Cerita Untuk Lomba Story Telling

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 20

Malin Kundang

A long time ago, on the north coast of Sumatera lived a widow and her only son named Malin
Kundang. They were living in poverty. Malin Kundang grew up as a skillful young boy. He
always wanted to be a successful person to help her mother.

One day, a large ship of a rich merchant docked nearby. Malin Kundang met one of the ship’s
crew and was offered to join with him. He knew that it was a good chance to make his dream
came true. So he decided to accept the offer and went home to tell his mother. “Mom, what if
I sail overseas?” asked Malin Kundang to his beloved mother. “Oh dear, I can’t let you do
that. I lost your father; he was sailing and never came back. I don’t want to lose you too,” her
mother replied.

Malin Kundang kept trying to convince his mother that he would be all right, “Mom, if I stay
here, I’ll always be a poor man. I want to be a successful person to help us to get a better life.
I promise you that I’ll be back for you.” His mother wiped her own tears, “If you really want
to go, I can’t stop you my son. I could only pray to God for you to gain your success in life,”
said his mother wisely. In the next morning, Malin Kundang was ready to go.

It had been a year since Malin Kundang left his mother. Her mother never heard any news
from Malin Kundang. However, she kept waiting and praying for his son to come home
safely. After several years of waiting, she was surprised by arrival of a wealthy merchant in
the ship dock. When the large ship pulled over, Malin’s mother saw a wealthy man who was
stepping down the ladder along with a beautiful woman. The man turned out to be her only
son, Malin Kundang.

Without hesitation, she came running to hug her son. “Oh my dear son, I miss you so much.”
However, Malin Kundang did not give any response. He was too ashamed to admit that the
old woman was his own mother in front of his beautiful wife. “Who are you? You’re not my
mother. My mother has passed away when I was kid,” said Malin Kundang. Malin’s mother
took a step back, “Malin, what do you mean? I’m your mother!” she said sadly.

Malin Kundang then ordered his bodyguard to take the old woman away from him, “Take
this old and filthy woman out of here!” Malin’s mother cried as he was dragged by the
bodyguard, “Malin, my son. How could you do this to me? Why do you treat your own
mother like this?” she sobbed.
As her heart was broken and felt very disappointed to her son, she cried and shouted, “Oh
God, if he is my real son, I curse him into stone!” After that, Malin Kundang continued his
journey and once again left his mother. In the middle of a calm sea, suddenly the wind was
blowing so hard and a storm came. The storm struck his ship and turned him into a stone.

Moral Value of Malin Kundang Story: Always treat your parent well, especially your
mother. Your mother is the one who has brought you to this world with all of the struggles to
raise you to gain your better future.

Arti Terjemahan Story Telling Bahasa Inggris tentang Maling Kundang

Malin Kundang

Dahulu kala, di pesisir utara Sumatera hidup seorang janda dengan anak tunggalnya bernama
Malin Kundang. Mereka hidup dalam kemiskinan. Malin Kundang tumbuh menjadi seorang
pemuda yang terampil. Dia selalu berkeinginan untuk menjadi seorang yang sukses untuk
membantu ibunya.

Suatu hari, sebuah kapal besar milik seorang saudagar kaya berlabuh di dekat sana. Malin
Kundang bertemu dengan salah satu awak kapal dan ditawari untuk bergabung dengannya.
Dia tahu kalau ini sebuah kesempatan yang bagus untuk mewujudkan impiannya. Jadi dia
memutuskan untuk menerima tawaran tersebut dan pulang ke rumah untuk memberitahu
ibunya. “Bu, bagaimana jika aku berlayar ke negeri seberang?” tanya Malin Kundang pada
ibunya tercinta. “Sayangku, aku tak bisa membiarkanmu melakukan hal tersebut. Aku telah
kehilangan ayahmu; dia berlayar dan tak pernah kembali. Aku tak ingin kehilangan dirimu
juga,” jawab ibunya.

Malin Kundang terus berusaha meyakinkan ibunya kalau dia akan baik-baik saja, “Bu, jika
aku tetap di sini, aku akan selalu menjadi seorang pria miskin. Aku ingin menjadi seorang
yang sukses untuk membantu kita mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Aku berjanji
pada ibu kalau aku akan kembali untukmu.” Ibunya menyapu air matanya sendiri, “Jika kamu
benar-benar ingin pergi, aku tak bisa menghentikanmu nak. Aku hanya bisa berdoa pada
Tuhan untukmu agar kamu mencapai kesuksesan dalam hidup,” ungkap ibunya dengan bijak.
Pagi berikutnya, Malin Kundang siap untuk pergi.
Sudah setahun semenjak Malin Kundang pergi meminggalkan ibunya. Ibunya tak pernah
mendengar kabar dari Malin Kundang. Akan tetapi, dia tetap menanti dan berdoa untuk
putranya agar pulang dengan selamat. Setelah beberapa tahun penantian, dia terkejut dengan
kedatangan seorang saudagar kaya di dermaga kapal. Ketika kapal besar tersebut menepi, ibu
Malin melihat seorang lelaki kata yang sedang menuruni tangga bersama seorang wanita
cantik. Lelaki tersebut ternyata putra tunggalnya, Malin Kundang.

Ibu Malin mendekati putranya tersayang, “Malin, kamu kembali!” katanya. Tanpa ragu, dia
datang berlalri untuk memeluk putranya. “Putraku sayang, aku rindu sekali padamu.” Namun,
Malin Kundang tak memberikan jawaban apapun. Dia terlalu malu untuk mengakui kalau
wanita tua tersebut adalah ibunya sendiri di depan istri cantiknya. “Siapa kamu? Kamu
bukanlah ibuku. Ibuku telah meninggal saat aku masih kecil,” kata Malin Kundang. Ibu
Malin mundur selangkah, “Malin, apa maksudmu? Aku ibumu!” katanya sedih.

Malin Kundang lalu memerintahkan pengawalnya untuk membawa wanita tua tersebut,
“Bawa keluar wanita tua dan menjijikan ini dari sini!” Ibu Malin menangis seketika dia
diseret oleh pengawalnya, “Malin, putraku. Bagaimana bisa kamu melakukan ini padaku?
Kenapa kamu memperlakukan ibumu sendiri seperti ini?” dia menangis tersedu-sedu.

Karena hatinya tersakiti dan merasa sangat kecewa pada putranya, dia menangis dan
berteriak, “Ya Tuhan, Jika memang dia putra kandungku, aku kutuk dia menjadi batu!”
Setelah itu, Malin Kundang melanjutkan perjalanannya dan sekali lagi meninggalkan ibunya.
Di tengah laut yang tenang, tiba-tiba angin berhembus kencang dan badai datang. Badai
tersebut menghantam kapalnya dan mengubahnya menjadi sebuah batu.
1. Story telling Pertama

gambar: firstcry.com

The Needle Tree

There were once two brothers who lived at the edge of a forest. The elder brother was very
mean to his younger brother. He ate up all the food and took all his brother’s good clothes.
One day, the elder brother went into the forest to find some firewood to sell in the market. As
he went around, chopping the branches of tree after tree, he came upon a magical tree.

The tree said to him, ‘Oh kind sir, please do not cut my branches. If you spare me, I will give
you golden apples’. The elder brother agreed, but was disappointed with the number of
apples the tree gave him. Greed overcame him, and he threatened to cut the entire trunk, if
the tree didn’t give him more apples. The magical tree, instead, showered upon the elder
brother, hundreds upon hundreds of tiny needles. The elder brother lay on the ground crying
in pain as the sun began to lower down the horizon.

The younger brother grew worried and went in search of his elder brother. He found him
laying in pain near the tree, with hundreds on needles on his body. He rushed to his brother
and removed each needle with painstaking love. After he finished, the elder brother
apologised for treating him badly and promised to be better. The tree saw the change in the
elder brother’s heart, and gave them all the golden apples they could ever need.

Moral Of The Story:


It is important to be kind and gracious, as it will always be rewarded.

Arti Terjemahan Short Story Telling The Needle Tree


Pohon Jarum
Pernah ada dua laki-laki bersaudara yang tinggal di tepi hutan. Sang kakak laki-laki sangat
jahat kepada adik laki-lakinya. Dia memakan semua makanan dan mengambil semua
pakaian bagus dari saudaranya. Suatu hari, sang kakak lelaki itu pergi ke hutan untuk
mencari kayu bakar untuk dijual di pasar. Ketika dirinya sedang berkeliling, memotong
cabang-cabang pohon demi pohon, dia menemukan pohon ajaib.

Pohon itu berkata kepadanya, “Oh, Tuan yang baik, tolong jangan memotong dahanku. Jika
kamu membiarkanku, aku akan memberimu sebuah apel emas '. Sang kakak pun setuju,
tetapi dirinya kecewa dengan jumlah apel yang diberikan pohon itu kepadanya. Keserakahan
mampu mengalahkan si kakak, dan dia mengancam akan memotong seluruh batang pohon
itu jika pohon itu tidak memberinya apel lebih banyak. Sebaliknya, pohon ajaib itu tiba-tiba
menghujani kakak laki-laki itu ratusan jarum kecil. Kakak laki-laki itu berbaring di tanah
menangis kesakitan ketika matahari mulai turun ke cakrawala.

Sang adik laki-laki menjadi khawatir dan pergi mencari kakak laki-lakinya. Dia menemukan
sang kakak berbaring kesakitan di dekat pohon dengan ratusan jarum di tubuhnya. Sang
adik bergegas menuju ke saudaranya dan melepaskan setiap jarum dengan rasa kasih
sayang yang sungguh-sungguh. Setelah selesai, sang kakak lelaki itu pun meminta maaf
karena telah memperlakukannya dengan buruk dan berjanji akan menjadi lebih baik. Pohon
itu melihat perubahan dalam hati kakak lelaki itu, dan memberi mereka semua apel emas
yang mereka butuhkan.

Pesan moral dalam cerita


Adalah penting untuk bersikap baik dan ramah, karena sikap baik dan ramah akan selalu
dihargai.
2. Story Telling Kedua

Counting Wisely
Akbar once put a question to his court that left everyone puzzled. As they all tried to figure
out the answer, Birbal walked in and asked what the matter was. They repeated the question
to him.

‘How many crows are there in the city?’

Birbal immediately smiled, went up to Akbar, and announced that the answer to his
questions was twenty-one thousand, five hundred and twenty-three. When asked how he
knew the answer, Birbal replied, ‘Ask your men to count the number of crows. If there are
more, then the crows’ relatives from outside the city are visiting them. If there are fewer, then
the crows are visiting their relatives outside the city.’ Pleased with the answer, Akbar
presented Birbal with a ruby and pearl chain.

Moral of The Story:


Having an explanation for your answer is just as important as having an answer.
Arti Terjemahan Short Story Telling Counting Wisely 
Menghitung dengan Bijak
Akbar pernah mengajukan pertanyaan kepada penduduk istanana yang membuat semua
orang bingung. Ketika mereka semua mencoba mencari jawabannya, Birbal berjalan masuk
dan bertanya ada apa. Mereka mengulangi pertanyaan itu kepadanya.

'Ada berapa banyak gagak di kota ini?'

Birbal segera tersenyum, pergi ke Akbar, dan mengumumkan bahwa jawaban atas
pertanyaannya adalah dua puluh satu ribu lima ratus dua puluh tiga.

Ketika ditanya bagaimana dia tahu jawabannya, Birbal menjawab, ‘Minta anak buahmu untuk
menghitung jumlah gagak. Jika ada lebih banyak, maka itu berarti kerabat gagak dari luar
kota sedang mengunjungi mereka. Jika jumlahnya lebih sedikit, maka gagak mengunjungi
kerabat mereka di luar kota. 'Merasa Senang dengan jawabannya, Akbar pun memberi Birbal
sebuah rantai ruby dan mutiara.

Pesan moral dalam cerita:


Memiliki penjelasan untuk jawabanmu sama pentingnya dengan memiliki jawaban.
(Maksudnya penjelasan dari sebuah jawaban itu sama pentingnya dengan jawaban itu
sendiri).

3. Story telling ketiga


The Boy Who Cried Wolf
There was once a boy whose father one day told him that he was, now, old enough to watch
over the sheep while they were grazing. Every day, he had to take the sheep over the grass
fields and watch them as they grazed to become strong with thick wool. The boy was
unhappy though. He wanted to run and play, not watch the boring sheep. So, he decided to
have some fun instead. He cried ‘Wolf! Wolf!,’ until the entire village came running with
stones to chase away the wolf before it could eat any of the sheep. Once they saw that there
was no wolf, they left muttering under their breath about how the boy was wasting their time
and giving them a good fright while at it. The next day, the boy cried once more,‘Wolf! Wolf!’
and, again, the villagers rushed there to chase the wolf away.

As the boy laughed at the fright he had caused, the villagers left, some angrier than the
others. The third day, as the boy went up the small hill, he suddenly saw a wolf attacking his
sheep. He cried as hard as he could, ‘Wolf! Wolf! WOLF!’, but the villagers thought he was
trying to fool them again and did not come to rescue the sheep. The little boy lost three
sheep that day, all because he falsely cried wolf.

Moral of The Story: 


Do not make stories up for attention, for no one will help you when you actually need it.

Arti Terjemahan Short Story Telling The Boy Who Cried Wolf 


Bocah Yang Berteriak Serigala

Pernah ada seorang anak lelaki yang ayahnya suatu hari memberitahunya bahwa dia,
sekarang, cukup umur untuk menjaga domba ketika domba-domba itu sedang merumput.
Setiap hari, ia harus membawa domba-domba itu ke padang rumput dan mengawasinya
saat domba-domba tersebut merumput agar menjadi kuat dan memiliki bulu wol yang tebal.

Bocah itu merasa tidak senang. Dia ingin berlari dan bermain, bukan menonton domba yang
membosankan. Jadi, dia memutuskan untuk bersenang-senang. Dia berteriak ‘Serigala!
Serigala !, ’sampai seluruh desa datang berlari membawa batu untuk mengusir serigala
sebelum bisa memakan domba mana pun.

Begitu mereka melihat bahwa tidak ada serigala, mereka bergumam tentang bagaimana
bocah itu membuang-buang waktu mereka dan memberi mereka rasa ketakutan yang
ampuh saat melakukannya. Keesokan harinya, bocah itu berteriak sekali lagi, ‘Serigala!
Serigala! 'Dan, sekali lagi, penduduk desa bergegas ke sana untuk mengusir serigala itu.
Ketika bocah itu menertawakan ketakutan yang ditimbulkannya, penduduk desa pun pergi,
beberapa di antara mereka merasa sangat marah daripada yang lain. Pada Hari ketiga,
ketika anak lelaki itu naik ke bukit kecil, dia tiba-tiba melihat serigala menyerang domba-
dombanya.

Dia berteriak sekeras yang dia bisa, ‘Serigala! Serigala! Serigala! ’, Tetapi para penduduk
desa mengira kalau ia berusaha menipu mereka lagi dan penduduk desa pun tidak datang
untuk menyelamatkan domba-domba itu. Bocah laki-laki itu kehilangan tiga domba pada hari
itu, semua karena dengan bohong dia berteriak serigala.

Pesan moral dalam cerita:


Jangan membuat cerita (kebohongan) untuk dijadikan perhatian, karena tidak akan ada yang
membantumu ketika kamu benar-benar membutuhkannya.

4. Story telling keempat

The Golden Touch

This is the story of a very greedy rich man who chanced upon meeting a fairy. The fairy’s hair
was caught in a few tree branches. Realising he had an opportunity to make even more
money, he asked for a wish in return for helping the fairy. He said, ’All that I touch should turn
to gold’, and his wish was granted by the grateful fairy.

The greedy man rushed home to tell his wife and daughter about his new boon, all the while
touching stones and pebbles and converting them into gold. Once he got home, his daughter
rushed to greet him. As soon as he bent down to scoop her up in his arms, she turned into a
gold statue. He realised his folly and spent the rest of his days searching for the fairy to take
away his wish.

Moral of The Story:


Greed will always lead to downfall.

Arti Terjemahan Short Story Telling The Golden Touch 


Sentuhan Emas
Ini adalah kisah tentang orang kaya yang sangat rakus yang kebetulan bertemu seorang peri.
Rambut peri itu tersangkut di beberapa cabang pohon. Menyadari bahwa ia memiliki
kesempatan untuk menghasilkan lebih banyak uang, orang kaya itu pun meminta
permohonan sebagai imbalan karena telah membantu peri. Dia berkata, 'Semua yang saya
sentuh harus berubah menjadi emas', dan keinginannya dikabulkan oleh peri bersyukur.

Pria serakah itu bergegas pulang untuk memberi tahu istri dan putrinya tentang anugerah
barunya, sambil menyentuh batu dan kerikil dan mengubahnya menjadi emas. Begitu dia
sampai di rumah, putrinya bergegas menyambutnya. Begitu dia membungkuk untuk
mengangkatnya ke dalam pelukannya, dia berubah menjadi patung emas. Dia menyadari
kebodohannya dan menghabiskan sisa hari-harinya mencari peri untuk menarikl
keinginannya.

Pesan moral dalam cerita:


Keserakahan akan selalu menyebabkan kehancuran.
5. Story telling kelima

The Milkmaid and Her Pail


Patty the milkmaid had finished milking her cow, and had two full pails of fresh creamy milk.
She put both pails of milk on a stick and set off to the market, to sell them. Along the way,
she started to think of all the milk in her pails, and the money she would get for them.

“Once I get the money, I’ll buy a chicken,” she thought. “The chicken will lay eggs and I will
get more chickens. They’ll all lay eggs, and I can sell them for more money. Then, I’ll buy the
house on the hill and be the envy of everyone in the village. They’ll ask me to sell the chicken
farm, but I’ll toss my head like ‘this’, and refuse”. So saying, Patty, the milkmaid tossed her
head, and the pails of milk fell. The milk spilled onto the ground, and all Patty could do was
cry.

Moral of The Story:


Do not count your chickens before they hatch.

Arti Terjemahan Short Story Telling The Milkmaid and Her Pail 


The Milkmaid dan Embernya
Patty si pemerah susu telah selesai memerah susu sapinya, dan memiliki dua ember penuh
susu krem segar. Dia menaruh kedua ember susu di atas tongkat dan pergi ke pasar, untuk
menjualnya. Sepanjang jalan, dia mulai memikirkan semua susu dalam embernya, dan uang
yang akan dia dapatkan untuk mereka.

"Setelah saya mendapatkan uang, saya akan membeli ayam," pikirnya. “Ayam itu akan
bertelur dan saya akan mendapat lebih banyak ayam. Mereka semua bertelur, dan saya bisa
menjualnya untuk lebih banyak uang. Lalu, saya akan membeli rumah di atas bukit dan
menjadi iri semua orang di desa. Mereka akan meminta saya untuk menjual peternakan
ayam, tetapi saya akan melemparkan kepala saya seperti ‘ini’, dan menolak ”. Sambil
berkata, Patty, si pemerah susu melemparkan kepalanya, dan ember susu jatuh. Susu
tumpah ke tanah, dan yang bisa dilakukan Patty hanyalah menangis.

Pesan moral dalam cerita:


Jangan menghitung ayam Anda sebelum menetas.

6. Storytelling keenam
When Adversity Knocks

This is a story explaining how adversity is met differently by different people. Asha’s father
placed an egg, a potato, and some tea leaves in three separate vessels with boiling water.
He asked Asha to keep an eye on the vessels for ten minutes. Once these ten minutes were
over , he asked Asha to peel the potato, peel the egg and strain the tea leaves. Asha was left
puzzled.

Her father explained , ‘Each of these items was put in the same circumstance of boiling
water. See how they’ve responded differently. The potato is now soft, the egg is now hard,
and the tea has changed the water itself. We are all like one of these items. When adversity
calls, we respond in exactly the way they have. Now, are you a potato, an egg, or tea leaves?’

Moral Of The Story:


We can choose how to respond to a difficult situation.

Arti Terjemahan Short Story Telling When Adversity Knocks 


Saat Kesulitan Mengetuk
Ini adalah kisah yang menjelaskan bagaimana kesulitan bertemu secara berbeda oleh orang
yang berbeda. Ayah Asha menempatkan telur, kentang, dan beberapa daun teh di tiga wadah
terpisah dengan air mendidih. Dia meminta Asha untuk mengawasi kapal selama sepuluh
menit. Setelah sepuluh menit ini berlalu, ia meminta Asha untuk mengupas kentang,
mengupas telur dan menyaring daun teh. Asha dibiarkan bingung.

Ayahnya menjelaskan, ‘Masing-masing barang tersebut diletakkan dalam keadaan yang


sama dengan air mendidih. Lihat bagaimana mereka merespons secara berbeda. Kentang
sekarang lunak, telur sekarang keras, dan teh telah mengubah air itu sendiri. Kita semua
seperti salah satu dari barang-barang ini. Ketika kesulitan memanggil, kami merespons
persis seperti yang mereka miliki. Sekarang, apakah Anda kentang, telur, atau daun teh? "

Pesan moral dalam cerita:


Kita dapat memilih bagaimana menanggapi situasi yang sulit.

7. Story telling ketujuh

The Proud Rose


Once upon a time there was a rose who was very proud of her beautiful looks. Her only
disappointment was that she grew next to an ugly cactus. Every day, the rose would insult
the cactus on his looks while the cactus stayed quiet. All the other plants in the garden tried
to make the rose see sense, but she was too swayed by her own beauty.

One summer, the well present in the garden grew dry, and there was no water for the plants.
The rose began to wilt. She saw a sparrow dip her beak into the cactus for some water.
Though ashamed, she asked the cactus if she too could have some water. The kind cactus
readily agreed and they both got through the tough summer as friends.

Moral of The Story Never judge someone by the way they look.
Arti Terjemahan Short Story Telling The Proud Rose 
Mawar yang Bangga
Suatu ketika ada mawar yang sangat bangga dengan penampilannya yang cantik. Satu-
satunya kekecewaannya adalah dia tumbuh di sebelah kaktus yang jelek. Setiap hari, mawar
akan menghina kaktus pada penampilannya sementara kaktus tetap diam. Semua tanaman
lain di taman itu berusaha membuat bunga mawar itu masuk akal, tetapi ia terlalu
terpengaruh oleh kecantikannya sendiri.

Suatu musim panas, sumur yang ada di kebun menjadi kering, dan tidak ada air untuk
tanaman. Mawar mulai layu. Dia melihat burung gereja mencelupkan paruhnya ke dalam
kaktus untuk air. Meskipun malu, dia bertanya pada kaktus apakah dia juga bisa
mendapatkan air. Kaktus yang baik hati setuju dan mereka berdua melewati musim panas
yang sulit sebagai teman.

Pesan moral dalam cerita Jangan pernah menilai seseorang dari penampilannya.

8. Story telling kedelapan

The Tale of the Pencil


Raj was upset because he had done poorly in his English test. His grandmother sat beside
him, and gave him a pencil. A puzzled Raj looked at his grandma and said he didn’t deserve a
pencil after his performance in the test.

His grandma explained, ‘You can learn a great many things from this pencil because it is just
like you. It experiences a painful sharpening, just the way you have experienced the pain of
not doing well on your test. However, it will help you be a better student.

Just as all the good that comes from the pencil is from within itself, you will also find the
strength to overcome this hurdle. And finally, just as this pencil will make its mark on any
surface, you too shall leave your mark on anything you choose to’. Raj was immediately
consoled and promised himself that he would do better.

Moral of The Story We all have the strength to be who we wish to be.

Arti Terjemahan Short Story Telling 


Cerita tentang Pensil
Raj kesal karena dia berprestasi buruk dalam tes bahasa Inggrisnya. Neneknya duduk di
sampingnya, dan memberinya pensil. Raj yang bingung menatap neneknya dan berkata
bahwa dia tidak pantas mendapatkan pensil setelah penampilannya dalam ujian.

Neneknya menjelaskan, ‘Anda dapat belajar banyak hal dari pensil ini karena sama seperti
Anda. Ini mengalami penajaman yang menyakitkan, persis seperti Anda mengalami rasa
sakit karena tidak berhasil dengan baik pada ujian Anda. Namun, ini akan membantu Anda
menjadi siswa yang lebih baik.

Sama seperti semua kebaikan yang berasal dari pensil berasal dari dalam dirinya sendiri,
Anda juga akan menemukan kekuatan untuk mengatasi rintangan ini. Dan akhirnya, sama
seperti pensil ini akan membuat tanda pada permukaan apa pun, Anda juga harus
meninggalkan tanda pada apa pun yang Anda pilih untuk '. Raj segera terhibur dan berjanji
pada dirinya sendiri bahwa dia akan melakukan yang lebih baik.
Pesan moral dalam cerita Kita semua memiliki kekuatan untuk menjadi yang kita inginkan.

9. Story telling kesembilan


The Crystal Ball

Nasir found a crystal ball behind a banyan tree in his garden. When the tree told him it would
grant him a wish, he thought and thought, but could not come up with anything he wanted.
So, he kept the crystal ball in his bag and waited till he could decide on his wish. Days went
by without him making a wish but his best friend saw him looking at the crystal ball. He stole
it from Nasir and showed it to everyone in the village. They all asked for palaces and gold,
but could not make more than one wish. In the end, everyone was angry because no one
could have everything they wanted. They became very unhappy and decided to ask Nasir for
help. Nasir wished that everything would become as it once was, before the villagers had
tried to satisfy their greed. The palaces and gold vanished and the villagers grew happy and
content once again.

Moral of The Story Money and wealth do not bring happiness.

Arti Terjemahan Short Story Telling 


Bola Kristal
Nasir menemukan bola kristal di belakang pohon beringin di kebunnya. Ketika pohon itu
memberitahunya bahwa itu akan memberinya harapan, dia berpikir dan berpikir, tetapi tidak
dapat menemukan apa pun yang dia inginkan. Jadi, dia menyimpan bola kristal di tasnya
dan menunggu sampai dia bisa memutuskan keinginannya.

Hari berlalu tanpa dia membuat permintaan, tetapi sahabatnya melihatnya melihat bola
kristal. Dia mencurinya dari Nasir dan menunjukkannya kepada semua orang di desa.
Mereka semua meminta istana dan emas, tetapi tidak dapat membuat lebih dari satu
keinginan. Pada akhirnya, semua orang marah karena tidak ada yang bisa memiliki semua
yang mereka inginkan. Mereka menjadi sangat tidak bahagia dan memutuskan untuk
meminta bantuan Nasir.

Nasir berharap segalanya akan menjadi seperti dulu, sebelum para penduduk desa berusaha
memuaskan ketamakan mereka. Istana dan emas lenyap dan penduduk desa menjadi
bahagia dan puas sekali lagi.
Pesan moral dalam cerita Uang dan kekayaan tidak membawa kebahagiaan.

10. Story telling kesepuluh


Bundle of Sticks
Three neighbours were having trouble with their crops. All three fields had crops that were
wilting and infested with pests. Each day, they would try different ideas to help their crops.
The first one tried using a scarecrow, the second used pesticides, and the third built a fence
on his field, all to no avail. One day, the village head came by and called all three farmers. He
gave them each a stick and asked them to break it. The farmers could break them easily. He
then gave them a bundle of three sticks, and again, asked them to break it. This time, the
farmers struggled to break the sticks. The village head said, ‘Together, you are stronger than
when you work alone’. The farmers pooled their resources and got rid of the pests in their
fields.

Moral of The Story There is strength in unity.

Arti Terjemahan Short Story Telling 


Bundel Tongkat
Tiga tetangga mengalami kesulitan dengan hasil panen mereka. Ketiga ladang memiliki
tanaman yang layu dan penuh dengan hama. Setiap hari, mereka akan mencoba berbagai
ide untuk membantu panen mereka.

Yang pertama mencoba menggunakan orang-orangan sawah, yang kedua menggunakan


pestisida, dan yang ketiga membangun pagar di ladangnya, semuanya sia-sia. Suatu hari,
kepala desa datang dan memanggil ketiga petani itu. Dia memberi mereka masing-masing
tongkat dan meminta mereka untuk mematahkannya.

Para petani bisa dengan mudah memecahkannya. Dia kemudian memberi mereka seikat
tiga batang, dan sekali lagi, meminta mereka untuk mematahkannya. Kali ini, para petani
berjuang untuk mematahkan tongkat. Kepala desa berkata, "Bersama-sama, Anda lebih kuat
daripada ketika Anda bekerja sendirian". Para petani mengumpulkan sumber daya mereka
dan menyingkirkan hama di ladang mereka.

Pesan moral dalam cerita Ada kekuatan dalam persatuan.


11. Story telling kesebelas

 Contoh Teks Short Story Telling / shortstoriesforkids.net

A Glass of Milk
As Hari walked home after school one day, he suddenly felt faint with hunger and knew his
mother would not have any food ready for him at home. He grew desperate and went from
house to house asking for food. Finally, a girl gave him a tall glass of milk. When he tried to
pay her she refused and sent him on his way. Years later, the girl, now a grown woman, fell
very sick and could not find anyone who could cure her. Finally, she went to a large hospital
with the city’s greatest doctor. The doctor spent months treating the woman until she was
finally cured. The woman was happy but was also afraid she could not pay the bill. When the
hospital handed the bill to her, she opened it to read, ‘Paid in full, with a glass of milk’.

Moral of The Story A good deed never goes unrewarded.

Arti Terjemahan Short Story Telling 


12. Storytelling keduabelas 
The Fox and the Grapes
A fox was once very hungry and went in search of some food. He searched everywhere, but
couldn’t find anything that he could eat. Finally, with his stomach rumbling, he came upon a
farmer’s wall. On top of the wall were the biggest, juiciest grapes the fox had ever seen. The
rich purple colour told the fox that they were ready to be eaten. The fox jumped high in the
air to catch the grapes in his mouth, but he missed. He tried once more, and missed again.
He tried a few more times, but kept missing. Finally, the fox decided to go home all the while
muttering, ‘I’m sure the grapes were sour anyway’.

Moral of The Story


It’s easy to hate what you can’t have.

Arti Terjemahan Short Story Telling 


13. Story telling ketigabelas 
The Ant and the Grasshopper
There were two best friends – an ant and a grasshopper. The grasshopper liked to relax the
whole day and play his guitar. The ant, however, would work hard all day. He would collect
food from all corners of the garden, while the grasshopper relaxed, played his guitar, or slept.
The grasshopper would tell the ant to take a break every day, but the ant would refuse and
continue his work. Soon, winter came. The days and nights became cold and very few
creatures went out. The grasshopper couldn’t find any food and was hungry all the time.
However, the ant had enough food to last through the winter, without any worries at all.

Moral of The Story: Make hay while the sun shines.

Arti Terjemahan Short Story Telling 


14. Storytelling keempatbelas
The Wet Pants
Ajay was a small boy who loved his school and schoolmates. One day, as he sat at his desk,
he suddenly felt damp and realized he had wet his pants! Mortified, Ajay did not know what
to do or say, as he knew everyone in class would make fun of him for wetting his pants. He
sat at his desk, praying for any kind of help. Diksha was carrying water in a jug to water the
class plants. As she approached Ajay’s desk, she suddenly tripped and dumped the whole
contents of the jug onto his lap. Everyone rushed to help Ajay. The teacher reprimanded
Diksha and gave Ajay a spare set of shorts. At the end of the day, Ajay met Diksha on the
bus. He asked, ‘You did that on purpose didn’t you?’ Diksha replied, ‘I’ve wet my pants before
too.’

Moral of The Story Help others in need.


Arti Terjemahan Short Story Telling 
15. Story telling kelimabelas
The Bear and Two Friends
Two best friends were walking a lonely and dangerous path through a jungle. As the sun
began to set, they grew afraid, but held on to each other. Suddenly, they saw a bear in their
path. One of the boys ran to the nearest tree and climbed it within a jiffy. The other boy did
not know how to climb trees by himself, so he lay on the ground, pretending to be dead. The
bear approached the boy on the ground and sniffed around his head. After appearing to
whisper something in the boy’s ear, the bear went on its way. The boy on the tree climbed
down and asked his friend what the bear had whispered in his ear. He replied, ‘Do not trust
friends who do not care for you.’

Moral of The Story A friend in need is a friend indeed.

Arti Terjemahan Short Story Telling 


Beruang dan Dua Teman
Dua sahabat sedang berjalan di jalan yang sepi dan berbahaya melalui hutan. Saat matahari
mulai terbenam, mereka menjadi takut, tetapi berpegangan satu sama lain. Tiba-tiba, mereka
melihat beruang di jalan mereka. Salah satu anak lelaki berlari ke pohon terdekat dan
memanjatnya dalam sekejap. Bocah yang lain tidak tahu cara memanjat pohon sendirian,
jadi dia berbaring di tanah, berpura-pura mati. Beruang itu mendekati bocah itu di tanah dan
mengendus-endus di sekitar kepalanya. Setelah muncul untuk membisikkan sesuatu di
telinga bocah itu, beruang itu melanjutkan perjalanannya. Bocah lelaki di pohon itu turun dan
bertanya kepada temannya apa yang dibisikkan beruang itu di telinganya. Dia menjawab,
"Jangan percaya teman yang tidak peduli padamu."

Pesan moral dalam cerita Teman yang membutuhkan memang teman.

Kesimpulan Tentang 15 Contoh Teks Short Story Telling Atau Cerita Pendek
Bahasa Inggris Beserta Artinya

Itulah informasi tentnag contoh teks short story, jika anda mencari informasi tentang 10
contoh teks short story telling maka di atas telah disediakan 15 teks yang semog

You might also like