Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Curr. Biochem. 2021.

8(1): 37-50

CURRENT BIOCHEMISTRY
ISSN: 2355-7877
e-ISSN: 2355-7931
Journal homepage: http://journal.ipb.ac.id/index.php/cbj
Journal E-mail: current.biochemistry@gmail.com

Antioxidant and α-glucosidase-inhibitory activities of gayo arabica coffee skin


(Coffe arabica L)
(Aktivitas antioksidan dan penghambatan α-glukosidase kulit kopi arabika Gayo (Coffe arabica L))

Baharuddin Yusuf Habiby Harahap1*,Hasim1, Didah Nur Faridah2

1
Department of Biochemistry, IPB University, Bogor, 16680, Indonesia
2 Department of Food Sience and Technology, IPB University, Bogor, 16680, Indonesia

Received: 14 April 2021 ; Accepted: 7 June 2021

Corresponding author : Baharuddin Yusuf Habiby Harahap, Depatemen Biokimia IPB: e-mail:
baharuddinyusufhabibyharahap@gmail.com

ABSTRACT
The objectives of this research were to determine antioxidant and α-glucosidase-inhibitory activities
of 96 % ethanol extract, n-hexane fraction, ethyl acetate fraction, and water fraction of gayo arabica coffee
skin. Gayo arabica coffee skin was extracted by ethanol using maceration technique and fractionated using
n-hexane, ethyl acetate, and water. Quercetin and gallic acid were respectively used as standards to
determine total flavonoid and phenolic content. Test of antioxidant activity was carried out using the DPPH
method. The ethanol extract, n-hexane fraction, ethyl acetate fraction, and water fractions were then
subjected to α-glucosidase IC50 inhibitory test. The total flavonoids of 96% ethanol extract, n-hexane
fraction, ethyl acetate, and water fraction respectively were 76.74, 99.07, 73.55, 50.24 mg QE/g extract .
Total phenolics of 96% ethanol extract, n-hexane fraction, ethyl acetate, and water fraction were
respectively 211.85, 136.67, 145.19, 127.41 mg GAE/ g extract. Antioxidant activity of ethanol extract, n-
hexane fraction, ethyl acetate fraction, and water fraction were IC50 12.03 ppm, 36.08 ppm, 30.27 ppm,
11.62 ppm respectively and activity to inhibit α-glucosidase was 588.85 ppm, 341.81 ppm, 591.61 ppm, and
798.78 ppm respectively. These showed that the ethanol extract and water fraction had the best antioxidant
activities and the ethanol extract and ethyl acetate fraction were the best in inhibiting the α-glucosidase
activity. These results indicate that gayo arabica coffee skin extract has the potential to be developed as an
antidiabetic agents.
Keywords: Antidiabetic, Antioxidant, flavonoids, phenolics, α-glucosidase

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan dan penghambatan α-glukosidase
dari ekstrak etanol 96 % , fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi air kulit kopi Arabika Gayo. Kulit
kopi arabika gayo diekstrak dengan etanol menggunakan metode maserasi dan difraksinasi menggunakan n-
heksana, etil asetat, dan air. Kuersetin dan asam galat masing-masing digunakan sebagai standar untuk
mengetahui total flavonoid dan fenolik. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Kemudian
dilakukan uji daya penghambatan α-glukosidase IC50 dari ekstrak etanol 96 %, fraksi n-heksana, fraksi etil
asetat, dan fraksi air. Total flavonoid yang diperoleh dari ekstrak etanol 96 % , fraksi n-heksana, fraksi etil

37
Harahap et.al – Aktivitas antioksidan dan penghambatan α-glukosidase kulit kopi arabika Gayo

asetat, dan fraksi air berturut-turut adalah 76.74, 99.07, 73.55, 50.24 mg QE/g ekstrak . Total fenolik
ekstrak etanol 96 % , fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi air berturut-turut adalah 211.85, 136.67,
145.19, 127.41 mg GAE/ g ekstrak. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol 96 % , fraksi n-heksana, fraksi etil
asetat, dan fraksi air IC50 12.03 ppm, 36.08 ppm, 30.27 ppm, 11.62 ppm. Aktivitas penghambatan enzim α-
glukosidase ekstrak etanol 96 % , fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi air berturut-turut 588.85
ppm, 341.81 ppm, 591.61 ppm, and 798.78 ppm. Ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan fraksi air
memiliki aktivitas antioksidan terbaik dan ekstrak etanol dan fraksi etil asetat paling baik dalam
penghambatan enzim α-glukosidase. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak kulit kopi arabika gayo
berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan antidiabetes.
Kata kunci: Antidiabetes, antioksidan, fenol, flavonoid, α-glukosidase

1. PENDAHULUAN enzim α-glukosidase (Kim et al 2000;


Kulit kopi merupakan limbah dari Febrinda et al. 2013). Berdasarkan hasil
produksi biji kopi. Limbah kopi yang penelitian tersebut diduga ekstrak kulit kopi
dihasilkan mencapai 50-60 % dari buah kopi arabika gayo (Coffe arabica L.) dapat
(Efendi and Harta 2014). Sekitar 305,200 menurunkan hiperglikemia dengan
sampai 366,240 ton. Adapun yang dinyatakan menghambat kerja enzim α-glukosidase.
sebagai bagian dari limbah kulit kopi adalah Menurut American Diabetes
bagian mesokarp, bagian eksokarp, dan bagian Association (ADA 2018), DM merupakan
endokarp (Esquivel dan Jimenez 2012). salah satu kelompok penyakit metabolik
Limbah tersebut akan menjadi polusi dengan kondisi hiperglikemia yang terjadi
jika tidak diproses dengan baik. Maka karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,
dibutuhkan pengolahan dan perlakuan atau kedua-duanya. Penderita DM memiliki
terhadap kulit kopi. Beberapa diantara manfaat gejala umum, yaitu poliuria, polifagia,
kulit kopi yang sudah diteliti yakni sebagai polidipsia. Klasifikasi dari diabetes mellitus
pakan ternak alternatif, pupuk kompos, dan yaitu DM Tipe 1, DM Tipe 2, DM Tipe
bioetanol. Pada penelitian kulit kopi arabika Gestasional, dan DM Tipe lainnya. DM tipe 2
(Coffe arabica L.) dari Situbondo dinyatakan merupakan jenis penyakit yang paling banyak
bahwa ada kandungan senyawa fenol yang diderita, yaitu sekitar 90 sampai 95%.
memiliki aktivitas antioksidan ditunjukkan Penyakit DM tipe 2 bukan penyakit
dengan persen penghambatan melalui metode yang mengakibatkan kematian secara
uji DPPH tanpa maserasi (51.19%) (Ariadi et langsung. Namun akan fatal jika tidak dikelola
al. 2015). dengan tepat. Pengobatan yang telah dilakukan
Diduga perbedaan wilayah adalah terapi obat dan terapi non-obat. Terapi
mempengaruhi kandungan polifenol kulit kopi. obat dilakukan dengan pemberian insulin atau
Penelitian Dacosta (2017) menunjukkan obat-obatan sintesis yang dijual komersial,
bahwa perbedaan wilayah, iklim, ketinggian antara lain obat golongan sulfonilurea
dan kesuburan tanah berpengaruh terhadap (merangsang sekresi insulin di kalenjar
kandungan metabolit sekunder. Polifenol yang pankreas); golongan biguanida (menurunkan
terkandung dalam kulit kopi (Esquivel and produksi glukosa di hati); golongan
Jimenez 2012), meliputi flavan-3-ol, asam tioazolidindion (bekerja dengan berikatan
hidroksinamat, flavonol, antosianidin, katekin, bersama PPARγ untuk menurunkan resistensi
epikatekin, rutin, tanin, asam ferulat. Pada insulin); dan golongan inhibitor α-glukosidase
berbagai penelitian dinyatakan bahwa senyawa (bekerja menghambat enzim pencerna
polifenol merupakan antioksidan (Wulandari karbohidrat sehingga memperlambat absorpsi
et al. 2013) dan dapat menghambat kerja glukosa ke dalam darah). Namun, penggunaan

38
Curr. Biochem. 2021. 8 (1): 37-50

obat-obatan ini menimbulkan beberapa efek adalah desikator, oven, corong pisah,
samping seperti perut kembung, nyeri perut, evaporator, blender, ayakan, spektrofotometer
diare dan hepatotoksik (ADA 2018). Oleh (Hitachi tipe U-2800), pH meter (Eutech
sebab itu, industri obat-obatan mulai beralih Instruments), vortex mixer (BI type 37600
untuk mengembangkan antidiabetes mixer), dan microplate reader (Biotek Epoch)
menggunakan bahan herbal sebagai alternatif
pengobatan DM. Preparasi Sampel Kulit Kopi Arabika
Analisis penghambatan α-glukosidase Kulit kopi arabika yang diperoleh dari
dari ekstrak dan fraksi ekstrak kulit kopi Kabupaten Aceh Tengah dikeringkan
arabika gayo (Coffe arabica L.) belum pernah menggunakan oven selama 2 jam (Saisa dan
dilakukan. Fraksinasi dilakukan untuk Syabriana 2018) pada suhu 50oC (Zubaidah
memaksimalkan pemisahan senyawa bioaktif dan Sari 2015) kemudian dihaluskan
berdasarkan perbedaan tingkat kepolaran menggunakan blender dan disaring dengan
pelarut yang digunakan. Kulit kopi arabika ayakan berukuran 100 mesh hingga berbentuk
gayo (Coffe arabica L.) terlebih dahulu bubuk.
diekstrak dengan pelarut etanol yang
kemudian difraksinasi cair-cair secara bertahap Penentuan Kadar Air Kulit Kopi Arabika
dengan tiga jenis pelarut yaitu n-heksana, etil Penentuan kadar air sampel dilakukan
asetat dan air. Berdasarkan kandungan dengan pengeringan didalam oven. Mula-mula
senyawa bioaktif yang terdapat pada kulit kopi cawan porselin dikeringkan pada suhu 105oC
arabika gayo (Coffe arabica L.) diharapkan selama 30 menit kemudian didinginkan dalam
dapat dihasilkan aktivitas antioksidan dan desikator dan ditimbang menggunakan neraca
aktivitas penghambatan α-glukosidase yang analitik. Sebanyak 3 gram simplisia
tinggi sehingga dapat digunakan untuk dimasukkan kedalam cawan porselin yang
pengobatan antidiabetes. telah dikeringkan lalu dipanaskan pada suhu
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui 105 oC selama 2 jam lalu didinginkan dalam
potensi ekstrak dan fraksi kulit kopi arabika desikator kemudian ditimbang. Pemanasan
gayo sebagai antioksidan dan penghambat dilakukan secara berulang sampai diperoleh
enzim α-glukosidase. bobot konstan dengan interval 2 jam (Kusuma
2015)
2. METODOLOGI Kadar air dihitung dengan persamaan:
Bahan yang digunakan adalah kulit A
Kadar air 100
kopi arabika Gayo yang diperoleh dari A
Keterangan:
Kabupaten Aceh Tengah, DPPH, enzim α- A = Bobot simplisia sebelum pemanasan (g)
glukosidase, substrat 4-nitrofenil-α-D- B = Bobot simplisia setelah pemanasan (g)
glukopiranosida (p-NPG) dan akarbose.
Bahan-bahan lain yang digunakan dalam Ekstraksi Kulit Kopi Arabika
pengujian antara lain etanol 96%, etanol 30 %, Ekstraksi simplisia menggunakan
n-heksana, etil asetat, akuades, metanol, enzim metode maserasi dilakukan dengan
α-glukosidase (Sigma Aldrich, USA. N1377), perendaman sampel dalam pelarut etanol 96%.
Na2CO3 (Merck, Jerman), larutan bufer fosfat Sebanyak 100 gram serbuk kulit kopi arabika
pH 7.0, reagen Folin-Ciocalteu, AlCl3, asam dimasukkan kedalam 400 mL pelarut (1:4).
galat, vitamin C, dimetil sulfoksida (DMSO), Campuran kemudian di shaker selama 3 jam
bufer 2-(-N-morfolino) asam etenasulfonat dengan kecepatan 130 rpm. Campuran
(MES) dan kuersetin. Alat yang digunakan dipisahkan dengan menggunakan kertas

39
Harahap et.al – Aktivitas antioksidan dan penghambatan α-glukosidase kulit kopi arabika Gayo

saring. Filtrat yang diperoleh dimasukkan ke Analisis Total Fenolik (Vongsak et al. 2013)
dalam erlenmeyer dan dibungkus dengan Metode yang digunakan untuk analisis
alumunium foil kemudian ditempatkan dalam total fenolik adalah Folin-Ciocalteu dengan
lemari pendingin sedangkan residunya prinsip kemampuan senyawa fenolik untuk
diekstrak kembali sebanyak 2 kali (Arab et al. mereduksi fosfomolibdat dalam Folin-
2011). Filtrat dikumpulkan dan diuapkan Ciocalteu membentuk molibdenum berwarna
menggunakan rotary evaporator pada suhu biru (Dai dan Mumper 2010). Sebanyak 0.1
40°C (Ariadi et al. 2015) dengan kecepatan 75 mL ekstrak kulit kopi konsentrasi 200 μg/mL
rpm (±45 menit) sehingga diperoleh sampel ditambahkan dengan 1 mL Na2CO3 7.5%.
ekstrak etanol 96% kulit kopi arabika. Sebanyak 1.25 mL Folin-Ciocalteu
Rendemen ekstrak etanol kulit kopi arabika ditambahkan kedalam larutan dan
yang diperoleh dihitung menggunakan dihomogenkan. Dilakukan inkubasi dalam
persamaan berikut: penangas air pada suhu 45 oC selama 15 menit.
Rendemen ekstrak (%)(Ismail 2017) Absorbansi diukur menggunakan
erat Ekstrak ang diperoleh spektrofotometer sinar tampak pada panjang
= erat ampel ji ang di Ekstrak
× 100%
gelombang 765 nm (triplo) dengan asam galat
digunakan sebagai standar.
Fraksinasi secara Ekstraksi Cair-Cair
Ekstrak etanol kulit kopi arabika yang
Analisis Total Flavonoid
diperoleh pada tahap sebelumnya, difraksinasi
Metode yang digunakan adalah
dengan corong pisah untuk mengelompokkan
kolorimetri aluminium klorida (AlCl3).
senyawa-senyawa bioaktif yang terdapat pada
Metode ini memiliki prinsip berdasarkan
ekstrak berdasarkan tingkat kepolarannya.
reaksi antara AlCl3 dengan gugus hidroksil
Fraksinasi dilakukan secara ekstraksi cair-cair
pada senyawa flavonoid yang membentuk
dengan pelarut n-heksana dan etil asetat.
senyawa kompleks berwarna kuning.
Fraksinasi pertama dilakukan dengan
Sebanyak 0.5 mL ekstrak kulit kopi (dalam
melarutkan 0.5 gram ekstrak etanol kulit kopi
metanol) konsentrasi 500 μg/mL ditambahkan
arabika dalam pelarut n-heksana:air
dengan 0.5 mL AlCl3 2%. Larutan
(perbandingan 1:1) dengan bantuan sonikator
dihomogenkan dan diinkubasi selama 10
lalu dipisahkan dengan menggunakan corong
menit. Absorbansi diukur menggunakan
pisah. Larutan ekstrak yang akan dipisahkan
spektrofotometer sinar tampak pada panjang
dikocok dan didiamkan selama 30 menit di
gelombang 415 nm (triplo) dengan kuersetin
dalam corong pisah hingga terbentuk dua
digunakan sebagai standar (Vongsak et al.
lapisan yaitu lapisan n-heksana dan lapisan air.
2013).
Lapisan n-heksana dipisahkan dari lapisan air
dan disimpan sebagai fraksi n-heksana.
Uji Aktivitas Antioksidan Metode DPPH
Lapisan air difraksinasi kembali menggunakan
Ke dalam 10 mL metanol (0.4 mM)
pelarut etilasetat sehingga diperoleh lapisan
dilarutkan 1.6 mg DPPH dan selama 30 menit
etilasetat dan air. Proses fraksinasi masing-
dihomogenkan dengan stirer. Larutan DPPH
masing pelarut diulang sebanyak tiga kali.
yang homogen ditambahkan 10 mL 0.1 M
Fraksi n-heksana, etil asetat dan air dipekatkan
bufer MES pH 7 dan 10 mL metanol 20%
dengan rotary evaporator pada suhu 50 oC.
(Modifikasi Andrianto et al. 2015).
Fraksi yang diperoleh disimpan pada suhu 4
o Stok ekstrak kulit kopi (dalam
C (Ismail 2017).
metanol) ditambahkan metanol 80% untuk
membuat larutan dengan konsentrasi akhir 0,

40
Curr. Biochem. 2021. 8 (1): 37-50

1.25, 2.50, 3.75, 5, 6.25 μg/mL. etiap 1 mL fosfat 0.1 M. Campuran reaksi terdiri dari
larutan ditambahkan dengan 1 mL campuran blanko, kontrol blanko, sampel dan kontrol
DPPH, dihomogenkan dan diinkubasi selama sampel seban ak 10 μL. eban ak 25 μL
30 menit lalu absorbansi diukur pada panjang substrat p-nitrofenil-α-D-glukopiranosida (p-
gelombang 520 nm. Senyawa standar NPG) 10 mM ditambahkan lalu diinkubasi
digunakan dalam pengujian aktivitas pada suhu 37oC selama 30 menit. Reaksi
antioksidan dengan metode DPPH adalah dihentikan dengan penambahan 100 μL
asam askorbat. Na2CO3 2 M kemudian diukur pada panjang
Persentase inhibisi terhadap DPPH gelombang 410 nm. Larutan akarbose
(persentase “scavenging effect”) dihitung digunakan sebagai kontrol positif dengan
dengan menggunakan rumus: sistem reaksi sama seperti sampel (Sancheti et
Ab As al. 2009). Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali
nhibisi ( ) 100
Ab pengulangan. Selanjutnya dilakukan
Keterangan:
Ab : absorbansi blanko perhitungan persentase inhibisi untuk
As : absorbansi senyawa uji menentukan nilai IC50. Sistem reaksi dapat
diketahui pada Tabel 1.
Uji Aktivitas Inhibisi α-Glukosidase Perhitungan persentase inhibisi terhadap α-
ji aktivitas inhibisi enzim α- glukosidase yaitu:
Glukosidase dilakukan dengan menggunakan Absorbansi sampel
nhibisi (1 ) 100
microplate reader dengan substrat berupa p- Absorbansi kontrol
nitrofenil-α-D-glukopiranosida (p-NPG) dan
enzim α-glukosidase larut dalam 50 μL buffer
Tabel 1 istem Reaksi nhibisi α-Glukosidase
Volume (μl)
Reagen
Blanko Kontrol Blanko Kontrol Sampel Sampel
Pelarut 10 10 - -
Sampel - - 10 10
Buffer 50 50 50 50
Substrat 25 25 25 25
Enzim 25 - - 25
Buffer - 25 25 -
Inkubasi 37ᵒC 30 menit
Na2CO3 100 100 100 100

Analisis LCMS (Blazics et al. 2011) Suhu yang digunakan pada kolom adalah
Sampel teraktif pada uji aktivitas 40oC, suhu sampel 20oC dan waktu akhir 35
inhibisi α-glukosidase dianalisis menggunakan menit. Jenis analisis massa pada penelitian ini
LC-MS/MS dengan Liquid Chromatoghraphy- adalah quadrupole dengan modus scan selama
Mass Spectrometry (LC-MS) tipe Qmicro 5 detik. Spektrum yang diperoleh
QAA 842 dan detektor MS-MS Waters Quatro menunjukkan rasio massa dengan muatan
Micro. Jenis kolom C18, diameter 4.6 panjang (m/z).
150 mm, ukuran partikel 5 µm, ukuran pori Analisis Data
130 Ǻ, fase gerak campuran air dan metanol Data dianalisis dengan menggunakan
(10:90), tekanan maksimal 300 Bar. Sampel Ms. Excell (Mattjik dan Sumertajaya 2002),
berupa cairan dimasukkan ke fase gerak pada Analyses of Variance (ANOVA) dan diuji
kolom LC dengan lajur alir 0.800 mL/menit. lanjut dengan Duncan’s Multiple Range Test

41
Harahap et.al – Aktivitas antioksidan dan penghambatan α-glukosidase kulit kopi arabika Gayo

(DMRT) menggunakan SPSS Statistics 16.0. hal ini menunjukkan bahwa ekstrak/ fraksi
(trial). mengandung fenolik. Kemudian ditambahkan
Na2CO3 sebagai pemberi suasana basa.
3. HASIL Pengukuran absorbansi dilakukan dengan
Kadar Air dan Ekstrak Kulit Kopi panjang gelombang 765 nm. Hasil pengukuran
Kadar air diukur menggunakan standar asam galat diperoleh persamaan
metode BSN (1992) yaitu tiga kali ulangan. regresi linier y = 0.0045x + 0.003 dengan
Dalam penelitian ini diperoleh kadar air 2.89 koefisien regresi (R) sebesar 0.975.
% yang menunjukkan bahwa terdapat 2.89 Dengan menggunakan metode
gram air dalam setiap 100 gram kulit kopi. kolorimetri aluminium klorida (AlCl3)
Hasil rendemen ekstrak kulit kopi dan fraksi dilakukan penentuan total flavonoid, dengan
dengan berbagai pelarut dapat dilihat pada kuersetin sebagai standar. Pengukuran
Tabel 2. absorbansi dilakukan dengan panjang
gelombang 415 nm. Hasil pengukuran standar
Total Fenolik dan Flavonoid kuarsetin diperoleh persamaan regresi linier y
Dengan menggunakan metode Folin- = 0.0094x + 0.049 dengan koefisien regresi
Ciocalteu dilakukan penentuan total fenolik, (R) 0.993. Penentuan total fenolik dan
asam galat sebagai standar (fenolat alam yang flavonoid dari ekstrak dan fraksi-fraksi
stabil). Asam galat bereaksi dengan pereaksi dilakukan triplo (Gambar 1).
Folin-Ciocalteu menghasilkan warna kuning,

Gambar 1 Total Fenolik dan Flavonoid

Gambar 2 Konsentrasi penghambatan ekstrak etanol 96% dan fraksi kulit kopi ditunjukkan dengan nilai
IC50. Huruf yang berbeda menunjukkan bahwa konsentrasi penghambatan antioksidan berbeda
nyata secara signifikan dari uji Duncan pada alfa = 0.05

42
Curr. Biochem. 2021. 8 (1): 37-50

Aktivitas Antioksidan Dengan Metode positif) adalah 2.87 μg/mL. Aktivitas inhibisi
DPPH α-glukosidase akarbose, ekstrak etanol 96%
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit kopi dan fraksinya ditunjukkan dalam
nilai IC50 dari askorbat (kontrol positif) adalah Gambar 3.
5.83 μg/mL. emua ekstrak dan fraksi ang
diuji tergolong aktif dan sangat kuat dengan Kandungan Senyawa Aktif Kulit Kopi
nilai IC50 <50 µg/mL dapat dilihat pada Ekstrak etanol dan fraksi kulit kopi
Gambar 2. Sementara nilai IC50 yang memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi dan
bervariasi mengilustrasikan distribusi fraksi n-heksana yang memiliki aktivitas
kandungan senyawa kimia pada tiap fraksi inhibisi enzim α-glukosidase terbaik dianalisis
yang diuji. menggunakan LC-MS/MS untuk mengetahui
kandungan senyawa aktif yang terkandung
Aktivitas Inhibisi Enzim α-Glukosidase dalam fraksi n-heksana kulit kopi (Gambar 4).
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa nilai IC50 pada akarbose (kontrol

Gambar 3 Aktivitas inhibisi Akarbose, ekstrak etanol 96% kulit kopi dan fraksinya dinyatakan dengan nilai
IC50. Huruf ang berbeda menunjukkan bahwa aktivitas inhibisi α-glukosidase berbeda nyata
secara signifikan dari uji Duncan pada alfa = 0.05

Gambar 4 Kromatografi LC-MS/MS Fraksi n-Heksana Kulit Kopi

43
Harahap et.al – Aktivitas antioksidan dan penghambatan α-glukosidase kulit kopi arabika Gayo

4. PEMBAHASAN rendah diduga karena waktu maserasi yang


Kadar Air dan Rendemen Ekstrak Kulit terlalu singkat. Pada penelitian Marcelinda et
Kopi al. (2016) dengan waktu maserasi 3 x 24 jam
Kulit kopi memiliki kadar air rendah menghasilkan rendemen ekstrak yang lebih
yaitu 2.89%. Kadar air yang baik untuk suatu tinggi, namun antioksidan yang dihasilkan
penelitian adalah dibawah 10%. Kadar air pada penelitian tersebut tergolong lemah,
rendah menunjukkan bahwa simplisia dapat dengan nilai IC50 diatas 100. Proses ekstraksi
disimpan dalam waktu yang lama. Proses dengan cara maserasi dipilih karena mudah
pengeringan dilakukan untuk menghambat dan biasa dilakukan. Jumlah pelarut dalam
pertumbuhan mikroorganisme sehingga dapat proses ekstraksi merupakan salah satu faktor
menjaga kualitas simplisia (BPOM 2014). yang menentukan persentasi hasil, karena
Rendemen ekstrak kulit kopi yang semakin besar jumlah pelarut yang digunakan
diperoleh adalah 7.85% artinya ada 7.85 gram dalam ekstraksi, maka semakin besar kontak
untuk setiap 100 gram simplisia. Rendemen antara bahan dan pelarut sehingga ini memiliki
ekstrak yang diperoleh lebih rendah daripada potensi untuk meningkatkan persentase hasil
rendemen ekstrak kulit kopi Marcelinda et al. (Teh et al. 2014).
(2016) yaitu 8.66%. Rendemen yang lebih

Tabel 2 Ekstrak dan Fraksi Kulit Kopi


Sampel Rendemen (%)
Ekstrak etanol 96% 7.85
Fraksi n-Heksana 2.51
Fraksi Etil Asetat 2.67
Fraksi Air 2.04

Fraksinasi Kulit Kopi. adalah 2.51%, 2.67%, dan 2.04% yang mana
Fraksinasi dilakukan menggunakan fraksi etil asetat semi polar dan fraksi air
pelarut dengan polaritas yang berbeda, yaitu n- merupakan polar (Tabel 2), hal tersebut
heksana, etil asetat dan air. Tingkat kepolaran menunjukkan bahwa sebagian besar senyawa
menentukan jenis dan jumlah senyawa yang kandungan fitokimia dalam ekstrak etanol
dapat diekstrak dari sampel. Pelarut akan 96% adalah polar.
mengekstrak senyawa yang mempunyai
kepolaran yang sama atau mirip dengan Total Fenolik dan Flavonoid.
kepolaran pelarut yang digunakan (Arifianti et Metode Folin-Ciocalteu digunakan
al. 2014). Pemilihan jenis pelarut ini dalam penentuan total fenolik. Asam galat
didasarkan pada kemampuannya dalam digunakan sebagai standar, karena asam galat
melarutkan senyawa-senyawa metabolit adalah fenolik alami yang stabil. Asam galat
sekunder dengan optimal. direaksikan dengan reagen Folin-Ciocalteu
Hasil fraksinasi yang masih untuk menghasilkan warna kuning, hal ini
mengandung pelarut selanjutnya dievaporasi menandakan bahwa ekstrak kulit kopi
sehingga diperoleh fraksi murni yang mengandung fenolik setelah itu ditambahkan
dinyatakan dalam % rendemen. Persentasi larutan Na2CO3 sebagai pemberi suasana basa.
rendemen fraksi kulit kopi berturut-turut dari Gugus hidroksil pada senyawa fenolik
fraksi n-heksana, etil asetat, dan fraksi air bereaksi dengan reagen Folin-Ciocalteu

44
Curr. Biochem. 2021. 8 (1): 37-50

membentuk kompleks molibdenumtungsten larut di dalam pelarut yang bersifat non polar
berwarna biru dengan struktur yang belum (Pratiwi et al. 2016). Penggunaan pelarut
diketahui dan dapat dideteksi dengan dalam proses ekstraksi sangat mempengaruhi
spektrofotometer yang diukur absorbansinya total kandungan fenol pada sampel (Teh et al.
panjang gelombang 765 nm. Semakin pekat 2014).
warna yang dihasilkan maka semakin banyak Aktivitas Antioksidan Dengan Metode
pula senyawa fenolik yang ada di dalam DPPH. Metode yang digunakan dalam uji
sampel. Pengukuran absorbansi dilakukan aktivitas antioksidan ekstrak adalah metode
dengan panjang gelombang 765 nm. Hasil DPPH. Dalam metode DPPH digunakan 2,2
pengukuran standar asam galat diperoleh difenil-1-pikrilhidrazil sebagai sumber radikal
persamaan regresi linier y = 0.0045x + 0.003 bebas. Aktivitas antioksidan dinyatakan
dengan koefisien Regresi (R) sebesar 0.975. dengan IC50 (inhibitory concentration). IC50
Metode yang digunakan dalam adalah bilangan konsentrasi ekstrak yang
penentuan kadar total flavonoid adalah metode mampu menghambat aktivitas DPPH sebesar
kolorimetri aluminium klorida (AlCl3). 50%. Semua ekstrak dan fraksi yang diuji
Kuersetin digunakan sebagai standar, karena tergolong aktif dan sangat kuat dengan nilai
kuersetin merupakan senyawa flavonoid IC50 <50 µg/mL sementara nilai IC50 yang
golongan flavonol yang memiliki gugus keton bervariasi mengilustrasikan distribusi
pada atom C-4 dan juga gugus hidroksil pada kandungan senyawa kimia pada tiap fraksi
atom C-3 dan C-5 yang berdekatan. yang diuji. Semakin kecil nilai IC50, semakin
Penambahan pereaksi AlCl3 digunakan untuk tinggi aktivitas antioksidan. Suatu senyawa
membentuk reaksi antara AlCl3 dengan dinyatakan sebagai antioksidan yang sangat
golongan flavonoid menghasilkan senyawa kuat jika IC50 lebih kecil dari 50, kuat (50-
kompleks antara gugus hidroksil dan keton 100), sedang (100-150) dan lemah (151-200)
yang berdekatan. Senyawa AlCl3 akan (Badarinath et al. 2010).
bereaksi dengan gugus keton pada C4 dan Gambar 2 menunjukkan bahwa nilai
gugus OH pada C3 atau C5 pada senyawa IC50 pada semua ekstrak dan fraksi kulit kopi
flavon atau flavonol membentuk senyawa dibawah 50 yang menunjukkan bahwa
kompleks yang stabil berwarna kuning. aktivitas antioksidan kulit kopi termasuk
Absorbansi diukur pada panjang gelombang antioksidan sangat kuat. Kemampuan pelarut
415 nm. Hasil pengukuran standar kuarsetin dalam mengekstrak metabolit sekunder pada
diperoleh persamaan regresi linier y = 0.0094x setiap sampel mendasari aktivitas masing-
+ 0.049 dengan koefisien Regresi (R) 0.993. masing ekstrak (Teh et al. 2014). Senyawa
Secara kuantitatif, ekstrak etanol 96% antioksidan baik sintetis maupun alami (dari
dari kulit kopi memiliki kandungan total berbagai jenis tumbuhan) dapat mengontrol
fenolik tertinggi yaitu 211.85 mgGAE/g tingkat glukosa darah dan mencegah
ekstrak. Diduga senyawa fenolik yang ada di komplikasi diabetes dengan cara mengurangi
dalam kulit kopi merupakan senyawa yang kerusakan oksidatif pada diabetes (Widowati
bersifat polar (Romadanu et al. 2014). 2008).
Sementara itu fraksi n-heksana kulit kopi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
memiliki kandungan total flavonoid tertinggi aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi kulit
yaitu 99.07 mgQE/g ekstrak dibandingkan kopi sangat kuat dan berbeda secara signifikan
dengan ekstrak/fraksi lainnya. Hal ini pada uji α 0,05. Nilai C50 ekstrak etanol
disebabkan diduga senyawa-senyawa 96%, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, dan
flavonoid yang ada di dalam kulit kopi lebih fraksi air adalah 12.03 µg/mL, 36.08 µg/mL,

45
Harahap et.al – Aktivitas antioksidan dan penghambatan α-glukosidase kulit kopi arabika Gayo

30.27 µg/mL, dan 11.62 µg/mL. Antioksidan total fenol dan flavonoid juga berpengaruh
terbaik diperoleh dari fraksi air, hal ini terhadap aktivitas antioksidan. Aktivitas
menunjukkan bahwa kulit kopi dapat antioksidan pada penelitian ini lebih baik
dikonsumsi sebagai seduhan dengan pelarut dibandingkan dengan penelitian yang
air. dilakukan oleh Budiana et al. (2018), yang
Widyawati et al. (2010) menyatakan menunjukkan aktivitas antioksidan ekstrak
bahwa adanya perbedaan nilai IC50 pada setiap etanol kulit buah kacang gude dan kulit kacang
sampel tanaman disebabkan beberapa faktor, kratok adalah 22.07 µg/mL dan 358.66 µg/mL.
yaitu kemampuan dalam mentransfer atom Aktivitas nhibisi Enzim α-
hidrogen ke radikal bebas DPPH, struktur Glukosidase. Aktivitas anti diabetes dalam
senyawa kimia antioksidan pada sampel, dan penelitian ini dilakukan dengan penghambatan
jumlah gugus hidroksil. Jumlah kandungan enzim α-glukosidase.

Gambar 5 Reaksi Hidrolisis ubstrat oleh Enzim α-Glukosidase (Pratama et al. 2015)

Enzim α-glukosidase adalah yang inhibisi aktivitas α-glukosidase pada akarbose


mengkatalisis reaksi akhir dari karbohidrat di sebagai pembanding sangat tinggi dengan nilai
dalam usus. Digunakan larutan enzim dengan IC50 2.87 μg/mL. Ekstrak etanol 96 , fraksi n-
konsentrasi 0.04 U / mL dalam uji heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi air
penghambatan aktivitas α-glukosidase, larutan memiliki konsentrasi inhibisi aktivitas α-
substrat dengan konsentrasi 10 mM. Uji ini glukosidase yang lemah diatas 100 berturut-
dilakukan untuk menentukan daya hambat turut adalah 588.85 μg/mL, 341.81 μg/mL,
ektrak etanol 96% dan fraksi kulit kopi 591.61 μg/mL, dan 798.78 μg/mL.
terhadap α-glukosidase dengan melihat nilai Perbedaan aktivitas inhibisi pada
IC50. IC50 adalah konsentrasi yang dibutuhkan sampel disebabkan oleh fraksinasi dengan
untuk menghambat 50% aktivitas enzim. pelarut yang berbeda. Jika dibandingkan
Prinsip kerja dari uji ini adalah reaksi dengan IC50 dari ekstrak etanol dan ekstrak air
hidrolisis substrat p-nitrofenil-α-D- umbi bawang dayak (Early et al. 2013)
glukopiranosida menghasilkan α-D-glucose berturut-turut sebesar 241 μg/mL dan 505
and p-nitrophenol berwarna kuning, dapat μg/mL, C50 > 100 menunjukkan masih
dilihat pada Gambar 5. Warna kuning yang lemahnya aktivitas inhibisi dari suatu ekstrak.
dihasilkan oleh p-nitrofenol menjadi indikator Namun kulit kopi masih mempunyai potensi
aktivitas inhibisi α-glukosidase, warna kuning dalam inhibisi aktivitas α-glukosidase.
yang memudar, menunjukkan aktivitas inhibisi Kemampuan ekstrak menghambat enzim
yang tinggi (Sugiwati et al. 2009). hidrolisis karbohidrat yang disebabkan oleh
Hasil penelitian ini menunjukkan keberadaan senyawa fenolik yang dapat
bahwa aktivitas inhibisi α-glukosidase mengikat protein enzim (Zhang et al. 2015).
akarbose, ekstrak etanol 96% kulit kopi dan Jika dibandingkan dengan total flavonoid pada
fraksinya ditunjukkan dalam Gambar 3. Gambar 1, terlihat ada hubungan antara
Gambar 3 menunjukkan bahwa konsentrasi inhibisi α-glukosidase dan total flavonoid

46
Curr. Biochem. 2021. 8 (1): 37-50

untuk ekstrak dan semua fraksi. Semakin dilakukan untuk mengetahui kandungan
tinggi total flavonoid, semakin rendah IC50 senyawa kimia yang berperan sebagai inhibitor
dari inhibisi α-glukosidase. Berdasarkan α-glukosidase. Hasil identifikasi fraksi n-
penelitian Zhu et al. (2019) menyatakan bahwa heksana menggunakan LC-MS/MS pada
senyawa flavonoid mempunyai potensi sebagai Gambar 4 memperlihatkan sejumlah
inhibitor enzim α-glukosidase. Flavonoid kromatogram dengan waktu retensi yang
merupakan bagian dari senyawa fenolik berbeda-beda sebagai penciri dari suatu
(Redha 2010) yang diduga berperan dalam senyawa. Berdasarkan penelusuran senyawa
aktivitas inhibisi enzim α-glukosidase. dari kromatogram fraksi n-heksana
menggunakan bank data senyawa kimia
Kandungan Senyawa Aktif Fraksi n- “Pubchem” dan “Chemspider”, diperoleh data
Heksana Kulit Kopi. bahwa ada 6 senyawa aktif yang kemungkinan
Identifikasi senyawa aktif berdasarkan berperan sebagai inhibitor α-glukosidase
hasil terbaik dari aktivitas inhibisi α- (Tabel 3).
glukosidase menggunakan LC-MS/MS. Hal ini
Tabel 3 Senyawa Aktif Fraksi n-Heksana Kulit Kopi
Senyawa dengan formula yang sama
Peak Formula Kemungkinan Senyawa
Pubchem Chemspider
0.937 C3H6O Propionaldehyde 106 12
5.536 C12H8O7 Ancistroquinone E 44 16
6.470 C19H12O8 Diacerein 37 11
11.410 C19H24O7 Cedronin 776 3
13.712 C28H32O16 Rhamnetin-3-O-neohesperidoside 281 148
17.033 C15H20O Ar-Turmeron 4 266 2 110
17.970 C15H16O4 Hemigossipol 3 303 23
19.670 C26H18O10 Madurahydroxylactone 38 2
20.610 C6H16O8 Myo-inositol dihidrat 5 -
20.870 C14H10O 9-Phenanthro 293 1
21.800 C28H40O11 Picrasinode B 67 37
23.680 C29H46O5 18-acetoxy-1alpha,25-dihydroxyvitamin D3 410 110
23.680 C31H22O5 Nordracorubin 39 17
24.700 C38H46O11 Tetronolida 31 17
Octyl 2-O-(2-O-methyl-alpha-L-
25.550 C21H40O10 26 8
fucopyranosyl)-beta-D-galactopyranoside
1-O,2-O,4-O,6-O-Tetrabenzyl-3-O-[(Z)-1-
26.400 C37H40O6 162 51
propenyl]-D-myo-inositol
26.830 C33H36O23 Luteolin 7,4'-diglukuronida-3'-glukosida - 1
1,5-Bis(4,5-dihydroxy-10-oxo-9H-
26.910 C33H24O8 34 3
anthracen-9-yl)pentane-1,5 dione
27.340 C18H28O16 Ascorbyl Lactoside 10 3
27.850 C26H32O11 Brusatol 168 79
Kaempferol 3-(4'',6''-diasetilglukosida)-7-
28.190 C31H34O17 9 4
rhamnosida
28.360 C18H8O2 1,5-dietinilanthrakuinone 18 3
31.430 C34H36O8 Phorbol-12,13-dibenzoate 106 32
38.750 C17H24O3 Terallethrin 4977 3319
40.540 C17H26O11 Ipolamiide 201 1
44.880 C38H22O6 Anigorootin 11 3
46.330 C17H20O5 Balduilin 1757 31

47
Harahap et.al – Aktivitas antioksidan dan penghambatan α-glukosidase kulit kopi arabika Gayo

Senyawa-senyawa hasil identifikasi DAFTAR PUSTAKA


LC-MS/MS yang kemungkinan berkontribusi
[ADA] American Diabetes Association. 2018.
sebagai inhibitor α-glukosidase dari data Standards of medical care in diabetes.
kromatogram adalah senyawa Diacerein Diabetes Care. 41(1): 13.
(C19H12O8) yang muncul pada waktu retensi
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1992.
6.47 menit yang merupakan golongan SNI 01-2891-1992 Cara Uji Makanan
antrakuinon, Rhamnetin-3-O-neohesperidoside dan Minuman. Jakarta (ID) : Badan
(C28H32O16) waktu retensi 13.712 menit Standardisasi Nasional.
merupakan golongan flavonoid, Ar-Tumeron Alam MB, Bajpai VK, Ra JS, Lim JY, An H,
(C15H20O) waktu retensi 17.033 menit Shukla S, Kuan KT, Khan I, Han YK,
merupakan golongan seskuiterpen, Luteolin Na M, Lee SH.2019. Anthraquinone-
7,4'-diglucuronide-3'-glucoside (C33H36O23) t pe inhibitor of α-glucosidase enhances
waktu retensi 26.830 menit flavonoid, glucose uptake by activating an insulin-
Kaempferol 3-(4'',6''-diacetylglucoside)-7- like signaling pathway in C2C12
myotubes. Food Chem. Toxicol.129:
rhamnoside (C31H34O17) waktu retensi 28.190
337-343
menit merupakan golongan flavonoid, dan 1,5-
diethynylanthraquinone (C18H8O2) waktu Andrianto D, Katayama T, Suzuki T. 2015.
Screening of antioxidant and
retensi 28.360 menit merupakan golongan
antihyperlipidemic potencies of
antrakuinon. Dari hasil penelitian ini dapat Indonesian underutilized fruits. J. Forest
dilihat bahwa ada tiga golongan senyawa yaitu Biomass Utilization Soc. 10(1):19-25.
Antrakuinon, Flavonoid, dan Seskuiterpen.
Arab F, Alemzadeh I, Maghsoudi V. 2011.
Berdasarkan penelitian sebelumnya dinyatakan Determination of antioxidant component
bahwa Flavonoid (Zhu et al. 2019; Ghani et al. and activity of rice bran extract. Scientia
2019), Antrakuinon (Alam et al. 2019), dan Iranica. 18(6): 1402-1406.
Seskuiterpen (Ying et al. 2014) bertindak Ariadi HP, Sukatiningsih, Windrati WS.2015.
sebagai inhibitor α-glukosidase. Ekstraksi senyawa antioksidan kulit
buah kopi : kajian jenis kopi dan lama
UCAPAN TERIMAKASIH maserasi.Berk. ilm. pertan. 1(1) : 1-5.
Penulis mengucapkan syukur kepada Arifianti L, Oktarina RD, Kusumawati I. 2014.
Allah yang telah memberikan kesempatan Pengaruh jenis pelarut pengektraksi
kepada penulis untuk menyelesaikan karya terhadap kadar sinensetin dalam ekstrak
tulis ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada daun Orthosiphon stamineus. EJPH.
2(1): 1-4.
Departemen Biokimia dan pranata
laboratorium Penelitian Departemen Biokimia Badarinath A, Rao K, Chetty CS, Ramkanth S,
FMIPA IPB dan laboratorium Pusat Studi Rajan T, & Gnanaprakash K. 2010. A
review on in-vitro antioxidant methods :
Biofarmaka IPB. Penulis menyampaikan
comparisons, correlations, and
terima kasih kepada Ariza Saputra yang telah considerations. Int. J. Pharmtech Res. 2
membantu dalam pengadaan dan pengiriman (2) : 1276-1285.
sampel kulit kopi dari Kabupaten Aceh
Blazics B, Alberti A, Beni S, Kursinszki L,
Tengah. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Tölgyesi L, Kery A. 2011. Identification
and LC-MS-MS determination of
acteoside, the main antioxidant
compound of Euphrasia rostkoviana,
using the isolated target analyte as

48
Curr. Biochem. 2021. 8 (1): 37-50

external standard. J. Chromatogr. Sci. Ekstrak Angkak (Red Yeast Rice) dan
49(3) : 203-208. Bekatul (Rice Bran) Sebagai
Antidiabetes Secara In Vitro. Bogor (ID)
Budiana W, Suhardiman A, Kirana O.2018.
: IPB.
Aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah
kacang kratok (Phaseolus lunatus) dan Kim JS, Kwon CS, Son KH.2000. Inhibition
kulit buah kacang gude (Cajanus cajan) of alpha glucosidase and amylase by
dengan metode dpph serta penetapan luteolin, a flavonoid. Biosci. Biotechnol.
kadar total flavonoid dan fenol. J. Biochem. 64 (11): 2458-2461.
Pharmacopolium. 1 (3) : 162-169. Kusuma A.2015. Penelitian pengukuran kadar
Dacosta M, Sudirga SK, Muksin IK (2017) air buah. Seminar Nasional
Perbandingan kandungan minyak atsiri Cendikiawan. (2015) : 12-27.
tanaman sereh wangi (Cymbopogon Marcelinda A, Ridhay A, Prismawiryanti.
nardus L. Rendle) yang ditanam di 2016. Aktivitas antioksidan ekstrak
lokasi berbeda. Simbiosis. 5(1) : 25-31. limbah kulit ari biji kopi (Coffea sp)
Dai J, Mumper RJ. 2010. Plant phenolics: berdasarkan tingkat kepolaran pelarut. J.
Extraction, analysis and their antioxidant Nat. Sci. 5(1) : 21- 30.
and anticancer properties. Molecules. 15: Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2002.
7313-7352. Perancangan Percobaan dengan
Early AF, Astawan M, Wresdiyati T, Dewi Aplikasi SAS dan Minitab. Bogor (ID) :
NY. 2013. Kapasitas antioksidan dan IPB Press.
inhibitor alfa glukosidase ekstrak umbi Pratama Y, Sarjono PR, Mulyani NS. 2015.
bawang dayak. JTIP. 24 (2) : 161-167. Skrining Metabolit Sekunder Bakteri
Efendi Z, Harta L. 2014. Kandungan Nutrisi Endofit yang Berfungsi sebagai
Hasil Fermentasi Kulit Kopi (Studi Antidiabetes dari Daun Mimba
Kasus Desa Air Meles Bawah (Azadirachta Indica). J. Kim. Sains Apl.
Kecamatan Curup Timur). Bengkulu 18 (2): 73 – 78.
(ID) : BTBP Bengkulu. Pratiwi L, Fudholi A, Martien R, Pramono S.
Esquivel P, Jimenez VM.2012. Functional 2016. Ekstrak etanol, ekstrak etil asetat,
properties of coffee and coffee by- fraksi etil asetat, dan fraksi n-heksan
products. Food Res. Int. 46 (2012) : kulit manggis (Garcinia mangostana L.)
488–495. sebagai sumber zat bioaktif penangkal
radikal bebas.JPSCR. 1 : 71-82.
Febrinda AE, Astawan M, Wresdiyati T,
Yuliana ND. 2013. Kapasitas Redha A. 2010. Flavonoid: struktur, sifat
antioksidan dan inhibitor alfa antioksidatif dan peranannya dalam
glukosidase ekstrak umbi bawang dayak. sistem biologis. Jurnal Belian. 9 (2) :
JTIP. 24 (2) : 161-167 196-202.
Ghani U, Alam MN, Yousaf M, Ul-Haq Z, Al- Romadanu, Rachmawati SH, Lestari SD.
Rehail AJ.2019. Natural flavonoid α- 2014. Pengujian aktivitas antioksidan
glucosidase inhibitors from Retama ekstrak bunga lotus (Nelumbo nucifera).
raetam: enzyme inhibition and Fishtech.3 (1) :1-7.
molecular docking reveal important Saisa dan Syabriana M. 2018. Produksi
interactions with the enzyme active bioetanol dari limbah kulit kopi
site.Bioorg. menggunakan enzim Zymomonas
Chem.doi:https://doi.org/10.1016/j.bioor Mobilis dan Saccharomyces
g.2019.03.079. cereviseae.Serambi Engineering.3 (1) :
Ismail AI. 2017. Aktivitas Antioksidan dan 271-278.
Inhibisi α-Glukosidase Formulasi

49
Harahap et.al – Aktivitas antioksidan dan penghambatan α-glukosidase kulit kopi arabika Gayo

Sancheti S, Sancheti S, Sung extracts of propolis on alpha-


YS.2009.Chaenomeles sinensis : A glucosidase. J. Evid. Based
potent α-and β-glucosidase inhibitor. Complementary Altern. Med.
American Journal of Pharmacology and DOI:10.1144/2015/587383.
Toxicology. 4 (1): 8-11. Zhu J, Zhang B, Wanga B, Lia C, Fua X,
Sugiwati S, Setiasih S, Afifah E. 2009. Huanga Q.2019. In-vitro inhibitory
Antihyperglycemic activity of the effects of flavonoids in Rosa roxburghii
mahkota dewa [Phaleria macrocarpa and R. sterilis fruits on α-glucosidase:
(scheff.) Boerl.] leaf extracts as an alpha effect of stomach digestion on flavonoids
glucosidase inhibitor. Makara alone and in combination with acarbose.
Kesehatan. 13: 74-78. J. Funct. Foods. 54 :13–21
Teh SS, Bekhit AED, Birch J. 2014. Zubaidah E dan Sari DP. 2015. Pengaruh
Antioxidative polyphenols from defatted penambahan kacang hijau pada media
oilseed cakes: effect of solvent. beras IR36 terhadap pigmen dan
Antioxidants. 3 (2014) : 67-80. lovastatin angkak.JPA. 3(3): 962-971.
doi:10.3390/antiox3010067.
Vongsak B, Sithisarn P, Mangmool S,
Thongpradichote S, Wongkrajang Y,
Gritsanapan W. 2013. Maximizing total
phenoloncs, total flavonoids comtent and
antioxidant activity of Moriga oleifera
leaf extract by the appropriate extration
method. Ind. Crops Prod. 44: 566-571.
Widowati W. 2008. Potensi antioksidan
sebagai antidiabetes. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 7 (2) : 1-10.
Widyawati PS, Wijaya CH, Harjosworo PS,
Sajuthi D. 2010. Pengaruh ekstraksi dan
fraksinasi terhadap kemampuan
menangkap radikal bebas DPPH (1,1-
difenil-2-pikrilhidrazil) ekstrak dan
fraksi daun beluntas (Pluchea indica
Less). Seminar Rekayasa Kimia dan
Proses. ISSN: 1411-4216.
Wulandari ET, Elya B, Hanani E, Pawitan JA.
2013. In vitro antioxidant and
cytotoxicity activity of extract and
fraction Pyrrosia piloselloides (L) m.g
price. Int. J. Pharmtech Res.5 (1): 119-
125.
Ying YM, Zhang LY, Zhang X, Bai HB, Liang
DE, Ma LF, Shan WG, Zhan ZJ.2014.
Terpenoids with alpha-glucosidase
inhibitory activity from the submerged
culture of Inonotus
obliquss.Phytochemistry.108:171-176.
Zhang H, Wang G, Beta T, Dong J. 2015.
Inhibitory properties of aqueous ethanol

50

You might also like