Professional Documents
Culture Documents
Usaha Penanganan Masalah Di Sekolah
Usaha Penanganan Masalah Di Sekolah
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Konseling Mutu
Pendidikan Semester Ganjil Tahun 2022
Dosen Pengampu:
Fendi Krisna Rusdiana, M.Psi.
Disusun Oleh:
Nurrohmah Diana (303190017)
Rizky Ardiansyah (303190019)
Yusuf Efendi (303190022)
Handoko
PENDAHULUAN
Menurut Carpenter (2012), Masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya,
menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu dihilangkan.
Berdasarkan analisis diatas, masalah juga dapat diartikan dengan sesuatu yang terjadi
atau keadaan yang terjadi belum sesuai dengan yang diharapkan sehingga orang yang
mengalaminya akan merasa terbebani dengan sesuatu atau keadaan tersebut.
1. Jenis Masalah
Menurut Nurihsan (2006: 15-17) mengemukakan bahwa jenis masalah, antara lain:
1) Masalah Akademik
Akademik adalah pembelajaran tentang disiplin ilmu yang mencakup teknologi
dan atau seni yang pelaksanaannya di lakukan di sekolah. Masalah akademik adalah
masalah yang berkaitan dengan akademik siswa terutama di kelas. Yang termasuk
masalah-masalah akademik, yaitu pengenalan kurikulum, pemilihan
jurusan/konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas dan latihan, cara siswa
memahami materi yang diberikan.
4) Masalah Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan terkecil dalam kehidupan. Dalam
keluarga dibutuhkan keharmonisan agar semua anggota keluarga dapat merasakan
kenyamanan. Masalah keluarga merupakan salahsatu masalah yang dapat
berpengaruh buruk terhadap kegiatan lainnya.
2) Pendekatan Remedial
Pendekatan remedial merupakan pendekatan bimbingan yang diarahkan kepada
individu yang mengalami kelemahan atau kekurangan. Tujuan bimbingan ini adalah
untuk membantu memperbaiki kekurangan/kelemahan yang dialami individu.
Dalam pendekatan ini, pembimbing memfokuskan tujuannya pada kelemahan –
kelemahan individu dan selanjutnya berupaya untuk memperbaikinya.
3) Pendekatan Preventif
Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang diarahkan pada antisipasi
masalah – masalah umum individu, mencegah jangan sampai masalah tersebut
menimpa individu. Pembimbing memberikan beberapa upaya, seperti informasi dan
keterampilan untuk mencegah masalah tersebut.
Masalah-masalah yang dimaksud seperti putus sekolah, berkelahi, kenakalan,
merokok, membolos, menyontek, mengutil, bermain game on line/internet dan
sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat terjadi pada peserta didik secara
umum. Model preventif ini, didasarkan pada pemikiran bahwa jika guru dapat
mendidik peserta didik untuk menyadaribahaya dariberbagaikegiatan dan menguasai
metode untuk menghindari terjadinya masalah itu, maka guru akan dapat mencegah
peserta didik dari perbuatan-perbuatan yang membahayakan tersebut.
4) Pendekatan Perkembangan
Pendekatan perkembangan menekankan pada pengembangan potensi dan
kekuatan yang ada pada individu secara optimal. Setiap individu memiliki potensi dan
kekuatan – kekuatan tertentu melalui penerapan berbagai teknik bimbingan potensi,
kemudian kekuatan – kekuatan tersebut dikembangkan. Dalam pendekatan ini, layanan
bimbingan diberikan kepada semua individu, bukan hanya pada individu yang
menghadapi masalah. Bimbingan perkembangan dapat dilaksanakan secara individual,
kelompok, bahkan klasikal melalui layanan pemberian informasi, diskusi, proses
kelompok, serta penyaluran bakat dan minat.
3) Masalah karier
Yang termasuk Masalah karier Seperti murid yang melanjutkan pendidikan
sampai ke perguruan tinggi dengan orientasi mendapatkan uang lebih, dan murid yang
lebih memilih kerja daripada sekolah karena beranggapan bahwa kerja lebih
menghasilkan uang atau beranggapan bahwa sekolah mengeluarkan biaya sehingga
membebankan orang tua.
4) Masalah keluarga
Yang termasuk masalah keluarga adalah kurangnya komunikasi antaranggota
keluarga, pendidikan yang kurang dalam suatu keluarga sehingga anggota yang satu
tidak dapat membantu yang lain karena sama-sama tidak menguasainya, atau bahkan
seorang anak tersebut sudah ingin untuk menempuh pendidikan dengan serius tetapi ada
beberapa orang tua yang tidak mengizinkannya. Seperti kurangnya kepedulian
antarsesama karena kesibukan masing-masing, kurangnya pemberian motivasi dan
pemberian semangat, dan kurangnya menggali kemampuan dalam diri sendiri sehingga
menganggap dirinya rendah.
2) Pendekatan Remedial
Pendekatan remedial merupakan pendekatan bimbingan yang diarahkan kepada
individu yang mengalami kelemahan atau kekurangan. Dalam pendekatan ini,
pembimbing memfokuskan tujuannya pada kelemahan-kelemahan individu, kemudian
berupaya untuk memperbaikinya.
Pendekatan remedial ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi behavioristik yang
menekankan perilaku individu di sini dan saat ini. Untuk memperbaiki perilaku individu
diperlukan penataan lingkungan yang mendukung perbaikan perilaku tersebut karena
perilaku saat ini dipengaruhi oleh suasana lingkungan pada saat ini pula.
3) Pendekatan Preventif
Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang diarahkan pada antisipasi
masalah-masalah umum individu, mencegah jangan sampai masalah tersebut menimpa
individu. Pendekatan preventif tidak didasari oleh teori tertentu yang khusus, hanya saja
pendekatan ini mempunyai banyak teknik atau upaya yang dapat digunakan, seperti
halnya informasi dan keterampilan untuk mencegah masalah tersebut.
4) Pendekatan Perkembangan
Pendekatan perkembangan menekankan pada pengembangan potensi dan kekuatan
yang ada pada individu secara optimal. Setiap individu memiliki potensi dan kekuatan-
kekuatan tertentu melalui penerapan berbagai teknik bimbingan potensi, kemudian
kekuatan-kekuatan tersebut dikembangkan. Pendekatan ini dapat dilakukan kepada siapa
saja dengan berbagai cara pelaksanaannya baik secara individual, kelompok, bahkan
klasikal melalui layanan pemberian informasi, diskusi, proses kelompok, serta penyaluran
minat dan bakat.
Dari penjelasan di atas diharapkan para pembimbing dapat memilah pendekatan
mana yang cocok dengan masalah yang dialami siswa. Sehingga dapat terwujudnya
proses konseling yang terarah dengan tepatnya solusi yang diberikan.
1) Konseling Individual
Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara
pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli (siswa). Konseling
ditujukan kepada individual yang normal, yang menghadapi masalah pendidikan,
pekerjaan, dan sosial di mana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri.
Konseling adalah proses belajar yang bertujuan agar konseli (siswa) dapat
mengenal diri sendiri, menerima diri sendiri serta realistis dalam proses penyesuaian
dengan lingkungannya. Suatu hubungan pribadi yang unik dalam konseling dapat
membantu individu membuat keputusan, pemilihan dan rencana yang bijaksana, serta
dapat berkembang dan berperanan lebih baik di lingkungannya. Konseling membantu
konseli untuk mengerti diri sendiri, mengeksplorasi diri sendiri, dan dapat memimpin diri
sendiri dalam suatu masyarakat.
Konseling bertujuan membantu individu untuk memecahkan masalah- masalah
pribadi, baik sosial maupun emosional, yang dialami saat sekarang dan yang akan datang.
Konseling juga memberikan bantuan kepada individu untuk mengembangkan kesehatan
mental, perubahan sikap, dan tingkah laku. Konseling menjadi strategi utama dalam
proses bimbingan dan merupakan teknik standar serta merupakan tugas pokok seorang
konselor.
2) Konsultasi
Konsultasi dalam pengertian umum dipandang sebagai nasihat dari konselor yang
profssional. Sedangkan pengertian konsultasi dalam program bimbingan dipandang
sebagai suatu proses menyediakan bantuan teknis untuk guru, orang tua, administrator,
dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki maslah yang membatasi
efektivitas peserta didik (siswa) atau sekolah.
Konsultasi bukan konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan
layanan yang langsung ditujukan kepada siswa, tetapi secara tidak langsung melayani
siswa dalam melalui bantuan dari orang lain.
Konsultasi Bertujuan untuk mengembangkan atau menyempurnakan komunikasi
antara guru dengan siswa, dimana siswa bisa lebih dekat dengan gurunya itu.
3) Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembang nya masalah
atau kesulitan pada diri konseli (siswa). Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas
penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi,
dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.
Penataan bimibingan kelompok pada umumnya berbentuk kelas yang
beranggotakan 20 sampai 30 orang. Kegiatan bimbingan kelompok biasanya dipimpin
oleh seorang konselor pendidikan atau guru.
Kegiatan ini banyak menggunakan alat-alat pelajaran seperti cerita-cerita yang
tidak tamat, boneka, dan film. Terkadang konselor mendatangkan ahli tertentu yang
bersifat informatif. Kegiatan bimbingan kelompok pada umumnya menggunakan prinsip
dan proses dinamika kelompok, seperti dalam kegiata sosiodrama, diskusi panel, dan
teknik lainnya yang berkaitan dengan kegiatan kelompok.
4) Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada peserta didik (siswa)
dalamr rangka memberikan kemudahan dlaam perkembangan dan pertumbuhannya.
Selain bersifat pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan, serta
diarahkan kepada pemberian kemudahan dalam rangka pertumbuhan dan
perkembangannya.
Konseling kelompok bersifat pemberian kemudahan dalam pertumbuhan dan
perkembangan individu, dalam arti bahwa konseling kelompok ini menyajikan dan
memberikan dorongan kepada individu-individu yang bersangkutan untuk mengubah
dirinya selaras dengan minatnya sendiri.
5) Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial dapat didefinisikan sebagai upaya guru untuk menciptakan
suatu situasi yang memungkinkan individu atau kelompok siswa tertentu lebih mampu
mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria
keberhasilan minimal yang diharapkan, dengan melalui suatu proses interaksi yang
berencana, terorganisasi, terarah, terkoordinasi, terkontrol, dengan lebih memperhatikan
taraf kesesuaiannya terhadap keragaman kondisi objektif individu dan atau klmok siswa
yang bersangkutan serta daya dukung sarana dan lingkungannya (Abid Syamsuddin
Makmum, 1998: 228).
Pengajaran remedial merupakan salah satu tahap kegiatan yang paling utama
dalam keseluruhan kerangka pola layanan bimbingan belajar, serta merupakan rangkaian
kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostic kesulitan belajar mengajar.
Strategi dan teknik pengajaran remedial dapat dilakukan secara preventif, kuratif,
dan pengembangan. Tindakan pengajaran remedial dikatakan kuratif jika dilakukan
setelah program PBM utama selesai diselenggrakan. Pendekatan preventif ditujukan
kepada siswa tertentu yang diperkirakan akan mengalami hambatan terhadap pelajaran
yang aan ditempuhnya. Pendekatan pengembangan merupakan tindak lanjut dari upaya
diagnostik yang dilakukan guru selama berlangsung program PMB.
PENUTUP
Dari hasil pembahasan tentang “Usaha Penanganan Masalah Di Sekolah” dapat disimpulkan
bahwa terdapat empat masalah yang sering dihadapi siswa di sekolah, serta terdapat
beberapa pendekatan umum bimbingan dan konseling yang dapat dilakukan untuk
menyelesaikan masalah-masalah tersebut serta strategi-strategi yang juga dapat dilakukan
oleh pembimbing atau konselor.
Setiap permasalahan yang terjadi pada siswa memiliki penanganan yang berbeda.
Misalnya, dalam kurangnya motivasi belajar dapat dilakukan pendekatan perkembangan,
kurangnya pemahaman suatu mata pelajaran dikarenakan cara penyampaian guru yang tidak
menarik dapat dilakukan pendekatan remedial. Strategi yang dapat dilakukan adalah
bimbingan kelompok dan pengajaran remedial.
DAFTAR PUSTAKA
Nurihsan. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika
Aditama.
Nurihsan. (2007). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama.