Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Statistik
Jurnal Statistik
php/jap
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(02), 2022, Hal. 494-505
Abstract
Behavioral finance is an approach that explains how humans invest or relate to finances influenced by
psychological factors. Behavioral financial theory states that an investor is not always rational in making
investment decisions and tends to use psychological aspects. The purpose of this research is to examine the
effect of overconfident and herding behaviour to investment decisions of millennial in Ambon city. The
population in this study are millennial investors in the city of Ambon and the sample used is 96
respondents. The sampling technique used purposive random sampling, the data in this study used primary
data in the form of a questionnaire. The data analysis technique is multiple regression analysis. The results
of the study show that overconfidence and herding behavior have a positive and significant effect on the
stock investment decisions of millennial investors in Ambon city. The coefficient of determination test
shows the Adjusted R2 value of 0.159 or 15.9%, which means that the stock investment decision variable is
influenced by overconfidence and herding behavior variables and the remaining 84.1% is influenced by
other variables.
DOI: http://dx.doi.org/10.29040/jap.v22i2.3318
yang dilakukan Luno berkolaborasi dengan Dalia bersifat rasional dalam membuat keputusan
research. Seiring dengan perkembangan yang investasi karena mengikuti aturan keuangan dasar
dialami milenial mereka perlu melakukan strategi berdasarkan strategi investasi mereka dengan
investasi yang baik dengan harapan selain pertimbangan untuk meminimumkan risiko dan
mendapatkan return juga memperoleh kebebasan memaksimalkan return yang didapat.
finansial. Selain itu strategi investasi yang kurang Perilaku keuangan merupakan paradigma
baik sejalan dengan hasil riset yang dilakukan baru dalam keuangan. Perilaku keuangan berasal
oleh Alvara research tahun 2017 dengan judul dari faktor psikologis investor dalam
“The Urban Middle-Class Millenials Indonesia: pengambilan keputusan. Berbeda dari teori
Financial and Online Behaviour” menyatakan keuangan tradisional, teori ini menyatakan bahwa
bahwa Produk tabungan merupakan produk orang sering menderita bias kognitif dan
keuangan yang paling diminati oleh generasi emosional diri sehingga bertindak dengan cara
milenial. yang tampaknya tidak rasional. Asri (2015)
Bursa Efek Indonesia Perwakilan Maluku menyatakan cognitive bias adalah sebuah proses
mencatat jumlah investor pasar modal di Provinsi berfikir yang tidak didasarkan oleh
Maluku tahun 2020 sebesar 3.437 investor. Ada pertimbangan-pertimbangan rasional dan tidak
1.113 investor baru di Maluku sampai akhir 2020. dilengkapi oleh alasan-alasan yang kuat.
Adapun jumlah 1.113 investor itu lebih tinggi Akibatnya akan terjadi penyimpangan persepsi,
dibandingkan tahun 2019 yang hanya mencatat judgment, atau yang sering disebut irrational.
675 investor baru. Masyarakat Maluku sudah Beberapa variabel bias yang mempengaruhi
mulai melek akan investasi, sehingga jumlah investor dalam tindakan pengambilan keputusan
investor terus bertambah. Jumlah investor saham antara lain adalah perilaku overconfidence dan
di Ambon terus meningkat terutama dari herding behaviour.
kalangan generasi milenial, yang melek investasi Fenomena overconfidence dalam
dan ingin belajar bagaimana cara mengelola mempengaruhi keputusan investasi dapat terlihat
saham dengan baik. Karena untuk berinvestasi, saat harga saham mengalami penurunan. Investor
tak membutuhkan modal yang besar, hanya yang merasa memiliki pengetahuan dan intuisi
dengan membayar minimal Rp100.000 mereka seringkali mengabaikan batas risiko yang bisa
sudah berinvestasi baik itu reksadana maupun ditanggungnya. Dalam pengambilan keputusan
saham. 41,8% investor di Maluku merupakan investasi, investor juga sering dipengaruhi oleh
anak muda atau generasi milenial. (BEI perilaku herding. Herding didalam pasar
Perwakilan Maluku, 2020). keuangan cenderung diidentifikasikan sebagai
Pengambilan keputusan investasi perlu perilaku dimana seorang investor meniru
dilakukan dengan tepat, karena dalam berinvetasi investor yang lainnya dalam pengambilan
mengandung keuntungan dan risiko jangka keputusan investasi (Luong, Ha, 2011). Perilaku
panjang. Namun tidak jarang investor sering herding terjadi karena adanya suatu hal yang
membuat keputusan investasi yang tidak rasional. mampu menggiring investor untuk mengikuti
Pembuatan keputusan didasarkan pada penilaian investor lain dalam mengambil keputusan.
mereka yang jauh dari asumsi rasional. Ketika Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
dalam menghadapi situasi yang berisiko ada pengaruh Overconfidence dan Herding Behaviour
beberapa objektivitas, emosi, dan faktor terhadap keputusan investasi saham pada investor
psikologis lain yang biasanya mempengaruhi milenial di Kota Ambon.
pengambilan keputusan investasi investor, oleh
karena itu harus waspada dalam membuat 2. TEORI DAN PENGEMBANGAN
keputusan investasi agar tidak berdampak buruk HIPOTESIS
terhadap investasinya. Keputusan yang hanya 2.1. Teori Keperilakuan Keuangan (Behaviour
berdasarkan pada pertimbangan yang tidak Finance Theory)
rasional akan menghasilkan hasil yang tidak Shefrin (2010) mendefinisikan behaviour
rasional pula (Dewi, 2014). Teori keuangan finance teory adalah studi yang mempelajari
tradisional mengasumsikan bahwa investor bagaimana fenomena psikologi mempengaruhi
tingkah laku keuangannya. Tingkah laku dari keputusan? Pelaku perilaku keuangan
para para pemain saham tersebut dimana Shefrin berpendapat bahwa pengaruh framing
(2010) menyatakan tingkat laku para praktisi. mengakibatkan harga cenderung jauh dari nilai
Menurut Pompian (2006), behavioral finance fundamental dan berakibat pasar tidak efisien.
teory secara sederhana dapat didefinisikan 2.2. Keputusan Investasi
sebagai aplikasi dari ilmu psikologi ke dalam Wulandari (2014), keputusan investasi
disiplin ilmu keuangan. Nofsinger (2005) adalah kebijakan atau keputusan yang diambil
mendefinisikan perilaku keuangan yaitu dari satu atau lebih asset yang bertujuan untuk
mempelajari bagaimana manusia secara actual mendapat keuntungan di masa mendatang.
berperilaku dalam sebuah penentuan keuangan (a Pengertian keputusan investasi dari sudut
financial setting). Khususnya, mempelajari pandang keuangan (financial asset) yaitu
bagaimana psikologi mempengaruhi keputusan kebijakan seseorang dalam menggunakan dana
keuangan, perusahaan dan pasar keuangan. untuk disimpan dalam bentuk tabungan, giro atau
Kedua konsep yang diuraikan secara jelas deposito yang dapat digunakan saat ada
menyatakan bahwa perilaku keuangan merupakan kebutuhan mendesak. Sedangkan pandangan
sebuah pendekatan yang menjelaskan bagaimana sektor riil (real asset) terhadap keputusan
manusia melakukan investasi atau berhubungan investasi adalah keputusan seseorang untuk
dengan keuangan dipengaruhi oleh faktor menginvestasikan uang atau harta yang
psikologi. Sedangkan menurut Ricciardi dan dimilikinya dengan cara membeli rumah, tanah
Simon (2000) behavioral finance mencoba dan lain-lain agar dapat digunakan sewaktu-
menjelaskan dan meningkatkan pemahaman waktu atau untuk mendapatkan keuntungan. Dari
tentang pola–pola dari alasan investor termasuk pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
aspek emosional dan derajat dari aspek tersebut Keputusan Investasi adalah pilihan yang diambil
dalam mempengaruhi proses pengambilan seseorang dari dua alternative yang ada dalam
keputusan. Secara lebih spesifik behavioral menanamkan modalnya dengan berbagai bentuk
finance mencoba mencari jawaban atas what, investasi (menabung, membeli saham, asuransi,
why and how keuangan dan investasi dari sudut membeli asset dan lain-lain) yang bertujuan untuk
pandang manusia Shefrin (2010), tiga tema dalam mendapatkan keuntungan di masa yang akan
perilaku keuangan, tema tersebut disajikan dalam datang. Pengambilan keputusan dapat dijelaskan
bentuk pertanyaan yaitu : 1) Praktisi keuangan sebagai sesuatu hasil atau keluaran dari proses
apakah mengakui bila terjadi kesalahan sebab mental atau kognitif yang membawa pada
selalu berpedoman pada kepada peraturan yang pemilihan suatu jalur tindakan diantara beberapa
ada atau disebut rules of thumb. Inplementasi dari alternatif yang tersedia. Setiap proses
rules of thumb seringkali dikenal dengan istilah pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu
heuristics to process data. Pelaku keuangan pilihan akhir. Keluarannya bisa berupa suatu
tradisional seringkali memakai alat analisis tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.
statistik dengan benar dan tepat dalam pengambilan keputusan adalah suatu cara yang
pengolahan datanya. Sedangkan pelaku perilaku digunakan untuk memberikan suatu pendapat
keuangan melakukan rules of thumb. 2) Apakah yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan
inti dari persoalan atau substance berpengaruh cara/teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh
terhadap praktisi? Decision problem dipengaruhi semua pihak.
oleh pelaku perilaku keuangan yang mengatakan
bahwa pendapat praktisi terkait risiko dan return Pengaruh Overconfidence terhadap keputusan
dalam kerangka konseptual atau framed. investasi saham
Sedangkan pelaku keuangan tradisional melihat Overconfidence adalah rasa percaya diri
semua keputusan investasi harus disampaikan secara berlebihan. Seberapa besar investor
dengan objektif dan transparan. Hal ini disebut menilai kemampuan dan pengetahuannyanya
dengan istilah frame dependence. 3) Apakah dalam sebuah kegiatan investasi yang terkait
harga yang terbentuk di pasar dipengaruhi oleh dengan sikap terlalu percaya diri. Tingkat
kesalahan dan kerangka dalam pengambilan kepercayaan diri mereka akan meningkat untuk
melakukan investasi lain dimasa depan. Tingkat keuangan daripada mengikuti keyakinan dan
kepercayaan diri yang terus meningkat itulah informasi sendiri. Ini berarti bahwa
yang menyebabkan seseorang overconfidence. pemberitahuan investor berubah dalam beberapa
Cheng (2007) mengatakan bahwa overconfidence tren dipasar ketika investor lainnya mulai
merupakan karakteristik yang paling umum membuat perubahan dalam portofolio mereka.
ditemui dalam diri manusia yang merefleksikan Hassan Jayet, Tanyeer Bagh (2017),
kecenderungan seseorang untuk menaksir terlalu menemukan hasil bahwa herding berpengaruh
tinggi (overestimate) terhadap kemampuannya, positif terhadap keputusan investasi. Hal tersebut
kemungkinannya untuk berhasil dan probabilitas selaras dengan penelitian Naura Metawa, M.Kair
bahwa seseorang tersebut akan memperoleh Hassan (2017), Adielyani, Mawardi (2020) yang
outcomes yang positif serta akurasi dari menunjukkan bahwa herding behaviour
pengetahuan yang dimiliki. Dalam model teoritis berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan
investor overconfidence melebih-lebihkan presisi investasi. Oleh karena itu, hipotesis kedua dalam
pengetahuan mereka tentang nilai dari sebuah penelitian ini adalah
keamanan financial. Odean (1998) menunjukkan H2: Herding Behaviour berpengaruh positif
bahwa perdagangan investor overconfidence lebih terhadap keputusan investasi.
dari investor rasional dan melakukan hal itu
menurunkan utilitas rata-rata mereka, karena 3. METODE PENELITIAN
investor terlalu percaya perdagangan terlalu Penelitian ini bersifat penjelasan
agresif ketika mereka menerima informasi (explanatory research) karena merupakan
tentang nilai dari keamanan Berdasarkan penelitian yang menjelaskan hubungan kausal
penelitian Hassan Javed,Tanveer Bagh (2017) antar variabel melalui pengujian hipotesis dan
menunjukkan hasil bahwa overconfidence dianalisis secara kuantitatif. Data yang digunakan
berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. dalam penelitian ini adalah data primer dalam
Hasil penelitian menurut Angga Budiarto, Susanti bentuk kuesioner dan data sekunder yang relevan.
(2017), Adielyani, Mawardi (2020), juga Populasi dalam penelitian ini adalah investor
menunjukkan hasil yang sama bahwa milenial yang berusia antara 17 sampai 40 tahun
overconfidence berpengaruh positif terhadap atau yang yang berinvestasi saham di Kota
keputusan investasi. Oleh karena itu, hipotesis Ambon. Penentuan jumlah sampel dilakukan
pertama dalam penelitian ini adalah dengan menggunkan rumus slovin. Jumlah
H1: Overconfidence berpengaruh positif terhadap sampel adalah 96, diambil dengan purposive
keputusan investasi sampling dengan kriteria a) Responden yang telah
resmi terdaftar sebagai salah satu investor dipasar
Pengaruh Herding Behaviour terhadap modal dan mempunyai single investor
keputusan investasi saham identification /SID, b) Responden yang berusia
Menurut Lao and Singh (2011) perilaku 17 – 40 tahun, c) Responden yang berdomisili di
herding adalah salah satu perilaku keuangan yang Kota Ambon
menggambarkann investor mengikuti investor 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian
yang lain pada saat melakukan keputusan Dalam penelitian ini, variabel independen
investasi. Perilaku mengikuti investor lain ini yaitu overconfidence dan herding behaviour.
dilakukan dikarenakan keragu-raguan dalam Variabel dependen yang digunakan dalam
mengambil keputusan investasi saham, oleh penelitian ini adalah keputusan investasi. Ketiga
karena itu investor memutuskan mengikuti variabel tersebut terdiri item indikator
investor lain, dengan harapan dapat pertanyaan. Setiap item akan diukur dengan
meminimalkan risiko. Menurut Hwang dan menggunakan skala likert dari interval 1 sampai 5
Salmon (2007), meniru keputusan yang diamati yaitu Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, Netral,
dari investor lain atau pergerakan di pasar Setuju, Sangat Setuju.
Tabel 2
Karakteristik Responden
Statistics
RATA- LAMA
PENDID RATA BERINVEST
JENIS STATUS IKAN PENDAPA ASI PADA
KELAMI PERKA TERKHI PEKERJ TAN PER PASAR
N UMUR WINAN R AAN BULAN SAHAM
N Valid 96 96 96 96 96 96 96
Missing 0 0 0 0 0 0 0
4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Tabel 3 menunjukkan hasil pengujian validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur untuk semua item indikator adalah valid karena
valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini memiliki nilai r-hitung lebih besar dari r-tabel dan
dilakukan dengan menggunakan corrected item hasil pengujian reliabilitas untuk semua item
total correlation. Sedangkan, uji reliabilitas indikator adalah reliabel karena memiliki nilai
dilakukan dengan melihat nilai croncbach alpha. Cronbach alpha lebih dari 0,60.
Tabel 3
Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Variabel dan Indikator r-hitung Cronbach Alpha
Overconfidence (X1)
X1.1 0,828
X1.2 0,80 0,783
X1.3 0,811
X1.4 0,669
Herding Behaviour(X2)
X2.1 0,566
X2.2 0,801 0,679
X2.3 0,794
X2.4 0,690
Keputusan Investasi (Y)
Y1 0,896
Y2 0,801 0,811
Y3 0,857
Sumber: Data diolah, 2021
4.3. Uji Normalitas distribusi normal, hal ini dapat dilihat bahwa
Tabel 4 menunjukkan nilai Asymp.Sig (2- plotting data residual menyebar disekitar garis
tailed) sebesar 0,200. Nilai asymp.sig yang lebih diagonal serta mengikuti arah garis diagonal
besar dari 0,05 menunjukkan bahwa residual dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdistribusi normal. Gambar 1 menunjukkan model regresi memenuhi asumsi normalitas.
tampilan uji normalitas P-Plot menunjukan pola
Tabel 4
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 96
Normal Mean ,0000000
Parametersa,b Std. Deviation 1,55052956
Most Extreme Absolute ,059
Gambar 1
Tabel 5
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1(Constant) 5,920 1,672 3,540 ,001
Overconfidence ,072 ,075 ,097 ,963 ,338 ,882 1,134
Herding Behaviour ,363 ,096 ,378 3,768 ,000 ,882 1,134
a. Dependent Variable: Keputusan Investasi
Gambar 2
HETEROSKEDASTISITAS
4.6. Uji Goodness Of Fit Model signifikansi 0,000. nilai F-hitung yang lebih
Uji Signifikansi Simultan besar F-tabel dan tingkat signifikansi lebih kecil
Uji F digunakan untuk melihat apakah dari 0,05 menunjukkan bahwa variabel
variabel independen yang dimasukkan dalam independen yang dimasukkan dalam model
model mampu berperan sebagai prediktor atas mampu berperan sebagai prediktor atas variabel
variabel dependen. Pada tabel 7 dapat dilihat dependen.
nilai F-hitung sebesar 9,996 dengan tingkat
Tabel 7
Uji F
ANOVAb
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 49,096 2 24,548 9,996 ,000b
Residual 228,393 93 2,456
Total 277,490 95
a. Dependent Variable: Keputusan Investasi
b. Predictors: (Constant), Herding Behaviour, Overconfidence
Tabel 8
Koefisien Determinasi
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,421 ,177 ,159 1,56711
a. Predictors: (Constant), Herding Behaviour, Overconfidence
Tabel 9
Hasil Uji Regresi Berganda
(Variabel Dependen: keputusan investasi)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 5,920 1,672 3,540 ,001
Overconfidence ,072 ,075 ,097 ,963 ,000
Herding Behaviour ,363 ,096 ,378 3,768 ,000
a. Dependent Variable: Keputusan Investasi
Hwang, S., & Salmon, M. (2007). Market stress Pradikasari, Ellen, and Yuyun Isbanah. 2018.
and herding. Journal of Empirical Finance, “Pengaruh Financial Literacy, Illusion of
11(4), 585–616. Control, Overconfidence, Risk Tolerance,
https://doi.org/10.1016/j.jempfin.2004.04.00 Dan Risk Perception Terhadap Keputusan
3. Investasi Pada Mahasiswa Di Kota
Surabaya.” Jurnal Ilmu Manajemen 6 (4):
Javed, Hassan, Tanveer Bagh, and Sadaf Razzaq. 424–34.
2017. “Herding Effects, Over Confidence,
Availability Bias and Representativeness as Pompian, Michael M. (2006), Behavioral
Finance And Wealth Management: How To