Professional Documents
Culture Documents
Tipologi Penyediaan Infrastruktur Perumahan Di Kaw
Tipologi Penyediaan Infrastruktur Perumahan Di Kaw
Tipologi Penyediaan Infrastruktur Perumahan Di Kaw
DOI: https://doi.org/10.20961/arst.v18i1.35021
Received: October 17, 2019 Revised : January 13,2020 Accepted: January 24,2020 Available online:April 30, 2020
Abstract
Bandung Municipality has been experiencing in expanding its region to become greater area as
Bandung Metropolitan Area (BMA). With a very wide scope of territory, cross border-
administrative, and the number of developers involved, it has led to different character of
infrastructure provision, particularly between the residential in the northern and southern part of
the peri-urban BMA. This study aims to identify the issues of infrastructure provision in both areas
through a micro-empirical study. The character identification is in terms of availability and
accessibility according to the SNI 03-1733-2004 on Procedures for Housing Environmental
Planning in Urban. The typology of peri-urban areas is represented by two villages in the northern
and southern of BMA. Data source is obtained by the primary and secondary method. The analysis
uses the simple qualitative method and the content analysis approach. The results show that the
northern housing typology is superior in terms of providing clean water infrastructure and the
standard electricity capacity, but it has lack provision of commercial and trade facilities. While the
southern housing typology is on the contrary. It excels in the provision of commercial and trade
facilities, but it has inadequate provision of clean water and the electricity capacity.
dianggap bebas dari kemacetan, polusi udara kawasan tentunya akan diikuti dengan
dan kepadatan sebagaimana yang terjadi pada kebutuhan terhadap infrastruktur permukiman
wilayah kota (Rustiati, 2005). Kesempatan ini (Mittal & Kashyap, 2015). Keterlibatan sektor
direspon oleh pengembang swasta yang swasta dalam pengembangan kawasan peri-
berlomba untuk menyediakan perumahan peri- urban dapat dilihat dari dua sisi yang berbeda.
urban dengan menciptakan lingkungan hunian Dari sudut pandang positif, keterlibatan
yang memiliki infrastruktur dan lingkungan mereka dapat dikatakan sebagai agen yang
yang jauh lebih baik dari pada permukiman membantu pemerintah dalam percepatan
dalam kota (Firman, 2009). penyediaan perumahan dan pembangunan
infrastruktur permukiman di kawasan peri-
Bandung Raya sebagai kota metropolitan
urban sebagaimana yang disampaikan oleh
ketiga terbesar di Indonesia, telah mengalami
Siahaan, Nasution, dan Purwoko (2014) yang
perkembangan aktifitas perkotaan yang
dalam penelitiannya tentang pengembangan
melibatkan wilayah sekitarnya hingga
perumahan formal di Kecamatan Siantar
membentuk kawasan perkotaan yang lebih luas
Marimbun Provinsi Sumatera Utara
dengan nama Kawasan Metropolitan Bandung
membuktikan bahwa keterlibatan pengembang
Raya. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi
perumahan memiliki korelasi positif terhadap
Jawa Barat no. 12 Tahun 2014 tentang
pengembangan infrastruktur kawasan.
Pengelolaan Pembangunan dan Pengembangan
Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan di Jawa Di sisi lain, tingginya peran sektor swasta
Barat, Metropolitan Bandung Raya terdiri dari dalam mengembangkan perumahan dan
seluruh Wilayah Kota Bandung dan Kota pembangunan infrastruktur permukiman peri-
Cimahi, dan sebagian wilayah Kabupaten urban, seringkali dianggap sebagai penyebab
Bandung, Kabupaten Bandung Barat (KBB). munculnya fenomena ketidakteraturan dan
Pesatnya pertumbuhan peri-urban fragmentasi spasial yang banyak timbul di
Metropolitan Bandung Raya ditandai dengan kawasan peri-urban negara-negara
tingginya angka pertumbuhan penduduk berkembang di Asia Tenggara (Divigalpitiya
Kabupaten/Kota yang berada disekeliling Kota & Handayani, 2010). Fragmentasi tersebut
Bandung. Sebagaimana dijelaskan pada biasanya terjadi antara satu kawasan
Laporan Kajian Teknis Penyusunan perumahan formal dengan kawasan perumahan
Masterplan Penyediaan Perumahan Rakyat di formal lainnya, ataupun antara satu kawasan
Metropolitan Bandung Raya Tahun 2015 perumahan dengan permukiman eksisting di
(Direktorat Perencanaan Penyediaan sekitarnya (Hudalah, Winarso, & Woltjer,
Perumahan, 2015), pertumbuhan penduduk 2007). Dalam hal ini, perumahan formal
rata-rata di Metropolitan Bandung Raya adalah biasanya dibangun oleh pengembang swasta
sebesar 1.56% sementara rata-rata yang mampu membangun jaringan
pertumbuhan penduduk Kota Bandung hanya infrastruktur sendiri, tanpa perlu bergantung
sebesar 1.21% atau paling rendah jika pada kondisi infrastruktur eksisting (Maryati,
dibandingkan dengan wilayah disekelilingnya. Nisaa, & Humaira, 2015).
Tingginya pertumbuhan penduduk di Kawasan Pada kondisi pengembangan perumahan di
pinggiran peri-urban Metropolitan Bandung kawasan peri-urban yang didominasi sektor
Raya diikuti dengan peningkatan pemanfaatan swasta, tingginya pembangunan perumahan
wilayah pinggiran Kota Bandung untuk sering tidak selaras dengan pemerataan
kebutuhan aktivitas perkotaan. Tren ketersediaan infrastruktur kawasan (Okoro,
penyediaan perumahan yang mendukung Musonda, & Agumba, 2016). Dalam hal ini,
pengembangan aktivitas urban Kota Bandung sektor swasta berfokus pada penyediaan
terus melebar hingga mencakup ke beberapa fasilitas kawasannya dan kurang
wilayah di kabupaten/kota di sekitarnya memperhatikan dampak eksternalitas pada
(Direktorat Perencanaan Penyediaan lingkungan sekitarnya (Guo, Xiao, & Yuan,
Perumahan, 2015). Tingginya peran sektor 2016). Eksternalitas yang timbul akibat
swasta dalam pembangunan kawasan peri- ketidakteraturan dan ketidakmerataan
urban sering menjadi polemik diantara banyak ketersedian infrastruktur dalam skala makro
pihak. Dalam hal ini, setiap pembangunan sering berdampak pada munculnya
152
Anita Vitriana, Tipologi Penyediaan Infrastruktur Perumahan…….
153
Arsitektura : Jurnal Ilmu Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 18 (1) April 2020: 151-165
2.1 Metode Penentuan Objek Studi Kasus Perumahan Cherry Field (Tipologi
Pengembangan Perumahan Skala Besar).
Tulisan ini menggunakan metode studi kasus
untuk memperoleh informasi yang terperinci
dan mendalam dari suatu fenomena. Merujuk 2.2 Metode Pengumpulan Data
kepada fenomena pengembangan perumahan
Penelitian ini menggunakan teknik
yang terjadi di sebagaian besar wilayah peri-
pengumpulan data primer dan sekunder.
urban Kota Bandung, penelitian ini mengacu
Pengumpulan data primer dilakukan melalui
pada terminologi pengembang tipe footholders
teknik observasi dan wawancara. Teknik
dengan berfokus pada aspek luas area
observasi digunakan untuk memperoleh
perumahan yang dikembangkan. Dengan
identifikasi karakteristik kuantitas infrastruktur
demikian, pembagian tipologi pengembangan
perumahan, sementara teknik wawancara
perumahan terdiri atas tipologi kecil dengan
digunakan untuk memperoleh data kualitatif
luas perumahan kurang dari 5Ha, tipologi
berupa informasi aksesibilitas penggunaan
menengah dengan luas perumahan antara 5-15
infrastruktur perumahan oleh masyarakat
Ha dan tipologi besar untuk perumahan
sekitar yang ada diluar lingkungan perumahan.
dengan luas > 15 Ha. Sampel lokasi pada
Wawancara dilakukan pada 12 orang
penelitian ini adalah Desa Ciwaruga (KBB)
narasumber yang tersebar pada 6 lokus
sebagai representasi kawasan peri-urban utara
penelitian. Dua orang narasumber di setiap
dan Desa Cipagalo (Kabupaten Bandung)
lokus penelitian tersebut terdiri dari satu orang
sebagai representasi objek kawasan peri-urban
narasumber pengelola perumahan (estate
selatan. Adapun penentuan lokasi studi kasus
management/security) serta 1 orang
tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan:
narasumber perwakilan warga setempat
1) pada keduanya terdapat ketiga tipologi (RT/tokoh masyarakat) yang tinggal di
pengembang perumahan formal peri-urban, lingkungan luar masing-masing lokus
2) memiliki karakteristik perpaduan perumahan yang diteliti. Pengumpulan
penggunaan lahan urban-rural yang informasi dari pihak internal dan eksternal
menjadi salah satu ciri fisik dari kawasan perumahan dilakukan sebagai salah satu
peri-urban, metode triangulasi data. Pengumpulan data
3) merupakan desa yang terletak pada wilayah sekunder dilakukan pada dinas yang
administratif yang berbeda yang berbatasan membidangi masalah perumahan di Kab.
langsung dengan Kota Bandung Bandung dan KBB.
4) secara geografis terletak pada wilayah yang
Sebagai sumber acuan kelengkapan
kontras satu sama lain (batas utara – batas
persyaratan dan komponen infrastruktur yang
selatan Kota Bandung).
dibutuhkan pada lingkungan perumahan,
Dari masing-masing desa tersebut lalu peneliti melakukan kajian terhadap beberapa
dilakukan penentuan 3 kompleks perumahan sumber peraturan formal nasional, diantaranya
yang mewakili ketiga tipologi perumahan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
formal. Adapun representasi lokasi studi Kawasan Permukiman, PP No. 14 Tahun 2016
terpilih pada Desa Ciwaruga meliputi (a) tentang Penyelenggaraan Perumahan dan
Perumahan Griya Amanda 3 (Tipologi Kawasan Permukiman, Permendagri No. 9
Pengembangan Perumahan Skala Kecil), (b) Tahun 2009 tentang Pedoman penyerahan
Perumahan Gerlong Permai (Tipologi Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan dan
Pengembangan Perumahan Skala Menengah), Permukiman di Daerah, Permenpera No.
dan (c) Perumahan Parahyangan Rumah Villa 22/Permen/M/2008 tentang SPM Bidang
(Tipologi Pengembangan Perumahan Skala Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan
Besar), sementara perwakilan lokasi studi pada Daerah Kabupaten / Kota, Permenpera
Desa Cipagalo meliputi (d) Perumahan Surya 34/Permen/M/2006 tentang Pedoman Umum
Asri Residence (Tipologi Pengembangan Penyelenggaraan Keterpaduan PSU Kawasan
Perumahan Skala Kecil), (e) Perumahan Perumahan dan SNI 03-1733-2004 tentang
Pesona Ciganitri (Tipologi Pengembangan Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan Skala Menengah), dan (f) Perumahan di Perkotaan. Penelitian ini
154
Anita Vitriana, Tipologi Penyediaan Infrastruktur Perumahan…….
155
Arsitektura : Jurnal Ilmu Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 18 (1) April 2020: 151-165
156
Anita Vitriana, Tipologi Penyediaan Infrastruktur Perumahan…….
Sementara sub kelompok irisan antara tersedia memenuhi standard dan tidak, terdapat aspek
dan tidak tersedia, terdiri dari aspek-aspek lebar daerah pengawasan jalan (dawasja) dan
ketersediaan balai pertemuan, jaringan GSB perumahan. Pada kelompok tidak
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), tersedia dengan sub seharusnya ada, terdapat
parkir umum, bangunan peribadatan dan aspek ketersediaan hidran, jalan pedestrian,
Jaringan Sistem Penyediaan Air Minum sambungan telepon umum dan air sumur layak
(SPAM). Dari pemetaan aspek infrastruktur konsumsi. Pada sub kelompok tidak tersedia
tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat dengan irisan antara seharusnya ada dan belum
sembilan aspek infrastruktur yang wajib, terdapat aspek balai pengobatan, SD,
keberadaannya masih jarang tersedia, baik di telepon umum dan bis surat. Sementara pada
perumahan tipologi utara maupun tipologi sub kelompok irisan antara tersedia dan tidak,
selatan sebagaimana aspek-aspek yang tertera terdapat aspek posyandu, dan taman bacaan.
pada kolom bagian tengah ke arah kiri Pada tipologi perumahan selatan, terdapat
sebagaimana tertera pada Lampiran 3. sembilan aspek infrastruktur yang masih
jarang ditemui di lingkungan perumahan
Infrastruktur perumahan tipologi utara
formal yang dikembangkan oleh pengembang.
menunjukkan karakteristik yang terbagi dalam
lima sub-kelompok ketersediaan. Pada sub Secara umum terdapat tiga karakter aspek
kelompok tersedia dan memenuhi standar, ketersediaan infrastruktur perumahan yang
terdapat aspek lebar dawasja dan Garis secara signifikan berbeda antara tipologi utara
Sempadan Bangunan (GSB), adanya air sumur dan selatan. Pada perumahan tipologi utara,
layak konsumsi dan ketersediaan daya listrik. terdapat kecenderungan penyediaan yang jauh
Pada sub kelompok tersedia dengan irisan lebih baik dari perumahan tipologi selatan
antara memenuhi standard dan tidak, terdapat dalam hal ketersediaan air sumur layak
aspek sistem angkutan sampah 3 (tiga) konsumsi dan ketersediaan daya listrik rumah
kali/minggu, kapasitas gardu listrik dan tangga. Kualitas air sumur memang menjadi
ketersediaan lampu jalan. Pada sub kelompok permasalahan sebagian besar perumahan
tidak tersedia dan belum wajib ada, terdapat tipologi selatan karena selain muka air
aspek balai pengobatan, fasilitas pendidikan tanahnya yang sudah semakin menurun juga
Sekolah Dasar (SD), taman bacaan, serta kualitas air sumur yang jauh dari standar layak
telepon umum dan bis surat. Pada sub konsumsi. Dalam hal ini, penghuni wilayah
kelompok tidak tersedia dengan irisan antara selatan terpaksa mencari solusi untuk
semestinya ada dan belum wajib ada, terdapat memperoleh air bersih kebutuhan rumah
aspek posyandu dan keberadaan toko/warung. tangga sehari-hari dengan membeli eceran.
Sementara pada sub kelompok irisan antara Permasalahan ini berkaitan erat dengan isu
tersedia dan tidak tersedia, meliputi aspek ketersediaan cadangan air tanah yang semakin
rumah gardu, hidran, jalan pedestrian dan menipis di daerah selatan Bandung akibat
sambungan telepon rumah. Pada tipologi tingginya alih fungsi lahan di wilayah utara
perumahan utara, terdapat sepuluh aspek yang semestinya dimanfaatkan lebih optimal
infrastruktur yang masih jarang ditemui di sebagai daerah resapan air tanah. Isu ini
lingkungan perumahan formal yang semakin mengemuka dengan ketidakmerataan
dikembangkan oleh pengembang. pelayanan jaringan SPAM berikut rendahnya
kualitas pelayanannya di lingkungan
Infrastruktur perumahan tipologi selatan
permukiman.
menunjukkan karakteristik ketersediaan
infrastruktur dengan kecenderungan yang lebih Perumahan tipologi selatan umumnya
beragam. Pada sub kelompok tersedia dan menyediakan kapasitas daya listrik 1300 watt.
memenuhi standar, terdapat aspek ketersediaan Berdasarkan standar SNI 03-1733-2004,
kapasitas gardu, lampu jalan dan keberadaan seharusnya daya listrik memenuhi ketersediaan
toko/warung. Pada sub kelompok tersedia 450 watt/orang. Dengan asumsi setiap
tetapi tidak memenuhi standar, terdapat aspek keluarga terdiri dari empat penghuni, maka
angkutan sampah 3 (tiga) kali / minggu, rumah besar daya minimal yang harus tersedia adalah
gardu, ketersediaan daya listrik. Pada sub 1800 watt. Perumahan tipologi utara umumnya
kelompok tersedia dengan irisan antara sudah menggunakan kapasitas daya listrik rata-
157
Arsitektura : Jurnal Ilmu Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 18 (1) April 2020: 151-165
rata diatas 2200 watt. Hal ini bisa saja dengan tema pengelompokkan yang lebih
berhubungan dengan rata-rata tipe perumahan besar sebagaimana yang tertuang pada
di wilayah selatan yang umumnya memiliki Lampiran 4. Tema besar pengelompokkannya
luas yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dibagi atas 1) kelompok infrastruktur
dengan tipe perumahan di wilayah utara. perumahan yang berkontribusi positif dan 2)
Rumah besar umumnya dilengkapi dengan kelompok infrastruktur perumahan yang tidak
daya listrik yang besar. Perbedaan aspek berkontribusi positif. Pengertian tidak
ketiga yang menonjol dari tipologi utara dan berkontribusi positif disini dapat berarti tidak
selatan peri-urban Metropolitan Bandung Raya memberikan berkontribusi sama sekali kepada
dapat ditemui pada aspek ketersediaan sarana lingkungan sekitar atau bahkan berkontribusi
perdagangan (toko/warung) yang disediakan negatif. Berdasarkan pemodelan Lampiran 4,
oleh pengembang. Tipologi selatan terdapat beberapa aspek aksesibilitas
menunjukkan ketersediaan yang memenuhi infrastruktur yang dimiliki oleh kedua tipologi
standar melalui ketersediaan ruko pada perumahan sebagaimana terlihat pada baris
lingkungan perumahan yang dibangun oleh karakteristik umum. Aspek aksesibilitas
pengembang dan digunakan sebagai fasilitas infrastruktur perumahan yang dianggap
komersil oleh penghuninya. Sementara pada memiliki kontribusi positif oleh masyarakat di
perumahan tipologi utara, sama sekali tidak luar perumahan, baik pada tipologi utara dan
ditemuan konsep ruko. Berdasarkan penuturan selatan, adalah drainase yang tidak terputus
penghuni, warga perumahan cenderung dan tidak adanya jalan buntu. Aspek yang
menentang keberadaan fasilitas umum dianggap tidak berkontribusi positif mencakup
komersil untuk berada di dalam lingkungan ketiadaan IPAL untuk lingkungan sekitar,
perumahan utara dikarenakan alasan menjaga jaringan listrik untuk masyarakat sekitar,
privasi. jaringan telepon yang dapat diakses
masyarakat sekitar, sarana pelayanan umum
3.2 Analisis Aspek Aksesibilitas
yang dapat diakses masyarakat sekitar, SPAM
Hasil uji selanjutnya adalah identifikasi yang dapat diakses masyarakat sekitar, TPS
aksesibilitas infrastruktur antara tipologi dan manajemen angkutan sampah yang dapat
perumahan utara dan selatan Metropolitan diakses masyarakat sekitar, jaringan telepon
Bandung Raya sebagaimana ditunjukkan pada bagi masyarakat sekitar lingkungan
Lampiran 3. Untuk memahami konsep perumahan, jaringan listrik terdistribusi ke
distribusi dan aksesibilitas penggunaan lingkungan di sekitar perumahan, sarana
infrastruktur perumahan yang dibangun oleh pelayanan umum di sekitar lingkungan
pengembang, peneliti melakukan wawancara perumahan, SPAM terdistribusi ke sekitar
terhadap wakil pengelola dan informan lingkungan perumahan, TPS di sekitar
masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan lingkungan perumahan, pengelolaan limbah di
perumahan tersebut. Hasil wawancara terkait sekitar lingkungan perumahan, pengelolaan
distribusi dan aksesibilitas penggunaan limbah di sekitar lingkungan perumahan dan
infrastruktur perumahan bagi masyarakat perubahan arah air larian.
sekitar selanjutnya dikelompokkan
Irisan himpunan karakteristik umum
berdasarkan dampak manfaat bagi masyarakat
aksesibilitas infrastruktur perumahan yang
sekitar, apakah berkontribusi positif atau tidak
berkontribusi positif maupun yang tidak
berkontribusi / berkontribusi negatif. Adapun
ditunjukkan pada bagian kolom tengah dari
hasil wawancara terhadap para informan
pemodelan Lampiran 4, yang mencakup
tentang konsep distribusi dan aksesibilitas
adanya jaringan jalan yang mengalir, masjid
perumahan di keenam lokasi sampel
yang dapat diakses masyarakat sekitar, taman
perumahan peri-urban utara dan selatan, dapat
RTH dapat diakses masyarakat sekitar, masjid
dilihat pada Lampiran 3.
di lingkungan perumahan, pembangunan
Dari pemetaan aksesibilitas dan distribusi drainase jalan utama, pelebaran atau
pemanfaatan infrastruktur tersebut, selanjutnya pengaspalan jalan, aliran limbah yang tidak
dibuatkan model aksesibilitas infrastrktur langsung dibuang begitu saja ke drainase dan
utara-selatan Metropolitan Bandung Raya tidak adanya gang sempit. Secara umum,
158
Anita Vitriana, Tipologi Penyediaan Infrastruktur Perumahan…….
159
Arsitektura : Jurnal Ilmu Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 18 (1) April 2020: 151-165
160
Anita Vitriana, Tipologi Penyediaan Infrastruktur Perumahan…….
penyediaan sarana prasarana perumahan, agar cities: The case of Cirebon, Indonesia.
ketersediaan infrastruktur dasar sebagai salah Habitat International, 42, 1–10.
satu barang publik dapat dijangkau secara adil https://doi.org/10.1016/j.habitatint.2013.
dan merata oleh seluruh lapisan masyarakat. 10.003
Firman, T. (2009). The continuity and change
Dampak negatif yang timbul akibat
in mega- urbanization in Indonesia : A
ketidaktersediaan ataupun ketidakmerataan
survey of Jakarta – Bandung Region (
penyediaan infrastruktur perumahan pada
JBR ) development. Habitat
akhirnya akan menjadi beban pemerintah
International, 33(4), 327–339.
karena seluruh infrastruktur perumahan yang
Guo, Y., Xiao, Y., & Yuan, Q. (2016). The
dibangun di lingkungan perumahan pada
redevelopment of peri-urban villages in
akhirnya harus diserahterimakan kepada
the context of path-dependent land
pemerintah. Pemerintah perlu secara konsisten
institution change and its impact on
menerapkan standarisasi penyediaan
Chinese inclusive urbanization : The
infrastruktur perumahan berikut
case of. JCIT, 2.
pengembangan sistem jaringan infrastruktur
Hudalah, D., Winarso, H., & Woltjer, J.
yang komprehensif, berkesinambungan dan
(2007). Peri-urbanisation in East Asia :
aplikatif untuk dapat diterapkan oleh semua
A New Challange for Planning.
pihak yang terlibat dalam pengembangan
International Development Planning
permukiman yang berkelanjutan di kawasan
Review, 29(10), 508.
Metropolitan Bandung Raya.
Hudalah, D., Winarso, H., & Woltjer, J.
(2014). Gentrifying the peri-urban: Land
UCAPAN TERIMAKASIH use conflicts and institutional dynamics
at the frontier of an Indonesian
Penulis mengucapkan terima kasih yang metropolis. Urban Studies, 2.
sebesar-besarnya pada Badan Penelitian dan Maryati, S., Nisaa, A., & Humaira, S. (2015).
Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat Increasing the Infrastructure Access of
atas segala dukungan moril dan materil, serta Low-Income People in Peri-Urban of
Dr. Eng. Arif Sarwo Wibowo dan Delik Bandung Metropolitan Area.
Hudalah, Ph.D atas pendampingan selama International Journal of Built
melaksanakan penelitian ini. Environment and Sustainability, 2(3),
219.
Mittal, J., & Kashyap, A. (2015). Real estate
REFERENSI market led land development strategies
Badan Standardisasi Nasional. (2004). for regional economic corridors e A tale
Standar Nasional Indonesia No 03- of two mega projects. Habitat
1733-2004 tentang Tata Cara International, 47, 205–217.
Perencanaan Lingkungan Perumahan. Okoro, C. S., Musonda, I., & Agumba, J.
Direktorat Perencanaan Penyediaan (2016). Identifying Barriers to Urban
Perumahan. (2015). Kajian Teknis Residential Infrastructure Development:
Penyusunan Masterplan Penyediaan a Literature Review. In C. Aigbavboa &
Perumahan Rakyat di Metropolitan W. Thwala (Eds.), International
Bandung Raya. Jakarta. Conference on Infrastructure
Divigalpitiya, P., & Handayani, K. N. (2010). Development in Africa (p. 468).
Measuring the Urban Expansion Process Power, E. R., & Mee, K. J. (2019). Housing:
of Yogyakarta City in Indonesia. an infrastructure of care. Housing
International Review for Spatial Studies, 0(14 May 2019), 2.
Planning and Sustainable Development, Rustiati. (2005). Pengaruh Urban Sprawl
3(4), 18–19. Terhadap Struktur Tata Ruang Wilayah
Fahmi, F. Z., Hudalah, D., Rahayu, P., & Kecamatan Cileunyi Kabupaten
Woltjer, J. (2014). Extended Bandung. Institut Teknologi Bandung.
urbanization in small and medium-sized Sheng, Y. K. (2014). Challenges of Peri-
Urbanization in the Asia-Pacific Region
161
Arsitektura : Jurnal Ilmu Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 18 (1) April 2020: 151-165
162
Anita Vitriana, Tipologi Penyediaan Infrastruktur Perumahan…….
LAMPIRAN
✓ Badan air C D D C C D
Jaringan Pembuangan limbah ✓ Tangki Septik D D D D D D
✓ Jaringan pengolahan air limbah B B B B D B
(IPAL)
Jaringan Persampahan ✓ Wadah sampah D D D D C C
✓ Layanan pengumpulan sampah C D C C C C
(Angkutan sampah & TPS)
Jaringan Air Bersih ✓ Jaringan air bersih B C D B B D
✓ Kran umum A B B A B B
✓ Hidran kebakaran B B B B B B
Jaringan Listrik ✓ Kebutuhan daya listrik, D D D C C C
✓ Kebutuhan jaringan listrik B D D D D D
Jaringan Telepon ✓ Jaringan telepon kabel A B D A B B
✓ Jaringan telepon selular D D D D D D
Sarana Peribadatan ✓ Bangunan peribadatan (mushola / A D D A D D
masjid)
Sarana Ruang Terbuka, Taman ✓ RTH Privat D D D D D D
dan Lapangan ✓ Taman RTH D D D C D D
Sarana Pemerintahan dan ✓ Balai pertemuan A C D A C D
Pelayanan Umum ✓ Pos hansip
Sarana /Fasilitas
C C C C C C
✓ Gardu listrik A C C C C C
✓ Telepon umum dan bis surat A A A A A B
✓ Parkir umum A B D A B D
Sarana Pendidikan dan ✓ Taman kanak-kanak A A A A B B
Pembelajaran ✓ Sekolah Dasar A A A A B B
✓ Taman Bacaan A A A A A D
Sarana Kesehatan ✓ Posyandu A A B A B D
✓ Balai Pengobatan warga A A A A A B
Sarana Perdagangan dan Niaga ✓ Toko / Warung A B B D D D
Lampiran 1. Identifikasi Ketersediaan Infrastruktur Perumahan dan Permukiman pada Keenam Lokasi Studi
Kasus Perumahan di Kawasan Peri-Urban Metropolitan Bandung Raya
Sumber: Hasil Survey dan Observasi (2017)
Keterangan:
U : Utara (Desa Ciwaruga)
S : Selatan (Desa Cipagalo)
A : Tidak tersedia, namun belum wajib ada
B : Tidak tersedia, seharusnya ada
C : Tersedia, namun tidak memenuhi standar
D : Tersedia, memenuhi standar
163
Arsitektura : Jurnal Ilmu Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 18 (1) April 2020: 151-165
Keterangan:
Karakteristik Umum
164
Anita Vitriana, Tipologi Penyediaan Infrastruktur Perumahan…….