Professional Documents
Culture Documents
406-Article Text-1575-1-10-20200318
406-Article Text-1575-1-10-20200318
406-Article Text-1575-1-10-20200318
WIDYAWATI, HARSIAH
Widy4zh@gmail.com, Harsiah1511@gmail.com
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of Current Ratio, Debt Equity Ratio
and Return on Assets Against Initial Return. To obtain data from these variables taken from the
financial statements of manufacturing companies conducting an initial public offering listed on the
Indonesia Stock Exchange for the 2013-2017 period. The subject of this research is a
manufacturing company that conducts an initial public offering listed on the Indonesia Stock
Exchange in the 2013-2017 period, as many as 10 companies. While sampling is used random
sampling technique. Current Ratio, Debt Equity Ratio and Return On Assets as independent
variables and initial returns as dependent variables. Data collection method uses documentation
method. Data analysis using multiple regression analysis.
From the results of the study using the coefficient of determination (R2) obtained the results
of 55% Current Ratio, Debt Equity Ratio and Return On Assets together affect the initial return,
while the remaining 45% is influenced by other variables that have not been examined in this
study. From the results of multiple linear regression test results of the research obtained
regression equation Y = 15,967 + 0,011X1 + 1,606X2 + 9,756X3 + e, based on the results of the
t (partial) test for the Current Ratio variable obtained 0.004 sig level <0.05 then Ho is rejected
and Ha It is accepted that it can be concluded that the current ratio affects the initial return, the
debt equity ratio is obtained by the sig level of 0.024 <0.05, so Ho is rejected and Ha is accepted,
so it can be concluded that the debt equity ratio affects the initial return, and return on assets is
obtained sig 0.029 <0.05 then Ho is rejected and Ha is accepted so it can be concluded that return
on assets affects the initial return. And from the f test (simultaneous) obtained sig level of 0.003
<0.05 so it can be concluded that Current Ratio, Debt Equity Ratio and Return On Assets
simultaneously have a significant influence on the initial return on manufacturing companies that
conduct an initial public offering registered in Indonesia Stock Exchange 2013-2017 period.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Rasio Lancar, Rasio Ekuitas
Utang, dan Return on Asset Terhadap Return Awal. Untuk mendapatkan data dari variabel-variabel
ini diambil dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang melakukan penawaran umum
perdana yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2013-2017. Subjek penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur yang melakukan penawaran umum perdana yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2017, sebanyak 10 perusahaan. Sedangkan pengambilan
sampel menggunakan teknik random sampling. Rasio Lancar, Rasio Ekuitas Utang, dan Return On
Asset sebagai variabel independen dan pengembalian awal sebagai variabel dependen. Metode
pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis
regresi berganda.
Dari hasil penelitian dengan menggunakan koefisien determinasi (R2) diperoleh hasil Rasio
Lancar 55%, Rasio Ekuitas Utang, dan Return On Asset secara bersama-sama mempengaruhi
pengembalian awal, sedangkan sisanya 45% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum diperiksa
dalam penelitian ini. Dari hasil uji regresi linier berganda hasil penelitian diperoleh persamaan
regresi Y = 15,967 + 0,011X1 + 1,606X2 + 9,756X3 + e, berdasarkan hasil uji t (parsial) untuk
variabel Current Ratio diperoleh tingkat 0,004 sig level <0,05 maka Ho ditolak dan Ha Dapat
diterima bahwa dapat disimpulkan bahwa rasio lancar mempengaruhi pengembalian awal, rasio
ekuitas hutang diperoleh dengan tingkat sig 0,024 <0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio ekuitas hutang mempengaruhi return awal, dan return on
asset diperoleh sig 0,029 <0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan
bahwa return on asset mempengaruhi return awal. Dan dari uji f (simultan) diperoleh tingkat sig
sebesar 0,003 <0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Rasio Lancar, Rasio Ekuitas Utang, dan
Return On Asset secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return awal pada
perusahaan manufaktur yang melakukan penawaran umum perdana yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2017.
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman, BAPEPAM-LK sebagai pengawas pasar
semakin ketat persaingan dalam usaha modal.
terutama bagi perusahaan-perusahaan Selama ini kita mengenal
besar. Setiap perusahaan memiliki perbendaharaan kata mengenai IPO
starategi tersendiri untuk (initial public offering) dan bagaimana
mempertahankan eksistensinya serta proses IPO berlangsung. IPO
setiap perusahaan umumnya memiliki merupakan pasar perdana bagi suatu
keinginan untuk mengembangkan dan perusahaan untuk menawarkan
memperluas bisnis usahanya atau efeknya (saham, obligasi, dan surat-
biasa disebut ekspansi usaha. Bagi surat berharga lainnya) kepada publik.
perusahaan yang ingin melakukan Bagi suatu perusahaan (Emiten) IPO
ekspansi maka membutuhkan secara finansial merupakan sarana
tambahan modal yang besar, sehingga untuk memperoleh modal untuk
sering kali dana internal perusahaan pengembangan bisnis perusahaan dan
dirasa tidak cukup untuk sarana lainnya sebagai parameter
memenuhinya. Berdasarkan bahwa perusahaan tersebut telah
keterbatasan tersebut, maka menjalankan keterbukaan dalam
perusahaan bisa memenuhi kebutuhan pengelolaan perusahaan yang
modalnya dengan menghimpun dana dampaknya dapat memperoleh citra
dari masyarakat. Pasar modal menjadi perusahaan. Pengaturan IPO sendiri,
salah satu alternatif bagi perusahaan diatur dalam Undang-Undang No. 25
yang ingin menghimpun dana dari Tahun 2007 tentang penanaman modal
masyarakat. yang ditetapkan pada tanggal 26 april
Berdasarkan Keputusan Presiden 2007 (sebagai pengganti Undang-
No. 53 Tahun 1990, keputusan Menteri Undang No. 8 Tahun 1995 tentang
Keuangan No. 1548/KMK.013/1990, pasar modal) dan keputusan menteri
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun serta peraturan-peraturan yang
1995 yang merupakan serangkaian dikeluarkan oleh BAPEPAM dan Bursa
regulasi dibidang pasar modal. Pasar Efek.
modal sebagai salah satu institusi Menurut Jogiyanto (2015) Initial
keuangan yang dianggap sebagai Public Offering (IPO) merupakan
tempat efektif bagi perusahaan untuk penawaran saham perusahaan untuk
mengumpulkan dana dalam membiayai pertama kalinya. Saham yang sudah
kegiatan operasionalnya dengan cara ditawarkan dipasar primer selanjutnya
menerbitkan saham maupun obligasi. akan diperjualbelikan dibursa efek
Sebelum menawarkan saham indonesia disebut pasar sekunder.
dipasar perdana, perusahaan harus Menurut Kristiantari (2013) Penentuan
menyampaikan pernyataan harga saham yang ditawarkan saat IPO
pendaftaran kepada Bapepam-LK dan merupakan faktor penting bagi
penawaran umum baru dapat perusahaan (emiten) dan underwriter
dilakukan setelah pernyataan karena berkaitan dengan jumlah dana
pendaftaran yang dimaksud efektif. yang diproleh oleh emiten dan resiko
Seperti yang tercantum dalam pasal 70 yang akan ditanggung oleh
UUN No.8 tahun 1995 bahwa : “yang underwriter.
dapat melakukan penawaran umum Perusahaan (emiten) biasanya
hanyalah emiten yang telah akan menentukan harga sahan yang
menyampaikan pernyataan dijual dipasar perdana dengan
pendaftaran kepada Bapepam-LK membuka penawaran harga yang
untuk menawarkan atau menjual efek tinggi, karena dengan harga jual yang
kepada masyarakat dan pernyataan tinggi maka penerimaan dari hasil
pendaftaran telah efektif”. Perusahaan penawaran (proceeds) akan tinggi juga
harus mengeluarkan informasi sehingga tingkat kesejahteraan
mengenai perusahaan secara detail (wealth) mereka juga membaik.
disebut prospektus yang merupakan Namun, disisi lain harga yang tinggi
ketentuan yang ditatapkan oleh akan mempengaruhi minat calon
investor untuk membeli saham yang likuiditas adalah rasio yang mengukur
ditawarkan. Jika harga terlalu tinggi, kemampuan perusahaan dalam
maka minat investor akan rendah, mendanai operasional perusahaan dan
sehingga saham yang ditawarkan akan memenuhi kewajiban keuangan yang
menjadi kurang menarik dan tidak laku jatuh tempo. Untuk membayar
terjual. Maka dari itu, underwriter obligasi, keuangan jangka
sebagai penjamin emisi berusaha pendekdengan tepat waktu (Sartono
untuk meminimalkan resiko agar tidak dalam jurnal Razafindrambinina dan
mengalami kerugian karena tidak Kwan 2013). Rasio ini mengaitkan
terjualnya saham-saham yang besar kecilnya aktiva lancar dengan
ditawarkan. kewajiban lancar yang dapat
Besarnya ukuran initial return memberikan ukuran likuiditas
ditentukan dari selisih saham dipasar perusahaan yang dapat diketahui dan
sekunder dibandingkan dengan harga dihitung dengan cepat dan mudah
saham pada penawaran perdana. digunakan. Rasio ini bertujuan untuk
Apabila harga saham dipasar sekunder mengukur kemampuan suatu
pada hari pertama perdagangan saham perusahaan dalam memenuhi
lebih tinggi dibandingkan dengan harga kewajiban jangka pendeknya. Semakin
penawaran dipasar perdana maka tinggi CR suatu perusahaan berarti
saham mengalami Underpricing. semakin kecil resiko kegagalan
Sedangkan jika harga saham dipasar perusahaan dalam memenuhi
sekunder pada hari pertama kewajiban jangka pendeknya. Akibat
perdagangan saham lebih rendah resiko yang akan ditanggung
dibandingkan dengan harga penawaran pemegang saham juga semakin kecil.
dipasar perdana maka saham Menurut Sartono (2012) Debt
mengalami Overpricing. Equity Ratio merupakan rasio yang
Menurut Beatty dalam Kristiantari digunakan untuk mengukur tingkat
(2013), kondisi Underpricing akan leverage (penggunaan hutang)
menimbulkan dampak yang berbeda terhadap total shareholders’ equity
bagi perusahaan dan investor. yang dimiliki perusahaan. Semakin
Perusahaan akan merasa tidak besar debt equity ratio menunjukkan
diuntungkan apabila terjadi semakin besar hutang yang harus
underpricing, karena dana yang dibayar perusahaan sehingga
diproleh dari Go Public tidak profitabilitas akan berkurang. Debt
maksimum. Sebaliknya jika terjadi Equty Ratio merupakan salah satu dari
overpricing, maka investor yang akan rasio laverage. DER mencerminkan
merugi, karena mereka tidak kemampuan perusahaan dalam
menerima initial return. Sehingga, memenuhi seluruh kewajibannya yang
para pemilik perusahaan menginginkan ditunjukkan oleh beberapa bagian
agar meminimalisasikan situasi modal sendiri yang digunakan untuk
underpricing, karena terjadinya membayar hutang. DER menunjukkan
underpricing akan menyebabkan tingkat laverage (penggunaan hutang)
transfer kemakmuran dari pemilik yang dibandingkan dengan modal
kepada para investor menikmati initial sendiri perusahaan. DER juga memberi
return. Menurut Sartono (2010) Initial jaminan tentang seberapa besar
Return adalah return yang diperoleh hutang perusahaan dijamin modal
dari aktiva dipenawaran perdana mulai sendiri perusahaan yang digunakan
dari saat dibeli dipasar primer sampai sebagai sumber pendanaan usaha.
pertama kali didaftarkan dipasar Semakin besar nila DER menandakan
sekunder. struktur permodalan usaha lebih
Menurut Sartono (2010) Current banyak memanfaatkan hutang-hutang
Ratio merupakan ukuran yang relatif terhadap ekuitas. Semakin besar
digunakan untuk mengetahui DER mencerminkan resiko perusahaan
kemampuan perusahaan memenuhi yang relatif tinggi, akibatnya para
kewajiban jangka pendeknya. Dengan investor cenderung menghindari
kata lain seberapa banyak aktiva saham-saham yang memiliki nilai DER
lancar yang tersedia untuk menutupi yang tinggi. Nilai DER yang tinggi akan
kewajiban jangka pendek atau utang meningkatkan ketidakpastian investor
yang segera jatuh tempo. Rasio dan akan meningkatkan tingkat
terbaru mengindikasikan likuiditas dari underpricing Sehingga kemungkinan
perusahaan, seperti kemampuan return yang akan diterima investor
current ratio (CR) merupakan salah semakin besar.
satu dari rasio likuiditas. Rasio
4. Apakah Current Ratio, Debt Equity modal kerja suatu perusahaan adalah
Ratio, Dan Return On Assets current ratio yaitu perbandingan
Berpengaruh Terhadap Initial antara jumlah aktiva lancar dengan
Return Pada Perusahaan hutang lancar.
Manufaktur Yang Melakukan IPO di Rasio terbaru mengindikasikan
BEI Periode Tahun 2013-2017. likuiditas dari perusahaan, seperti
kemampuan current ratio (CR)
B. TELAAH PUSTAKA merupakan salah satu dari rasio
Initial Return likuiditas. Rasio likuiditas adalah rasio
Jogiyanto (2015) mendefinisikan yang mengukur kemampuan
Return Awal (Initial Return) sebagai perusahaan dalam mendanai
return yang diproleh dari aktiva operasional perusahaan dan memenuhi
dipenawaran perdana mulai dari saat kewajiban keuangan yang jatuh
dibeli dipasar primer sampai pertama tempo. Untuk membayar obligasi,
kali didaftarkan dipasar sekunder. keuangan jangka pendekdengan tepat
Menurut Emilia, Dkk. (2008) waktu (Sartono dalam jurnal
Initial Return adalah selisih harga IPO Razafindrambinina dan Kwan 2013).
dan harga saat saham listing dibursa Rasio ini mengaitkan besar kecilnya
setelah melakukan penawaran aktiva lancar dengan kewajiban lancar
perdana, saham akan diperjualbelikan yang dapat memberikan ukuran
dipasar sekunder yang selanjutnya likuiditas perusahaan yang dapat
harga sahamnya akan ditentukan oleh diketahui dan dihitung dengan cepat
mekanisme permintaan dan dan mudah digunakan. Rasio ini
penawaran. bertujuan untuk mengukur
Menurut Sartono (2010) Initial kemampuan suatu perusahaan dalam
Return adalah return yang diperoleh memenuhi kewajiban jangka
dari aktiva dipenawaran perdana mulai pendeknya. Semakin tinggi CR suatu
dari saat dibeli dipasar primer sampai perusahaan berarti semakin kecil
pertama kali didaftarkan dipasar resiko kegagalan perusahaan dalam
sekunder. memenuhi kewajiban jangka
Persentase selisih harga saham pendeknya. Akibat resiko yang akan
dipasar sekunder dibandingkan dengan ditanggung pemegang saham juga
harga saham pada penawaran perdana semakin kecil.
menjadi ukuran besaranya initial Debt Equity Ratio
return. Apabila harga saham dipasar Menurut Sartono (2012) Debt
sekunder pada hari pertama Equity Ratio merupakan rasio yang
perdagangan saham lebih tinggi digunakan untuk mengukur tingkat
dibandingkan dengan harga penawaran leverage (penggunaan hutang)
dipasar primer maka saham terhadap total shareholders’ equity
mengalami underpricing. Sedangkan yang dimiliki perusahaan.
jika harga saham dipasar sekunder Menurut Husnan (2009) Debt
pada hari pertama perdagangan saham Equity Ratio menunjukkan
lebih rendah dibandingkan dengan perbandingan hutang dan modal. Rasio
harga penawaran dipasar primer maka ini merupakan salah satu rasio penting
saham mengalami overpricing. karena berkaitan dengan masalah
Current Ratio trading on equity yang dapat
Sartono (2010) Current Ratio memberikan pengaruh positif dan
merupakan salah satu indikator dari negatif terhadap rentabilitas modal
likuiditas. Current ratio jugamerupakan sendiri dan perusahaan tersebut.
ukuran yang digunakan untuk Debt Equty Ratio merupakan salah
mengetahui kemampuan perusahaan satu dari rasio laverage. DER
memenuhi kewajiban jangka mencerminkan kemampuan
pendeknya. perusahaan dalam memenuhi seluruh
Menurut Irham Fahmi (2012) kewajibannya yang ditunjukkan oleh
Current Ratio (CR) adalah rasio lancar beberapa bagian modal sendiri yang
(current ratio) adalah ukuran yang digunakan untuk membayar hutang.
umum digunakan atas solvensi jangka DER menunjukkan tingkat laverage
pendek, kemampuan suatu perusahaan (penggunaan hutang) yang
memenuhi kebutuhan utang ketika dibandingkan dengan modal sendiri
jatuh tempo. perusahaan. DER juga memberi
Menurut Munawir (2007) Current jaminan tentang seberapa besar
Ratio adalah rasio yang paling umum hutang perusahaan dijamin modal
digunakan untuk menganalisis posisi sendiri perusahaan yang digunakan