ID None

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

TANGGUNGJAWAB NEGARA PELUNCUR BENDA ANGKASA

TERKAIT MASALAH SAMPAH LUAR ANGKASA


(SPACE DEBRIS) BERDASARKAN
LIABILITY CONVENTION 1972

Oleh : SILWANUS ULI SIMAMORA

Pembimbing I: Dr. Mexasasai Indra, SH.,M.H.


Pembimbing II : Ledy Diana, SH., MH
Alamat: Jalan Tentram Nomor 22B Pekanbaru.
Email : silwanus.simamora@yahoo.com

ABSTRACT
Aerospace is an air space where no gases are air or atmosphere in which
there are space objects such as the moon and other celestial objects. But in the
utilization of space still has not been done in a peaceful and balanced in their
utilization, because the activity did not see the impact of space activities such as
the creation of space debris. Space debris is a man-made celestial body that no
longer work in the area of outer space. The purpose of this thesis are: First, to
determine the setting launch of space objects; Second, to determine the
accountability of the launching State on space debris, a former celestial body that
is launched.
This type of research used in this study, using normative legal research. In
this research, the authors conducted a study of the principles of law which starts
on applicable international agreements by identifying the rules that have been
formulated in international agreements.
From the research, there are three main things that can be inferred. First,
the development of the launch of space objects until now largely done by space
power and space activities require a very large cost. Second, Accountability
launching State on space debris, a former space objects were launched into space
consist of two (2) the principle of state responsibility is absolute liability, provided
for in Article 2 and Article 4 (a) Liability Convention 1972 and based on fault
liability , provided for in Article 3 and Article 4 (b) Liability Convention1972.

Keywords: Space Debris ± Responsibility - Liability Convention 1972

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 1


PENDAHULUAN dibenarkan untuk dijadikan objek
pemilikan.2.
A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya,
Sebelum Uni Soviet berhasil peluncuran benda angkasa
meluncurkan Sputnik I-nya, status merupakan bentuk kemajuan
hukum kegiatan manusia di ruang teknologi dalam memanfaatkan
angkasa belum merupakan ruang angkasa, yang memberikan
masalah-masalah yang dampak positif bagi kualitas
diperhatikan manusia, karena kehidupan manusia. Kemajuan
dianggap suatu hal yang tersebut dapat dilihat dari
spekulatif belaka. Belum ada peningkatan kualitas dan taraf
kesadaran maupun perhitungan hidup manusia, adanya berbagai
akan arti kegiatan-kegiatan penelitian diberbagai bidang ilmu
tersebut bagi kesejahteraan dan pengetahuan, dan pencarian
kelangsungan hidup manusia di sumber-sumber alam baru dengan
bumi kita. Maka sejak Sputnik I, menggunakan berbagai jenis
yakni tepatnya tanggal 4 Oktober benda-benda angkasa.
1957, negara-negara mulai Namun, dalam aktivitas
mempersoalkan dan memecahkan pemanfaatan ruang angkasa guna
segala implikasi ideologi, politik, peningkatan kualitas hidup
ekonomi, kebudayaan, hukum dan manusia juga dapat menimbulkan
terutama segala sesuatunya yang berbagai kerugian baik di darat,
ada sangkut pautnya dengan ruang udara, maupun di ruang
pengembangan kekuatan militer di angkasa itu sendiri. Kerugian
ruang angkasa.1 merupakan dampak negatif yang
Majelis Umum Perserikatan bisa dirasakan oleh umat manusia
Bangsa-Bangsa dengan secara akibat persaingan mengelolah
bulat menyepakati prinsip bahwa ruang angkasa. Beberapa satelit
hukum internasional dan juga diciptakan dengan menggunakan
Piagam PBB, diterapkan dan bahan radioaktif dan penggunaan
berlaku terhadap ruang angkasa, senjata nuklir untuk aktivitas di
bulan, dan benda-benda langit ruang angkasa. Apabila
lainya, dan bahwa ruang angkasa, peluncuran satelit tersebut
bulan, dan benda-benda langit mengalami kegagalan dan jatuh di
lainnya ini bebas untuk wilayah negara lain secara
dieksplorasi serta digunakan oleh otomatis dapat menimbulkan
semua negara sesuai dengan kerugian bagi negara-negara yang
hukum internasional dan tidak kejatuhan benda angkasa. Selain
itu, dampak negatif lain dari
peluncuran space object ke
angkasa akan merobek lapisan
ozone yang berfungsi sebagai
filter sinar ultra violet.
1
Priyatna Abdurrasyid, Hukum
2
Antariksa Nasional (penempatan Agus Pramono, Dasar-Dasar Hukum
Urgensinya), Rajawali, Jakarta, 1986, hlm. Udara dan Ruang Angkasa, Ghalia
8. Indonesia, Bogor, 2011, hlm. 54.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 2


Selain itu, banyak benda- sampah yang ada di luar angkasa,
benda angkasa yang diluncurkan maka penulis merumuskan dalam
mengalami gagal fungsi MXGXO ³Tanggungjawab Negara
(malfunction). Hal tersebut selalu Peluncur Benda Angkasa
dapat terjadi. Apalagi, bila Terkait Masalah Sampah Luar
peluncuran satelit bertenaga Angkasa (Space Debris)
nuklir, yang pada umumnya satelit Berdasarkan Liabiliy
ini berorbit rendah sehingga Convention 1972´
satelit tersebut mudah mengalami
gagal fungsi. Satelit pula memiliki B. Rumusan Masalah
umur (life-time), dan bila telah 1. Apakah pengaturan mengenai
habis masanya akan menambah peluncuran benda angkasa
banyaknya satelit yang (space object) telah
membahayakan benda angkasa memberikan perlindungan
yang masih berfungsi, maupun hukum kepada negara
dapat jatuh dipermukaan bumi. berkembang?
Dampak negatifnya dapat 2. Bagaimanakah
dirasakan oleh negara peluncur pertanggungjawaban negara
dan negara-negara lain yang peluncur atas sampah luar
terlibat dalam peluncuran benda angkasa (space debris) yang
angkasa tersebut, bahkan negara merupakan bekas benda ruang
yang tidak ikut serta dalam angkasa yang di luncurkan?
kegiatan peluncuran.
Berdasarkan hukum C. Tujuan dan Kegunaan
internasional, khususnya dalam Penelitian
Convention on International 1. Tujuan Penelitian
Liability for Damage Caused by a. Untuk mengetahui
Space Objects 1972, suatu negara pengaturan mengenai
dapat dimintakan peluncuran benda angkasa
pertanggungjawabannya bila memberikan perlindungan
benda angkasa milik negara yang hukum kepada negara
telah menjadi sampah angkasa berkembang.
jatuh dan merugikan wilayah b. Untuk mengetahui
negara lain.3 pertanggungjawaban negara
Hal ini yang menjadi peluncur atas sampah luar
pertimbangan bagi penulis untuk angkasa yang merupakan
membahas segala pemasalahan bekas benda ruang angkasa
yang terjadi di luar angkasa yang di luncurkan.
khususnya permasalahan sampah 2. Kegunaan Penelitian
luar angkasa yang semakin Adapun kegunaan penelitian
banyak, dengan harapan agar adalah sebagai berikut:
hukum internasional lebih di a. Sebagai syarat untuk
tegakan untuk meminimalis menyelesaikan perkuliahan
Strata Satu Ilmu Hukum di
3
Pasal 2 Convention on International Fakultas Hukum Universitas
Liability for Damage Caused by Space Riau.
Objects 1972.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 3


b. Memberikan sumbangan atau sebagai prinsip hukum
pemikiran di dunia yang berlaku universal4
akademik di bidang ilmu 2. Teori Kedaulatan Negara
hukum khususnya dibidang Setiap negara merdeka
hukum internasional tentang memiliki kedaulatan untuk
pentingnya pemanfaatan mengatur segala sesuatu yang
wilayah ruang angkasa dan ada ataupun yang terjadi di
kerugiannya. wilayah atau daerah
c. Hasil penelitian ini teritorialnya, sebagai
diharapkan bermanfaat implementasi dimilikinya
sebagai sumber informasi kedaulatan, negara berwenang
dan bahan referensi bagi menetapkan ketentuan-
pemerintah, para pemerhati ketentuan hukum yang berlaku
pemanfaatan kawasan luar di negaranya untuk memberi
angkasa serta kerugiannya ketertiban maupun keadilan.
maupun bagi masyarakat Jean Bodin adalah orang
pada umumnya. pertama yang memberi bentuk
ilmiah pada teori kedaulatan
D. Kerangka Teori (souvereiniteit). Kedaulatan
1. Prinsip Law Making Treaties adalah kekuasaan tertinggi
Law making treaties untuk menentukan hukum
(perjanjian membuat hukum) dalam negara. Sifat kedaulatan
adalah perjanjian yang itu tunggal asli, abadi dan tak
menciptakan kaidah atau terbagi-bagi.5
prinsip-prinsip hukum yang 3. Teori Tanggung Jawab
tidak hanya mengikat pada Negara (State Responsibility)
peserta perjanjian, tetapi juga Menurut hukum
mengikat pada pihak ketiga internasional, dalam persoalan-
dan perjanjian ini bersifat persoalan tanggung jawab
terbuka. Perjanjian ini negara, suatu negara penuntut
membuka atau memberi berhak atas ganti rugi apabila
kesempatan pada pihak yang tuntutannya telah dibenarkan,
bukan peserta untuk ikut terlepas dari apakah tindakan
sebagai pihak dalam perjanjian melawan hukum yang menjadi
tersebut. Perjanjian jenis ini pokok tuntutan itu
sebagian besar merupakan menyebabkan kerugian
kodifikasi dari hukum material, atau kerugian
kebiasaan internasional yang keuangan.6
sudah berlaku sebelumnya Secara lengkap, tanggung
ataupun berisikan progressive jawab Negara diatur dalam
development dalam hukum
internasional yang diterima 4
Sefriani, Hukum Internasional: Suatu
sebagai hukum kebiasaan baru pengantar, Rajawali Pers,Yogyakarta, 2009,
hlm. 29.
5
Abu Daud Busroh, Ilmu Negara,
Bumi Aksara, Jakarta, 2011, hlm.69.
6
Ibid hlm. 421.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 4


pasal draft ILC. Bentuk ganti entering the atmosphere, that
rugi diatur dalam Pasal 31, are non functional.10
yaitu :7 F. Metode Penelitian
1. Restutio adalah kewajiban 1. Jenis Penelitian
mengembalikan keadaan Jenis penelitian yang
yang dirugikan seperti digunakan adalah penelitian
semula. hukum normatif. Pada
2. Compensation adalah penelitian ini penulis
kewajiban ganti rugi berupa melakukan penelitian terhadap
materil atau uang. asas-asas hukum yang bertitik
3. Satisfaction adalah tolak pada perjanjian
penyesalan, permintaan internasional yang berlaku
secara damai. dengan cara mengidentifikasi
Aktivitas ruang angkasa kaidah-kaidah yang telah
dianggap sebagai aktivitas dirumuskan didalam perjanjian
yang beresiko tinggi sehingga internasional tersebut.
negara akan selalu dianggap Jika dilihat dari sifatnya
bertanggung jawab absolut atau maka penelitian ini tergolong
mutlak (strict liability kepada deskriptif, yaitu
principle) terhadap segala penelitian ini menggambarkan
kerugian yang muncul dari keadaan yang timbul karena
aktivitas tersebut di permukaan adanya peraturan hukum yang
bumi maupun di ruang udara..8 mengatur tentang
Namun demikian, bila pertanggungjawaban negara
kerugian muncul di ruang atas kerugian yang disebabkan
angkasa maka prinsip tanggung benda angkasa yang
jawab yang ada adalah based diluncurkan.
on fault principle atau 2. Sumber Data
tanggung jawab berdasarkan Dalam penelitian hukum
kelalaian. normatif, sumber data yang
digunakan penulis adalah data
E. Kerangka Konseptual sekunder. Data sekunder dalam
1. Benda Angkasa (Space Object) penelitian ini dapat dibedakan
meliputi komponen-komponen menjadi 3(tiga), yaitu:
benda antariksa, kendaraan a) Bahan Hukum Primer
peluncur dan bagian- b) Bahan Hukum Sekunder
9
bagiannya. c) Bahan Hukum Tertier.
2. Space debris are all man
made objects including 3. Teknik Pengumpulan Data
fragments and elements
thereof, in Earth Orbit or re- 10
Nurul Sri Fatmawati, Analisis
Implementasi Pedoman PBB tentang
7
Pasal 31 Draft article on Mitigasi Sampah Antariksa (Analysis on
Responsibility of States for Internationally Implementation of UN Space Debris
Wrongful Acts, ILC November 2001. Mitigation Guidelines), Jurnal Analisis dan
8
Sefriani,Op.cit, hlm. 287. Informasi Kedirgantaraan Vol. 9 No. 2
9
Pasal 1 butir 4 Space Object 1972. Desember 2012, hlm. 115.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 5


Dalam penelitian penulis Berdasarkan praktik dan
mengumpulkan data melalui perkembangan yang terjadi
studi kepustakaan untuk selama Perang Dunia I, maka
memperoleh informasi dari status ruang udara nasional
buku-buku, perundang- menjadi jelas yaitu negar-
undangan dan teori-teori yang negara mempunyai kedaulatan
berkembang, pendapat para penuh dan eksklusif terhadap
ahli serta hal lain yang ruang udara di atas wilayah
berhubungkan dengan daratan dan wilayah laut.
penelitian ini. Berbeda dengan hukum laut,
4. Analisis Data pada hukum udara tidak ada
Dalam menarik hak lintas damai melalui ruang
kesimpulan dapat digunakan udara nasional, yang ada
dengan metode berpikir hanyalah pemberian izin untuk
deduktif, yaitu suatu penarikan melakukan lintas udara baik
kesimpulan dari yang bersifat secara unilateral atau
umum kepada yang bersifat berdasarkan perstejuan
khusus.11 bilateral maupun konvensi-
konvensi multilateral kepada
TINJAUAN PUSTAKA pesawat udara sipil asing.12
A. Tinjauan Umum Tentang 2. Hukum Angkasa (Antariksa)
Hukum Udara dan Angkasa Bila status yuridik laut
Hukum udara dan ruang lepas merupakan bagian dari
angkasa (antariksa) merupakan ketentuan-ketentuan hukum
salah satu cabang hukum internasional yang paling tua,
internasional yang relatif baru maka sebaliknya status yuridik
karena mulai berkembang pada antariksa merupakan karya
permulaan abad ke-20 setelah yang paling baru karena hanya
munculnya pesawat udara. Oleh berkembang semenjak
karena itu, berbeda dengan hukum permulaan tahun 1960-an.
laut yang yang pada umumnya Hukum antariksa ini bersifat
bersumber pada hukum kebiasaan, orisinil bila ditinjau dari
hukum udara dan antariksa kondisi bagaimana lahirnya
terutama didasarkan pada dan dari beberapa aspek,
ketentuan-ketentuan hukum antariksa ini juga
konvensional, sedangkan hukum bersifat klasik kalau dilihat dari
kebiasaan hanya mempunyai karakteristik pokok rezim
peran tambahan dalam yuridiknya seperti halnya
pembentukan hukum udara dan dengan rezim laut lepas.
antariksa Pembentukan hukum antariksa
1. Hukum Udara ini ditandai oleh kecepatan dan
kelancaran relative dimana

11 12
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Bour Mauna, Hukum Internasional,
Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Pengertian, Peranan Dan Fungsi Dalam
Singkat, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Era Dinamika Global, PT. Alumni,
2003, hlm. 31. Bandung, 2005, hlm. 423.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 6


masyarakat internasional mengelilingi bumi sesuai dengan
dengan segera telah dapat rotasi bumi itu sendiri..14
merumuskan kesepakatan- 1. Status Hukum GSO
kesepakatan atas sekumpulan Secara yuridik status
prinsip-prinsip dasar segera GSO sebagai sumber daya
sesudah peluncuran satelit alam yang terbatas dapat
pertama Sputnik oleh Uni dijumpai pada pasal 33 (2) ITU
Soviet (Rusia) pada bulan 1973 sebagai EHULNXW ³A using
Oktober 1957 dan kemudian frequency bands for space
disusul oleh peluncuran radio services members shall
manusia ke antariksa, Yuri bear in mind that radio
Gagarin, juga dari Uni Soviet frequencies and the
1961.13 Geostationary satellites orbit
are limited natural resources,
B. Tinjauan Umum Tentang Status that they must be used
Yuridis Antariksa efficiently and economically´
Seperti juga halnya dengan 2. Hak Berdaulat dalam GSO
laut lepas, antariksa tunduk pada Dengan dikembangkanny
suatu rezim internasional prinsip first Come first served
yangditandai oleh pelaksanaan oleh space faring states dalam
dua prinsip, yaitu tidak dapat penguasaan GSO, telah
dimiliki dan kebebasan membawa suasana competition
penggunaan. serta mengakibatkan lahirnya
1. Prinsip Tidak Dapat Dimiliki technological appropriation.
(Non-Appropiation Principle) Hal ini menambah keadaan
2. Prinsip Kebebasan Penggunaan kelompok negara khatulistiwa
(Freedom Exploitation semakin dirugikan. Kelompok
Principle) negara khatulistiwa
menginginkan adanya suatu
C. Hak Berdaulat Dan Kedaulatan pengaturan hukum
Pada Geo Stationary Orbit international yang tidak
(GSO) merugikan posisi mereka
GSO merupakan suatu orbit dalam rangka pemanfaatan
lingkaran yang terletak sejajar sumber daya GSO tersebut.
dengan khatulistiwa bumi dengan hukum.15
ketinggian ± 35.786 km dari 3. Kedaulatan Dalam GSO
permukaan wilayah khatulistiwa National Statement ini
bumi, berupa cincin dengan kemudian diterjemahkan
diameter ± 150 km dan menjadi Posisi Dasar RI 1979
mempunyai ketebalan ±70 km. atas GSO yang di dalamnya
keistimewaan dari GSO ini adalah berisi tuntutan kedaulatan
bahwa satelit yang ditempatkan Indonesia atas GSO yang juga
pada orbit ini akan bergerak

14
Ibid, hlm. 449.
13 15
Ibid, hlm. 438. Sefriani, Op.cit, hlm. 229.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 7


disertai dengan kompromi telekomunikasi dan informasi,
sebagai berikut: transportasi ruang angkasa.
a) Pengakuan terhadap GSO penginderaan jauh (remote
sebagai sumber alam sensing, penyiaran langsung
terbatas yang mempunyai (direct broadcasting,
ciri ± cirri khusus; penambangan di ruang angkasa
b) Negara - negara (mining), industri fabrikan, stasiun
khatulistiwa memiliki hak ruang angkasa.17
berdaulat (souvereign right)
atas GSO di atas E. Tinjauan Umum Tentang
wilayahnya; Sampah Luar angkasa
c) Hak-hak berdaulat tersebut Sampah ruang angkasa atau
hanya untuk tujuan-tujuan Space debris dinyatakan dalam
yang ditentukan (specified), beberapa yaitu space junk, orbital
antara lain: bagi debris, dan space debris. Dalam
kepentingan rakyat tulisan ini akan digunakan istilah
negaranegara khatulistiwa space debris. Space debris is all
d) Pada prinsipnya man-made objects, incluiding
memberikan kebebasan fragments and elements there of in
terhadap satelit - satelit yang Earth orbit or re-entering the
digunakan untuk atmosphere, that are non-
kemanusiaan dan functional dengan pengertian
perdamaian. sampah luar angkasa adalah
D. Tinjauan Umum Tentang semua benda buatan manusia
Kegiatan Ruang Angkasa termasuk pecahannya dan unsure-
Lingkungan antariksa unsur yang ada padanya, di orbit
merupakan lingkungan terdekat bumi atau masuk ke atmosfer,
bumi dan menjadi wilayah yang sudah tidak berfungsi
bersama yang berperan penting ODJL ´18
dalam meningkatkan Space debris menjadi
kesejahteraan umat manusia. masalah apabila ada sampah yang
Sejak era antariksa tahun 1957, ukurannya terlalu besar
jumlah benda antariksa yang menabrak satelit yang masih
ditempatkan di orbit sekitar bumi beroperasi pada orbitnya,
terus meningkat, sebagai sehingga operasional satelit
implikasi dari peningkatan tersebut dapat tertanggu.
kemampuan Negara-negara dalam Terganggunya operasional satelit
penguasaan teknologi antariksa. ini juga akan menyebabkan
Berikut adalah sarana dan prasara 17
untuk kegiatan ruang angkasa Ida Bagus Rahmadi Supancana,
Peranan Hukum Dalam Pembangunan
antara lain roket, satelit.16 Kedirgantaraan, Mitra Karya, Jakarta, 2003,
Kegiatan-kegiatan yang termasuk hlm. 56-59.
18
ke dalam aktivitas komersil ruang Mardianis, Analisis Kompatibiltas
angkasa adalah sebagi berikut: Pedoman Mitigasi Sampah Antariksa, Jurnal
Analisi dan Informasi Kedirgantaraan,
LAPAN Vol. 9 No. 2 Desember 2012, hlm.
16
Agus Pramono, Op.cit, hlm. 77-79. 93.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 8


gangguan pada peralatan di registrasi yang memuat
permukaan bumi yang ketentuan-ketentuan sebagai
bergantung pada berfungsinya berikut:1) Nama negara
satelit tersebut dengan baik. peluncur; 2) Nomor
Space debris ini juga bisa registrasi; 3) Tanggal dan
merusak peralatan-peralatan tempat peluncuran; 4)
di International Space Station Memuat parameter-
(ISS), sebuah stasiun luar parameter sperti periode
angkasa internasional yang nodal, inklinasi, apogee
dibangun oleh berbagai negara (titik orbit terjauh); perigee
untuk melakukan penelitian di (titik orbit terdekat bumi),
luar angkasa. terdapat dalam Pasal II ayat
1 Konvensi Registrasi 1975.
HASIL PENELITIAN DAN Namun demikian,
PEMBAHASAN informasi tambahan dapat
sewaktu-waktu diberikan oleh
A. Pengaturan Mengenai negara peluncur kepada
Peluncuran Benda Angkasa Sekretaris Jendral PBB jika hal
(Space Object) Menurut Hukum itu dianggap perlu
Internasional diinformasikan yang
1. Pendaftaran Benda Angkasa terkandung dalam Pasal III dan
a) Setiap benda angkasa yang IV Konvensi Registrasi 1975.
diluncurkan ke ruang 2. Pengaturan Internasional
angkasa harus Tentang Kewajiban Kerja
diregistrasikan kepada Sama Dalam Kegiatan Ruang
Sekretaris Jendral Angkasa
Perserikatan Bangsa-Bangsa Prinsip kerjasama ini
(Pasal II ayat 1 Konvensi akan menjadi suatu keharusan
Registrasi 1975) bila menyangkut pelaksanaan
b) Bila negara yang terlibat Pasal V Perjanjian Ruang
dalam peluncuran benda Angkasa Luar 1967:19 ³6WDWH
angkasa tersebut lebih dari Parties to the Treaty shall
satu, maka dalam hal ini regard astrounauts as envoys
mereka hanya dapat of mankind in oueter space and
bekerjasama dan cukup satu shall render to them all
negara saja yang menjadi possible assistance in the event
negara pendaftar dari benda of accident, distress, or
angkasa tersebut (Pasal II emergency landing on the
ayat 2 Konvensi Registrasi territory of another State Party
1975 ) or on the high seas. When
c) Isi dari registrasi ditentukan
oleh negara yang 19
bersangkutan (Pasal II ayat Pasal V Treaty On Principle
Governing The Activities Of States In The
3 Konvensi Registrasi 1975) Exploration And Use Of Outer Space,
d) Sekretaris Jendral PBB Incluiding The Moon And Other Celestial
dapat juga membuat Bodies (Space Treaty), 1967.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 9


astronauts make such a nuklir bagi benda-benda
landing, they shall be safely angkasa dewasa ini semakin
and promptly returned to State meningkat, yang mana dapat
of registry of their space membahayakan pihak ketiga
YHKLFOH´ jika benda-benda yang
3. Pengaturan Tentang menggunakan sumber daya
Peluncuran Benda Angkasa nuklir itu jatuh.
Belum Sepenuhnya Sebagaimana umumnya
Memberikan Perlindungan dengan aktivitas luar angkasa
Kepada Negara Berkembang tidak dikecualikan dari
Ketentuan peluncuran pengaruh politik dan strategi
benda angkasa yang diatur serta ambisi suatu negara untuk
dalam Registration Convention mengembangkan pengaruhnya.
1967, maka tampaklah bahwa Pemanfaatan luar angkasa
konvensi tersebut tidaklah kenyataannya tidaklah
memberikan suatu ketegasan dilakukan dengan kerja sama
tentang apa yang harus dimana banyak negara-negara
dilaporkan sebagai tambahan menaklukan luar angkasa untuk
informasi yang sewaktu-waktu kepentingan negaranya pribadi,
dapat diberikan oleh negara meskipun dalam Space Treaty
peluncur kepada Sekretaris 1967 dengan tegas melarang
Jendral PBB, yang tercantum penggunaan kawasan ini untuk
dalam Pasal IV ayat 2 dari ajang perlombaan kekuatan
Konvensi ini belum dapat militer dan aktivitasnya yang
menjamin ketaatan negara- sifatnya non-peaceful purpose.
negara yang menjadi state Namun, aktivitas demikian
registry. sukar untuk dikontrol atau
Pada Pasal IV Konvesi dibatasi tanpa adanya
Registrasi 1975 seharusnya kesadaran atau kerjasama
menentukan beberapa negara-negara yang terkait
informasi yang perlu dimuat dengan aktivitas tersebut.
mengenai benda antariksa yang Hal ini tidak sesuai
telah diluncurkan, informasi ini dengan Deklarasi Perserikatan
hendaknya ditentukan Bangsa-Bangsa (PBB) Tentang
termasuk informasi tentang Prinsip-Prinsip Hukum
berat benda angkasa tersebut. Internasional Mengenai
Disamping itu sumber daya Hubungan Persahabatan dan
energi yang digunakan oleh Kerjasama Diantara Negara-
benda-benda angkasa tidak Negara (Anggota PBB) dalam
tercantum sebagai salah satu Kaitannya Piagam PBB
20
kewajiban yang harus (1070). Serta Pasal I Space
dilaporkan, padahal sumber Treaty 1967 yang menyatakan
daya energi yang digunakan bahwa ruang angkasa termasuk
oleh benda-benda angkasa
20
adalah sangat penting, sebab Seru Arifin, Hukum Perbatasan
penggunaan sumber daya Darat Antar Negara, Sinar Grafika, Jakarta,
2014, hlm. 47.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 10


Bulan dan benda-benda langit Article II
lainnya, harus bebas untuk A launching State shall be
dieksplorasi dan digunakan absolutely liable to pay
oleh semua negara tanpa compensation for damage
diskriminasi dalam bentuk caused by its space object
apapun atas dasar persamaan on the surface of the Earth
dan sesuai dengan ketentuan or to aircraft flight.
hukum internasional serta ada Article III
kebebasan akses ke semua In the event of damage
daerah di benda-benda langit. being caused elsewhere
B. Pertanggungjawaban Negara than on the surface of the
Peluncur Atas Sampah Luar Earth to a space object of
Angkasa (Space Debris) Yang one launching State or to
Merupakan Bekas Benda person s or property on
Ruang Angkasa Yang Di board such a space object
Luncurkan by a space of another
1. Sistem Tanggung Jawab launching State, the latter
yang diatur dalam Liability shall be liable only if the
Convention 1972 damage is due to its fault or
Mengenai permasalahan the fault of persons for
tanggung jawab negara whom it is responsible.
terhadap sampah luar angkasa Negara yang
(space debris), meskipun bertanggungjawab dalam
belum ada satu instrumen kerugian akibat sampah luar
internasional yang mengatur angkasa disini bukan hanya
secara khusus mengenai hal negara yang meluncurkan
tersebut, tetapi jika melihat benda angkasa ke ruang
ketentuan-ketentuan yang angkasa itu saja, melainkan
diatur dalam perjanjian- negara yang ikut berperan
perjanjian internasional dalam pelaksanaan peluncuran
mengenai kegiatan benda angkasa. Hal ini terdapat
keantariksaan, hal tersebut dalam artikel I ayat (c).
dapat diterapkan dalam hal Dengan melihat pada
pertanggungjawaban Negara artikel II dan III pada Liability
Peluncur (Launching State) Convention 1972, maka
terhadap dampak yang jelaslah konvensi ini
ditimbulkan oleh sampah memberikan dua alternatif
antariksa yang dihasilkan dari pertanggung jawaban negara
benda ruang angkasa yang terhadap kerugian yang
diluncurkan oleh negara disebabkan oleh space object
tersebut. atau benda angkasa yang sudah
a) Sistem Tanggung Jawab tidak berfungsi lagi atau space
yang diatur dalam debris yaitu pertanggungan
Liability Convention 1972 secara mutak (absolute
1) Pihak-pihak yang liability) dan
bertanggung jawab. pertanggungjawaban secara

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 11


kesalahan (based on fault 1966, PBB telah menerima
liability) perjanjian mengenai prinsip-
2) Hal - hal yang prinsip yang mengatur kegiatan
dipertanggungjawabkan negara-negara dalam eksplorasi
Artikel I ayat (a) dan penggunaan antariksa,
7KH WHUP ³GDPDJH´ PHDQ termasuk Bulan, dan Benda
loss of life. Proposal injury Langit lainnya (Treaty on
or other impairment of Principles Governing the
health; or loss of or damage Activities of State in the
to property of State or of Exploration and use of Outer
persons, natural or juridical Space, Incluiding the Moon
or property of international and Other Celestial Bodies,
intergovernmental 1967 di singkat Space Treaty
orgazations. 1967). Perjanjian ini
3) Pihak-pihak yang berhak merupakan kerangka dasar
atas ganti rugi hukum antariksa yang
Artikel I ayat (a) dirumuskan oleh Komite PBB
7KH WHUP ³GDPDJH´ PHDQ tentang Pengunaan Antariksa
loss of life. Proposal injury untuk maksud damai (United
or other impairment of Nation Committee on the
health; or loss of or damage Peacefull Ises of Outer Space
to property of State or of disingkat UNCOPUOS), yang
persons, natural or juridical kemudian telah ditetapkan PBB
or property of international menjadi landasan bagi negara-
intergovernmental negara anggotanya dalam
orgazations. melaksanakan kegiatan
Dengan demikian, keantariksaan.
yang berhak atas ganti rugi 3. Beberapa Case
adalah mereka yang secara Pertanggungjawaban
nyata dirugikan, yaitu: (1) Peluncur Atas Sampah Luar
orang secara pribadi; (2) Angkasa Yang Pernah
negara; (3) badan hukum; Terjadi
(4) organisasi internasional Pada tanggal 24 Januari
antarpemerintah. Mengenai 1978 dilaporkan bahwa
orang secara individu, badan Cosmos-954 milik Uni Soviet
hukum nasional, maka yang bertenaga nuklir telah
tuntutan ganti rugi itu harus memasuki atmosfir bumi dan
dilakukan melalui mengarah ke wilayah Kanada
negaranya atau diwakili barat Laut.21
negaranya. Dengan demikian, negara
Uni Soviet dapat dibebankan
2. Penyelesaian Sengketa tanggung jawab mutlak
Kegiatan Ruang Angkasa
Berdasarkan Resolusi
21
Majelis Umum PBB No. 2222 http://minartyplace.blogspot.co.id/2010/12/
(XXI), tanggal 9 Desember cosmos-954-case-1978-1981.html diakses,
Tanggal 11 Maret 2016.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 12


(absolute liability) sebagai berada di luar angkasa dan
negara peluncur satelit Rusia harus membuktikan
Cosmos-954, yang mana pada kesalahan-kesalahan yang
dasarnya Uni Soviet harus disebabkan negara peluncur
benar-benar bertanggung jawab (Cina) yang terdapat dalam
secara mutlak untuk membayar Pasal III Liability Convention
kompensasi atas kepada 1972. Setelah Rusia dapat
Kanada (wilayah negara membuktikannya, maka Rusia
Kanada yang berada di atas berhak ganti rugi yang
permukaan bumi) sebagai terkandung dalam Pasal VIII
pihak yang menderita (1) Liability Convention 1972.
kerusakan langsung (direct Sehingga dapat
damage) sebagai akibat satelit disimpulkan bahwa Rusia
Cosmos-954 tersebut, mempunyai hak untuk
sebagaimana diatur dalam memperoleh ganti rugi yang
Pasal 2 dan Pasal 4 (a) Liability ditujukan kepada Cina sesuai
Convention 1972 dan dengan kerugian yang diderita
berdasarkan Pasal 12 oleh Rusia, yaitu kerusakan
Selain kasus satelit BLITS. Ganti rugi yang
tanggungjawab negara diterima oleh Rusia ialah
peluncur secara mutlak, ada kompensasi. Kompensasi
juga kasus tanggungjawab menggantikan kerusakan satelit
negara peluncur atas kelalaian. BLITS, yang dilakukan secara
Seperti satelit Ball Lens In The diplomatik sesuai Pasal IX
Space (BLITS) milik Rusia Liability Convention 1972.
telah menabrak serpihan
sampah luar angkasa milik 4. Prinsip-Prinsip Pedoman
China yaitu bongkahan satelit PBB Tentang Mitigasi
Fengyun 1C pada tahun 2013.22 Sampah Antariksa (Space
Dalam Liability Convention Debris Mitigation Guidelines)
1972 dijelaskan bahwa tiap- Prinsip-prinsip yang
tiap negara secara internasional dimuat dalam pedomanan
harus bertanggungjawab atas tersebut yang terdapar dalam
kerugian yang dilakukan oleh (A/Res/62/217, 2008):23
negara tersebut. Begitu pula a) Membatasi pelepasan
dengan insiden yang terjadi di sampah antariksa selama
ruang angkasa yang melibatkan pengorbitan normal. Sistem
Cina dan Rusia. antariksa harus harus
Dalam hal ini, Cina harus dirancang untuk tidak
bertanggungjawab atas dasar melepaskan sampah luar
kelalaian karena kerusakan ini angkasa selama
pengoperasiannya
b) Memperkecil potensi
22
http://trendtek.republika.co.id/berita/trendt timbulnya kepingan-
ek/sains/13/03/10/mjeop4-satelit-rusia-
tertabrak-sampah-luar-angkasa-cina diakses,
23
Tanggal 11 Maret 2016. Nurul Sri Fatmawati, Op.cit. hlm. 120.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 13


kepingan selama angkasa yang dianggap
pengoperasian menyangkut kepentingan
c) Memperkecil peluang mereka semata.
tabrakan secara sengaja di 2. Pertanggungjawaban negara
orbit peluncur atas sampah luar
d) Menghindar perusakan angkasa (space debris) yang
secara sengaja dan kegiatan merupakan bekas benda ruang
berbahaya lainnya; angkasa yang di luncurkan ke
e) Meminimalisir potensi ruang angkasa terdiri dari 2
timbulnya kepingan- (dua) prinsip
kepingan setelah misi pertanggungjawaban negara
berakhir karena tersisa yaitu tanggung jawab mutlak
f) Membatasi keberadaan (absolute liability), apabila
pesawat antariksa dan kerugiannya berada di
wahana peluncur dalam permukaan bumi, hal ini diatur
jangka panjang di orbit dalam Pasal 2 dan Pasal 4 (a)
menengah bumi (LEO) Liability Convention1972 dan
setelah misi berakhir; tanggung jawab berdasarkan
kesalahan (based on fault
BAB IV liability), apabila kerugiannya
PENUTUP berada di luar angkasa Hal ini
A. Kesimpulan diatur dalam Pasal 3 dan Pasal
1. Pengaturan mengenai 4 (b) Liability Convention1972.
peluncuran benda angkasa
(space object) yang diatur B. Saran
dalam Regristration 1. Perlu ada perubahan dan
Convention 1975 tidak tambahan pada Regristration
memberi suatu ketegasan Convention 1975, agar
tentang apa saja yang harus di tercantum informasi-informasi
laporkan kepada Sekretaris yang dimuat mengenai benda
Jendral Persatuan Bangsa- ruang angkasa yang telah
Bangsa dan belum sepunuhnya diluncurkan, informasi tersebut
memberikan perlindungan termasuk informasi tentang
hukum kepada negara berat benda angkasa tersebut,
berkembang karena sumber daya energi yang
perkembangan peluncuran digunakan oleh benda-benda
benda-benda angkasa hingga angkasa sebagai salah satu
saat ini sebagian besar kewajiban yang harus
dilakukan oleh negara-negara dilaporkan, padahal sumber
maju (space power) dan daya energi yang digunakan
kegiatan ruang angkasa oleh benda-benda angkasa
memerlukan biaya yang sangat adalah sangat penting, sebab
besar sehingga dengan modal penggunaan sumber daya
ini mereka seakan-akan ingin nuklir bagi benda-benda
mendikte setiap keputusan atau angkasa dewasa ini semakin
upaya pengaturan kawasan luar meningkat, yang mana dapat

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 14


membahayakan pihak ketiga Global, PT Alumni,
jika benda-benda yang Bandung
menggunakan sumber daya
nuklir itu jatuh. Selain itu, Busroh, Abu Daud, 2011, Ilmu
harus ada tindakan ketat dari Negara, Bumi Aksara,
Majelis Umum PBB agar Jakarta.
negara maju membantu negara
berkembang untuk ikutserta Sefriani, 2009, Hukum
dalam mengeksplorasi ruang Internasional: Suatu
angkasa. pengantar, Rajawali Pers,
2. Sudah saatnya setiap negara Yogyakarta
peluncur bertindak untuk
membersihkan sampah-sampah Soekanto, Soerjono dan Sri
angkasa yang berada di ruang Mumadji, 2004, Penelitian
angkasa agara tidak Hukum Normatif, PT. Raja
membahayakan negara lain. Grafindo Persada, Jakarta
Artinya setiap negara peluncur
yang telah mengetahui benda B. Jurnal
angkasanya tidak berfungsi lagi
memiliki inisiatif untuk Nurul Sri Fatmawati, Analisis
membersihkan lagi orbit yang Implementasi Pedoman
digunakan oleh benda PBB tentang Mitigasi
angkasanya (Space Object). Sampah Antariksa
(Analysis on
DAFTAR PUSTAKA Implementation of UN
A. Buku Space Debris Mitigation
Abdurrasyid, Priyatna, 1986, Guidelines), Jurnal
Hukum Antariksa Nasional Analisis dan Informasi
(penempatan Urgensinya), Kedirgantaraan Vol. 9 No.
Rajawali, Jakarta 2 Desember 2012.

Arifin, Seru, 2014, Hukum Mardianis, Analisis


Perbatasan Darat Antar Kompatibilitas Pedoman
Negara, Sinar Grafika, Mitigasi Sampah
Jakarta Antariksa, Jurnal Analisi
Bagus, Ida Rahmadi Supancana, dan Informasi
2003, Peranan Hukum Kedirgantaraan, Vol. 9 No.
Dalam Pembangunan 2 Desember 2012.
Kedirgantaraan, Mitra C. Peraturan Perundang-
Karya, Jakarta undangan
Space Treaty 1967
Boer Mauna, 2008, Hukum
Internasional, Pengertian, Liability Convention 1972,.
Peranan, dan Fungsi
dalam Era Dinamika Regristration Convention 1975

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 15

You might also like