Summary Review Study Muna-Buton MasykurKimsandkk

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 25

Masykur Kimsan dkk.

KAJIAN TEKNIS, SOSIAL, DAN EKONOMI PEMBANGUNAN JEMBATAN


BARUTA PENGHUBUNG PULAU MUNA DAN PULAU BUTON
Outline

1. Deskripsi Studi
2. Metodologi
3. Review Studi Terdahulu
4. Analisis Kelayakan
5. Kesimpulan & Rekomendasi
Deskripsi Studi
Kabupaten/kota Penduduk (ribu)
Buton 100.440
Muna 218.680
Buton Utara 62.088
Buton Tengah 91.099
Muna Barat 79.649
Buton Selatan 79.053
Kota Bau-Bau 162.000
Total 793.009

22 % Jumlah Penduduk Madura tahun


2010, ketika Jembatan Suramadu
Beroperasi
Studi Terdahulu
1. Potensi Bangkitan Tarikan Pergerakan dar/ke Pulau Muna yaitu
Pertanian 80.988 ton/thn, Perkebunan: 44,7 ton/thn,
Peternakan: 2926 ekor/tahun (Tahun 2017)
2. Keterbatasan Penyeberangan Muna-Buton: 13-15 Kapal/hari,
durasi 20-30 menit
3. Potensi Bangkitan dan Tarikan Muna – Buton pada tahun 2023
yakni 2047, dan pada tahun 2033 mencapai 3186
4. Potensi Bangkitan dan Tarikan Buton – Muna pada tahun 2023
yakni 1942, dan pada tahun 2033 mencapai 3058
5. Lokasi alternatif terbaik: Baruta – Palabusa
6. Bentang Jembatan 760 meter dengan tipe jembatan
Suspension Bridge
Studi Terdahulu (lanjutan)
7. Estimasi Biaya Konstruksi Rp. 1,402 T (Rp 1,84 M / meter)
8. Pertumbuhan Lalu Lintas ➔ VCR = 0,85 tercapai pada 2059

EIRR: 9,19% ➔ Marginal ➔ Belum Layak


Operasi di Tahun 2024

➔Idealisasi EIRR = 12%


➔LAYAK operasi tahun 2033, dengan
Payback Period: 2047
Rekomendasi Studi Terdahulu
1. Dibutuhkan Percepatan Pembangunan dan Pertumbuhan
Wilayah
2. Peningkatan Kelayakan dengan trigger demand angkutan.
3. Optimisme kelayakan paling cepat tahun 2031 ➔ dengan
peningkatan produksi wilayah dan demand pergerakan lalu
lintas
4. Jembatan tidak hanya befungsi sebagai jaringan transportasi,
tetapi juga fungsi ekonomi dan sosial.
5. Dampak penting pada angkutan penyeberangan (ferry, boat dll)
➔ pengalihan jalur penyeberangan, market share, pembagian
wilayah pelayanan angkutan
6. Antisipasi kesulitan lahan di masa datang
Metodologi

• Review Studi Terdahulu


• Observasi Lapangan
• Wawancara Mendalam
• Studi Literatur
• Menguji beberapa skenario percepatan kelayakan (jika
dimungkinkan)
• FGD
Observasi Lapangan

1.Aspek Teknis
2.Aspek Ekonomi
3.Aspek Sosial - Budaya

Dimaksudkan agar tim peneliti dapat


melakukan penyesuaian menyeluruh terhadap
hasil studi terdahulu, dan menemukan gap
yang masih belum dicover oleh studi tersebut
Aspek Teknis

Titik P3
Lat : 5°20'48.34"S
Long :
122°38'45.15"E

Titik P4
Lat : 5°20'48.52"S
Long :
122°38'26.24"E
Tipe Jembatan (Suspension)
Aspek Kegempaan
Kategori desain seismik

• Termasuk dalam kategori desain seismik D (Skala A-F)


• Spektral Desain masuk dalam kategori relatif kecil – sedang
untuk tanah keras (palabusa) dan tanah lunak-sedang
(baruta)
• Peridode Alami Jembatan diatas 1 detik
BEBAN ANGIN

Layan Kecepatan Angin 35


Knot (65 Km/jam)

Ultimate

Kecepatan Angin 35
Knot (65 Km/jam)
Dampak Ekonomi
1. Terbentuknya kawasan-kawasan pemukiman baru disepanjang jalan
dari dan menuju Jembatan
2. Investasi di bidang transportasi meningkat.
3. Tumbuhnya lapangan kerja baru
4. Meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar
5. Secara umum akan memberi dampak positif terhadap
pertumbuhan ekonomi kawasan baik di Pulau Buton maupun
Pulau Muna.
6. Efisiensi waktu mobilitas tranportasi dari dan menuju Pulau Buton-
Muna.
7. Akses transportasi yang akan meningkat sehingga mobilitas
penumpang dan barang juga meningkat.
8. Efisiensi biaya angkut barang maupun orang akan relative murah
dibandingkan dengan menggunakan jasa transportasi laut seperti
kapal fery.
DAMPAK Bidang pariwisata

➔ Tumbuhnya destinasi-destinasi
wisata baru di kedua pulau karena
akses yang mudah dilalui.
Dampak Sosial - Budaya
• Kekerabatan terjalin kembali
• Budaya antara 2 daerah akan hidup kembali karena
satu rumpun (suku, Bahasa yg sama)
• Peningkatan kesejahteraan karena tambahan pekerjaan
baru (karena lahan tidurnya akan termanfaatkan)
• Pembebasan Tanah Tidak ada masalah karena di
serahkan ke pemerintah
• Makam Sangia Wambulu: tidak ada masalah karena
titik jembatan berjauhan dengan lokasi makam

MASYARAKAT SUDAH SANGAT


MENANTIKAN PEMBANGUNAN JEMBATAN
Potensi Demand Pergerakan

7 Kabupaten/Kota: 16 Kabupaten/Kota:

138.871 Orang/Tahun 257.966 Orang/Tahun

207.519 Ton/Tahun 400.031 Ton/Tahun

86 – 93% Peningkatan
dari studi terdahulu
Kondisi Ekonomi Terkini
Prediksi Bangkitan – Tarikan Pergerakan Lalu
Lintas

1. Asumsi pertumbuhan lalu lintas (berdasarkan


pertumbuhan ekonomi) bekisar 5 – 6 %
2. Mempertimbangkan Interaksi Pergerakan dari 17
Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara Terhadap wilayah
pulau Buton
3. Potensi Bangkitan dan Tarikan Muna – Buton pada tahun
2023 yakni 3580, dan pada tahun 2033 mencapai 5575
4. Potensi Bangkitan dan Tarikan Buton – Muna pada tahun
2023 yakni 3398, dan pada tahun 2033 mencapai 5352
Analisis Kelayakan

1. Untuk mencapai EIRR = 12% ➔ Layak


Beroperasi pada tahun 2024, Payback
Period tahun 2034
2. Benefit Cost Ratio sebesar 0,53 untuk
tingkat suku bunga 12%
3. Penerapan sistem tarif, akan lebih
mempercepat Payback Period
Rekomendasi Koneksi Muna – Konawe Selatan
Dampak Koneksi Muna - Konsel

1. Jika daratan Pulau Muna dan Konawe


Selatan terhubung, maka asumsi interaksi
wilayah dari 17 kabupaten/kota terhadap
Pulau Buton akan mendekati kenyataan
2. Dampak tambahan bangkitan – tarikan
akan bisa menjadi prediksi eksponensial
(optimis)
Studi Pendahuluan Muna – Konawe Selatan
Kesimpulan & Rekomendasi

• Percepatan Kelayakan Pembangunan Jembatan Muna –


Buton akan sangat dipengaruhi oleh konektivitas Muna –
Konawe Selatan
• Perlu adanya studi lanjutan terkait kelayakan pembangunan
jembatan penghubung Muna – Konawe Selatan

You might also like