Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/329144039

Hubungan Brand Equity (Brand Awarenees, Brand Associations, Perceived


Quality) dengan Keputusan Pemanfaatan Klinik Laktasi di Rumah Sakit
Muhammadiyah Lamongan

Article · May 2018

CITATIONS READS

0 580

1 author:

Nurna Ulfah
State University of Malang
21 PUBLICATIONS   10 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Nurna Ulfah on 23 November 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Hubungan Brand Equity (Brand Awarenees, Brand Associations,
Perceived Quality) dengan Keputusan Pemanfaatan Klinik Laktasi
di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
Fajar Ni’Syinta Armadani
Supriyadi
Nurnaningsih Herya Ulfah
Fakultas Ilmu Keolahragaan Univesitas Negeri Malang
email: syinta.armadani@gmail.com

Abstrack: The visit number of patient at the lactation clinic of Muhammadiyah


Lamongan Hospital tends to be small and decreases every year. A decrease in the visit
number of patient may indicate that the utilization of health services is lacking. In
utilizing health services, consumers are influenced by several considerations. One of
affects consumer considerations is brand equity (brand awareness, brand associations,
and perceived quality). This study aims to determine the relationship of brand equity
(brand awareness, brand associations, and perceived quality) with the decision of
lactation clinic utilization at Muhammadiyah Lamongan Hospital. This research used
correlational quantitative design to know the relationship between brand awareness
(X1), Brand Associations (X2), perceived quality (X3), with decision of utilization of
lactation clinic at Muhammadiyah Lamongan Hospital (Y). The population in this
research was all patient who used lactation clinic at Muhammadiyah Lamongan
Hospital and the sample were 32 patients, who visited the lactation clinic at
Muhammadiyah Lamongan Hospital during April until May 2017. Technique of
collecting data used questionnaire. Data analysis was correlation test, multiple linear
regression test. Based on the results of the analysis, this study shows that there is a
significant relationship simultaneously between brand awareness, brand associations,
and perceived quality with the decision of utilization of lactation clinic at
Muhammadiya Lamongan Hospital. Based on the result of coefficient of determination
(R2) of 0.569 which means that Brand Awareness (X1), Brand Associations (X2),
Perceived Quality (X3) have contribution equal to 56.9% to decision of utilization to
laktasi clinic at Muhammadiyah Hospital Lamongan (Y).
Keywords: Brand Awareness, Brand Associations, Perceived Quality,
Utilization of Health Care Service.
Abstrak: Jumlah kunjungan pasien di klinik laktasi Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan cenderung sedikit dan mengalami penurunan setiap tahun. Penurunan jumlah
kunjungan pasien dapat menunjukkan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan yang
kurang.Dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan,konsumen dipengaruhi oleh
beberapa pertimbangan, salah satu yang mempengaruhi pertimbangan konsumen ialah
Brand Equity.Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mencari hubungan antara
Brand Awareness, Brand Associations, dan Perceived Quality dengan keputusan
pemanfaatan klinik laktasi di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Rancangan
penelitian ini adalah kuantitatif korelasional dengan sampel sebanyak 32 orang. Teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji korelasi
pearson dan uji regresi linier berganda. Hasil analisis penelitian didapatkan ada
hubungan yang signifikan antara Brand awareness, Brand asssociations, Perceived
quality secara bersama-sama dengan keputusan pemanfaatan klinik laktasi di Rumah
Sakit Muhammadiyah. Berdasarkan hasil koefisien determinasi (R2) sebesar 0,569 yang
berarti bahwa Brand Awareness (X1), Brand Associations (X2), Perceived Quality (X3)
mempunyai kontribusi sebesar 56,9% terhadap keputusan pemanfaatan terhadap klinik
laktasi di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (Y).
Kata kunci: Brand Awareness, Brand Associations, Perceived Quality, Keputusan
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
2

Berdasarkan Peraturan Peme- Lamongan yang mempunyai layanan


rintah Republik Indonesia Nomor 33 unggulan klinik laktasi adalah Rumah
Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Sakit Muhammadiyah Lamongan
Ibu eksklusif (pasal 32), disebutkan (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
bahwa penyelenggara fasilitas pelayanan Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
kesehatan harus mendukung keberhasilan mempunyai peran penting sebagai
program pemberian Air Susu Ibu (ASI) perintis Rumah Sakit Sayang Bayi (Baby
eksklusif. Program pemberian ASI Friendly Hospital) di Kabupaten
eksklusif di rumah sakit harus berpe- Lamongan serta menjadi satu-satunya
doman pada sepuluh langkah menuju rumah sakit di Kabupaten Lamongan
keberhasilan menyusui (Peraturan Peme- yang mempunyai klinik laktasi. Sehingga
rintah RI No. 33 Tahun 2012). Salah satu keberadaan klinik laktasi di rumah sakit
kegiatan dari sepuluh langkah menuju ini penting dan harus dipertahankan agar
keberhasilan menyusui adalah dengan rumah sakit lain dapat ikut mengem-
menjadi Rumah Sakit Sayang Bayi (Baby bangkan klinik laktasi (Kementerian
Friendly Hospital) dan didukung dengan Kesehatan RI, 2014).
adanya klinik laktasi. Klinik laktasi Rumah sakit yang ada di
merupakan salah satu layanan kesehatan Kabupaten Lamongan mempunyai
khusus menangani masalah menyusui pelayanan yang mirip dengan klinik
dimana layanan ini merupakan wujud laktasi seperti poli Kesehatan Ibu dan
partisipasi rumah sakit dalam membantu Anak (KIA) dan layanan di klinik bidan.
upaya pemerintah dalam program Banyaknya jumlah rumah sakit yang
menyukseskan program Rumah Sakit mempunyai pelayanan yang mirip
Sayang Bayi (Baby Friendly Hospital) tersebut menyebabkan pilihan konsumen
(Kementerian Kesehatan RI, 2011). semakin beragam. Selain itu, konsumen
Hasil Riset Fasilitas Kesehatan yang tidak mengetahui klinik laktasi
tahun 2011 menunjukkan bahwa Rumah cenderung lebih memanfaatkan layanan
Sakit Umum (RSU) Pemerintah di kesehatan bagi ibu dan anak yang lebih
Indonesia yang mempunyai klinik laktasi dulu populer dan banyak digunakan
hanya 34%, persentase RSU Pemerintah seperti poli KIA dan pelayanan klinik
di Jawa Timur yang memiliki klinik bidan. Rumah sakit yang memberikan
laktasi yaitu 36,0% dan hanya 8% RSU pelayanan yang bermutu dan mempunyai
Pemerintah yang memenuhi kriteria citra yang baik yang akan menjadi
Rumah Sakit Sayang Bayi (Baby pilihan konsumen dan dapat bertahan
Friendly Hospital) (Kementerian (Alamsyah, 2013).
Kesehatan RI, 2011). Berdasarkan Data rekam medik Rumah Sakit
penelitian oleh Kurniawan (2013:7) Muhammadiyah Lamongan menun-
terdapat faktor pre/postnatal yang jukkan bahwa jumlah kunjungan klinik
berpengaruh terhadap keberhasilan ibu laktasi pada pada tahun 2014 terdapat 76
memberikan ASI eksklusif yaitu orang, tahun 2015 ada 110 orang dan
kunjungan ke klinik laktasi. pada tahun 2016 ada 94 orang (Rumah
Data Profil Kesehatan Kabupaten Sakit Muhammadiyah Lamongan, 2016).
Lamongan tahun 2014 menunjukkan Data tersebut menunjukkan bahwa
bahwa jumlah seluruh rumah sakit di jumlah kunjungan pada klinik laktasi
Kabupaten Lamongan pada tahun 2014 sedikit, tidak menentu atau fluktuatif, dan
adalah sebelas rumah sakit dengan cenderung mengalami penurunan. Hal ini
rincian dua Rumah Sakit Umum Daerah menunjukkan tingkat pemanfaatan oleh
(RSUD), kemudian enam rumah sakit masyarakat juga tidak menentu, sehingga
milik swasta dan tiga rumah sakit khusus dikhawatirkan masyarakat tidak meng-
(Kementerian Kesehatan RI, 2014). gunakan klinik laktasi di Rumah Sakit
Menurut Sistem Informasi Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan di waktu
Kementerian Kesehatan (SIRS yang akan datang.
KEMKES), rumah sakit di Kabupaten Konsumen dalam memanfaatkan
pelayanan kesehatan akan melakukan METODE
pertimbangan sebelum memutuskan Metode penelitian yang
untuk memilih pelayanan tersebut. Salah digunakan adalah penelitian kuantitatif
satu pertimbangannya adalah merek. korelasional.Variabel bebas dalam
Merek merupakan identitas sebuah penelitian ini adalah brand awareness,
produk, kuat tidaknya sebuah merek brand associations, dan perceived
klinik laktasi dapat diukur dengan quality, sedangkan variabel terikat adalah
mengukur brand equity klinik laktasi keputusan pemanfaatan klinik laktasi di
tersebut. Keputusan pembelian konsumen Rumah Sakit Muhammadiyah
dipengaruhi oleh perilaku konsumen, Lamongan. Sampel dalam penelitian ini
maka untuk mempermudah konsumen adalah Ibu hamil dan ibu pasca
dalam memutuskan suatu pembelian, melahirkan yang mengunjungi klinik
pemasar dapat mempengaruhi perilaku laktasiyang memenuhi kriteria yang
konsumen dengan kekuatan merek yaitu berjumlah 32 responden. Pengumpulan
dengan cara menguatkan brand equity. data dalam penelitian ini menggunakan
Brand equity tersebut meliputi brand kuesioner dengan teknik sampling yang
awareness, brand associations, dan digunakan adalah purposive sampling.
perceived quality konsumen (Zen, Jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan
2012:11). Masalah dalam penelitian ini data dilaksanakan pada tanggal 1 April
adalah jumlah kunjungan pasien klinik 2017 sampai dengan 31 Mei 2017.
laktasi yang tidak menentu dan Analisis data yang digunakan adalah uji
cenderung menurun. Hal tersebut korelasi pearson dan analisis regresi
menunjukkan bahwa pemanfaatan klinik linier berganda.
laktasi menurun sehingga dikhawatirkan
akan terus mengalami penurunan. Untuk HASIL PENELITIAN
mengetahui seberapa kuat brand equity Statistik parametrik harus
dalam mempengaruhi konsumen dalam memenuhi asusmsi normalitas. Uji
memanfaatkan klinik laktasi maka harus normalitas dilakukan untuk mengetahui
dilakukan sebuah penelitian mengenai apakah variabel penelitian berdistribusi
brand equity berbasis pelanggan terhadap normal atau tidak.Uji normalitas diujikan
keputusan pembelian konsumen. pada pada variabel penelitian Pengujian
Berdasarkan latar belakang tersebut, normalitas menggunakan teknik analisis
maka peneliti melakukan penelitian Kolmogorov-Smirnov yang diolah dengan
dengan judul “Hubungan Brand Equity menggunakan software komputer, yang
(Brand Awareness, Brand Associations, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1.Data
Perceived Quality) dengan Keputusan dikatakan berdistribusi normal apabila
Pemanfaatan Klinik Laktasi di Rumah nilai signifikansi lebih besar dari pada
Sakit Muhammadiyah Lamongan”. taraf signifikansi α = 0,05

Tabel 1 Hasil Uji Normalitas


Asymp. Sig. (2- Brand Brand Perceived Keputusan
tailed) Awareness Associations Quality Pemanfaatan
0,073 0,084 0,434 0,784

Tabel 1 menunjukkan bahwa semua awareness (X1) dengan keputusan


variabel memiliki nilai signifikansi lebih pemanfaatan klinik laktasi di Rumah
dari α = 0,05, maka semua variabel Sakit Muhammadiyah Lamongan (Y)
berdistribusi data normal. Oleh karena dengan menggunakan uji regresi linier
itu, penggunaan analisis satatistik sederhana dan uji korelasi untuk
parametrik dapat dilanjutkan.Pada mengetahui kekuatan hubungan antara
analisis ini bertujuan untuk menguji kedua variabel tersebut. Hasil uji analisis
hubungan antara variabel brand
4

regresi linier sederhana dapat dilihat pada Tabel 2.


Tabel 2 Data Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana
Unstandardized Coefficients
Subvariabel t-hitung Sig.
B
(Constant) 29,189 6,137 0,000
Brand Awareness 3, 315 2,525 0,017

Berdasarkan hasil analisis regresi pemanfaatan klinik laktasi di Rumah


linier sederhana pada Tabel 4.2 Sakit Muhammadiyah adalah sebesar
diperoleh persamaan regresi sebagai 29,189.
berikut: Y = 29,189 + 3,315X1 2. Nilai koefisien regresi variabel Brand
Keterangan: awareness (b) mempunyai nilai yang
Y: Keputusan Pemanfaatan Klinik positif yaitu 3,315, maka Brand
Laktasi di RSML Awareness mempunyai hubungan
a: Konstanta yang positif terhadap keputusan
b: Koefisien Regresi pemanfaatan terhadap klinik laktasi
X1: Brand Awareness RSML Artinya, bahwa setiap
Berdasarkan persamaan tersebut peningkatan Brand Awareness (X1)
maka dapat dijelaskan sebagai berikut. satu kali maka keputusan pemanfaatan
1. Nilai konstanta (a) adalah 29,189, terhadap klinik laktasi RSML (Y)
artinya jika Brand awareness nilainya akan meningkat 3,315 kali.
adalah 0 maka tingkat keputusan

Tabel 3 Hasil Korelasi Pearson


Keputusan Pemanfaatan
Brand AwarenessPearson Correlation 0,419
Sig. (2-tailed) 0,017
N 32

Tabel 3 menunjukkan nilai artinya hubungan antara Brand


Pearson Correlation (r) diperoleh awareness dengan keputusan
sebesar 0,419 artinya hubungan Brand pemanfaatan klinik laktasi di Rumah
awareness (X1) dengan keputusan Sakit Muhammadiyah adalah signifikan.
pemanfaatan klinik laktasi di Rumah Analisis korelasi dapat dilanjutkan
Sakit Muhamamdiyah Lamongan (Y) dengan menghitung koefisien determinasi
adalah sebesar 0,419. Untuk mengetahui dengan mengkuadratkan koefisien yang
kekuatan hubungan dilakukan uji t ditemukan. Jadi koefisien determinasi
dengan ketentuan, jika thitung ≤ ttabel maka adalah r2 maka 0,4192 = 0,1755. Maka
hubungan antara Brand awareness Brand Awareness (X1) mempunyai
dengan keputusan pemanfaatan klinik kontribusi sebesar 17,55% terhadap
laktasi di Rumah Sakit Muhammadiyah keputusan pemanfaatan terhadap klinik
adalah signifikan, tetapi sebaliknya jika laktasi di Rumah Sakit Muhammadiyah
thitung ≥ ttabel maka hubungan antara Brand Lamongan (Y). Kemudian menguji
awareness dengan keputusan hubungan antara variabel brand
pemanfaatan klinik laktasi di Rumah associations (X2) dengan keputusan
Sakit Muhammadiyah tidak signifikan. pemanfaatan klinik laktasi di Rumah
Diperoleh bahwa thitung (2,525) > ttabel Sakit Muhammadiyah Lamongan (Y),
(2,048)pada taraf signifikansi (α = 0,05), dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.
Tabel 4 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana
Unstandardized
Subvariabel Coefficients t-hitung Sig.
B
(Constant) 25,914 3,592 0,001
Brand Associations 0,395 2,108 0,044

Berdasarkan hasil analisis regresi keputusan pemanfaatan klinik laktasi


linier pada Tabel 4 diperoleh persamaan di Rumah Sakit Muhammadiyah
regresi sebagai berikutY = 25,914 + adalah sebesar 25,914.
0,395X2 2. Nilai koefisien regresi variabel Brand
Keterangan: associations (b) mempunyai nilai
Y: Keputusan Pemanfaatan Klinik yang positif yaitu 0,395, maka Brand
Laktasi di RSML associationsmempunyai hubungan
a : Konstanta yang positif terhadap keputusan
b: Koefisien Regresi pemanfaatan terhadap klinik laktasi
X2:Brand Associations RSML Artinya, bahwa setiap
Berdasarkan persamaan tersebut peningkatan Brand associations (X2)
maka dapat dijelaskan sebagai berikut. satu kali maka keputusan pemanfaatan
1. Nilai konstanta (a) adalah 25,914, terhadap klinik laktasi RSML (Y)
artinya jika Brand associations akan meningkat 0,395 kali.
nilainya adalah 0 maka tingkat

Tabel 5 Hasil Uji Korelasi Pearson


Keputusan Pemanfaatan
Brand Association Pearson Correlation 0,359
Sig. (2-tailed) 0,044
N 32

Tabel 5 menunjukkan bahwa artinya hubungan antara Brand


nilai Pearson Correlation (r) diperoleh awareness dengan keputusan peman-
sebesar 0,359 artinya hubungan Brand faatan klinik laktasi di Rumah Sakit
associations (X2) dengan keputusan Muhammadiyah adalah signifikan.
pemanfaatan klinik laktasi di Rumah Analisis korelasi dapat dilanjutkan
Sakit Muhamamdiyah Lamongan (Y) dengan menghitung koefisien determinasi
adalah sebesar 0,359. Untuk mengetahui dengan mengkuadratkan koefisien yang
kekuatan hubungan dilakukan uji t ditemukan. Jadi koefisien determinasi
dengan ketentuan, jika thitung ≤ ttabel maka adalah r2 maka 0,3592 = 0,1288. Maka
hubungan antara Brand associations Brand Associations(X2) mempunyai
dengan keputusan pemanfaatan klinik kontribusi sebesar 12,88% terhadap
laktasi di Rumah Sakit Muhammadiyah keputusan pemanfaatan terhadap klinik
adalah signifikan, tetapi sebaliknya jika laktasi di Rumah Sakit Muhammadiyah
thitung ≥ ttabel maka hubungan antara Brand Lamongan (Y). Kemudian menguji
associations dengan keputusan hubungan antara variabel Perceived
pemanfaatan klinik laktasi di Rumah quality (X3) dengan keputusan
Sakit Muhammadiyah tidak signifikan. pemanfaatan klinik laktasi di Rumah
Diperoleh bahwa thitung (2,108) > ttabel Sakit Muhammadiyah Lamongan (Y),
(2,048) pada taraf signifikansi (α = 0,05), dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.
6

Tabel 6 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana


Unstandardized Coefficients
Subvariabel t-hitung Sig.
B Std. Error
(Constant) 70,532 7,785 9,060 0,000
Perceived quality -0,770 0,202 -3,813 0,001

Berdasarkan hasil analisis regresi pemanfaatan klinik laktasi di Rumah


linier pada Tabel 6 diperoleh persamaan Sakit Muhammadiyah adalah sebesar
regresi sebagai berikut: Y = 70,532 - 70,532.
0,770X3 2. Nilai koefisien regresi variabel
Keterangan: Perceived quality (b) mempunyai nilai
Y: Keputusan Pemanfaatan Klinik yang negatif adalah -0,770 maka
Laktasi di RSML Perceived quality mempunyai
a : Konstanta hubungan yang negatif/berlawanan
b: Koefisien Regresi terhadap keputusan pemanfaatan
X3: Perceived Quality terhadap klinik laktasi RSML.
Berdasarkan persamaan tersebut Artinya, bahwa setiap peningkatan
maka dapat dijelaskan sebagai berikut. Perceived quality (X3) satu kali maka
1. Nilai konstanta (a) adalah 70,532, keputusan pemanfaatan terhadap
artinya jika Perceived quality nilainya klinik laktasi RSML (Y)
adalah 0 maka tingkat keputusan akanmengalami penurunan 0,770 kali.

Tabel 7 Hasil UjiKorelasi Pearson


Keputusan Pemanfaatan
Perceived Quality Pearson Correlation 0,517
Sig. (2-tailed) 0,001
N 32

Tabel 7 menunjukkan nilai Sakit Muhammadiyah adalah signifikan.


Pearson Correlation (r) adalah sebesar Analisis korelasi dapat
0,517 artinya hubungan Perceived quality dilanjutkan dengan menghitung koefisien
(X3) dengan keputusan pemanfaatan determinasi dengan mengkuadratkan
klinik laktasi di Rumah Sakit koefisien yang ditemukan. Jadi koefisien
Muhamamdiyah Lamongan (Y) adalah determinasi adalah r2 maka 0,5172 =
sebesar 0,517. Untuk mengetahui 0,2672. Maka Perceived quality (X3)
kekuatan hubungan dilakukan uji t mempunyai kontribusi sebesar 26,72%
dengan ketentuan, jika thitung ≤ ttabel maka terhadap keputusan pemanfaatan
hubungan antara Perceived quality terhadap klinik laktasi di Rumah Sakit
dengan keputusan pemanfaatan klinik Muhammadiyah Lamongan (Y). Setelah
laktasi di Rumah Sakit Muhammadiyah dilakukan uji korelasi setiap variabel
adalah signifikan, tetapi sebaliknya jika independen secara sendiri-sendiri dengan
thitung ≥ ttabel maka hubungan antara variabel dependen, selanjutnya dilakukan
Perceived quality dengan keputusan uji secara bersama-sama variabel Brand
pemanfaatan klinik laktasi di Rumah awareness (X1), Brand associations
Sakit Muhammadiyah tidak signifikan. (X2),dan Perceived quality (X3) dengan
Diperoleh bahwa thitung (2,108) > ttabel keputusan pemanfaatan klinik laktasi di
(2,048) pada taraf signifikansi (α = 0,05), Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
artinya hubungan antara Brand (Y), dapat dilihat pada Tabel 8.
awareness dengan keputusan
pemanfaatan klinik laktasi di Rumah
7 | Jurnal Preventia Vol. 3 No. 2 Desember 2018

Tabel 8 Rangkuman Hasil Analisis Regresi Linier Berganda


Unstandardized Coefficients
Subvariabel t-hitung Sig.
B
(Constant) 40,339 3,596 0,001
Brand Awareness 2,042 1,815 0,080
Brand Associations 0,519 3.740 0,001
Perceived Quality -0,689 - 3.622 0,001
R 0,755
R Square (R2) 0,569
F Hitung 12,344
F Sig. 0,000

Berdasarkan hasil analisis linier klinik laktasi RSML (Y) akan


regresi maka diperoleh persamaan regresi meningkat0,519 kali.
sebagai berikut: Y = 40,339 +2,042X1+ 4. Nilai koefisien regresi variabel
0,519X2 – 0,689X3 + e Perceived Quality (b3) mempunyai
Keterangan : nilai yang negatif -0,689, maka
Y: Keputusan Pemanfaatan Klinik mempunyai hubungan yang
Laktasi di RSML berlawanan. Artinya bahwa setiap
a: Konstanta peningkatan Perceived Quality (X3)
b1-b3: Koefisien Regresi satu kali maka akan diikuti oleh
X1: Brand Awareness penurunan keputusan pemanfaatan
X2: Brand Associations terhadap klinik laktasi RSML (Y)
X3: Perceived Quality sebesar 0,689 kali.
e : Standar Error Kesimpulan dari persamaan
Berdasarkan persamaan tersebut, regresi tersebut adalah jika variabel
maka dapat dijelaskan sebagai berikut. Brand Awareness (X1) sebesar 2,042,
1. Nilai konstanta (a) adalah 40,339. variabel Brand Associations (X2) sebesar
Artinya, jika Brand Awareness (X1), 0,519 dan variabel Perceived Quality
Brand Associations (X2), Perceived (X3) sebesar -0,689 maka variabel
Quality (X3) nilainya 0 maka tingkat keputusan pemanfaatan terhadap klinik
keputusan pemanfaatan terhadap laktasi di RSML adalah sebesar 40,339.
klinik laktasi di RSML nilainya Berdasarkan hasil analisis pada
sebesar 40,339 atau dengan kata lain Tabel 8 diperoleh nilai koefisien korelasi
variabel keputusan pemanfaatan secara bersama-sama (R ) adalah sebesar
terhadap klinik laktasi di RSML akan 0,755, artinya hubungan antara variabel
konstan sebesar 40,339 jika tidak Brand awareness (X1), Brand
dipengaruhi brand awareness (X1), associations (X2),Perceived quality (X3)
brand associations (X2), perceived dengan keputusan pemanfaatan klinik
quality (X3). laktasi di Rumah Sakit Muhammadiyah
2. Nilai koefisien regresi variabel Brand Lamongan (Y) adalah kuat karena nilai
Awareness (b1) mempunyai nilai yang mendekati satu. Kemudian nilai koefisien
positif, yaitu 2,042. Artinya bahwa determinasi (R2) pada Tabel 8 adalah
setiap peningkatan Brand Awareness sebesar 0,569 yang berarti bahwa Brand
(X1) satu kali maka keputusan Awareness (X1), Brand Associations
pemanfaatan terhadap klinik laktasi (X2), Perceived Quality (X3) mempunyai
RSML (Y) akan meningkat 2,042 kontribusi sebesar 56,9% terhadap
kali. keputusan pemanfaatan terhadap klinik
3. Nilai koefisien regresi variabel Brand laktasi di Rumah Sakit Muhammadiyah
Associations (b2) mempunyai nilai Lamongan (Y). Sedangkan sisanya
yang positif, yaitu 0,519. Artinya 43,2% dijelaskan oleh variabel-variabel
bahwa setiap peningkatan Brand lain yang tidak digunakan dalam
Associations(X2) satu kali maka penelitian ini. Setelah diketahui nilai
keputusan pemanfaatan terhadap koefisien korelasinya (r) kemudian dicari
8

kekuatan hubungannya menggunakan uji bahwa konsumen butuh mengenal sebuah


F (uji simultan) dengan ketentuan jika merek terlebih dahulu sebelum
Fhitung ≤ Ftabel maka terdapat hubungan memutuskan melakukan pembelian.
antara Brand awareness, Brand Hal ini juga dapat terjadi karena
asssociations, Perceived quality secara menurut hasil penelitian menunjukkan
bersama-sama terhadap keputusan bahwa responden memiliki brand
pemanfaatan klinik laktasi di Rumah awareness dalam kategori paling tinggi
Sakit Muhammadiyah, tetapi sebaliknya yaitu top of mind (65,6%), yang artinya
jika Fhitung ≥ Ftabel maka tidak terdapat responden memiliki kemampuan untuk
hubungan antara Brand awareness, mengenali dan memiliki kemampuan
Brand asssociations, Perceived quality mengingat klinik laktasi yang ada di
secara bersama-sama dengan keputusan Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
pemanfaatan klinik laktasi di Rumah pada level top of mind secara detail. Para
Sakit Muhammadiyah. Diperoleh bahwa responden yang masuk dalam kategori
Fhitung (12,344) > Ftabel (3,32) pada taraf top of mind merupakan responden yang
signifikansi (α = 0,05), artinya terdapat sudah pernah menggunakan layanan
hubungan antara Brand awareness, kesehatan tersebut (Nugroho, 2013) dan
Brand asssociations, Perceived quality kemungkinan karena mereka memang
secara bersama-sama dengan keputusan belum pernah berkunjung ke rumah sakit
pemanfaatan klinik laktasi di Rumah lain selain klinik laktasi di RSML
Sakit Muhammadiyah secara signifikan. (Rimiyati & Astutu, 2012). Menurut
penelitan yang dilakukan oleh Shahid et
PEMBAHASAN al. (2017) bahwa konsumen akan
membeli sebuah produk yangsudah
Hubungan Brand Awareness dengan
mereka ketahui dan kenali dengan baik.
Keputusan Pemanfaatan Klinik
Responden menyebutkan bebera-
Laktasi di Rumah Sakit
pa rumah sakit di Kabupaten Lamongan
Muhammadiyah Lamongan
yang menjadi pilihan rumah sakit lain.
Hasil penelitian menunjukkan
Dari semua rumah sakit tersebut, yang
bahwa terdapat hubungan antara brand
harus menjadi perhatian adalah RSIA X
awareness dengan keputusan peman-
dan RSUD Y, karena menjadi pilihan lain
faatan klinik laktasi di Rumah Sakit
responden dalam nomor satu. RSIA X
Muhammadiyah Lamongan (RSML). Hal
merupakan rumah sakit khusus ibu dan
ini dapat dikarenakan brand awareness
anak yang sudah mempunyai dokter-
mempengaruhi rasa percaya diri pelang-
dokter yang sudah dikenal terbaik oleh
gan atas keputusan pembelian yang
masyarakat. Tidak adanya pelanggan
dilakukan. Menurut Fatimah (2014) jika
masuk dalam kategori unaware of brand
perusahaan dapat membangun merek
atau tidak menyadari adanya klinik
yang kuat di pikaran pelanggan dengan
laktasi di RSML dapat disebabkan oleh
strategi yang kuat maka merek tersebut
karena penelitian dilakukan di dalam
akan memiliki nilai tambah bagi
lingkungan RSML yang mengakibatkan
pelanggan yaitu memiliki brand aware-
seluruh responden menyadari adanya
ness, oleh karena itu pengingatan
klinik laktasi di RSML.
kembali sangat penting terhadap
Sumber informasi utama yang
keputusan pembelian pada konsumen
menjadi alasan konsumen menggunakan
karena konsumen akan cenderung
klinik laktasi adalah responden
memilih yang biasa mereka pakai dalam
menggunakan klinik laktasi karena atas
kehidupan sehari hari. Selain itu, menurut
rekomendasi petugas kesehatan RSML
penelitian yang dilakukan oleh Ahmad,
(dokter, perawat, dan lain-lain) sebanyak
dkk. (2016) menyebutkan bahwa brand
61,5%. Responden menggunakan klinik
awareness merupakan proses mulai
laktasi karena sebelumnya menggunakan
terjadinya komunikasi antara konsumen
klinik anak di RSML, ketika terdapat
dan perusahaan/instansi, yang artinya
masalah dengan ASI dan menyusui maka
9 | Jurnal Preventia Vol. 3 No. 2 Desember 2018

dokter klinik anak merekomendasikan awareness melalui sosial media dengan


pasien ke klinik laktasi RSML. Selain itu, menggunakan foto atau info grafis
rekomendasi dokter juga didapatkan sehingga dapat menciptakan memorable
ketika responden melakukan persalinan advertising terhadap sebuah merek dan
di RSML dan apabila terdapat masalah dapat dibagikan terhadap sesama teman
mengenai ASI dan menyusui, maka di sosial media.
pasien diharuskan mendapatkan layanan
klinik laktasi. Artinya, responden Hubungan Brand Associations dengan
menggunakan klinik laktasi tidak karena Keputusan Pemanfaatan Klinik
keinginan sendiri melainkan rekomendasi Laktasi di Rumah Sakit
dari dokter untuk menggunakan klinik Muhammadiyah Lamongan
laktasi. Hal ini dapat terjadi karena dari Hasil penelitian menunjukkan terdapat
awal responden memanfaatkan klinik hubungan antara brand associations
laktasi dipengaruhi oleh orang lain maka dengan keputusan pemanfaatan klinik
menyebabkan keputusan awal untuk laktasi di Rumah Sakit Muhammadiyah
memanfaatkan klinik laktasi bukan Lamongan (RSML). Hal ini dapat terjadi
berasal dari diri responden. Sehingga karena brand associations mampu
dapat mempengaruhi future use jika mempengaruhi konsumen dalam
responden menggunakan klinik laktasi melakukan keputusan pembelian dengan
karena tidak menyadari bahwa klinik membangkitkan alasan untuk membeli
laktasi sesuai dengan kebutuhan mereka. merek tersebut. Asosiasi juga bisa
Tidak terdapat responden yang menciptakan informasi bagi pelanggan
mendapatkan informasi pertama kali dari dan bisa mempengaruhi pengingatan
brosur/leaflet. Hal ini dapat disebabkan kembali atas informasi tersebut, terutama
karena semua brosur mengenai layanan pada saat membuat keputusan. Hasil
kesehatan di RSML hanya diletakkan di analisis menunjukkan bahwa sebesar
pintu masuk utama rumah sakit, tidak di 100% responden menyatakan
setiap ruang tunggu poli sehingga mendapatkan informasi mengenai cara
kemungkinan responden tidak perawatan payudara bagi ibu hamil/ibu
mengetahui dan tidak tertarik untuk menyusui dari klinik laktasi RSML dan
mengambilnya. sebesar 100% responden meyatakan
Konsumen dapat mengenal klinik klinik laktasi RSML sangat bermanfaat
laktasi RSML dengan memperbanyak untuk mendapatkan solusi dari masalah
sumber informasi klinik laktasi RSML Air Susu Ibu (ASI)/menyusu. Dari data
yaitu melalui bauran promosi seperti tersebut dapat diketahui bahwa
iklan. Iklan dapat digunakan untuk tujuan responden menggunakan klinik laktasi di
membentuk kesadaran terhadap sebuah RSML karena alasan manfaat yang
merek (Vinodhini & Kumar, 2010), diperoleh sehingga responden mengaso-
dengan cara menyampaikan pesan dari siasikan klinik laktasi di RSML dengan
merek tersebut. Seperti iklan komersial di manfaat yang dapat diperoleh dari klinik
radio, surat kabar, promosi penjualan, laktasi. Sesuai dengan teori Tuominen P.
publisitas/temu pelanggan, getok tular (1999) yang menyebutkan bahwa brand
(word of mouth), dan menciptakan associations dapat membangkitkan
sebuah slogan dan tag line. Pesan dari berbagai atribut produk atau manfaat bagi
klinik laktasi yang ingin dikomu- konsumen (costumer benefits) yang dapat
nikasikan juga harus konsisten dilihat memberikan alasan spesifik bagi
oleh orang banyak sepanjang hari, berasa konsumen untuk membeli dan
dipusat keramaian. Jika pesan atau slogan menggunakan merek tersebut. Konsumen
yang disampaikan cukup menarik, maka percaya bahwa klinik laktasi memiliki
lambat laun orang akan menyimpan atribut atau manfaat yang memenuhi
informasi tersebut. Menurut Alhaddad kebutuhan dan keinginan mereka.
(2015) kesadaran terhadap merek dapat Didukung oleh penelitian dari Setyawati
dibangun dengan membuat advertising & Rochmah (2015) bahwa keberhasilan
10

program pemasaran direfleksikan melalui advantage (keunggulan kompetitif) yang


penciptaan asosiasi merek yang disukai, mampu memberikan suatu alasan bagi
yakni ketika konsumen percaya bahwa pelanggan mengapa mereka harus
suatu merek memiliki atribut dan manfaat menggunakan klinik laktasi di RSML
yang dapat memenuhi kebutuhan dan baik dari aspek price, product, personnel,
keinginan konsumen sehingga secara dan service. Competitive advantage
keseluruhan membentuk sikap yang (keunggulan bersaing) adalah kumpulan
positif terhadap merek tersebut. Jika keunikan bentuk suatu organisasi dan
asosiasi yang positif terhadap suatu produk atau jasa yang dirasakan oleh
merek maka akan mendorong konsumen konsumen sebagai hal superior dan
untuk memakai merek. Konsumen akan berarti dibandingkan pesaingnya
cenderung memakai merek yang (Supriyanto & Ernawaty, 2010). Hasil
dianggap oleh masyarakat sebagai merek penelitian menemukan bahwa pelanggan
baik, berkualitas, handal, dan lain mengasosiasikan klinik laktasi dengan
sebagainya. Merek yang mempunyai manfaat bagi pelanggan, sehingga
asosiasi yang baik di mata masyarakat manfaat bagi pelanggan tersebut menjadi
biasanya akan mudah diterima. asosiasi yang paling menonjol bagi klinik
Hasil penelitian juga menunjukan bahwa laktasi. Oleh karena itu, asosiasi terhadap
sebesar 56,3% responden menyatakan manfaat produk layanan dari klinik
pelayanan yang diperoleh di klinik laktasi laktasi harus dikembangkan menjadi
di RSML, poli Kesehatan Ibu dan Ana produk yang lebih inovatif, bervariasi,
(KIA) dan klinik bidan adalah sama. dan menciptakan keunikan-keunikan baru
Artinya, responden menganggap guna mencegah peniruan oleh pesaing
pelayanan yang ada di klinik laktasi dan selalu menjadi pilihan pertama
RSML bisa di dapatkan di poli KIA konsumen. Cara lain dapat dilakukan
rumah sakit lain dan klinik bidan. Hal ini dengan menggunakan atribut tak
dapat disebabkan karena di poli KIA berwujud yaitu seperti mengasosiasikan
rumah sakit lain dan klinik bidan juga klinik laktasi dengan dokter yang
memberikan layanan konsultasi laktasi. professional. Seperti yang telah
Hasil penelitian terhadap brand dilakukan oleh poli anak di RSML yang
associations juga menunjukkan sebesar telah berhasil mengasosiasikan poli
59,4% responden menyatakan brand tersebut dengan nama seorang dokter,
associations klinik laktasi RSML masuk sehingga alasan konsumen menggunakan
dalam kategori sedang, hal ini poli tersebut adalah karena dokter
dikarenakan responden dapat mengetahui tersebut. Akan tetapi, rumah sakit tidak
dan merasakan manfaat dari klinik laktasi boleh bergantung pada nama seorang
RSML tetapi masih merasa bahwa dokter, karena jika dokter tersebut tidak
manfaat tersebut juga bisa didapatkan di ada lagi maka akan berdampak besar bagi
pelayanan lain yang sama diperuntukkan angka kunjungan. Oleh karena itu, RSML
bagi ibu dan anak yaitu, klinik ibu dan harus berupaya memiliki banyak dokter
anak dan klinik praktek bidan. RSML yang berkualitas dalam semua bidang
harus melakukan kegiatan-kegiatan yang agar asosiasi pelanggan tidak pada nama
ditujukan untuk meningkatkan brand dokternya tetapi berubah menjadi setiap
associations bagi pelanggan serta berobat ke RSML pasti dilayani oleh
masyarakat yang belum mengetahui dokter yang professional, siapapun
klinik laktasi di RSML. Sangat penting dokternya. Seperti penelitian yang
meningkatkan asosiasi pelanggan dilakukan oleh Nurulaini (2010) bahwa
terhadap klinik laktasi RSML yaitu pengembangan asosiasi ini bisa
dengan memberikan suatu pembeda berbahaya dan memungkinkan mendapat-
dengan klinik pesaingnya. Salah satunya kan suatu tingkat asosiasi produk yang
adalah dengan mengasosiasikan klinik berada diluar kontrol perusahaan
laktasi dengan suatu faktor yang misalnya dalam mengandalkan nama
memiliki keunikan dalam hal competitive seorang dokter. Jika rumah sakit
11 | Jurnal Preventia Vol. 3 No. 2 Desember 2018

bergantung pada nama seorang dokter, Klinik laktasi di RSML


dan dokter tersebut tidak bertugas lagi dijalankan oleh tim klinik laktasi yang
maka akan berdampak besar bagi angka terdiri dari berbagai macam praktisi
kunjungan. karena pelayanan yang didapatkan oleh
pasien di klinik laktasi disesuaikan
Hubungan Perceived Quality dengan dengan keluhan pasien, tim
Keputusan Pemanfaatan Klinik melaksanakan pelayanan secara kondi-
Laktasi di Rumah Sakit sional, yang artinya ketika ada pasien
Muhammadiyah Lamongan yang berkunjung ke klinik laktasi baru
Hasil penelitian menunjukkan akan menuju ke ruang klinik laktasi,
bahwa terdapat hubungan antara sehingga tidak ada yang berjaga di
perceived quality dengan keputusan ruangan. Petugas kesehatan yang
pemanfaatan klinik laktasi di Rumah melakukan konseling di klinik laktasi
Sakit Muhammadiyah Lamongan adalah perawat dan bidan bukan dokter,
(RSML). Menurut Hussein (2012), hal ini dapat mengurangi harapan pasien
perceived quality merupakan alasan untuk segera ditangani oleh dokter.
kenapa sebuah merek dipertimbangkan Rumah sakit dapat menambahkan dokter
dan dibeli. Persepsi konsumen terhadap khusus di klinik laktasi yang memiliki
kualitas sebuah pelayanan akan sertifikat International Board Certified
mempengaruhi persepsi keseluruhan nilai Lactation Consultant (IBCLC). IBCLC
dan akhirnya akan mempengaruhi merupakan sertifikat standar inter-
keputusan pembelian dalam layanan nasional bagi konsultan laktasi di rumah
kesehatan. Hal ini dapat dilihat pada hasil sakit atu klinik (Brooks et al., 2015). Jika
penelitian yang menunjukkan bahwa RSML memiliki dokter dengan IBCLC
sebesar 100% responden menyatakan maka akan menjadi satu-satunya di
bahwa petugas kesehatan di klinik laktasi Kabupaten Lamongan, dokter dengan
RSML tidak ragu menetapkan diagnosa, IBCLC dapat dijadikan sebagai faktor
hal ini berarti bahwa responden pembeda dengan dokter-dokter di klinik
merasakan jaminan kualitas dari klinik lain dan RSML dikenal sebagai Rumah
laktasi RSML. Hal ini menunjukkan Sakit yang mempunyai klinik laktasi
bahwa klinik laktasi RSML memiliki yang terbaik kualitasnya. Selain itu
perceived quality yang baik karena dokter IBCLC dapat menjadi daya tarik
rumah sakit sudah melakukan komitmen pasien datang untuk menggunakan klinik
pada kualitas dengan selalu melayani laktasi RSML.
pasien dengan baik. Melalui perceived Hasil penelitian juga
quality konsumen akan mulai yakin menyebutkan bahwa sebesar 65,7%
terhadap merek yang telah dikenal dan responden menyatakan peralatan penun-
telah dipilih sesuai dengan kebutuhannya jang medis di klinik laktasi kurang
(Nugraha, 2104), sehingga konsumen memadai. Hal ini dapat terjadi karena
akan menjadi loyal terhadap klinik laktasi ruangan operasional klinik laktasi RSML
RSML. berada di ruangan poli anak, sehingga
Hasil penelitian menunjukkan pelayanannya terkadang terganggu
bahwa sebesar 68,8% responden dengan pasien lain yang sedang berobat
menyatakan perceived quality terhadap di poli anak. Klinik laktasi RSML
klinik laktasi RSML masuk dalam merupakan pelayanan kesehatan yang
kategori sedang, hal ini dapat terjadi terintegrasi dengan poli anak, dan yang
karena sebesar 84,4% responden memiliki peran penting adalah perawat
menyatakan tidak ada dokter yang poli anak karena bertugas memanggil
berjaga di klinik laktasi RSML. Dengan petugas kesehatan dari petugas klinik
tidak adanya dokter di klinik laktasi laktasi. Oleh karena itu, agar lebih efisien
RSML dapat mengurangi keterandalan ruangan poli anak digunakan sekaligus
klinik laktasi RSML dalam memberikan sebagai ruangan klinik laktasi. Klinik
pelayanan di mata pelanggan. laktasi RSML memiliki ruangan untuk
12

pelayanan sendiri, tepat bersebelahan responden menyatakan membandingkan


dengan ruangan poli anak, tetapi ruangan kualitas antara klinik laktasi di RSML,
tersebut tidak digunakan karena pasien poli KIA dan klinik bidan sebelum
yang datang ke klinik laktasi hanya menggunakan. Sebesar 68,8% responden
sedikit sehingga tidak ada dokter dan menyatakan bahwa varibel keputusan
perawat yang berjaga di ruangan. pembelian terhadap klinik laktasi RSML
RSML harus meningkatkan dalam kategori sedang. Hal ini berarti
kualitas pelayanan yang tidak sesuai bahwa responden membutuhkan klinik
dengan harapan pelanggannya. Menurut laktasi, akan tetapi masih belum mantap
Poernomo, dkk. (2011), klinik laktasi membeli layanan klinik laktasi RSML,
harus didukung oleh fasilitas yang cukup masih adanya pertimbangan untuk
yaitu meliputi: memilih pelayanan kesehatan yang
1. Ruang dan peralatan untuk lainnya karena layanan klinik laktasi
pemeriksaan payudara dan perawatan RSML bisa didapatkan di pelayanan
payudara serta pemeriksaan bayi kesehatan lain yang sama memberikan
2. Ruang penyuluhan dan alat yang konsultasi ASI dan menyusui.
diperlukan seperti, boneka, leaflet, Terdapat beberapa faktor yang
Over Head Projektor (OHP), video, dapat mempengaruhi konsumen
poster, food model, Kartu Menuju diantaranya faktor budaya, pribadi, sosial
Sehat (KMS) ibu hamil dan KMS dan psikologis. Salah satu dari faktor
balita, serta catatan medik klinik tersebut akan memberikan pengaruh yang
laktasi. Sarana dapat disesuaikan lebih besar dari pengaruh lain (Setyawati
dengan kondisi masing-masing. & Rochmah, 2015:38) dan menurut
Rumah sakit harus berusaha Pradipta (2016:141), terdapat dua faktor
untuk memenuhi kualitas berdasarkan bisa berada antara niat pembelian dan
persepsi pelanggan. Kualitas berdasarkan keputusan pembelian. Faktor pertama
persepsi pelanggan dapat diperoleh adalah orang lain, yaitu jika seseorang
dengan memperhatikan semua pelang- yang mempunyai arti penting bagi orang
gannya, sehingga dapat mengetahui apa tersebut dan berfikir bahwa seharusnya
yang disukai maupun yang tidak disukai membeli produk sebuah merek tertentu,
serta apa yang diharapkan pelanggan maka peluang untuk membeli produk
(Nurulaini, 2010). Menurut hasil merek lain akan berkurang. Faktor kedua
penelitian pada variabel keputusan adalah faktor situasional yang tidak
pembelian menunjukkan bahwa dalam diharapkan.
proses keputusan pemanfaatan klinik
laktasi di RSML, responden melakukan Hubungan Brand Awareness, Brand
identifikasi kebutuhan yaitu menurut Associations, Perceived Quality dengan
hasil penelitian sebesar 100% responden Keputusan Pemanfaatan Klinik
menggunakan klinik laktasi di RSML Laktasi di Rumah Sakit
karena untuk berkonsultasi dengan Muhammadiyah Lamongan
dokter, artinya adalah klinik laktasi Hasil penelitian menunjukkan
menjadi salah satu pilihan konsumen bahwa terdapat hubungan antara brand
ketika mempunyai masalah. Kemudian, awareness, brand asssociations,
proses selanjutnya adalah mencari perceived quality secara bersama-sama
informasi yaitu sebesar 50%, responden dengan keputusan pemanfaatan klinik
tidak dapat menemukan informasi laktasi di Rumah Sakit Muhammadiyah
mengenai klinik laktasi di RSML dari Lamongan (RSML). Menurut Durianto
internet dan juga dari brosur, ini (dalam Nujulia, 2013) bahwa brand
menunjukkan bahwa akses publik equity yang kuat dapat terbentuk melalui
terhadap informasi mengenai klinik brand awareness, brand associations,
laktasi di RSML masih kurang. Proses dan perceived quality. Semakin kuat
selanjutnya adalah evaluasi alternatif brand awareness, brand associations,
yaitu menunjukkan bahwa sebesar 93,8% dan perceived quality dalam suatu produk
13 | Jurnal Preventia Vol. 3 No. 2 Desember 2018

maka akan semakin kuat pula daya hanya direkomendasikan oleh dokter poli
tariknya bagi konsumen untuk membeli anak RSML. Kurangnya promosi yang
produk tersebut dan pada akhirnya akan dilakukan oleh rumah sakit terhadap
memberikan keuntungan yang terus klinik laktasi di RSML merupakan
meningkat kepada perusahaan. Hasil penyebabnya. Menurut Clark, et al.
penelitian ini didukung oleh penelitian (2009:31) iklan memberikan pengaruh
Dani, dkk. (2016) yang juga menyatakan yang positif terhadap brand awareness
brand awareness, brand associations, secara signifikan dan konsisten. Oleh
perceived quality secara bersama-sama karena itu, RSML perlu meningkatkan
berpengaruh terhadap keputusan promosi klinik laktasi.
pemanfaatan pelayanan kesehatan. Hasil Perilaku konsumen dipengaruhi
uji R2 pada penelitian ini diperoleh nilai oleh beberapa faktor, salah satunya
R2 sebesar 0,569. Hal ini menunjukkan adalah persepsi. Persepsi konsumen
bahwa kontribusi brand awareness, terhadap suatu produk bermacam-
brand associations, perceived quality macam, salah satunya mengenai merek.
terhadap keputusan pemanfaatan klinik Merek menjadi salah satu pertimbangan
laktasi di RSML adalah sebesar 56,9%, konsumen dalam tindakan keputusan
sedangkan sisanya sebesar 43,2% pembelian. Langkah pertama dalam
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak proses pembelian adalah menyeleksi
termasuk dalam penelitian ini. Faktor lain kelompok merek yang dikenal dan
yang tidak diteliti adalah seperti dimensi dipertimbangkan merek mana yang akan
brand equity yang lain yaitu brand diputuskan untuk dibeli. Merek dapat
loyality dan other proprietary brand dikenal dengan melakukan promosi.
asset. Selain itu, menurut Karbalei et al. Merek yang termasuk top of mind
(2013) masyarakat dalam memutuskan memiliki nilai tinggi untuk
menggunakan rumah sakit dipengaruhi dipertimbangkan dan dibeli (Nugroho,
oleh kedekatan geografis (proksimitas). 2013). Seperti hasil penelitian Setyawati
Variabel brand awareness (X1) & Rochmah (2015) menyatakan bahwa
ketika diujikan secara bersama-sama brand awareness merupakan kemampuan
dengan variabel lain mempunyai konsumen mengingat atau mengenali
hubungan tidak signifikan terhadap sebuah merek. Masyarakat yang memiliki
keputusan pemanfaatan klinik laktasi di kesadaran tinggi terhadap suatu merek
Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan memiliki pertimbangan tinggi dibenak
(Y) karena nilai sig > (α=0,05) yaitu konsumen dalam keputusan pembelian.
0,08 > 0,05. Hal ini dapat terjadi karena Brand Awareness merupakan first
sebagian besar responden yang pernah step untuk strategi marketing yang sukses
memanfaatkan klinik laktasi di RSML (Alhaddad, 2015) dan merupakan key of
merupakan pasien yang datang ke klinik asset yaitu jika brand awareness tinggi
anak, tidak klinik laktasi. Selain itu, maka brand equity tinggi sehingga
alasan ke klinik laktasi karena mempengaruhi keputusan pembelian
rekomendasi oleh dokter bukan (Nurulaini, 2010). Jadi, jika mengingin-
keinginan pasien sendiri. Hasil penelitian kan memiliki merek yang kuat sehingga
ini relevan dengan penelitian Nugroho keputusan pembelian tinggi, hal pertama
(2013:154) bahwa brand awareness tidak yang harus dilakukan membuat
berpengaruh terhadap keputusan pelanggan selalu menjadikan klinik
pemanfaatan pelayanan kesehatan. laktasi RSML sebagai top of mind
Walaupun brand awareness termasuk top berdasarkan persepsi responden sendiri.
of mind, akan tetapi hasil penelitian Variabel brand associations (X2)
menyebutkan tingkat pemanfaatan mempunyai hubungan terhadap
terhadap klinik laktasi di RSML keputusan pemanfaatan klinik laktasi di
termasuk sedang. Hal ini dapat terjadi Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
karena pasien mengunjungi klinik laktasi (Y) saat diuji bersama-sama dengan
di RSML bukanlah tujuan utama, pasien variabel lain. Hal ini berarti brand
14

associations akan menjadi alasan bagi klinik lain, maka kemungkinan


konsumen pelayanan kesehatan untuk konsumen yang pernah berkunjung ke
memanfaatkan klinik laktasi. Jika brand klinik laktasi RSML tidak akan datang
associations dengan kategori tinggi untuk kedua kalinya karena dianggap
dimata pelanggan akan membantu pasien tidak menarik. Maka RSML harus
dalam membentuk ciri pada suatu merek memberikan kualitas sesuai dengan
yang akan memudahkan dalam keinginan konsumen sehingga dapat
membedakannya dengan merek lain mendorong mereka untuk memanfaatkan
sehingga memudahkan pelanggan dalam klinik laktasi RSML. Penelitian ini
membuat keputusan untuk menggunakan relevan dengan hasil penelitian yang
jasa layanan kesehatan yang akan mereka dilakukan oleh Budiasih (2014) bahwa
pilih saat dibutuhkan (Aripka, 2016). perceived quality berpengaruh negatif
Hasil penelitian ini juga didukung oleh terhadap keputusan pembelian.
penelitian Aripka (2016) bahwa brand Branding mempunyai peran yang
association memiliki pengaruh terhadap penting bagi instansi yang bergerak
keputusan pemanfaatan pelayanan dalam industri pelayanan/jasa, karena
kesehatan. merek yang kuat dapat meningkatkan
Variabel perceived quality (X2) kepercayaan pada produk intangible yang
mempunyai hubungan terhadap ditawarkan tersebut. Selain
keputusan pemanfaatan klinik laktasi di menggencarkan periklanan, faktor sukses
Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan dalam membentuk Brand Equity yang
(Y) ketika diujikan secara bersama-sama positif adalah melalui Customer
dengan variabel lain, namun memiliki Relationship Management (CRM) (Kim,
arah hubungna yang negatif, hal ini dkk., 2008).
berarti bahwa perceived quality
mempunyai hubungan yang berlawanan KESIMPULAN
arah dengan keputusan pemanfaatan Berdasarkan hasil penelitian dan
klinik laktasi di Rumah Sakit pembahasan, maka dapat disimpulkan
Muhammadiyah Lamongan. Hal ini dapat sebagai berikut:
disebabkan karena kondisi pasar 1. Terdapat hubungan yang signifikan
pelayanan kesehatan yang oligopoli, antara Brand awareness dengan
yaitu produknya hampir sama, responden keputusan pemanfaatan klinik laktasi
tidak menemukan keunggulan yang di Rumah Sakit Muhammadiyah.
ditawarkan oleh klinik laktasi RSML dari 2. Terdapat hubungan yang signifikan
kualitas produknya, dan lainnya. antara Brand associations dengan
Sehingga responden tidak dapat keputusan pemanfaatan klinik laktasi
membedakan antara klinik laktasi dan di Rumah Sakit Muhammadiyah
klinik lainnya yang sejenis. perceived 3. Terdapat hubungan yang signifikan
quality merupakan persepsi dari antara Perceived quality dengan
pelanggan maka persepsi kualitas tidak keputusan pemanfaatan klinik laktasi
dapat ditentukan secara objektif. di Rumah Sakit Muhammadiyah
Penilaian yang baik mengenai kualitas 4. Terdapat hubungan antara Brand
produk yang sesuai dengan tingkat awareness, Brand asssociations,
keinginan konsumen akan mendorong Perceived quality secara bersama-
konsumen untuk berminat melakukan sama dengan keputusan pemanfaatan
pembelian produk tersebut (Pradipta, klinik laktasi di Rumah Sakit
2016), kualitas klinik laktasi RSML Muhammadiyah.
sudah baik tetapi konsumen mengharap-
kan kualitas yang berbeda dari pelayanan SARAN
kesehatan lainnya, bukan kualitas yang Berdasarkan hasil penelitian,
hanya sesuai standar tetapi yang pembahasan, dan kesimpulan yang
mempunyai daya pembeda dengan diperoleh, maka saran yang dapat
pesaingnya. Jika tetap sama dengan diberikan adalah sebagai berikut.
15 | Jurnal Preventia Vol. 3 No. 2 Desember 2018

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan Kesehatan oleh Pasien Umum


mengambil populasi yang lebih luas Pada Instalasi Rawat Jalan di
misalnya ditingkat kota/kabupaten Rumah Sakit IbnuSina YW-UMI
dan juga mengambil masyarakat Kota Makassar Tahun 2015.Dari
secara umum sehingga gambaran http://jurnal.umi.ac.id.
variabel brandawareness dari
Clark , C. R.,Ulrich, D.,Michaela, D.
pelayanan kesehatan dapat diketahui
2009. The Effect of Advertising
secara pasti.
on Brand Awareness and
2. Menggunakan pertanyaan terbuka
Perceived Quality: An Empirical
dalam pengambilan data Brand
Investigation Using Panel Data.
Associations agar responden dapat
Quan Mark Econ, 7, 207-236.
mengasosiasikan sendiri sebuah
DOI: 10.1007/s11129-009-9066-
pelayanan kesehatan sesuai persepsi
z. Dari http://gsb.stanford.edu.
responden.
3. Peneliti selanjutnya dapat Dani, F. I., Abadi, M.Y., Palutturi, S.
mengembangkan penelitian ini 2016. Pengaruh Ekuitas Merek
dengan meneliti faktor lain dari terhadap Keputusan Pemanfaatan
Brand Equity yang tidak diteliti oleh Pelayanan oleh Pasien Umum di
peneliti yaitu Brand Loyality dan Instalasi Rawat Jalan Private
Other Proprietary Brand Assetyang Care Center RSUP Dr. Wahidin
dapat mempengaruhi keputusan Sudirohusodo. Dari
pembelian. http://repository.unhas.ac.id.
4. Peneliti selanjutnya juga dapat Fatimah, S. 2014. Pengaruh Kesadaran
menambah metode penelitian dengan Merek, Persepsi Kualitas,
wawancara mendalam sehingga dapat Asosiasi Merek, Dan Loyalitas
diketahui alasan responden menjawab Merek Terhadap Keputusan
pertanyaan tersebut secara lengkap Pembelian Pelembab Wardah
pada setiap variabel. Pada Konsumen Al Yasini Mart
Wonorejo. Jurnal Sketsa Bisnis,
1(2), 45-57. Dari
DAFTAR RUJUKAN
http://jurnal.yudharta.ac.id
Ahmad, A. M. K., Al-Borie, H., Kamal,
E. A., Abdulfattah, F. A., Hussein, M. 2012. Analisis Brand Equity
Rhbeini, A. Y.A. 2016. The Rumah Sakit Puri Cinere Depok
Impact Of Brand Equity On Menurut Persepsi Pelanggan
Patient Purchasing Behaviors In Poli Rawat Jalan Pada Tahun
Private Dental Practice In 2012.Tesis tidak diterbitkan.
Jeddah, Saudi Arabia.Journal of Jakarta: Universitas Indonesia.
Business Administration Karbalei, M,. Abdi, A., Malmir, R. 2013.
Research,5(2), 41-55. Investigating Of Brand Equity
DOI:10.5430/jbar.v5n2p4. On Hospital Image. Research
Alhaddad, A. A. 2015. The Effect of Journal of Applied Sciences,
Advertising Awareness on Brand Engineering and Technology,
Equity in Social 6(20):3888-3894, 2013.
Media.International Journal of e- Kementerian Kesehatan Republik
Education, e-Business, e- Indonesia.2014. Profil Kesehatan
Management and e- Kabupaten Lamongan,
Learning,5(2), 73-84. DOI: (online).(http://depkes.go.id),
10.17706/ijeeee.2015.5.2.73-84.
diakses pada 31 Januari 2017.
Aripka, N. E. 2016.Pengaruh Kementrian Kesehatan Republik
BrandEquity terhadap Indonesia, Sistem Informasi
PemanfaatanPelayanan
16

Rumah Sakit Kementerian tidak diterbitkan. Jakarta:


Kesehatan. 2016.Rekapitulasi Universitas Indonesia.
Pelayanan Unggulan di Rumah
Pradipta, D. 2016. Pengaruh Brand
Sakit, (online).
Equity Terhadap Keptusan
(http://sirs.yankes.kemkes.go.id),
Pembelian (Survei Pada
diakses 27 Januari 2017.
Konsumen Pembeli dan
Kementrian Kesehatan Republik Pengguna Kartu Perdana
Indonesia.2011. Laporan Akhir SimPATI Telkomsel di
Riset Fasilitas Kesehatan 2011, Lingkungan Mahasiswa Jurusan
(online).(http://.onesearch.kink.k Administrasi Bisnis Angkatan
emkes.go.id), diakes pada 18 2012 & 2013 Fakultas Ilmu
Oktober 2016. Administrasi Universitas
Brawijaya), Jurnal Administrasi
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Bisnis,34(1), 138-147.Dari
Indonesia Nomor 603 Tahun
http://administrasibisnis.studentj
2008 Tentang Pemberlakuan
ournal.ub.ac.id
Pedoman Program Rumah Sakit
Sayang Ibu dan Bayi.Biro Rimiyati, H. & Astutu, D. 2012. Analisis
Hukum dan Organisasi, Elemen-Elemen Brand Equity
(online).(http://.hukor.kemkes.go. Rumah Sakit Pku
id), diakses 17 Oktober 2016. Muhammadiyah Gombong.
Jurnal Medicoeticolegal dan
Kim, K. H., Kim, K.S., Kim D. Y.Kim, J.
Manajemen Rumah Sakit, 1(1).
H., Kang, S. H. 2008. Brand
Dari http://journal.umy.ac.id.
Equity In Hospital
Marketing.Journal of Business Setyawati, C.& Rochmah, T. N.
Research. 61(2008), 75-82. 2015.Pengaruh Brand
DOI:10.1016/j.jbusres.2006.05.0 Knowledge Terhadap Pemilihan
10. Rumah Sakit.Jurnal Administrasi
Kesehatan Indonesia, 3(1), 31-
Nugroho, I. S. 2013.Analisis Pengaruh
39.Dari http://e-
Brand Equity Terhadap
journal.unair.ac.id.
Keputusan Masyarakat Dalam
Memilih Rumah Sakit Shahid Z., Hussain, T., & Zafar, F.
Muhammadiyah Surabaya.Jurnal 2017.The Impact of Brand
Administrasi Kesehatan Awareness on Consumer
Indonesia, 1(2), 147-155. Dari Purchase Intention: Journal of
http://www.repository.unair.ac.id Marketing and Consumer
Nujulia, 2013.Pengaruh Brand Equity Research, (Online), 33. 34-38.
terhadap Keputusan Pembelian (http://www.iiste.org), diakses
Konsumen pada Produk Pasta 4 Juli 2017.
Gigi Pepsodent (Studi Kasus
Pada Mahasiswa Program Studi Vinodhini, Y. & Kumar, B.M. 2010.
Pendidikan Ekonomi STKIP Brand Equity In Hospital
PGRI Sumatra Barat.Pendidikan Marketing. Summer Internship
Ekonomi, 2(2). Dari Society, 2(2010), 89-93. Dari
http://portalgaruda.org. http://sdmimdjournal.in.

Nurulaini, N. 2010.Analisa Brand Equity Zen, D. K. M. 2012. Analisis Pengaruh


Rumah Sakit Islam Jakarta Ekuitas Merek Terhadap
Menurut Persepsi Pelanggan Keputusan Pembelian Konsumen
Rawat Jalan Di Empat Layanan Minuman Isotonik Pocari Sweat
Dasar Padatahun 2010.Tesis (Studi Pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomika Dan Bisnis
17 | Jurnal Preventia Vol. 3 No. 2 Desember 2018

Universitas Diponegoro tidak diterbitkan. Semarang:


Semarang). (Online).Skripsi Universitas Diponegoro.

View publication stats

You might also like