Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE STUDENT

SELF-EFFICACY
¹Amelia Zakianty Nisa, ²Fatichata Izzatul ‘Ulya, ³Maria Purwaningsih Sulistyowati,
⁴Ulya Makhmudah, M.Pd.
Faculty of Teacher Training and Education
Sebelas Maret University
mariap21@student.uns.ac.id

Abstract:
This research was conducted to determine the effectiveness of group counseling services for
students to increase self-efficacy. The purpose of the research was to collect and analyze
various articles discussing the effectiveness of group counseling services to increase self-
efficacy in students. The method used in this study is Systematic Literature Review (SLR)
through meta-synthesis data analysis techniques. The implementation of group counseling
services in schools is expected to be able to overcome the self-efficacy problems experienced
by students. Based on the results of an analysis of all the journal articles that have been
collected, the researcher found that there are several approaches that can be applied to
overcome these problems, namely the cognitive behavior therapy approach and rational
emotive behavior therapy. In addition, there are several counseling techniques that can be
applied by the counselor/counselor teacher to help the group counseling process run,
including problem solving techniques, psychodrama, restructuring cognitive, relaxation, and
modeling.

Keywords: Group Counseling, Self-Efficacy, Guidance and Counseling

Abstrak:
Penelitian ini dilakukan guna mengetahui keefektifan layanan konseling kelompok bagi
peserta didik untuk meningkatkan efikasi diri. Tujuan dilakukan penelitian adalah untuk
menghimpun dan menganalisis berbagai artikel yang membahas mengenai efektivitas layanan
konseling kelompok guna meningkatkan efikasi diri pada peserta didik. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Systematical Literature Review (SLR) melalui teknik
analisis data meta-sintesis. Terlaksananya layanan konseling kelompok di sekolah diharapkan
mampu mengatasi peroblematika efikasi diri yang dialami oleh para peserta didik.
Berdasarkan hasil analisis keseluruhan artikel jurnal yang telah dikumpulkan, peneliti
menemukan bahwa terdapat beberapa pendekatan yang dapat diterapkan untuk mengatasi
problematika tersebut, yaitu pendekatan cognitive behavior therapy dan rational emotive
behavior therapy. Selain itu, terdapat beberapa teknik konseling yang dapat diaplikasikan
guru BK/konseor untuk membantu keberjalanan proses konseling kelompok, antara lain teknik
problem solving, psikodrama, restructuring cognitive, relaksasi, dan modeling.

Kata Kunci: Konseling Kelompok, Efikasi Diri, Bimbingan dan Konseling

Jurnal Program Studi Bimbingan dan Konseling_Universitas Sebelas Meret | 1


PENDAHULUAN
Di dalam proses pendidikan, pembelajaran sangat mempengaruhi kualitas pendidikan.
Pembelajaran yang berlangsung sebagai proses interaksi terhadap segala situasi yang ada
disekitar individu. Peserta didik diharapkan memiliki efikasi diri dari adanya proses
pembelajaran yang dilakukan agar memperoleh prestasi yang tinggi. Efikasi diri memiliki
pengaruh yang besar dalam mencapai suatu prestasi (Tyas & Are, 2020). Efikasi diri ialah
keyakinan yang dipegang seseorang mengenai kemampuan dan hasil yang didapatkan dari
kerja kerasnya yang akan mempengaruhi cara individu dalam berperilaku (Bandura dalam
Widaryati, 2013:96). Efikasi diri ditunjukkan dari adanya keyakinan diri untuk mampu atau
tidak melakukan suatu tindakan yang dapat memuaskan hasil yang diharapkan
(Widyaninggar, 2014). Pada masa remaja terdapat salah satu aspek penting dalam
kepribadian yang harus dimiliki yaitu efikasi diri. Remaja yang memiliki keyakinan tinggi
atas tujuannya akan berusaha dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan dan
menghadapi tugas - tugasnya untuk mendapatkan hasil yang maksimal (Wahyuni, 2013).
Bandura (1997) menjelaskan bahwa, karakteristik individu yang mempunyai Self
Efficacy tinggi adalah pada saat individu merasa yakin bahwa individu tersebut mampu
menyelesaikan secara efektif suatu peristiwa dan situasi yang akan dihadapi, semangat
dalam mengerjakan tugas–tugas, percaya pada kemampuan diri yang dimilikinya,
memandang kesulitan sebagai tantangan bukan ancaman dan suka mencari situasi baru,
menetapkan sendiri tujuan yang menantang dan meningkatkan komitmen yang kuat terhadap
dirinya, menanamkan usaha yang kuat dalam usaha yang dilakukannya dan meningkatkan
usaha saat mereka menghadapi kegagalan dan menghadapi stressor atau ancaman dengan
keyakinan bahwa mereka mampu mengontrolnya. Individu yang memiliki self-efficacy
tinggi menganggap kegagalan sebagai akibat dari kurangnya usaha yang keras, pengetahuan,
dan keterampilan. Individu yang memiliki self-efficacy yang tinggi memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: (1) Mampu menangani masalah yang mereka hadapi secara efektif, (2) Yakin
terhadap kesuksesan dalam menghadapi masalah atau rintangan, (3) Masalah dipandang
sebagai suatu tantangan yang harus dihadapi bukan untuk dihindari, (4) Gigih dalam
usahanya menyelesaikan masalah, (5) Percaya pada kemampuan yang dimilikinya, (6) Cepat
bangkit dari kegagalan yang dihadapinya, dan (7) Suka mencari situasi yang baru.
Sedangkan individu yang memiliki efikasi diri rendah cenderung menghindari tugas-
tugas yang mereka anggap sulit. Hal ini dikarenakan individu tersebut merasa ragu akan
kemampuan yang mereka miliki. Saat dihadapkan dengan tugas yang sulit, mereka
cenderung memikirkan kekurangan yang mereka miliki, kemungkinan gangguan yang akan
dihadapi, serta hasil akhir yang mungkin akan merugikan mereka. Di dalam melaksanakan
berbagai tugas, mereka yang memiliki self-efficacy rendah untuk mencoba pun tidak bisa,
tidak peduli bahwa sesungguhnya mereka memiliki kemampuan yang baik (Jauharotunisa,
2019).
Berdasarkan fakta kondisi di atas, maka diperlukan adanya upaya untuk meningkatkan
efikasi diri pada peserta didik. Upaya peningkatan efikasi diri peserta didik dapat dilakukan
melalui layanan bimbingan dan konseling, salah satunya yaitu dengan memanfaatkan
layanan konseling kelompok. Melalui layanan konseling kelompok, peserta didik dapat
diajak untuk menyampaikan masalah untuk bersama - sama mengentaskannya dengan

Jurnal Program Studi Bimbingan dan Konseling_Universitas Sebelas Meret | 2


berbagai pendapat yang disampaikan oleh anggota kelompok (Fitri & Marjonah, 2016).
Peserta didik dapat secara aktif menyampaikan pendapat dalam kelompoknya. Peserta didik
akan berusaha menyelesaikan masalahnya terkait efikasi diri yang sedang dihadapi tidak
hanya dengan berkomunikasi bersama konselor akan tetapi juga berinteraksi dengan anggota
kelompok lainnya (Prasasti, 2019).
Dari penjelasan diatas, dapat diungkapkan bahwa salah satu aspek penting
kepribadian pada masa remaja dalam diri peserta didik ialah efikasi diri. Oleh karena itu,
upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keyakinan diri peserta didik yaitu dengan
memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling, salah satunya melalui layanan konseling
kelompok. Melihat dari urgensi tingkat efikasi diri pada peserta didik dan keterkaitan dengan
peran layanan bimbingan dan konseling yang berguna untuk meningkatkan efikasi diri,
menjadikan peneliti memiliki ketertarikan untuk melaksanakan penelitian tentang efektivitas
layanan konseling kelompok untuk meningkatkan efikasi diri pada peserta didik.

METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah Systematic Literature Review (SLR).
Systematic review merupakan prosedur penelitian yang digunakan dalam proses identifikasi,
evaluasi, dan interpretasi hasil data yang relevan terhadap pertanyaan penelitian dan suatu
topik tertentu, atau pada peristiwa yang menarik. Systematic review bermanfaat untuk
mensintesiskan berbagai hasil penelitian sehingga mampu menampilkan hasil yang dapat
dijadikan sebagai penentuan kebijakan yang komprehensif dan seimbang berdasarkan
penyajian faktanya (Siswanto, 2010). Penelitian ini mengumpulkan berbagai artikel
bimbingan dan konseling dari tahun 2013 hingga tahun 2022. Jumlah artikel awal yang
ditemukan adalah sebanyak 27 artikel jurnal terkait problematika tingkat efikasi diri peserta
didik. Kemudian pada tahap kedua menjadi 20 artikel yang disesuaikan dengan kriteria
penilaian yang telah ditetapkan, melalui tahap filterisasi atau skrining dan seleksi
berdasarkan penilaian kualitas seperti : a) Apakah artikel jurnal membahas terkait
problematika efikasi diri peserta didik?; b) Apakah artikel jurnal mencantumkan strategi
layanan konseling kelompok guna mengatasi problematika efikasi diri peserta didik?; c)
Apakah dalam artikel jurnal menuliskan teknik atau pendekatan yang diterapkan pada
strategi layanan konseling kelompok guna mengatasi problematika efikasi diri peserta
didik?; d) Apakah artikel jurnal diterbitkan dalam rentang tahun 2013 hingga 2022?

HASIL DAN DISKUSI


Berdasarkan hasil penilaian kualitas artikel jurnal yang telah dikumpulkan, maka dapat
ditemukan artikel jurnal yang mengulas mengenai problematika efikasi diri pada peserta
didik, sebanyak 20 artikel jurnal dari rentang tahun 2013 hingga 2022 yang telah diterbitkan
dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Dari 20 artikel jurnal yang telah dikumpulkan,
seluruhnya menerapkan strategi konseling kelompok guna mengatasi problematika efikasi
diri pada peserta diidk. Selain itu, terdapat 2 artikel jurnal yang memuat penerapan beberapa
pendekatan dalam pelaksanaan strategi layanan konseling kelompok. Serta terdapat 7 artikel
jurnal yang memuat penerapan berbagai teknik dalam pelaksanaan strategi layanan
konseling kelompok pada peserta didik.
Hasil himpunan data yang telah diperoleh dalam penelitian menunjukan bahwa
terdapat problematika efikasi diri pada peserta didik. Problematika tentang efikasi diri

Jurnal Program Studi Bimbingan dan Konseling_Universitas Sebelas Meret | 3


menjadi salah satu aspek yang cukup penting dalam diri peserta didik. Problematika efikasi
diri sering muncul dalam perkembangan diri peserta didik, khusunya pada masa remaja yang
menyebabkan munculnya permasalahan - permasalahan lainnya dalam berbagai bidang
kehidupan. Akan tetapi, terdapat berbagai cara yang dapat diterapkan untuk mengatasi
problematika peserta didik tersebut, salah satunya melalui strategi layanan konseling
kelompok. Strategi layanan konseling kelompok dapat dipadukan dengan beberapa
pendekatan diantaranya, yaitu pendekatan cognitive behavior therapy dan rational emotive
behavior therapy. Dalam pendekatan tersebut juga dapat diterapkan dengan berbagai teknik
seperti: teknik problem solving, psikodrama, restructuring cognitive, relaksasi, dan
modeling
yang membantu dalam keberhasilan layanan konseling kelompok guna mengatasi
problematika efikasi diri pada peserta didik.
Sulaeman (2010:2-3) menyatakan bahwa peserta didik pada masa remaja
mengharuskan mereka untuk dapat berjuang keras untuk merelisasikan, menemukan diri,
dan akan menjadi apakah mereka kelak dikehidupan hari, sehingga akan sering mengalami
kesulitan - kesulitan dan persoalan dalam dirinya. Peningkatan keyakinan diri remaja dengan
persuasi verbal yang diberikan pihak lain. Syarat berlangsungnya persuasi sosial yaitu
individu yang bersangkutan harus meyakini pihak yang melakukan persuasi dengan hal kata
- kata atau kritik dari sumber yang terpercaya (Feist & Feist, 2009). Dari pendapat tersebut
dapat disebutkan bahwa peningkatan keyakinan diri atau efikasi diri membutuhkan peran
dari pihak lain dengan suatu persuasi. Pihak lain yang dimaksud disini berperan sebagai
pemberi penguatan terhadap suatu keputusan. Problematika tentang efikasi diri sering terjadi
pada peserta didik, khususnya pada masa remaja. Peserta didik pada masa tersebut
merupakan peserta didik yang menempuh pendidikan pada jenjang sekolah menengah.
Masalah efikasi diri menjadi isu yang paling serius sehingga sangat diperlukan perhatian
khusus dalam bidang bimbingan dan konseling untuk mengatasinya. Peningkatan efikasi diri
atau keyakinan dalam diri dengan bantuan orang lain dapat diwujudkan dalam pemberian
layanan konseling kelompok di sekolah. Konseling kelompok mampu menciptakan
kesempatan bagi banyak individu untuk dapat menyelesaikan permasalah yang dihadapinya
dengan tidak seorang diri saja, melainkan dengan orang lain (Rahayu, 2022).
Dengan melihat adanya permasalahan terkait efikasi diri tersebut, guru bimbingan dan
konseling memiliki tanggung jawab untuk mengatasi permasalahan tersebut terhadap peserta
didik. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui konseling
kelompok. Konseling kelompok merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada
individu melalui suasana kelompok yang memungkinkan individu dapat mengembangkan
wawasan dan pemahaman yang diperlukan tentang suatu masalah tertentu, mengeksplorasi,
dan menentukan alternatif terbaik untuk mengatasi masalahnya itu atau dalam upaya
mengembangkan pribadinya (Tjalla & Herdi, 2013). Dengan menggunakan konseling
kelompok, guru bimbingan dan konseling dapat melatih peserta didik untuk meningkatkan
efikasi diri yang mereka miliki. Dalam konseling kelompok juga dapat menimbulkan adanya
interaksi antar anggota kelompok seperti bertukar pandangan, gagasan, ide, pengalaman
serta pengetahuan dalam membantu memecahkan sebuah permasalahan. Hal ini dapat
menumbuhkan rasa saling percaya antar anggota kelompok sehingga dapat mengantarkan
terjadinya perubahan yang positif dalam diri masing-masing anggota kelompok.
Sesuai dengan hasil pembahasan diatas dapat dinyatakan bahwa konseling kelompok
adalah suatu bentuk layanan atau bantuan oleh seorang konselor kepada individu yang
membutuhkan untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi yang dilaksanakan
dalam situasi kelompok dengan melibatkan fungsi saling mempercayai, saling pengertian,
saling menerima dan saling mendukung. Dapat diperoleh juga di dalam artikel ini pada
layanan konseling kelompok menggunakan 5 Teknik dan 2 Pendekatan, yaitu : Teknik

Jurnal Program Studi Bimbingan dan Konseling_Universitas Sebelas Meret | 4


Restrukturiasi Kognitif, Teknik problem solving, Teknik Psikodrama, Teknik Relaksasi,
Teknik Modeling. Pendekatan REBT dan Pendekatan CBT. Yang dimana pada dasarnya
teknik yang digunakan dalam layanan Konseling Kelompok ini ada 11 yaitu, 1) Teknik Re-
inforcement. 2) Teknik Summary. 3) Teknik Pick-Up. 4) Ability potential response. 5)
Teknik Probing. 6) Refleksi perasaan.7) Teknik Diskusi. 8) Teknik Interpretasi. 9) Teknik
Konfrontasi. 10) Klarifikasi & 11) Bermain peran. Sedangkan untuk pendekatan dalam
Layanan Konseling Kelompok itu terdapat Pendekatan Client Centered, Pendekatan CBT,
dan Pendekatan REBT tetapi dalam artikel ini hanya menggunakan 2 Pendekatan yaitu
Pendekatan CBT dan Pendekatan REBT.
Konseling kelompok tidak dapat mencapai efektivitas pada layanannya apabila hanya
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan saja, akan tetapi harus dilaksanakan dalam beberapa
sesi pertemuan sesuai dengan kesepakatan anggota kelompok hingga problematika atau
masalah dianggap telah mampu menemukan alternatif pemecahan masalahnya. Satu sesi
konseling kelompok memiliki durasi waktu sekitar 45 sampai 60 menit, akan tetapi juga
dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari anggota kelompok serta diperkuat dengan
keputusan anggota kelompok.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti dari sumber -
sumber artikel jurnal yang telah dihimpun, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
peningkatan efikasi diri pada peserta didik melalui layanan konseling kelompok yang
diselenggarakan oleh guru BK atau konselor sekolah.

KESIMPULAN
Berdasarkan beberapa hasil penelitian artikel jurnal yang telah dikumpulkan dapat
ditarik kesimpulan bahwa terdapat beberapa peserta didik yang memiliki tingkat efikasi diri
rendah walaupun hal tersebut sangat penting ditanamkan dalam perkembangan dirinya,
khususnya pada masa remaja. Strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi problematika
terkait efikasi diri tersebut dapat diterapkan melalui penyelenggaraan layanan bimbingan
dan konseling, salah satunya layanan konseling kelompok. Layanan konseling kelompok
tersebut diterapkan dengan beberapa pendekatan yang diantaranya yaitu pendekatan
cognitive bahavior therapy (CBT) dan rational emotive bahavior therapy (REBT). Berbagai
pendekatan tersebut juga dapat dipadukan dengan teknik - teknik dalam pelaksanaanya
seperti: teknik restrukturisasi kognitif, teknik problem solving, teknik Psikodrama, teknik
relaksasi, teknik modeling. Dengan adanya layanan konseling kelompok mampu
menciptakan perasaan yakin dan saling percaya, saling menghargai dan mendukung anggota
satu sama lain, suasana hubungan yang terjalin dengan hangat, dan saling menerima
sehingga setiap anggota kelompok merasa terpenuhi akan kebutuhan psikologis dalam
dirinya. Agar memperoleh keberhasilan akan manfaat yang didapatkan melalui layanan
konseling kelompok serta memastikan bahwa problematika yang dialami benar - benar
selesai, maka sangat disarankan untuk melakukan layanan tersebut lebih dari satu sesi atau
dalam beberapa sesi sesuai dengan hasil kesepakatan anggota kelompok.

Jurnal Program Studi Bimbingan dan Konseling_Universitas Sebelas Meret | 5


DAFTAR PUSTAKA
Arizona, Mungin, E. W. & Japar, M. (2016). Teknik Relaksasi Berbasis Musik Instrumental
Meningkatkan Self-Efficacy Siswa SMP Melalui Pengembangan Model Konseling
Kelompok. Jurnal Bimbingan dan Konseling, 5(2), 86-92.
Astantri, S. Y. (2021). Meningkatkan Self-Efficacy Melalui Konseling Kelompok di Kelas VIII
SMP Negeri 47 Palembang. JUANG: Jurnal Wahana Konseling, 4(1), 81-98.
Bandura, A. (1997). Self-Efficacy The Exercise of Control. New York: W.H. Freeman and
Company.
Corey, Gerald. 2010. Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Fitri, E. N., & Marjohan, M. (2017). Manfaat Layanan Konseling Kelompok dalam
Menyelesaikan Masalah Pribadi Siswa. Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan
Indonesia, 2(2), 19-24.
Jauharotunisa, R. (2019). PENGARUH SELF-EFFICACY TERHADAP PERILAKU
PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN PROGRAM
PASCASARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA. Other thesis, Program Studi Ilmu
Perpustakaan.
Mei, I. R. (2022). PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK
MODELING TERHADAP EFIKASI DIRI DALAM BELAJAR PESERTA DIDIK
KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 2 GISTING KAB. TANGGAMUS
(Doctoral dissertation, UIN RADEN INTAN LAMPUNG).
Oktaviani, M. P. (2018). Tingkat Efikasi Diri dalam Belajar siswa SMK. Yogyakarta:
universitas Sanata Darma.
Prasasti, S. (2019). KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EFIKASI DIRI
PADA SISWA. JURNAL ILMIAH KONSELING, 19(1).
Prayitno, (2004). Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok. Padang:
Universitas Negeri Padang.
Purwanti, A. (2018). Keefektifan Konseling Kelompok untuk Meningkatkan Kemampuan Self-
Efficacy Akademik Siswa. Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory
and Application, 7(4), 1-8.
Setiawan, M. A. (2015). Model Konseling Kelompok dengan Teknik Problem Solving untuk
Meningkatkan Self-Efficacy Akademik Siswa. Jurnal Bimbingan dan Konseling,
4(1), 8-14.
Siswanto, S. (2010). Systematic review sebagai metode penelitian untuk mensintesis hasil-hasil
penelitian (sebuah pengantar). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 13(4), 21312.
Soesilo, A. (2015). Beberapa Teknik yang digunakan dalan Konseling Kelompok (Bimbingan
Konseling).
Sucipto, S. D., Dewi, R. S. & Sari, N. E. (2017). Efektivitas Konseling Kelompok
Menggunakan Teknik Psikodrama untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa di SMA
Srijaya Nagara Palembang. Konseling Komprehensif, 4(2), 45-51.
Tjalla, A. & Herdi. (2013). Model Konseling Kelompok untuk Meningkatkan Self-Efficacy
Mahasiswa. Perspektif Ilmu Pendidikan, 27(1), 22-30.
Wahyuni, S. (2013). Hubungan Efikasi Diri dan Regulasi Emosi dengan Motivasi Berprestasi
Pada Siswa. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 1(1).
http://dx.doi.org/10.30872/psikoborneo.v1i1.3279
Widyaninggar, A. A. (2015). Pengaruh efikasi diri dan lokus kendali (locus of control) terhadap
prestasi belajar matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 4(2).

Jurnal Program Studi Bimbingan dan Konseling_Universitas Sebelas Meret | 6

You might also like