Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Teknologi Rekayasa Teknik Mesin (JTRAIN) e-ISSN: 2798-0421

Iskandar, Sujana & Taufiqurrahman, Vol. 2, No. 2, 2021: 159-165

Studi Experiment Uji Buckling Dengan Variasi Tumpuan Dan Material


Benda Uji
(1)
Wahyudi Iskandar, (2)Ivan Sujana, (3)Muhammad Taufiqurrahman
(1)(3)
Program Studi Teknik Mesin ,Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
(2)
Program Studi Teknik Industri ,Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak

Email : wahyuiskandar111@gmail.com

ABSTRACT

Most structures that have slender or thin dimensions and are subjected to stresses, experience
buckling or buckling stability problems. Buckling is a process in which a structure is unable to
maintain the indicated shape, the shape changes in order to find a new balance. In this study, the test
equipment used was a simple buckling test with a maximum load of 500 N, using brass and aluminum
test materials with dimensions of 24 cm long and 3 mm in diameter. In this study aims to obtain the
value of the theoretical and actual critical load caused by the test object at various supports. In this
study, the author is able to calculate the theoretical critical load and the actual critical load of the
various supports, namely clasps, hinges, and hinges. From the results of the research that has been
carried out, the theoretical critical load values are 79.25N on hinge supports, 158.51N on clamp
hinge supports, and 317.02N on brass clamp supports. While the aluminum material is 61.64N on the
hinges pedestal, 123.28N on the pin hinges, and 246.57N on the pin pedestals. Then the average value
of the actual critical load obtained from the brass material is 83N at the hinge support, 134N at the
clamp hinge support, and 226.5N at the clamp support. While the aluminum material is 71.5N on the
hinges, 106.5N on the pins, and 181.5N on the pins.

Keywords: buckling, critical load, theoretical, actual

ABSTRAK

Sebagian banyak kondisi bisa mempunyai dimensi langsung atau tipis dan menjadi tegangan tekanan,
memiliki permasalahan instabilitas tekuk atau buckling. Buckling adalah fenomena saat sebuah
kondisi tidak bisa mempertahankan wujud asli, lalu bentuk berubah dalam saat mencari kondisi
seimbang. Dipenelitian ini peralatan uji yang digunakan adalah alat uji tekuk sederhana dengan
maksimal beban 500 N, dengan menggunakan bahan material uji kuningan dan alumunium pada
dimensi panjang 24 cm dan diameter 3 mm. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai beban
kritis teoritis dan aktual yang diakibatkan oleh benda uji pada variasi tumpuan. Pada penelitian ini
penulis mampu menghitung beban kritis teoritis dan beban kritis aktual terhadap variasi tumpuan yaitu
jepit-jepit, jepit engsel, dan engsel-engsel. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatlah nilai
beban kritis teoritis sebesar 79.25N pada tumpuan engsel-engsel, 158.51N pada tumpuan engsel jepit,
dan 317.02N pada tumpuan jepit-jepit material kuningan. Sedangkan material alumunium sebesar
61.64N pada tumpuan engsel-engsel, 123.28N pada tumpuan engsel jepit, dan 246.57N pada tumpuan
jepit-jepit. Lalu nilai rata-rata beban kritis aktual yang didapat dari material kuningan sebesar 83N
pada tumpuan engsel-engsel, 134N pada tumpuan engsel jepit, dan 226.5N pada tumpuan jepit-jepit.
Sedangkan material alumunium sebesar 71.5N pada tumpuan engsel-engsel, 106.5N pada tumpuan
engsel jepit, dan 181.5N pada tumpuan jepit-jepit.

Kata kunci: buckling, beban kritis, teoritis, aktual.

-159-
Jurnal Teknologi Rekayasa Teknik Mesin (JTRAIN) e-ISSN: 2798-0421
Iskandar, Sujana & Taufiqurrahman, Vol. 2, No. 2, 2021: 159-165

I. Pendahuluan nilai beban kritis teoritis dan rata-rata nilai


beban kritis aktual terhadap variasi tumpuan.
Terdapat 2 macam metode analisa Berdasarkan rumusan permasalahan penelitian,
buckling untuk memperkirakan beban tekuk maka tujuan penelitian yang akan di raih yaitu
serta berbagai jenis kondisi tekuk, antara lain mendapatkan nilai dari beban kritis teoritis
analisa non linear tekuk dan analisa eigenvalue terhadap variasi tumpuan dan jenis material,
linear buckling. Metode analisa tidak stabil mendapatkan nilai dari beban kritis aktual
pada harusnya terdapat 2 jenis antara lain terhadap variasi tumpuan dan jenis material
bifurcation (eigenvalue, linear) tekuk dan snap mendapatkan rata-rata nilai dari perbandingan
through (non linear) tekuk (Tanelia 2016). beban kritis teoritis dan beban kritis aktual
Cara pertama, analisa bifurcation tekuk, beban terhadap variasi tumpuan. Adapun tujuan dari
kritis tekuk di analisa untuk poin bifurkasi dari penelitian ini antara lain Mendapatkan nilai
idealisasi struktur elastis tetap dengan dari beban kritis teoritis terhadap variasi
penyelesaian permasalahan angka. Walaupun
tumpuan dan jenis material, Mendapatkan
analisa pendekatan menggunakan angka
menghasilkan yang didapatkan tidak tetap
nilai dari beban kritis aktual terhadap
tetapi dikarenakan sangat cepat cara ini variasi tumpuan dan jenis material, dan m
digunakan untuk pendekatan awal dan untuk Mendapatkan rata-rata nilai dari
cara ke 2, menggunakan snap through (non perbandingan beban kritis teoritis dan
linear) tekuk, pada umumnya lebih tepat beban kritis aktual terhadap variasi
menggunakan cara analisa tidak tetap. Untuk tumpuan.
analisa tidak tetap snap through tekuk kondisi
II. Bahan dan Metode
dianalisa terhadap berbagai kondisi yang
menanjak secara konsisten tahap demi tahap A. Kolom
sampai ujung batas (Rudi 2017).
Kolom merupakan sebuah kondisi batang
Dalam percobaan, buckling dimulai yang langsing (slender) berwujud tiang
dengan kemunculan kegagalan di bagian penyangga yang diberi beban aksial tekan
kondisi disebabkan mendapat tekanan yang (compres) diujungnya. Kolom tetap
bernilai tinggi, dimana kondisi aktual di titik mempunyai sifat yang lunak adalah sebuah
gagal yang belum cukup dari tekanan yang usaha perubahan bentuk untuk balik seperti
dapat ditahan benda. Pembebanan yang yang awal, tegak dan sempurna saat dikasi
didapat secara terus menerus mengakibatkan kondisi secara konsentris (Popov.E.P.1983).
munculnya gaya deformasi lunak di Kolom komposit ini merupakan kondisi benda
benda/sampel. Pada kasusnya disebabkan yang memiliki bahan dari 2 tipe material yang
benda uji terdapat beban kritis cukup berbeda tidak sama sifatnya yang menjadi satu
dan modulus yang beda juga. Pada demikian juga, alhasil saling menyatu
pengambilan data ini pun menggunakan tiga mengangkat beban, saat sebelumnya 1 diantara
macam jenis tumpuan berbeda adalah: 2 jenis bahan itu memiliki kemampuan beban
a. Tumpuan engsel - engsel. masing-masing (I Gede 2007).
b. Tumpuan jepit - jepit. Beban kecil bisa menyebabkan sumbu
c. Tumpuan jepit - engsel. kolom dari kondisi tegak tiba-tiba berubah
Untuk macam-macam jenis tumpuan melengkung yang dimaksud beban kritis atau
diatas didapatkan kondisi yang bermacam- beban tekuk. Beban tekuk (Pcr).(Leonhard
macam juga disetiap material dan juga beban dalam Indri 2011). Kolom dengan kondisi
tekuk yang berbeda, lalu pada pengujian beban tumpuan ujung engsel-engsel adalah :
tekuk, kondisi yang terjadi dalam beban dan
lain sebagainya (Azzaro, 2014). . . . ( . ) . .
= = = (2.1)
Dari penjelasan ini dapat dijelaskan,
rumusan masalah pada pengujian ini adalah Tegangan kritis rata-rata dari beban tekuk
menghitung beban kritis teoritis terhadap adalah:
variasi tumpuan dan jenis material, menghitung 
beban kritis aktual terhadap variasi tumpuan . .
dan jenis material, membandingkan rata-rata σcr = = ( / )²
=  (2.2)

-160-
Jurnal Teknologi Rekayasa Teknik Mesin (JTRAIN) e-ISSN:
ISSN: 2798-0421
Iskandar, Sujana & Taufiqurrahman,, Vol. 2, No. 2, 2021: 159-165

Rumus ini juga berlaku pada acuan ujung Benda pada umumnya (besi/baja)
berbeda selain sendi-sendi
sendi adalah untuk menampakkan kelenturan saat mendekati
penggunaan panjang efektif ( ) sebagai sempurna. Sebabnya regangan berbeda lurus
perubahan dari panjang sesungguhnya ( ). untuk tegangan (hukum
kum Hooke) oleh karena itu
tegangan dibagi regangan yaitu modulus
moment points)
= jarak momen nol (zero-moment points elastisiitas (E).
pada kolom = K . L
Tabel 2.1 Modulus elastisitas
dimana :
Zat Modulus Elastis E (N/m2)
( ) = panjang efektif Besi 100×109
K = koefisien (konstanta) ukuran benda Baja 200×109
→ tergantung dari kondisi acuan Tembaga 110×109
ujung
Perunggu 100×109
L = panjang asli benda
Alumunium 70×109
Maka rumus umum pada Euler adalah: Kuningan 0×109
90×10
Beban tekuk atau beban kritis (Pcr) : Batu Bara 14×109
14×1

. . Marmer 50×109
= (2.3) Granit 45×109
Nilon 5×109
Dimana Kolom terbagi menjadi 2 macam
antara lain: Karet 0,5×109

 Kolom pendek : Jenis pendek kolom (Sumber: Popov.E.P.1983)


memiliki kegagalann yang ada
kegagalann pada benda (ditentukan dari C. Standard ASTM E 09 ((Compression
kemampuan benda), sifat kondisi kolom Test)
yang mempunyai angka perbandingan
pe
dengan panjang dan dimensi
ensi penampang Metode pengujian ini mencakup
melintang sangat kecil. peralatan, spesimen, dan prosedur untuk
pengujian kompresi beban aksial bahan logam
 Kolom panjang : Jenis panjang kolom
pada suhu ruangan. Standar
tandar ini tidak
yang memiliki kegagalann material diatur
menyelesaikan semua masalah keamanan yang
oleh tekuk (buckling), maka kegagalann
terkait dengan penggunaannya. Tanggung
karena ketidakstabilan (instability),
(instability)
jawab yang menggunakan standar ini untuk
dimensi arah perpanjang jauh lebih hebat
menetapkan perilaku keselamatan dan
dibanding dimensi arah sebaliknya
kesehatan sesuai dengan batasan peraturan
(Ferdinand dalam Ahmad 2013).
2013
sebelum peraturan ini digunakan (Lukfandi
2016).
B. Modulus Elastisitas

Modulus elastisitas yaitu merupakan


pembanding antara regangan dan tegangan
benda, membuat sebuah angka yang konstan
untuk berbagai benda yang sama. Benda yang
yan
mirip akan mempunyai modulus elastisitas
yang mirip juga, walau ukuran dan bentuknya
berbeda. Modulus Elastisitas dirumuskan
dalam (Singe dalam Yusuf):
E = σ /e
Gambar 2.1 Keadaan benda terhadap berbagai
Ket :
macam tumpuan
E = Moduluss Elastisiitas (N/m2 atau Pa)
σ = Tegangan (N/m2 atau Pa) Ada kondisi fiksasi di ujung spesimen
e = Regangan (tidak memiliki dimensi) tertentu yang teorinya akan menentukan nilai
konstanta. Pada gambar (a) ujung spesimen
bisa berputar bebas (engsel) yang memiliki

-161-
Jurnal Teknologi Rekayasa Teknik Mesin (JTRAIN) e-ISSN:
ISSN: 2798-0421
Iskandar, Sujana & Taufiqurrahman,, Vol. 2, No. 2, 2021: 159-165

nilai konstantaa 1. Dan gambar (b) salah satu B. Perhitungan Aktual


ujung spesimen tetap bebas (engsel) dan ujung
lain nya dijepit yang memiliki nilai konstanta Data ini adalah data yang diperoleh dari
2. Sedangkan gambar (c) kedua ujung proses pengujian buckling terhadap bahan
spesimen dijepit yang memiliki nilai konstanta bahan yang digunakan yaitu kuningan dan
4. alumunium. Pada proses pengambilan data
dilakukan 3 variasi tumpuan yaitu Jepit
Jepit-Jepit,
Spesimen dalam bentuk silinder padat
Engsel Jepit, dan Engsel-Engsel.
Engsel. Setiap
direkomendasikan bahwa jika memungkinkan,
pengujian terhadap variasi tumpuan dilakukan
spesimen uji tekuk dalam bentuk silinder padat
5 kali percobaan. Berikut adalah data hasil
melingkar. Tiga bentuk benda uji silinder padat
pengujian terhadap 3 variasi tumpuan.
dari bahan logam diakui dan ditetapkan
sebagai pendek, sedang-panjang,
panjang, dan panjang. Tabel 3.2 Data Hasil
Dimensi benda uji tekan padat yang disarankan
disaranka Jepit-
untuk penggunaan umum diberikan pada tabel Engsel Engsel-
Nama Bahan Jepit
Jepit (N) Engsel (N)
dibawah berikut ini. (N)
227.5 135 87.5
230 132.5 85
Tabel 2.2 Spesimen silinder padat yang Kuningan 222.5 140 82.5
disarankan 225 132.5 80
227.5 130 80
Diameter Panjang Approx 180 110 75
Spesimen L/D 182.5 100 67.5
in mm in mm Rasio Alumunium 182.5 115 72.5
180 105 72.5
1.12 ± 30.0 ± 1.00 ± 25. ±
0.8 182.5 102.5 70
0.01 0.2 0.05 1.
Pendek
0.50 ± 13.0 ± 1.00 ± 25. ±
2.0
0.01 0.2 0.05 1.
0.50 ± 13.0 ± 1.50 ± 38. ±
3.0
0.01 0.2 0.05 1.
0.80 ± 20.0 ± 2.38 ± 60. ±
3.0
0.01 0.2 0.12 3.
Medium
1.00 ± 25.0 ± 3.00 ± 75. ±
3.0
0.01 0.2 0.12 3.
1.12 ± 30.0 ± 3.38 ± 85. ±
3.0
0.01 0.2 0.12 3.
0.80 ± 20.0 ± 6.38 ± 160. ±
8.0
0.01 0.2 0.12 3.
Panjang
1.25 ± 32.0 ± 12.50 320
10.0
0.01 0.2 min min
Gambar 3.1 Grafik Pengujian Material
(Sumber: ASTM E 09 .2000) Kuningan

III. Hasil dan Pembahasan Dari hasil grafik diatas data perhitungan
nilai beban kritis teoritis berdasarkan
dasarkan variasi
A. Perhitungan Teoritis tumpuan menghasilkan data yang berbeda –
beda dari setiap variasi tumpuan. Dari 5 kali
Dari data perhitungan diatas didapatlah percobaan didapatkan nilai beban kritis
nilai beban tekuk secara teoritis terhadap 3 maksimum 230 dan beban kritis minimum
variasi tumpuan
an pada material kuningan dan 222.5 pada tumpuan jepit-jepit.
jepit. Lalu pada
alumunium. percobaan tumpuan engsel jepit d didapatkan
nilai beban kritis maksimum 140 dan beban
Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Beban Kritis kritis minimum 130. Sedangkan pada
Teoritis percobaan engsel-engsel
engsel didapatkan nilai
Material Benda Uji beban kritis maksimum 87.5 dan beban kritis
Variasi Tumpuan
Kuningan Alumunium minimum 80.
Jepit-Jepit (N) 317.02 246.57

Engsel Jepit (N) 158.51 123.28

Engsel-Engsel (N) 79.25 61.64

-162-
Jurnal Teknologi Rekayasa Teknik Mesin (JTRAIN) e-ISSN:
ISSN: 2798-0421
Iskandar, Sujana & Taufiqurrahman,, Vol. 2, No. 2, 2021: 159-165

Tabel 3.4 Data rata-rata


rata dan deviasi m
material
alumunium

Variasi Tumpuan
No Sampel Engsel Engsel-
Jepit-Jepit (N)
Jepit (N) Engsel (N)
1 180 110 75

2 182.5 100 67.5

3 182.5 115 72.5

4 180 105 72.5


Gambar 3.2 Grafik Pengujian Material
Alumunium 5 182.5 102.5 70

Dari hasil grafik diatas


tas didapatlah nilai Rata-rata (N) 181.5 106.5 71.5

dari masing-masing
masing tumpuan. Dari percobaan 6.020797
Std Deviasi 1.369306394 2.850438563
289
pertama hingga percobaan kelima didapatlah
nilai maksimum 182.5 dan nilai minimum 180
pada tumpuan jepit-jepit.
jepit. Lalu pada tumpuan Dari tabel diatas didapatlah nilai rata
rata-rata
engsel jepit didapatlah nilai maksimum 115 dari bahan spesimen uji terhadap variasi
dan nilai minimum 100. 00. Sedangkan pada tumpuan dan diketahui bahwa nilai ratarata-rata di
tumpuan engsel-engsel
engsel didapatlah nilai variasi tumpuan jepit jepit memiliki nilai
maksimum 75 dan nilai minimum 67.5. sebesar 181.5 N, dan pada variasi tumpuan
engsel jepit memiliki nilai rataata-rata sebesar
C. Analisa dan Pembahasan 106.5 N, kemudian pada variasi tumpuan
engsel-engsel
engsel memiliki nilai sebesar 71.5 N.
Dari data yang telah dilakukan Berdasarkan hasil pengujian pada material
perhitungan maka didapat nilai rata-rata
rata dan kuningan dan alumunium didapatkan data
deviasi dari beberapa kali percobaan pada alat pengujian dari 3 variasi tumpuan terhadap
uji buckling dengan
ngan variasi tumpuan. Berikut standar deviasi itu dimana stan standard deviasi
merupakan pembahasan dari penelitian yang jauh sangat kecil dibandingkan dengan nilai
telah dilakukan. rata-rata,
rata, oleh sebab itu ditunjukkan bahwa
data nilai pengujian kurang bervariasi atau
Tabel 3.3 Data rata-rata
rata dan deviasi material mendekati konsisten. Sehingga hasil pengujian
kuningan yang dilakukan dengan pengujian alat yang
dibuat oleh peneliti dapat
pat diterima.
Variasi Tumpuan
No Sampel Jepit-Jepit Engsel Jepit Engsel-Engsel
Engsel
(N) (N) (N)
1 227.5 135 87.5
D. Perbandingan Nilai Beban Kritis
2 230 132.5 85 Teoritis dan Nilai Beban Kritis Aktual
3 222.5 140 82.5
4 225 132.5 80 Di dalam penelitian ini didapatkan
5 227.5 130 80 perbandingan nilai nilai dari beban kritis
Rata-rata teoritis dan nilai beban kritis aktual terhadap
226.5 134 83
(N)
Std variasi tumpuan pada material uji kuningan
2.85043856 3.791437722 3.259601203
Deviasi dan alumunium.

Dari tabel diatas didapatlah nilai rata-rata


rata
dari bahan spesimen uji terhadap variasi
tumpuan dan diketahui bahwa nilai rata-rata
rata
divariasi tumpuan jepit-jepit
jepit memiliki nilai
sebesar 226.5 N, dan pada variasi tumpuan
engsel jepit memiliki nilai rata-rata
rata sebesar
134 N, kemudian pada variasi tumpuan engsel-
engsel
engsel memiliki nilai sebesar 83 N.

-163-
Jurnal Teknologi Rekayasa Teknik Mesin (JTRAIN) e-ISSN: 2798-0421
Iskandar, Sujana & Taufiqurrahman, Vol. 2, No. 2, 2021: 159-165

Tabel 3.5 Data perbandingan nilai beban kritis dengan rata-rata 10.65N. Sedangkan pada
teoritis dan beban kritis aktual tumpuan jepit-jepit yaitu dengan rata-rata
Nilai rata- 18.15N.
Jenis Variasi Nilai %
Tumpuan
rata
Material Teoritis Perbedaan
Aktual
Jepit- C. Perbandingan dari rata-rata nilai beban
Jepit 226.5 317.02 28 kritis teoritis dan nilai beban kritis aktual
Engsel terbesar adalah sebesar 28% pada material
Kuningan
Jepit 134 158.51 15
Engsel- kuningan dengan variasi tumpuan jepit-jepit
Engsel 83 79.25 4 sedangkan rata-rata nilai beban kritis
Jepit- teoritis dan nilai beban kritis aktual terkecil
Jepit 181.5 246.57 26
Engsel adalah sebesar 4% pada material kuningan
Alumunium
Jepit 106.5 123.28 13 dengan variasi tumpuan engsel-engsel.
Engsel-
Engsel 71.5 61.64 13 Daftar Pustaka

Dari data diatas kedua jenis material Ahmad Sapei, M. A. (2013). Pengaruh Variasi
didapatkan nilai % perbedaan yang cukup Diameter Kolom Dengan Tumpuan
beragam dimana jenis material kuningan yang Jepit-Jepit Terhadap Buckling Baja ST
diuji dengan variasi tumpuan jepit-jepit 42. PROTON, Vol. 5 No. 1, 11-17.
memiliki nilai terbesar dengan nilai 28%
sedangkan nilai terkecil adalah variasi Annual Book ASTM E9-89a Standard :
tumpuan engsel-engsel dengan nilai 4%.
Standard Test Methods of Compression
Sedangkan untuk jenis material alumunium
nilai terbesar menggunakan variasi tumpuan Testing of Metallic Materials at Room
jepit-jepit dengan nilai 26% dan nilai terkecil Temperature. United States.
menggunakan variasi tumpuan engsel-engsel
dan engsel jepit dengan nilai 13%. Apriana, I. (2011). Perhitungan Beban dan
Tegangan Kritis Pada Kolom
IV. Kesimpulan Komposit Baja-Beton. Perhitungan
Adapun kesimpulan dari perhitungan Beban dan Tegangan Kritis Pada
yang diperoleh atas penelitian yang telah Kolom Komposit Baja-Beton.
dilaksanakan sebagai berikut:
Arief Rudi Kurniawan. 2017. Perancangan
A. Nilai teoritis yang didapat dari hasil Alat Uji Tekuk Sederhana. Sumatera
penelitian pada material kuningan adalah
Barat: Universitas Muhammadiyah.
sebesar 79.25N pada tumpuan engsel-
engsel, sedangkan pada tumpuan engsel
Azzaro Hafidz Ramadhan, S. A. (2014).
jepit sebesar 158.51N, dan tumpuan jepit-
jepit sebesar 317.02N. Lalu nilai teoritis Simulasi Defleksi Beban Statis Dan
pada material aluminium adalah sebesar Analisis Perilaku Damping Konstruksi
61.64N pada tumpuan engsel-engsel, Kayu Untuk Pengembangan Bed
sedangkan pada tumpuan engsel jepit Mesin Perkakas. Jurnal Teknik Mesin
sebesar 123.28N, dan tumpuan jepit-jepit S-1 Vol. 2, No. 3, 2014.
sebesar 246.57N.
Bakhtiar Yusuf. 2015. Analisis Buckling
B. Nilai aktual yang didapat dari 5 kali Terhadap Tabung Plat Tipis
percobaan dari bahan material kuningan
Menggunakan Metode Elemen
pada tumpuan engsel-engsel yaitu dengan
rata-rata 8.3N. Lalu pada tumpuan engsel Hingga. Surakarta: Universitas
jepit yaitu dengan rata-rata 13.4N. Muhammadiyah.
Sedangkan pada tumpuan jepit-jepit yaitu
dengan rata-rata 22.65N. Nilai aktual dari Lesmana I Gede Eka. 2007. Analisa Alat Uji
bahan material alumunium pada tumpuan Buckling Kolom Dengan Tumpuan
engsel-engsel yaitu dengan rata-rata 7.15N. Jepit Dan Ujung Bebas. Jakarta
Lalu pada tumpuan engsel jepit yaitu Selatan: Universitas Pancasila.

-164-
Jurnal Teknologi Rekayasa Teknik Mesin (JTRAIN) e-ISSN: 2798-0421
Iskandar, Sujana & Taufiqurrahman, Vol. 2, No. 2, 2021: 159-165

Lukfandi, Hartono Yudo, dan Wilma


Amirudin. 2016. Analisa Tekuk Kritis
Pada Pipa Berbentuk Segi Empat Yang
Dikenai Beban Bending Dengan
Variasi Penampang Vertikal.
Semarang: Universitas Diponegoro.

Popov, E.P. 1983. Mekanika Teknik. Edisi


Kedua. Jakarta: Erlangga

Soraya N Tanellia, Hartono Yudo, dan


Berlian Arswendo A. 2016. Analisa
Buckling Tiang Mast Crane Akibat
Beban Lentur Menggunakan
Software Berbasis Metode Elemen
Hingga. Semarang: Universitas
Diponegoro.

-165-

You might also like