Professional Documents
Culture Documents
Makalah Ilmiah TBC Dalam Pandangan Muhammadiyah
Makalah Ilmiah TBC Dalam Pandangan Muhammadiyah
OLEH
Nama : Mukmin Amsidi
Kelas : A
Prodi : Magister Pendidikan Matematika
TBC is an act that is highly commendable and needs to be avoided for every
Muslim, especially for Muhammadiyah members who are already involved in the
world of organization, by increasing righteous deeds and leaving all kinds of
shirk, both major shirk and minor shirk, which in Muhammadiyah terms is
takhayyul, bid’ah dan Khurafat or commonly known as TBC by the
Muhammadiyah Society. takhayyul is to believe in the illusion of the coming of
calamities or calamities brought under by God's creatures, such as birds, owls,
cats, snakes, butterflies and others. Bid'ah is doing worship that was never taught
and never practiced by the Prophet Muhammad or his companions. Khurafat is to
believe in false stories, such as the story of Nyai Roro Kidul, which is said to be
beneficial and harmful to the ocean, so offerings must be given, even though the
sea is a creature of Allah SWT who cannot create benefits and harm in accordance
with the development of situations and conditions. there is. The formulation of the
problem in this paper is related to the definition of TBC and how to preach with
people or members of Muhammadiyah who still adhere to one of the three
understandings of TBC above. The discussion in the paper uses various references
ranging from articles, books to journals. So it can be concluded that the act of
TBC is hated by Allah SWT and as a member of Muhammadiyah, it is necessary
to eradicate this trait. This paper was created to add deeper knowledge and
understanding related to TBC with the results in the form of scientific works
containing discussions about TBC, to procedures for eradicating TBC. In addition,
we have written our paper so that it can help better understand and avoid TBC
together
B. Pernyataan Masalah
Tujuan Muhammadiyah untuk menjadikan dakwah yang mengajak
kepada kebaikan, berusaha dengan sebenar-benarnya untuk ‘memasukkan’
agama Islam yang murni, yang bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Muhammadiyah meyakini bahwa segala amal perbuatan kita akan dilihat oleh
Allah dan akan dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya kelak. Oleh karena itu
dalam kehidupan sehari-hari, warga Muhammadiyah harus bisa memberikan
contoh Rasul dengan mencerminkan kepribadian yang baik, yang bisa
dijadikan teladan dan uswah khasanah bagi umat Islam. Sehingga dari
berbagai momentum selalu warga Muhammadiyah melakukan pembaharuan
melalui pendidirian Amal Usaha Muhammadiyah untuk dijadikan sebagai
pasantren atau tempat dakwah Muhammadiyah, Akan tetapi saat ini tradisi
TBC didalam bebrapa warga Muhammadiyah masih tetap dipraktekan padahal
Amal usaha Muhammadiyah sudah banyak dan pengkajian serta pengajian
selalu dilakukan.
C. Pertanyaan Kajian
Berdasarkan latar belakang dan pernyataan masalah diatas, maka untuk
mengkaji lebih dalam bagaimana silaturrahim yang baik yang tidak
mendatangkan mudarat bagi yang melakukannya, kita perlu mengetahui:
1. Apa itu TBC ?
2. Apa saja kasus TBC yang terjadi dalam kalangan Muhammadiyah ?
3. Bagaimana cara munculnya TBC dan prakteknya dalam masyarakat ?
4. Bagaimana berdakwah kepada orang yang menganut paham TBC dalam
kalangan Muhammadiyah ?
5. Untuk apa mengetahui perkembangan TBC dalam masyarakat ?
D. Tujuan Penulisan
Mengacu pada pernyataan kajian diatas tujuan dibuatnya makalah ini
untuk mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam
mengenai Tahatul Bid’ah dan Khurofat (TBC) dalam pandangan
Muhammadiyah, yang tidak mendatangkan mudarat bagi yang melakukannya.
E. Metodologi
Untuk menguraikan mengenai tulisan makalah yang terkait TBC dalam
pandangan Muhammadiyah, kami membuat pembahasan yang diperoleh dari
kumpulan data Studi Literatur dari artikel jurnal, textbook. Melalui metodelogi
ini, diharapkan akan menghasilkan hasil yang maksimal.
F. Hasil
Kami ingin memuat sebuah makalah yang berisi mengenai
pembahasan TBC dalam pandangan Muhammadiyah secara meluas,
tentang pengaruh TBC dalam kalangan Muhammadiyah. Selain itu, kami
ingin makalah ini dapat membuat orang yang tadinya hanya sekedar tahu
tentang TBC menjadi lebih paham dengan TBC yang mana sangat
memberikan manfaat baik itu didunia dan akhirat kelak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tahayul Bid’ah dan Khurofat (TBC)
Muhammadiyah adalah pelopor gerakan tajdid (pembaharu) yang tidak
menghendaki adanya Tahayul, Bid’ah, Khurofat, Syirik dan Taqlid buta
dalam aqidah dan ibadah umat Islam. Pembaharuan yang dilakukan
Muhammadiyah adalah menyatukan ajaran “Ar ruju’ ila al Qur’an wa Al
Sunnah” (kembali kepada Qur’an dan Sunah) dengan semangat “Ijtihad
dan Tajdid”.
1. Pengertian Tahayul
Kata tahayul berasal dari bahasa Arab yang artinya: berangan-angan
tinggi, melamun, membayangkan atau menghayal. Mengkait-kaitkan
kejadian-kejadian yang dianggap aneh dengan sesuatu, yang mana
tidak ada dasarnya di dalam ajaran Islam. Sebagai contoh tahayul
adalah : mempercayai akan mendapatkan rejeki ketika orang tertimpa
kotoran cicak. Atau suara burung yang dianggap akan ada tamu yang
dating, dan lain sebagainya.
2. Pengertian Bid’ah
Bid’ah pada dasarnya berarti sesuatu yang baru. Bid’ah merupakan
amalan baru dalam ibadah yang belum pernah ada di masa Rasulullah
SAW. Bid’ah dalam ibadah sebuah kesesatan dan sesat akan masuk
neraka.
“Barangsiapa yang mengada-adakan hal baru dalam urusan kami ini
(agama) padahal bukan dari bagiannya maka ia tertolak.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
3. Pengertian Churofat
Hampir sama dengan tahayul, tetapi lebih dikaitkan dengan aqidah.
Menganggap sesuatu memiliki kekuatan yang dapat mempengaruhi
manusia. Khurofat lebih dekat kepada syirik, sehingga sangat
berbahaya dalam aqidah seseorang.
B. Apa saja Kasus TBC dalam Kalangan Muhammadiyah
Di daerah-daerah tertentu di Indonesi, umat Islam masih sangat susah
untuk meninggalkan kepercayaan tahayul bahkan orang Muhammadiyah itu
sendiri sehingga sampai detik ini, segala bentuk hajatan yang melibatkan orang
ramai masih harus memilih hari baik.
Hari baik dimaksud adalah hari yang mendatangkan keberkahan dan bebas
dari bala atau bencana. Maka, tidak sembarang orang menikahkan anaknya karena
harus menunggu hari baik.
Kepercayaan di atas adalah bagian dari tahayul yang merupakan syirik
bahkan telah menuduh Tuhan menciptakan waktu yang tidak baik bagi manusia.
Padahal, semua waktu adalah baik, yang membedakan hanyalah manusia, apakah
dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk beriman, beramal saleh, saling
menasihati dalam kebenaran dan kesabaran menjalankan perintah Allah, ataukah
waktunya dipakai untuk hal-hal yang tidak bermanfaat yang justru akan
mendatangkan kerugian, (QS. Al-Ashr [103]). Demikian pula, berdirinya
persyarikatan Muhammadiyah antara lain bertujuan untuk
memberantas tahyul, selain bid’ah dan churafat atau yang disingkat TBC.
Tentang terlarangnya kepercayaan tahyul di atas dapat kita telaah hadis
riwayat Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah bersabda, “Tidak ada ‘adwa,
thiyarah, hamah, dan safar”. ‘Adwa penularan penyakit. Thiyarah yaitu merasa
bernasib sial atau meramal nasib buruk karena melihat burung atau binatang
lainnya. Hamah maksudnya burung hantu. Safar adalah bulan kedua dalam tahun
Hijriyah, yaitu bulan sesudah Muharam.
Islam tidak mengenal adanya hari atau bulan nahas, celaka, sial, malang
dan yang sejenis. Yang ada hanyalah bahwa setiap hari dan atau bulan itu baik,
bahkan dikenal hari mulai (Jumat) dan bulan mulia (seperti bulan Ramadan,
Syawal dan Dzulhijjah). Jelas, tahayul tidak ada tempat dalam Islam dan dalam
hati kaum Muslimin. Tahayul merupakan bentuk syirik. Diriwayatkan dari Ibnu
Mas’ud, Nabi menegaskan, “Tiyarah (tahayul) ialah sejenis syirik”, (HR. Tirmizi).
Selain tahayul, memberantas bid’ah adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam
perjalanan dakwah dan perjuangan Muhammadiyah yang sayangnya semangat
mereduksi kejahatan dalam beragama ini sudah mulai pudar, bahkan menjadi
pelaku dari perbuatan itu sendiri.
Pengertian bid’ah secara bahasa berarti sesuatu yang baru atau membuat
sesuatu tanpa ada contoh sebelumnya. Dalam tinjauan bahasa memang mobil
itu bid’ah, microphone itu bid’ah, computer itu bid’ah, hanphone juga bid’ah.
Akan tetapi bukan ini yang dimaksud oleh Nabi. Bid’ah yang dimaksud Nabi
adalah bid’ah dalam tinjauan syar’i atau Agama
Adapun bid’ah dalam tinjaun syar’i, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam
Asy-Syatibi dalam kitab “Al-I’tisham”, adalah suatu cara beragama yang mirip
dengan syari’at yang dengan melakukannya seseorang bermaksud melakukan
ibadah kepada Allah.
Contohnya adalah Tahlil atau acara kumpul-kumpul membaca doa di tempat
orang yang meninggal misalnya di NTT tepatnya di Alor Besar. Berkembang dan
merebaknya bid’ah–bid’ah adalah musibah. Bahkan tak ada yang lebih
menyesakkan dada para ulama melebihi kesedihan mereka ketika melihat
munculnya bid’ah. Ibnul Mubarak berkata, “kita mengadu kepada Allah akan
perkara besar yang menimpa umat ini, yakni wafatnya para ulama’ dan orang-
orang yang berpegang kepada sunnah, serta bermunculannya bid’ah–bid’ah.”
Abu Idris Al-Khaulani berkata, “Sungguh melihat api yang tak biasa kupadamkan
lebih baik bagiku daripada melihat bid’ah yang tak mampu aku padamkan.”
Bid’ah menjadikan pelakunya semakin jauh kepada Allah. Hasan Al-Bashri
mengungkapkan, “Bagi para pelaku bid’ah, bertambahnya kesungguhan ibadah–
yang dilandasi bid’ah hanya akan menambah jauhnya kepada Allah.”
Misi dakwah selanjutnya, bagi Muhammadiyah adalah memerangi segala
bentuk churafat atau khurafat yang tidak kalah berbahayanya
dibanding tahayul dan bid’ah.
Sumber churafat adalah dinamisme dan animisme. Dinamisme adalah
kepercayaan adanya kekuatan dalam diri manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,
benda-benda, dan kata-kata. Sedangkan Animisme adalah kepercayaan adanya
jiwa dan ruh yang dapat mempengaruhi alam manusia. Churafat diartikan sebagai
cerita-cerita yang mempesonakan yang dicampuradukkan dengan perkara dusta,
atau semua cerita rekaan atau khayalan, ajaran-ajaran, pantangan, adat-istiadat,
ramalan-ramalan, pemujaan atau kepercayaan yang menyimpang dari ajaran Islam
Misalnya, meyakini kuburan orang saleh dapat memberikan berkah (tabarruk),
memuja atau memohon kepada makhluk halus (jin), meyakini sebuah benda
tongkat, keris, batu, dan lain-lain memliki kekuatan ghaib yang bisa diandalkan,
dan sebagainya.
Churafat adalah budaya masyarakat Jahiliyah. Mereka percaya kepada arah
burung yang berterbangan, memberi kesan kepada nasib mereka. Masyarakat
Jahiliah juga percaya, jika burung hantu menghinggapi dan berbunyi di atas
sebuah rumah, maka artinya salah seorang dari penghuni rumah itu akan
meninggal dunia. Kepercayaan begini mengakibatkan penghuni rumah akan
berdukacita dan masyarakat Jahiliah modern pun masih banyak
percaya churafat semacam itu contoh seperti di Alor Besar bahwa ketika hendak
membuat hajatan harus menanam linggis agar tidak hujan
هَّلل
ِ ِبسْ ِم ٱ ِ ٱلرَّ حْ َم ٰـ ِن ٱلرَّ ح
ِيم
َو ْال َعصْ ۙ ِر
ٍ ۙ اِ َّن ااْل ِ ْن َسانَ لَفِ ْي ُخس
ْر
َّ صوْ ا بِال
صب ِْر ِّ صوْ ا بِ ْال َح
َ ق ەۙ َوت ََوا َ ت َوت ََوا ّ ٰ اِاَّل الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َو َع ِملُوا ال
ِ صلِ ٰح
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Takhayyul ialah mempercayai adanya khayalan datangnya bala atau musibah yang
dibawah oleh makhluk Allah, seperti burung, burung hantu, kucing, ular, kupu-
kupu dan lain-lain. Bid’ah ialah melakukan ibadah yang tidak pernah diajarkan
dan tidak pernah di amalkan oleh Rasulullah SAW atau oleh para sahabtnya.
Khurafat ialah mempercayai kisah-kisah yang batil, seperti kisah Memberi makan
Naga di Alor Besar, yang katanya dapat membuat manfaat dan madharat bagi desa
tersebut, sehingga harus diberi sesaji, padahal darat, laut dan udara adalah ciptaan
Allah SWT. Sehingga kewajiban kita adalah bagaimana harus saling
mengingatkan sebagai warga Muhamamdiyah
Kasus TBC dalam kalangan Muhamamdiyah di Alor Besar Tahayyul mereka
percaya kepada hari baik untuk menikahkan anaknya. Bid’ah mengadakan
Tahillan. Khurafta menanam besi gali agar tidak hujan. Hal ini bisa hiilang jika
kita menyadari tentang adanya bahaya TBC dan perlu kita berantas.
DAFTAR PUSTKA
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah Singkat Berdirinya
Muhammadiyah”https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/17/164408
569/sejarah-singkat-berdirinya-muhammadiyah?page=all.
https://hidayatullah.com/artikel/opini/read/2015/08/04/75158/muhammadiyah-
dan-gerakan-tbc.html
https://pwmu.co/150741/06/06/muhammadiyah-islam-tanpa-tbc/
fatwa-fatwa Tarjih tanya jawab Agama Bagian 6
M. Raihan Hardiansyah dkk, 100 Tahun Muhammadiyah Menyinari Negri,
(Yogyakarta: Majlis Pustaka dan Informasi Pimpinan Muhammadiyah,
2013), h. 15.