Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

JURKAMI: Jurnal Pendidikan Ekonomi

http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/JPE
JURKAMI Volume 6, no 2, 2021

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELAS XI PEMASARAN SMKN 8 PONTIANAK

Nadya
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 8 Pontianak, Indonesia

Corresponding Author Email: nadyasalim21111970@gmail.com

Article History: Abstract:.


Received July 2021 Teachers need to improve the quality of their learning, starting with making
Accepted September 2021 good learning designs by taking into account the objectives, characteristics
Published November 2021 of students, the material being taught, and available learning resources.
The research method used is a class action research method which is
Keywords: Picture and carried out in Class XI Marketing at SMKN 8 Pontianak. The research
picture Learning Model, design used is classroom action research. This research was carried out for
Learning Outcomes two actions. Each action includes planning, implementation, observation
and reflection. Data collection techniques through learning outcomes tests.
The results showed that student activity increased from cycle I to cycle II.
Student learning outcomes in product arrangement SOPs have increased.
In the first cycle the average value is 70.36 with a completeness percentage
of 32%, the average value in the second cycle is 99.36 with a 100%
completeness percentage. The conclusion from the research is that the
application of the Picture and picture model can improve student learning
outcomes in the SOP material for product arrangement

Sejarah Artikel Abstrak:.


Diterima: Juli 2021 Guru perlu meningkatkan mutu pembelajarannya, dimulai dengan
Direvisi: September 2021 membuat rancangan pembelajaran yang baik dengan memperhatikan
Diterbitkan: November tujuan, karakteristik siswa, materi yang diajarkan, dan sumber belajar yang
2021 tersedia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di Kelas XI Pemasaran SMKN 8
Kata kunci: Model Pontianak. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian
pembelajaran picture and Tindakan Kelas. Penelitian ini dilaksanakan selama dua kali tindakan
picture, Hasil belajar (siklus). Setiap tindakan meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
dan refleksi. Teknik pengumpulan data melalui tes hasil belajar. Hasil
Penelitian menunjukkan aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus
I ke siklus II. Hasil belajar siswa dalam SOP Penataan produk mengalami
peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata adalah 70, 36 dengan persentase
Ketuntasan 32 %, nilai rata-rata siklus II adalah 99, 36 dengan persentase
Ketuntasan 100%. Kesimpulan dari penelitian bahwa penerapan model
pembelajaran Picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi SOP Penataan produk.

How to Cite: Nadya (2021). Penerapan Model pembelajaran Picture and picture untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Kelas XI Pemasaran SMKN 8 Pontianak. JURKAMI: Jurnal Pendidikan Ekonomi, 6 (2)
DOI : 10.31932/jpe.v6i2.1345

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Copyright © 2021 STKIP Persada Khatulistiwa Sintang | e-ISSN 2541-0938 p-ISSN 2657-1528
96 | Nadya, Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Kelas XI Pemasaran SMKN 8 Pontianak

PENDAHULUAN Guru SMK dalam setiap


Meningkatkan mutu pendidikan pembelajaran harus selalu menggunakan
adalah menjadi tanggungjawab semua pendekatan, strategi dan Model
pihak yang terlibat dalam pendidikan begitu Pembelajaran yang dapat memudahkan
juga bagi guru SMK khususnya guru siswa memahami materi yang
produktif. Guru Produktif adalah orang diajarkannya, dari pengamatan peneliti
yang sangat berperan dalam menciptakan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas,
sumberdaya manusia yang berkualitas serta guru masih cenderung menggunakan model
memiliki keterampilan/ skill yang konvensional. Hal ini mungkin disebabkan
digunakan untuk bersaing di era globalisasi. kurangnya penguasaan guru terhadap
Oleh karena itu guru perlu Model Pembelajaran kooperatif, padahal
meningkatkan mutu pembelajarannya, penggunaan model kooperatif sangat
dimulai dengan membuat rancangan diperlukan untuk meningkatkan
pembelajaran yang baik dengan kemampuan professional guru. Selain itu
memperhatikan tujuan, karakteristik siswa, Siswa pada umumnya sulit memahami
materi yang diajarkan, dan sumber belajar materi dan belum bisa mengaitkannya
yang tersedia. Kenyataannya masih banyak dalam kehidupan sehari-hari sehingga
ditemui proses pembelajaran yang kurang berimbas pada hasil belajar yang rendah.
berkualitas, tidak efisien dan kurang Berikut hasil Belajar Siswa Kelas XI
mempunyai daya tarik, bahkan cenderung Pemasaran SMKN 8 Pontianak
membosankan, sehingga hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran
dicapai tidak optimal. Hal ini dapat dilihat konvensional pada Materi SOP Penataan
dari rendahnya persentase ketuntasan Produk Semester Ganjil tahun ajaran
materi SOP Penataan Produk dengan 2016/2017.
menggunakan Model Pembelajaran
Konvensional.
Tabel 1. Hasil Belajar Siswa menggunakan Model Pembelajaran Konvensional
Kelas Tuntas Belum Tuntas Jumlah Siswa Nilai Rata-rata Ulangan
XI PM1 5% 95 % 30 orang 57,63 %
XI PM 2 3,8 % 96,2 % 30 orang 52,54 %
Sumber: Data sekunder, 2016
Pada tabel 1 diatas dapat dilihat Pembelajaran tersebut adalah Picture and
persentase nilai siswa yang tuntas lebih picture.
sedikit dibanding persentase nilai siswa Dari hasil pengamatan, diperoleh
yang belum tuntas. Berdasarkan tabel 1 identifikasi masalah dalam pembelajaran
diatas peneliti mencoba menggunakan pada Materi SOP Penataan Produk sebagai
Model Pembelajaran yang tujuan akhirnya berikut: 1) Guru masih menggunakan
adalah mengubah pembelajaran yang Model Pembelajaran Konvensional; 2)
berpusat pada guru menjadi pembelajaran Siswa masih belum berperan aktif dalam
yang berpusat pada siswa. Salah satu Model kegiatan pembelajaran; 3) Hasil belajar
yang didapat siswa belum maksimal.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Copyright © 2021 STKIP Persada Khatulistiwa Sintang | e-ISSN 2541-0938 p-ISSN 2657-1528
JURKAMI:Jurnal Pendidikan Ekonomi JURKAMI Volume 6, no 2 (2021) | 97
http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/JPE

Tantangan guru dalam mengajar akan pembelajaran, sehingga seorang guru harus
semakin kompleks, karena siswa saat ini mempersiapkan gambar-gambar yang akan
cenderung mengharapkan gurunya digunakan sebelum proses pembelajaran
mengajar dengan lebih santai dan berlangsung. Gambar-gambar ini disajikan
menggairahkan. Persoalannya adalah guru dalam bentuk kartu atau bentuk lainnya
sering kali kurang memahami bentuk- sesuai inovasi guru. Pada prinsipnya,
bentuk model pembelajaran kreatif yang Model Pembelajaran Picture and picture
dapat digunakan dalam proses merupakan model pembelajaran interaktif
pembelajaran. Ketidakpahaman itulah karena menekankan pada keterlibatan aktif
membuat banyak guru secara praktis hanya siswa selama proses pembelajaran.
menggunakan model konvensional, Model pembelajaran Picture and
sehingga banyak siswa merasa jenuh, bosan picture dipilih karena selama proses
atau malas mengikuti pelajaran. pembelajaran berlangsung sesudah guru
Masih cukup banyak guru yang menyajikan materi pelajaran, siswa
menggunakan model konvensional dalam diberikan waktu beberapa saat untuk
melaksanakan pembelajaran. Tentu model menghafal materi pelajaran yang telah
konvensional tersebut bukan suatu diberikan, agar dapat menjawab pertanyaan
kesalahan, tetapi kalau terus menerus yang diajukan guru pada saat Picture and
digunakan dapat dipastikan suasana picture berlangsung. Dengan demikian,
pembelajaran berjalan monoton tanpa ada pembelajaran dengan Model pembelajaran
variasi. Oleh karena itu, guru sudah Picture and picture murni berorientasi
sepantasnya mengembangkan model pada aktivitas individu siswa yang
pembelajaran yang digunakan dalam proses dilakukan dalam bentuk permainan
pembelajaran, terlebih lagi jika dikaitkan Model pembelajaran Picture and
dengan materi SOP Penataan produk. picture adalah suatu metode belajar yang
Model Pembelajaran yang menggunakan gambar yang dipasangkan
memungkinkan dapat meningkatkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Model
aktivitas pembelajaran di kelas salah pembelajaran Picture and picture
satunya adalah Model Pembelajaran merupakan salah satu bentuk pembelajaran
Picture and picture. Model Pembelajaran kooperatif (Hamdani, 2011).
Picture and picture diartikan sebagai Model Pembelajaran Picture and
sebuah Model Pembelajaran yang picture merupakan sebuah model dimana
memanfaatkan gambar yang di dalamnya guru menggunakan alat bantu atau media
terdapat aktivitas untuk memasang atau gambar untuk menerangkan sebuah materi
mengurutkan gambar menjadi urutan yang atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar.
logis. Dengan menggunakan alat bantu atau
Model Pembelajaran ini media gambar, diharapkan siswa mampu
menggunakan gambar sebagai media mengikuti pelajaran dengan focus yang
utamanya selama proses berlangsungnya baik dan dalam kondisi yang
pembelajaran, gambar-gambar yang menyenangkan. Sehingga apapun pesan
digunakan sebagai media inilah yang yang disampaikan bisa diterima dengan
berperan penting dalam proses baik dan dapat diingat kembali oleh siswa.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Copyright © 2021 STKIP Persada Khatulistiwa Sintang | e-ISSN 2541-0938 p-ISSN 2657-1528
98 | Nadya, Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Kelas XI Pemasaran SMKN 8 Pontianak

Langkah - langkah pembelajaran mengetahui seberapa jauh seseorang


Picture and picture menurut (Suprijono, menguasai bahan yang sudah diajarkan.
2009) yaitu: a. Guru menyampaikan Untuk mengaktualisasikan hasil belajar
kompetensi yang ingin dicapai; b. Guru tersebut diperlukan serangkaian
menyajikan materi sebagai pengantar; c. pengukuran menggunakan alat evaluasi
Guru menunjukkan gambar-gambar yang baik dan memenuhi syarat.
kegiatan berkaitan dengan materi; d. Guru Pengukuran demikian dimungkinkan
menunjuk siswa secara bergantian karena pengukuran merupakan kegiatan
mengurutkan gambar-gambar menjadi ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai
urutan yang logis; e. Guru menanyakan bidang termasuk pendidikan.
alasan/dasar pemikiran urutan gambar hasil belajar merupakan hasil dari
tersebut; f. Dari alasan/urutan gambar suatu interaksi tindak belajar dan tindak
tersebut guru memulai menanamkan mengajar. Hasil belajar merupakan
konsep/materi sesuai dengan kompetensi indikator untuk mengukur keberhasilan
yang ingin dicapai; g. Kesimpulan/ Siswa dalam belajar (Slameto, 2015).
rangkuman. Sedangkan menurut Abdurrahman, Hasil
Model pembelajaran Picture and belajar adalah kemampuan yang diperoleh
picture memiliki kelebihan dalam anak setelah melalui kegiatan belajar (Haris
penerapannya, yaitu: a. Guru lebih & Jihad, 2012). Dari sisi guru, tindak
mengetahui kemampuan tiap-tiap siswa; b. mengajar diakhiri dengan proses evaluasi
Melatih siswa untuk berpikir logis dan hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
sistematis. Adapun kekurangan yang merupakan berakhirnya pengajaran dari
dimiliki model pembelajaran Picture and puncak proses belajar (Mudjiono &
picture adalah memakan banyak waktu. Dimyati, 2013).
Sehingga sulit guru untuk mengatur waktu Proses belajar mengajar dianggap
dalam proses pembelajaran (Hamdani, berhasil apabila: (1) daya serap Terhadap
2011) bahan pengajaran yang diajarkan mencapai
Untuk mengatasi kekurangan tersebut prestasi tinggi, baik secara individu
guru dapat menerapkan delapan maupun kelompok; (2) perilaku yang
keterampilan dasar mengajar sehingga digariskan dalam tujuan pengajaran telah
pembelajaran dapat terkondisikan dengan dicapai siswa, baik secara individual
baik. Selain itu, guru harus melakukan maupun kelompok” (Djamarah & Zain,
perencanaan seperti menyusun Rencana 2010).
Pelaksanaan Pembelajaran sesuai materi Perubahan yang terjadi dalam proses
dan menyiapkan media pembelajaran belajar adalah berkat pengalaman atau
berupa gambar. Hal tersebut merupakan praktek yang dilakukan dengan sengaja
tahap perencanaan dalam Pelaksanaan yang di sadari atau dengan kata lain bukan
Tindakan Kelas yang dapat mengatasi karena kebetulan. Perubahan yang dialami
kekurangan model pembelajaran Picture sekurang-kurangnya terjadi dalam diri
and picture . siswa seperti penambahan pengetahuan,
Sedangkan Hasil Belajar seringkali sikap dan keterampilan, disamping itu
digunakan sebagai ukuran untuk

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Copyright © 2021 STKIP Persada Khatulistiwa Sintang | e-ISSN 2541-0938 p-ISSN 2657-1528
JURKAMI:Jurnal Pendidikan Ekonomi JURKAMI Volume 6, no 2 (2021) | 99
http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/JPE

siswa juga diarahkan pada tercapainya Salah satu dari mata pelajaran
perubahan tersebut. produktif yang dibahas dalam penelitian ini
Dengan demikian hasil belajar adalah mengidentifikasikan visual penataan
merupakan adanya kemampuan dan produk dengan pokok bahasan SOP
perubahan tingkah laku yang dimiliki penataan produk. Berdasarkan paparan
seseorang setelah mengalami proses masalah dan teori yang sudah diungkapkan
pembelajaran. Materi SOP Penataan diatas, tujuan dari penelitian ini untuk
Produk, Kompetensi sebagai mendeskripsikan Penerapan model
substansi/materi pendidikan dan pelatihan pembelajaran picture and picture untuk
yang akan dipelajari di SMK di organisasi meningkatkan hasil belajar pada materi
dan dikelompokkan menjadi berbagai mata SOP penataan produk siswa kelas XI
pelajaran/substansi/materi pelajaran. Jenis pemasaran SMKN 8 Pontianak.
mata pelajaran yang telah dirumuskan,
dalam pelaksanaannya dipilah menjadi METODE PENELITIAN
program normatif, adaptif dan produktif. Pada hakekatnya langkah-langkah
Program normative dijabarkan menjadi PTK model Kemmis dan Taggart berupa
mata pelajaran yang memuat kompetensi- siklus dengan setiap siklus terdiri dari
kompetensi tentang norma, sikap, dan empat komponen yaitu perencanaan,
perilaku yang harus diajarkan dan pelaksanaan (tindakan), pengamatan
dilatihkan pada peserta didik, Mata (observasi) dan refleksi yang dipandang
Pelajaran Kelompok Normatif Pendidikan sebagai satu siklus (Arikunto et al., 2015)
antara lain Agama, Pendidikan Subjek penelitian ini adalah seluruh
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, siswa kelas XI Jurusan Pemasaran yang
Penjas, Olahraga dan Kesehatan, serta Seni berjumlah 28 orang siswa. Kelas tersebut
Budaya. Program adaptif berupa mata diambil sebagai subjek penelitian karena
pelajaran yang berfungsi membentuk rata-rata hasil belajar pada kompetensi
kemampuan untuk berkembang dan dasar mengidentifikasikan visual penataan
beradaptasi sesuai dengan perkembangan produk dengan pokok bahasan SOP
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta penataan produk belum sesuai dengan apa
dasar-dasar kejuruan yang berkaitan yang diharapkan.
dengan program keahlian yang Teknik Analisa Data dalam penelitian
dipelajarinya, Mata Pelajaran Kelompok ini terdiri atas data kuantitatif dan data
Adaptif, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, kualitatif. Data kuantitatif dalam penelitian
Fisika, Kimia, IPS, KKPI, Kewirausahaan. ini berupa data hasil belajar kognitif yang
Program produktif merupakan program diperoleh berdasarkan tes evaluasi yang
mata pelajaran yang berfungsi membekali dianalisis menggunakan teknik analisis
pesertadidik agar memiliki kompetensi deskriptif. Dalam penelitian ini peneliti
standar atau kemampuan produktif pada menentukan aspek-aspek yang dianalisis
suatu pekerjaan/keahlian tertentu yang meliputi data hasil belajar siswa, nilai rata-
relevan dengan tuntutan dan permintaan rata, dan ketuntasan belajar secara klasikal.
pasar kerja. Data kualitatif diperoleh dari hasil
observasi keterampilan guru dan aktivitas

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Copyright © 2021 STKIP Persada Khatulistiwa Sintang | e-ISSN 2541-0938 p-ISSN 2657-1528
100 | Nadya, Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Kelas XI Pemasaran SMKN 8 Pontianak

siswa dalam pembelajaran SOP Penataan siswa serta dapat membangun motivasi
Produk dengan menggunakan model siswa dalam belajar.
pembelajaran Picture and picture. Penelitian tindakan kelas yang
Sedangkan catatan lapangan dipaparkan dilakukan peneliti ini dilaksanakan dalam
dalam kalimat yang dipisah-pisahkan dua siklus. Secara garis besar proses
menurut kriteria untuk memperoleh tahapan pelaksanaan pada siklus I dan
kesimpulan. Siklus II adalah perencanaan, pelaksanaan,
Indikator Keberhasilan yang observasi dan refleksi. Tahap pertama yaitu
digunakan dalam penelitian ini sebagai perencanaan. Pada tahap ini kegiatan yang
berikut: 1. Meningkatnya keterampilan dilakukan peneliti meliputi: Mengkaji
guru pada pembelajaran SOP Penataan silabus; Membuat rencana pelaksanaan
Produk dengan menggunakan model pembelajaran; Membaca buku sumber
pembelajaran Picture and picture dengan Mengidentifikasikan; Membuat Media
kriteria sekurang-kurangnya baik; 2. Pembelajaran; Menyiapkan materi yang
Meningkatnya aktivitas siswa pada akan diberikan kepada siswa;
pembelajaran SOP Penataan Produk Mempersiapkan IPKG 1 untuk dinilai
dengan model pembelajaran Picture and kolabolator berkaitan dengan kelayakan
picture dengan kriteria sekurang- RPP; Menyiapkan lembar pengamatan dan
kurangnya baik; 3. Siswa kelas XI catatan lapangan. Tahap kedua yaitu
Pemasaran SMK Negeri 8 Pontianak Pelaksanaan. Tahap ini merupakan tahap
mengalami ketuntasan belajar individual penerapan dari kegiatan pembelajaran yang
dengan nilai 75 dalam pembelajaran SOP telah disusun dalam perencanaan yaitu
Penataan Produk dengan model melaksanakan kegiatan pembelajaran
pembelajaran Picture and picture. dengan menggunakan model pembelajaran
Picture and picture. Tahap ketiga yaitu
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan. Pada tahap ini dilakukan
Penelitian tindakan kelas ini pengamatan atau observasi terhadap kinerja
dilaksanakan di kelas XI Pemasaran SMK guru dan aktivitas siswa oleh observer
Negeri 8 Pontianak. Penelitian ini yang dengan menggunakan lembar observasi
terdiri dua siklus, siklus I dan siklus II yang telah disiapkan.
masing-masing dilakukan dalam empat kali Hasil Penelitian tindakan kelas
pertemuan. Pada hakekatnya pemilihan melalui penerapan model pembelajaran
Model pembelajaran yang tepat dan sesuai Picture and picture diperoleh dari hasil
akan sangat membantu tercapainya tujuan nontes dan tes. Hasil nontes dalam
pembelajaran. sebaliknya Penggunaan penelitian ini yaitu berupa pengamatan
model pembelajaran yang kurang menarik Keterampilan Guru dan aktifitas siswa.
dapat menimbulkan suatu masalah seperti Pengamatan dalam PTK ini digunakan
siswa kurang semangat dalam belajar yang untuk mengumpulkan data yang menjadi
pada akhirnya siswa tidak memahami indikator ketercapaian baik keterampilan
materi yang dipelajari. Model pembelajaran guru maupun aktifitas siswa dalam
picture and picture menggunakan media pembelajaran untuk kemudian menjadi
gambar sehingga dapat menarik perhatian

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Copyright © 2021 STKIP Persada Khatulistiwa Sintang | e-ISSN 2541-0938 p-ISSN 2657-1528
JURKAMI:Jurnal Pendidikan Ekonomi JURKAMI Volume 6, no 2 (2021) | 101
http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/JPE

bahan refleksi di akhir kegiatan penelitian


pada setiap akhir siklus.
Berdasarkan hasil pengamatan
keterampilan guru pada Siklus I dan siklus
II diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 2 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I dan II
Skor rata-rata
No Indikator Skor rata-rata
Siklus I Siklus II
1 Melaksanakan prapembelajaran 4 4 4
2 Melakukan apersepsi 3 4 3,5
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 4 4
4 Menyampaikan materi pokok pembelajaran. 3 3 3
5 Menunjukkan media pembelajaran 4 4 4
6 Membimbing diskusi kelompok 4 4 4
7 Memberi penghargaan pada siswa 2 3 2,5
8 Memberikan pertanyaan pada siswa 2 4 3
9 Membimbing siswa menyimpulkan dan 3 3 3
mempresentasikan hasil kerja
10 Melaksanakan evaluasi pembelajaran 3 3 3
Jumlah 32 36 34
Kriteria Baik Sangat baik Sangat baik

Berdasarkan tabel diatas dapat Keterampilan Guru Siklus I dan II masuk


dilihat bahwa keterampilan Guru Siklus I kategori Baik. Adapun hasil observasi
masuk kategori Baik dan siklus II aktivitas siswa dalam pembelajaran SOP
mengalami peningkatan menjadi Sangat Penataan produk dengan menerapkan
Baik. Berdasarkan nilai rata-rata model pembelajaran Picture and picture
Tabel 3 Rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan II
Skor
Skor rata-
No Indikator Rata-rata
Rata-rata
Siklus I Siklus II
1 Antusias dalam mengikuti pembelajaran 2,64 3,07 2,86
2 Menanggapi pertanyaan guru dalam apersepsi 2,61 3,50 3,05
3 Memperhatikan penjelasan guru 2,54 3,36 2,95
4 Mengamati media gambar yang ditunjukkan oleh guru 2,68 3,43 3,06
5 Tertib dalam pembentukan kelompok 2,43 2,93 2,68
6 Aktif mengerjakan tugas dalam kelompok 2,43 3,21 2,82
7 Aktif mengerjakan tugas individu 2,57 3,61 3,09
8 Mempresentasikan hasil kerja 2,29 3,04 2,67
9 Menanggapi hasil kerja siswa lain 2,32 3,46 2,89
10 Menyimpulkan materi yang telah dipelajari 2,54 3,50 3,02
Jumlah 25,04 33,11 29,09
Kriteria Baik Sangat baik Baik

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat kategori Baik dan siklus II mengalami
bahwa aktifitas siswa pada Siklus I masuk peningkatan menjadi Sangat Baik.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Copyright © 2021 STKIP Persada Khatulistiwa Sintang | e-ISSN 2541-0938 p-ISSN 2657-1528
102 | Nadya, Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Kelas XI Pemasaran SMKN 8 Pontianak

Berdasarkan nilai rata-rata aktifitas siswa siklus I pertemuan I diperoleh data hasil
Siklus I dan II masuk kategori Baik. belajar SOP Penataan produk dengan model
Selain data non-tes, data yang pembelajaran Picture and picture
terkumpul dalam penelitian ini yaitu dari memperoleh nilai terendah 60 dan nilai
tes yang dilakukan pada tiap siklus guna tertinggi 100. Nilai rata-rata kelas adalah
mengukur keberhasilan penggunaan model 70,36 dengan kriteria Tuntas. siswa yang
pembelajaran Picture and picture pada mengalami Ketuntasan belajar sebanyak 9
materi SOP Penataan produk. Berdasarkan siswa, sedangkan 19 siswa tidak Tuntas
hasil penelitian diperoleh data hasil belajar belajar. Pencapaian Ketuntasan belajar
SOP Penataan produk dengan model keseluruhan sebesar 32%.
pembelajaran Picture and picture pada
Table 4 Frekuensi Nilai siswa siklus I
Interval Nilai Frekuensi Frekuensi Relatif Kualifikasi
95 – 100 2 7% Tuntas
85 – 94 4 14 % Tuntas
75 – 84 3 11 % Tuntas
65 – 74 8 29 % belum Tuntas
55 – 64 11 39 % belum Tuntas
jumlah 28 100 %
Nilai Rata-rata 70, 36
Nilai terendah 60
Nilai tertinggi 100
Kategori Ketuntasan Minimal (KKM) 75
Siswa yang Tuntas belajar 9
Siswa yang tidak Tuntas belajar 19
Persentase Ketuntasan 32 %

Berdasarkan hasil olah data diperoleh mempresentasikan hasil kerja, anggota


informasi bahwa pembelajaran yang kelompok lain tidak bertanya atau
berlangsung pada siklus I belum optimal. menaggapi jawaban kelompok presentasi.
Hal ini disebabkan karena guru kurang masih ada beberapa siswa yang berbicara
memberikan motivasi kepada siswa, baik dengan teman lainnya saat guru
Secara individu maupun kelompok. menjelaskan, dan mengerjakan tugas
Sebagian besar siswa tidak aktif, belum individu. Media yang digunakan sudah
mengetahui pembagian tugas, dan meminta menarik, namun perlu diadakan variasi agar
tambahan waktu saat mengerjakan tugas tidak menimbulkan kejenuhan pada siswa.
kelompok. ketika kelompok
Tabel 5 Hasil Belajar Siklus I dan II
No Pencapaian Siklus I Siklus II
1 Rata-rata 70,36 99,36
2 Nilai terendah 60 87
3 Nilai tertinggi 100 100
4 Tidak tuntas 68 % 0%
5 Tuntas 32 % 100 %

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Copyright © 2021 STKIP Persada Khatulistiwa Sintang | e-ISSN 2541-0938 p-ISSN 2657-1528
JURKAMI: Jurnal Pendidikan Ekonomi
http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/JPE
JURKAMI Volume 6, no 2, 2021

Hasil dari penelitian ini menunjukkan persepsi tentang gambar yang dihadirkan,
bahwa motivasi belajar SOP Penataan sehingga setiap anggota kelompok
produk dengan model pembelajaran Picture mempunyai tujuan yang sama. Kelebihan
and picture siswa XI Pemasaran SMK dari model pembelajaran Picture and
Negeri 8 Pontianak telah memenuhi rata- picture melatih siswa untuk berpikir logis
rata indikator capaian minimal 75%. Hasil dan sistematis. Membantu siswa belajar
penelitian ini sejalan dengan penelitian berpikir berdasarkan sudut pandang suatu
(Hidayah & Putra, 2018) bahwa penerapan subjek bahasan dengan memberikan
model pembelajaran picture and picture kebebasan siswa beragumen terhadap
dapat menumbuhkan semangat belajar gambar yang diperlihatkan. Selain itu,
dalam kelas, di samping itu terdapat dapat memunculkan motivasi belajar siswa
kekurangan yakni gambar terlalu kecil dan kearah yang lebih baik (Susanti &
transparan sehingga tidak dapat dilihat oleh Kusmariyani, 2017)
seluruh anggota kelompok secara bersama
sehingga menghabiskan waktu untuk Pembahasan
melihat gambar yang akan dianalisis. Berdasarkan hasil penelitian dan
Sehingga dapat dikatakan terjadi suatu pembahasan di atas, maka dapat ditarik
peningkatan kualitas proses pembelajaran kesimpulan bahwa Model pembelajaran
seperti yang dijelaskan oleh Mulyasa picture and picture dapat meningkatkan
bahwa suatu pembelajaran dapat hasil belajar pada materi SOP penataan
dinyatakan berhasil dan berkualitas apabila produk siswa kelas XI pemasaran SMKN 8
seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian Pontianak. Hasil penelitian ini sejalan
besar (75%) siswa terlibat secara aktif, baik dengan penelitian (Sasmita et al., 2019)
fisik, mental maupun sosial dalam proses yang dalam penelitian membuktikan
pembelajaran. (Fauzi et al., 2011) penerapan model pembelajaran Kooperatif
Dengan menggunakan model tipe Picture and picture dapat
pembelajaran kooperatif picture and meningkatkan hasil belajar mata pelajaran
picture siswa atau peserta didik akan Prakarya dan Kewirausahaan (Rekayasa)
menjadi lebih aktif, hal ini dikarenakan pada siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri
dalam model pembelajaran ini guru 3 Singaraja. Penerapan model pembelajaran
menggunakan media gambar dalam pembelajaran Picture and picture dapat
memberikan pembelajaran, sehingga siswa mendorong siswa meningkatkan semangat
menjadi lebih aktif dan meningkatkan rasa kerja sama antar siswa, selain itu dengan
ingin taunya menjadi lebih besar (Ashofa & model pembelajaran Picture and picture
Djuhan, 2020). Dikarenakan dalam metode Siswa belajar bersama - sama dan, siswa
ini materi disajikan dalam bentuk gambar memiliki gambaran nyata tentang materi
sehingga siswa tertarik untuk mempelajari yang dipelajari.
isi materi dari gambar tersebut. Model pembelajaran picture and
Dalam pelaksanaan pembelajaran, picture ini menuntut para siswa untuk
model pembelajaran Picture and picture berpikir logis dan sistematis dalam belajar
dapat membantu siswa menyamakan dan dengan menggunakan gambar-gambar

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Copyright © 2021 STKIP Persada Khatulistiwa Sintang | e-ISSN 2541-0938 p-ISSN 2657-1528
104 | Nadya, Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Kelas XI Pemasaran SMKN 8 Pontianak

yang menarik dan disukai oleh siswa, akan picture memberikan kemudahan bagi siswa
membuat mereka lebih termotivasi, dalam meningkatkan adalah dalam
bersemangat dan aktif dalam mengikuti mengidentifikasikan Display Penataan
proses pembelajaran yang berlangsung di produk. Model pembelajaran Picture and
kelas (Telussa, 2020). picture menggunakan media gambar yang
Berdasarkan hasil observasi dan hasil bertujuan agar siswa dapat membedakan
belajar dalam pembelajaran SOP Penataan dengan tepat dan cepat produk supermarket
produk dengan model pembelajaran Picture dengan departemennya serta dapat
and picture . Pada siklus I jumlah skor yang membedakan dengan tepat dan cepat
didapat yaitu 25, 04 dengan kriteria baik, peralatan dan perlengkapan display
sedangkan pada siklus II jumlah skor yang supermarket. Penggunaan beragam gambar
diperoleh adalah 33, 11 dengan kriteria membuat siswa lebih termotivasi dan
sangat baik. Peningkatan aktivitas siswa tertarik dalam pembelajaran.
pada pembelajaran SOP Penataan produk Lebih lanjut dalam kegiatan
dari siklus I ke siklus II adanya peningkatan mengurutkan gambar dalam pembelajaran
aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II. menuntut siswa dapat berpikir logis dan
Pada siklus I jumlah rata-rata skor yang kritis. Model pembelajaran Picture and
didapat yaitu 25, 04 dengan kriteria baik, picture merupakan model pembelajaran
sedangkan pada siklus II jumlah rata-rata kooperatif yang mengutamakan kerjasama
skor yang diperoleh adalah 33, 11 dengan di dalam kelompok. Siswa dituntut untuk
kriteria sangat baik. Secara rinci menyelesaikan tugas secara berkelompok,
peningkatan aktivitas siswa sehingga terjadi interaksi social antar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang Peran guru dalam pembelajaran sebagai
telah dilakukan diperoleh hasil peningkatan fasilitator dan motivator. Dalam model
hasil belajar pada siklus I dan siklus II pada pembelajaran ini siswa merupakan subjek
materi SOP Penataan produk dengan model pembelajaran yang berperan aktif dalam
pembelajaran Picture and picture. Hasil pembelajaran, sehingga aktivitas siswa
belajar SOP Penataan produk pada siklus dalam pembelajaran meningkat.
Inilai rata-ratanya adalah 70, 36 dengan Penerapan model pembelajaran
Ketuntasan klasikal sebesar 32%. Pada Picture and picture dalam pembelajaran
siklus II nilai rata-ratanya adalah 99, 36 SOP Penataan produk di kelas XI
dengan Ketuntasan klasikal 100%. Pemasaran SMK Negeri 8 Pontianak
Ditinjau dari pelaksanaan tindakan memperoleh hasil yang optimal sesuai
dalam pembelajaran SOP Penataan produk dengan kriteria indikator yang diharapkan.
dengan model pembelajaran Picture and Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui
picture mengalami peningkatan serta bahwa terdapat peningkatan adalah guru
mencapai kategori indikator keberhasilan dari siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dilihat
yaitu ketuntasan belajar klasikal sebesar dari pengamatan adalah guru pada siklus I
100 % dan siswa mencapai Ketuntasan diperoleh skor 32 dengan kriteria baikdan
indivual lebih dari KKM yang ditentukan. siklus II diperoleh skor 36 dengan kriteria
Pembelajaran SOP Penataan produk sangat baik.
dengan model pembelajaran Picture and

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Copyright © 2021 STKIP Persada Khatulistiwa Sintang | e-ISSN 2541-0938 p-ISSN 2657-1528
JURKAMI:Jurnal Pendidikan Ekonomi JURKAMI Volume 6, no 2 (2021) | 105
http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/JPE

Aktivitas siswa mengalami and picture dapat membantu siswa


peningkatan dari siklus I ke siklus II. skor menyamakan persepsi tentang gambar yang
rata-rata aktivitas siswa yang diperoleh dihadirkan, sehingga setiap anggota
pada siklus I adalah 25,34 dengan kriteria kelompok mempunyai tujuan yang sama.
baik dan meningkat pada siklus II menjadi
33,11 dengan kriteria sangatbaik. hasil DAFTAR PUSTAKA
belajar siswa dalam SOP Penataan produk
mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi.
(2015). Penelitian Tindakan Kelas.
rata-rata adalah 70,36 dengan persentase Jakarta : Bumi Aksara.
Ketuntasan 32 %, nilai rata-rata siklus II
adalah 99,36 dengan persentase Ketuntasan Ashofa, W., & Djuhan, M. W. (2020).
100% dengan demikian, disimpulkan Peran Model Pembelajaraan
Kooperatif tipe Picture and Picture
bahwa penerapan model pembelajaran
Dalam Menumbuhkan Minat Belajar
Picture and picture dapat meningkatkan IPS Siswa Kelas VII D di SMP
adalah guru, aktivitas siswa, dan hasil Negeri 1 Balong. JIIPSI: Jurnal
belajar siswa berupa adalah dalam Ilmiah Ilmu Pengetahuan Sosial
mengidentifikasikan Display Penataan Indonesia, 1(1), 49–60.
produk dengan materi SOP Penataan http://etheses.iainponorogo.ac.id/1140
produk. 4/
Djamarah, S. B., & Zain, A. (2010).
PENUTUP Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Berdasarkan hasil penelitian tindakan Rineka Cipta.
kelas yang dilakukan dan pembahasan serta
hasil analisis data yang telah diuraikan Fauzi, R., Dwiastuti, S., & Harlita. (2011).
Penerapan Metode Pembelajaran
diperoleh data hasil belajar SOP Penataan
Picture and Picture Untuk
produk dengan model pembelajaran Picture Meningkatkan Motivasi Belajar
and picture pada siklus I Nilai rata-rata Biologi Siswa Kelas VIII D SMP
kelas adalah 70,36. Pencapaian Ketuntasan Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran
belajar keseluruhan sebesar 32%. 2011 / 2012. Pendidikan Biologi,
Berdasarkan hasil olah data diperoleh 3(3), 72–78.
informasi bahwa pembelajaran yang https://jurnal.uns.ac.id/bio/article/vie
w/5520
berlangsung pada siklus I belum optimal.
Pada Siklus keduarata-rata meningkat Hamdani. (2011). Strategi belajar
menjadi 99,36 dengan ketuntasan belajar Mengajar. Bandung: CV.Pustaka
keseluruhan sebesar 100%. Hasil dari Setia.
penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi Haris, A., & Jihad, A. (2012). Evaluasi
belajar SOP Penataan produk dengan model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
pembelajaran Picture and picture siswa XI Pressindo.
Pemasaran SMK Negeri 8 Pontianak telah
Hidayah, N., & Putra, W. P. (2018).
memenuhi rata-rata indikator capaian Penerapan Model Picture and Picture
minimal 75%. Dalam pelaksanaan Dalam Matapelajaran Sosiologi
pembelajaran, model pembelajaran Picture Untuk Meningkatkan Keaktifan Serta

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Copyright © 2021 STKIP Persada Khatulistiwa Sintang | e-ISSN 2541-0938 p-ISSN 2657-1528
106 | Nadya, Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Kelas XI Pemasaran SMKN 8 Pontianak

Hasil Belajar Siswa Kelas X Filial


SMA Kertanegara Malang.
Pedagogia, 16(1), 25.
https://doi.org/10.17509/pdgia.v16i1.
9081
Mudjiono, & Dimyati. (2013). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Sasmita, A. D., Gitakarma, M. S., &
Santiyadnya, N. (2019). Penerapan
Model Pembelajaran Picture and
Picture Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Prakarya Dan Kewirausahaan
Siswa Kelas Xi. Jurnal Pendidikan
Teknik Elektro Undiksha, 8(2), 40–
48.
https://doi.org/10.23887/jjpte.v8i1.20
207
Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhinya
(Cetakan 6). Jakarta: Rineka Cipta.
Suprijono, A. (2009). Cooperative
Learning: Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanti, P. A., & Kusmariyani, N. N.
(2017). Penerapan Model Picture And
Picture Berbasis Pendekatan Saintifik
Untuk Meningkatkan Hasil
Pengetahuan IPA. Jurnal Ilmiah
Sekolah Dasar, 1(2), 99.
https://doi.org/10.23887/jisd.v1i2.101
44
Telussa, R. P. (2020). Penerapan Model
Pembelajaran Picture And Picture
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Sosiologi Pada Konsep Mobilitas
Sosial di PKBM Mekar Sari
Kabupaten Nabire Papua. Jurnal
Pedagogika Dan Dinamika
Pendidikan, 8(2), 87–95.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Copyright © 2021 STKIP Persada Khatulistiwa Sintang | e-ISSN 2541-0938 p-ISSN 2657-1528

You might also like