Professional Documents
Culture Documents
Rikki Hutagalung - 119150014 - Nurul Qiftiah Yunirwan - 3 - Laporan Akhir - Pengujian Batas-Batas Atterberg (Rev)
Rikki Hutagalung - 119150014 - Nurul Qiftiah Yunirwan - 3 - Laporan Akhir - Pengujian Batas-Batas Atterberg (Rev)
Rikki Hutagalung - 119150014 - Nurul Qiftiah Yunirwan - 3 - Laporan Akhir - Pengujian Batas-Batas Atterberg (Rev)
In this fifth module practicum, which discusses Attenberg's limits. Where this
practicum requires sample data such as container mass, disturbed wet soil mass
and wet soil mass. So that when all the samples are processed, Amak will continue
to make calculations in looking for comparisons. The comparison is like the mass
of wet soil in the container with the mass of dry soil in the container, then what is
sought is the value of the water content contained in the soil. Then look for the
beat value in each sample that is processed to find the value of the Attenberg
limit. There is also a plastic limit value, then a liquid limit. To find the plastic
value, we still use sample data such as containers, wet soil and dry soil, the goal
is to find the plastic value. With the plastic value, we can determine the feasibility
of the soil in engineering geological calculations. Then look for the liquid limit
value by making calculations in finding the water content and average. All of this
is done to determine the type of soil and rock in determining the feasibility
according to the feasibility stages of engineering geological test analysis. For
each unit in the test, some are the same and some are different, this happens
according to the use or value sought in each experimental analysis.
i
ABSTRAK
Pada praktikum modul ke lima ini yang membahas mengenai batas – batas
attenberg. Dimana pada praktikum ini memerlukan data sampel seperti massa
kontainer, massa tanah basah terganggu dan massa tanah basah. Sehingga ketika
seluruh sampel tersebut diolah, amak akan dilanjutkan dengan membuat
perhitungannya dalam mencari perbandingan. Perbandingan yang dimaksud
seperti massa tanah basah pada kontainer dengan massa tanah kering pada
kontainer, maka yang dicari adalah nilai kadar air yang terkandung pada tanah
tersebut. Kemudian dicari lagi nilai ketukan pada setiap sampel yang yang dioalah
untuk mencari nilai bats – batas attenbergnya. Ada juga nilai batas batas plastis,
kemudian batas cair. Untuk mencari nilai plastis tetap memakai data sampel
seperti kontainer, tanah basah dan tanah kering, tujuannya untuk mencari nilai
plastisnya. Dengan nilai plastis kita dapat mengetahui kondisi kelayakan tanahnya
dalam perhitungan geologi teknik. Kemudian mencari nilai batas cair dengan
membuat perhitungan dalam mencari kadar air dan rata – ratanya. Seluruh hal
tersebut dilakukan untuk mengetahui jenis tanah dan batuannya dalam
menentukan kelayakan sesuai tahapan kelayak analisis uji geologi teknik. Untuk
setiap satuan pada pengujian ada yang sama dan ada yang berbeda, hal tersebut
terjadi sesuai dengan pengunaan atau nilai yang dicari pada setiap analisis
percobaan.
ii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur saya haturkan terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berhkat rahmat-Nya saya boleh menyelesaikan tugas pendahuluan laporan
praktikum geologi teknik ini dengan baik dan tepat waktu, dalam proses
penyusunan laporan praktikum geologi teknik modul 5 ini, pertaman-tama saya
ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua saya yang selalu setia untuk
mendukung segala proses pendidikan yang sedang saya emban, termasuk
praktikum geologi teknik ini. Disamping itu dalam proses penyusunan tugas
pendahuluan praktikum geologi teknik modul 5 ini saya juga mengucapkan terima
kasih kepada kepada Asisten praktikum yang telah mengajari, membimbing saya
dalam melaksankan praktikum ini, selanjutnya saya juga ingin mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman saya yang membantu saya dalam proses
pemahaman dan konsep pengerjaan penyusunan laporan praktikum ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRACT ......................................................................................................... i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 2
2.1 Konsistensi ............................................................................................ 2
2.2 Batas Cair .............................................................................................. 2
2.3 Batas Plastis ........................................................................................... 3
2.4 Batas Susut ............................................................................................ 3
2.5 Indeks Plastisitas.................................................................................... 3
BAB III METODOOGI PENELITIAN ............................................................... 5
3.1 Alat dan Bahan ...................................................................................... 5
3.2 Diagram Alir Penelitian ......................................................................... 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 7
4.1 Hasil .............................................................................................................. 7
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12
LAMPIRAN ...................................................................................................... 13
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Sifat konsistensi tanah merupakan sifat tanah yang berubah akibat adanya kadar
air yang menjadi faktor utama. Sebagai contohnya pada tanah berbutir halus, yang
jika mengandung kadar air yang tinggi, maka butiran yang awalnya merekat
dengan butiran lain akan terlepas akibat air, sehingga tanah tersebut akan menjadi
lembek akibat kandungan air yang tinggi. Tanah tersebut menjadi tidak cocok
sebagai pondasi bangunan. Hal ini telah lama dijelaskan oleh ilmuwan asal
Swedia yang bernama Albert Atterberg yang dimana telah mengemukakan teori
mengenai sifat konsistensi, yang kemudian dikenal sebagai batas-batas Atterberg,
yang dimana akan dibahas dalam praktikum minggu ini.
1.2 Tujuan
Praktikum dengan judul modul “Pengujian Analisis Saringan” dilakukan dengan
tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui batas-batas Atterberg pada tanah terganggu.
2. Menentukan jenis mineral lempung yang terdapat pada tanah yangterganggu.
3. Mengetahui indeks plastisitas pada tanah yang terganggu.
4. Menentukan jenis tanah yang terganggu.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsistensi
Konsistensi pada tanah merupakan kemampuan sebuah tanah terhadap kadar air
tanah. Hal ini bergantung pada gaya tarik-menarik antar partikel pada butiran
sedimen atau tanah. Albert Atterberg pada tahun 1911 telah membuat sebuah
metode yang berupa batas-batas konsistensi dari tanah berbutir halus dengan
mempertimbangkan kadar air tanah yang bervariasi. Batas tersebut dinamakan
dengan batas-batas Atterberg. Batas Atterberg terdiri dari batas cair (liquid limit),
batas plastis (palstic limit), dan batas susut (Shrinkage limit) (Punmia, 2005).
2
Batas cair dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut.
keterangan:
N = jumlah pukulan untuk menutup celah 0.5 inch
\Wn = Kadar air
tan 𝛽 = 0.121
3
PI Sifat Ragam Tanah Kohesi
0 Non Plastis Pasir Non Kohesif
<7 Pastisitas Rendah Lanau Kohesif Sebagian
7 – 17 Plastisitas Sedang Lempung Berlanau Kohesif
> 17 Plastisitas tinggi Lempung kohesif
Nilai atterberg juga dipengaruhi oleh jenis mineral lempung yang terkandung
didalamnya. Gambar 2.2 menunjukkan klasifikasi mineral lempung berdasarkan
nilai batas cair (LL), batas plastis (PL) dan indeks plastis (PI).
4
BAB III
METODOOGI PENELITIAN
Mulai
5
Adonan pasta diletakkan pada cawan
cassagrande dan membuat gris tengah
padaadonan menggunakan grooving tools
Selesai
Keterangan:
= Data
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada saat
praktikum didapatkan hasil analisis sebagai berikut:
7
Tabel 4.4 Data hasil perhitungan pengujian batas plastis
No Keterangan Simbol Satuan Sampel 1
1 Massa tanah basah W1 6,7
gr
2 Massa tanah kering W2 3,78
3 Batas plastis PL 77,24
%
4 Indeks plastis PI 437,39
Perhitungan
cair W2 = M3 –M1
W1 = M2 – M1 W2 = 3,36 gr
Sampel 1 Sampel 2
W1 = M2 – M1 W2 = M3 –M1
W1 = 7,01 gr W2 = 3,35 gr
Sampel 2 Sampel 3
W1 = M2 – M1 W2 = M3 –M1
W1 = 6,74 gr W2 = 3,56 gr
W2 = M3 –M1
8
7,01−3,36 W1 = 20,48- 13,78
W3 = x 100 %
3,36
W1 = 6,7 gr
W3 = 108,63 %
W3 = 91,13 %
Batas plastis (PL)
𝑊1−𝑊2
PL = 100%
𝑊2
Massa rata-rata kadar air 6,7−3,78
PL = 100%
𝑊1+𝑊2+𝑊3 3,78
∑W3 = x 100%
3 PL = 77,24 gr
108,63 %+101,19 %+92,13 %
∑W3 =
3
Indeks plastis (PI)
x 100%
PI = LL - PL
∑W3 = 100,65 %
PI = 509, 63 % – 77, 24 %
PI = 437,39 %
2. Perhitungan pengujian batas
plastis
9
4.2 Pembahasan
10
yang sangatlah kecil, sehingga butirannya sulit untuk terpisah akibat ikatan yang
sangat kuat, selai itu, porositas yang tinggi yang menyebabkan kadar air yang
tinggi juga mempenaruhi tingkat plastisitas tanah lempung, demana semakin
tinngi kadar air, semakin tinggi pula batas plastis dari tanah tersebut, hal ini
karena air yang banyak mengisi rongga pada tanah lempung membuat partikel
penyusun tanah lempung ini lebih leluasa untuk bergerak sehingga mengalami
perubahan bentuk tanpa adanya retakan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
13
14
15