Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

129

Rasbin Peran Pemerintah Daerah dalam Mengurangi Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGURANGI TINGKAT KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN:


STUDI DI KOTA YOGYAKARTA DAN MALANG

(REGIONAL GOVERNMENT EFFORTS TO REDUCE POVERTY AND UNEMPLOYMENT:


STUDY IN YOGYAKARTA AND MALANG CITY)

Rasbin
(Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, Nusantara I, Lantai 2, DPR RI, Jl. Jenderal Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270, Indonesia;
e-mail: ras9bin@yahoo.co.id)

Naskah Diterima: 1 Maret 2018, direvisi: 20 Juni 2018,


disetujui: 30 Juni 2018

Abstract
Regional income (both regional transfer funds and local revenues) increased significantly, but it was not accompanied by a significant
reduction in poverty and unemployment rates. The regional head as the highest leader in the public bureaucracy in the region should
play, therefore, a very strategic role and determine the success of the bureaucracy in reducing poverty and unemployment. Based on
these matters, this paper aims to analyze the development of the level of poverty and unemployment and analyze the role of regional
heads and their ranks in reducing the level of poverty and unemployment in the study area. This paper uses interview techniques with
resourceful persons (including through focus group discussions). It also uses documentation studies on agency reports, legislations,
important archives, and many others. The results of the study show that unemployment and poverty in Yogyakarta and Malang
generally experience a downward trend. The decline was inseparable from the programs of regional heads in reducing poverty and
unemployment, such as the Family Reporting Program, Segoro Amarto Movement, KUBE, and also CSR from several companies in
Yogyakarta. For Malang, efforts to reduce poverty and unemployment are contained in the mission of the Government in the Malang
City RPJMD 2013 – 2018. Meanwhile, the roles outside the Malang City APBD come from several businesses and banks.
Keywords: poverty, unemployment, regional autonomy, regional government, Yogyakarta, Malang

Abstrak
Pendapatan daerah (baik dana transfer daerah maupun pendapatan asli daerah) meningkat cukup signifikan, namun tidak diiringi
dengan penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran secara signifikan. Kepala daerah sebagai pucuk tertinggi dalam birokrasi
publik di daerah seharusnya memegang peranan sangat strategis dan menentukan keberhasilan birokrasi dalam menurunkan
tingkat kemiskinan dan pengangguran. Berdasarkan hal-hal tersebut, tulisan ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan tingkat
kemiskinan dan pengangguran dan menganalisis peran kepala daerah dan jajarannya dalam mengurangi tingkat kemiskinan dan
pengangguran di daerah penelitian. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, tulisan ini menggunakan teknik wawancara dengan
narasumber (di antaranya focus group discussion). Selain itu, juga menggunakan studi dokumentasi terhadap laporan-laporan
instansi, peraturan perundang-undangan, arsip-arsip penting, dan lain-lainnya. Hasil studi menunjukkan bahwa tingkat pengangguran
dan kemiskinan di Kota Yogyakarta dan Kota Malang secara umum mengalami tren yang menurun. Penurunan tersebut tak lepas
dari program-program kepala daerah dalam mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran. Seperti program Rapor Keluarga,
Gerakan Segoro Amarto, KUBE, dan juga CSR dari beberapa perusahaan di Yogyakarta. Untuk Kota Malang, usaha penanggulangan
tingkat kemiskinan dan pengangguran tertuang dalam misi Pemerintah Kota Malang yang ada dalam RPJMD Kota Malang Tahun 2013
– 2018. Sedangkan peran diluar APBD Kota Malang berasal dari beberapa pelaku usaha dan perbankan.
Kata kunci: kemiskinan, pengangguran, otonomi daerah, pemerintah daerah, Yogyakarta, Malang

PENDAHULUAN semakin baik. Diantaranya adalah wewenang untuk


Dalam era otonomi daerah dan desentralisasi, mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran.
wewenang pemerintah daerah dalam merencanakan Saat ini hampir semua provinsi di Indonesia
dan melaksanakan kebijakan dan program untuk menghadapi masalah klasik yang sudah lama terjadi,
memajukan daerahnya sangat besar. Pemerintah yaitu kemiskinan dan pengangguran. Data dari
daerah lebih menguasai permasalahan yang Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa
dihadapi daerahnya dan juga potensi-potensi masalah kemiskinan dan pengangguran di Indonesia
yang dimiliki untuk membiayai program-program masih cukup tinggi. Tingkat kemiskinan di Indonesia,
tersebut. Salah satu wewenang yang diterima oleh sebenarnya sejak tahun 1998 sudah mengalami
pemerintah daerah adalah meningkatkan pelayanan tren penurunan. Namun sampai semester II 2016
dan kesejahteraan masyarakat di daerah agar angkanya masih berada pada kisaran dua digit yaitu
10,7 persen. Berbeda dengan tingkat kemiskinan,
130 Kajian Vol. 23 No. 2 Juni 2018 hal. 129 - 142

tingkat pengangguran di Indonesia periode 1998 – transfer ke daerah pada tahun 2010 hanya sebesar
2016 sebenarnya tidak mengalami tren perubahan. Rp344,73 trilyun. Namun, pada Anggaran Pendapatan
Pada periode 1998 – 2005 tingkat pengangguran dan Belanja Negara (APBN) 2017, dana transfer ke
mengalami tren peningkatan. Akan tetapi, selepas daerah (termasuk dana desa) mencapai dua kali lipat
periode tersebut sampai semester II 2016 mengalami dibandingkan tahun 2010. Dana transfer ke daerah
tren penurunan. Pada semester II 2016, tingkat pada APBN 2017 mencapai Rp764,9 trilyun. Dana
pengangguran di Indonesia sedikit dibawah tingkat yang diterima daerah tersebut sangat besar untuk
pengangguran pada tahun 1998 (saat terjadi krisis membiayai program dan kegiatan di daerah.
ekonomi 1997/1998). Dengan didukung oleh dana yang besar,
Data BPS juga menunjukkan bahwa masih kesuksesan program dan kegiatan pengentasan
tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran di kemiskinan dan pengangguran sangat tergantung
Indonesia tidak lepas akibat masih tingginya tingkat pada kemampuan kepala daerah dalam mengelola
kemiskinan dan pengangguran di daerah-daerah. dana tersebut dan juga kerjasama pihak-pihak
Semakin banyak provinsi dengan tingkat kemiskinan terkait (fungsinya sebagai pemberi layanan publik).
dan pengangguran yang tinggi maka tingkat Artinya kesuksesan program dan kebijakan tersebut
kemiskinan dan pengangguran secara nasional juga akan terwujud jika semua pihak (baik kepala daerah,
akan tinggi. Oleh karena itu, untuk mengurangi jajaran pemerintah daerah, pihak masyarakat, dan
tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran swasta) ikut andil dalam program dan kebijakan
di Indonesia harus dilakukan mulai dari tingkat tersebut.
bawah. Artinya mengurangi tingkat kemiskinan dan Data dari LKPP 2010 – 2016 dan APBN 2017
pengangguran harus dimulai dari masing-masing menunjukkan bahwa transfer dana dari pemerintah
daerah. Agar hal ini dapat berjalan efektif maka pusat ke daerah terus mengalami peningkatan.
diperlukan peran signifikan dari masing-masing Walaupun, pertumbuhan transfer ke daerah fluktuatif
kepala daerah dan jajarannya. tapi masih menunjukan pertumbuhan yang positif.
Kepala daerah merupakan faktor utama dalam Pada periode 2011 – 2016, pertumbuhan transfer
mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran. ke daerah berkisar antara 7 – 24 persen. Namun,
Karena, pemerintah daerah yang merumuskan penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran
kebijakan dan program untuk mengurangi masih moderat. Pertumbuhan kemiskinan dan
tingkat kemiskinan dan pengangguran secara pengangguran menunjukan perlambatan (nilai
detail. Mendorong aparat yang ada di bawahnya negatif) dan trennya adalah konstan. Artinya
untuk melaksanakan program-program tersebut. tingkat kemiskinan dan pengangguran di Indonesia
Menggerakkan semua pihak, swasta dan masyarakat pada periode 2011 – 2016 menunjukan penurunan
untuk bekerjasama menyukseskan program tersebut. tapi penurunannya tidak terlalu signifikan.
Pemimpin merupakan pemegang peranan yang Padahal jika melihat transfer dana ke daerah
sangat strategis dalam setiap organisasi termasuk pertumbuhannya cukup signifikan berkisar antara
dalam birokrasi publik. Keberhasilan suatu birokrasi 7 – 24 persen. Besarnya dana transfer ke daerah
publik di dalam menjalankan tugas-tugasnya sangat ditambah pendapatan dari masing-masing daerah
ditentukan kualitas dari pemimpinnya. Di Indonesia, seharusnya bisa menurunkan tingkat kemiskinan dan
menganut sistem paternalistik, kerja staf (bawahan) pengangguran secara signifikan.
sangat tergantung pada pimpinannya.1 Oleh karena itu, persoalan pokoknya adalah
Dalam era otonomi daerah dan desentralisasi, mengapa besarnya pendapatan daerah (baik
kepala daerah tidak terlalu kesulitan dalam dana transfer daerah maupun pendapatan asli
mendapatkan dana untuk membiayai program- daerah) yang meningkat cukup signifikan tidak
program pengentasan kemiskinan dan pengangguran. dibarengi dengan penurunan tingkat kemiskinan
Kepala daerah mengetahui potensi-potensi sumber dan pengangguran secara signifikan. Kepala
daya yang dimiliki di daerahnya baik sumber daya daerah sebagai pucuk tertinggi dalam birokrasi
alam maupun sumber daya yang lain. Selain itu, ada publik di daerah yang memegang peranan sangat
transfer dana dari pemerintah pusat ke daerah yang strategis dan menentukan keberhasilan birokrasi
terus mengalami peningkatan. Berdasarkan Laporan publik seharusnya menguasai tingkat penguasaan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2010, dana kepemimpinan. Sehingga pengelolaan dana
tersebut dapat mengatasi masalah-masalah sosial di

1
Rima Vien Permata Hartanto, “Peran Kepala Daerah daerahnya seperti kemiskinan dan pengangguran.
dalam Membangun Daerah: Sebuah Pengalaman
dan Pembelajaran Baik (Best Practices) dari Walikota
Berdasarkan data dari Kementerian Reformasi
Surakarta”, Jurnal PKn Progresif, Vol. 10, No. 1, Juni 2015, Birokrasi dan Pendayagunaan Aparatur Negara,
hlm. 13-28. salah satu kabupaten/kotamadya yang mendapatkan
Rasbin Peran Pemerintah Daerah dalam Mengurangi Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran 131
predikat terbaik dalam pelayanan publik adalah dan strategi penanggulangan kemiskinan dan
Kota Yogyakarta dan Kota Malang. Artinya Kota pengangguran di Kota Yogyakarta dan Malang; (2)
Yogyakarta dan Kota Malang merupakan daerah mengidentifikasi permasalahan kemiskinan dan
yang maju dilihat dari kepuasan publik terhadap pengangguran dan peran pemerintah daerah dalam
layanan-layanan yang diberikan oleh pemerintah penanggulangannya; dan (3) merumuskan strategi
daerah.2 Pelayanan yang baik di tingkat kabupaten dan kebijakan penanggulangan kemiskinan dan
akan menentukan proses pembangunan di pengangguran di Kota Yogyakarta dan Malang.
daerah tersebut seperti pengentasan kemiskinan
dan pengangguran. Walaupun Kota Yogyakarta METODE PENELITIAN
dan Kota Malang meraih predikat terbaik dalam A. Kerangka Pemikiran Penelitian
layanan publik sehingga menurunkan kemiskinan
Saat ini fenomena tingkat kemiskinan dan
tapi tingkat penganggurannya masih cukup tinggi.
pengangguran di Indonesia masih cukup tinggi
Ini mengisyaratkan bahwa kepala daerah di Kota
dengan tingkat penurunan yang tidak terlalu
Yogyakarta dan Kota Malang mungkin memiliki
signifikan. Namun demikian, dalam era otonomi
perbedaan prioritas dalam penanggulangan masalah-
daerah, peran pemerintah daerah akan mampu
masalah sosial. Berdasarkan hal-hal tersebut, tujuan
menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran.
penelitiannya adalah (1) menganalisis keragaan
Hal ini disebabkan pemerintah daerah mengetahui

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian



2
“Daftar Pemenang Tahun 2017”, (online), (http://www.
akar penyebab terjadinya kedua masalah sosial
indonesiaattractiveness-award.com/the_winner.html,
diakses 27 April 2017). tersebut. Selain itu, dalam era otonomi daerah,
132 Kajian Vol. 23 No. 2 Juni 2018 hal. 129 - 142

pemerintah daerah mengetahui sumber-sumber B. Metode Analisa Data


pembiayaan yang berasal dari daerahnya tersebut, Penelitian ini menggunakan pendekatan
selain transfer dana dari pusat, untuk membiayai kualitatif-deskriptif yang menyajikan gambaran
program-program pengentasan kemiskinan dan yang detail dari suatu situasi, fenomena sosial
pengangguran di daerahnya. atau hubungan. Gambaran tersebut diperoleh
Dengan menggunakan teknik pengumpulan dari data-data yang direduksi dan disajikan dalam
data yang sudah lazim digunakan, penelitian ini bentuk gambar atau tabel. Hal ini bertujuan untuk
mengumpulkan data-data terkait peran pemerintah memberikan gambaran mengenai peran pemerintah
daerah dalam mengurangi tingkat kemiskinan dan daerah dalam mengurangi tingkat kemiskinan dan
pengangguran dari informan. Setelah itu, data- pengangguran di daerah penelitian. Secara khusus,
data tersebut dilakukan pereduksian dan kemudian untuk memberikan gambaran dalam (1) menganalisis
ditampilkan baik dalam bentuk gambar ataupun tabel. keragaan dan strategi penanggulangan kemiskinan
Selain itu juga program-program dari pemerintah dan pengangguran di Kota Yogyakarta dan Malang;
daerah untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan (2) mengidentifikasi permasalahan kemiskinan dan
pengangguran. Kemudian dilakukan analisis dan pengangguran dan peran pemerintah daerah dalam
pembahasan terhadap gambar atau tabel dan penanggulangannya; dan (3) merumuskan strategi
program-program tersebut. Dari hasil pembahasan dan kebijakan penanggulangan kemiskinan dan
tersebut kemudian bisa ditarik suatu kesimpulan dan pengangguran di Kota Yogyakarta dan Malang
rekomendasi. Kerangka pemikiran dalam penelitian
ini disajikan secara lengkap pada Gambar 1. HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik Pengumpulan Data
A. Keragaan dan Strategi Pengentasan Kemiskinan
Pengumpulan data dan informasi dalam tulisan dan Pengangguran di Kota Yogyakarta
ini dilakukan melalui teknik wawancara. Wawancara
1) Keragaan Kemiskinan dan Pengangguran
dilakukan untuk menggali informasi tentang peran
pemerintah daerah dalam mengurangi tingkat Penduduk Kota Yogyakarta, pada tahun 2016
kemiskinan dan pengangguran di daerah objek mencapai 417.744 orang. Angka tersebut terdiri
penelitian. Wawancara dilakukan secara mendalam dari 203.845 laki-laki dan 213.899 perempuan.
(in-depth interview) dengan beberapa informan Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2015 yang
yang sudah ditentukan. Selain dengan wawancara hanya sebesar 412.704 orang. Dari jumlah penduduk
mendalam, penelitian ini juga dilakukan melalui Kota Yogyakarta tersebut, tingkat partisipasi
focus group discussion (FGD). Selain menggunakan angkatan kerja (TPAK) pada tahun 2015 sebesar
teknik wawancara, pengumpulan data dan informasi 5,52 persen. Mulai tahun 2010, secara umum TPAK
di lapangan juga dilakukan melalui studi dokumentasi Kota Yogyakarta trennya mengalami fluktuasi. Pada
terhadap dokumen-dokumen terkait, seperti tahun 2014 TPAK-nya meningkat menjadi 70 persen
laporan-laporan instansi, peraturan perundang- dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, namun
undangan, arsip-arsip penting, dan lain-lainnya. tahun 2015 mengalami penurunan.
Untuk tingkat pengangguran di Kota Yogyakarta,
secara umum trennya mengalami penurunan.

Sumber: BPS (2017)


Gambar 2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Pengangguran di Kota Yogyakarta,
2010 – 2015
Rasbin Peran Pemerintah Daerah dalam Mengurangi Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran 133
Data terakhir (2015) menunjukkan bahwa tingkat sesuai dengan temuan dari studi Hartarto tahun
pengangguran di Kota Yogyakarta sebesar 5,52 2015. Hartarto tahun 2015 menjelaskan bahwa
persen, dimana tingkat pengangguran perempuan kedudukan dan peran kepala daerah dalam sistem
sebesar 6,02 persen dan laki-laki sebesar 5,11 pemerintahan daerah sangatlah penting karena peran
persen (BPS, 2017). Data tersebut menunjukkan kepemimpinan kepala daerah sangat menentukan
bahwa tingkat pengangguran perempuan lebih tinggi adanya perubahan arah perencanaan pembangunan
dibandingkan tingkat pengangguran laki-laki. Sumber daerah. Hal ini terjadi di Kota Surakarta, bagaimana
tingkat pengangguran di Kota Yogyakarta adalah kepala daerahnya sukses membangun kota
penduduk yang lulus sekolah dan tidak melanjutkan tersebut. Ada 6 (enam) keberhasilan kepala
pendidikan sehingga memunculkan penganggur daerah membangun Kota Surakarta (1) kebijakan
baru (termasuk lulusan universitas/sekolah tinggi). berdasarkan data riil kemauan publik, (2) digerakkan
Penyebabnya adalah terbatasnya kesempatan oleh visi, (3) kebijakan berlandaskan nilai, (4) strategi
kerja, kurangnya keterampilan, dan rendahnya jiwa komunikasi politik, (5) konsistensi dalam visi dan
kewirausahaan.3 misi, (6) inovasi dalam pembangunan kota.4
Untuk tingkat kemiskinan di Kota Yogyakarta, Peran Walikota Yogyakarta dalam menurunkan
berdasarkan data BPS (2017) sebesar 7,7 persen angka kemiskinan dan pengangguran tertuang pada
(2016). Angka ini lebih rendah dibandingkan tingkat beberapa kebijakan dan strategi yang dijalankan oleh
kemiskinan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dibawahnya.
sebesar 13,34 persen dan kabupaten-kabupaten Strategi penanggulangan tingkat kemiskinan dan
lain di DIY. Selain itu, tingkat kemiskinan di Kota diagram sinergi penanggulangan kemiskinan di Kota
Yogyakarta juga lebih rendah dari target dalam Yogyakarta dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Ada beberapa strategi yang dilakukan oleh
(RPJMD) Kota Yogyakarta sebesar 8,4 persen. Secara Pemerintah Kota Yogyakarta dalam menanggulangi
umum, tingkat kemiskinan di Kota Yogyakarta pada tingkat kemiskinan (Gambar 4) agar target RPJMD
tahun 2012 – 2016 terus mengalami tren penurunan. pada akhir 2016 sebesar 8,4 persen dan target
Kemiskinan di Kota Yogyakarta kebanyakan terpusat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
pada wilayah yang dibangun pada lahan marjinal/ (RPJPD) pada akhir 2025 maksimal 3 persen
tanah kosong/bantaran sungai secara illegal. dapat tercapai. Strategi-strategi tersebut meliputi

Sumber: BPS (2017)


Gambar 3. Tingkat Kemiskinan di Kota Yogyakarta, Periode 2012– 2016
2) Strategi dan Program Penanggulangan mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin,
Kemiskinan dan Pengangguran meningkatkan kemampuan dan pendapatan
Turunnya tingkat kemiskinan dan pengangguran masyarakat miskin, mengembangkan dan menjamin
di Kota Yogyakarta tidak lepas dari peran Walikota keberlanjutan usaha mikro dan kecil (UKM),
Yogyakarta untuk berusaha menurunkan angka dan membentuk sinergi kebijakan dan program
kemiskinan dan pengangguran di kotanya. Hal ini penanggulangan kemiskinan.
Strategi penanggulangan kemiskinan yang

3
FGD dengan dosen Program Studi Ilmu Ekonomi, Fakultas
dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta adalah
Ekonomi Universitas Katolik Atmajaya Yogyakarta, Dr.
Aloysius Gunadi Brata. mensinergikan antara program dan kegiatan
4
Rima Vien Permata Hartanto, Op.Cit.
134 Kajian Vol. 23 No. 2 Juni 2018 hal. 129 - 142

Kondisi Kemiskinan Target Penurunan Angka Kemiskinan:


Kota Yogyakarta RPJMD (Akhir 2016) : 8.4%
RPJPD (Akhir 2025) : Maks. 3 &

Strategi
Penanggulangan
Kemiskinan

Mengurangi Beban Meningkatkan Kemampuan Mengembangkan dan Membentuk Sinergi


Pengeluaran Masyarakat dan Pendapatan Masyarakat Menjamin Keberlanjutan Kebijakan dan Program
Miskin Miskin Usaha Mikro dan Kecil Penanggulangan Kemiskinan

Sumber: BAPPEDA Kota Yogyakarta (2017)


Gambar 4. Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Kota Yogyakarta, 2017
penanggulangan kemiskinan. Namun, sinergi antara Untuk tahun 2015, struktur proporsi belanja
program dan kegiatan tersebut harus dilakukan pemerintah Kota Yogyakarta untuk penanggulangan
berdasarkan regulasi yang ada dan juga sistem kemiskinan dan pengangguran meliputi program
informasi manajemen yang tersedia. Terhadap permukiman dasar (rumah tidak layak huni hingga
hasil dari pelaksanaan program dan kegiatan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) mencapai
penanggulangan kemiskinan tersebut dilakukan Rp 7,8 milyar dan program pelayanan gizi dan keluarga
evaluasi agar target penurunan kemiskinan dapat sebesar Rp 29,6 milyar. Kemudian ada Program
tercapai. Bantuan Operasional Daerah (BOSDA) dan Jaminan
Dalam penanggulangan kemiskinan di Kota Pendidikan Daerah (JPD) sebesar Rp 101,2 miliar dan
Yogyakarta, anggaran Kota Yogyakarta pada tahun program pengentasan kemiskinan melalui program
2016 mencapai Rp80,53 milyar. Dana ini tersebar ke penanganan anak jalanan, alat bantu modal usaha,
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Rp2,05 pemberdayaan fakir miskin dan anak-anak terlantar,
milyar), Dinas Kesehatan (Rp37,66 milyar), Dinas santunan kematian, peningkatan kompetensi tenaga
Pendidikan (Rp34,04 milyar), Badan Lingkungan kerja produktivitas sebesar Rp 6,28 milyar.6
Hidup (Rp287,88 juta), Dinas Perindustrian, Untuk penanggulangan kemiskinan dan
Perdagangan, Koperasi dan Pertanian (Rp2 milyar), pengangguran di Kota Yogyakarta, pada tahun 2017
Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan pemerintah Kota Yogyakarta menganggarkan dana
(Rp0,5 milyar), Kantor Keluarga Berencana (Rp2,7 sekitar Rp100-an milyar. Anggaran sebesar tersebut

Regulasi

Penanggulangan Program dan Pelaksanaan dan Monitoring dan Penurunan Angka


Kemiskinan Kegiatan Pelaporan Evaluasi Kemiskinan

Sistem Informasi
Manajemen

Sumber: BAPPEDA Kota Yogyakarta (2017)


Gambar 5. Diagram Sinergi Penanggulangan Kemiskinan di Kota Yogyakarta, 2017
milyar), dan Badan Perencanaan dan Pembangunan
Daerah (Bappeda) (Rp1,2 milyar).5
6
FGD dengan dosen Program Studi Ilmu Ekonomi, Fakultas
Ekonomi Universitas Katolik Atmajaya Yogyakarta, Dr.

5
Wawancara dengan Bappeda Kota Yogyakarta. Aloysius Gunadi Brata.
Rasbin Peran Pemerintah Daerah dalam Mengurangi Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran 135
terangkum dalam beberapa program seperti program 4,33 persen penduduk Kota Malang tergolong
penataan perumahan dan permukiman, program miskin. Namun, tingkat kemiskinan di Kota Malang
pengelolaan rusunawa, program kemitraan dan pada periode 2008 – 2016 terus mengalami tren
pembinaan usaha mikro kecil, program perlindungan penurunan (Gambar 6). Pada tahun 2008, tingkat
dan pengembangan tenaga kerja, dan sebagainya.7 kemiskinan di Kota Malang sebesar 7,22 persen
Menurut Dr. Aloysius Gunadi Brata, penanganan namun mengalami penurunan yang drastis menjadi
secara komprehensif dalam mengatasi kemiskinan 5,58 persen pada tahun 2009. Kemudian sedikit
perkotaan baik secara non fisik maupun fisik, antara mengalami kenaikan menjadi 5,9 persen pada tahun
lain melalui penataan kawasan serta pemberdayaan 2010. Secara umum, tingkat kemiskinan di Kota
ekonomi masyarakat, bentuk program dan pelatihan Malang pada periode 2011 – 2016 mengalami tren
serta bantuan alat yang diberikan kepada keluarga penurunan. TPAK di Kota Malang pada periode 2006
miskin harus disesuaikan dengan kebutuhan – 2015 sedikit mengalami tren penurunan, namun
serta perlu monitoring dalam penggunaan dan penurunan tersebut tidak terlalu signifikan. Berbeda
pelaksanaannya. Ada beberapa inovasi yang dengan TPAK, tingkat pengangguran terbuka (TPT)
dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta dalam sedikit mengalami kenaikan tapi trennya konstan
penanggulangan kemiskinan dan pengangguran (Gambar 7).
diantaranya Rapor Keluarga. Program ini berdasarkan
Keputusan Walikota Yogyakarta No. 244/KEP/2012
Tentang Penetapan Parameter Pendataan Penduduk
dan Keluarga Jaminan Perlindungan Sosial Kota
Yogyakarta, yang terdiri atas 7 aspek dan 17
parameter.
Kemudian ada Program Gerakan Segoro
Amarto, yaitu peningkatan partisipasi seluruh
elemen masyarakat serta mendorong kemandirian
masyarakat melalui 4 pilar yakni Kemandirian,
Kedisiplinan, Kepedulian Sosial dan Kebersamaan.
Melalui program ini, pengurangan kemiskinan di Sumber: BPS Kota Malang (2017)
Kota Yogyakarta bersifat bottom-up. Program Segoro Gambar 6. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kota
Amarto ini adalah wujud dari pelaksanaan konsep Malang, Periode 2008 – 2016 (Persen)
Good Governance yang dilakukan oleh Pemkot
Yogyakarta. Meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam kegiatan pembangunan, khususnya
penanggulangan kemiskinan dan juga membentuk
watak atau karakter para aparatur pemerintahan
di Kota Yogyakarta untuk disiplin, peduli, menjaga
kebersamaan dan menumbuhkan kemandirian.
Ada juga program kelompok usaha bersama
(KUBE), yaitu kelompok dari masyarakat yang
tergolong miskin dan menerima program keluarga
harapan (PKH). Sedangkan bantuan untuk
Sumber: BPS Kota Malang (2017)
penanggulangan kemiskinan dan pengangguran
Gambar 7. Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan
di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Malang,
(APBD) Kota Yogyakarta berasal dari corporate social Periode 2006 – 2015 (%)
responsibility (CSR) dari beberapa perusahaan di
Yogyakarta dan Forum Organisasi Zakat (FOZ). 2) Strategi dan Program Penanggulangan
Kemiskinan dan Pengangguran
B. Keragaan dan Strategi Pengentasan Kemiskinan
Turunnya tingkat kemiskinan dan masih relatif
dan Pengangguran di Kota Malang
konstan tingkat pengangguran tidak lepas juga dari
1) Keragaan Kemiskinan dan Pengangguran peran kepala daerah dalam membangun program-
Pada tahun 2016, penduduk Kota Malang program untuk penanggulangan tingkat kemiskinan
mencapai 856.410 jiwa dengan rincian 422.276 laki- dan tingkat pengangguran. Suriata menyimpulkan
laki dan 434.134 perempuan. Dari angka ini sebesar bahwa kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah otonom mempunyai hak dan

7
Ibid.
136 Kajian Vol. 23 No. 2 Juni 2018 hal. 129 - 142

wewenang dalam mengatur dan mengurus urusan Rencana Pembangunan Menengah Daerah; (5)
pemerintahan dan kepentingan masyarakat atas meningkatkan pemanfaatan data kuantitatif dan
prakarsa dan inisiatif daerah. Standar kepala daerah kualititatif sebagai acuan dalam diagnosa kemiskinan
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dan perumusan kebijakan, tujuan dan sasaran yang
meliputi perencanaan dan pelaksanaan program, lebih jelas dan terukur dengan memperhatikan
dialog dengan publik dan peran serta masyarakat kondisi lokal dan komitmen internasional.
dalam pengambilan keputusan.8 Menurut Yao dan Langkah strategis dan kebijakan berikutnya
Zhang, kepala daerah berperan penting terhadap adalah (6) revitalisasi peran dan fungsi Tim Koordinasi
pertumbuhan ekonomi lokal. Unsur utama Penanggulangan Kemiskinan Daerah sebagai
dari kepala daerah yang sangat penting adalah forum koordinasi, mediasi dan konsultasi berbagai
kemampuan individu dari kepala daerah dalam pihak dalam perumusan kebijakan dan program
memimpin daerahnya.9 penanggulangan kemiskinan; (7) melakukan survei
Peran kepala daerah ini tertuang dalam tiga bulanan, survei enam bulanan dan survei tahunan
program-program SKPD Kota Malang. Dalam tentang jumlah dan mutu pelayanan pemerintah
penanggulangan tingkat kemiskinan dan dalam pemenuhan hak-hak dasar seperti layanan
pengangguran, misi Pemerintah Kota Malang seperti kesehatan, pendidikan, perumahan dan sanitasi, air
tertuang RPJMD Kota Malang Tahun 2013 – 2018 bersih dan sebagainya; (8) melakukan sosialisasi,
adalah sebagai berikut: (1) meningkatkan kualitas, diseminasi dan kampanye tentang tujuan dan
aksesibilitas dan pemerataan pelayanan pendidikan sasaran penanggulangan kemiskinan; (9) mendorong
dan kesehatan; (2) meningkatkan produktivitas dan terbentuknya unit-unit pengaduan masalah guna
daya saing daerah; (3) meningkatkan kesejahteraan mengatasi secara cepat setiap kasus yang dialami
dan perlindungan terhadap masyarakat rentan, oleh masyarakat miskin; (10) mengembangkan
gender dan kerukunan sosial; (4) meningkatkan indikator kinerja dan sistem monitoring dan evaluasi
pembangunan infrastruktur dan daya dukung kota secara terpadu sebagai dasar pengkajian terhadap
yang terpadu dan berkelanjutan, tertib penataan pelaksanaan upaya penanggulangan kemiskinan;
ruang serta berwawasan lingkungan; dan (5) (11) meningkatkan kemampuan dalam mobilisasi
meningkatkan reformasi birokrasi dan kualitas sumberdaya, membangun solidaritas dan jaringan,
pelayanan publik yang profesional, akuntabel dan menyiapkan kerangka hukum dan memperbaiki
berorientasi pada kepuasan masyarakat. pelayanan umum yang baik dan terjangkau bagi
Pemerintah Kota Malang mempunyai peran masyarakat; (12) memasukkan pemecahan masalah
langsung dalam pemenuhan hak-hak dasar kemiskinan sebagai dasar penilaian laporan
masyarakat miskin melalui berbagai kebijakan dan pertanggung jawaban pimpinan daerah; (13)
regulasi yang menghargai dan melindungi hak-hak mengembangkan mekanisme dan fungsi koordinasi
masyarakat miskin; meningkatkan pelayanan publik baik di Sekretariat Daerah dan Bappeda; dan
yang murah, cepat dan bermutu; melakukan fasilitasi (14) mengembangkan dialog dan jejaring sebagai
dan mediasi; mendorong pelaku pembangunan lain pembelajaran melalui pengembangan e-government,
untuk menjadi pelaku aktif dalam penanggulangan penyebaran lewat website, dan peran asosiasi.
kemiskinan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan Untuk pelaku usaha dan perbankan, langkah-
pemerintah kota adalah: (1) melakukan pembaharuan langkah yang perlu dilakukan dalam ikut serta
tata pemerintahan dan reformasi birokrasi; (2) dalam penanggulangan kemiskinan adalah: (1)
bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menyediakan akses lapangan kerja dan usaha
memprioritaskan anggaran dan sumberdaya guna bagi masyarakat miskin melalui kemitraan usaha.
mencapai tujuan dan sasaran penanggulangan Memperkuat usaha mikro melalui dana perbankan,
kemiskinan; (3) menciptakan lingkungan yang bantuan teknis dan pendampingan usaha mikro.
mendukung melalui penetapan peraturan Untuk memperkuat usaha mikro melalui dana
daerah tentang penanggulangan kemiskinan; (4) perbankan maka Pemerintah Kota Malang
merumuskan Strategi Penanggulangan Kemiskinan memberikan kemudahan bagi UKM yang belum
(SPK) Daerah yang menjadi bagian integral dari bankable melalui Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Pemerintah Daerah yang dapat diakses oleh para
8
I Nengah Suriata, “Fungsi Kepala Daerah dalam
usaha mikro tersebut untuk mendapatkan kredit; (2)
Penyelenggaraan Kepala Daerah Sesuai Dengan Prinsip-
prinsip Demokrasi”, Tesis tidak diterbitkan, Denpasar: memastikan produksi yang ramah lingkungan hidup;
Program Pascasarjana Universitas Udayana, 2011. (3) memastikan produksi yang tidak membahayakan
9
Yang Yao dan Muyang Zhang, “Subnational Leaders and konsumen; (4) memastikan tidak ada diskriminasi
Economic Growth”, Journal of Economic Growth, Vol. 20 terhadap perempuan dalam perekrutan pegawai
Issue 4, Desember 2015, hlm. 405 – 436. dan pengembangan usaha; (5) meningkatkan
Rasbin Peran Pemerintah Daerah dalam Mengurangi Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran 137
pertanggungjawaban sosial dalam berbagai bentuk tugas-tugas lain yang menjadi kewajiban dan
(beasiswa, pengembangan masyarakat, dukungan tanggung jawab kepala daerah.11
kepada lembaga pendidikan dan penelitian); dan Osborne dan Gabler menyatakan bahwa
(6) menggalang dana untuk disalurkan kepada pemerintah daerah (secara khusus kepala daerah)
perorangan dan kelompok masyarakat yang sangat dituntut untuk memahami dan memutuskan
membutuhkan. perhatian pada keluaran atau output yang efisien
Pemerintah Kota Malang memiliki strategi dan bukan pada input (semata-mata pada kenaikan
penanggulangan kemiskinan yang dititik beratkan pendapatan daerah) yang dapat mengarah kepada
pada beberapa hal, yaitu mengurangi beban maksimalisasi input dibandingkan maksimalisasi
pengeluaran masyarakat miskin; meningkatkan output. Pemerintah daerah hendaknya berperan
kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin; seperti dunia usaha yang melihat masyarakat
mengembangkan dan menjamin keberlanjutan sebagai pelanggan yang harus dilayani sebaik
Usaha Mikro dan Kecil (UMK); membentuk sinergi mungkin. Dalam era otonomi daerah, kegiatan
kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan nyata dari kepala daerah sangat penting bagi
dalam 3 klaster; menyusun Strategi Penanggulangan masyarakat. Kegiatan nyata tersebut diarahkan pada
Kemiskinan Daerah Kota Malang; membentuk Forum kegiatan-kegiatan yang kreatif (creative), inovatif
CSR dan Dana Sosial Lainnya; dan mensinergikan (innovative), perintisan (avangarde), orientasi
Pronangkis sampai pada level kelurahan dalam forum pelanggan/masyarakat (people/customer-oriented),
resmi siklus perencanaan Musrenbangkel. orientasi pelayanan dan pemberdayaan (service and
empowerment-oriented).12
C. Permasalahan dan Peran Pemerintah Daerah James W. Fesler dan AF. Leemans menyatakan
dalam Penanggulangan Kemiskinan dan bahwa kepala daerah harus menerjemahkan
Pengangguran paradigma baru dalam otonomi daerah sebagai
Otonomi daerah adalah wewenang untuk upaya untuk mengatur kewenangan pemerintahan
menetapkan dan melaksanakan kebijakan dengan sehingga serasi dan fokus pada tuntutan kebutuhan
prakarsa sendiri. Atau dengan kata lain otonomi masyarakat.13 Kewenangan mengelola daerah dalam
daerah adalah kewenangan untuk mengurus daerah otonomi daerah harus dilakukan secara adil, jujur,
secara independen. Dalam melaksanakan otonomi dan demokratis. Oleh Karena itu, kepala daerah
daerah, suatu daerah dipimpin oleh seorang kepala harus mampu mengelola kewenangan yang diterima
daerah. Melalui otonomi daerah, kepala daerah secara efektif dan efisien demi pembangunan dan
dan aparat pemerintah daerah dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat daerah. Keberhasilan
kesejahteraan masyarakat dengan mengoptimalkan kepala daerah dan aparat pemerintahan daerah
sumber daya alam yang dimilikinya. Oleh karena itu, dalam membangun daerahnya akan mendukung
keberhasilan otonomi daerah terletak pada aktivitas sinkronisasi pembangunan nasional dan
pemerintah daerah (the impact of local government) pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
dan bukan ditentukan oleh pemerintah pusat.10
Keberhasilan daerah dalam membangun 1) Masalah Sosial: Kemiskinan dan Pengangguran
daerahnya pada era otonomi daerah sangat Masalah Sosial Kemiskinan
bergantung pada kepala daerah. Artinya kepala daerah Kemiskinan merupakan masalah pembangunan
merupakan komponen signifikan bagi keberhasilan yang telah ada sejak dahulu, dan semua negara tidak
pembangunan daerah. Kepala daerah merupakan terkecuali negara-negara maju mengalami hal tersebut.
figur atau manajer yang menentukan efektivitas Kemiskinan menurut Bank Dunia adalah suatu keadaan
pencapaian tujuan organisasi pemerintahan daerah. tidak tercapainya kehidupan layak dengan penghasilan
Proses pemerintahan di daerah secara sinergis US$ 1.00 per hari, di negara kategori pendapatan rendah.
ditentukan oleh peran yang dimainkan oleh kepala Sementara di negara maju batas miskin adalah US$ 14.00
daerah. Dengan kata lain, arah dan tujuan organisasi per hari, dan negara pendapatan sedang US$ 2.00 per
pemerintahan daerah ditentukan oleh kemampuan, hari. Selain itu United Nations Development Programme
kompetensi dan kapabilitas kepala daerah dalam (UNDP) mendefinisikan kemiskinan sebagai kelaparan,
melaksanakan fungsi-fungsi administrasi/manajerial, ketiadaan tempat berlindung, ketidakmampuan berobat
kepemimpinan, pembinaan dan pelayanan, serta
11
Rima Vien Permata Hartanto, Loc.Cit.

10
Dian Puji N. Simatupang, Paradoks Rasionalitas: Perluasan 12
Ibid.
Ruang Lingkup Keuangan Negara dan Implikasinya 13
J. Kaloh, Kepala Daerah: Pola Kegiatan, Kekuasaan, dan
terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah, Jakarta: Badan Perilaku Kepala Daerah dalam Pelaksanaan Otonomi
Penerbit FHUI, 2011, hlm. 216. Daerah, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm. 34.
138 Kajian Vol. 23 No. 2 Juni 2018 hal. 129 - 142

ke dokter jika sakit, tidak mempunyai akses ke sekolah dan gilirannya upahnya rendah. Ketiga, kemiskinan
buta huruf, tidak mempunyai pekerjaan, takut akan masa muncul akibat perbedaan akses dalam modal.17
depan, hidup dalam hitungan hari, ketidakmampuan Kemiskinan juga dapat disebabkan oleh sifat-
mendapatkan air bersih, ketidakberdayaan, tidak ada sifat masyarakat berdasarkan karakteristik wilayah,
keterwakilan dan kebebasan. Di Indonesia, definisi masyarakat, rumah tangga, dan individu (Tabel 1).18
kemiskinan mengikuti BPS yang mendefinisikan Karakteristik wilayah yang dapat menyebabkan
kemiskinan sebagai suatu kondisi seseorang yang hanya kemiskinan diantaranya letak wilayah, basis sumber
dapat memenuhi makanannya kurang dari 2100 kalori daya, cuaca, pemerintahan dan pengelolaan wilayah,
per kapita per hari.14 dan ketimpangan dengan wilayah lain. Selanjutnya,
Secara umum, kemiskinan dibedakan menjadi karakteristik masyarakatnya seperti infrastruktur,
tiga yaitu kemiskinan absolut, kemiskinan relatif, dan pembagian tanah, akses terhadap barang dan
kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan layanan umum, dan struktur dan modal sosial.
miskin absolut apabila hasil pendapatannya Tabel 1. Faktor-Faktor Penentu Utama Kemiskinan
berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup Menurut Karakteristik Wilayah, Masyarakat, Rumah
untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum yang Tangga dan Individu
mencakup pangan, sandang, kesehatan, papan, 1. Karakteristik a. Isolasi dan keterpencilan, termasuk
pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif wilayah kurangnya infrastruktur dan akses yang
sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan buruk pada pasar dan layanan;
b. Basis sumber daya, termasuk
namun masih berada di bawah garis kemampuan
ketersediaan dan kualitas tanah;
masyarakat sekitarnya. Miskin kultural berkaitan c. Cuaca (apakah topan atau kekeringan
erat dengan sikap seseorang atau sekelompok termasuk lazim) dan kondisi lingkungan
masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki (frekuensi gempa);
tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak d. Pemerintahan dan pengelolaan wilayah;
lain yang membantunya.15 e. Ketimpangan.
Kemiskinan menurut pola waktu dibedakan 2. Karakteristik a. Infrastruktur (air leding, akses pada
atas empat. Pertama, persistent poverty yaitu masyarakat jalan yang diaspal);
kemiskinan yang telah kronis atau turun-temurun. b. Pembagian tanah;
c. Akses pada barang dan layanan umum
Kemiskinan ini pada umumnya terjadi di daerah yang
(kedekatan sekolah, klinik);
kritis sumber daya alam atau daerah yang terisolasi. d. Struktur dan modal sosial.
Kedua, cyclical poverty yaitu kemiskinan yang
3. Karakteristik a. Jumlah anggota rumah tangga;
mengikuti pola siklus ekonomi secara keseluruhan.
rumah b. Rasio ketergantungan (pengangguran
Ketiga, seasonal poverty yaitu kemiskinan musiman tangga tua dan muda relatif terhadap orang
seperti sering dijumpai pada petani dan nelayan. dewasa usia kerja);
Keempat, accidental poverty yaitu kemiskinan yang c. Gender kepala rumah tangga atau
terjadi karena bencana alam atau dampak dari suatu rata-rata orang dewasa dalam rumah
kebijakan tertentu yang menyebabkan menurunnya tangga;
d. Asset (tanah, peralatan, dan alat
tingkat kesejahteraan suatu masyarakat.16 produksi lainnya, perumahan,
Mengidentifikasi penyebab terjadinya perhiasan);
kemiskinan sangat diperlukan dalam menyelesaikan e. Struktur pekerjaan dan pendapatan
sumber-sumber kemiskinan. Terjadinya kemiskinan, (perbandingan orang dewasa yang
menurut Sharp, et al. disebabkan oleh beberapa dipekerjakan, jenis pekerjaan – upah
kerja atau bekerja sendiri, pemasukan
faktor (dari sisi ekonomi). Pertama, secara mikro
uang pembayaran);
kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan f. Rata-rata kesehatan dan Pendidikan
pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan para anggota rumah tangga.
distribusi pendapatan yang timpang. Penduduk
4. Karakteristik a. Usia;
miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah individu b. Pendidikan;
terbatas dan kualitasnya rendah. Kedua, kemiskinan c. Status pekerjaan;
muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber d. Status kesehatan;
daya manusia. Kualitas sumber daya manusia yang e. Etnis.
rendah berarti produktivitasnya rendah, yang pada Sumber: Haughton dan Khandker (2012)

14
Arief Daryanto dan Yundy Hafizrianda, Model-model Kuantitatif
17
Mudrajad Kuncoro, Dasar-dasar Ekonomika Pembangunan,
untuk Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah: Konsep Yogyakarta: Penerbit UPP STIM YKPN, 2010, hlm. 69.
dan Aplikasi, Bogor: IPB Press, 2010, hlm. 205-207.
18
Jonathan Haughton dan Shahidur R. Khandker, Pedoman
15
Ibid, hlm. 207. tentang Kemiskinan dan Ketimpangan, Jakarta: Salemba
16
Ibid. Empat, 2012, hlm. 165.
Rasbin Peran Pemerintah Daerah dalam Mengurangi Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran 139
Penyebab kemiskinan juga akibat karakteristik pekerja yang masih mencari pekerjaan penuh atau
dari rumah tangga. Karakteristik tersebut meliputi sambilan dan mereka yang bekerja dengan jam kerja
jumlah anggota rumah tangga, rasio ketergantungan, rendah (dibawah sepertiga jam kerja normal, atau
gender kepala rumah tangga, aset, struktur pekerjaan berarti bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu).
dan pendapatan, dan rata-rata kesehatan dan Setengah penganggur sukarela adalah setengah
pendidikan anggota rumah tangga tersebut. Terakhir, penganggur tetapi tidak mencari pekerjaan atau
karakteristik individu meliputi usia, pendidikan, tidak bersedia menerima pekerjaan lain (pekerja
status pendidikan, status kesehatan, dan etnis. paruh waktu). Setengah penganggur terpaksa adalah
Di Indonesia, kemiskinan telah menjadi penyakit setengah penganggur yang masih mencari pekerjaan
kronis masyarakat yang tidak pernah hilang sampai atau bersedia menerima pekerjaan. Pekerja
kini. Kemiskinan terkait erat dengan masalah digolongkan setengah pengangguran parah (severe
inflasi. Jika inflasi mengalami kenaikan maka tingkat underemployment) bila masuk setengah menganggur
kemiskinan juga naik, begitu pula sebaliknya. Kenaikan dengan jam kerja kurang dari 25 jam seminggu.21
harga yang berkontribusi besar terhadap kenaikan Secara umum, munculnya masalah
kemiskinan adalah kenaikan harga pangan terutama pengangguran karena keterbatasan peluang kerja
beras.19 Hal inilah yang terjadi pada 1998, setelah di luar sektor pertanian (sektor industri) yang dapat
krisis ekonomi 1997. Harga-harga produk terutama menyerap tenaga kerja. Selain memunculkan masalah
kebutuhan pokok mengalami kenaikan drastis. Hal pengangguran, keterbatasan peluang kerja juga
inilah yang menyebabkan tingkat kemiskinan pada menimbulkan masalah setengah pengangguran.22
tahun 1998 melonjak naik 120 persen dibandingkan Adanya pengangguran bisa memunculkan masalah-
tahun 1996.20 masalah sosial lainnya. Salah satunya adalah masalah
Jika melihat pergerakan tingkat kemiskinan kriminalitas. Studi-studi empiris membuktikan bahwa
di Indonesia, sejak tahun 1998 tingkat kemiskinan semakin tinggi tingkat pengangguran maka tingkat
terus mengalami penurunan. Walaupun penurunan kriminalitas juga akan mengalami kenaikan.
tingkat kemiskinan tersebut berjalan lambat (lihat Tingkat pengangguran di Indonesia tidak
Gambar 1). Namun demikian, tingkat kemiskinan pernah berkencenderungan menurun secara
di Indonesia masih di angka dua digit, 10,7 persen. signifikan, bahkan kecenderungannya adalah
Masih tingginya tingkat kemiskinan menyebabkan persisten. Pengangguran bersifat persisten
angka kriminalitas mengalami peningkatan. Selain bila berkecenderungan sangat lambat untuk
kenaikan tingkat kriminalitas, banyak juga efek-efek menuju ke tingkat alamiahnya (natural rate of
negatif yang ditimbulkan oleh tingginya kemiskinan. unemployment). Tingginya tingkat pengangguran
tersebut berkaitan secara langsung dengan ukuran-
Masalah Sosial Pengangguran ukuran kesejahteraan dalam perekonomian di
Pengangguran merupakan masalah ekonomi Indonesia seperti persentase penduduk miskin,
makro yang selalu terjadi dalam suatu negara, tingkat kesehatan, taraf pendidikan, dan berbagai
seperti Indonesia. Pengangguran (unemployment) ukuran lainnya yang lazim dipadukan dalam indeks
terjadi apabila jumlah tenaga kerja yang ditawarkan pembangunan manusia (IPM).23
lebih besar daripada jumlah tenaga kerja yang Pengangguran di Indonesia tampaknya
diminta. Dengan kata lain, jumlah yang mencari juga tidak menunjukkan gejala yang mengikuti
pekerjaan lebih banyak daripada kesempatan kerja mekanisme menuju kesetimbangan antar wilayah
yang tersedia. (interregional equilibrating mechanism). Artinya
Pengangguran, mengacu definisi yang teori yang meramalkan adanya konvergensi tingkat
diungkapkan oleh BPS, didefinisikan dalam dua pengangguran antarprovinsi, yakni berkurangnya
kategori pengangguran terbuka dan setengah kesenjangan pengangguran di sepanjang waktu, tidak
pengangguran. Pengangguran terbuka atau open tampak secara empirik pada data pengangguran di
unemployment didasarkan pada konsep seluruh Indonesia. Yang terjadi justru sebaliknya, keragaman
angkatan kerja yang mencari pekerjaan, baik yang tingkat pengangguran antarprovinsi makin
mencari pekerjaan pertama kali maupun yang pernah membesar. 24

bekerja sebelumnya. Pekerja yang digolongkan


setengah penganggur (underemployment) adalah 21
Mudrajad Kuncoro, Op.Cit., hlm. 127.
22
Ibid., hlm. 130.
19
Aunur Rofiq, Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan: 23
D.S.Priyarsono, Dari Pertanian ke Industri: Analisis
Kebijakan dan Tantangan Masa Depan, Jakarta: Republika,
Pembangunan dalam Perspektif Ekonomi Regional, Bogor:
2014, hlm. 68-72.
Penerbit IPB Press, 2011, hlm. 175-176.
20
Arief Daryanto dan Yundy Hafizrianda, Op.Cit., hlm. 205. 24
Ibid.
140 Kajian Vol. 23 No. 2 Juni 2018 hal. 129 - 142

Tingginya pengangguran akan menimbulkan pemerintah saja. Semua aspek bangsa, pemerintah,
beberapa dampak negatif. Dampak negatif pihak swasta sampai organisasi masyarakat terkecil
tersebut antara lain (1) terganggunya stabilitas harus turut berperan aktif dalam program-program
perekonomian. Pengangguran struktural dan/ pengentasan kemiskinan tersebut. Pemerintah
atau kronis akan mengganggu stabilitas karena pusat dan daerah selain sebagai regulator juga
menurunkan permintaan aggregat dan penawaran menjadi pelayan publik dan fasilitator dalam
aggregat; (2) terganggunya stabilitas sosial politik. memberi perlindungan sosial terhadap masyarakat
Pengangguran yang tinggi akan meningkatkan miskin dan rawan. Pihak swasta bisa berperan
kriminalitas, baik berupa kejahatan pencurian, dengan membuat berbagai bentuk kemitraan
perampokan, penyalahgunaan obat-obat terlarang dengan kelompok masyarakat miskin dan rawan,
maupun kegiatan-kegiatan ekonomi illegal lainnya.25 dan juga bisa menciptakan lapangan kerja. Peran
aktif kelembagaan masyarakat dengan memberi
6) Peran Pemerintah Daerah dalam Pengentasan perlindungan sosial bagi masyarakat miskin dan
Kemiskinan dan Pengangguran rawan dalam bentuk keikutsertaan mengadvokasi
Meningkatnya angka kemiskinan dan berbagai permasalahan yang dihadapi penduduk
pengangguran akan memunculkan masalah-masalah miskin seperti penggusuran, perampasan lahan, dan
sosial lainnya seperti masalah kriminalitas (pencurian, lain-lain.27
penjambretan, perampokan, perampasan, dan Bank Dunia tahun 1990 menyatakan bahwa
lain-lain). Tingginya tingkat kriminalitas akan pengentasan kemiskinan dapat dilakukan melalui
menyebabkan kehidupan sosial masyarakat menjadi dua strategi. Pertama, mendorong pertumbuhan
tidak kondusif sehingga menganggu perekonomian padat karya (dengan menghapus bias-bias anti buruh
nasional. Oleh karena itu, diperlukan tindakan dalam kebijakan umum). Kedua, berinvestasi dalam
nyata dari pemerintah terutama pemerintah daerah modal manusia dari masyarakat miskin, terutama
untuk mengurangi tingginya tingkat kemiskinan dalam pendidikan dan kesehatan. Kemudian Bank
dan pengangguran. Karena, dana untuk program Dunia tahun 2000 memperluas analisisnya dengan
penanggulangan kemiskinan dan pengangguran di memisahkan kegiatan-kegiatan anti kemiskinan
daerah cukup tersedia seiring dengan meningkatnya menjadi tiga kelompok yaitu memperbesar peluang,
transfer dana ke daerah. Syarat utamanya adalah memudahkan pemberdayaan, dan meningkatkan
bagaimana willingness dari kepala daerah untuk ketahanan (pendapatan).28
serius menanggulangi kemiskinan dan pengangguran Selain masalah kemiskinan yang perlu diatasi, ada
di daerahnya melalui program-program kebijakan juga masalah pengangguran. Masalah pengangguran
yang bersifat pro-poor dan pro-job. umumnya disebabkan oleh ketidakcukupan
Namun, dalam menanggulangi kemiskinan, lapangan kerja dalam memenuhi permintaan kerja.
sebelumnya harus diidentifikasi siapa sebenarnya Kebijakan publik sampai saat ini telah menempatkan
penduduk miskin dan dimana penduduk miskin soal pengurangan pengangguran sebagai salah satu
tersebut berada. Ketepatan identifikasi tersebut target yang menjadi prioritas, antara lain melalui
merupakan salah satu syarat keberhasilan program- upaya memacu pertumbuhan ekonomi dengan
program penanggulangan kemiskinan. Selain itu, membangun infrastruktur, meningkatkan investasi,
harus ada kesepakatan pemahaman di antara dan mendorong ekspor. Namun, pencapaian dari
semua pihak penyelenggara (lintas sektor dan kebijakan publik ini belum berhasil menurunkan
lintas pelaku) agar target yang dilaksanakan tepat tingkat pengangguran secara signifikan.29
sasaran baik pada target penduduk miskin, program Kepala daerah sebagai pemegang kuasa anggaran
yang dilaksanakan maupun pihak donor. Beberapa terhadap dana transfer perlu kreatif menyusun
program-program pemerintah untuk mengantisipasi program-program yang dapat menciptakan lapangan
tingginya tingkat kemiskinan diantaranya program kerja. Salah satu sektor yang bisa menyerap tenaga
pengembangan desa tertinggal, gerakan terpadu kerja banyak dan perlu dikembangkan oleh pemerintah
pengentasan kemiskinan, jaring pengaman sosial adalah sektor informal. Sektor ini mampu menyediakan
(JPS), dan program beras miskin (Raskin).26 kesempatan kerja untuk mendapatkan latihan dan
Perlu diingat bahwa penanggulangan kemiskinan magang dengan biaya rendah dibandingkan sektor-
pada hakekatnya bukan hanya tanggung jawab sektor formal. Yaitu menyediakan lapangan kerja
dengan penyerapan tenaga kerja secara mandiri atau

25
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi
Makro: Suatu Pengantar, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas 27
Ibid., hlm. 215.
Ekonomi Universitas Indonesia, 2005, hlm. 197-198. 28
Jonathan Haughton dan Shahidur R. Khandker, Op.Cit.
26
Arief Daryanto dan Yundy Hafizrianda, Op.Cit., hlm. 206. 29
D.S.Priyarsono, Op.Cit.
Rasbin Peran Pemerintah Daerah dalam Mengurangi Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran 141
safety belt bagi tenaga kerja yang memasuki tenaga B. Saran
kerja. Selain itu, sektor informal membutuhkan tenaga Walaupun pemerintah daerah memiliki peran
yang tidak memiliki keterampilan atau setengah yang vital dalam penanggulangan kemiskinan dan
terampil sudah cukup.30 pengangguran, penanggulangan ini akan lebih
Selain itu, pemerintah daerah perlu mendorong optimal jika terjadi kolaborasi yang sinergis antara
industri-industri yang bersifat padat karya. Hal pemerintah dan swasta. Hal ini dikarenakan masalah
ini sejalan dengan paket kebijakan ekonomi yang kemiskinan dan pengangguran di masa mendatang
dikeluarkan oleh pemerintah pusat berupa fasilitas akan lebih kompleks. Peran swasta dalam
insentif bagi industri. Fasilitas insentif tersebut antara penanggulangan kemiskinan dan pengangguran juga
lain diskon pajak, insentif fiskal sampai pemberian merupakan faktor yang penting. Selain itu, dalam
kredit atau modal kerja bagi perusahaan.31 Paket implementasi program-program penanggulangan
kebijakan ini akan sukses mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran yang sudah
pengangguran jika dilakukan secara komprehensif dilakukan, perlu adanya monitoring and evaluation
antara pemerintah pusat dan daerah. agar program-program tersebut dapat berjalan
lebih baik. Juga program-program tersebut dapat
PENUTUP lebih efektif dalam menanggulangi kemiskinan dan
A. Kesimpulan pengangguran.
Dalam rangka menanggulangi tingkat kemiskinan
dan pengangguran di Kota Yogyakarta dan Malang,
pemerintah daerah kedua kota tersebut menjalankan
program-program penanggulangan kemiskinan dan DAFTAR PUSTAKA
pengangguran. Program-program penanggulangan
kemiskinan dan pengangguran yang dijalankan
oleh Pemerintah Kota Yogyakarta diantaranya
Rapor Keluarga, Gerakan Segoro Amarto, dan Buku
KUBE. Sedangkan bantuan untuk penanggulangan Daryanto, A., dan Hafizrianda, Y. (2010). Model-model
kemiskinan dan pengangguran di luar APBD Kuantitatif untuk Perencanaan Pembangunan
Kota Yogyakarta berasal dari CSR dari beberapa Ekonomi Daerah: Konsep dan Aplikasi. Bogor:
perusahaan di Yogyakarta dan FOZ. Untuk Kota IPB Press.
Malang, program-program penanggulangan tingkat
Haughton, J. dan Khandker, S. R. (2012). Pedoman
kemiskinan dan pengangguran yang dijalankan
tentang Kemiskinan dan Ketimpangan. Jakarta:
oleh Pemerintah Kota Malang tertuang dalam misi
Salemba Empat.
Pemerintah Kota Malang yang ada dalam RPJMD
Kota Malang Tahun 2013 – 2018. Sedangkan peran di Kaloh, J. (2003). Kepala Daerah: Pola Kegiatan,
luar APBD Kota Malang berasal dari beberapa pelaku Kekuasaan, dan Perilaku Kepala Daerah
usaha dan perbankan. dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah. Jakarta:
Dampak dari program-program yang dijalankan Gramedia Pustaka Utama.
oleh kedua pemerintah kota tersebut terlihat dari Kuncoro, M. (2010). Dasar-dasar Ekonomika
kinerja tingkat kemiskinan dan pengangguran di Pembangunan. Yogyakarta: Penerbit UPP STIM
kedua kota tersebut. Untuk Kota Yogyakarta, secara YKPN.
umum tren Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)-
nya mengalami fluktuasi sedangkan kinerja tingkat Rahardja, P. dan Manurung, M. (2005). Teori
penganggurannya mengalami tren penurunan. Begitu Ekonomi Makro: Suatu Pengantar. Jakarta:
juga dengan tingkat kemiskinan yang juga mengalami Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
penurunan. Hampir mirip dengan Kota Yogyakarta, Indonesia.
tingkat kemiskinan dan TPAK di Kota Malang juga Rofiq, A. (2014). Pertumbuhan Ekonomi dan
mengalami tren penurunan. Akan tetapi, kondisi Kemiskinan: Kebijakan dan Tantangan Masa
sebaliknya terjadi untuk Tingkat Pengangguran Depan. Jakarta: Republika.
Terbuka (TPT) yang sedikit mengalami tren kenaikan.
Simatupang, D. P. N. (2011). Paradoks Rasionalitas:
Mudrajad Kuncoro, Op.Cit., hlm. 140.
30
Perluasan Ruang Lingkup Keuangan Negara
“Paket Kebijakan Jokowi Ampuh Turunkan Angka
31
dan Implikasinya terhadap Kinerja Keuangan
Pengangguran” (online), (http://bisnis.liputan6.com/ Pemerintah. Jakarta: Badan Penerbit FHUI.
read/2359395/paket-kebijakan-jokowi-ampuh-turunkan-
angka-pengangguran, diakses 27 April 2017).
142 Kajian Vol. 23 No. 2 Juni 2018 hal. 129 - 142

Jurnal Internet
Hartanto, R.V.P. (2015). Peran Kepala Daerah dalam 10 kabupaten kota akan terima penghargaan hasil
Membangun Daerah: Sebuah Pengalaman dan evaluasi pelayanan publik 2016 dari kementerian
Pembelajaran Baik (Best Practices) dari Walikota panrb, (online). (https://www.menpan.go.id/
Surakarta, Jurnal PKn Progresif, Vol. 10, No. 1, berita-terkini/6304-10-kabupaten-kota-akan-
Juni. terima-penghargaan-hasil-evaluasi-pelayanan-
publik-2016-dari-kementerian-panrb, diakses
Yao, Y. dan Zhang, M. (2015). Subnational Leaders
tanggal 1 Mei 2017).
and Economic Growth, Journal of Economic
Growth, Vol. 20 Issue 4, Desember. Angka Kemiskinan Turun Tapi Kok Pengangguran
di Kota Malang naik, (online), (http://www.
Dokumen Resmi arematv.id/2017/02/10/angka-kemiskinan-
Bappeda Kota Malang. (2016). Laporan Pelaksanaan turun-tapi-kok-pengangguran-di-kota-malang-
Program Penanggulangan Kemiskinan Daerah naik/ , diakses 15 Mei 2017).
Kota Malang Tahun 2016. Malang: Bappeda Kota Daftar Pemenang Tahun 2017, (online), (http://
Malang. www.indonesiaattractiveness-award.com/the_
BPS. (2017). Kota Yogyakarta dalam Angka. Jakarta: winner.html, diakses 27 April 2017).
Badan Pusat Statistik. Jumlah Pengangguran Kota Jogja 6.721 Orang
BPS. (2017). Kota Malang dalam Angka. Jakarta: Mayoritas Lulusan SMA, (online), (http://
Badan Pusat Statistik. www.harianjogja.com/baca/2017/04/10/
jumlah-pengangguran-kota-jogja-6-721-orang-
Singgih, U. (2017). Proposal Penelitian Individu mayoritas-lulusan-sma-808719 , diakses 15 Mei
2017: Transformasi Struktur dan Agensi Pada 2017).
Perubahan Sosial Masyarakat: Studi Sosiologi
terhadap Masyarakat Alor dan Surabaya. Paket Kebijakan Jokowi Ampuh Turunkan Angka
Jakarta: Badan Keahlian DPR RI. Pengangguran, (online), (http://bisnis.liputan6.
com/read/2359395/paket-kebijakan-jokowi-
Suriata, I.N. (2011). “Fungsi Kepala Daerah dalam ampuh-turunkan-angka-pengangguran, diakses
Penyelenggaraan Kepala Daerah Sesuai 27 April 2017).
Dengan Prinsip-prinsip Demokrasi”. Tesis tidak
diterbitkan, Denpasar: Program Pascasarjana
Universitas Udayana

You might also like