Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

USAHA PENANGANAN MASALAH DI SEKOLAH

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Konseling Mutu
Pendidikan Semester Ganjil Tahun 2022
Dosen Pengampu:
Fendi Krisna Rusdiana, M.Psi.

Disusun Oleh:
Nurrohmah Diana (303190017)
Rizky Ardiansyah (303190019)
Yusuf Efendi (303190022)
Handoko

JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH
IAIN PONOROGO
2022

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Setiap manusia
pasti memiliki masalah dalam hidupnya. Dimana satu masalah terpecahkan atau
terselesaikan, akan munculah masalah baru. Masalah itu sendiri akan dihadapi semua orang
yang hidup dimana tidak mengenal usia. Salah satunya adalah pada siswa sekolah. Setiap
siswa pasti memiliki masalah tersendiri entah berupa masalah akademik, sosial-pribadi,
karier, atau keluarga.
Setiap siswa memiliki masalah masing – masing dan memilki cara pandang terhadap
masalahnya masing – masing pula. Ada siswa yang lebih terbuka terhadap orang lain dalam
mencurahkan masalahnya ada pula siswa yang lebih memilih untuk memendam sendiri
masalahnya. Siswa yang lebih terbuka tentang msalahnya akan memudahkan dalam proses
penyelesaian masalahnya sehingga seseorang yang akan membantunya dapat lebih
memahami dan mengerti apa masalahnya dan dapat membantu dalam mencari solusi
penyelesaian masalahnya. Sedangkan siswa yang kurang terbuka dalam mencurahkan
masalahnya, akan menyulitkan dalam hal penyelesaian masalahnya sendiri, dikarenakan dia
lebih memendam masalahnya sendiri dan mencari solusi peneyelesaiannya sendiri. Apabila
dia mencurahkan masalahnya kepada orang lain khususnya orang yang layak dimintai
bantuan mungkin akan lebih memudahkan dan mempercepat dalam menyelesaikan
masalah.
Dalam proses penyelesaian masalah, siswa di sekolah dapat meminta bantuan kepada
seorang guru Bimbingan dan Konseling, baik masalah pribadi, karier, keluarga , dan
akademik.
Oleh karena itu siswa tak perlu khawatir lagi atas permasalahan di atas karena di
sekolah terdapat guru yang akan membantu mengatasi ataupun menyelesaikan masalah yang
dihadapi siswa itu sendiri yakni guru Bimbingan dan Konseling (BK). Dimana guru BK ini
akan menerima semua keluhan ataupun siswa yang ingin berkonsultasi.
Guru BK akan membantu siswa dalam mencari solusi untuk menyelesaikan
masalahnya bukan untuk mencampuri urusan siswa dengan begitu siswa sendirilah yang
pada akhirnya memutuskan dalam mengambil solusi yang terbaik untuk menyelesaikan
masalahnya.
Adapun cara BK sendiri dalam memberikan bantuan kepada siswa untuk mencari
solusi penyelesaian masalahnya dengan suatu pendekatan umum yakni suatu usaha yang
dilakukan konselor untuk mendekati kliennya sehingga klien mau menceritakan masalahnya.
Pendekatan umum ini sangatlah penting dalam proses penyelesaian masalah sebagai langkah
pertama untuk mengetahui dan mengidentifikasi permasalahannya. Apabila telah jelas
permasalahannya maka guru BK akan lebih mudah dalam memberikan bantuan kepada
siswanya untuk mencari solusi penyelesaian masalahnya.
Nurihsan (2006) merumuskan empat pendekatan sebagai pendekatan dalam
Bimbingan dan Konseling, empat pendekatan tersebut antara lain : pendekatan krisis,
pendekatan remedial, pendekatan preventif, dan pendekatan perkembangan.
Dan adapun strategi BK yang akan diterapkan dalam layanan Bimbingan Konseling
itu sendiri antara lain : konseling individual, konsultasi, konseling kelompok, bimbingan
kelompok, dan pengjaran remedial.
Dengan strategi – strategi di atas jelas bahwa BK memiliki langkah langkah
tersendiri dalam memberikan bantuan kepada siswa untuk memncari solusi penyelesaian
masalah.
PEMBAHASAN

Menurut Carpenter (2012), Masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya,
menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu dihilangkan.
Berdasarkan analisis diatas, masalah juga dapat diartikan dengan sesuatu yang terjadi
atau keadaan yang terjadi belum sesuai dengan yang diharapkan sehingga orang yang
mengalaminya akan merasa terbebani dengan sesuatu atau keadaan tersebut.

1. Jenis Masalah
Menurut Nurihsan (2006: 15-17) mengemukakan bahwa jenis masalah, antara lain:
1) Masalah Akademik
Akademik adalah pembelajaran tentang disiplin ilmu yang mencakup teknologi
dan atau seni yang pelaksanaannya di lakukan di sekolah. Masalah akademik adalah
masalah yang berkaitan dengan akademik siswa terutama di kelas. Yang termasuk
masalah-masalah akademik, yaitu pengenalan kurikulum, pemilihan
jurusan/konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas dan latihan, cara siswa
memahami materi yang diberikan.

2) Masalah Sosial Pribadi


Sosial pribadi, masalah yang terjadi antara individu itu sendiri dengan orang lain
yang terlibat dalam lingkungan sekitar dimana individu itu berada. Yang tergolong
dalam masalah social pribadi adalah masalah hubungan dengan teman, guru, staf, dan
penyesuaian diri dengan lingkungan.
3) Masalah Karier
Masalah Karier adalah Masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan
pengembangan masalah-masalah pekerjaan,seperti pemahaman terhadap jabatan dan
tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi
lingkungan, perencanaan dan pengembangan karier.

4) Masalah Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan terkecil dalam kehidupan. Dalam
keluarga dibutuhkan keharmonisan agar semua anggota keluarga dapat merasakan
kenyamanan. Masalah keluarga merupakan salahsatu masalah yang dapat
berpengaruh buruk terhadap kegiatan lainnya.

2. Pendekatan umum Bimbingan dan Konseling


Nurihsan (2006:21-22), mengemukakan bahwa pendekatan umum dalam Bimbingan
dan Konseling atas empat pendekatan, antara lain:
1) Pendekatan Kritis
Pendekatan krisis disebut juga pendekatan kuratif merupakan upaya bimbingan
yang diarahkan kepada individu yang mengalami krisis atau masalah. Bimbingan ini
bertujuan mengatasi krisis atau masalah – masalah yang dialami individu. Dalam
pendekatan krisis pembimbing menunggu individu yang datang. Selanjutnya, mereka
memberikan bantuan sesuai dengan masalah yang dirasakan individu.

2) Pendekatan Remedial
Pendekatan remedial merupakan pendekatan bimbingan yang diarahkan kepada
individu yang mengalami kelemahan atau kekurangan. Tujuan bimbingan ini adalah
untuk membantu memperbaiki kekurangan/kelemahan yang dialami individu.
Dalam pendekatan ini, pembimbing memfokuskan tujuannya pada kelemahan –
kelemahan individu dan selanjutnya berupaya untuk memperbaikinya.

3) Pendekatan Preventif
Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang diarahkan pada antisipasi
masalah – masalah umum individu, mencegah jangan sampai masalah tersebut
menimpa individu. Pembimbing memberikan beberapa upaya, seperti informasi dan
keterampilan untuk mencegah masalah tersebut.
 Masalah-masalah yang dimaksud seperti putus sekolah, berkelahi, kenakalan,
merokok, membolos, menyontek, mengutil, bermain game on line/internet dan
sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat terjadi pada peserta didik secara
umum. Model preventif ini, didasarkan pada pemikiran bahwa jika guru dapat
mendidik peserta didik untuk menyadaribahaya dariberbagaikegiatan dan menguasai
metode untuk menghindari terjadinya masalah itu, maka guru akan dapat mencegah
peserta didik dari perbuatan-perbuatan yang membahayakan tersebut.

4) Pendekatan Perkembangan
Pendekatan perkembangan menekankan pada pengembangan potensi dan
kekuatan yang ada pada individu secara optimal. Setiap individu memiliki potensi dan
kekuatan – kekuatan tertentu melalui penerapan berbagai teknik bimbingan potensi,
kemudian kekuatan – kekuatan tersebut dikembangkan. Dalam pendekatan ini, layanan
bimbingan diberikan kepada semua individu, bukan hanya pada individu yang
menghadapi masalah. Bimbingan perkembangan dapat dilaksanakan secara individual,
kelompok, bahkan klasikal melalui layanan pemberian informasi, diskusi, proses
kelompok, serta penyaluran bakat dan minat.

3. Strategi dalam Bimbingan dan Konseling


Nurihsan (2006:21-22), mengemukakan Strategi dalam Bimbingan dan Konseling
terdiri dari 5, antara lain:
1) Konseling
2) Nasihat
3) Bimbingan Kelompok
4) Konseling Kelompok
5) Belajar bernuansa Bimbingan

A. Masalah-masalah siswa di sekolah


Masalah- masalah siswa di sekolah sesuai dengan pendapat Nurihsan (2006)
terdapat empat kelompok, yaitu:
1) Masalah akademik
Masalah-masalah yang terjadi di sekolah seperti:
a. Keterlambatan akademik, dimana murid memiliki pengetahuan yang tinggi tetapi
tidak dapat memanfaatkan secara optimal.
b. Kecepatan belajar kecerdasan atau pengetahuan murid yang berbeda dimana
tidak semua murid dapat mengikuti proses belajar mengajar dalam kelas yang
terkadang ada guru yang terlalu cepat menjelaskan sehingga murid tidak dapat
mengerti materi yang dipaparkan.
c. Kurangnya motivasi belajar dimana murid merasakan bosan dalam pembelajaran
di kelas.
d. Bersikap buruk ketika pembelajaran, seperti menunda-nunda tugas dan malu
bertanya kepada guru.
e. Sering tidak masuk sekolah.

2) Masalah sosial pribadi


Masalah-masalah sosial pribadi seperti adanya teman yang tidak disukai, guru
yang tidak mempunyai landasan pendidikan sehingga untuk berbicara atau sekedar
mengingatkanpun bahasanya berbeda dengan guru yang memiliki landasan pendidikan
sehingga murid tersebut merasa terganggu bahkan bisa jadi tidak mau lagi berurusan
atau bahkan hanya sekedar berbicara dengan guru tersebut.

3) Masalah karier
Yang termasuk Masalah karier Seperti murid yang melanjutkan pendidikan
sampai ke perguruan tinggi dengan orientasi mendapatkan uang lebih, dan murid yang
lebih memilih kerja daripada sekolah karena beranggapan bahwa kerja lebih
menghasilkan uang atau beranggapan bahwa sekolah mengeluarkan biaya sehingga
membebankan orang tua.

4) Masalah keluarga
Yang termasuk masalah keluarga adalah kurangnya komunikasi antaranggota
keluarga, pendidikan yang kurang dalam suatu keluarga sehingga anggota yang satu
tidak dapat membantu yang lain karena sama-sama tidak menguasainya, atau bahkan
seorang anak tersebut sudah ingin untuk menempuh pendidikan dengan serius tetapi ada
beberapa orang tua yang tidak mengizinkannya. Seperti kurangnya kepedulian
antarsesama karena kesibukan masing-masing, kurangnya pemberian motivasi dan
pemberian semangat, dan kurangnya menggali kemampuan dalam diri sendiri sehingga
menganggap dirinya rendah.

B. Pendekatan-pendekatan Umum dalam Bimbingan dan Konseling

Seorang pembimbing konseling seharusnya memiliki banyak cara untuk membantu


siswa dalam menyelesaikan masalah. Hal yang dilakukan dapat bermula dari sebuah
pendekatan terhadap siswa tersebut. Ragam pendekatan bimbingan dibedakan atas empat
pendekatan, yaitu pendekatan kritis, pendekatan remedial, pendekatan preventif, dan
pendekatan perkembangan. Berikut penjelasannya:
1) Pendekatan Krisis
Pendekatan krisis disebut juga pendekatan kuratif yang merupakan upaya bimbingan
yang diarahkan kepada individu yang mengalami krisis atau masalah.
Bimbingan ini bertujuan untuk mengatasi krisis atau masalah-masalah yang dialami
individu dengan memberikan bantuan sesuai dengan masalah yang dirasakan individu.
Pendekatan ini dipengaruhi oleh aliran psikoanalisis yang menekankan pengaruh
peristiwa-peristiwa masa lampau sebagai hal yang menentukan bagi berfungsinya
kepribadian individu saat ini. Menurut psikoanalisis, pengalaman-pengalaman masa lima
atau enam tahun pertama kehidupan individu dapat menjadi akar dari krisis individu yang
bersangkutan pada masa kini.

2) Pendekatan Remedial
Pendekatan remedial merupakan pendekatan bimbingan yang diarahkan kepada
individu yang mengalami kelemahan atau kekurangan. Dalam pendekatan ini,
pembimbing memfokuskan tujuannya pada kelemahan-kelemahan individu, kemudian
berupaya untuk memperbaikinya.
Pendekatan remedial ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi behavioristik yang
menekankan perilaku individu di sini dan saat ini. Untuk memperbaiki perilaku individu
diperlukan penataan lingkungan yang mendukung perbaikan perilaku tersebut karena
perilaku saat ini dipengaruhi oleh suasana lingkungan pada saat ini pula.
3) Pendekatan Preventif
Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang diarahkan pada antisipasi
masalah-masalah umum individu, mencegah jangan sampai masalah tersebut menimpa
individu. Pendekatan preventif tidak didasari oleh teori tertentu yang khusus, hanya saja
pendekatan ini mempunyai banyak teknik atau upaya yang dapat digunakan, seperti
halnya informasi dan keterampilan untuk mencegah masalah tersebut.

4) Pendekatan Perkembangan
Pendekatan perkembangan menekankan pada pengembangan potensi dan kekuatan
yang ada pada individu secara optimal. Setiap individu memiliki potensi dan kekuatan-
kekuatan tertentu melalui penerapan berbagai teknik bimbingan potensi, kemudian
kekuatan-kekuatan tersebut dikembangkan. Pendekatan ini dapat dilakukan kepada siapa
saja dengan berbagai cara pelaksanaannya baik secara individual, kelompok, bahkan
klasikal melalui layanan pemberian informasi, diskusi, proses kelompok, serta penyaluran
minat dan bakat.
Dari penjelasan di atas diharapkan para pembimbing dapat memilah pendekatan
mana yang cocok dengan masalah yang dialami siswa. Sehingga dapat terwujudnya
proses konseling yang terarah dengan tepatnya solusi yang diberikan.

C. Strategi dalam Bimbingan dan Konseling


Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk
melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup kegiatan siapa yang terlibat dalam
kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan sarana penunjang kegiatan. Strategi yang
diterapkan dalam layanan bimbingan konseling disebut strategi layanan bimbingan dan
konseling.
Strategi bimbingan dan konseling dapat berupa konseling individual, konsultasi,
konseling bimbingan, bimbingan kelompok, dan pengajaran remedial.

1) Konseling Individual
Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara
pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli (siswa). Konseling
ditujukan kepada individual yang normal, yang menghadapi masalah pendidikan,
pekerjaan, dan sosial di mana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri.
Konseling adalah proses belajar yang bertujuan agar konseli (siswa) dapat
mengenal diri sendiri, menerima diri sendiri serta realistis dalam proses penyesuaian
dengan lingkungannya. Suatu hubungan pribadi yang unik dalam konseling dapat
membantu individu membuat keputusan, pemilihan dan rencana yang bijaksana, serta
dapat berkembang dan berperanan lebih baik di lingkungannya. Konseling membantu
konseli untuk mengerti diri sendiri, mengeksplorasi diri sendiri, dan dapat memimpin diri
sendiri dalam suatu masyarakat.
Konseling bertujuan membantu individu untuk memecahkan masalah- masalah
pribadi, baik sosial maupun emosional, yang dialami saat sekarang dan yang akan datang.
Konseling juga memberikan bantuan kepada individu untuk mengembangkan kesehatan
mental, perubahan sikap, dan tingkah laku. Konseling menjadi strategi utama dalam
proses bimbingan dan merupakan teknik standar serta merupakan tugas pokok seorang
konselor.

2) Konsultasi
Konsultasi dalam pengertian umum dipandang sebagai nasihat dari konselor yang
profssional. Sedangkan pengertian konsultasi dalam program bimbingan dipandang
sebagai suatu proses menyediakan bantuan teknis untuk guru, orang tua, administrator,
dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki maslah yang membatasi
efektivitas peserta didik (siswa) atau sekolah.
Konsultasi bukan konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan
layanan yang langsung ditujukan kepada siswa, tetapi secara tidak langsung melayani
siswa dalam melalui bantuan dari orang lain.
Konsultasi Bertujuan untuk mengembangkan atau menyempurnakan komunikasi
antara guru dengan siswa, dimana siswa bisa lebih dekat dengan gurunya itu.
3) Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembang nya masalah
atau kesulitan pada diri konseli (siswa). Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas
penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi,
dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.
Penataan bimibingan kelompok pada umumnya berbentuk kelas yang
beranggotakan 20 sampai 30 orang. Kegiatan bimbingan kelompok biasanya dipimpin
oleh seorang konselor pendidikan atau guru.
Kegiatan ini banyak menggunakan alat-alat pelajaran seperti cerita-cerita yang
tidak tamat, boneka, dan film. Terkadang konselor mendatangkan ahli tertentu yang
bersifat informatif. Kegiatan bimbingan kelompok pada umumnya menggunakan prinsip
dan proses dinamika kelompok, seperti dalam kegiata sosiodrama, diskusi panel, dan
teknik lainnya yang berkaitan dengan kegiatan kelompok.

4) Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada peserta didik (siswa)
dalamr rangka memberikan kemudahan dlaam perkembangan dan pertumbuhannya.
Selain bersifat pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan, serta
diarahkan kepada pemberian kemudahan dalam rangka pertumbuhan dan
perkembangannya.
Konseling kelompok bersifat pemberian kemudahan dalam pertumbuhan dan
perkembangan individu, dalam arti bahwa konseling kelompok ini menyajikan dan
memberikan dorongan kepada individu-individu yang bersangkutan untuk mengubah
dirinya selaras dengan minatnya sendiri.

5) Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial dapat didefinisikan sebagai upaya guru untuk menciptakan
suatu situasi yang memungkinkan individu atau kelompok siswa tertentu lebih mampu
mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria
keberhasilan minimal yang diharapkan, dengan melalui suatu proses interaksi yang
berencana, terorganisasi, terarah, terkoordinasi, terkontrol, dengan lebih memperhatikan
taraf kesesuaiannya terhadap keragaman kondisi objektif individu dan atau klmok siswa
yang bersangkutan serta daya dukung sarana dan lingkungannya (Abid Syamsuddin
Makmum, 1998: 228).
Pengajaran remedial merupakan salah satu tahap kegiatan yang paling utama
dalam keseluruhan kerangka pola layanan bimbingan belajar, serta merupakan rangkaian
kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostic kesulitan belajar mengajar.

Strategi dan teknik pengajaran remedial dapat dilakukan secara preventif, kuratif,
dan pengembangan. Tindakan pengajaran remedial dikatakan kuratif jika dilakukan
setelah program PBM utama selesai diselenggrakan. Pendekatan preventif ditujukan
kepada siswa tertentu yang diperkirakan akan mengalami hambatan terhadap pelajaran
yang aan ditempuhnya. Pendekatan pengembangan merupakan tindak lanjut dari upaya
diagnostik yang dilakukan guru selama berlangsung program PMB.
PENUTUP

Dari hasil pembahasan tentang “Usaha Penanganan Masalah Di Sekolah” dapat disimpulkan
bahwa terdapat empat masalah yang sering dihadapi siswa di sekolah, serta terdapat
beberapa pendekatan umum bimbingan dan konseling yang dapat dilakukan untuk
menyelesaikan masalah-masalah tersebut serta strategi-strategi yang juga dapat dilakukan
oleh pembimbing atau konselor.

Setiap permasalahan yang terjadi pada siswa memiliki penanganan yang berbeda.
Misalnya, dalam kurangnya motivasi belajar dapat dilakukan pendekatan perkembangan,
kurangnya pemahaman suatu mata pelajaran dikarenakan cara penyampaian guru yang tidak
menarik dapat dilakukan pendekatan remedial. Strategi yang dapat dilakukan adalah
bimbingan kelompok dan pengajaran remedial.
DAFTAR PUSTAKA

Nurihsan. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika

Aditama.

Nurihsan. (2007). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama.

Carpenter. (2012).Cara Mengatasi Problema Belajar. Semarang:Dahara Prize.

You might also like