Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Pendidikan Biologi Slamet 2019
Jurnal Pendidikan Biologi Slamet 2019
1
Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Jawa Timur
2
Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Jawa Timur
3
Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Jawa Timur
* parlaungan_sma@yahoo.com
ABSTRACT
Reciprocal teaching is one of learning model which consist of four strategy, summarize, questioning,
clarifying the knowledge, and predicting. Another type of cooperative learning model is Jigsaw.
Jigsaw cooperative learning model create groups of expert learner which expected to stimulate
critical thinking abilities because Jigsaw is a learning model that triggers student to have active role
in group learning (Andriliani dkk, 2015). This research about the effect of Reciprocal Teaching vs
Jigsaw learning model on student critical learning ability is important to be done because
preliminary study shows that the 10th grade high school students critical thinking ability is poor. As
pretest and posttest statistical data shows in table 4.10, the influence of prior knowledge on learning
results has significance points of 0,443 > 0.05 so it can be concluded that the data is significant.
Based on the data, there are influence between the prior knowledge to the critical thinking ability
results. According to table 4.11 statistical data, the influence of learning models on learning results
has significance points of 0,060 > 0,05 so it can be concluded that there are difference of influence in
critical thinking ability by using Reciprocal teaching vs Jigsaw model. Based on table 4.12 statistical
data, the significance points are 0,126 > 0,05 it indicates that the students learning results data is
valid or significant and it can be concluded that there are interaction between Reciprocal teaching vs
Jigsaw model learning method and prior knowledge on the learning results of 10 th grade student
critical thinking ability at Islam Parlaungan High school Waru and Almuslim High School Waru.
Keyword : Reciprocal learning model, jigsaw model, critical thinking ability, learning results, gain
index
Abstrak
Reciprocal teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki empat strategi yaitu
merangkum, menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan yang
telah diperoleh kemudian memprediksi pertanyaan apa selanjutnya dari persoalan yang disodorkan
kepada siswa. Salah satu Tipe Model Cooperative Learning yaitu Tipe Jigsaw, Model Cooperative
Learning Tipe Jigsaw merupakan pembelajaran yang membentuk suatu kelompok tim ahli yang
diharapkan mampu merangsang kemampuan berpikir kritis karena Jigsaw ini merupakan
pembelajaran yang memicu siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran kelompok (Andriliani
dkk, 2015). Penelitian mengenai pengaruh pengajaran Reciprocal teaching vs Model Jigsaw terhadap
Biotropic Tahun, Vol (Nomor): hal– hal
Title/judul artikel
kemampuan berpikir kritis siswa dapat dikatakan perlu dilakukan karena berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa SMA
kelas X termasuk dalam kategori jelek. Sebagaimana data hasil pretest dan posttest, diperoleh data
bahwa hasil uji statistik pengaruh pengetahuan awal terhadap hasil prestasi belajar diketahui nilai
signifikansinya sebesar 0,443 ˃ 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar siswa bersifat
Signifikan. Pada uji statistik pengaruh Model pembelajaran terhadap hasil prestasi belajar diketahui
nilai signifikansinya sebesar 0,060 ˃ 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
pengaruh penerapan model pembelajaran resiprokal (Reciprocal teaching) dan model Jigsaw terhadap
hasil belajar kemampuan berpikir kritis. Selain itu diperoleh data bahwa terdapat interaksi penerapan
model pembelajaran Jigsaw versus Resiprocal teaching dan pengetahuan awal terhadap hasil belajar
kemampuan berpikir kritis kelas X SMA Islam Parlaungan Waru dan SMA Al Muslim Waru.
Kata kunci: Pembelajaran Model Resiprokal, Model Jigsaw, Kemampuan Berfikir Kritis, Hasil
Belajar, indeks gain
http://jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/biotropic 2
Biotropic Tahun, Vol (Nomor): hal– hal
Title/judul artikel
pendapat dalam belajar. Materi yang sesuai pembelajaran resiprokal (Reciprocal teaching)
untuk pembelajaran secara berkelompok ini dan model Jigsaw terhadap hasil belajar
harus memiliki sub meteri yang cukup menarik, kemampuan berpikir kritis, pengaruh
seperti pencemaran lingkungan yang ada pada pengetahuan awal peserta didik dan interaksi
materi pelajaran biologi di SMA kelas X. Materi keduanya pada mata pelajaran Biologi kelas X
pencemaran lingkungan dipilih dalam penelitian SMA Islam Parlaungan Waru dan SMA Al
ini, agar siswa lebih semangat dalam belajar dan Muslim Waru. Selain itu dapat digunakan
berdiskusi karena umumnya siswa akan lebih sebagai alternatif model pembelajaran dalam
tertarik pada materi yang berkaitan dengan meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa
lingkungan sekitar, selain itu kemampuan dan penggunaannya untuk mata pelajaran –
berpikir kritis siswa dapat dikembangkan pelajaran lain yang serumpun dengan pelajaran
melalui kajian yang berhubungan dengan biologi yang memerlukan kemampuan berfikir
kehidupan sehari-hari (Zohar,1994:1). kritis siswa.
Pelaksanaan penelitian dengan cara demikian
dilakukan karena Reciprocal teaching METODE
mengharuskan siswa untuk membaca dan Penelitian ini merupakan penelitian
merangkum kegiatan pembelajaran yang akan eksperimen untuk menguji pengaruh variabel
dan telah dilakukan, sehingga siswa tidak hanya bebas terhadap variabel terikat. Desain
belajar secara berkelompok saja tetapi juga eksperimen yang digunakan adalah desain quasi
mengasah kemampuan individunya menjadi eksperimen pretest – postest non equivalent
lebih baik melalui dialog berdasarkan teks. control group design (Kerlinger, 1986;
Kegiatan pembelajaran resiprokal juga harus Tuckman, 1999 dalam Sulistyaningrum, 2011).
disesuaikan dengan materi pelajaran yang cocok Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
untuk kegiatan berkelompok dan membutuhkan Model pembelajaran resiprokal (Resiprocal
keterampilan berpikir kritis dengan waktu yang teaching) dan Model Jigsaw. Variabel moderator
tidak terlalu lama. Berdasarkan hal-hal yang (variabel bebas sekunder) dalam penelitian ini
telah dijelaskan diatas, maka perlu dilakukan adalah pengetahuan awal siswa / peserta didik.
penelitian tentang pengaruh model pembelajaran Pengetahuan awal meliputi pengetahuan awal
resiprokal (Reciprocal teaching) Vs Model tinggi dan pengetahuan awal rendah. Variabel
Jigsaw dan pengetahuan awal terhadap hasil terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar
belajar kemampuan berpikir kritis dalam pokok kemampuan berfikir kritis siswa. Penelitian
bahasan materi pencemaran lingkungan pada dilakukan di SMA Islam Parlaungan Waru dan
mata pelajaran Biologi kelas X SMA Islam SMA Al Muslim Waru yang beralamat di
Parlaungan Waru dan SMA Al Muslim Waru. Kecamatan Waru Sidoarjo Jawa timur. Alasan
Tujuan dari penelitian ini adalah pemilihan sekolah tersebut karena peneliti sudah
mengetahui perbedaan pengaruh penerapan mengenal keadaan dan karakteristik dari siswa
model pembelajaran resiprokal (Reciprocal di sekolah tersebut, selain itu model
teaching) dan model Jigsaw terhadap hasil pembelajaran yang akan diteliti belum pernah
belajar kemampuan berpikir kritis, dan diberikan pada siswa di sekolah tersebut.
mengetahui perbedaan pengaruh pengetahuan Sampel dalam penelitian ini menggunakan
awal tinggi dan rendah terhadap hasil belajar purposive sampling.
kemampuan berpikir kritis serta interaksi antara
model pembelajaran dan pengetahuan awal HASIL DAN PEMBAHASAN
peserta didik pada mata pelajaran Biologi kelas Berdasarkan pada tujuan dari penelitian
X SMA Islam Parlaungan Waru dan SMA Al ini yaitu mengetahui pengaruh pembelajaran
Muslim Waru. Dalam penelitian ini diharapkan dengan model Reciprocal teaching Vs model
hasilnya dapat digunakan untuk mengetahui Jigsaw dan Kemampuan Awal terhadap
perbedaan pengaruh penerapan model kemampuan berpikir kritis siswa, maka
http://jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/biotropic 3
Biotropic Tahun, Vol (Nomor): hal– hal
Title/judul artikel
pengambilan data dilakukan dengan cara kemampuan berpikir kritis awal yang baik
pemberian pre test dan post test. Soal yang dengan persentase nilai antara 75% ≤ B < 75%,
digunakan sebagai instrumen penelitian dan 0 % siswa masuk dalam kategori sangat
berjumlah 8 soal yang memuat 5 indikator dan 7 baik. Perbandingan persentase kategori tingkat
sub indikator kemampuan berpikir kritis. Skor kemampuan berpikir kritis awal siswa dapat
total untuk seluruh soal kemampuan berpikir dilihat melalui diagram dibawah ini:
kritis yang digunakan berjumlah 32. Soal yang
diberikan memuat 5 indikator dengan 7 sub
indikator dari kemampuan berpikir kritis. Waktu
dilaksanakannya pre-test adalah sekitar 60
menit. sebagaimana dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan 2 model pembelajaran
dalam mengukur kemampuan berfikir kritis
siswa, yaitu model pembelajaran Reciprocal
teaching dan Model Jigsaw dimana
pembelajaran tersebut menghasilkan
Gambar 4.2 Diagram Persentase Kemampuan
peningkatan kemampuan yang berbeda-beda Berpikir Kritis Siswa sebelum Pembelajaran
pada tiap siswa. Resiprocal Teaching
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa 64 % siswa masuk dalam kategori tingkat Perbandingan persentase kategori
kemampuan berpikir kritis awal yang cukup tingkat kemampuan berpikir kritis siswa setelah
dengan perolehan persentase nilai antara pembelajaran dapat dilihat melalui diagram
55%≤C<75%, 7 % siswa berada pada kategori dibawah ini:
kurang dengan persentase nilai antara
40%≤D<55%, 25 % siswa memiliki kemampuan
berpikir kritis awal yang baik dengan persentase
nilai antara 75% ≤ B < 75%, dan 3.5 % siswa
masuk dalam kategori sangat baik.
Perbandingan persentase kategori tingkat
kemampuan berpikir kritis awal siswa dapat
dilihat melalui diagram dibawah ini: Gambar 4.3 Diagram Persentase Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa setelah Pembelajaran
Jigsaw di SMA Islam Parlaungan Waru
http://jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/biotropic 4
Biotropic Tahun, Vol (Nomor): hal– hal
Title/judul artikel
Peningkatan kemampuan berpikir kritis tabel 4.3 dapat diketahui bahwa 68,75 % siswa
dengan pembelajaran Jigsaw maupun masuk dalam kategori tingkat kemampuan
Reciprocal teaching dapat dilihat dari besarnya berpikir kritis awal yang cukup dengan
indeks gain yang diperoleh. Perolehan indeks perolehan persentase nilai antara 55%≤C<75%,
gain dari hasil pengisian seluruh soal 12,5 % siswa berada pada kategori kurang
kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dengan persentase nilai antara 40%≤D<55%,
dari tabel di bawah ini: 18,75 % siswa memiliki kemampuan berpikir
Tabel Indeks Gain Kemampuan Berpikir kritis awal yang baik dengan persentase nilai
Kritis Siswa dengan Model Jigsaw di SMA antara 75% ≤ B < 75%, dan 0 % siswa masuk
Islam Parlaungan Waru dan Model dalam kategori sangat baik.
Resiprocal Teaching di SMA Al Muslim Waru
Pada umumnya siswa belum pernah
SMA ISPA mengerjakan soal-soal yang berhubungan
Nilai SMA AL
dengan kemampuan berpikir kritis dan
Pre test Post MUSLIM
menganggap bahwa soal yang diberikan sulit.
test Pretest Postest
Siswa terbiasa dengan soal-soal yang mengarah
langsung pada jawaban yang telah ditentukan
∑ 1998 2412 1061 1456
atau lebih pada hafalan tanpa tahap berpikir
lebih lanjut. Hal ini membuktikan bahwa soal
X 71.3571 86.142 66.3125 91
yang bisasanya diberikan tidak mengukur
N 28 28 16 16 kemampuan berpikir siswa. Menurut Ruggiero
(1988) dalam Johnson (2007:187), mengartikan
Perhitungan indeks gain dilakukan berpikir kritis sebagai segala aktivitas mental
untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang membantu merumuskan masalah, membuat
Model Jigsaw terhadap kemampuan berpikir keputusan atau memenuhi keinginan untuk
kritis siswa. Pada tabel 4.6, diperoleh rata-rata memahami sesuatu. Dengan demikian jelas
indeks gain dari 28 siswa di SMA Islam bahwa dalam proses berpikir seseorang harus
Parlaungan Waru adalah 0.4385 dimana mampu menghubungkan pengetahuan satu
termasuk dalam kategori cukup dan pada dengan pengetahuan lainnya dalam rangka
penggunaan model pembelajaran Resiprocal memecahkan suatu masalah. Maka jika dilihat
Teaching rata-rata indeks gain dari 16 siswa di dari hasil pre test yang didapatkan tidak
SMA Al Muslim Waru adalah 0.6898 dimana diragukan lagi bahwa pengalaman belajar siswa
termasuk dalam kategori cukup. hanya lebih menekankan pada penguasaan
konsep sehingga ketika siswa diberikan suatu
Sebelum dimulai tahap pembelajaran, permasalahan untuk dipecahkan siswa
siswa diberikan pre test yang bertujuan untuk mengalami kesulitan. Hal ini didukung dari hasil
mengetahui kemampuan awal siswa terutama wawancara dengan guru yang
kategori berpikir kritis siswa. Rata-rata skor bersangkutan,yang menyatakan bahwa
siswa sebesar 71.35 dengan kategori Cukup. umumnya soal dan target pembelajaran hanya
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa 64 sebatas pada penguasaan konsep dan tidak
% siswa masuk dalam kategori tingkat mengarahkan bagaimana siswa untuk dapat
kemampuan berpikir kritis awal yang cukup berpikir pada tingkatan yang lebih tinggi selain
dengan perolehan persentase nilai antara itu model pembelajaran Reciprocal teaching
55%≤C<75%, 7 % siswa berada pada kategori maupun Jigsaw merupakan hal yang baru bagi
kurang dengan persentase nilai antara siswa dan belum pernah digunakan dalam proses
40%≤D<55%, 25 % siswa memiliki kemampuan pembelajaran.
berpikir kritis awal yang baik dengan persentase
nilai antara 75% ≤ B < 75%, dan 3.5 % siswa Model Cooperative Learning
masuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan mendorong peningkatan kemampuan siswa
http://jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/biotropic 5
Biotropic Tahun, Vol (Nomor): hal– hal
Title/judul artikel
dalam memecahkan berbagai masalah yang teaching rata-rata skor post test siswa meningkat
ditemui selama pembelajaran, karena siswa menjadi 91 dimana semula hanya 66.31
dapat bekerja sama dengan siswa lain dalam sehingga terjadi peningkatan 24 angka. Siswa
menemukan dan merumuskan alternatif yang masuk kategori tingkat kemampuan
pemecahan terhadap masalah materi pelajaran berpikir kritis yang baik yaitu sebanyak 43,75%
yang dihadapi. Salah satu Tipe Model dan 56.25 % siswa berada pada kategori sangat
Cooperative Learning yaitu Tipe Jigsaw, Model baik dimana kategori cukup, kurang hingga jelek
Cooperative Learning Tipe Jigsaw merupakan sudah tidak ditemukan. Hal tersebut
pembelajaran yang membentuk suatu kelompok menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
tim ahli yang diharapkan mampu merangsang model Reciprocal teaching dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis karena Jigsaw ini kemampuan berpikir kritis siswa.
merupakan pembelajaran yang memicu siswa
untuk berperan aktif dalam pembelajaran Tahap pembelajaran yang dilakukan
kelompok (Andriliani dkk, 2015). Berdasarkan menggunakan model Reciprocal teaching
tabel 4.4 dapat diketahui bahwa 39,28 % siswa menurut Dyer (Palincsar, 1986:14), hal ini
masuk dalam kategori tingkat kemampuan disebabkan karena pada model ini siswa dibagi
berpikir kritis yang sangat baik dengan menjadi kelompok-kelompok kecil sehingga
perolehan persentase nilai antara 90% ≤ A < proses diskusi dapat berjalan lebih efektif sesuai
100%, 46,42 % siswa berada pada kategori Baik dengan saran Gokhale (Sudaryanto, 2007:1)
dengan persentase nilai antara 75%≤ C <90%, yang menyatakan bahwa pembelajaran melalui
14,28 % siswa memiliki kemampuan berpikir diskusi kelompok kecil direkomendasikan
kritis yang cukup dengan persentase nilai antara sebagai strategi yang dapat meningkatkan
55% ≤ C < 75%, dan tidak ada satu pun siswa kemampuan berpikir kritis. Pada model
yang termasuk dalam kategori kurang maupun Reciprocal teaching menurut Dyer terdapat
jelek. pembagian tugas antara anggota kelompok
sehingga siswa dapat berlatih secara bergantian
Setelah dilakukan pembelajaran dengan menjadi perangkum, penanya, yang membuat
model Jigsaw rata-rata skor post test siswa klarifikasi dan yang membuat prediksi selain itu
meningkat menjadi 86.14 dimana semula hanya guru pada proses pembelajaran bukan bertindak
71.35 sehingga terjadi peningkatan ± 15 angka. sebagai model tetapi hanya bertindak sebagai
Siswa yang masuk kategori tingkat kemampuan fasilitator yang mengarahkan jalannya diskusi.
berpikir kritis yang Sangat baik yaitu sebanyak Pembelajaran dengan model Reciprocal
39.28%, 46.42 % siswa berada pada kategori teaching memungkinkan siswa untuk berdiskusi
baik, dan 14.28 % siswa berada pada kriteria dalam waktu yang cukup lama dan dalam proses
kategori cukup, serta kategori kurang hingga diskusi tersebut terjadi banyak pertukaran
jelek sudah tidak ditemukan. Hal tersebut informasi dari siswa yang memiliki pengetahuan
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan yang baik kepada siswa yang memiliki
model Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan pengetahuan yang kurang mengenai pencemaran
berpikir kritis siswa. Berdasarkan tabel 4.5 dapat lingkungan. Pembelajaran dengan model
diketahui bahwa 56,25 % siswa masuk dalam Reciprocal teaching membuat siswa saling
kategori tingkat kemampuan berpikir kritis yang membantu dan menemukan pengetahuannya
sangat baik dengan perolehan persentase nilai dengan bekerjasama dengan teman dan
antara 90% ≤ A < 100%, 43,75 % siswa berada membangun pengetahuannya sendiri
pada kategori Baik dengan persentase nilai menggunakan bantuan teman dan sumber
antara 75%≤ C <90%, dan tidak ada satu pun bacaan. Peningkatan kemampuan siswa dalam
siswa yang termasuk dalam kategori cukup, berpikir kritis diperoleh dengan belajar mandiri
kurang maupun jelek. Setelah dilakukan (tanpa selalu bergantung pada guru). Guru hanya
pembelajaran dengan model Reciprocal berperan sebagai fasilitator dan membantu siswa
http://jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/biotropic 6
Biotropic Tahun, Vol (Nomor): hal– hal
Title/judul artikel
apabila dalam kelompok mengalami kesulitan. pembelajaran yang cukup baik untuk
Ketika pembelajaran berlangsung guru hanya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
membimbing siswa untuk menemukan jawaban Pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa sebesar
yang diharapkan dan mengarahkan bagaimana 14.28 % siswa memiliki indeks gain antara 0,00
untuk membuat peta konsep yang baik, -0,29 yang dikategorikan rendah, 60.71 % siswa
merangsang siswa untuk membuat pertanyaan memiliki indeks gain antara 0,3- 0,69 yang
dari suatu data yang disajikan, dan memantau dikategorikan cukup, dan 25 % siswa memiliki
siswa dalam proses diskusi untuk menentukan indeks gain antara 0,7-1,00 yang dikategorikan
suatu prediksi dari suatu permasalahan yang tinggi. Persentase dari kategori hasil siswa
dimunculkan serta menjadi moderator saat tersebut menunjukkan bahwa Jigsaw
proses diskusi kelas atau presentasi berlangsung. merupakan model pembelajaran yang
Selain itu guru membimbing siswa untuk berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan
mengambil kesimpulan dari materi yang telah berpikir kritis siswa . Berdasarkan data pada
diberikan. Hal ini sejalan dengan pendapat tabel 4.8, rata-rata indeks gain kemampuan
Cadre (1995) yang menyatakan bahwa berpikir kritis siswa kelas X SMA Al Muslim
Reciprocal teaching dapat membantu siswa Waru dikategorikan cukup, yaitu sebesar 0.663.
untuk belajar dengan atau tidak adanya guru. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa model
Berdasarkan gambar 4.5, Mayoritas siswa pembelajaran Resiprocal Teaching merupakan
memiliki indeks gain yang cukup yaitu sebanyak model pembelajaran yang cukup baik untuk
60.71 % dimana 25% siswa memiliki indeks meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
gain yang tinggi, dan 14.28 % siswa memiliki Pada gambar 4.4 dapat dilihat bahwa sebesar 0
indeks gain yang rendah. Berdasarkan tabel 4.6 % siswa memiliki indeks gain antara 0,00 -0,29
dapat dilihat perbandingan persentase rata-rata yang dikategorikan rendah, 56.25 % siswa
kemampuan berpikir kritis awal (pre test) dan memiliki indeks gain antara 0,3- 0,69 yang
akhir (post test) siswa. Persentase rata-rata pre dikategorikan cukup, dan 43.75 % siswa
test sebesar 71.35 % dan persentase rata-rata memiliki indeks gain antara 0,7-1,00 yang
post test sebesar 86.14 %. Dari rata-rata tersebut dikategorikan tinggi. Persentase dari kategori
dapat kita ketahui bahwa persentase rata-rata hasil siswa tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan berpikir kritis siswa meningkat Resiprocal Teaching merupakan model
sebesar 14.78 %. pembelajaran yang berpengaruh terhadap
peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.
Berdasarkan gambar 4.6, Mayoritas
siswa memiliki indeks gain yang cukup yaitu Umumnya siswa tidak mengetahui apa
sebanyak 56.25 % dan 43.75 % siswa memiliki yang akan disampaikan ketika harus berinteraksi
indeks gain yang tinggi. Berdasarkan tabel 4.7. dengan orang lain dan siswa merasa
dapat dilihat perbandingan persentase rata-rata kebingungan. Tetapi setelah pembelajaran
kemampuan berpikir kritis awal (pre test) dan dilakukan siswa terlibat dalam diskusi dan
akhir (post test) siswa. Persentase rata-rata pre terjadi pertukaran informasi serta dapat melatih
test sebesar 66.3125 % dan persentase rata-rata siswa dalam berkomunikasi dengan orang lain
post test sebesar 91 %. Dari rata-rata tersebut yaitu dalam satu kelompok dan presentasi selain
dapat kita ketahui bahwa persentase rata-rata itu. Pembelajaran dengan model Reciprocal
kemampuan berpikir kritis siswa meningkat teaching maupun Model memungkinkan siswa
sebesar 25 %. Berdasarkan data pada tabel 4.7, untuk berdiskusi dalam waktu yang cukup lama
rata-rata indeks gain kemampuan berpikir kritis dan dalam proses diskusi tersebut terjadi banyak
siswa kelas X SMA Islam Parlaungan Waru pertukaran informasi dari siswa yang memiliki
dikategorikan cukup, yaitu sebesar 0,4385. pengetahuan yang baik kepada siswa yang
Jumlah tersebut menunjukkan bahwa model memiliki pengetahuan yang kurang mengenai
pembelajaran Jigsaw merupakan model pencemaran lingkungan. Pembelajaran dengan
http://jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/biotropic 7
Biotropic Tahun, Vol (Nomor): hal– hal
Title/judul artikel
http://jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/biotropic 8
Biotropic Tahun, Vol (Nomor): hal– hal
Title/judul artikel
http://jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/biotropic 9
Biotropic Tahun, Vol (Nomor): hal– hal
Title/judul artikel
http://jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/biotropic 10