck, truk dilengkapi crane, truk
truck, vacuum truck, prime mover/tractor flatbed, truk vakum, prime mover/tractor head,
truk tandem, truk tangki, dsb.), harus memenuhi
head, tandem truck, tank truck, etc.), shall
persyaratan spesifikasi Kendaraan Berat yang
meet Heavy Vehicle specification tercantum di Bab I KESELAMATAN
requirements stated in Chapter I MOTOR KENDARAAN BERMOTOR bagian (F)
VEHICLE SAFETY part (F) Vehicle Pemilihan dan Perawatan Kendaraan di dalam
Selection and Maintenance in this dokumen ini.
document.

(A) Maximum age of equipment is 15 years at (A) Usia maksimal 15 tahun di akhir kontrak
the end of contract when it is operated. pada saat digunakan.

(B) Fulfill technical specification (B) Memenuhi spesifikasi teknis sesuai


requirements as per Minister of Peraturan Menteri Tenaga Kerja no. 8 tahun

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 113


Manpower Regulation No. 8 year 2020 2020 tentang Keselamatan dan Kesehatan
regarding Lifting and Hauling Equipment kerja Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut.
Safety & Health.

(C) Pass inspection and testing that is stated (C) Lulus pemeriksaan dan pengujian yang
through valid Surat Keterangan dinyatakan melalui Surat Keterangan
Pemenuhan Syarat Keselamatan dan Pemenuhan Syarat Keselamatan dan
Kesehatan Kerja as per Government of Kesehatan Kerja yang masih berlaku sesuai
Indonesia regulation. regulasi Pemerintah.

(D) Roof structure that is able to protect (D) Struktur atap yang dapat melindungi kabin
operator cabin from falling object operator dari paparan benda jatuh.
exposure.

(E) Seatbelt on operator seat. (E) Sabuk pengaman pada kursi operator.

(F) Service brake, parking brake, emergency (F) Rem utama, rem parkir, rem darurat
brake that will be automatically activated otomatis yang aktif saat terjadi kehilangan
when pressure loss or oil leak occurs. tekanan/ kebocoran oli.

(G) Automatic audible reverse alarm. (G) Alarm mundur yang berbunyi otomatis.

(H) Rotary/strobe light in yellow color. (H) Lampu rotary/strobe berwarna kuning.

(I) Safe working load permanent sign. (I) Tanda beban kerja aman yang terpasang
permanen

(J) Emergency stop lever/button that is (J) Alat/tombol emergency stop yang mudah
visible and reachable by operator, and terlihat, terjangkau, berwarna merah
coloured red

(K) Detection system of signal-man (K) Sistem deteksi keberadaan signal-man (yang
(connected with signal-man RFID) that terhubung dengan RFID di signal-man)
will provide alarm warning when signal- yang akan memberikan alarm peringatan
man position in in certain distance with jika signal-man berada pada jarak tertentu.
the equipment. In the absence of this Jika tidak terdapat sistem ini, metode
system, a two-way communication komunikasi dua arah antara signal-man dan
method for Operator and Signal-man shall operator (misal: radio trunking/handie
be made available and functioning (such talkie) harus tersedia dan berfungsi, serta
as: trunking radio/handy talkie), and safe aman digunakan sesuai lokasi kerja.
for working at hazardous classified area.

(L) 1 (one) 6 kg ABC type-fire extinguisher (L) 1 buah Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
available in operator room/cabin. tipe ABC kapasitas 6 kg di ruang/kabin
operator.

(M) Horn. (M) Klakson.

(N) Right & left sign lamp (N) Lampu sein kanan dan kiri.

(O) Rear-view mirror and side mirror (O) Kaca spion (kanan, kiri, tengah).

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 114


(P) Dimension and capacity of hauling (P) Dimensi dan kapasitas pesawat angkut
equipment (including dump body and (termasuk bak muatan dan tangki barang
tank in dump truck, vacuum truck, tank curah pada dump truck, truk vakum, truk
truck, flatbed truck, etc.) shall comply tangki, truk flatbed, dsb.) harus mematuhi
with Government of Indonesia Ministry ketentuan dalam Peraturan Menteri
of Transportation Regulation no. 33 year Perhubungan Nomor 33 tahun 2018 dan
2018 and associated technical regulations. peraturan teknis turunannya.

(Q) Reflective tape/device installed on part of (Q) Alat pemantul cahaya pada bagian Pesawat
truck-type hauling equipment (including Angkut tipe Truk (termasuk pada badan bak
on dump body, tank, trailer and semi- muatan, tangki, kereta gandengan, dan
trailer/low or high bed) that will be kereta tempelan) yang akan dioperasikan di
operated for travelling on the road, as per jalan, sesuai ketentuan Pemerintah.
Government regulation.

17.3 Contractor shall comply with requirements 17.3 Kontraktor harus mematuhi persyaratan operasi
related to loading/hauling equipment peralatan pesawat angkut sesuai dengan
operations from Government of Indonesia peraturan Pemerintah Indonesia, standar
Regulation and International Standard, and internasional, dan standar/ persyaratan dari
Company requirements/standards as follow: Perusahaan diantaranya:

(A) Contractor shall periodically report the (A) Kontraktor harus melaporkan secara
compliance of the loading and hauling berkala kepatuhan terhadap operasi
equipment operations as per guidance pengangkutan sesuai petunjuk yang
refer to Minister of Manpower Regulation mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga
No. 8 year 2020 regarding Lifting and Kerja No. 8 Tahun 2020 tentang
Hauling Equipment and follow Keselamatan dan Kesehatan kerja
Company’s procedure. Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut dan
mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh
Perusahaan.

(B) Contractor who operate hauling/lifting (B) Kontraktor yang mengoperasikan Pesawat
equipment shall comply with Minister of Angkut wajib memenuhi Peraturan
Manpower Regulation No. 8 year 2020 Menteri Tenaga Kerja No. 8 Tahun 2020
about Lifting and Hauling Equipment tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Occupational Safety and Health and Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut dan
follow Company’s procedure. mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh
Perusahaan.

(C) Loading/hauling equipment operations (C) Pengoperasian Pesawat Angkut hanya


shall only be performed by personnel that dapat dilakukan oleh Personil yang
is competent and authorized as per kompeten dan berwenang sesuai regulasi
Government regulation, trained for certain Pemerintah, yang telah mendapatkan
lifting/hauling equipment provided by pelatihan sesuai dengan pesawat angkut
technical expert from manufacturer/brand yang akan dioperasikan yang diberikan
distributor or Government-authorized oleh tenaga ahli dari pemegang merek
institution. atau lembaga yang berwenang dari
Pemerintah.

(i) Certificate issued by Government- (i) Sertifikat yang diterbitkan oleh Lembaga

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 115


authorized institution can be as follow: Berwenang dapat berupa:

1. Safety license of Lifting & Loading/Hauling 1. Lisensi K3 Pesawat Angkat dan Angkut,
Equipment (Lisensi K3 Pesawat Angkat dan sesuai dengan jenis Pesawat Angkut yang
Angkut), associated with type of mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga
loading/hauling equipment as defined in Kerja No. 8 Tahun 2020
Ministry of Manpower No. 8 year2020

2. Certificate of Competence for Heavy 2. Sertifikat Kompetensi Pengoperasian Alat


Equipment Operations for the type of Berat yang sesuai dengan jenis Alat
loading/hauling equipment refer to Pesawat Angkut yang mengacu pada
National Occupational Competency Standar Kompetensi Kerja Nasional
Standard (Standar Kompetensi Kerja Indonesia (SKKNI) atau Standar
Nasional Indonesia-SKKNI) or Kompetensi Kerja Khusus (SKKKK)
Occupational Competency Standard
(Standar Kompetensi Kerja Khusus -
SKKKK)

(D) Contractor shall establish the program (D) Kontraktor harus memiliki program yang
that require authorization of personnel mensyaratkan pemberian wewenang bagi
who will operate loading/hauling Personil yang akan mengoperasikan
equipment. The program should include Pesawat Angkut. Program ini mencakup
issuance of loading/hauling operating penerbitan kartu izin pengoperasian
permit card for operator, as proof of pesawat angkut bagi operator, sebagai
competencies and permit to operate bukti kompetensi dan izin untuk dapat
loading/hauling equipment. mengoperasikan pesawat angkut.

(E) Contractor shall implement programs of (E) Kontraktor harus menjalankan program
pre-mobilization, planned maintenance, pre-mobilisasi, pemeliharaan terencana,
and de-mobilization on loading/hauling dan de-mobilisasi pesawat angkut, yang
equipment that is performed by competent dilakukan oleh Teknisi yang dinyatakan
Technician by equipment manufacturer kompeten dari manufaktur dan memiliki
and authorized by Contractor. kewenangan dari Kontraktor.

17.4 Contractor is responsible for periodic inspection 17.4 Kontraktor bertanggung jawab terhadap inspeksi
for every loading and hauling equipment unit. secara berkala untuk setiap unit Pesawat
Company will conduct periodic verification Angkut. Perusahaan akan melakukan
and validation through annual/recommended verifikasi dan validasi melalui Program
by Company Safety Inspection Program to Inspeksi Keselamatan Peralatan minimal 12
ensure consistency on worthiness and (dua belas) bulan sekali/yang ditentukan oleh
compliance with relevant national and Perusahaan dalam rangka memastikan
Company safety standard (Minister of konsistensi kelaikan dan memenuhi standar
Manpower Regulation No. 8 year 2020 and keselamatan nasional dan Perusahaan
Pertamina Standard). (Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 8 tahun
2020 dan Standar Pertamina).

17.5 Loading/hauling equipment that is operated in 17.5 Pesawat Angkut yang beroperasi di area operasi
Company’s area of operation shall follow Perusahaan harus mengikuti Program Inspeksi
Equipment Safety Inspection from Company. Keselamatan Peralatan dari Perusahaan.
Only loading/hauling equipment that is passed Hanya Pesawat Angkut yang dinyatakan lulus
Equipment Safety Inspection that will be Inspeksi Keselamatan Peralatan dari
permitted to operate in Company’s area of Perusahaan yang diizinkan beroperasi di area

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 116


operations. operasi Perusahaan.

18. SHORT SERVICE EMPLOYEE 18. PROGRAM PEGAWAI JANGKA


PROGRAM PENDEK

18.1 Ensure Short Service Employee Program is 18.1 Memastikan Program Pegawai Jangka Pendek
visibly identifiable by using green safety (SSE) menggunakan tanda pengenal yang
helmet for employee that only perform work mudah dikenali, safety helmet hijau untuk
activities at field and green Vest for office SSE yang bekerja di lapangan dan
based employee. penggunaan Rompi/Vest Hijau untuk SSE
yang bekerja di kantor

END OF EXHIBIT C-1 TO EXHIBIT C AKHIR LAMPIRAN C-1 DARI LAMPIRAN C

END OF EXHIBIT C AKHIR LAMPIRAN C

Additional Guidelines to Independent Contractor HES 117

You might also like