Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 8, Nomor 4, Juli 2020


ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

PERAN TEMAN SEBAYA DAN MENTOR DALAM PROSES REHABILITASI DI PUSAT


REHABILITASI NARKOBA YAYASAN RUMAH DAMAI SEMARANG

Aliyana Arum Pertiwi, Zahroh Saluhiyah, Ratih Indraswari


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Email: aliyanapertiwi132@gmail.com

ABSTRACT
Narcotics are substances oradrugs derived from plants, both synthetic and semi-synthetic, that
canacause a decrease and change of consciousness, loss sense of taste, pain relief, and can lead to
dependency. It_is estimatedathat 5% of the adult populationain the worldever consumed drugs at least
once in 2015. In the city of Semarang in 2019, thereawere 60 cases thatahave been revealed by police.
One_reason for drug abuse is the social environment. Based on Article 54 ofaLaw Number 35 of 2009
on Narcotics, narcoticausers are obliged to undergo medical and non-medical_rehabilitation. However,
drug addicts claim it is difficult to stop because they still live in the same environment as other drug
addicts, so they are easily affected by re-consuming_drugs. This study aimsato describe the role of
peers and mentors in the rehab process of narcotic addicts at the Drug Rehabilitation Center ofaRumah
Damai Semarang Foundation. This study uses a qualitative approach with data collection technique
through in-depth interviews. The subjectsain this study were eight people consisting of four
rehabilitation participants and four mentors. The results showed that all rehabilitation participants took
the drugs because they were in a circle of friends of narcotic addicts and were curious. When
rehabilitation participants start undergoing a period of drug rehabilitation, they find it easier to undergo
the rehab process with the support of peers and mentors. The support provided by peers and mentors
includes encouraging, being invited to exercise activities, being motivated, bridging between
rehabilitation participants and their families, as well as counseling. The study concludes that peers and
mentors are the driving force during the rehabilitation period.

Keywords : drug rehabilitation, peers, mentors

PENDAHULUAN Semarang sendiri pada tahun 2019 terdapat


Berdasarkan UU Nomora35 Tahun 60_kasus yang telah terungkap
2009a Tentanga Narkoba, Narkoba_adalah zat olehaPolrestabesa Semarang(6).
atau obat yang_berasaladariatanaman, baik Usaha Indonesiaadalam mengatasi
sintesisamaupun_semi sintesis, yang dapat permasalahan anarkoba diatur dalam Instruksii
menyebabkan apenurunan dan perubahana Presiden Republika Indonesia Nomor 6 Tahun
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi 2018 diantaranyaauntuk dapat amelepaskan
sampai_menghilangkan rasa nyeri, dan adapat pecandu terhadap penyalahgunaan narkoba_
amenimbulkan ketergantungan(1). Pemakaian dibutuhkan usaha rehabilitasi(7). Menuruta
obat yang secara terus menerus, Undang-Undang aNomor a35 Tahun 2009
atauasesekaliatetapi dengana dosis Tentang Narkoba, Pecandu Narkoba adan
yangaberlebihan dan tidak menurut aresep korban penyalahgunaan Narkoba
dokter adisebut penyalahgunaan narkoba(2). wajibamenjalani rehabilitasi medis dan
Pecandu Narkobaaadalah orang yang rehabilitasi sosial.
menggunakan atau menyalahgunakana Salah satu alasan_penyalahgunaan
Narkoba dan dalam keadaan narkoba adalah_lingkungan. Dari hasil
aketergantungana pada Narkoba, baik secara penelitian Elvizaadan Helfi, menunjukkan
fisik maupuna psikis. bahwa terdapat hubungan bermakna antara
Sebanyak 29,5 juta penduduk dunia tingkat religius, peran keluarga, dan peran
mengalami agangguan akibat teman sebayaaterhadap penyalahgunaan
penyalahgunaan_narkoba(3). Berdasarkan narkoba(8). Peran lingkungan dalam proses
data World DrugaReport 2018, pengguna rehabilitasi dapat menjadi faktor pendorong
narkoba terbanyak_di dunia berada pada dan faktor penghambat. Penelitian_oleh
kelompok ausia 14-25 atahun(4). Berdasarkan ZuhroaHaris_menyatakan seorang
pendataan dari aplikasi Berdasarkan hasil penyalahguna narkoba yang berinteraksi
Surveya Nasional Penyalahgunaan Narkoba di denganapenyalahguna lainnya memiliki resiko
34 Provinsi Tahun 2017, amenyalahgunakan narkoba kembali sebesar
prevalensi_penyalahgunaan narkoba di 3,8a kali dibanding_penyalahguna narkoba
JawaaTengah sebesar 1,16% (5). Di Kota yang berinteraksi dengan_teman yanga tidak

545
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 4, Juli 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

menyalahgunakan narkoba(9). Pecandu wawancara mendalam pada subjek, dan#data


narkoba_mengaku sulit aberhenti karena sekunder yang didapatkan melalui kajian
masih atinggal dalam alingkungan yang sama penelitian dan literatur sebelumnya.
dengan pecanduanarkoba lainnya
sehinggaamudah terpengaruh(4). HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemerintah ProvinsiaJawaaTengah 1. Gambaran Umum Subjek
telah menunjuk Yayasan_Rumah Damai Dari hasil wawancara
sebagai_Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) didapatkan karakteristik informan
untuk wilayah Jawa Tengah. Yayasan ini peserta rehabilitasi dengan diberi kode
memiIiki program rehabiIitasi (aftercare) untuk P1, P2, P3, dan P4. Usia informan
membantu para alumni pecandu narkoba untuk peserta rehabilitasi masing-masing
memulai sebuah usaha_dengan pendekatan adalah 31 tahun, 32 tahun, 31 tahun,
agama. Untuk melihat proses pembelajaran dan 30 tahun. Pendidikan masing-
peserta rehabilitasi di Yayasan Rumah Damai, masing peserta rehabilitasi antara lain
digunakan kajian teori SLT. Social lulusan SMA, S1, SMP, dan S1.
LearningaTheory (SLT) atau teori belajar sosial Pekerjaan informan bervariasi, antara
adalah teori yang dikemukakan oleh lain penjaga toko, wirausaha, pegawai
AlbertaBandura pada tahun 1971. Teori ini swasta, dan driver ojek online. Tingkat
menjelaskan perilaku amanusia dalam konteks kecanduan pada keempat informan
interaksi atimbal balik yang berkesinambungan sama, yaitu termasuk dalam golongan
aantara kognitif, perilaku, dan lingkungan(10). tinggi. Sedangkan pada informan
Untuk_melihat proses perubahan mentor, dalam hal ini mentor, dilakukan
perilaku menggunakan Transtheoretical Model wawancara kepada 4 orang mentor
(TTM). Thea Transtheoretical Model (TTM) yang menangani masing-masing
adalah model#perubahan perilaku yang peserta rehabilitasi yang bersedia
dikemukakan oleh Prochaskaa dan diwawancara. Usia informan mentor
aDiClementee pada tahun 1983(31). Teori ini masing-masing berusia 38 tahun, 41
menjelaskan#perubahan perilaku tahun, 39 tahun dan 38 tahun.
terjadi#melalui lima tahap, yaitu pra kontemlasi, 2. Efikasi Diri
perenungan, keputusan, tindakan, dan Selfa efficacy atau efikasi diri
pemeliharaan. adalah keyakinan_seseorang dalam
Berdasarkan uraian diatas, penelitian kemampuannya untuk
ini dilakukan untuk mengetahui peran teman melakukan_suatu bentuk kontrol
sebaya dan mentor dalam proses rehabilitasi di terhadapa fungsi orang itu sendiri dana
Pusat RehabiIitasi Narkoba Yayasan Rumah kejadianadalam lingkungan(10). Dalam
Damai Semarang. hal ini apabila seorang pecandu
Metode narkoba pernah berhasil berhenti
PeneIitian ini menggunakan mengonsumsi narkoba akan
pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian meningkatkan keyakinannya untuk
kualitatif lebih fokus pada apa yang dialami dapat menyelesaikan rehabilitasi dan
individu termasuk kegiatan, persepsi, dan berhenti mengonsumsi narkoba.
pengalaman subjek penelitian dengan menitik
beratkan pertanyaan “mengapa” atau
“bagaimana” dibanding apa. Penelitian
dilakukan di IPWL Yayasan Rumah Damai
Semarang. Subjek dalam penelitian ini adalah
pecandua narkoba yang#sedang menjalani
proses rehabiIitasi di Yayasan Rumah Damai
Kota Semarang dan memiliki teman sebaya
yang#juga masih menjalani proses rehabilitasi
berjumlah empat orang dan mentor
atau#mentor yang membantu proses
rehabilitasi narkoba berjumlah empat orang.
Variable dalam penelitian ini antara lain
karakteristik informan, efikasi diri, dukungan
teman sebaya, dukungan mentor, dan proses
rehabilitasi. Sumber data#padaapenelitian ini
ada dua, yaitu data primer yang diambil melalui

546
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 4, Juli 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Berdasarkan data peserta di Rumah


Kotak 1: Apa yang membuat anda Damai, peserta dengan rentang usia
yakin/tidak yakin akan berhasiI? 30 tahun-an_berjumlah 10 orang.
Semua informan mengaku mengenal
“Ini mindset pikiran saya. Saya ini jadi semua teman mereka namun tidak
pecandu bukan setahun dua tahun. Jadi semua informan hafal siapa saja teman
mereka yang berusia sebaya. Semua
kebiasaan buruk itu sudah tertanam di informan menganggap teman mereka
diri saya berpuluh-puluh tahun. selama menjalani rehabilitasi dekat
layaknya keluarga. Hal ini disebabkan
Sepuluh tahun ada. Dalam jangka karena semua peserta tinggal dan
waktu satu tahun kebiasaan itu gak melakukan setiap aktivitas bersama-
mungkin ilang. Makanya kebiasaan sama. Semua informan mengatakan
antar peserta rehabilitasi saling dekat
baik mau lebih saya tingkatkan satu sama lain.
daripada kebiasaan buruk.” Kegiatan yang dijalani peserta
rehabilitasi mayoritas adalah kegiatan
P1, 31 tahun keagamaan, antara lain pembacaan
Alkitab, mendengarkan kotbah dari
Diketahui sebagian informan pastor, misbah keluarga, dan lain-lain.
merasa yakin akan berhasil Selain kegiatan keagamaan peserta
menyelesaikan masa rehabilitasi dan rehabilitasi juga melakukan olahraga,
sembuh dari kecanduan karena makan, tidur, dan mengobrol bersama
merasa sudah jera dan peserta lainnya.
ingin_memperbaiki hidup. Sementara Selama masa rehabilitasi,
sebagian lainnya mengaku antar peserta rehabilitasi saling
tidak_terlalu yakin dapat berhenti mengobrol mengenai pengalaman
mengonsumsi narkoba. Mereka masa lalu, pengalaman mengonsumsi
mengatakan berusaha untuk tidak narkoba, dan saling mencurahkan isi
mengonsumsi narkoba kembali namun hati. Mereka saling menyemangati satu
merasa khawatir apabila kembali ke sama lain terutama ketika semangat
lingkungan asal mereka dan kembali sedang turun.
bertemu pecandu narkoba lain, mereka Di Rumah Damai terdapat
tidak mampu menolak ajakan program therapeutic community
mengonsumsi narkoba dan kembali dimana peserta rehabilitasi dan mentor
menjadi pecandu narkoba. akan duduk melingkar untuk saling
Dari kedua jawaban peserta membahas permasalahan masing-
rehabilitasi tersebut_dapat dilihat masing dan mencari penyelesaiannya
bahwa teman sebaya dapat bersama. Therapeutic acommunity
mempengaruhi setelah peserta adalah suatu metode rehabilitasi sosial
rehabilitasi menyelesaikan masa yang berupa sebuah keluarga terdiri
rehabilitasinya. Hal inis sejalan dengan atas orang-orang yang mempunyai
hasil penelitian Habibi dkka yang masalah yang sama dan_memiliki
menyatakana ada hubungan tujuan_yang sama, yaitu untuk
bermakna antara faktor teman dengan menolong diria sendiri dan sesama
kekambuhan pada yang dipimpin oleh seseorang dari
pasienarehabilitasi(11). mereka, sehingga terjadi perubahan
tingkah laku dari negatif kearah tingkah
3. Peran Teman Sebaya laku yang positif(14-16). Kegiatan ini
Menurut aSantrock, teman digunakan oleh peserta rehabilitasi
sebaya adalah_anak-anak atau remaja untuk saling mencurahkan isi pikiran
yang memilikinusia atau tingkata mereka agar tidak ada masalah dan
kematangan_yang kurang lebih dendam antar peserta.
sama(12). Sedangkanamenurut 4. Peran Mentor
Blazevic,a teman sebaya_adalah Semua informan peserta
kelompok_sosial_terdiridari orang- rehabilitasi memiliki mentor yang
orang dengan usia, pendidikan atau berbeda-beda dan mereka dekat
status sosial yang serupa(13). dengan mentor mereka masing-

547
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 4, Juli 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

masing. Sebagian besar peserta menyatakan_hubungan_mentorship


rehabilitasi mengatakan mentor seperti yang baik akan memberikan pengaruh
teman bagi mereka. Begitu pula positif yaitu meningkatkan
dengan para mentor yang kepercayaan diri, mampu
menganggap peserta rehabilitasi mengembangkan tujuan,
seperti keluarga mereka. Peserta meningkatkan keterampilan
rehabilitasi sering bercerita dengan komunikasi dan dapat memutuskan
mentor mereka, baik mengobrol biasa jenjang karir yang akanadipilih(17).
atau ketika konseling. 5. Proses Rehabilitasi
Semua peserta rehabilitasi Semua informan mengaku
dan mentor berinteraksi setiap saat awal mengenal narkoba dari teman
setiap harinya. Ini karena mentor juga mereka yang kemudian menawarkan
tinggal di panti rehabilitasi seperti untuk mencoba narkoba karena
peserta rehabilitasi. Yang penasaran. Usia ketika pertama kali
membedakan hanya ruangan tempat mengonsumsi narkoba keempat
tinggal masing-masing. informan masing-masing berbeda,
Interaksi antara peserta yaitu pada usia 11 tahun, 12 tahun, 20
rehabilitasi dengan para mentor tahun, dan 15 tahun. Penelitian oleh
biasanya berupa mengobrol, saling aSteinberg mengungkapkan kehadiran
berbagi pengalaman, dan konseling. teman sebaya dalam situasi beresiko
Bagi peserta rehabilitasi yang akan dapat meningkatkan kecenderungan
menyelesaikan masa rehabilitasi remaja dalam mengambil
mereka, topik yang sering dibicarakan keputusanaberesiko(18).
adalah rencana setelah menyelesaikan Narkoba yang pertama kali
rehabilitasi. Sementaa bagi informan dicoba sebagian informan adalah
yang saat ini masih berada di ganja, sementara informan lainnya
pertengahan masa rehabilitasi, berupa obat penenang dan sabu-sabu.
konsultasi berupa cerita mengenai Setelah menjadi pecandu, mereka
kebutuhan selama di Rumah Damai. membeli sendiri narkobanya. Narkoba
dapat dibeli di diskotik dan tempat
Kotak 2: Dukungan apa yang khusus penjualan narkoba.
mentor berikan pada peserta Efek yang dirasakan informan
rehabilitasi? ketika mengonsumsi narkoba beragam
tergantung jenis narkoba yang saat itu
“Ngobrol awal tentang penerimaan, dikonsumsi. Sebagian besar informan
mengaku paling banyak mengonsumsi
aturan dll. Semisal motivasi turun ganja dan sabu-sabu. Ketika
maka ada konseling individu di ajak mengonsumsi ganja, informan
mengaku merasa santai, bermalas-
nongkrong berdua dan dicari penyebab malasan, menikmati suasana, dan lain-
motivasi turun dan diberi kegiatan lain. Sedangkan ketika mengonsumsi
yang sesuai untuk meningkatkan mood sabu-sabu informan merasa tidak bisa
tidur, bersemangat, mampu banyak
nya kembali tergantung dari beraktivitas tanpa merasa lelah, dan
individunya. Pendekatan pribadi lain-lain.
Sebagian besar informan tidak
diadakan seminggu sekali, ngobrol
mengetahui secara pasti bahaya
dilakukan setiap hari. Ngobrol dan narkoba. Mereka hanya pernah tahu
pendekatan pribadi berbeda. bahaya narkoba melalui internet, tv,
dan kata orang lain. Namun informan
Mengetahui masalah dari ngobrol dan P2 mengaku sempat mengidap
dipisahkan untuk mencari waktu Skizofrenia selama menjadi pecandu
pendekatan pribadi.” narkoba. Skizofreniaa merupakan
gangguan jiwa yang umumnya terjadi
M2, 41 tahun dengan karakteristikaadanya
kerusakan dan keanehan pada_pikiran,
Hal ini sejalan dengan persepsi, emosi, pergerakan,_dan
penelitian oleh Mathewsa yang perilaku(19). Karena penyakitnya ini, ia

548
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 4, Juli 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

merasa terganggu dan memutuskan untuk menjalani rehabilitasi kembali di


untuk mencari pertolongan. Rumah Damai.
Sedangkan informan P1 tidak Sebagian informan saat ini
mengetahui dampak narkoba namun berada pada bulan kesepuluh dan
menyadari telah kecanduan narkoba kesembilan. Sedangkan salah satu
dan perlu untuk merubah informan berada pada tahap kedua,
kebiasaannya karena setiap hari ia bahkan informan P2 mengatakan ia
harus mengonsumsi narkoba jenis sudah menyelesaikan masa
sabu-sabu agar dapat beraktivitas. rehabilitasinya yang terakhir satu bulan
Pertama kali informan P1 yang lalu namun ia tetap akan tinggal
menyadari dampaknya ketika berusia di Rumah Damai.
26 tahun. Sedangkan informan P2 Sebagian besar informan
menyadari penyakitnya ketika berusia mengatakan hidup mereka menjadi
21 tahun. Pada masa ini aaspek psikis lebih sabar, lebih kuat, dapat
dan fisiknya mulai stabil, meningkatnya introspeksi diri, lebih memikirkan masa
berpikir realistis, memiliki sikap depan, danalain-lain. Hal ini sesuai
pandang yang sudah baik, lebih dengan penelitian oleh Mardiyahi
matang dalam cara menghadapi dimana kualitas hidup mantan pecandu
masalah, ketenangan emosional narkoba yang sedang_menjalani rawat
bertambah, lebih mampu menguasai jalan di klinik rehabilitasi
perasaan, sudah_terbentuk identitas BNNKaKendari merasa jauh lebih
seksual yang tidak akan berubah lagi, baik_dalam menjalankan aktivitas
dan lebih banyak pertahian terhadap dibanding saat belum menjalani
lambing-lambangakematangan(20,21). rehabilitasi(23).
Alasan berhenti mengonsumsi
narkoba sebagian besar informan
Kotak 3: Apa yang anda rasakan
adalah keluarga. Mereka mengaku selama menjaIani rehabiIitasi?
keluarga merasa khawatir sehingga
membawa mereka ke panti rehabilitasi “Ya kita lebih perbaiki diri lah.
narkoba. Sebagian peserta rehabilitasi Artinya kita lebih introspeksi diri. Jadi
menjalani rehabilitasi di Rumah Damai
ketika dijemput oleh polisi. Tidak ada mereka lebih percaya juga ke kita.
teman mereka yang mengetahui Saya juga disini sudah berhenti
mereka akan memasuki rehabilitasi
narkoba. Hal ini karena mereka pergi
merokok. Udah berhenti jadi pecandu.
untuk menjalani rehabilitasi secara Lebih sehat lah, dari makanannya
tiba-tiba. juga. Kebetulan saya juga waktu pakai
Ketika akan menjalani
rehabilitasi narkoba, informan P1 narkoba juga tiap ada uang makai, ada
merasa jengkel dan marah-marah. Dua uang makai. Sekarang lebih bisa
informan lain, yaitu P3 dan P4, tidak
mikirin masa depan lah.”
menunjukkan penolakan dan menjalani
proses rehabilitasi meskipun pada
awalnya sempat menawar tentang
P3, 31 tahun
lamanya masa rehabilitasi. Hal ini Setelah menyelesaikan masa
menunjukkan proses penyesuaian diri rehabilitasi, sebagian informan
dari masing-masing peserta berencana untuk tetap tinggal di
rehabilitasi. Penyesuaian diri menurut Rumah Damai dan menjadi mentor.
aSemiun adalah suatu proses yang Sedangkan sebagian informan lainnya
melibatkan respon mental dan tingkah berencana untuk kembali ke keluarga
lakuayang menyebabkan individu dan bekerja seperti sebelumnya.
berusaha menanggulangi kebutuhan, Kesimpulan
tegangan, frustasi, dan konflik Tahap pertama rehabilitasi adalah
batin_serta_menyelaraskan tuntutan tahap penyembuhan dimana pada tahap ini
batin dengan tuntutan yang dikenakan berfokus pada pemulihan fisik peserta yang
padanya oleh tempat dia hidup(22). rusak akibat narkoba. Perubahan perilaku yang
Berbeda dengan informan P2 yang terjadi pada peserta rehabilitasi adalah masa
sejak awal memang sudah berniat pra kontemlasi, perenungan, dan keputusan.

549
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 4, Juli 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Dukungan yang diterima peserta rehabilitasi States: Results from the 2017 National
dari teman sebaya dan mentor berupa Survey on Drug Use and Health.
pengenalan mengenai lingkungan Rumah Substance Abuse and Mental Health
Damai, pengenalan mengenai kegiatan di Services Administration. 2018 (HHS
Rumah Damai, pembimbingan di setiap Publication No. SMA 18-5068, NSDUH
kegiatan. Tahap kedua adalah pemulihan Series H-53).
dimana peserta dipulihkan kondisi jiwanya dan 5. Pusat Penelitian Data dan_Informasi
dibentuk kembali karakternya. Dukungan dari Badan Narkotika Nasional Republik
teman sebaya yang dapat diterima peserta Indonesia. Survei nasional
rehabilitasi pada masa ini adalah dukungan penyalahgunaan narkoba di 34 provinsi
semangat, motivasi, dan saling mencurahkan tahun 2017. https://ppid.bnn.go.id/wp-
isi hati. Sementara dukungan dari mentor pada content/uploads/sites/2/2019/02/hasil_lit_
masa ini berupa motivasi dan menghubungkan bnn_2017.pdf
antara peserta rehabilitasi dengan keluarganya. 6. Kompas. Perangi narkoba, Wali_Kota
Tahap ketiga yaitu tahap sosialisasi, peserta Hendi hadirkan "Kampung Bersinar".
diajarkan untuk dapat kembali bersosialisasi di https://regional.kompas.com/read/2019/0
masyarakat dengan berbagai keterampilan 3/22/20000051/perangi-narkoba-wali-
yang telah diajarkan. Dukungan yang diterima kota-hendi-hadirkan-kampung-bersinar-.
peserta rehabilitasi pada tahap ini dari teman Kompas.com. 22 Maret 2019.
sebayanya antara lain semangat dan saling 7. Presiden Republik Indonesia. Instruksi
bercerita rencana setelah menyelesaikan Presiden nomor 6 tahun 2018 tentang
masa rehabilitasi. Dukungan yang diterima rencana aksi nasional pencegahan dan
peserta rehabilitasi dari mentor antara lain pemberantasan penyalahgunaan dan
konseling mengenai rencana setelah peredaran gelap narkotika dan_prekursor
menyelesaikan masa rehabilitasi. narkotika tahun 2018-2019. Presiden
Saran Republik Indonesia. 2018.
Diharapkan Kepolisian Republik 8. Rahmadona, Elviza & Agustin H. Faktor
Indonesia bersama BNN dapat memperkuat yang berhubungan dengan
pertahanan Indonesia dari masuknya narkoba penyalahgunaan narkoba di RSJ Prof. Hb.
illegal dan pemberian sanksi bagi pengedar Sa’Anin. 2014;7. Available from:
narkoba sesuai undang-undang yang berlaku. http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jk
Selain itu bagi Yayasan Rumah Damai dapat ma
memperkuat pendekatan antar peserta 9. Haris Z, Kamaluddin MT, Sitorus RJ.
rehabilitasi dan mentor agar proses rehabilitasi Pengaruh jenis zat dan teman sebaya
semakin optimal. Bagi peneliti selanjutnya dengan kejadian relaps pada
diharapkan dapat meneliti lebiha mendalam penyalahguna narkotika di
mengenai faktor-faktor lainnya yang Rehabilitasi_IPWL RS Ernaldi Bahar
berpengaruh dalam rehabilitasi narkoba. Provinsi Sumatera Selatan. 2019;6(1):29–
36.
DAFTAR PUSTAKA 10. Bandura, Albert. Social learning_theory.
1. Pemerintah_Republik Indonesia. Undang- Stanford University. 1971.
undang Republik Indonesia nomor 35 11. Habibi, Syahrul Basri, Fitri_Rahmadhani.
tahun 2009 tentang narkotika. Undang Faktor-faktor yang berhubungan dengan
Republik Indonesia [Internet]. 2009;1–92. kekambuhan pengguna narkoba pada
Available from: pasien rehabilitasi di balai rehabilitasi
http://www.bnn.go.id/portal/_uploads/peru Badan Narkotika Nasional Baddoka
ndangan/2009/10/27/uu-nomor-35-tahun- Makasar tahun 2015. Al-Sihah : Public
2009-tentang-narkotika-ok.pdf Health Science Journal Vol 8, No 1.
2. Kuntari, S. Menyingkap_tabir penyebab Januari 2016.
dan dampak penyalahgunaan narkoba. 12. Santrock, John W. Perkembangan_anak.
Jurnal PKS 10. 2011(4): 409-425. Edisi 11 Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2007.
3. Division for Policy Analysis_and Public 13. Blazevic, I. Family, peer and school
Affairs United Nations Office on Drugs and influence on children's
Crime. World Drug Report 2017. United social_development. World Journal of
Nations Office on Drugs and Crime. Education Vol. 06, No. 02. 2016.
Austria:2017 14. Badan Narkotika Nasional. Pengenalan
4. Bose, Jonaki, dkk. Key_substance use therapeutic community..
and mental health indicators in the United https://bnn.go.id/pengenalan-therapeutic-

550
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 4, Juli 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

community/. Diakses pada 2 Desember


2019
15. Winanti. Therapeutic community (TC)
lapas klas IIA narkotika Jakarta.
http://lapasnarkotika.files.wordpress.com/
2008/07/therapeutic-community-
rev1_1doc.pdf. Diakses tanggal 2
Desember 2019.
16. Gani, Syarifuddin. Therapeutic community
(TC) pada residen_penyalah guna
narkoba di panti social Marsudiputra
Dharmapala Inderalaya Sumatera Selatan.
Jurnal Konseling dan Pendidikan Vol. 01,
No. 01, Hal 54-57. Februari 2013.
17. Mathews, P. The role of_mentoring in
promoting organizational competitiveness.
Competiveness Review. 2006.
18. Santrock, John W. Life-
span_development (perkembangan masa
hidup). Edisi ketigabelas Jilid 1. Jakarta:
Penerbit Erlangga. 2012.
19. Novitayani, Sri. Karakteristik pasien
skizofrenia dengan_riwayat
rehospitalisasi. Idea Nursing Journal Vol.
7, No. 2. 2016.
20. Gunarsa, S. D. dan Y. S. Gunarsa.
Psikologi praktis: Anak, remaja, dan
keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
2001.
21. Mappiare, A. Psikologi remaja. Surabaya:
Usaha Nasional. 2000.
22. Semiun, Y. Kesehatan mental 1.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 2006
23. Mardiyal, Aynal, La Dupai, Fikki Prasetya.
Studi kualitatif kualitas hidup mantan
pecandu narkoba di klinik rehabilitasi BNN
(Badan Narkotika_Nasional) kota Kendari
tahun 2017. Jurna; Omiah Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat Vol. 03, No. 01.
Januari 2018.

551

You might also like