Professional Documents
Culture Documents
33 285 1 PB
33 285 1 PB
JKTI, Vol. 17, No. 2, Desember 2015: 175-184 Akreditasi No: 540/AU1/P2MI-LIPI/06/2013
175
JKTI, Vol. 17, No. 2, Desember 2015
1%. Adapun lima provinsi dengan obat yang baik sebagai agen pencegahan
insidensi malaria tertinggi antara lain maupun pengobatan penyakit malaria(6).
adalah Papua (29,57 %), Papua Barat Berdasarkan beberapa penelitian
(20,85 %), NTT (12,81 %), Maluku (6,0 sebelumnya ditemukan bahwa molecular
%), dan Maluku Utara (3,32 %)(3). docking mampu melakukan skrining
Infeksi pada penderita malaria terjadi pustaka senyawa dan melakukan kalkulasi
ketika sporozoit Plasmodium masuk ikatan terkuat antara senyawa bioaktif
melalui kulit yang dibawa oleh nyamuk dengan protein target melalui berbagai
Anopheles. Sporozoit masuk ke dalam fungsi skoring. Hal ini merupakan cara
aliran darah dalam tubuh dan ditransport untuk mengeksplorasi dua molekul seperti
menuju organ hati, di mana sporozoit kandidat obat dengan suatu enzim target,
menyebarkan hepatosit, lalu mengalami saling berikatan satu dengan yang lain.
diferensiasi dan membelah diri secara Molekul bioaktif atau ligan dapat berikatan
aseksual untuk memproduksi bentuk pada suatu reseptor tertentu. Interaksi
eksoeritrosit abnormal. Pada proses kompleks ligan-reseptor ini diidentifikasi
maturasi, eksoeritrosit mengalami oleh program docking dan afinitas ikatan
perpecahan dan melepaskan merozoit yang mereka dievaluasi menggunakan simulasi
akan menyerang eritrosit sehat, awal dari energi bebas. Senyawa kimia bahan alam
infeksi darah merah, yang bertanggung seperti chalcone dilaporkan mampu
jawab pada gejala penyakit malaria. menghambat aspartat protease dan sistein
Insidensi malaria terus meningkat protease plasmodium secara in silico
disebabkan beberapa faktor, diantaranya: menggunakan metode molecular docking.
rendahnya efektivitas vaksin dan resistensi Sehingga aspartat protease dan sistein
parasit Plasmodium terhadap obat protease plasmodium menjadi target yang
antimalaria yang tersedia, dengan sangat atraktif untuk terapi antimalarial
demikian, eksplorasi alternatif obat baru karena peran mereka dalam mendegradasi
dari tanaman obat tradisional yang efektif hemoglobin selama perkembangan parasite
terus dikembangkan, baik sebagai agen dalam sel eritrosit. Senyawa Sulfonamid
propilaksis maupun pengobatan penyakit dan turunannya juga dilaporkan memiliki
malaria(4,5). aktivitas antimalaria. Strategi baru terus
dikembangkan dengan mengadopsi
Di antara target obat malaria yang
berbagai teknik inhibisi terhadap parasit
terus dieksplorasi dalam pengembangan
malaria(9-12).
obat alternatif baru hingga kini yang paling
berpotensi sebagai target obat adalah Salah satu tanaman obat yang
sistein protease Plasmodium. Sistein diketahui mampu menghambat parasit
protease Plasmodium berperan penting Plasmodium adalah bawang putih (Allium
dalam siklus hidup parasit malaria. Pada sativum). Allium sativum mengandung
studi yang telah dilakukan sebelumnya, senyawa Allicin (2-propena-1-asam
ditemukan bahwa protein sirkum sporozoit sulfinothioat S-2-propenil ester) yang
diproteolisis oleh sistein protease parasit merupakan molekul defensif bersifat aktif
sebagai tahap awal invasi penetrasi parasit fisiologis dalam sel mikroba dan sel
ke dalam sel darah merah tubuh manusia, mamalia. Allicin dihasilkan dari Allicinin
dan menyebabkan degradasi oleh enzim allinase dalam proses rusaknya
(6,7)
hemoglobin . Dengan demikian, jaringan pada umbi bawang putih akibat
inhibitor yang dapat menghambat sistein dipotong atau dicacah . Dalam dosis
protease pada siklus hidup Plasmodium tertentu, Allicin dapat menghambat
secara efektif dapat dijadikan kandidat proliferasi bakteri, fungi dan sel kanker.
Kemampuan Allicin menghambat
176
Skrining In Silico Potensi Senyawa Allicin dari Allium Sativum sebagai Antiplasmodium
: Fatmawaty, dkk.
177
JKTI, Vol. 17, No. 2, Desember 2015
tidak di inginkan pada senyawa akan digunakan untuk preparasi protein seperti
menyebabkan kegagalan dalam pengaturan jumlah muatan elektron dan
pengembangan obat. Prediksi sifat ADME penyusunan senyawa hidrogen polar.Ligan
senyawa kandidat obat menggunakan dipreparasi memiliki sudut fleksibel. Lalu
program ACD/I-lab(16)dan FAF-Drugs3(17), protein dan ligan disimpan dalam format
Pada penelitian ini, senyawa Allicin dan pdbqt, yaitu suatu format dengan ekstensi
turunannya dianalisis sifat ADME spesifik yang menyimpan koordinat atom,
berdasarkan bioavailabilitas secara oral, muatan parsial dan tipe atom yang dikenali
volume distribusi, penyerapan ke saluran secara spesifik oleh program molecular
pencernaan, dan evaluasi protein ikat docking Autodock Vina (Gambar 2).
plasma (Gambar 1). Penentuan molecular docking spesifik
antara sistein protease dan Allicin
menghasilkan energi ikatan yang
Metoda Molecular Docking Senyawa melibatkan total energi intermolekul
Kompleks Allicin-Sistein Protease (kkal/mol) meliputi energi ikatan hidrogen,
Analisis molecular docking energi Van der Waals, energi disolvasi dan
dilakukan program Autodock Vina (Vina, energi elektrostatik.
The Scripps Institute)(13). AutodockTools
Ligan (format dalam bentuk pdb) Protein target (format dalam bentuk pdb)
Desain struktur Allicin, Alc1, Alc2, Alc3, Struktur 3D Sistein Protease Plasmodium
Artemisinin dengan program Chemdraw falciparum, ID code: 1YVB diunduh dari
Ultra 7.0 www.pdb.org
Ligan dengan afinitas terkuat pada protein dipilih sebagai kandidat obat antiplasmodium
Gambar 1. Skema Diagram alir metode preparasi hingga analisis interaksi molekul
178
Skrining In Silico Potensi Senyawa Allicin dari Allium Sativum sebagai Antiplasmodium
: Fatmawaty, dkk.
Gambar 2. Skema simulasi interaksi ligan-reseptor dengan program molecular docking Autodock
Vina dengan urutan preparasi ligand dan reseptor dalam format pdbqtmenentukan
volume gridbox reseptor sebagai lokasi ikatan dengan ligan mengoperasikan program
docking
179
JKTI, Vol. 17, No. 2, Desember 2015
O
S S S O
S S O
S S
S O
O
O O
O
a. b. c. d. e.
Gambar 3. Struktur senyawa inhibitor: a. Allicin, b. turunan-1 Allicin (Alc1), c. turunan-2 Allicin
(Alc2), d. turunan-3 Allicin (Alc3), e. Artemisinin
Tabel 1. Sifat fisiko-kimia molekul Allicin, turunan Allicin dan obat parasit malaria komersil
Tabel 2. Sifat drug likeness molekul Allicin, turunan Allicin dan obat parasit malaria komersil
Nama Nilai Drug Log P** Kelarutan TPSA*** Jumlah pusat Penyimpangan
molekul Likeness** (mg/L)* stereo** Hukum
Lipinski**
Allicin -0,84 2,40 3342,58 61,58 0 0
Alc1 -1,03 3,32 475,94 61,58 0 0
Alc2 -0,99 4,23 13645,12 61,58 0 0
Alc3 -0,95 4,76 5303,08 61,58 0 0
Artemisinin -1,30 2.60 1606,48 53,99 7 0
**Molsoft Drug-Likeness
***FAF-Drugs3
Hasil penentuan sifat drug likeness TPSA (Topological Polar Surface Area)
memiliki variasi nilai antara -1,30 hingga - keempat senyawa berada pada rentang
0,84. Nilai Log P keempat senyawa berada 53,99 – 61,58 dimana keempat senyawa
pada rentang 1,85 – 4,76, dimana nilai Log tersebut memiliki nilai TPSA yang sudah
P keempat senyawa sudah baik baik karena memiliki nilai TPSA sesuai
berdasarkan koefisien partisi oktanol/air. standar yaitu kurang dari 150(18).
Kelarutan keempat senyawa berada pada Berdasarkan hasil analisa drug likeness,
rentang 475,94 – 13645,12 mg/L di mana dapat dinyatakan bahwa keempat molekul
senyawa Alc2 memiliki tingkat kelarutan sudah memenuhi semua kriteria Lima
yang paling baik dibanding ketiga senyawa aturan Lipinski(19,20) dimana tidak
lainnya, dan senyawa turunan Alc1 ditemukan penyimpangan sifat drug
memiliki kelarutan paling rendah. Nilai likeness pada keempat senyawa tersebut.
180
Skrining In Silico Potensi Senyawa Allicin dari Allium Sativum sebagai Antiplasmodium
: Fatmawaty, dkk.
Pada analisa lebih lanjut, penentuan protein plasma darah akan terbawa ke
sifat adsorbsi-distribusi-metabolisme- dalam sistem metabolisme tubuh sampai
ekskresi (ADME) kandidat obat dalam tahap eksresi, maka tingkat obat
tubuh manusia sangat penting terakumulasi dalam tubuh menjadi lebih
dilakukan(21). Pada penelitian ini kecil dibandingkan dengan ketiga senyawa
didapatkan hasil penentuan bioavailabilitas lainnya, sehingga senyawa Alc2 dinilai
oral yang baik dan volume distribusi pada memiliki sifat ADME yang paling baik,
rentang 1,09 – 3,90 L/kg dari keempat karena memiliki tingkat resiko toksisitas
senyawa tersebut. Persentase absorbsi paling rendah dalam tubuh.
jejunum maksimum keempat senyawa
tersebut juga ditemukan mencapai 100%
dengan tipe absorbsi melalui jalur Molecular Docking Senyawa Kompleks
transeluler. Persentase protein ikat plasma Allicin-Sistein Protease
keempat senyawa pada rentang 82,15 – Dalam menentukan interaksi
91,77%, dimana senyawa deriva Alc2 senyawa Allicin dan turunan Allicin, kami
memiliki fraksi terikat pada protein dalam menggunakan analisa molecular docking
plasma darah paling kecil dibandingkan untuk menentukan interaksi spesifik antar
dengan ketiga senyawa lain. Hal ini ligan, dalam hal ini senyawa Allicin
mengindikasikan bahwa sebagian besar beserta turunannya dengan protein target
fraksi senyawa Alc2 tidak terikat dalam sistein protease.
Gambar 4. Interaksi molecular docking protein SP dengan ligan Allicin (merah), Alc1 (kuning), Alc2
(biru), Alc3 (ungu) dan Artemisinin (hitam)
Berdasarkan hasil docking diperoleh Alc3 (warna ungu) dan Artemisinin (warna
bahwa, senyawa Allicin (warna merah), hitam) memiliki sisi ikatan yang sama pada
Alc1 (warna kuning), Alc2 (warna biru), sistein protease (Gambar 4).
181
JKTI, Vol. 17, No. 2, Desember 2015
a b.
c. d.
Nama Energi ikat Residu asam amino yang terlibat ∑ ikatan Nilai Ki
molekul (kkal/mol) dalam interaksi kompleks protein- hidrogen (nM)
ligan
Allicin -3,2 Asp18, Lys17, Tyr88 1 4,47 x 10-12
Alc1 -3,8 Lys17, Asp18, Phe28, Asp83, Tyr88 1 1,63 x 10-12
Alc2 -4,1 Lys17, Asp83, Tyr88 0 6,93 x 10-12
Alc3 -3,8 Asp18, Lys20, Phe28, Tyr88 0 1,63 x 10-12
Artemisinin Lys17, Asp18, Lys20, Phe28, Glu50,
-6,9 1
(Kontrol) Asp83, Tyr88 8,63 x 10-15
182
Skrining In Silico Potensi Senyawa Allicin dari Allium Sativum sebagai Antiplasmodium
: Fatmawaty, dkk.
KESIMPULAN ile%3Ddownload/pusdatin/buletin/bule
tin-
Senyawa Allicin dan turunannya malaria.pdf+&cd=1&hl=en&ct=clnk&
telah berhasil diuji secara in silico, dan gl=id, accessed on Sept 28, 2015.
senyawa Allicin memiliki sifat drug 4. A.K. Talley, S.A. Healy, O.C. Finney,
likeness dan sifat ADME yang baik S.C. Murphy, J. Kublin. Safety and
sebagai kandidat agen antiplasmodium. comparability of controlled human
Aktivitas spesifik senyawa Allicin dan Plasmodium falciparum infection by
turunannya menunjukkan aktivitas inhibisi mosquito bite in malaria-naive subjects
terhadap protein target sistein protease, di at a new facility for sporozoite
mana senyawa turunan Alc2 (Energi ikat = challenge. PLoS One. 9:
-4,1 kkal/mol; Ki= 6,93 x 10-12 nM) e109654.(2014)
memiliki aktivitas inhibisi paling baik
dibandingkan dengan senyawa Allicin 5. V. Risco-Castillo, O.Son, J.F.
(energi ikat= -3,2 kkal/mol; Ki= 4,47 x 10- Franetich, E. Rubinstein, D. Mazier.
12 Plasmodium sporozoite entry pathways
nM), Alc1 (Energi ikat = -3,8 kkal/mol;
Ki= 1,63 x 10-12 nM) dan Alc3 (Energi ikat during malaria liver infection. Biol
= -3,8 kkal/mol; Ki= 1,63 x 10-12 nM). Aujourdhui. 207: 219-229.(2013)
Dengan demikian, modifikasi lebih lanjut 6. K.E. Boysen and K. Matuschewski.
senyawa turunan Allicin masih sangat Inhibitor of cysteine proteases is
mungkin dilakukan untuk mendapatkan critical for motility and infectivity of
senyawa dengan aktivitas inhibisi parasit Plasmodium sporozoites. MBio. 4:
malaria yang sama bahkan lebih baik e00874-00813.(2013)
daripada obat Artemisinin.
7. Y. Pei, J.L. Miller, S.E. Lindner, A.M.
Vaughan, M. Torii. Plasmodium yoelii
DAFTAR PUSTAKA inhibitor of cysteine proteases is
exported to exomembrane structures
and interacts with yoelipain-2 during
1. L.F. Rocha e Silva, K.L. Nogueira, asexual blood-stage development. Cell
A.C. Pinto, A.M. Katzin, R.A. Microbiol. 15: 1508-1526.(2013)
Sussmann. In vivo antimalarial activity 8. A. Coppi, M. Cabinian, D. Mirelman,
and mechanisms of action of 4- P. Sinnis. Antimalarial activity of
nerolidylcatechol derivatives. allicin, a biologically active compound
Antimicrob Agents Chemother. 59: from garlic cloves. Antimicrob Agents
3271-3280.(2015) Chemother. 50: 1731-1737.(2006)
2. A.C. Aguiar, M. Santos Rde, F.J. 9. N. Yadav, S.K. Dixit, A. Bhattacharya,
Figueiredo, W.A. Cortopassi, A.S. L.C. Mishra, M. Sharma, S.K.
Pimentel. Antimalarial activity and Awasthi, V.K. Bhasin, Antimalarial
mechanisms of action of two novel 4- activity of newly synthesized chalcone
aminoquinolines against chloroquine- derivatives in vitro. Chem. Biol. Drug
resistant parasites. PLoS One. 7: Des. 80: 340–347.(2012)
e37259.(2012)
10. N. Tadigoppula, V. Korthikunta, S.
3. Kementerian Kesehatan RI. 2011, Gupta, P. Kancharla, T. Khaliq, A.
Epidemiologi Malaria di Indonesia. Soni, R.K. Srivastava, K. Srivastava,
Buletin Jendela Data dan Informasi S.K. Puri, K.S. Raju. Synthesis and
Kesehatan. ISSN 2088 – 270X. insight into the structure-activity
Volume 1:1-39. relationships of chalcones as
www.depkes.go.id/download.php%3Ff
183
JKTI, Vol. 17, No. 2, Desember 2015
antimalarial agents. J. Med. Chem. 56: Int. J. Comput. Biol. Drug Des. 6: 146-
31–45.(2013) 156.(2013)
11. P.A. Moura. J.B. Dame, D.A. Fidock. 19. C.A. Lipinski, F. Lombardo, B.W.
Role of plasmodium falciparum Dominy, P.J. Feeney. Experimental
digestive vacuole plasmepsins in the and computational approaches to
specificity and antimalarial mode of estimate solubility and permeability in
action of cysteine and aspartic protease drug discovery and development
inhibitors. Antimicrob. Agents settings. Adv. Drug Deliv. Rev. 46: 3–
Chemother. 53: 4968–4978.(2009) 26.(2001)
12. V.K. Agrawal, R. Srivastava, P.V. 20. C.A. Lipinski. Lead- and drug-like
Khadikar. Qsar studies on some compounds: the rule-of-five revolution.
antimalarial sulfonamides. Bioorg. Drug Discovery Today: Technologies
Med. Chem. 9: 3287–3293.(2001) 1: 337–341.(2004)
13. V.Y. Tanchuk, V.O. Tanin, A.I. Vovk, 21. G. Borbely, M. Huszar, A.Varga, K.
G. Poda. A New Scoring Function for Futosi, A. Mocsai. Optimization of
Molecular Docking Based on important early ADME(T) parameters
AutoDock and AutoDock Vina. Curr of NADPH oxidase-4 inhibitor
Drug Discov Technol.(2015) molecules. Med Chem. 8: 174-
181.(2012)
14. O.Trott andA.J.Olson. AutoDock Vina:
improving the speed and accuracy of
docking with a new scoring function,
efficient optimization, and
multithreading. J Comput Chem. 31:
455-461.(2010)
15. R.A. Laskowski, J.A. Rullmannn,
M.W. MacArthur, R. Kaptein, J.M.
Thornton. AQUA and PROCHECK-
NMR: programs for checking the
quality of protein structures solved by
NMR. J Biomol NMR. 8: 477-
486.(1996)
16. ACD/Structure Elucidator, version
15.01, Advanced Chemistry
Development, Inc., Toronto, ON,
Canada, www.acdlabs.com, accessed
on Sept 28, 2015.
17. D. Lagorce, O. Sperandio, J.B. Baell,
M.A. Miteva, B.O. Villoutreix. FAF-
Drugs3: a web server for compound
property calculation and chemical
library design. Nucleic Acids Res. 43:
W200-207.(2015)
18. S. Shityakov, W. Neuhaus, T.
Dandekar, C. Förster. Analysing
molecular polar surface descriptors to
predict blood-brain barrier permeation.
184