Professional Documents
Culture Documents
By
Doni Purnama
Oleh
Doni Purnama
Linier Alkil Benzena merupakan salah satu produk industri kimia yang
digunakan sebagai bahan baku dalam industri deterjen. Kebutuhan Linier Alkil
Benzena di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya dan selama ini kebutuhan
bahan tersebut masih diimpor dari luar negeri. Sehingga pembangunan pabrik
Linier Alkil Benzena sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan industri
di dalam negeri.
Oleh :
Doni Purnama 0515041033
M.Harun Al Rasid 0515041048
BAB I
PENDAHULUAN
deterjen yang non bio degradable (sukar terurai oleh mikro organisme).
Perkembangan industri Alkyl Benzene dimulai pada awal tahun 1940, dengan
Tetapi dewasa ini di negara-negara maju BAB sudah tidak digunakan lagi
cabang yang sulit diuraikan oleh jasad-jasad renik dan mikro organisme (non
Alkyl Benzene yang dihasilkan adalah tipe linier yang dikenal dengan Linier
pengganti BAB karena dinilai lebih ramah terhadap lingkungan dan mudah
Linier Alkyl Benzene adalah salah satu bahan kimia organik yang berbentuk
semakin meningkat.
Sampai saat ini kebutuhan LAB yang terus meningkat baru dipenuhi oleh PT.
produksi 60.000 ton pertahun, yang merupakan satu satunya pabrik penghasil
LAB di dalam negeri dan baru satu pabrik penghasil LAB yang dapat
D. Analisa Pasar
Berikut ini harga bahan baku dan harga linier alkil benzene pada tahun-
tahun terakhir.
b. Kebutuhan Pasar
besar dari impor. Jumlah impor asam linier alkil benzen di Indonesia pada
Dari tabel di atas terlihat bahwa selama lima tahun terakhir, kebutuhan linier
Indonesia hanya memiliki satu buah pabrik linier alkil benzen, sehingga
minat investasi pada sektor industri, industri pemakai yang ada juga aktif
Dari data konsumsi LAS tahun 2018 dapat dicari kebutuhan LAB
berdasarkan konsumsi LAS, dengan bantuan neraca massa:
C12H25C6H5 C12H25C6H4SO3Na
BM = 246 348
A. Jenis-jenis Proses
1. Proses dengan Menggunakan Bahan Baku Chloroparaffin
Proses dengan bahan baku chloroparaffin dan benzen merupakan proses
tertua. Katalis yang digunakan yaitu AlCl3 (Farn, 2006). Bahan baku
chloroparaffin dan benzen masuk reaktor bersama-sama dengan katalis
AlCl3. Reaksi yang terjadi :
C12H25Cl + C6H6 C12H25C6H5 + HCl
1. Perbandingan proses
Berdasarkan ketiga proses tersebut, maka perbandingan proses
No PROSES
SIFAT AlCl3 Alkylation HF Detal Process
Alkylation
Dari uraian keempat alternatif proses di atas maka dipilih proses Detal.
11
2. Potensial Ekonomi
Benzena 78 0,650
Proses Detal
NC = NC0 + NA0.X
= 0,694 kg
= 0,322 kg
12
= US $ (1,950 – 0,938)
= US $ 1,012
C. Tinjauan Thermodinamika
Menurut tinjauan termodinamika, reaksi dapat diketahui bersifat
endotermis ataupun eksotermis dengan menghitung Perubahan entalpi karena
reaksi (Δ HºR). Perubahan entalpi reaksi ini dihitung menggunakan panas
pembentukan standar (Δ Hºf) pada suhu 298ºK dari reaktan dan produk
sebagai berikut :
Senyawa A B C D
C6H6 -31,7 1,30E+00 -3,61E-03 3,82E-06
C12H24 129,2 1,58E+00 -4,05E-03 4,39E-06
C12H25C6H5 202,92 2,08E+00 -4,55E-03 4,20E-06
Perhitungan :
T
Senyawa
298
Cp
C6H6 10685,69
C12H24 27703,32
C12H25C6H5 41030,12
C6H6
= (211,79) - (137,90 + 129,66)
= -55,71 kJ/mol
14
K 373 H R 1 1
ln
K 298 R T373 T298
K 373 93,639 1 1
ln 22
3
2,98.10 8,314.10 373 298
K298 = 1,486.1019
D. Uraian Proses
Secara garis besar, langkah proses pembuatan asam adipat dapat dibagi
menggunakan pompa proses 101, 102 dan 304 (PP-101, PP-102 dan PP-
304) hingga 5,3 atm agar sesuai untuk kondisi reaktor, lalu dicampur
dalam mix point 101 (MP-101). Keluaran mix point 101 di panaskan
15
terlebih dahulu oleh heater 101 (HE-101) agar sesuai dengan kondisi
Reaksi pembentukan linier alkil benzena berlangsung dalam reaktor fixed bed
multitubular pada tekanan 5,3 atm, suhu 100°C dan perbandingan benzen :
yang terjadi:
Reaksi tersebut juga menghasilkan hasil samping berupa asam glutarat dan
Reaksi utama :
memisahkan benzen dan olefin dari parafin dan linier alkil benzena.
direcycle sedangkan parafin dan LAB keluar sebagai hasil bawah MD-
16
Diperoleh produk utama LAB sebagai hasil bawah MD-302 dan produk
parafin
benzene
olefin
MD-01 MD-02
R-01
LAB
III. SPESIFIKASI BAHAN
1. Benzene
(www.chemicalland21.com)
2. α-olefin
(www.chemicalland21.com)
B. Spesifikasi Produk
Titik leleh : 70 oC
Kemurnian : 99,8 %
(www.ril.com/downloads/pdf/lab_specification.pdf)
19
2. Parafin
Dodekena : 1,9 %
LAB : 2,8%
91
Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain
merupakan dana atau modal yang dibutuhkan untuk membangun sebuah pabrik
yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang
didirikan tidak hanya berorientasi pada perolehan profit, tapi juga berorientasi
pada pengembalian modal yang dapat diketahui dengan melakukan uji kelayakan
ekonomi pabrik.
A. Investasi
Investasi total pabrik merupakan jumlah dari fixed capital investment, working
langsung (Direct Cost) dan biaya tidak langsung (Indirect Cost). Fixed
2. Indirect Cost
- Engineering and supervision Rp 21.293.995.224,016
- Construction expenses Rp 21.293.995.224,016
- Contractor Fee Rp 10.646.997.612,008
- Biaya tak terduga Rp 29.712.551.475,371
- Plant start up Rp 22.284.413.606,528
Total indirect Cost Rp 105.231.953.141,939
WCI industri terdiri dari jumlah total uang yang diinvestasikan untuk stok
bahan baku dan persediaan; stok produk akhir dan produk semi akhir
uang tunai untuk pembayaran bulanan biaya operasi, seperti gaji, upah,
dan bahan baku; uang terbayar (account payable); dan pajak terbayar
adalah Rp 64.617.695.929.35.
Modal digunakan untuk biaya produksi, yang terbagi menjadi tiga macam
yaitu biaya produksi langsung, biaya tetap dan biaya tidak langsung.
perawatan dan lain-lain. Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan
baik pada saat pabrik berproduksi maupun tidak, biaya ini meliputi
depresiasi, pajak dan asuransi. Biaya tidak langsung adalah biaya yang
proses produksi.
= Rp 1.953.617.858.927,15
B. Evaluasi Ekonomi
Evaluasi atau uji kelayakan ekonomi pabrik linier alkil benzena dilakukan
Even Point (BEP), Shut Down Point (SDP), dan cash flow pabrik yang
laba setelah pajak. Nilai ROI pabrik linier alkil benzena adalah 40,08%.
Berdasarkan Tabel 6.21 hal 254 Vilbrant 1959 kriteria nilai persen ROI
Pay out time merupakan waktu minimum teoritis yang dibutuhkan untuk
modal pabrik linier alkil benzena adalah 1,75 tahun. Angka 1,75 tahun
time) untuk beragam pabrik adalah berdasarkan Tabel 6.21 Vilbrant 1959
BEP adalah titik yang menunjukkan jumlah biaya produksi sama dengan
benzena ini adalah 55,6 %. Nilai BEP tersebut menunjukkan pada saat
Nilai Shut Down Point (SDP) suatu pabrik merupakan level produksi di
benzena ini adalah 45,23 %, jadi pabrik akan tutup jika beroperasi di
C. Angsuran Pinjaman
berdasarkan aliran uang masuk selama masa usia ekonomi pabrik. Periode
98
E.10. lampiran E dan kurva Cummulative Cash Flow (Gambar 9.2). Payout
time pabrik linier alkil benzen adalah 1,75 tahun dan internal rate of return
2.E+12
Cumulative Cash Flow
2.E+12
1.E+12
5.E+11
0.E+00
-1
-5.E+11 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-1.E+12
Umur Pabrik (Tahun)
Hasil evaluasi atau uji kelayakan ekonomi pabrik linier alkil benzena disajikan
A. Simpulan
Pabrik linier alkil benzena dari benzena dan olefin dengan kapasitas 100.000
3. Break Even Point (BEP) sebesar 55,6 % dimana syarat umum pabrik di
besar dari suku bunga bank sekarang sehingga investor akan lebih
B. SARAN
Pabrik linier alkil benzena dari benzena dan olefin dengan kapasitas seratus ribu
ton per tahun sebaiknya dikaji lebih lanjut baik dari segi proses maupun
ekonominya.
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Grafik regresi linier hubungan antara tahun dengan impor 5
LAB
1.2 Grafik regresi linier hubungan antara tahun dengan
konsumsi LAS
6.1 Cooling Tower 70
6.2 Diagram Cooling Water System 71
6.3 Daerator 72
6.4 Diagram Alir Pengolahan Air 74
7.1 Lokasi Pabrik 92
7.2 Tata Letak Pabrik 93
8.1 Struktur Organisasi Perusahaan 112
9.1 Grafik Analisis Ekonomi 119
9.2 Kurva Cumulative Cash Flow Metode DCF 120
ix
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR ix
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................... 1
B. Kegunaan Produk ..................................... 3
C. Ketersediaan Bahan Baku ..................................... 3
D. Analisis Pasar ..................................... 3
E. Kapasitas Perancangan Pabrik ..................................... 4
F. Lokasi Pabrik ..................................... 7
V. SPESIFIKASI PERALATAN
A. Peralatan Proses ................................... 28
B. Peralatan Utilitas ................................... 43
VI. UTILITAS
A. Unit Pendukung Proses ................................... 65
1. Unit Penyediaan Air ................................... 65
2. Unit Penyediaan Steam ................................... 81
3. Unit Pembangkit Tenaga Listrik ....................................82
4. Unit Penyediaan Bahan Bakar ................................... 83
5. Unit Penyediaan Udara tekan ................................... 83
B. Laboratorium ................................... 83
C. Instumentasi Dan Pengendalian Proses ................................... 87
iii
VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK
A. Lokasi Pabrik ................................... 90
B. Tata Letak Pabrik ................................... 91
C. Prakiraan Areal Lingkungan ................................... 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Harga Bahan Baku dan Produk 3
1.2 Perkembangan Impor LAB di Indonesia 4
1.3 Konsumen LAS di Indonesia 5
2.1 Perbandingan Proses Pembuatan LAB 10
4.1 Neraca Massa Mix Point (MP-101) 21
4.2 Neraca Massa Reaktor (RE-201) 21
4.3 Neraca Massa Menara Distilasi (MD-301) 22
4.4 Neraca Massa Condensor (CD-301) 22
4.5 Neraca Massa Reboiler (RB-301) 23
4.6 Neraca Massa Menara Distilasi (MD-302) 23
4.7 Neraca Massa Condensor (CD-302) 24
4.8 Neraca Massa Reboiler (RB-302) 24
4.9 Neraca Panas Mixing Tank (MT-101) 25
4.10 Neraca Panas Heater (HE-101) 26
4.11 Neraca Panas Reactor (RE-201) 26
4.12 Neraca Panas Menara Distilasi (MD-301) 26
4.13 Neraca Panas Menara Distilasi (MD-302) 27
4.14 Neraca Panas Cooler (CO-301) 27
4.15 Neraca Panas Cooler (CO-302) 27
5.1 Spesifikasi Storage tank (ST-101) 28
5.2 Spesifikasi Storage tank (ST-102) 29
5.3 Spesifikasi Storage tank (ST-301) 29
5.4 Spesifikasi Storage tank (ST-302) 30
5.5 Spesifikasi Heater (HE-101) 31
5.6 Spesifikasi reaktor (RE-201) 32
5.7 Spesifikasi Menara Distilasi (MD-301) 33
5.8 Spesifikasi Menara Distilasi (MD-302) 34
v
5.9 Spesifikasi Accumulator (AC-301) 35
5.10 Spesifikasi Accumulator (AC-302) 35
5.11 Spesifikasi Condensor (CD-301) 36
5.12 Spesifikasi Condensor (CD-302) 36
5.13 Spesifikasi Reboiler (RB-301) 37
5.14 Spesifikasi Reboiler (RB-302) 37
5.15 Spesifikasi Cooler (CO-301) 38
5.16 Spesifikasi Cooler (CO-302) 38
5.17 Spesifikasi Pompa (PP-101) 39
5.18 Spesifikasi Pompa (PP-101) 39
5.19 Spesifikasi Pompa (PP-301) 40
5.20 Spesifikasi Pompa (PP-302) 41
5.21 Spesifikasi Pompa (PP-303) 41
5.22 Spesifikasi Pompa (PP-304) 42
5.23 Spesifikasi Bak Sedimentasi (BS- 401) 43
5.24 Spesifikasi Bak Penggumpal (BP-401) 43
5.25 Spesifikasi Clarifier (CF– 401) 44
5.26 Spesifikasi Sand Filter (SF – 401) 44
5.27 Spesifikasi Cation Exchanger (CE-401) 45
5.28 Spesifikasi Anion Exchanger (AE-401) 45
5.29 Spesifikasi Deaerator (DA-401) 46
5.30 Spesifikasi Boiler (BL– 401) 47
5.31 Spesifikasi Filter Water Tank (FW-401) 47
5.32 Spesifikasi Tangki Air Domestik (FW–402) 48
5.33 Spesifikasi Tangki Air Kondensat(TK – 401) 48
5.34 Spesifikasi Tangki Air Boiler (FW-403) 49
5.35 Spesifikasi Tangki Asam Sulfat (TAS-401) 50
5.36 Spesifikasi Tangki Air Denim (TD – 401) 50
5.37 Spesifikasi Tangki Alum ( TA –401) 51
5.38 Spesifikasi Tangki Kloin (TN – 401) 50
5.39 Spesifikasi Tangki Soda Kaustik ( TSK –401) 53
5.40 Spesifikasi Tangki Soda Kaustik ( TSK –402) 53
vi
5.41 Spesifikasi Tangki Hidrazin (TH –401) 54
5.42 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 401) 55
5.43 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 402) 55
5.44 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 403) 56
5.45 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 404) 56
5.46 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 405) 57
5.47 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 406) 57
5.48 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 407) 58
5.49 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 408) 58
5.50 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 409) 59
5.51 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 410) 59
5.52 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 411) 60
5.53 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 412) 60
5.54 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 413) 61
5.55 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 414) 61
5.56 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 415) 62
5.57 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 416) 62
5.58 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 417) 63
5.59 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 418) 63
5.60 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 419) 64
5.61 Spesifikasi Blower Steam (BS – 401) 64
6.1 Peralatan yang Membutuhkan Air Pendingin 68
6.2 Peralatan yang Membutuhkan Steam 72
6.5 Tingkatan Kebutuhan Informasi dan Sistem 88
Pengendalian
6.6 Penyediaan Variabel Utama Proses 89
8.1 Jadwal Kerja Masing Masing Shift 103
8.2 Perincian Jumlah Karyawan Proses 106
8.3 Perincian Jumlah Karyawan Utilitas 106
8.4 Perincian Jumlah Karyawan dan Gaji 107
9.1 Fixed Capital Investment 114
9.2 Manufacturing Cost 115
vii
9.3 General Expenses 116
9.4 Biaya Administratif 116
9.5 Minimum Acceptable Presense Return on Investment 117
9.6 Acceptable Pay out Time untuk Tingkat Resiko Pabrik 118
9.7 Hasil Uji Kelayakan Ekonomi 120
viii