Professional Documents
Culture Documents
Makalah Penulisan Kata
Makalah Penulisan Kata
Makalah Penulisan Kata
PENULISAN KATA
OLEH KELOMPOK 2 :
Assalamu’alaikum, wr. wb
Segala puja dan puji semoga tetap senantiasa dipanjatkan kepada kehadirat
Allah swt yang membimbing umat manusia dengan petunjuk-petunjuknya yang
terkandung dalam al-Qur’anul karim dan Sunnah Rasulullah, yang senantiasa menjadi
pedoman bagi umat muslim menuju jalan yang lurus dan di ridhoi oleh Allah swt.
Maklah ini dibuat sebagai syarat dan juga tuntutan akademik dan diharapkan
memberikan pengetahuan baru bagi kita untuk lebih mengetahui tentang aturan-aturan
penulisan kata dalam bahasa Indonesia. Dan tentunya, dalam penyusunan makalah ini
tidak terlepas dari segala kekurangan, oleh karenanya, kepada para pembaca sangat
diharapkan untuk meluangkan waktunya dalam memberikan kritik maupun saran
demi kesempurnaan tugas ini. Dan semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan khususnya bagi saya sendiri.
KELOMPOK 2
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................... I
Daftar Isi.................................................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang.........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kata Dasar......................................................................................................................1
B. Kata Turunan..................................................................................................................1
C. Bentuk Ulang..................................................................................................................2
D. Gabungan Kata...............................................................................................................2
H. Partikel............................................................................................................................2
K. Mengenai Penulisan Kata, Yang Masih Perlu Kita Perhatikan Adalah Sebagai Berikut........4
IV. Kesimpulan.............................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Dalam pedoman umun ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan, telah melakukan berkali-
kali penyempurnaan dalam ejaan.
Antara lain yang dibahas dalam ejaan yang disempurnaan itu adalah penulisan kata, yang
dimana penulisan kata itu memiliki porsi yang berpengaruh dalam penulisan, penulisan kata
yang benar akan membuat kaliamat-kalimat yang kita buat menjadi padu, efektif, dan enak
dibaca.
Dalam penulisan kata membahas berbagai bentuk kata, seprti kata dasar, turunan, ulang, kata
ganti, kata depan, gabungan kata, singkatan, dan angka dan lambang bilangan.
Pada makalah ini kami akan membahas secara lebih rinci, aspek-aspek yang ada dalam
penulisan kata, sesuai dengan pedoman ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kata dasar
B. Kata turunan
b) Jika kata dasar berupa gabungan kata, maka awalan dan akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya: luaskan
c) Jika kata dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,
unsur kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan, penghancurleburkan
iii
d) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
ditulis serangkaian.
Misalnya: adipati, aerodinamika, antarkota, anumerta, audiogram
C. Bentuk ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Misalnya: anak-
anak, gerak-gerik
D. Gabungan kata
Gabungan kata yang lazin disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya
ditulis terpisah.
Misalnya: duta besar, orang tua, kambing hitam
Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian,
dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang
bersangkutan.
Misalnya: alat pandang-dengar
Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
Misalnya: acapkali, matahari, manasuka
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, -mu, dan –nya
ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: apa yang kumiliki boleh
kauambil.
Bukuku, bukumu, dan bukunya, tersimpan di perpustakaan.
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Misalnya: bermalam sajalah di sini.
Ke mana saja ia selama ini?
Ia datang dari surabaya kemarin
H. Partikel
Paratikel –lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya: Bacalah buku itu baik-baik.
Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apa pun yang
dimakannya, ia tetap kurus.
iv
Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang
mendahului atau mengikutinya.
Misalnya: …per 1 April.
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a. Singkatan nama orang orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan
tanda titik. Misalnya:A.S. Kramawijaya
b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi,
serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan
tidak diikuti dengan tanda titik. Misanya: DPR
c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Misalnya: dll.
d. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti
tanda titik. Misalnya: Cu, TNT, Rp
Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital. Misalnya: ABRI, LAN, IKIP
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata
dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital Misalnya: Akabri, Bappenas
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: pemilu,
radar, rapim
Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim
digunakan angka Arab atau angka Romawi. Angka Arab: 0, 1, 2 Angka Romawi: I, II
Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (ii) satuan waktu,
(iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas. Misalnya: 0,5 sentimeter, 100 yen
Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada
alamat. Misalnya: Jalan Tanah Abang I No. 15
Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci. Misalnya: Bab
X, Pasal 5, halaman 252
v
Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut. Misalnya:
Paku Buwono X, Bab II, Tingkat V, Abad ke-20
Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara yang berikut.
Misalnya: tahun ’50-an, uang 5000-an
Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf
kecuali jika beberapa lambang bilagan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan
pemaparan. Misalnya: Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, sesunan kalimat
diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak
terdapat pada awal kalimat. Misalnya: Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.
Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih
mudah dibaca. Misalnya: Perusahaan itu baru saja mendapat pinaman 250 juta rupiah.
Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam
dokumen resmi seperti akta dan kuitansi. Misalnya: Kantor kami memunyai dua puluh orang
pegawai.
Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat. Misalnya:
Saya lampirkan tanda uang sebesar Rp 999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan
tujuh puluh lima perseratus rupiah).
K. Mengenai penulisan kata, yang masih perlu kita perhatikan adalah sebagai berikut.
2. Gabungan kata yang salah satu unsurnya merupakan unsur terikat ditulis serangkai.
Benar Salah
saptakrida sapta krida
sapta-krida
subseksi sub seksi
sub-seksi
nonkolaborasi nonkolaborasi
non-kolaborasi
3. Bentuk dasar berupa gabungan kata yang mendapat awalan atau akhiran ditulis
serangkaian atau ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur gabungan
kata itu.
Benar Salah
bertolak belakang bertolakbelakang
Bertolak-belakang
tanda tangani tandatangani
tanda-tangani
vi
mendarah daging mendarahdaging
mendarah-daging
4. Bentuk dasar berupa gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan akhiran
sekaligus ditulis serangkai.
Benar Salah
melatarbelakangi melatar belakangi
melatar-belakangi
menghancurleburkan menghancur leburkan
menghancur-leburkan
penyebarluasan penyebar luasan
penyebar-luasan
dibumihanguskan dibumi hanguskan
dibumi-hanguskan
5. Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, di antara kedua
unsur itu dibubuhkan tanda hubung (-).
Bentuk Salah
non-Indonesia nonIndonesia
non Indonesia
non-Afrikanisme nonAfrikanisme
non Afrikanisme
6. Kata ulang dituliskan dengan menggunakan tanda hubung di antara kedua unsurnya.
Benar Salah
anak-anak anak anak
undang-undang undang undang
terus-menerus terus menerus
9. Partikel per yang berarti ‘tiap’ dan ‘mulai’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang
mendahului dan mengikutinya. Sebaliknya, per pada bilangan pecahan ditulis serangkai
dengan kata yang mengikutinya.
Benar Salah
satu per satu turun satu persatu turun
dua pertiga dua per tiga
10. Singkatan nama gelar sarjana kesehatan, dokter, seringkali dipermasalahkan. Di dalam
lingkungan masyarakat muncul singkatan Dr. untuk dokter (kesehatan) dan DR untuk doktor
vii
(purnasarjana). Hal ini tentu saja bertentangan dengan kaidah karena singkatan Dr.
diperuntukkan bagi gelar Doktor, sedangkan DR seolah-olah merupakan singkatan kata atau
nama yang sama halnya dengan PT (perseroan terbatas), SD (sekolah dasar).
11. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi,
nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf kapital, tidak diikuti tanda titik.
Benar Salah
DPR D.P.R
PT P.T.
SMP S.M.P
SD S.D.
12. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Benar Salah
sda. s.d.a.
ttd. t.t.d.
yad. y.a.d.
13. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda
titik.
Benar Salah
cm cm.
Rp Rp.
km km.
14. Akronim nama diri, yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata
dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.Benar Salah
Golkar GOLKAR
Kowani KOWANI
Bappenas BAPPENAS
BAB III
PENUTUP
IV. Penutup
Berdasarkan yang tertera dalam pedoman ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan yang
termasuk dalam penulisan kata yaitu:
Kata dasar, turunan, ulang, gabungan kata, kata ganti, kata depan, kata si dan sang, partikel
kata, singkatan, dan angka lambang bilangan. Yang dimana memiliki fungsi dan cara-cara untuk
menjadikan penulisan kata yang benar dan baik.
Untuk penulisan kata yang benar, kita dapat berpedoman pada EYD bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
viii
http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_ejaan_dan_penulisan_kata
http://ejaanbahasaindonesia.blogspot.com/2008/02/iii-penulisan-kata.html
2005, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, Jakarta, Balai Pustaka.
sumber : http://anasunni.wordpress.com/2013/01/10/makalah-bahasa-indonesia-penulisan-kata/
ix
x