Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 20

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Keseimbangan
Perekonomian Tertutup
(3 sektor)
Hurin Hevana Ulya
1
210501110010

Anggota
Kamalian Nabiel Mirza
2
210501110145
Kelompok
Dida Maulidya Al Afshana
3
21501110249
Perekonomian 3 Sektor
__ yaitu perekonomian yang meliputi kegiatan dalam sektor
perusahaan, rumah tangga dan pemerintah.

Dengan demikian dalam menganalisis perekonomian tiga sektor


akan diperhatikan peranan dan pengaruh pemerintah atas
kegiatan dalam suatu perekonomian.

Dalam ekonomi tiga sektor belum terdapat kegiatan mengekspor


dan mengimpor. Oleh sebab itu, ekonomi tiga sektor dinamakan
juga ekonomi tertutup.
Pengaruh 1 2

Pemerintah Pemerintah menjadi peranan Pemerintah menjadi


sentral sebagai pengatur peranan sebagai konsumen
dalam perekonomian yang terjadi di
masyarakat.
produk barang dan jasa.

Perekonomian
3 Sektor 3 4

Pemerintah berpengaruh sebagai Pemerintah berpengaruh


produsen yang mengelola berbagai untuk menarik pajak dari
perusahaan negara untuk setiap wajib pajak untuk
menghasilkan produk yang berkaitan mempertahankan stabilitas
dengan kebutuhan hidup masyarakat. ekonomi negara.
Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah adalah untuk membiayai administrasi pemerintahan dan sebagian lainnya adalah
untuk membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan, membayar gaji pegawai-pegawai pemerintah,
membiayai sistem pendidikan dan kesehatan rakyat, membiayai perbelanjaan untuk angkatan bersenjata,
dan membiayai berbagai jenis infrastruktur yang penting.

Faktor Penentu
Proyeksi jumlah pajak yang
1
diterima

Tujuan ekonomi yang ingin


2
dicapai

Pertimbangan politik dan


3
keamanan
Siklus Aliran Pendapatan
Perekonomian 3 Sektor
-Keseimbangan Perekonomian 3 Sektor-
Pengeluaran Penawaran
Agregat Agregat
Y=C+I+G Y = C + S + Tx - Tr
C = Konsumsi Rumah Tangga
C = Konsumsi Rumah Tangga
S = Tabungan
I = Investasi
Tx = Pajak
G = Pengeluaran Pemerintah
Tr = Transfer

C + I + G = C + S + Tx + Tr / I + G = S + T
Jenis-Jenis Pajak

PAJAK LANGSUNG
Setiap individu yang bekerja dan perusahaan yang menjalankan kegiatan dan memperoleh
keuntungan wajib membayar pajak. Pajak yang dipungut dan dikenakan ke atas pendapatan mereka
dinamakan pajak langsung, yaitu pajak yang secara langsung di pungut dari orang yang
berkewajiban untuk membayar pajak.
Contoh : Pajak Penghasilan / PPh

PAJAK TIDAK LANGSUNG


Pajak tidak langsung yaitu pajak yang bebannya dapat dipindah-pindahkan kepada pihak lain atau
perpajakan pada individu atau entitas yang pada akhirnya dibayarkan oleh orang lain. Badan yang
mengumpulkan pajak kemudian akan mengirimkannya atau melaporkannya ke pemerintah. Jenis
pemungutan yang berlaku dalam pajak tidak langsung bersifat tidak menentu.
Contoh : Pajak Pertambahan Nilai / PPN
Dampak Pajak terhadap Konsumsi dan Tabungan
Dalam perekonomian tiga sektor akibat adanya pajak, pendapatan disposibel telah
𝑌𝑑 = 𝑌−𝑇 menjadi lebih kecil dari pendapatan nasional.

Kemerosotan pendapatan disposibel akan mengurangi konsumsi dan


Δ𝒀𝒅 = −𝑻 = Δ𝑪 + Δ𝑺 tabungan rumah tangga. Jumlah konsumsi dan tabungan yang
berkurang adalah sama dengan pengurangan pendapatan diposible.

Δ𝑪 = 𝑴𝑷𝑪 𝒙 Δ𝒀𝒅 𝒂𝒕𝒂𝒖 Δ𝑪 =𝑴𝑷𝑪 𝒙 (−𝑻) Pengurangan konsumsi ditentukan


oleh MPC dan MPS.
Δ𝑪 = 𝑴𝑷𝑺 𝒙 Δ𝒀𝒅 𝒂𝒕𝒂𝒖 Δ𝑪 =𝑴𝑷𝑺 𝒙 (−𝑻)
𝑺𝒆𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑻 = Δ𝒀𝒅 = (𝑴𝑷𝑪 𝒙 𝑻) + (𝑴𝑷𝑺 𝒙 𝑻)

𝜟𝑪 = 𝑴𝑷𝑪 𝒙 𝑻 Kesimpulan
𝜟𝑺 = 𝑴𝑷𝑺 𝒙 𝑻
ondongan Mengkonsumsi Marj
Kec inal
Kecondongan mengkonsumsi marjinal pendapatan disposebel (MPC), dan kecondongan
mengkonsumsi marjinal pendapatan nasional (MPCy).
Dalam ekonomi 3 sektor dimana Δ𝐘 lebih besar dari Δ𝐘𝐝. Maka MPC lebih besar dari 𝐌𝐏𝐂𝐲.

1) MPC adalah rasio di antara pertambahan Karena pajak adalah t.Δ𝐘 maka,
konsumsi dengan pertambahan pendapatan Δ𝐘𝐝=Δ𝐘−𝐭.Δ𝐘=𝟏−𝐭Δ𝐘, maka :
disposibel.
𝐌𝐏𝐂 = Δ𝐂
Δ𝐘𝐝

2) MPCy adalah rasio di antara pertambahan


konsumsi dengan pertambahan pendapatan Oleh karena MPC = b maka :
nasional. 𝐌𝐏𝐂y = Δ𝐂 Δ𝐂
=𝑴𝑷𝑪𝒚=𝟏−𝒕𝒃
Δ𝐘 Δ𝐘
condongan Menabung Marjinal
Ke
Kecondongan menabung marjinal pendapatan disposibel (MPS), dan
kecondongan menabung marjinal pendapatan nasional (MPSy).
Dalam perekonomi 3 sektor dengan sistem pajak proporsional MPS adalah lebih besar dari 𝐌𝐏𝐒𝐲.

1) MPS adalah rasio di antara pertambahan


tabungan dengan pertambahan pendapatan
Karena Δ𝐘𝐝=(𝟏−𝒕)Δ𝐘, maka :
disposibel.

→ 𝐌𝐏𝐒 = Δ𝐒
(𝟏−𝐭)Δ𝐘

2) MPSy adalah rasio di antara pertambahan


→ Δ𝐒 = 𝑴𝑷𝑺(𝟏−𝒕)
Δ𝐘
→ 𝑴𝑷𝑺𝒚=𝑴𝑷𝑺(𝟏−𝒕)
tabungan dengan pertambahan pendapatan
nasional.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Perekonomian 3 sektor dari dua sektor yaitu Y = C + I menjadi 3
sektor yaitu : Y = C + I + G ada tambahan variable ekonomi yang
dilakukan oleh pemerintah.

Campur tangan pemerintah dalam perekonomian tampak dari


kebijaksanaan fiskal yang dijalankannya.

Kebijaksanaan Fiskal yaitu semua tindakan dalam bidang


ekonomi yang diambil pemerintah dalam Anggaran Belanja
sehingga pemerintah bisa mengarahkan perekonomian ke
keadaan yang diinginkan.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Anggaran belanja negara terdiri dari Penerimaan dan Pengeluaran. Salah satu penerimaan yang
paling dominan adalah Pajak (Tx) yaitu sejumlah uang (daya beli masyarakat) yang diserahkan
lkepada pemerintah di mana pemerintah tidak memberi balas jasa secara ;angsung.
Sedang pengeluaran pemerintah yaitu :
1. Goverment Expenditure / Government Purchases (G), adalah pengeluaran pemerintah di mana
atas pengeluarantersebut pemerintah mendapatan balas jasa secara langsung.
2. Goverment Transfer (Tr), adalah pengeluaran pemerintah di mana atas pengeluaran tersebut
pemerintah tidak mendapat balas jasa secara langsung.

Dengan demikian jelas bahwa Penerimaan Pemerintah, yang besarnya biasanya sama dengan
Pengeluaran Pemerintah (Government Expenditure, G) hanya merupakan bagian kecil saja dari
Pendapatan Nasional. Di Indonesia Penerimaan Pemerintah berasal dari Penerimaan Dalam Negeri
dan Penerimaan Pembangunan. Dana yang diterima pemerintah dari berbagai sumber di atas
kemudian dikeluarkan kembali untuk berbagai keperluan, yang secara garis besar digolongkan atas
Pengeluaran Rutin dan Pengeluaran Pembangunan.
Angka-Angka Pengganda / Multiplier
Dalam perekonomian 3 sektor, kita membedakan dua keadaan, yaitu :
1. Angka pengganda dengan pajak lumpsum
2. Angka pengganda dengan pajak proporsional
Fungsi pajak lumpsum : Tx = To (eksogen)
Fungsi pajak proporsional : Tx=To+tY (endogen)

Dalam konteks makro, pajak dibedakan menjadi 2 macam :


a. Lump-sum tax (exogenous variable). Meskipun bersifat eksogen, tetapi tetap
mempengaruhi konsumsi karena mengurangi pendapatan (Yd = Y-Tx)
b. Proportional tax (endogenous variable). Pajak yang besarnya tergantung pada tinggi
rendahnya pendapatan (Tx=tY).
Sistem pemungutan pajak yang persentasenya tetap pada setiap tingkat pendapatan.
(1A) Multiplier Investasi Dengan Sistem Pajak Tetap
Pendapatan nasional dapat berubah sebagai akibat dari perubahan investasi.
Persamaan pendapatan nasional keseimbangan adalah :


Perubahan investasi sebesar I akan mengakibatkan pendapatan nasional mengalami

perubahan menjadi : Y+ Y = Y1. Maka, dengan demikian penambahan pendapatan

adalah sebesar : Y = Y1 – Y. Diperoleh :

Sehingga multipler investasi pada pajak tetap (KI) adalah:


(1B) Multiplier Investasi Dengan Sistem Pajak
Proporsional
Pendapatan nasional sebelum ada tambahan investasi, yaitu :

Jika investasi ditambah sebesar ∆I maka pendapatan nasional meningkat menjadi :

Kenaikan pendapatan : ∆Y = Y1 – Y

Maka multiplier Investasi dengan pajak proporsional adalah (KI):


(2A) Multiplier Pengeluaran Pemerintah Dengan Sistem
Pajak Tetap
Multiplier pengeluaran pemerintah adalah :


Dengan demikian kenaikan pendapatan nasional ( Y) akibat kenaikan pengeluaran
pemerintah :
(2B) Multiplier Pengeluaran Pemerintah Dengan Sistem
Pajak Proporsional
Multiplier pengeluaran pemerintah adalah :


Dengan demikian kenaikan pendapatan nasional ( Y) akibat kenaikan pengeluaran
pemerintah :
(3) Multiplier Pajak
Perubahan pada pajak mempunyai dampak yang berbeda terhadap perubahan
pendapatan nasional di banding perubahan investasi dan pengeluaran pemerintah.


Dalam sistem pajak tetap, jika pajak mengalami kenaikan sebesar Tx maka Yd akan
∆ ∆
turun sebesar Yd = Tx, sehingga pengeluaran agregate akan turun sebesar
∆ ∆
C = AE = MPC x Tx.∆

Sebaliknya jika pajak diturunkan sebesar Tx, maka konsumsi dan pengeluaran
∆ ∆
agregate akan bertambah sebesar C = AE = MPC Tx. ∆
Dalam sisitem pajak proporsional, jika pajak yang dipungut dikurangi sebesar ∆Tx maka
konsumsi dan pengeluaran agregat akan mengalami pertambahan sebesar
∆ ∆ ∆
C = AE = c Tx.
Terima Kasih..
Semoga Bermanfaat..
— kelompok 5

You might also like