Professional Documents
Culture Documents
Pidato LOmba
Pidato LOmba
I am Fadillah Rahman, and I've come all the way here from MAN 1 of Parepare to deliver my
speech to all.
Honorable judges, respected audience, and everyone here today.
ْوَ مَن ، َ ن َِبيِّنَا وَ حَ ِبي ِْبنَا مُـحَ َّم ٍد وَ عَ لَى آ ِل ِه وَ صَ حْ ِب ِه َأجْ ـ َم ِعيْن، َس ِليْن
َ ْساَل ُم عَ لَى َأشْ رَ فِ اَألن ِْبيَا ِء وَ الـمُر
َّ وَ الصَّ اَل ُة وَ ال، َالـحَ مْ ُد هللِ رَ بِّ العَالَـ ِميْن
َأمَّا بَعْد، ْن
ِ َان ِإلَى يَوْ ِم ال ِّدي
ٍ ت َِب َع ُه ْم بِِإحْ س
First of all, I'd like to thank the Almighty God. It is because of him we are able to attend this
contest.
Secondly, may Shalawat and Salam always be delivered to our Prophet Muhammad
Sallallahu alaihi wasallam who had brought us from the darkness to this bright modern era that
we live in today, and last but not least I’d like to thank the judges for giving me this very special
opportunity to complete in this contest.
and I've come all the way here from the secondary visual school from Jogjakarta to
deliver my speech to all today the theme that I've chosen is
Honorable judges respect the audience The Indonesian nation is a pluralistic nation because it consists
of various ethnic groups, customs, regional languages and different religions. Diversity is found in
various areas spread from Sabang to Merauke, with this diversity as a generation of the Indonesian nation
we must maintain in the frame of difference as a form of our gratitude to God.
Saya Fadillah Rahman perwakilan dari MAN 1 Plus Keterampilan Kota Parepare,
Puji syukur kepada Allah swt atas limpahan rahnat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga sampai
detik ini kita senantiasa diberikan kesehatan dan keselamatan. Salawat serta salam semoga tetap tercurah
kepada Rasulullah Muhammad saw. sebagai manusia pilihan dari Allah swt. untuk dijadikan sebagai
teladan dalam kehidupan sehingga kita dapat meraih keselmatan dan kebahagian baik di dunia, maupun
insya Allah di akhirat kelak.
Berdirinya saya di sini untuk menyampaikan pidato yang berjudul “Menjunjung Budaya Siri Masyarakat
Bugis sebagai Warisan Luhur.
Dewan Juri yang terhormat, serta saudara-saudara yang sama berbahagia. Bangsa Indonesia merupakan
bangsa yang majemuk karena terdiri atas berbagai suku bangsa, adat istiadat, bahasa daerah serta agama
yang berbedabeda. Keanekaragaman terdapat di berbagai wilayah yang tersebar dari Sabang sampai
Merauke, dengan keanekaraman ini sebagai generasi bangsa Indonesia wajib kita pertahankan dalam
bingkai perbedaan sebagai wujud kesyukuran kita kepada Tuhan,
Dewan Juri yang terhormat, serta saudara-saudara yang sama berbahagia. Beberapa tahun terakhir ini kita
bangsa Indonesia telah diperhadapkan oleh berbagai gelombang permasalahan dalam kehidupan.
gelombang tsunami hoaks hampir merasuk pada berbagai media yang bisa saja melunturkan semangat
kebersamaan dalam perbedaan yang bermuarah pada perpecahan. Pengaruh media yang menghadirkan
berbagai budaya luar yang mengikis perlahan-lahan budaya lokal yang hampir saja menenggelamkan
harga diri dan jati diri sebagai bangsa Indonesia khususnya budaya bugis.
Dewan Juri yang terhormat, serta saudara-saudara yang sama berbahagia. kita sebagai masyarakat
Indonesia yang terlahir dalam suku bugis, tentunya memiliki prinsip dan nilai luhur yang dijadikan
sebagai dasar dalam mengarungi samudra kehidupan yang tidak lepas dari berbagai persolan dan
gelombang tsunami kehidupan. Apa itu ?
yaitu “Prinsip siri’ . Makna “siri” dalam masyarakat bugis sangat begitu berarti sehingga ada sebuah
pepatah bugis yang mengatakan “SIRI PARANRENG, NYAWA PA LAO”, yang artinya : “Apabila
harga diri telah terkoyak, maka nyawa lah bayarannya”. Begitu tinggi makna dari siri ini hingga dalam
masyarakat bugis, kehilangan harga diri seseorang hanya dapat dikembalikan dengan bayaran nyawa oleh
si pihak lawan bahkan yang bersangkutan sekalipun.
Siri’ Na Pacce secara lafdzhiyah Siri’ berarti : Rasa Malu (harga diri), sedangkan Pacce atau dalam
bahasa Bugis disebu Pesse yang berarti : Pedih/Pedas (Keras, Kokoh pendirian). Jadi Pacce berarti
semacam kecerdasan emosional untuk turut merasakan kepedihan atau kesusahan individu lain dalam
komunitas (solidaritas dan empati).
Kata Siri’, dalam bahasa Makassar atau Bugis, bermakna “malu”. Sedangkan Pacce (Bugis: Pesse) dapat
berarti “tidak tega” atau “kasihan” atau “iba”. Struktur Siri dalam Budaya Bugis atau Makassar
mempunyai empat kategori yang menjadi prinsip dalam mengarungi kehidupan, yaitu:
1. Siri’ Ripakasiri’, Adalah Siri’ yang berhubungan dengan harga diri pribadi, serta harga diri atau
harkat dan martabat keluarga. Siri’ jenis ini adalah sesuatu yang tabu dan pantang untuk dilanggar
karena taruhannya adalah nyawa. Prinsip menjaga harga diri dan keluarga muthlak harus dilakukan.
Melakukan perbuatan-perbuatan yang bisa menjatuhkan harga diri keluarga yang menimbulkan
pandangan negative bagi orang lain harus di hindari, seperti tidak melakukan tindakan-tindakan
tidakn senono baik dalam kehidupan bergaul di dunia nyata maupun di dalam dunia maya. Menjaga
pergaulan dan melakukan perbuatan yang bisa merusak harga diri keluarga wajib di hindari karena
nyawa adalah taruhannya, perilaku menipu, mencuri, merampas hak orang lain, korupsi adalah
perilaku yang bisa menjatuhkan harga diri dalam keluarga yang muthlak harus di hindari.
Dewan Juri yang terhormat, serta saudara-saudara yang sama berbahagia. prinsip budaya siri ini, mari
kita pertahankan dan dijadikan sebagai karakter dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara,
dijadikan sebagai ciri khas kita dalam sistem pergaulan kita.
Dengan budaya siri, maka akan membentuk nilai kejujuran, nilai malu, nilai kepedulian, dan
tanggung jawab sebagai nilai universal yang dapat tetap mempertahankan persatuan kita di dalam
perbeda.
Demikian pidato singkat ini, semoga bisa bermanfaat. ,mohon maaf atas segala kekurangan, dan
terima kasih atas segala perhatiannya. Waalahu muafiq ilaa aqwamittariq. Wassalamu alaikum wr,wb.