Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Jurnal SIKLUS Volume 08 Nomor 01, Januari 2019 p-ISSN: 2089-6778

e-ISSN: 2549-5054

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM PEMENUHAN


KEBUTUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI IBU NIFAS DI
PUSKESMAS JATINEGARA TAHUN 2018

Nora Rahmanindar1), Ulfatur Rizqoh2)


1
norarahmanindar@gmail.com, 2ulfaturrizqoh1234@gmail.com
1,2)
Prodi D3 Kebidanan Politeknik Harapan Bersama
Jl. Mataram No. 9 Pesurungan Lor Tegal

Abstrac

Postpartum mothers really need a quality nutrinional intake in accordance with the number of
needs. High nutritious food intake should be prioritized during the recovery time after childbirth
or puerperium. Besides for helping the recovery process, the consumption of healthy food also
useful for facilitate breast milk production. The consumed nutrition should be in a high quality,
nutritious and sufficient calories. Calories are good for metabolism, performance of organs, and
breast milk production. Adult women need 2,200 k calories. The lack of nutrition on postpartum
mothers gives several impacts, such as the decreasing of breast milk production, slowing down the
wound healing process after childbirth, disrupting the retrieval of uterus, causing anemia and
infection.
The type of design used in this study is Analytical Descriptive, a cross sectional study design, the
technique used in this sampling is accidental sampling with 45 respondents. Analyzed using Chi-
Square, the significance level α <0.05.The results of this study indicate that there is a relation
between knowledge (p = 0.043) and postpartum mothers' attitudes (p = 0.013) where (α = 0.05)
in meeting the nutritional needs of postpartum mothers with postpartum maternal
nutritional status. It is recommended for postpartum mothers as a benchmark to seek more
information about nutritional status. During the postpartum process the mother should be able to
act positively in fulfilling nutritional needs during childbirth by consuming foods that have good
and complete nutrition so that they have good nutritional status for mothers postpartum.

Keywords: postpartum mothers, nutrition, nutritional status

Abstrak

Ibu nifas sangat pentingmembutuhkan asupan gizi yang berkualitas sesuai dengan jumlah
kebutuhan. harus tetap memprioritaskan asupan makanan yang bergizi tinggi selama masa-masa
pemulihan setelah melahirkan, atau saat masa nifas. Selain untuk mempercepat proses pemulihan,
asupan makanan sehat juga membantu memperlancar produksi ASI. Nutrisi yang dikonsumsi
harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori. Kalori bagus untuk proses metabolisme tubuh,
kerja organ tubuh, proses pembentukan ASI. Kekurangan gizi pada ibu nifas yaitu produksi ASI
berkurang, luka dalam persalinan tidak cepat sembuh, proses pengembalian rahim dapat
terganggu, anemia, dapat terjadi infeksi.
Jenis rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalahDeskriptif Analitik, rancangan
penelitian cross sectional study, teknik yang di gunakan dalam pengambilan sampel ini adalah
total sampling dengan 45 responden. Dianalisis dengan menggunakan Chi-Square, tingkat
kemaknaan α<0,05.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan
(p=0,043) dansikap ibu nifas (p=0,013) dimana (α=0,05) dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu
nifas dengan status gizi ibu nifas. Disarankan bagi ibu nifas sebagai tolak ukur untuk lebih banyak
mencari informasi lebih tentang statusgizi, Selama proses masa nifas hendaknya ibu dapat
bersikap positif selalu memenuhi kebutuhan nutrisi selama nifas dengan mengkomsumsi makanan
yang mempunyai nutrisi yang baik serta lengkap sehingga mempunyaistatus gizi yang baik untuk
ibu nifas.

Kata kunci : ibu nifas, nutrisi, status gizi

74
Jurnal SIKLUS Volume 08 Nomor 01, Januari 2019 p-ISSN: 2089-6778
e-ISSN: 2549-5054

1. Pendahuluan dan dapat juga mempengaruhi


Masalah kesehatan reproduksi wanita kelangsungan hidup dan pertumbuhan
merupakan suatu hal yang patut dan perkembangan bayi tersebut. Ibu
menjadi perhatian terutama pada ibu nifas mengalami banyak perubahan
nifas. Masalah kesehatan pada ibu dalam tubuhnya sehingga zat gizi
pascapersalinan menjadi parameter sangat penting untuk kelangsungan
bangsa dalam penyelenggaraan dirinya dan pertumbuhan anak, dan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk memproduksi air susu ibu. [2,3]
terkait dengan angka kematian ibu Survey Demografi dan Kesehatan
(AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI di
Asuhan yang tepat dan kepedulian pada Indonesia masih tinggi sebesar 359 per
jam-jam pertama dan hari setelah 100.000 kelahiran hidup, angka ini
melahirkan bisa mencegah sebagian menurun jika dibandingkan dengan
besar kematian ini. Pemantauan ketat SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per
oleh bidan akan sangat membantu 100.000 kelairan hidup. Angka ini
mencegah kematian tersebut, selain sedikit menurun meskipun tidak terlalu
suami dan keluarga, untuk memberikan signifikan.[4] Dinkes Provinsi Jawa
perhatian khusus kepada ibu dan bayi.[1] Tengah, mencatat AKI sepanjang tahun
Masa nifas yaitu proses pemulihan alat- 2017 ada penurunan cukup signifikan.
alat reproduksi (rahim) yaitu proses Pada tahun 2017 angkanya adalah
mengecilnya kembali rahim ke ukuran 88.58% per 100.000 kelahiran hidup
semula tertentu akan berlangsung atau menurun sekitar 21% dibanding
secara bertahap, membutuhkan waktu tahun 2016. Padahal di tahun 2013 AKI
yang berbeda-beda setiap orangnya, Jateng masih 118,68 % per 100.000
umumnya berlangsung sekitar 40 hari, ribu KH, tahun 2014 sejumlah 118%,
ibu nifas memerlukan asupan nutrisi tahun 2015 sejumlah 111.16% dan
untuk mempertahankan tubuh terhadap tahun 2016 sejumlah 109.65 %. [5]
infeksi, mencegah komplikasi dan AKI di Kabupaten Tegal dalam enam
untuk memulai proses pemberian ASI tahun terakhir telah mengalami
Eksklusif. [1] fluktulasi yaitu sebesar 100.3 per
Ibu membutuhkan gizi yang adekuat 100.000 kelahiran hidup (27 kematian
saat nifas, kualitas dan kuantitas ibu maternal dari 26,919 kelahiran
makanan yang dikonsumsi ibu nifas hidup). Angka ini meningkat jika
sangat berpengaruh pada jumlah ASI dibandingkan AKI tahun 2015 yaitu
yang dihasilkan. Menu makanan yang sebesaar 120.8 per 100.000 kelahiran
harus dikonsumsi oleh ibu nifas yaitu hidup (33 kematian ibu maternal dari
porsi cukup dan teratur, tidak terlalu 26,919 kelahiran hidup). [4]
asin, pedas dan berlemak, tidak Di Wilayah Puskesmas Jatinegara adat
mengandung alkohol, nikotin serta istiadat setempat masih sangat kental,
bahan pengawet dan pewarna. seperti pantangan makanan yang amis-
Kekurangan gizi pada ibu nifas yaitu amis, sehingga masih banyak yang
produksi ASI berkurang, luka dalam mempercayai adat istiadat seperti
persalinan tidak cepat sembuh, proses pantangan makan, padahal ibu nifas
pengembalian rahim dapat terganggu, membutuhkan makanan yang yang
anemia, dapat terjadi infeksi. Gangguan bergizi untuk pemulihan kondsi
pada bayi seperti proses tumbuh kesehatan, dan mempercepat proses
kembang pada anak, rentan sakit, penyembuhan luka dan menunjang
mudah terkena infeksi, kekurangan zat proses laktasi. Rata-rata ibu nifas di
esensial menimbulkan gangguan mata wilayah Puskesmas Jatinegara masih
dan tulang. Status gizi memberikan banyak ibu nifas yang belum
dampak negatif terhadap status mengetahui tentang nutrisi ibu nifas.
kesehatan dan akan beresiko kematian, Data ibu nifas di Puskesmas Jatinegara
Kabupaten Tegal ibu yang sedang

75
Jurnal SIKLUS Volume 08 Nomor 01, Januari 2019 p-ISSN: 2089-6778
e-ISSN: 2549-5054

dalam masa nifas pada tahun 2017 Responden semua ibu nifas (0-40 hari)
periode bulan Januari sampai Desember yang berada di Kecamatan Jatinegara
sebanyak 1041 ibu. [6] sebanyak 45 responden.
Survey yang dilakukan pada 10 ibu
nifas, 7 ibu nifas diantaranya belum Karakteristik Responden berdasarkan
mengetahui tentang kebutuhan gizi Umur
selama nifas, sehingga banyak dari ibu Tabel 1 Distribusi frekuensi karakteristik
nifas yang mengikuti pantangan responden di Puskesmas Jatinegara
makanan padahal makanan tersebut Kab.Tegal tahun 2018.
sangat dianjurkan oleh tenaga kesehatan Umur Frekue Persentase
untuk kesehatannya. Faktor-faktor yang nsi (%)
menyebabkan ibu melakukan pantang < 20 th 7 15,6 %
makan yaitu pengetahuan, pendidikan, 20-35 th 35 77,8 %
pengalaman, pekerjaan, usia, ekonomi, >35 th 3 6,7 %
dukungan keluarga dan budaya.[7] Total 45 100
Peran Tenaga Kesehatan dalam upaya
penyuluhan tentang pendidikan Tabel 1 menunjukkan sebagian besar
kesehatan tentang gizi ibu nifas salah responden yaitu yang berumur 20-35
satu usaha yang sangat penting tahun sebanyak 35 responden (77,8%)
sehingga diharapkan ibu nifas bersikap dan sebagian kecil responden yang
dan bertindak mengikuti norma norma berumur >35 tahun sebanyak 3
gizi dengan pemantauan status gizi ibu responden (6,7%).
nifas dan pemantauan gizi sangat
diperlukan untukmencegah komplikasi– Karakteristik Responden Berdasarkan
atau pun penyakit sedini mungkin. Pendidikan
Tujuan umum penelitian ini untuk Tabel 2 Distribusi frekuensi pendidikan
responden di Puskesmas Jatinegara
mengetahui apakah ada hubungan Kabupaten Tegal tahun 2018
pengetahuan dan sikap dalam Pendidikan Frekuensi Proseentasi
pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan SD 5 11 ,1 %
status gizi ibu nifas di Puskesmas SMP 19 42,2 %
Jatinegara tahun 2018. SMA 19 42,2 %
PT 2 4,4 %
2. Metode Penelitian Total 45 100%
Jenis penelitian ini penelitian analitik.
Sedangkan rancangan penelitian ini Tabel 2.menunjukan sebagian besar
menggunakan metode cross sectional. responden yang berpendidikan SMP dan
Populasinya semua ibu nifas di SMAmasing-masing 19 responden
Puskesmas Jatinegara tahun 2018. (42,2%), dan sebagian kecil responden
Sampel dari penelitianini semua ibu yang berpendidikan perguruan Tinggi
nifas yang memeriksakan diri di sebanyak 2 responden (4,4%).
Puskesmas dari bulan April-Mei tahun
2018 sebanyak 45 ibu nifas. Karakteristik Responden berdasarkan
Menggunakan teknik sampling total Pekerjaan
sampling. Instrument yang digunakan Tabel 3 Distribusi frekuensi karakteristik
kuesioner Data dianalisis kemudian responden di Puskesmas
disajikan dalam bentuk tabel distribusi JatinegaraKab. Tegal tahun 2018.
frekuensi serta tabel silang. Pekerjaan Frekuensi Prosentasi (%)
IRT 38 84,4 %
3. Hasil dan Pembahasan Wiraswasta 5 11,1 %
Analisa univariat PNS 2 4,4 %
Total 45 100 %

76
Jurnal SIKLUS Volume 08 Nomor 01, Januari 2019 p-ISSN: 2089-6778
e-ISSN: 2549-5054

Tabel 3 menunjukan sebagian besar Dari Tabel 5 menyatakan bahwa sikap


responden yang tidak bekerja (IRT) ibu nifas positif dengan status gizi baik
sebanyak 38 responden (84,4 %), sebanyak 29 (87.9%) sedangkan sikap
sedangkan sebagian kecil responden ibu nifas negatif dengan status gizi
yang bekerja PNS sebanyak 2 responden kurang sebanyak 4 (16.1%) responden.
(4,4 %). Hasil statistik p=0,013 karena α<0,05
maka ada hubungan antara sikap ibu
Analisa Bivariat nifas dalam pemenuhan kebutuhan
Distribusi pengetahuan dalam nutrisi terhadap status gizi ibu nifas di
pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan Puskesmas Jatinegara tahun 2018.
status gizi ibu nifas
Tabel 4 Distribusi pengetahuan dalam Pengetahuan yaitu domain yang sangat
pemenuhan kebutuhan nutrisi penting yang dikuasai oleh seseorang
dengan status gizi ibu nifas karena dengan mengetahui sesuatu, kita
Pengetah Status gizi
dapat menjadikan pedoman untuk
uan ibu p
nifas Baik Kurang melakukan tindakan selanjutnya.
(LILA < 23,5) ∑
Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor
(LILA > 23,5) antara lain pendidikan formal,
n % n %
pengetahuan sangat berkaitan erat
Cukup 29 85,3 5 14,7 34
dengan pendidikan diharapkan
kurang 6 54,5 5 45,5 11
0,048 seseorang yang mempunyai pendidikan
Total 35 77,8 10 22,2 45 tinggi, maka orang tersebut akan
semakin banyak tingkat pengetahuan
Tabel 4 Diketahui bahwa semakin tinggi yang di dapat. Tetapi bukan berarti
tingkat pendidikan ibu maka semakin seseorang pendidikan rendah,
baik status gizinya. Ibu nifas yang berpengetahuan rendah pula karena
mempunyai pengetahuan cukup dengan peningkatan pengetahuan tidak mutlak
status gizi baik sebanyak 29 (85,3%) diperoleh dari pendidikan formal, tetapi
responden sedangkan ibu nifas yang pendidikan non formal dapat diperoleh
pengetahuan kurang dengan status gizi dari pengetahuan seseorang tentang
kurang sebanyak 5 (14,7%) responden. sesuatu objek yang mempunyai dua
Hasil statistik dengan nilai p=0,048 aspek yaitu poitif dan negatif kedua
karena α<0,05 maka ada hubungan aspek inilah yang nantinya akan
antara pengetahuan dalam pemenuhan menentukan sikap seseorang terhadap
kebutuhan nutrisi terhadap status gizi objek tertentu. Semakinbanyak aspek
ibu nifas di Puskesmas Jatinegara tahun positif dan objek yang di dapat, maka
2018. menumbuhkan sikapmakin positif
terhadap objek tertentu. Pendapat dari
Soekidjo Notoatmodjo, perilaku
Distribusi sikap ibu nifas dalam
seseorang merupakan tindakan
pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan
perbuatan manusia atau masyarakat
status gizi ibu nifas
Tabel 5 Distribusi sikap dalam pemenuhan
yang dipengaruhi pengetahuan,
kebutuhan nutrisi dengan status pengalaman, keyakinan, kepercayaan
gizi ibu nifas yang melatar belakangi norma budaya.
Sikap Status gizi Tot Hasil penelitian sejalan dengan
ibu al p penelitian Mawaddah dan Hardiansyah
Baik kurang
nifas (2008) yang mengatakan bahwa ada
faktor lain yang mempengaruhi gizi
n % n %
seseorang meskipun mempunyai tingkat
Positif 29 87,9 4 16,1 33 0,013
pengetahuan tinggi namun kebiasaan
Negatif 6 50,0 6 50,0 12
Total 35 77,8 10 22,2 45
makan dengan praktik gizi yang kurang
baik, ibu nifas juga belum tentu

77
Jurnal SIKLUS Volume 08 Nomor 01, Januari 2019 p-ISSN: 2089-6778
e-ISSN: 2549-5054

mengetahui jumlah kebutuhan gizi mempunyai pengetahuan. Hal tersebut


masing-masing secara pasti. mempengaruhi pengetahuan pada ibu
Hasil penelitian ini menyatakan nifas sehingga dikatakan mempunyai
pengetahuan dalam pemenuhan pengetahuan cukup tentang pemenuhan
kebutuhan nutrisi ibu nifas di kebutuhan nutrisi. (Notoadmodjo,
Puskesmas Jatinegara dalam kategori 2007).
cukup. Hal ini berdasarkan pada Hasil uji penelitian menggunakan chi
pengalaman dan pendidikan dari square antara pengetahuan respoden
responden. Sebagian besar responden sebagai variabel independen dan status
berada di rentang pendidikan SMP dan gizi sebagai variabel dependen,
SMA yaitu sebanyak 19 (44.2%) didapatkan nilai p=0,048 < α=0,05,
responden. Responden sudah maka pengetahuan responden
mengetahui tantang dasar-dasar merupakan salah satu faktor yang
pemenuhan nutrisi pada ibu nifas. mempengaruhi status gizi ibu nifas.
Responden pada kategori umur 20-35 Sikap merupakan tindakan atau
tahun. Bahwa umur ibu nifas dengan aktivitas tetapi “predisposisi” tindakan
resiko tinggi atau kurang dari 20 tahun sebagai dasar bagi ibu nifas dalam
dan lebih dari 35 tahun adalah faktor pembentukan sikap.
yang dapat mempengaruhi kejadian Sebagian besar responden memiliki
status gizi kurang. Hal ini dikarenakan sikap positif dalam pemenuhan
pada umur di bawah 20 tahun kebutuhan nutrisinya. Menurut peneliti,
perkembangan reproduksi masih belum pengetahuan yangdimiliki responden
optimal, jiwa masih labil, pengetahuan pada tingkat cukup, sehingga responden
terhadap kesehatan ibu dan bayi masih mempunyai sikap yang positif dalam
rendah. Umur ibu lebih dari 35 tahun, pemenuhan kebutuhan gizi sesuai
tubuh telah mengalami perubahan- pengetahuan yang dimiliki oleh
perubahan akibat penuaan organ. Umur responden tersebut. Sikap sangat
ibu dengan resiko rendah yakni 20 berkaitan dengan tingkat pengetahuan
tahun sampai 35 tahun adalah umur yang dimiliki. Semakin baik
yang baik untuk mempunyai anak dan pemahaman dan pengetahuan, maka
akan meminimialkan segala hal yang semakin bijak dalam menyikapi segala
dapat membahanyakan kehamilan sesuatu.
misalnya keguguran, pertumbuhan janin Hasil penelitian bahwa terdapat
terhambat, anemia, BBLR sehingga responden dengan sikap positif
memberi dampak negatif bagi ibu. mempunyai status gizi kurang, sikap
Pengetahuan melibatkan kemampuan positif saja tidak menjamin ibu nifas
berpikir, serta kemahiran dalam akan memenuhi kebutuhan nutrisinya
menyikapi masalah secara objektif. mungkin disebabkan oleh pendapatan
Perkembangan dari pengetahuan akan respoden yang tidak mencukupi untuk
mengacu kepada perubahan-perubahan memenuhi kebutuhan nutrisi.
positif apabila individu tersebut mampu Selanjutnya hasil penelitian menyatakan
untuk berpikir dan dapat memecahkan bahwa terdapat responden yang
masalah. Sebagian besar ibu nifas memiliki sikap negatif dan mempunyai
bekerja sebagai IRT. Profesi sebagai status gizi baik mungkin disebabkan
IRT mempunyai banyak waktu luang kesadaran serta keseriusan responden
untuk memperhatikan asupan konsumsi saat menjawab kuisioner,juga bisa
dan kesehatan diri sendiri dan keluarga disebabkan oleh faktor lain.
menjadi lebih besar. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
Pengetahuan seseorang dinilai dari ada hubungan antara sikap ibu nifas
beberapa tingkatan yaitu mulai dari dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.
tahu, memahami, aplikasi, analisis, Hasil chi square antara sikap respoden
sintesis dan evaluasi.Inilahyang sebagai variabel independen dan status
menjadi indikator ibu nifas yang gizi sebagai variabel dependen,

78
Jurnal SIKLUS Volume 08 Nomor 01, Januari 2019 p-ISSN: 2089-6778
e-ISSN: 2549-5054

diperoleh nilai p=0,013 < α=0,05, [5] Dinkes Jateng. Data Angka
faktor yang mempengaruhi status gizi Kematian Ibu. 2017. Diambil dari
ibu nifas. Dengan terjadinya perubahan http://jateng.tribunnews.com/2018/
sikap ibu nifas diharapkan terjadi 02/07/dinkes-jateng-angka-
perubahan perilaku ini merupakan dasar kematian-ibu-menurun-karena-
peran serta masyarakat khususnya ibu jateng-gayeng-nginceng-wong-
nifas untuk dapat melakukan meteng. Diakses 16 Februari 2018
pemenuhan nutrisi. [6] Puskesmas Jatinegara. Data Ibu
Nifas di Puskesmas Jatinegara
4. Kesimpulan Tahun 2017. Tegal : Puskesmas
Selama proses masa nifas hendaknya ibu Jatinegara. 2017
mau bersikap positif selalu memenuhi [7] Notoatmodjo, S. Ilmu Perilaku
kebutuhan nutrisinya selama nifas Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
dengan mengkomsumsi makanan yang 2010
dapat mengandung nutrisi yang baik
sehingga mempunyai status gizi yang
baik. Saran bagi ibu nifas dapat
digunakan sebagai tolak ukur untuk
lebih banyak mencari informasi lebih
tentang status gizi. Selama proses masa
nifas hendaknya ibu mau bersikap
positif selalu memenuhi kebutuhan
nutrisinya selama nifas dengan
mengkomsumsi makanan yang dapat
mengandung nutrisi yang baik sehingga
mempunyai status gizi yang baik.

5. Ucapan Terima Kasih


Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal,
Puskesmas Jatinegara, Responden ibu
nifas di wilayah Puaskesmas Jatinegara
kab. Tegal.

6. Daftar Pustaka
[1] Astuti, Sri. Asuhan Kebidanan
Nifas dan Menyusui. Jakarta :
Penerbit Erlangga. 2015
[2] Agus Krisno Budianto. Dasar-
Dasar Ilmu Gizi. Universitas
Muhammadiyah Malang. 2002
[3] Bahiyatun. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Nifas Normal. Jakarta:
EGC. 2009
[4] Kementrian Kesehatan RI. Profil
Kesehatan Indonesia 2016. 2016.
Diambil dari
http://www.depkes.go.id/resources/
download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Profil-
Kesehatan-Indonesia-2016.pdf.
Diakses 16 Februari 2018

79

You might also like