Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

ISSN 0853 – 2788

JKTI, Vol. 17, No. 2, Desember 2015: 175-184 Akreditasi No: 540/AU1/P2MI-LIPI/06/2013

SKRINING IN SILICO POTENSI SENYAWA ALLICIN DARI ALLIUM


SATIVUM SEBAGAI ANTIPLASMODIUM
IN SILICO SCREENING OF POTENTIAL ALLICIN COMPOUND FROM ALLIUM
SATIVUM AS ANTIPLASMODIUM

Fatmawaty1, Muhammad Hanafi2, Rosmalena1 dan Vivitri Dewi Prasasty3


1
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jl. Salemba Raya 6 Jakarta 10430
2
Pusat Penelitian Kimia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Puspiptek, Serpong, 15314
3
Fakultas Teknobiologi, Universitas Katolik Atma Jaya, Jl. Jenderal Sudirman 51, Jakarta 12930
Email: fatmawatyyazid@yahoo.co.id

Diterima : 29 Oktober 2015, Revisi : 05 Nopember 2015, Disetujui : 02 Desember 2015

ABSTRAK conducted.. Furthermore, analysis of drug-likeness


and adsorption-distribution-metabolism-excretion
Senyawa Allicin (2-propena-1-asam (ADME) were carried out on the Allicin compound
sulfinothioat S-2-propenil ester) diketahui memiliki and its derivatives to find the potential of these
potensi sebagai antiplasmodium secara in-vitro. compounds as drug candidates. In determining the
Namun mekanisme aktivitas penghambatan Allicin specific interaction, we utilized molecular docking
terhadap plasmodium belum diketahui. Dalam analysis between Allicin and its derivatives against
penelitian ini, kami menentukan aktivitas Allicin a protein target Cysteine Protease (SP). Molecular
secara in silico. Identifikasi sifat fisikokimia docking results showed that Allicin derivative, Alc2
senyawa Allicin dan tiga turunan Allicin, yaitu (S-prop-2-en-1-yl 3-methylbut-2-ene-1-
Alc1, Alc2 dan Alc3 juga telah dilakukan. sulfinothioate, C10H18OS2) has better potential as
Selanjutnya, analisis drug-likeness dan adsorbsi- inhibitors than Allicin, based on the lower bond
distribusi-metabolisme-ekskresi (ADME) dilakukan energies and the inhibition constants, thus Alc2 can
terhadap senyawa Allicin dan turunannya untuk be used as an antiplasmodium agent candidate.
mendapatkan potensi senyawa tersebut sebagai
kandidat obat. Dalam menentukan interaksi spesifik Keywords: Allicin, Allicin derivatives, drug
dilakukan analisis molecular docking senyawa likeness, ADME, molecular docking
Allicin dan turunannya terhadap protein target
sistein protease (SP). Hasil molecular docking
menunjukkan bahwa turunan Allicin, Alc2 (S-prop- PENDAHULUAN
2-en-1-yl 3-methylbut-2-ene-1-sulfinothioate,
C10H18OS2) memiliki potensi sebagai inhibitor yang Malaria merupakan salah satu
lebih baik dibandingkan dengan Allicin, penyakit menular yang sangat serius di
berdasarkan energi ikatan dan konstanta inhibisinya dunia. Setiap tahunnya, 300 hingga 500
yang lebih rendah, dengan demikian Alc2 dapat
dijadikan sebagai kandidat agen antiplasmodium.
juta kasus baru ditemukan dan terdapat
sekitar 1,5 juta kasus kematian dari
Kata kunci: Allicin, turunan Allicin, drug likeness, penyakit tersebut, diantaranya merupakan
ADME, molecular docking
anak-anak yang mengalami kematian
terbanyak(1). Lebih dari 40 % populasi
ABSTRACT dunia tinggal dalam area endemik malaria
beresiko tertular penyakit malaria(2).
Allicin compound (2-propene-1-
Malaria secara langsung dapat
sulphinothioat acid S-2-propenyl ester) is known to
have potential as antiplasmodium in vitro. menyebabkan anemia dan dapat
However, the inhibitory activity mechanism of menurunkan produktivitas kerja. Penyakit
Allicin to plasmodium is still unknown. In this ini juga masih endemis di sebagian besar
research, we determined the inhibitory activity of wilayah Indonesia. Menurut data
Allicin in silico. Identification of physicochemical
DEPKES 2014, angka insidensi malaria
properties of Allicin compound and two Allicin
derivatives, Alc1, Alc2 and Ac2Alc3 were also di Indonesia pada tahun 2014 adalah

175
JKTI, Vol. 17, No. 2, Desember 2015

1%. Adapun lima provinsi dengan obat yang baik sebagai agen pencegahan
insidensi malaria tertinggi antara lain maupun pengobatan penyakit malaria(6).
adalah Papua (29,57 %), Papua Barat Berdasarkan beberapa penelitian
(20,85 %), NTT (12,81 %), Maluku (6,0 sebelumnya ditemukan bahwa molecular
%), dan Maluku Utara (3,32 %)(3). docking mampu melakukan skrining
Infeksi pada penderita malaria terjadi pustaka senyawa dan melakukan kalkulasi
ketika sporozoit Plasmodium masuk ikatan terkuat antara senyawa bioaktif
melalui kulit yang dibawa oleh nyamuk dengan protein target melalui berbagai
Anopheles. Sporozoit masuk ke dalam fungsi skoring. Hal ini merupakan cara
aliran darah dalam tubuh dan ditransport untuk mengeksplorasi dua molekul seperti
menuju organ hati, di mana sporozoit kandidat obat dengan suatu enzim target,
menyebarkan hepatosit, lalu mengalami saling berikatan satu dengan yang lain.
diferensiasi dan membelah diri secara Molekul bioaktif atau ligan dapat berikatan
aseksual untuk memproduksi bentuk pada suatu reseptor tertentu. Interaksi
eksoeritrosit abnormal. Pada proses kompleks ligan-reseptor ini diidentifikasi
maturasi, eksoeritrosit mengalami oleh program docking dan afinitas ikatan
perpecahan dan melepaskan merozoit yang mereka dievaluasi menggunakan simulasi
akan menyerang eritrosit sehat, awal dari energi bebas. Senyawa kimia bahan alam
infeksi darah merah, yang bertanggung seperti chalcone dilaporkan mampu
jawab pada gejala penyakit malaria. menghambat aspartat protease dan sistein
Insidensi malaria terus meningkat protease plasmodium secara in silico
disebabkan beberapa faktor, diantaranya: menggunakan metode molecular docking.
rendahnya efektivitas vaksin dan resistensi Sehingga aspartat protease dan sistein
parasit Plasmodium terhadap obat protease plasmodium menjadi target yang
antimalaria yang tersedia, dengan sangat atraktif untuk terapi antimalarial
demikian, eksplorasi alternatif obat baru karena peran mereka dalam mendegradasi
dari tanaman obat tradisional yang efektif hemoglobin selama perkembangan parasite
terus dikembangkan, baik sebagai agen dalam sel eritrosit. Senyawa Sulfonamid
propilaksis maupun pengobatan penyakit dan turunannya juga dilaporkan memiliki
malaria(4,5). aktivitas antimalaria. Strategi baru terus
dikembangkan dengan mengadopsi
Di antara target obat malaria yang
berbagai teknik inhibisi terhadap parasit
terus dieksplorasi dalam pengembangan
malaria(9-12).
obat alternatif baru hingga kini yang paling
berpotensi sebagai target obat adalah Salah satu tanaman obat yang
sistein protease Plasmodium. Sistein diketahui mampu menghambat parasit
protease Plasmodium berperan penting Plasmodium adalah bawang putih (Allium
dalam siklus hidup parasit malaria. Pada sativum). Allium sativum mengandung
studi yang telah dilakukan sebelumnya, senyawa Allicin (2-propena-1-asam
ditemukan bahwa protein sirkum sporozoit sulfinothioat S-2-propenil ester) yang
diproteolisis oleh sistein protease parasit merupakan molekul defensif bersifat aktif
sebagai tahap awal invasi penetrasi parasit fisiologis dalam sel mikroba dan sel
ke dalam sel darah merah tubuh manusia, mamalia. Allicin dihasilkan dari Allicinin
dan menyebabkan degradasi oleh enzim allinase dalam proses rusaknya
(6,7)
hemoglobin . Dengan demikian, jaringan pada umbi bawang putih akibat
inhibitor yang dapat menghambat sistein dipotong atau dicacah . Dalam dosis
protease pada siklus hidup Plasmodium tertentu, Allicin dapat menghambat
secara efektif dapat dijadikan kandidat proliferasi bakteri, fungi dan sel kanker.
Kemampuan Allicin menghambat

176
Skrining In Silico Potensi Senyawa Allicin dari Allium Sativum sebagai Antiplasmodium
: Fatmawaty, dkk.

proliferasi parasit Plasmodium diketahui Relationship, (QSPR) dilakukan secara in-


secara spesifik menghambat sistein silico dengan web-based application.
protease Plasmodium(8). Namun, Pengujian interaksi molekul ligan dengan
mekanisme interaksi yang terjadi antara protein menggunakan molecular docking
senyawa Allicin dengan target sistein dilakukan dengan program Autodock
protease masih belum diketahui. Tujuan Vina(13-14).
dari penelitian ini adalah untuk
menginvestigasi potensi dan mekanisme
secara in-silico molekuler aktivitas inhibisi Metoda Preparasi Struktur Protein dan
senyawa Allicin yang lebih baik Ligan
dibandingkan obat malaria umum, Struktur 3D protein sistein protease
artemisinin terhadap sistein protease Plasmodium falciparum diperoleh dari
Plasmodium. Adapun metode pendekatan PDB (Kode ID = 1YVB), dimana
yang dilakukan pada studi ini antara lain: dilakukan delesi pada ligan yang terikat
analisa fisikokimia senyawa Allicin dalam struktur kristal protein dan molekul
berdasarkan Quantitative Structure– air menggunakan program Chimera 1.8.1.
Property Relationship, (QSPR), yaitu suatu Struktur protein tanpa ligan tersebut di
metode perbandingan hubungan evaluasi koordinat asam amino
karakteristik struktur Allicin dengan penyusunnya menggunakan Kobamin, dan
turunannya untuk menentukan seberapa divalidasi menggunakan PROCHECK(15).
mirip kemampuan bioaktivitasnya Struktur 3D senyawa Allicin, turunan
berdasarkan kemiripan strukturnya; dan Allicin dan Artemisinin sebagai ligan
analisis molecular docking, untuk dibuat dengan program ChemDraw Ultra
menentukan afinitas interaksi senyawa 7.0 untuk digunakan dalam analisis QSAR
Allicin dan turunannya terhadap protein dan molecular docking. Energi konformasi
target SP dari plasmodium . Secara in ligan diminimasi menggunakan MMFF94
silico, kedua metode analisis tersebut force field. Semua struktur 3D protein SP
merupakan metode sinergi yang sangat dan ligan akhir disimpan dalam format
baik dilakukan untuk skrining kandidat pdb, yaitu format struktur 3D dengan
obat antiplasmodium. koordinat atom standar suatu biomolekul
(Gambar 1).
BAHAN DAN METODA

Bahan Metoda Analisis Senyawa Allicin


berdasarkan Quantitative Structure–
Struktur molekul tiga dimensi Property Relationship, (QSPR)
Allicin, derivat turunan Allicin (Alc1, Alc2
dan Alc3) dan Artemisinin sebagai Struktur 3D Allicin dianalisis
molekul ligan inhibitor dan struktur tiga berdasarkan sifat fisikokimia
dimensi protein sistein protease menggunakan program Molsoft Drug-
Plasmodium sebagai target inhibitor. Likeness. Penentuan sifat-sifat fisikokimia
ini penting dalam pengembangan kandidat
obat di setiap tahap mulai dari studi
Peralatan perancangan hingga uji pre-klinis. Sifat-
sifat obat seperti daya penyerapan,
Struktur tiga dimensi senyawa distribusi, metabolism dan ekskresi
Allicin dan Artemisinin dibuat (ADME) harus dipertimbangkan dalam
menggunakan program ChemDraw versi pengembangan obat. Identifikasi ADME
7.0. Uji senyawa Allicin berdasarkan pada tahap awal akan membawa senyawa
Quantitative Structure – Property menuju penapisan obat. Sifat-sifat yang

177
JKTI, Vol. 17, No. 2, Desember 2015

tidak di inginkan pada senyawa akan digunakan untuk preparasi protein seperti
menyebabkan kegagalan dalam pengaturan jumlah muatan elektron dan
pengembangan obat. Prediksi sifat ADME penyusunan senyawa hidrogen polar.Ligan
senyawa kandidat obat menggunakan dipreparasi memiliki sudut fleksibel. Lalu
program ACD/I-lab(16)dan FAF-Drugs3(17), protein dan ligan disimpan dalam format
Pada penelitian ini, senyawa Allicin dan pdbqt, yaitu suatu format dengan ekstensi
turunannya dianalisis sifat ADME spesifik yang menyimpan koordinat atom,
berdasarkan bioavailabilitas secara oral, muatan parsial dan tipe atom yang dikenali
volume distribusi, penyerapan ke saluran secara spesifik oleh program molecular
pencernaan, dan evaluasi protein ikat docking Autodock Vina (Gambar 2).
plasma (Gambar 1). Penentuan molecular docking spesifik
antara sistein protease dan Allicin
menghasilkan energi ikatan yang
Metoda Molecular Docking Senyawa melibatkan total energi intermolekul
Kompleks Allicin-Sistein Protease (kkal/mol) meliputi energi ikatan hidrogen,
Analisis molecular docking energi Van der Waals, energi disolvasi dan
dilakukan program Autodock Vina (Vina, energi elektrostatik.
The Scripps Institute)(13). AutodockTools

Ligan (format dalam bentuk pdb) Protein target (format dalam bentuk pdb)

Desain struktur Allicin, Alc1, Alc2, Alc3, Struktur 3D Sistein Protease Plasmodium
Artemisinin dengan program Chemdraw falciparum, ID code: 1YVB diunduh dari
Ultra 7.0 www.pdb.org

Minimasi Energi menggunakan MMFF94 Refinement struktur dengan program


forcefield Kobamin

Uji drug-likeness dengan program Molsoft Validasi struktur dengan program


PROCHECK

Uji ADME dengan program ACD/Lab dan


FAF-Drug3

Molecular docking program Autodock Vina dalam format pdbqt

Interaksi ligan-protein target dalam sisi ikatan protein

Ligan dengan afinitas terkuat pada protein dipilih sebagai kandidat obat antiplasmodium

Gambar 1. Skema Diagram alir metode preparasi hingga analisis interaksi molekul

178
Skrining In Silico Potensi Senyawa Allicin dari Allium Sativum sebagai Antiplasmodium
: Fatmawaty, dkk.

Gambar 2. Skema simulasi interaksi ligan-reseptor dengan program molecular docking Autodock
Vina dengan urutan preparasi ligand dan reseptor dalam format pdbqtmenentukan
volume gridbox reseptor sebagai lokasi ikatan dengan ligan mengoperasikan program
docking

HASIL DAN PEMBAHASAN digunakan sebagai senyawa pembanding


(Tabel 1 dan Tabel 2).
Berdasarkan hasil analisis
Analisis senyawa Allicin berdasarkan
fisikokimia Allicin, turunan Allicin dan
Quantitative Structure–Activity
Artemisinin, diperoleh variasi sifat
Relationship, (QSPR)
intrinsik yang dimiliki keempat senyawa
Struktur senyawa tiga dimensi tersebut, dimana sifat keempat struktur
Allicin dan turunan Allicin telah tidak memiliki donor proton, variasi
dirancang, dimana perbedaan struktur akseptor proton berada pada kisaran 3 – 5
antara Allicin dengan turunannya buah, variasi bobot molekul berada pada
dilakukan berdasarkan substitusi gugus rentang 160 – 285, rotasi ikatan sebanyak
samping propena dengan suatu gugus 5-9 buah hanya ditemukan pada senyawa
hidrofobik alifatik dimetil: Alc1 Alc2 dan Allicin dan turunannya namun tidak
Alc3. Substitusi ini dilakukan untuk ditemukan sama sekali pada senyawa
menggali potensi turunan Allicin yang Artemisinin. Rentang indeks refraktori
lebih baik sebagai antiplasmodium berada di antara 1,533 – 1,567, rentang
dibandingkan dengan Allicin (Gambar 3) densitas keempat senyawa berada pada
dan Artemisinin. Analisis senyawa Allicin 1,102 – 1,240 g/cm3, dan tegangan
dan turunannya dilakukan berdasarkan permukaan berada pada rentang 43,5 –
penentuan sifat fisikokimia dan sifat drug- 47,3 dyne/cm.
likeness, di mana senyawa Artemisinin

179
JKTI, Vol. 17, No. 2, Desember 2015

O
S S S O
S S O
S S
S O
O
O O
O

a. b. c. d. e.
Gambar 3. Struktur senyawa inhibitor: a. Allicin, b. turunan-1 Allicin (Alc1), c. turunan-2 Allicin
(Alc2), d. turunan-3 Allicin (Alc3), e. Artemisinin

Tabel 1. Sifat fisiko-kimia molekul Allicin, turunan Allicin dan obat parasit malaria komersil

Nama Donor Akseptor Bobot Rotasi Indeks Densitas Tegangan


molekul HB* HB* molekul ikatan Refraktori (g/cm3) permukaan
(dyne/cm)
Allicin 0 3 162,02 5 1,567 1,148 47,30
Alc1 0 3 190,05 5 1,557 1,102 43,90
Alc2 0 1 218,38 5 1,550 1,070 41,70
Alc3 0 3 274,49 9 1,531 1,016 39,60
Artemisinin 0 5 282,15 0 1,533 1,240 43,50
*HB = Hydrogen bond

Tabel 2. Sifat drug likeness molekul Allicin, turunan Allicin dan obat parasit malaria komersil

Nama Nilai Drug Log P** Kelarutan TPSA*** Jumlah pusat Penyimpangan
molekul Likeness** (mg/L)* stereo** Hukum
Lipinski**
Allicin -0,84 2,40 3342,58 61,58 0 0
Alc1 -1,03 3,32 475,94 61,58 0 0
Alc2 -0,99 4,23 13645,12 61,58 0 0
Alc3 -0,95 4,76 5303,08 61,58 0 0
Artemisinin -1,30 2.60 1606,48 53,99 7 0
**Molsoft Drug-Likeness
***FAF-Drugs3

Hasil penentuan sifat drug likeness TPSA (Topological Polar Surface Area)
memiliki variasi nilai antara -1,30 hingga - keempat senyawa berada pada rentang
0,84. Nilai Log P keempat senyawa berada 53,99 – 61,58 dimana keempat senyawa
pada rentang 1,85 – 4,76, dimana nilai Log tersebut memiliki nilai TPSA yang sudah
P keempat senyawa sudah baik baik karena memiliki nilai TPSA sesuai
berdasarkan koefisien partisi oktanol/air. standar yaitu kurang dari 150(18).
Kelarutan keempat senyawa berada pada Berdasarkan hasil analisa drug likeness,
rentang 475,94 – 13645,12 mg/L di mana dapat dinyatakan bahwa keempat molekul
senyawa Alc2 memiliki tingkat kelarutan sudah memenuhi semua kriteria Lima
yang paling baik dibanding ketiga senyawa aturan Lipinski(19,20) dimana tidak
lainnya, dan senyawa turunan Alc1 ditemukan penyimpangan sifat drug
memiliki kelarutan paling rendah. Nilai likeness pada keempat senyawa tersebut.

180
Skrining In Silico Potensi Senyawa Allicin dari Allium Sativum sebagai Antiplasmodium
: Fatmawaty, dkk.

Tabel 3. Sifat ADME molekul ligan inhibitor parasit malaria

Nama Bioavailabilitas Volume % Absorbsi Tipe % Protein ikat


molekul Oral distribusi jejunum absorbsi plasma
(L/kg) maksimum
Allicin Baik 1,64 100 Transeluler 83,54
Alc1 Baik 2,02 100 Transeluler 83,98
Alc2 Baik 2,30 100 Transeluler 82,26
Alc3 Baik 3,90 100 Transeluler 91,77
Artemisinin Baik 1,39 100 Transeluler 82,15

Pada analisa lebih lanjut, penentuan protein plasma darah akan terbawa ke
sifat adsorbsi-distribusi-metabolisme- dalam sistem metabolisme tubuh sampai
ekskresi (ADME) kandidat obat dalam tahap eksresi, maka tingkat obat
tubuh manusia sangat penting terakumulasi dalam tubuh menjadi lebih
dilakukan(21). Pada penelitian ini kecil dibandingkan dengan ketiga senyawa
didapatkan hasil penentuan bioavailabilitas lainnya, sehingga senyawa Alc2 dinilai
oral yang baik dan volume distribusi pada memiliki sifat ADME yang paling baik,
rentang 1,09 – 3,90 L/kg dari keempat karena memiliki tingkat resiko toksisitas
senyawa tersebut. Persentase absorbsi paling rendah dalam tubuh.
jejunum maksimum keempat senyawa
tersebut juga ditemukan mencapai 100%
dengan tipe absorbsi melalui jalur Molecular Docking Senyawa Kompleks
transeluler. Persentase protein ikat plasma Allicin-Sistein Protease
keempat senyawa pada rentang 82,15 – Dalam menentukan interaksi
91,77%, dimana senyawa deriva Alc2 senyawa Allicin dan turunan Allicin, kami
memiliki fraksi terikat pada protein dalam menggunakan analisa molecular docking
plasma darah paling kecil dibandingkan untuk menentukan interaksi spesifik antar
dengan ketiga senyawa lain. Hal ini ligan, dalam hal ini senyawa Allicin
mengindikasikan bahwa sebagian besar beserta turunannya dengan protein target
fraksi senyawa Alc2 tidak terikat dalam sistein protease.

Gambar 4. Interaksi molecular docking protein SP dengan ligan Allicin (merah), Alc1 (kuning), Alc2
(biru), Alc3 (ungu) dan Artemisinin (hitam)

Berdasarkan hasil docking diperoleh Alc3 (warna ungu) dan Artemisinin (warna
bahwa, senyawa Allicin (warna merah), hitam) memiliki sisi ikatan yang sama pada
Alc1 (warna kuning), Alc2 (warna biru), sistein protease (Gambar 4).

181
JKTI, Vol. 17, No. 2, Desember 2015

a b.

c. d.

Gambar 5. Interaksi molecular docking: a) Interaksi residu SP-Allicin,, b) Interaksi residu


SP-Alc1 c) Interaksi residu SP-Alc2, d) Interaksi residu SP-Alc3

Tabel 4. Ringkasan Hasil Analisis Molecular Docking

Nama Energi ikat Residu asam amino yang terlibat ∑ ikatan Nilai Ki
molekul (kkal/mol) dalam interaksi kompleks protein- hidrogen (nM)
ligan
Allicin -3,2 Asp18, Lys17, Tyr88 1 4,47 x 10-12
Alc1 -3,8 Lys17, Asp18, Phe28, Asp83, Tyr88 1 1,63 x 10-12
Alc2 -4,1 Lys17, Asp83, Tyr88 0 6,93 x 10-12
Alc3 -3,8 Asp18, Lys20, Phe28, Tyr88 0 1,63 x 10-12
Artemisinin Lys17, Asp18, Lys20, Phe28, Glu50,
-6,9 1
(Kontrol) Asp83, Tyr88 8,63 x 10-15

Interaksi senyawa Allicin, turunan inhibisi diperoleh bahwa senyawa Alc2


Alc1 dan Artemisinin dengan residu asam memiliki kemampuan inhibisi paling tinggi
amino tertentu pada sistein protease dibandingkan dengan senyawa Allicin,
distabilkan oleh satu ikatan hidrogen. Alc1 dan Alc3, namun masih lebih rendah
Ikatan hidrogen ini terbentuk antara gugus dibandingkan dengan obat antimalaria
amina dari rantai samping asam amino komersil Artemisinin (Tabel 4). .Hasil
Asparagin-18 dengan molekul hidrogen penelitian in silico ini menunjukkan bahwa
dari Allicin, turunan Alc1 dan Artemisinin. senyawa turunan Alc2 dapat dijadikan
Senyawa turunan Alc2 dan Alc3 hanya sebagai kandidat agen antiplasmodium.
mengalami interaksi hidrofobik dan Van Penelitian ini membutuhkan tahap uji
der Waals dengan residu asam amino lanjut in vitro maupun in vivo sebagai
spesifik dari sistein protease (Gambar 5). langkah validasi aktivitas senyawa Alc2
Berdasarkan hasil interaksi docking, dalam sel hidup.
dimana nilai energi ikat dan konstanta

182
Skrining In Silico Potensi Senyawa Allicin dari Allium Sativum sebagai Antiplasmodium
: Fatmawaty, dkk.

KESIMPULAN ile%3Ddownload/pusdatin/buletin/bule
tin-
Senyawa Allicin dan turunannya malaria.pdf+&cd=1&hl=en&ct=clnk&
telah berhasil diuji secara in silico, dan gl=id, accessed on Sept 28, 2015.
senyawa Allicin memiliki sifat drug 4. A.K. Talley, S.A. Healy, O.C. Finney,
likeness dan sifat ADME yang baik S.C. Murphy, J. Kublin. Safety and
sebagai kandidat agen antiplasmodium. comparability of controlled human
Aktivitas spesifik senyawa Allicin dan Plasmodium falciparum infection by
turunannya menunjukkan aktivitas inhibisi mosquito bite in malaria-naive subjects
terhadap protein target sistein protease, di at a new facility for sporozoite
mana senyawa turunan Alc2 (Energi ikat = challenge. PLoS One. 9:
-4,1 kkal/mol; Ki= 6,93 x 10-12 nM) e109654.(2014)
memiliki aktivitas inhibisi paling baik
dibandingkan dengan senyawa Allicin 5. V. Risco-Castillo, O.Son, J.F.
(energi ikat= -3,2 kkal/mol; Ki= 4,47 x 10- Franetich, E. Rubinstein, D. Mazier.
12 Plasmodium sporozoite entry pathways
nM), Alc1 (Energi ikat = -3,8 kkal/mol;
Ki= 1,63 x 10-12 nM) dan Alc3 (Energi ikat during malaria liver infection. Biol
= -3,8 kkal/mol; Ki= 1,63 x 10-12 nM). Aujourdhui. 207: 219-229.(2013)
Dengan demikian, modifikasi lebih lanjut 6. K.E. Boysen and K. Matuschewski.
senyawa turunan Allicin masih sangat Inhibitor of cysteine proteases is
mungkin dilakukan untuk mendapatkan critical for motility and infectivity of
senyawa dengan aktivitas inhibisi parasit Plasmodium sporozoites. MBio. 4:
malaria yang sama bahkan lebih baik e00874-00813.(2013)
daripada obat Artemisinin.
7. Y. Pei, J.L. Miller, S.E. Lindner, A.M.
Vaughan, M. Torii. Plasmodium yoelii
DAFTAR PUSTAKA inhibitor of cysteine proteases is
exported to exomembrane structures
and interacts with yoelipain-2 during
1. L.F. Rocha e Silva, K.L. Nogueira, asexual blood-stage development. Cell
A.C. Pinto, A.M. Katzin, R.A. Microbiol. 15: 1508-1526.(2013)
Sussmann. In vivo antimalarial activity 8. A. Coppi, M. Cabinian, D. Mirelman,
and mechanisms of action of 4- P. Sinnis. Antimalarial activity of
nerolidylcatechol derivatives. allicin, a biologically active compound
Antimicrob Agents Chemother. 59: from garlic cloves. Antimicrob Agents
3271-3280.(2015) Chemother. 50: 1731-1737.(2006)
2. A.C. Aguiar, M. Santos Rde, F.J. 9. N. Yadav, S.K. Dixit, A. Bhattacharya,
Figueiredo, W.A. Cortopassi, A.S. L.C. Mishra, M. Sharma, S.K.
Pimentel. Antimalarial activity and Awasthi, V.K. Bhasin, Antimalarial
mechanisms of action of two novel 4- activity of newly synthesized chalcone
aminoquinolines against chloroquine- derivatives in vitro. Chem. Biol. Drug
resistant parasites. PLoS One. 7: Des. 80: 340–347.(2012)
e37259.(2012)
10. N. Tadigoppula, V. Korthikunta, S.
3. Kementerian Kesehatan RI. 2011, Gupta, P. Kancharla, T. Khaliq, A.
Epidemiologi Malaria di Indonesia. Soni, R.K. Srivastava, K. Srivastava,
Buletin Jendela Data dan Informasi S.K. Puri, K.S. Raju. Synthesis and
Kesehatan. ISSN 2088 – 270X. insight into the structure-activity
Volume 1:1-39. relationships of chalcones as
www.depkes.go.id/download.php%3Ff

183
JKTI, Vol. 17, No. 2, Desember 2015

antimalarial agents. J. Med. Chem. 56: Int. J. Comput. Biol. Drug Des. 6: 146-
31–45.(2013) 156.(2013)
11. P.A. Moura. J.B. Dame, D.A. Fidock. 19. C.A. Lipinski, F. Lombardo, B.W.
Role of plasmodium falciparum Dominy, P.J. Feeney. Experimental
digestive vacuole plasmepsins in the and computational approaches to
specificity and antimalarial mode of estimate solubility and permeability in
action of cysteine and aspartic protease drug discovery and development
inhibitors. Antimicrob. Agents settings. Adv. Drug Deliv. Rev. 46: 3–
Chemother. 53: 4968–4978.(2009) 26.(2001)
12. V.K. Agrawal, R. Srivastava, P.V. 20. C.A. Lipinski. Lead- and drug-like
Khadikar. Qsar studies on some compounds: the rule-of-five revolution.
antimalarial sulfonamides. Bioorg. Drug Discovery Today: Technologies
Med. Chem. 9: 3287–3293.(2001) 1: 337–341.(2004)
13. V.Y. Tanchuk, V.O. Tanin, A.I. Vovk, 21. G. Borbely, M. Huszar, A.Varga, K.
G. Poda. A New Scoring Function for Futosi, A. Mocsai. Optimization of
Molecular Docking Based on important early ADME(T) parameters
AutoDock and AutoDock Vina. Curr of NADPH oxidase-4 inhibitor
Drug Discov Technol.(2015) molecules. Med Chem. 8: 174-
181.(2012)
14. O.Trott andA.J.Olson. AutoDock Vina:
improving the speed and accuracy of
docking with a new scoring function,
efficient optimization, and
multithreading. J Comput Chem. 31:
455-461.(2010)
15. R.A. Laskowski, J.A. Rullmannn,
M.W. MacArthur, R. Kaptein, J.M.
Thornton. AQUA and PROCHECK-
NMR: programs for checking the
quality of protein structures solved by
NMR. J Biomol NMR. 8: 477-
486.(1996)
16. ACD/Structure Elucidator, version
15.01, Advanced Chemistry
Development, Inc., Toronto, ON,
Canada, www.acdlabs.com, accessed
on Sept 28, 2015.
17. D. Lagorce, O. Sperandio, J.B. Baell,
M.A. Miteva, B.O. Villoutreix. FAF-
Drugs3: a web server for compound
property calculation and chemical
library design. Nucleic Acids Res. 43:
W200-207.(2015)
18. S. Shityakov, W. Neuhaus, T.
Dandekar, C. Förster. Analysing
molecular polar surface descriptors to
predict blood-brain barrier permeation.

184

You might also like