Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Available at http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.

php/jap
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(02), 2022, Hal. 494-505

FAKTOR PSIKOLOGIS INVESTOR MILLENIAL DALAM PENGAMBILAN


KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM
(Studi Empiris Pada Investor Millenial di Kota Ambon)

Audry Leiwakabessy1, Meidylisa Patty2, Baretha M Titioka3


1,2,3
Politeknik Negeri Ambon Indonesia
Email: audryliwakabessy@gmail.com

Abstract
Behavioral finance is an approach that explains how humans invest or relate to finances influenced by
psychological factors. Behavioral financial theory states that an investor is not always rational in making
investment decisions and tends to use psychological aspects. The purpose of this research is to examine the
effect of overconfident and herding behaviour to investment decisions of millennial in Ambon city. The
population in this study are millennial investors in the city of Ambon and the sample used is 96
respondents. The sampling technique used purposive random sampling, the data in this study used primary
data in the form of a questionnaire. The data analysis technique is multiple regression analysis. The results
of the study show that overconfidence and herding behavior have a positive and significant effect on the
stock investment decisions of millennial investors in Ambon city. The coefficient of determination test
shows the Adjusted R2 value of 0.159 or 15.9%, which means that the stock investment decision variable is
influenced by overconfidence and herding behavior variables and the remaining 84.1% is influenced by
other variables.

Keywords: overconfidence variable, herding behavior, investment decision, millennial investor

DOI: http://dx.doi.org/10.29040/jap.v22i2.3318

1. PENDAHULUAN dibanding enam industri jasa keuangan lain di


Tujuan utama masyarakat berinvestasi di Indonesia. Persentase penggunaan produk dan
pasar saham adalah mendapatkan keuntungan jasa keuangan di pasar modal mempunyai nilai
yang lebih besar dibanding dengan berinvestasi yang paling rendah dibandingkan sektor lain.
pada aset keuangan lainnya. Pasar saham Persentase tertinggi investasi masyarakat di
menawarkan keuntungan kepada investor yaitu sektor perbankan sebesar 36,12%, persentase
deviden dan capital gain. Deviden akan diperoleh sektor asuransi sebesar 19,40%, presentase sektor
investor jika perusahaan mendapat keuntungan pembiayaan perusahaan sebesar 15,17%,
sedangkan capital gain adalah keuntungan yang presentase penggunaan sektor pegadaian sebesar
didapat jika investor menjual sahamnya diatas 17,81%, presentase penggunaan pensiun sebesar
harga belinya. Untuk memperoleh keuntungan 14,13% sedangkan presentase investasi di pasar
tersebut investor dituntut untuk bijak dan cermat modal sebesar 4,92%. Hal ini menunjukkan
dalam memilih perusahaan-perusahaan yang bahwa minat masyarakat untuk berinvestasi pada
memiliki kinerja baik. Oleh sebab itu seorang pasar modal masih rendah.
investor dituntut agar mampu mengelola segala Investor milenial tidak memiliki strategi
bentuk informasi yang di terima sebelum investasi yang baik bahkan tidak memiliki
mengambil keputusan investasi. strategi investasi. Sekitar 69 persen dari milenial
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 2019 Indonesia tidak memiliki strategi investasi (David
menunjukkan tingkat pemahaman (literasi) Low, Tirto.id, 2019) General Manager Asia
masyarakat Indonesia terhadap pasar modal dan Tenggara Luno yang merupakan venture fund di
utilitas produk pasar modal masih rendah jika Asia Tenggara saat memaparkan hasil survey

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(02), 2022, 495

yang dilakukan Luno berkolaborasi dengan Dalia bersifat rasional dalam membuat keputusan
research. Seiring dengan perkembangan yang investasi karena mengikuti aturan keuangan dasar
dialami milenial mereka perlu melakukan strategi berdasarkan strategi investasi mereka dengan
investasi yang baik dengan harapan selain pertimbangan untuk meminimumkan risiko dan
mendapatkan return juga memperoleh kebebasan memaksimalkan return yang didapat.
finansial. Selain itu strategi investasi yang kurang Perilaku keuangan merupakan paradigma
baik sejalan dengan hasil riset yang dilakukan baru dalam keuangan. Perilaku keuangan berasal
oleh Alvara research tahun 2017 dengan judul dari faktor psikologis investor dalam
“The Urban Middle-Class Millenials Indonesia: pengambilan keputusan. Berbeda dari teori
Financial and Online Behaviour” menyatakan keuangan tradisional, teori ini menyatakan bahwa
bahwa Produk tabungan merupakan produk orang sering menderita bias kognitif dan
keuangan yang paling diminati oleh generasi emosional diri sehingga bertindak dengan cara
milenial. yang tampaknya tidak rasional. Asri (2015)
Bursa Efek Indonesia Perwakilan Maluku menyatakan cognitive bias adalah sebuah proses
mencatat jumlah investor pasar modal di Provinsi berfikir yang tidak didasarkan oleh
Maluku tahun 2020 sebesar 3.437 investor. Ada pertimbangan-pertimbangan rasional dan tidak
1.113 investor baru di Maluku sampai akhir 2020. dilengkapi oleh alasan-alasan yang kuat.
Adapun jumlah 1.113 investor itu lebih tinggi Akibatnya akan terjadi penyimpangan persepsi,
dibandingkan tahun 2019 yang hanya mencatat judgment, atau yang sering disebut irrational.
675 investor baru. Masyarakat Maluku sudah Beberapa variabel bias yang mempengaruhi
mulai melek akan investasi, sehingga jumlah investor dalam tindakan pengambilan keputusan
investor terus bertambah. Jumlah investor saham antara lain adalah perilaku overconfidence dan
di Ambon terus meningkat terutama dari herding behaviour.
kalangan generasi milenial, yang melek investasi Fenomena overconfidence dalam
dan ingin belajar bagaimana cara mengelola mempengaruhi keputusan investasi dapat terlihat
saham dengan baik. Karena untuk berinvestasi, saat harga saham mengalami penurunan. Investor
tak membutuhkan modal yang besar, hanya yang merasa memiliki pengetahuan dan intuisi
dengan membayar minimal Rp100.000 mereka seringkali mengabaikan batas risiko yang bisa
sudah berinvestasi baik itu reksadana maupun ditanggungnya. Dalam pengambilan keputusan
saham. 41,8% investor di Maluku merupakan investasi, investor juga sering dipengaruhi oleh
anak muda atau generasi milenial. (BEI perilaku herding. Herding didalam pasar
Perwakilan Maluku, 2020). keuangan cenderung diidentifikasikan sebagai
Pengambilan keputusan investasi perlu perilaku dimana seorang investor meniru
dilakukan dengan tepat, karena dalam berinvetasi investor yang lainnya dalam pengambilan
mengandung keuntungan dan risiko jangka keputusan investasi (Luong, Ha, 2011). Perilaku
panjang. Namun tidak jarang investor sering herding terjadi karena adanya suatu hal yang
membuat keputusan investasi yang tidak rasional. mampu menggiring investor untuk mengikuti
Pembuatan keputusan didasarkan pada penilaian investor lain dalam mengambil keputusan.
mereka yang jauh dari asumsi rasional. Ketika Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
dalam menghadapi situasi yang berisiko ada pengaruh Overconfidence dan Herding Behaviour
beberapa objektivitas, emosi, dan faktor terhadap keputusan investasi saham pada investor
psikologis lain yang biasanya mempengaruhi milenial di Kota Ambon.
pengambilan keputusan investasi investor, oleh
karena itu harus waspada dalam membuat 2. TEORI DAN PENGEMBANGAN
keputusan investasi agar tidak berdampak buruk HIPOTESIS
terhadap investasinya. Keputusan yang hanya 2.1. Teori Keperilakuan Keuangan (Behaviour
berdasarkan pada pertimbangan yang tidak Finance Theory)
rasional akan menghasilkan hasil yang tidak Shefrin (2010) mendefinisikan behaviour
rasional pula (Dewi, 2014). Teori keuangan finance teory adalah studi yang mempelajari
tradisional mengasumsikan bahwa investor bagaimana fenomena psikologi mempengaruhi

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(02), 2022, 496

tingkah laku keuangannya. Tingkah laku dari keputusan? Pelaku perilaku keuangan
para para pemain saham tersebut dimana Shefrin berpendapat bahwa pengaruh framing
(2010) menyatakan tingkat laku para praktisi. mengakibatkan harga cenderung jauh dari nilai
Menurut Pompian (2006), behavioral finance fundamental dan berakibat pasar tidak efisien.
teory secara sederhana dapat didefinisikan 2.2. Keputusan Investasi
sebagai aplikasi dari ilmu psikologi ke dalam Wulandari (2014), keputusan investasi
disiplin ilmu keuangan. Nofsinger (2005) adalah kebijakan atau keputusan yang diambil
mendefinisikan perilaku keuangan yaitu dari satu atau lebih asset yang bertujuan untuk
mempelajari bagaimana manusia secara actual mendapat keuntungan di masa mendatang.
berperilaku dalam sebuah penentuan keuangan (a Pengertian keputusan investasi dari sudut
financial setting). Khususnya, mempelajari pandang keuangan (financial asset) yaitu
bagaimana psikologi mempengaruhi keputusan kebijakan seseorang dalam menggunakan dana
keuangan, perusahaan dan pasar keuangan. untuk disimpan dalam bentuk tabungan, giro atau
Kedua konsep yang diuraikan secara jelas deposito yang dapat digunakan saat ada
menyatakan bahwa perilaku keuangan merupakan kebutuhan mendesak. Sedangkan pandangan
sebuah pendekatan yang menjelaskan bagaimana sektor riil (real asset) terhadap keputusan
manusia melakukan investasi atau berhubungan investasi adalah keputusan seseorang untuk
dengan keuangan dipengaruhi oleh faktor menginvestasikan uang atau harta yang
psikologi. Sedangkan menurut Ricciardi dan dimilikinya dengan cara membeli rumah, tanah
Simon (2000) behavioral finance mencoba dan lain-lain agar dapat digunakan sewaktu-
menjelaskan dan meningkatkan pemahaman waktu atau untuk mendapatkan keuntungan. Dari
tentang pola–pola dari alasan investor termasuk pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
aspek emosional dan derajat dari aspek tersebut Keputusan Investasi adalah pilihan yang diambil
dalam mempengaruhi proses pengambilan seseorang dari dua alternative yang ada dalam
keputusan. Secara lebih spesifik behavioral menanamkan modalnya dengan berbagai bentuk
finance mencoba mencari jawaban atas what, investasi (menabung, membeli saham, asuransi,
why and how keuangan dan investasi dari sudut membeli asset dan lain-lain) yang bertujuan untuk
pandang manusia Shefrin (2010), tiga tema dalam mendapatkan keuntungan di masa yang akan
perilaku keuangan, tema tersebut disajikan dalam datang. Pengambilan keputusan dapat dijelaskan
bentuk pertanyaan yaitu : 1) Praktisi keuangan sebagai sesuatu hasil atau keluaran dari proses
apakah mengakui bila terjadi kesalahan sebab mental atau kognitif yang membawa pada
selalu berpedoman pada kepada peraturan yang pemilihan suatu jalur tindakan diantara beberapa
ada atau disebut rules of thumb. Inplementasi dari alternatif yang tersedia. Setiap proses
rules of thumb seringkali dikenal dengan istilah pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu
heuristics to process data. Pelaku keuangan pilihan akhir. Keluarannya bisa berupa suatu
tradisional seringkali memakai alat analisis tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.
statistik dengan benar dan tepat dalam pengambilan keputusan adalah suatu cara yang
pengolahan datanya. Sedangkan pelaku perilaku digunakan untuk memberikan suatu pendapat
keuangan melakukan rules of thumb. 2) Apakah yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan
inti dari persoalan atau substance berpengaruh cara/teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh
terhadap praktisi? Decision problem dipengaruhi semua pihak.
oleh pelaku perilaku keuangan yang mengatakan
bahwa pendapat praktisi terkait risiko dan return Pengaruh Overconfidence terhadap keputusan
dalam kerangka konseptual atau framed. investasi saham
Sedangkan pelaku keuangan tradisional melihat Overconfidence adalah rasa percaya diri
semua keputusan investasi harus disampaikan secara berlebihan. Seberapa besar investor
dengan objektif dan transparan. Hal ini disebut menilai kemampuan dan pengetahuannyanya
dengan istilah frame dependence. 3) Apakah dalam sebuah kegiatan investasi yang terkait
harga yang terbentuk di pasar dipengaruhi oleh dengan sikap terlalu percaya diri. Tingkat
kesalahan dan kerangka dalam pengambilan kepercayaan diri mereka akan meningkat untuk

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(02), 2022, 497

melakukan investasi lain dimasa depan. Tingkat keuangan daripada mengikuti keyakinan dan
kepercayaan diri yang terus meningkat itulah informasi sendiri. Ini berarti bahwa
yang menyebabkan seseorang overconfidence. pemberitahuan investor berubah dalam beberapa
Cheng (2007) mengatakan bahwa overconfidence tren dipasar ketika investor lainnya mulai
merupakan karakteristik yang paling umum membuat perubahan dalam portofolio mereka.
ditemui dalam diri manusia yang merefleksikan Hassan Jayet, Tanyeer Bagh (2017),
kecenderungan seseorang untuk menaksir terlalu menemukan hasil bahwa herding berpengaruh
tinggi (overestimate) terhadap kemampuannya, positif terhadap keputusan investasi. Hal tersebut
kemungkinannya untuk berhasil dan probabilitas selaras dengan penelitian Naura Metawa, M.Kair
bahwa seseorang tersebut akan memperoleh Hassan (2017), Adielyani, Mawardi (2020) yang
outcomes yang positif serta akurasi dari menunjukkan bahwa herding behaviour
pengetahuan yang dimiliki. Dalam model teoritis berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan
investor overconfidence melebih-lebihkan presisi investasi. Oleh karena itu, hipotesis kedua dalam
pengetahuan mereka tentang nilai dari sebuah penelitian ini adalah
keamanan financial. Odean (1998) menunjukkan H2: Herding Behaviour berpengaruh positif
bahwa perdagangan investor overconfidence lebih terhadap keputusan investasi.
dari investor rasional dan melakukan hal itu
menurunkan utilitas rata-rata mereka, karena 3. METODE PENELITIAN
investor terlalu percaya perdagangan terlalu Penelitian ini bersifat penjelasan
agresif ketika mereka menerima informasi (explanatory research) karena merupakan
tentang nilai dari keamanan Berdasarkan penelitian yang menjelaskan hubungan kausal
penelitian Hassan Javed,Tanveer Bagh (2017) antar variabel melalui pengujian hipotesis dan
menunjukkan hasil bahwa overconfidence dianalisis secara kuantitatif. Data yang digunakan
berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. dalam penelitian ini adalah data primer dalam
Hasil penelitian menurut Angga Budiarto, Susanti bentuk kuesioner dan data sekunder yang relevan.
(2017), Adielyani, Mawardi (2020), juga Populasi dalam penelitian ini adalah investor
menunjukkan hasil yang sama bahwa milenial yang berusia antara 17 sampai 40 tahun
overconfidence berpengaruh positif terhadap atau yang yang berinvestasi saham di Kota
keputusan investasi. Oleh karena itu, hipotesis Ambon. Penentuan jumlah sampel dilakukan
pertama dalam penelitian ini adalah dengan menggunkan rumus slovin. Jumlah
H1: Overconfidence berpengaruh positif terhadap sampel adalah 96, diambil dengan purposive
keputusan investasi sampling dengan kriteria a) Responden yang telah
resmi terdaftar sebagai salah satu investor dipasar
Pengaruh Herding Behaviour terhadap modal dan mempunyai single investor
keputusan investasi saham identification /SID, b) Responden yang berusia
Menurut Lao and Singh (2011) perilaku 17 – 40 tahun, c) Responden yang berdomisili di
herding adalah salah satu perilaku keuangan yang Kota Ambon
menggambarkann investor mengikuti investor 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian
yang lain pada saat melakukan keputusan Dalam penelitian ini, variabel independen
investasi. Perilaku mengikuti investor lain ini yaitu overconfidence dan herding behaviour.
dilakukan dikarenakan keragu-raguan dalam Variabel dependen yang digunakan dalam
mengambil keputusan investasi saham, oleh penelitian ini adalah keputusan investasi. Ketiga
karena itu investor memutuskan mengikuti variabel tersebut terdiri item indikator
investor lain, dengan harapan dapat pertanyaan. Setiap item akan diukur dengan
meminimalkan risiko. Menurut Hwang dan menggunakan skala likert dari interval 1 sampai 5
Salmon (2007), meniru keputusan yang diamati yaitu Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, Netral,
dari investor lain atau pergerakan di pasar Setuju, Sangat Setuju.

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(02), 2022, 498
Tabel 1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Operasional Pengukuran Referensi
Overconfidence merupakan perasaan
percaya diri berlebihan.
Overconfidence Overconfidence berdampak investor
akan menjadi overestimate dan 4 item Kartini, 2015
underestimate terhadap prediksi-
prediksi yang dilakukan hal ini
dikarena investor akan bertindak
melebih-lebihkan kemampuan yang
dimiliki
Herding behaviour adalah perilaku Dar dan
Herding ikut-ikutan yang dilakukan oleh 4 item Hakeem, 2015
Behaviour investor satu mengikuti investor lain
dengan berbagai alasan dan kondisi
Keputusan Investasi merupakan
Keputusan suatu keputusan yang diambil untuk
investasi menempatkan sejumlah dana atau 3 item Wardani dan
modalnya ke dalam jenis investasi Lutfi 2017
tertentu untuk mendapatkan
keuntungan dimasa yang akan datang

3.2. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan adalah 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
analisis regresi berganda menggunakan alat 4.1. Karakteristik Responden
analisis statistik yang didukung oleh software Tabel 2 menunjukkan responden didominasi
SPSS 22 for Windows. Pengumpulan data dalam oleh perempuan, rentang usia 17-22 tahun,
penelitian ini diuji dan dianalisis dengan pendidikan terakhir SMA/SMK, bekerja sebagai
pengujian validitas dan reliabilitas, pengujian pelajar/mahasiswa, penghasilan bulanan kurang
asumsi klasik, pengujian regresi linier berganda, dari Rp.1.000.000, dan waktu investasi lebih dari
uji statistik t dan koefisien detreminasi satu tahun.
(Ghozali,2017).

Tabel 2
Karakteristik Responden

Statistics
RATA- LAMA
PENDID RATA BERINVEST
JENIS STATUS IKAN PENDAPA ASI PADA
KELAMI PERKA TERKHI PEKERJ TAN PER PASAR
N UMUR WINAN R AAN BULAN SAHAM
N Valid 96 96 96 96 96 96 96
Missing 0 0 0 0 0 0 0

Std. Error of ,05090 ,12014 ,04837 ,11049 ,07568 ,08042 ,06127


Mean
Std. Deviation ,49868 1,1770 ,47388 1,08256 ,74155 ,78800 ,60035
8
Variance ,249 1,386 ,225 1,172 ,550 ,621 ,360
Skewness -,256 ,717 ,718 ,677 ,706 ,645 ,232

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(02), 2022, 499
Std. Error of ,246 ,246 ,246 ,246 ,246 ,246 ,246
Skewness
Kurtosis -1,976 -1,134 -1,516 -1,024 -,846 -1,091 -,585
Std. Error of ,488 ,488 ,488 ,488 ,488 ,488 ,488
Kurtosis
Range 1,00 3,00 1,00 3,00 2,00 2,00 2,00
Minimum 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Maximum 2,00 4,00 2,00 4,00 3,00 3,00 3,00

4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Tabel 3 menunjukkan hasil pengujian validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur untuk semua item indikator adalah valid karena
valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini memiliki nilai r-hitung lebih besar dari r-tabel dan
dilakukan dengan menggunakan corrected item hasil pengujian reliabilitas untuk semua item
total correlation. Sedangkan, uji reliabilitas indikator adalah reliabel karena memiliki nilai
dilakukan dengan melihat nilai croncbach alpha. Cronbach alpha lebih dari 0,60.

Tabel 3
Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Variabel dan Indikator r-hitung Cronbach Alpha
Overconfidence (X1)
X1.1 0,828
X1.2 0,80 0,783
X1.3 0,811
X1.4 0,669
Herding Behaviour(X2)
X2.1 0,566
X2.2 0,801 0,679
X2.3 0,794
X2.4 0,690
Keputusan Investasi (Y)
Y1 0,896
Y2 0,801 0,811
Y3 0,857
Sumber: Data diolah, 2021

4.3. Uji Normalitas distribusi normal, hal ini dapat dilihat bahwa
Tabel 4 menunjukkan nilai Asymp.Sig (2- plotting data residual menyebar disekitar garis
tailed) sebesar 0,200. Nilai asymp.sig yang lebih diagonal serta mengikuti arah garis diagonal
besar dari 0,05 menunjukkan bahwa residual dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdistribusi normal. Gambar 1 menunjukkan model regresi memenuhi asumsi normalitas.
tampilan uji normalitas P-Plot menunjukan pola
Tabel 4
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 96
Normal Mean ,0000000
Parametersa,b Std. Deviation 1,55052956
Most Extreme Absolute ,059

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(02), 2022, 500
Differences Positive ,037
Negative -,059
Test Statistic ,059
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data diolah, 2021

Gambar 1

4.4. Uji Multikolinieritas


Tabel 5 menunjukkan nilai tolerance masing- besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10
masing variabel adalah 0,882 sedangkan nilai menunjukkan bahwa dalam model regresi ini
VIF sebesar 1,134. Nilai tolerance yang lebih tidak terdapat masalah multikolinieritas.

Tabel 5
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1(Constant) 5,920 1,672 3,540 ,001
Overconfidence ,072 ,075 ,097 ,963 ,338 ,882 1,134
Herding Behaviour ,363 ,096 ,378 3,768 ,000 ,882 1,134
a. Dependent Variable: Keputusan Investasi

4.5. Uji Heteroskedastisitas Scatterplot menunjukkan hasil uji


Tabel 6 menunjukkan nilai signifikansi heteroskedastisitas menunjukan dari titik
masing-masing variabel bebas lebih besar dari menyebar secara acak dibawah dan diatas angka
0,05. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola
menunjukkan bahwa variabel independen tidak tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
mempengaruhi variabel independen secara model regresi ini bebas heteroskedastisitas.
signifikan. Gambar 2 menggunakan grafik

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(02), 2022, 501
Tabel 6
Uji Glejser
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 2,880 ,979 2,942 ,004
Overconfidence -,040 ,044 -,100 -,920 ,360
Herding -,058 ,056 -,112 -1,034 ,304
Behaviour
a. Dependent Variable: Keputusan Investasi

Gambar 2
HETEROSKEDASTISITAS

4.6. Uji Goodness Of Fit Model signifikansi 0,000. nilai F-hitung yang lebih
Uji Signifikansi Simultan besar F-tabel dan tingkat signifikansi lebih kecil
Uji F digunakan untuk melihat apakah dari 0,05 menunjukkan bahwa variabel
variabel independen yang dimasukkan dalam independen yang dimasukkan dalam model
model mampu berperan sebagai prediktor atas mampu berperan sebagai prediktor atas variabel
variabel dependen. Pada tabel 7 dapat dilihat dependen.
nilai F-hitung sebesar 9,996 dengan tingkat

Tabel 7
Uji F
ANOVAb
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 49,096 2 24,548 9,996 ,000b
Residual 228,393 93 2,456
Total 277,490 95
a. Dependent Variable: Keputusan Investasi
b. Predictors: (Constant), Herding Behaviour, Overconfidence

4.7. Koefisien Determinasi Berdasarkan output SPSS regresi berganda yang


Koefisien determinasi digunakan untuk ditampilkan pada tabel 8 dapat dilihat nilai
mengukur seberapa jauh kemampuan model adjusted R Square sebesar 0,159. Hal ini berarti
dalam menerangkan variasi variabel independen. bahwa variabilitas variabel keputusan investasi

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(02), 2022, 502
dapat dijelaskan oleh variabilitias atau 15,9%. Sedangkan sisanya 84,1% dapat
overconfidence, herding behaviour sebesar 0,159 dijelaskan oleh variabel di luar model.

Tabel 8
Koefisien Determinasi
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,421 ,177 ,159 1,56711
a. Predictors: (Constant), Herding Behaviour, Overconfidence

4.8. Analisis Regresi Berganda koefisien regresi bernilai positif. Persamaan


Tabel 9 menunjukkan persamaan regresi ini menunjukkan jika overconfidence dan
sebagai berikut: herding behaviour meningkat maka keputusan
Y=5,920 + 0,072 X1 + 0,363 X2 + e investasi juga akan meningkat.
Persamaan regresi diatas menunjukkan

Tabel 9
Hasil Uji Regresi Berganda
(Variabel Dependen: keputusan investasi)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 5,920 1,672 3,540 ,001
Overconfidence ,072 ,075 ,097 ,963 ,000
Herding Behaviour ,363 ,096 ,378 3,768 ,000
a. Dependent Variable: Keputusan Investasi

Uji Hipotesis milenial di kota Ambon. Investor milenial di


Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai kota Ambon ketika melakukan tindakan
signifikansi dari variabel Overconfidence adalah berdasarkan perilaku oveconfidence
sebesar 0,000 < 0,05. Ini berarti bahwa hipotesis mempertimbangkan berbagai hal antara lain
pertama yang menyatakan overconfidence keyakinan bahwa keputusan investasi pada
berpengaruh positif terhadap keputusan investasi saham yang dipilih adalah pilihan yang tepat
diterima. Demikian juga dengan nilai bagi investasinya, kemampuan yang dimilki
signifikansi dari variabel Herding Behaviour dapat membantu memilih investasi yang baik
adalah sebesar 0,000 < 0,05. Ini berarti bahwa bagi masa depannya, pengetahuan yang dimilki
hipotesis kedua yang menyatakan Herding dapat membantu memilih investasi yang baik
Behaviour berpengaruh positif terhadap bagi masa depannya, keyakinan bahwa
keputusan investasi diterima. keputusan investasi pada saham yang dipilih
sangat berguna bagi masa depannya. Investor
Pembahasan milenial harus meningkatkan segala bentuk
Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman di
overconfidence berpengaruh positif terhadap pasar modal, karena sangat penting ketika
keputusan investasi diterima. Diterimanya investor menghadapi kondisi yang genting dan
hipotesis pertama ini menunjukkan bahwa memerlukan tindakan pengambilan keputusan
semakin tinggi overconfidence maka semakin secara cepat tanpa harus menunggu proses
tinggi pula keputusan investasi saham investor analisis serta proses informasi yang

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(02), 2022, 503
membutuhkan waktu yang lama. Jadi investor menjadi seperti mereka. Tindakan investor untuk
yang baru meningkatkan sikap overconfidence mengikut investor lain ternyata berdampak
akan melakukan keputusan investasi lebih aktif positif terhadap keputusan investasi. Hasil
dan lebih spekulatif. Hasil penelitian ini penelitian ini konsisten dengan penelitian
konsisten dengan penelitian Adielyani dan Adielyani dan Mawardi (2020), Ramadhani dan
Mawardi (2020), Ellen P dan Yuyun (2018), Yuyun (2017), Hassan Javed, Tanveer Bagh
Hassan Javed, Tanveer Bagh (2017) yang (2017), Yonghong Jin (2015) yang menunjukan
menyatakan overconfidence berpengaruh positif herding behaviour berpengaruh positif dan
dan signifikan terhadap keputusan investasi signifikan terhadap keputusan investasi saham.
saham.
Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa 5. KESIMPULAN DAN SARAN
herding behaviour berpengaruh positif terhadap 5.1. Kesimpulan
keputusan investasi diterima. Diterimanya Berdasarkan hasil pengujian statistik dapat
hipotesis kedua ini menunjukkan bahwa semakin disimpulkan bahwa Overconfidence dan Herding
tinggi herding behaviour semakin tinggi pula Behaviour berpengaruh positif terhadap
keputusan investasi saham investor milenial di keputusan investasi. Semakin tinggi investor
kota Ambon. Investor milenial di kota Ambon milenial berperilaku overconfidence maka
melakukan tindakan berdasarkan herding semakin tinggi pula tingkat keputusan investasi
behaviour dimana mereka mempertimbangkan saham di pasar modal, sebaliknya semakin
keputusan investor lain dalam membeli dan rendah investor milenial berperilaku
menjual saham, sertaa melihat banyaknya saham overconfidence maka semakin rendah dalam
tertentu yang diperdagangkan oleh investor lain, pengambilan keputusan investasi. Semakin
keputusan investor lain dalam melihat volume tinggi investor milenial berperilaku herding
perdagangan saham dan perubahan keputusan behavior maka semakin tinggi pula tingkat
investor lain terkait saham yang diperjualbelikan keputusan investasi saham di pasar modal,
investor lain, jenis saham yang dipilih oleh sebaliknya semakin rendah investor milenial
investor lain dan volume saham yang berperilaku herding behaviour maka semakin
diperdagangkan di pasar modal. Hal ini berarti rendah dalam pengambilan keputusan investasi.
bahwa investor milenial di kota Ambon Perilaku herding akan menyebabkan volume
cenderung mengikuti tindakan investor lain dan perdagangan investor saham semakin meningkat.
mereka lebih mengandalkan informasi yang 5.2. Saran
bersifat kolektif dibandingkan informasi pribadi. Bagi Bursa Efek Indonesia(BEI) agar lebih
Selain itu, mereka bertindak mengikuti investor meningkatkan edukasi yang berkelanjutan di
lain dengan anggapan bahwa tindakan tersebut pasar modal untuk kalangan investor milenial
dapat memudahkan mereka untuk menangkap sehingga mereka mempunyai literasi investasi
informasi yang dapat diandalkan. Penelitian ini yang baik. Bagi Investor Milenial di Kota
menunjukan bahwa investor milenial di kota Ambon agar setiap investasi yang dilakukan
Ambon mendasarkan keputusan investasi memperoleh hasil yang sesuai ekspektasi,
mereka pada keputusan dalam membeli atau diperlukan overconfidence atas pengetahuan dan
menjual saham dan mereka bereaksi cepat kemampuan yang dimilki dalam menentukan
terhadap keputusan investor lain dengan harapan keputusan investasi saham dan harus mempunyai
mendapatkan hasil yang lebih tinggi hubungan prinsip kehati-hatian dalam berinvestasi Investor
herding behaviour dan return saham dapat harus lebih aktif lagi dalam mencari informasi
dijelaskan bahwa herding behaviour tentunya mengenai saham yang dipilih sebelum
akan berdampak pada peningkatan volume mengambil keputusan. Hal ini untuk mencegah
perdagangan saham. Herding behaviour mungkin risiko yang tidak diinginkan. Bagi peneliti
saja muncul sebagai reaksi dari keenganan selanjutnya agar lebih
penyesalan investor yang mengalami kerugian di
masa lalu sehingga memilih untuk mengikuti
investor lain dalam bertindak dengan tujuan

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(02), 2022, 504
DAFTAR PUSTAKA Behavioral Determinants of Perceived
Investment Performance: An Empirical
Adielyani, D., & Mawardi, W. (2020). The Evidence from Pakistan Stock Exchange
Influence of Overconfidence, Herding (PSX).” Journal of Global Economics 06
Behavior, and Risk Tolerance on Stock (01). https://doi.org/10.4172/2375-
Investment Decisions: The Empirical Study 389.1000275.
of Millennial Investors In Semarang City,
Jurnal Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, Kartini, K., & Nugraha, N. F. (2015). Pengaruh
dan Entrepreneurship Vol. 10 No. 1 Illusions of Control, Overconfidence Dan
December 2020 p. 89 – 101 Emotion Terhadap Pengambilan Keputusan
Investasi Pada Investor Di Yogyakarta. Ajie,
Asri, Marwan. (2015), Keuangan Keperilakuan, 4(2), 114–122.
Yogyakarta: Guru Besar https://doi.org/10.20885/ajie.vol4.iss2.art6
FakultasEkonomika Dan Bisnis Universitas
Gajah Mada Lao, P., & Singh, H. (2011). Herding behaviour
in the Chinese and Indian stock markets.
Budiarto, Angga, and Susanti. 2017. “Pengaruh Journal of Asian Economics, Vol 22 No.,
Financial Literacy, Overconfidence, Regret 495–506.
Aversion Bias, Dan Risk Tolerance
Terhadap Keputusan Investasi (Studi Pada Liputan6.Com. (2019, 31 Oktober). Bei Catat
Investor PT. Sucorinvest Central Gani Investor Milenial Capai 60 Persen. Diakses
Galeri Investasi BEI Universitas Negeri Pada 10 Februari 2021.
Surabaya).” Jurnal Ilmu Manajemen (JIM) 5
(2): 1–9. Luong, L. and Thu Ha, D. (2011), Behavioral
factors influencing individual investors’
Chang, E. C., Cheng, J. W., & Khorana, A. decision making and performance, Master
(2000). An examination of herd behavior in thesis, Umeå School of Business, SS.
equity markets: An international
perspective. Journal of Banking & Finance, Mahardika, V. A. (2017). Pengaruh
24(10), 1651–1679. Overconfidence, Risk Tolerance Dan Faktor
https://doi.org/10.1016/S0378- Demografi Terhadap Pengambilankeputusan
4266(99)00096-5 Investasi Masyarakat Gresik (Doctoral
Dissertation, Stie Perbanas Surabaya)
Dewi, S. K., (2014). Pengaruh Availability Bias,
Loss Aversion Bias, dan Representativeness Nofsinger, John R., 2005, Social Mood and
Bias Terhadap Pengambilan Keputusan Financial Economics, Journal of Behavioral
Investasi, Yogyakarta: UII Finance, 6:3, 144-160, Ricciardo dan Simon,
2012.
Ghozali, I. (2017). Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Odean, Terrance. 1998. Are Investors Reluctant
Badan Penerbit Universitas Diponegoro to Realize Their Losses?. Journal of
Semarang. Finance, Vol. 53, No. 5, pp. 1775-1798

Hwang, S., & Salmon, M. (2007). Market stress Pradikasari, Ellen, and Yuyun Isbanah. 2018.
and herding. Journal of Empirical Finance, “Pengaruh Financial Literacy, Illusion of
11(4), 585–616. Control, Overconfidence, Risk Tolerance,
https://doi.org/10.1016/j.jempfin.2004.04.00 Dan Risk Perception Terhadap Keputusan
3. Investasi Pada Mahasiswa Di Kota
Surabaya.” Jurnal Ilmu Manajemen 6 (4):
Javed, Hassan, Tanveer Bagh, and Sadaf Razzaq. 424–34.
2017. “Herding Effects, Over Confidence,
Availability Bias and Representativeness as Pompian, Michael M. (2006), Behavioral
Finance And Wealth Management: How To

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(02), 2022, 505
Build Optimal Portfolios That Account For
Investor Biases. Vol. 667. John Wiley &
Sons.
Ricciardi V. And Simon, H, K. (2000), What is
Behavior in Finance? Business, Education
and Technology Journal Fall:1-9.
Shefrin, Hersh, 2010, Behaviouralizing Finance.
Foundation and Trends in Finance, Vol. 4,
Nos. 1-2, pp. 1-84, 2010
Tirto.Id. (2019, 22 Juli). Mengapa Generasi
Milenial Sulit Mengelola Keuangan.
Diakses Pada 11 Februari 2021.
Wulandari, Dewi Ayu; Iramani, Rr. (2014), Studi
Experienced Regret, Risk Tolerance,
Overconfidance Dan Risk Perception Pada
Pengambilan Keputusan, Investasi. Journal
Of Business And Banking, 2014, 4.1: 55-66.
www.ojk.co.id

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055

You might also like