Professional Documents
Culture Documents
Proposal DBHCHT Garut 22milyar
Proposal DBHCHT Garut 22milyar
PROPOSAL
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Seminar Proposal
Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Oleh:
AHMAD IRGI
NIM: 1188010010
BANDUNG
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL
Disusun Oleh :
AHMAD IRGI
1188010010
Menyetujui,
Pembimbing,
Mengetahui,
Prof. Ahmad Ali Nurdin, M.A., Ph.D. Khairul Umam, S.Ip., M.Ag.
NIP.197305271998031001 NIP.198611212009011002
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Peneliti panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, atas Rahmat
dan Karunia-Nya Peneliti masih diberi kesehatan dan kekuatan lahir batin sehingga
Peneliti dapat menyelesaikan Usulan Proposal dalam penelitian ini. Shalawat serta
keluarganya, sahabatnya, tabiin dan tabiat hingga akhir zaman yang telah membawa
umat manusia dari alam penuh gelap gulita menuju alam terang benderang yang
Peneliti mengucapkan terima kasih serta rasa hormat kepada Prof. Dr. Sahya
Anggara., M.Si selaku Dosen Pembimbing akademik yang selalu memberikan arahan
dan juga dukungan dalam penyusunan proposal penelitian kepada Peneliti. Atas
Usulan Proposal yang berjudul; “Analisis Kebijakan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu peneliti terbuka dan mengahrapkan kritik dan saran sebagai bahan masukan
dan perbaikan karya tulis ilmiah berikutnya, serta dengan adanya proposal ini dapat
Ahmad Irgi
Peneliti
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................vi
DAFTAR ILUSTRASI..................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
3.4.1 Observasi...............................................................................................43
3.4.2 Wawancara............................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................50
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penerimaan DBHCHT Provinsi Jawa Barat Tahun 2020-2022 ...............
iv
DAFTAR ILUSTRASI
v
BAB I
PENDAHULUAN
dan penyedia lapangan kerja. Disamping itu, tembakau merupakan salah satu
jenis komoditas utama yang digunakan dalam industri rokok dimana dalam
Hasil Tembakau (HT), Etil Alkohol (EA), dan Minuman Mengandung Etil
1
lingkungan hidup, penggunaannya perlu pembebanan pungutan negara untuk
pendapatan negara karena termasuk Barang Kena Cukai (BKC), oleh karena
hasil tembakau tersebut yang kemudian disebut sebagai Dana Bagi Hasil
Cukai Haisl Tembakau (DBH CHT). Dana Bagi Hasil (DBH) merupakan dana
Sedangkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) adalah
2
bagian dari transfer ke daerah yang dibagikan kepada provinsi penghasil cukai
Dana Bagi Hasil Cukai (DBH CHT) yang ditetapkan berdasarkan Undang-
Oleh karena itu kebijakan tentang penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai
Evaluasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau dalam Pasal 2 dijelaskan
3
Pemantauan dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Pasal 3
ayat (3) menjelaskan tentang kegiatan yang di danai oleh DBH CHT
diantaranya terbagi dalam tiga bidang yaitu 50% (lima puluh persen) untuk
bidang kesejahteraan sosial, 25% (dua puluh lima persen) untuk bidang
penegakan hukum dan 25% (dua puluh lima persen) untuk bidang kesehatan.
Dengan demikian, persentase alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau
tentang banyak sekali kegiatan salah satunya yang termasuk dalam bidang
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan pasal 3 ayat (3) tadi dijelaskan bahwa
rokok. Persentase 50% ini 35% dialokasikan untuk Bantuan Langsung Tunai
(BLT) dan 15% untuk peningkatan kualitas bahan baku dan peningkatan
keterampilan kerja, sisa persentase 50% nya lagi dialokasikan untuk bidang
Tahun 2020 Tentang Perhitungan Pagu Alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
perhitungan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) yang
4
yakni untuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebesar 30% (tiga puluh persen);
Barat yang berasal dari Cukai Hasil Tembakau (CHT) tahun anggaran 2020-
2022.
Tabel 1.1 Penerimaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Provinsi
Jaea Barat Tahun 2020-2022
NO Daerah 2020 2021 2022
1 Provinsi Jawa Barat 123.921.364 120.497.746 131.716.456
2 Kabupaten Bandung 15.202.000 16.032.113 13.139.074
3 Kabupaten Bekasi 4.771.310 4.695.881 5.212.699
4 Kabupaten Bogor 4 .769.602 4.654.808 5.160.440
5 Kabupaten Ciamis 5.016.329 4.820.193 5.075.179
6 Kabupaten Cianjur 5.125.650 4.938.025 5.275.932
7 Kabupaten Cirebon 5.548.773 5.359.927 6.005.776
8 Kabupaten Garut 30.155.812 24.647.865 22.350.882
9 Kabupaten Indramayu 4.766.410 4.635.045 5.066.271
10 Kabupaten Karawang 100.058.457 96.946.954 105.300.330
11 Kabupaten Kuningan 6 .566 .115 5.895.451 5.710.872
12 Kabupaten Majalengka 11.471.096 12.363.880 31.954.629
13 Kabupaten Purwakarta 4 .766 .2 06 4.634.529 5.066.017
14 Kabupaten Subang 4.895.678 4.772.221 5.098.931
15 Kabupaten Sukabumi 4.766.206 4.634.529 5.067.661
16 Kabupaten Sumedang 22.697.719 24.575.211 19.460.991
17 Kabupaten Tasikmalaya 4.972 .201 4.825.797 5.175.175
18 Kota Bandung 4.871.612 4.970.620 5.472.550
19 Kota Bekasi 4.768.051 4.634.529 5.155.323
20 Kota Bogor 4.776.471 4.649.360 5.071.390
5
21 Kota Cirebon 4.766.206 4.665.784 5.096.995
22 Kota Depok 4.766.575 4.642.031 5.108.036
23 Kota Sukabumi 4 .766.671 4.635.482 5.068.500
24 Kota Cimahi 4.801.826 4.750.226 5.070.957
25 Kota Tasikmalaya 4.789.513 4.750.226 5.169.046
26 Kota Banjar 4.767.672 4.640.705 5.076.819
27 Kota Bandung Barat 5.589.394 5.577.023 5.730.993
Hasil Tembakau (DBH CHT) di Provinsi Jawa Barat dalam kurun waktu
antara tahun 2020-2022, jumlah terbesar ada pada tahun 2022 sebesar Rp.
439.054.841 M. Jika dibandingkan dengan nilai Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
Tembakau (DBH CHT) secara nasional, total penerimaan untuk Jawa Barat
tiap tahun sebesar 29,9% dari total penerimaan nasional dan persentase yang
diterima untuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat sendiri tiap tahunnya sebesar
11,6% dari total penerimaan Provinsi Jawa Barat. Dari persentasi tersebut
dapat dilihat bahwa pada setiap tahun nilainya cenderung meningkat . Hal ini
6
setiap tahun, beberapa daerah masih kesulitan dalam pengalokasiannya.
Seperti salah satu daerah di Jawa Barat yaitu Kabupaten Garut dimana
Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) Tahun 2022, sedangkan Kabupaten
aturan tersebut masih bersifat umum, sehingga penggunaan Dana Bagi Hasil
telah membuat Peraturan Bupati Tentang Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) pada masing-masing
besaran dana bagi hasil yang diterima, ketentuan alokasi yang umum, dan
Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) diatas masih menjadi suatu istilah
dan kata yang asing di kalangan masyarakat secara umum bahkan bagi para
petani tembakau sendiri yang setiap harinya energi, materi dan pikiran sudah
Tembakau merupakan hak bagi daerah penghasil dan seharusnya hak tersebut
7
bisa tersalurkan kepada mereka para penyumbang Cukai Hasil Tembakau baik
Penulis tertarik untuk meneliti tentang alokasi Dana Bagi Hasil Cukai
Kabupaten Garut sendiri merupakan salah satu daerah penerima alokasi dana
dengan Peraturan Menteri Keuangan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau
1. Tidak ada kebijakan yang spesifik mengenai Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
8
1.3 Rumusan Masalah
2. Bagaimana nilai atau manfaat (Evaluatif) dari kebijakan Dana Bagi Hasil
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
2. Untuk mengetahui nilai atau manfaat (Evaluatif) dari kebijakan Dana Bagi
9
3. Untuk mengetahui proses pelaksanaan (Normatif) kebijakan Dana Bagi
Garut?
jenis yaitu :
1. Kegunaan Ilmiah
kajian ilmu pengetahuan tentang penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
2. Kegunaan Praktis
10
a. Bagi Masyarakat, diharapkan dapat memberikan wawasan dan informasi
bagi pihak-pihak yang terkait dengan pengalokasian Dana Bagi Hasil Cukai
pembangunan daerah.
Hasil Tembakau (DBH CHT) Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Garut ini
2020 Tentang Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Cukai
11
Menurut Thomas R. Dye dikutip Anggara (2014:35), mengatakan
bahwa
“Kebijakan publik adalah segala sesuatu yang dikerjakan atau tidak dikerjakan
oleh pemerintah, alasan suatu kebijakan harus dilakukan dan manfaat bagi
kehidupan bersama harus menjadi pertimbangan yang holistik agar kebijakan
tersebut mengandung manfaat yang besar bagi warganya dan tidak
menimbulkan kerugian, di sinilah pemerintah harus bijaksana dalam
menetapkan suatu kebijakan”.
Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) dan diharapkan agar
pemerintah bisa menyelesaikan masalah lalu yang ada, perlu adanya suatu
kebijakan yang berlaku untuk dapat mencapai tujuan serta tepat sasaran dalam
proses pelaksanaannya.
mengatakan bahwa
12
Berdasarkan hal tersebut jelas bahwa analisis kebijakan menjadi suatu
riset atau kajian yang bisa dijadikan sarana umtuk melakukan proses
kebijakan yang ada. Analisis kebijakan bisa menjadi suatu pilihan dalam
Alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau di Provinsi Jawa Barat.
Garut, dimana terkadang peraturan yang ada tidak sesuai dengan kondisi yang
ada di daerah. Oleh karena itu, perlu adanya upaya Pemerintah Daerah untuk
13
1. Pendekatan Empiris (Designatif / bercirikan mengindikasikan atau
menunjukan)
sebab akibat atau fakta yang terjadi dari kebijakan yang lalu dan
pertimbangan atas sesuatu yang telah atau akan terjadi. Dengan demikina
berikut :
14
Gambar 1.1
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
terencana yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam bekerja sama untuk
mencapai tujuan atas dasar efektif, efisien dan rasional. (Pasolong, 2014:2-3)
“public” yang berarti umum, rakyat umum, orang banyak dan rakyat.
“Konsep public dalam lima perspektif, yaitu : (1) publik sebagai kelompok
kepentingan, (2) publik sebagai pemilih yang rasional, (3) publik sebagai
perwakilan kepentingan masyarakat, (4) publik sebagai konsumen, (5) publik
sebagai warga negara”.
(2014:6), mengatakan
16
Selanjutnya, dari tinjauan administrasi dan tinjauan publik diatas maka
mengatakan bahwa
kelompok atas dasar berbagai macam kepentingan yang ada. Jika dilihat dari
pada suatu rencana atau konsep pada tata kelola administrasi itu sendiri maka
Istilah kebijakan publik sampai saat ini masih banyak terjadi silang
17
masyarakat. Oleh karena itu Solichin Abdul Wahab (2008:40-50) memberikan
administrasi;
maupun implisit;
waktu;
(Taufiqurokhman, 2014:3)
bahwa :
18
yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang
pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu)”.
maka pasti ada tujuannya karena kebijakan publik adalah suatu “tindakan”
(2014:35)
mengatakan
mengemukakan bahwa
19
2. Adanya kerangka kerja kebijakan (polcy framework);
redistributif.
20
Kebijakan materal adalah kebijakan yang memberikan keuntungan
d). Kebijakan yang barhubungan dengan barang umum (public goods) dan
pasar bebas.
pemerintah atau tidak dilakukan oleh pemerintah atas dasar tujuan yang ingin
dicapai. Kebijakan publik dapat dipengaruhi baik oleh aktor maupun faktor
yang ada diluar pemerintah itu sendiri. Kebijakan publik mesti dijadikan
sebagai pedoman atau aturan yang dipegang oleh pejabat publik dalam proses
21
banyaknya kebijakan yang tidak memecahkan masalah, sehingga malah
22
3. Dampak terhadap masyarakat dan lingkungannya (Impact on society and
its environmant)
implementation)
9. Tabel waktu untuk tindakan dalam pemerograman (time tables for action
in programing); dan
akal mengenai tiga macam pertanyaan: (1) Nilai (value) yang pencapaiannya
23
menjadi tolak ukur utama dalam melihat apakah masalah sudah teratasi, (2)
yang relevan terkait tiga pertanyaan tersebut diatas, seorang analis dapat
dari suatu kebijakan publik, pertanyaannya bersifat faktual (apakah sesuatu itu
Tabel 2.1
Tiga Pendekatan Dalam Analisis Kebijakan
PENDEKATAN PERTANYAAN TIPE INFORMASI
Adakah dan akankah
Empiris Deskriptif dan prediktif
ada (fakta)
24
Evaluatif Apa manfaatnya (nilai) Valuatif
Apakah yang harus
Normatif Preskriptif
diperbuat (aksii)
persfektif dan deskriptif. Oleh karena itu, sebagai kegiataan yang memeiliki
permasalahan sosial yang ada. Keudian juga sebagai kegiatan yang bersifat
25
Analisis ini berbentuk dalam produksi informasi atau pengkajiannya
itu dilakukan sebelum suatu aksi kebijakan dimulai (ex-ante, artinya apa yang
akan terjadi dan apa yang harus dilakukan). Dengan mengutip Allen Schick
untuk memecahkannya, oleh karena itu seringkali kita memiliki solusi yang
aksi dari kebijakan merupakan ciri dari analisis retrospektif (ex-post, apa yang
terjadi dan perbedaan apa yang dibuat). Analisis ini berupaya untuk menilai
ulang atau mengevaluasi dari apa yang terjadi setelah atau yang sedang
sebelum dan sesudah dari aksi kebijakan. Pada dasarnya model ini
tersebut:
26
Gambar 2.1 Model analisis
Konsekuensi-konsekuensi kebijakan
digunakan dalam penelitian ini akan memunculkan tiga tipe kelompok analis,
yaitu :
menguji teori dan penjelasan sebab akibat dari suatu kebijakan. Pada
27
Kelompok analis ini berupaya untuk menjelaskan sebab akibat dari
28
Menurut William N. Dunn ada lima prosedur yang bisa digunakan
kebijakan menurut Dunn, tetapi dalam menganalisis ada tiga model yang bisa
29
Gambar 2.2 Proses Analisis Kebijakan
Retrospektif (ex-post): apa yang Prospektif (ex-ante): apa yang
terjadi dan perbedaan apa yang akan terjadi dan apa yang harus
dibuat dilakukan
Kriteria Kebijakan
Penemuan Masalah :
Masalah apa yang
terjadi
Pemecahan Masalah :
Apa solusinya ?
Perumusan
masalah
Pemantauan Rekomendasi
Aksi Kebijakan
30
1. Pemantauan (monitoring)
dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Dari pemantauan seorang analis
yang diperoleh terhadap sasaran yang telah diatur dalam kebijakan yang telah
dibuat pemerintah.
2. Evaluasi
pada klarifikasi serta kritik terhadap nilai yang mendasari kebijakan. (Dunn,
2000:28-29)
pertanyaan yang bersifat evaluatif seperti apa makna dari suatu kebijakan. Hal
tersebut melibatkan informasi mengenai makna kebijakan masa lalu dan masa
31
2.2 Penelitian Terdahulu
sebagi berikut:
pernah dilakukan salah satunya oleh Willy Irmawan (2018), dengan judul
“Analisis Penyerapan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Tahun 2015 di
Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) berkaitan dengan
2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif,
Kabupaten Kudus dalam hal pengelolaan dan penggunaan Dana Bagi Hasil
Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) tahun anggaran 2015 telah berjalan
Alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau yang membatasi ruang
32
gerak pengelolaan dan penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau
judul “Dampak Penerima Manfaat Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung dmpak serta faktor-
faktor pendukung dan penghambat dari program Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
Tembakau (DBH CHT) dalam peningkatan kualitas bahan baku. Metode yang
Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) berdampak pada internal yaitu menjadi
back up bagi pemerintah dalam program yang belum di cover atau terlaksana
kualitas bahan baku, namun terdapat juga dampak eksternal yaitu bagi pihak
penerima bisa merasakan hal yang positif dari peningkatan kualitas bahan
33
bertujuan untuk mengetahui mekanisme pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai
Hasil Tembakau (DBH CHT) dalam bidang kesehatan dan berjalan efektiv
Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) dalam bidang kesehatan sudah
sesuai dengan petunjuk teknis yaitu PMK 222/PMK.07/2017 dari mulai awal
34
ini membuktikan bahwa penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
kualitas bahan baku sudah sesuai dengan aturan yang ada namun masih ada
beberapa program yang berjalan tidak sesuai peraturan PMK yaitu kegiatan
diversifikasi tanaman kopi dan lahan tembakau tidak sesuai dengan peraturan
Tabel 2.2
Perbedaan
NO Peneliti Persamaan Penelitian Penelitian
Terdahulu Sekarang
35
1 Willy Irmawan Membahas Membahas Membahas
skripsi mengenai mengenai mengenai
“Analisis Kebijakan Dana pelaksanaan analisis
Penyerapan Bagi Hasil Cuki otonomi daerah kebijakan
Dana Bagi Hasil Tembakau dalam hal pemerintah
Hasil Cukai (DBH CHT) pengelolaan dalam
Hasil dan pengelolaan dan
Tembakau penggunaan penggunaan
Tahun 2015 di Dana Bagi alokasi Dana
Kabupaten Hasil Cukai Bagi Hasil
Kudus” Hasil Cukai Hasil
Tembakau Tembakau
(DBH CHT) (DBH CHT)
2 Fasial Khoirul Membahas Membahas Membahas
Anam skripsi mengenai mengenai mengenai
“Dampak kebijakan Dana kebijakan Dana kebijakan Dana
Penerima Bagi Hasil Bagi Hasil Bagi Hasil
Manfaat Dana Cukai Hasil Cukai Hasil Cukai Hasil
Bagi Hasil Tembakau Tembakau Tembakau
Cukai Hasil (DBH CHT) (DBH CHT) (DBH CHT)
Tembakau dalam bidang dalam hal dalam hal
Untuk kesejahteraan program program
Peningkatan masyarakat peningkatan pembinaan
Kualitas Bahan kualitas bahan lingkungan
Baku di baku sosial
Kabupaten
Temanggung”
3 Febry Membahas Membahas Membahas
36
Wulandari mengenai mengenai mengenai
skripsi manfaat dari kebijakan Dana kebijakan Dana
“Efektivitas kebijakan Dana Bagi Hasil Bagi Hasil
Pemanfaatan Bagi Hasil Cukai Hasil Cukai Hasil
Dana Bagi Cukai Hasil Tembakau Tembakau
Hasil Cukai Tembakau (DBH CHT) (DBHC HT)
Hasil (DBH CHT) pada bidang pada bidang
Tembakau kesehatan kesejahteraan
Dalam Bidang masyarakat masyarakat
Kesehatan di
Kota Surakarta
Tahun 2018
4 Atid Rosit Membahas Membahas Membahas
skripsi mengenai mengenai mengenai
“Evaluasi kebijakan dalam kebijakan Dana kebijakan Dana
Dana Bagi penggunaan Bagi Hasil Bagi Hasil
Hasil Cukai alokasi Dana Cukai Hasil Cukai Hasil
Hasil Bagi Hasil Tembakau Tembakau
Temabakau di Cukai Hasil (DBH CHT) (DBH CHT)
Kabupaten Tembakau dalam hal dalam hal
Temanggung” (DBH CHT) program program
peningkatan pembinaan
kualitas bahan lingkungan
baku sosial
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
informasi penting berkenaan dengan masalah atau gejala itu. Ketiga, analisis
dan interpretasi data yang jelas dalam kaitan dengan masalah yang di
pada filsafat positifisme, serta sebagai metode artistic karena proses penelitian
lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut metode interpretive karena
data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang di
38
Adapun untuk pendekatan metode penelitian ini adalah dengan
Oleh karena itu penelitian ini yang berjudul “Analisis Kebijakan Dana
Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Garut”
metode ini sesuai dengan masalah penelitian tentang “Penelitian akan dimulai
penelitiannya”.
Data bersumber dari dalam organisasi yang dinamakan sumber sumber data
sumber data eksternal. Sumber data (eksternal) dibedakan atas sumber data
39
primer (Primary data) dan sumber data sekunder (Secondary data) (Silalahi,
2012:218).
kepada pengumpul data, dan data sekunder adalah sumber yang tidak
Sumber dat primer dari penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan pihak-
pihak terkait, kemudian hasil dari wawancara tersebut akan ditulis atau
direkam, agar data yang ada sesuai dengan data yang diperoleh dilapangan.
Berikut ini adalah tabel jenis data dan sumber data primer yang terkait dengan
penelitian ini :
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari luar kata dan tindakan
atau data tersebut diperoleh dari sumber tertulis. Dilihat dari sumber data,
bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dibagi atas sumber buku,
2006:113).
kata lain, informan diambil tidak secara acak, melainkan dipilih sendiri oleh
40
diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Memilih
digunakan.
ditetapkan sesuai dengan topik penelitian. Informan yang dipilih adalah yang
Tabel 3.1
Sumber Data Primer
N Sumber Data dan Informan Jenis Data
41
Publikasi Peraturan Gubernur
Jawa Barat Tentang Alokasi
Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa
1 Tembakau Bagian Pemerintah
Barat
Provinsi Jawa Barat Dan
Pemerintah Kabupaten/Kota Di
Jawa Barat
Direktorat Jenderal Perkebunan Publikasi statistik perkebunan
2 Kementrian Pertanian Republik Indonesia tahun 2018-2020
Indonesia
Badan Pusat Statistik Kabupaten Publikasi Kabupaten Garut
3
Garut Dalam Angka
4 Pemerintah Kabupaten Garut Wawancara SKPD terkait
informan lain diluar tindakan dan ucapan atau dikatakan sebagai data yang
yang dimiliki lembaga, buku, jurnal ilmiah dan literatur lain yang terkait
dengan penelitian.
42
3.4 Teknik Pengumpulan Data Penelitian
menjadi sistematis dan mudah (Arief, Sutopo, & Adrianus, 2010:7). Metode
pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
3.4.1 Observasi
hanya hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia
melihat situasi yang terjadi secara langsung, suasana kehidupan dan perilaku-
perilaku subyek penelitian yang teramati lainnya. Selain itu, observasi juga
dilakukan agar informasi yang didapat juga jauh lebih akurat, karena memang
masalah mengenai peggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH
CHT).
3.4.2 Wawancara
43
Wawancara Merupakan proses memperoleh penjelasan untuk
primer penelitian.
berkaitan dengan masalah penelitian. Hal ini dilakukan untuk mencari teori-
teori dan penelitian terdahulu yang dapat mendukung dalam penelitian ini.
44
Kabupaten Garut dan dokumentasi pada saat melakukan wawancara kepada
subyek penelitian.
Tabel 3.2
Operasional Parameter
45
bidang kesejahteraan
masyarakat oleh
pemerintah daerah
1. Masalah verifikasi
data penerima Dana
Bagi Hasil Cukai
Hasil Tembakau
(DBH CHT) pada
bidang kesejahteraan
3. Normatif (aksi) masyarakat
2. Alokasi Dana Bagi
Hasil Cukai Hasil
Tembakau (DBH
CHT) pada bidang
kesejahteraan
masyarakat tidak
berjalan dengan baik
mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga
dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur,
dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif (Siyoto &
Sodik, 2015:120).
46
Selanjutnya menurut Miles dan Huberman (1994), dikutip oleh Siyoto
dan Sodik (2015, 122:123) data yang diperoleh kemudian dapat dianalasis
1. Reduksi data
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan kata lain proses reduksi data ini
dilakukan oleh peneliti secara terus menerus saat melakukan penelitian untuk
penggalian data.
2. Penyajian data
isisnya.
data. Pada bagian ini peneliti akan mengutarakan kesimpulan dari data-data
yang diperoleh. Kegiatan ini dimkasudkan untuk mencari makna data yang
47
3.6.1 Tempat Penelitian
yang pertama yaitu di Kantor Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat terletak di
Jl. Raya Cibabat 331 Cimahi dan lokasi ke dua yaitu di Kantor Dinas Sosial
Kabupaten Garut yang terletak di Jl. Patriot No.14 Tarogong Kidul. Alasan
mengenai data kependudukan warga Garut, karena dalam alokasi Dana Bagi
Hasil Cukai Hasil Temabakau (DBH CHT) ini melibatkan inputasi dan
validasi NIK dan KK , oleh karena itu peneliti melakukan penelitian juga di
lokasi.
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
Studi Literatur
Pengajuan Judul
48
Observasi Awal
Bimbingan
Proposal
Pembuatan
Proposal Penelitian
Pendaftaran
Seminar Proposal
Seminar Proposal
49
DAFTAR PUSTAKA
Abdoellah, Y. Awan., Rusfiana, Yudi. (2016). Teori dan Analisis Kebijakan publik.
Bandung : Alfabeta.
Hardani, Auliya, N. H., Andriani, H., Fardan, R. A., Ustiawaty, J., Utami, E. F., . . .
Bumi Aksara.
Taufiqurakhman,. (2014). Kebijakan Publik. Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
University Press.
I. Willy. (2015) Analisis Penyerapan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Tahun
Economics.
Tembakau. Jakarta.
50
Peraturan Gubernur Jawa Barat. (No.92 Tahun 2020). Perhitungan Pagu Alokasi
Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Kepada Provinsi Kabupaten/Kota Di Jawa
R, Atid. (2020). Evaluasi Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau
SSiyoto, S., & Sodik, A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi
Media Publishing.
51